Anda di halaman 1dari 40

TONSILITIS

Yakin Arung Padang (112019220)

Dokter Pembimbing:
dr. Erwinantyo, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RS PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG
PERIODE 9 AGUSTUS - 11 SEPTEMBER 2021
DEFINISI
Tonsillitis merupakan inflamasi atau
pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin
Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mult yaitu: tonsil
faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial),
tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba
Eustachius (lateral band dinding faring/Gerlach’s
tonsil).
ETIOLOGI
Streptococcus beta hemolyticus
Streptococcus viridans
Streptococcus pyogenes
virus
EPIDEMIOLOGI
Air borne droplets
Melalui tangan dan ciuman
Pada semua umur, terutama anak-anak
FAKTOR RESIKO
Tinggal di sekitar penderita
Pernah mengalami penyakit yang serupa
Imunosupresan
imunodefisiensi
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

• Sakit dan nyeri tenggorokan • Pembesaran kelenjar submandibular


• Rasa gatal dan kering di tenggorokan • Nyeri tekan kelenjar submandibular
• Demam • Lesu
• Mengorok • Nyeri sendi
• Sulit untuk menelan • Anoreksia
• Tidak nafsu makan • Suara menjadi serak
• Odinofagia (nyeri menelan) • Faring hiperemis
• Kadang disertai otalgia (nyeri telinga) • Tonsil membengkak dan hiperemsi
KOMPLIKASI
Abses peritonsi
Otitis media akut
Mastoiditis Akut
Laringitis
Sinusitis
Rhinitis
KLASIFIKASI
Tonsilitis Viral
Tonsilitis Akut
Tonsilitis
Bakterial

Tonsilitis
Tonsilitis Difteri
Tonsilitis
Septic
Tonsilitis
Membranosa Angina Plaut
Vincent
Tonsilitis
Kronik
Penyakit
Kelainan darah
KLASIFIKASI
Tonsilitis akut
 Tonsilitis viral
 Tonsilitis bakteria
Tonsilitis membranosa
 Tonsilitis difteri
 Tonsilitis septic
 Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)
 Penyakit kelainan darah
Tonsilitis kronik
Tonsilitis Viral  Lebih menyerupai common cold disertai nyeri
tenggorokan
 Virus Epetein Barr
 Hemofilus influenza → tonsillitis akut supuratif
 Infeksi virus coxcchakie → luka-luka kecil pada
Terapi palatum dan tonsil yg sangat nyeri
Istirahat, minum cukup, analgetika,
dan antivirus (jika gejala berat)
• Infiltrasi bakteri pd lapisan epitel tonsil TONSILITIS
BAKTERIAL
akan menimbulkan reaksi radang berupa
keluarnya leukosit polimorfonuklear →
detritus
• Tonsilitis akut dengan detritus jelas→
tonsillitis folikularis
• Bila bercak detritus menjadi satu →alur Kuman grup A Streptocosccus β hemolitikus
→tonsitlitis lakunaris (strept throat, Pneumococcus, Streptococcus
viridian, dan Streptococcus piogenes)
• Bercak detritus dapat melebar →
pseudomembran yang menutupi tonsil
TONSILITIS BAKTERIAL (GEJALA DAN
TANDA)
• Masa inkubasi 2-4 hari
• Nyeri tenggorok, nyeri waktu menelan, demam
tinggi, lesu, nyeri , sendi, tidak nafusu makan,
otalgia.
• Pada pemeriksaan tonsil membengkak, hiperemis,
detritus folikel, lacuna atau tertutup
pseudomembrane
• Kelenjar submandibular membengkak, nyeri tekan
TONSILITIS BAKTERIAL (TERAPI)

• Antibiotika spectrum lebar penicillin, Eritromisin


• Antipiretik
• Obat kumur mengandung desinfektan
TONSILITIS BAKTERIAL
(KOMPLIKASI)
• otitis media akut
• sinusitis
• abses peritonsil
• abses parafaring
• bronchitis
• glomerulonephritis akut
• miokarditis
• artritis
• septikemia akibat infeksi v. Jugularis interna (sindrom Lemierre)
• Gangguan tidur karena sleep apnea (Obtructive Sleep Apnea Syndrome)
TONSILITIS MEMBRANOSA

• Tonsilitis difteri
• Tonsilitis septic
• Angina plaut Vincent
• Penyakit kelainan darah (leukemia akut, anemia pernisiosa, neutropenia maligna, infeksi mono
neukleosis)
Tonsilitis Difteri
Mulai menurun karena imunisasi
Kuman Corynebacterium diptheriae
Sering ditemukan pada anak-anak <10 thn dengan
frekuensi antar 2-5 thn
Orang dewasa masih mungkin mengalami
Tonsilitis Difteri (Gejala dan Tanda)
Gejala Umum Gejala Lokal Gejala Akibat Eksotoksin
• Kenaikan suhu tubuh • Tonsil membengkak • Pada jantung dapat
• Nyeri kepala berbecak putih terjadi miokarditis-
• Tidak nafsu makan tertutup membrane decompensation cordis
• Badan lemah semu • Saraf kranial
• • Membran meluas kelumpuhan otot
Nadi lambat
• • Membran terfiksasi palatum dan otot
Nyeri menelan pernafasan
kuat
• KGB leher • Pada ginjal
membengkak menimbulkan
albuminuria
Tonsilitis Difteri (Diagnosis)
Ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan preparat langsung kuman
yang diambil dari permukaan bawah
membrane semu dan didapatkan kuman
Corynebacterium diphteria
Tonsilitis Difteri (Terapi)
Anti Difteri Serum (ADS), 20.000- 100.000 unit
tergatung usia dan beratnya penyakit
Penisilin atau eritomisin 25-50 mg/KgBB dibagi 3
dosis selama 14 hari
Kortikosteroid 1,2 mg/KgBB/hari
Antipiretik
Pasien diisolasi dan isirahat 2-3 minggu
Tonsilitis Difteri (Komplikasi)
Laringitis difteri
Payah jantung atau dekompensasio cordis
Kelumpuhan otot pernafasan
ambuminuria
Tonsilitis Septik

 Sterptococcus hemolitikus yang terdapat pada susu sapi


Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)

• Bakteri spirochaetal atau treponema


• Didapati pada penderita dengan hygiene mulut
yang kurang dan defisiensi vit. c
Angina Plaut Vincent (Gejala)
• Demam sampai 39°C
• Nyeri kepala
• Badan lemah
• Kadang-kadang gangguan pencernaan
• Nyeri di mulut
• Hipersalivasi
• Gigi dan gusi mudah berdarah
Angina Plaut Vincent (Pemeriksaan)
• Mukosa mulut dan faring hiperemis
• Tampak membrane putih keabuan di atas
tonsil, uvula faring, gusi serta prosesus
alveolaris
• Mulut berbau
• Kelenjar submandibular membesar
Angina Plaut Vincent (Terapi)
• Antibiotika spectrum luas 1 minggu
• Perbaikan hygiene mulut
• Vit. C dan vit. B kompleks
Penyakit Kelainan Darah

Tidak jarang tanda pertama leukimia akut, angina agranulositosis


dan infeksi mononucleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup
membrane semu.
Kadang terdapat pendarahan di selaput lendir mulut dan faring serta
pembesaran KGD submandibular.
Leukemia Akut

• Gejala pertama berupa


epistaksis, pendarahan mukosa
mulut, gusi dan di bawah kulit
sehingga ada bercak kebiruan
• Tonsil membengkak tertutupi
membrane semu tetapi tidak
hiperemis
• Rasa nyeri hebat di tenggorok
Angina Agranulositosis

• Akibat keracunan obat


golongan amidopirin, sulfa
dan arsen
• Pada pemeriksaan tampak
ulkus di mukosa mulut dan
faring serta di sekitar ulkus
tampak gejala radang
• Ulkus juga dapat ditemukan
di genitalia dan saluran
cerna
Infeksi Mononukleosis

• Terjadi tonsilo faringitis ulsero


membranosa bilateral
• Membran semu mudah diangkat
tanpa pendarahan
• Terdapat pembesaran KGB leher,
ketiak dan regioinguinal
• Gambaran darah khas terdapat
leukosit mononukleus dalam jumlah
besar
• Serum pasien beraglutinasi terhadap
sel darah merah domba
Tonsilitis Kronik
 Faktor predisposisi rangsangan menahun rokok, beberapa jenis makanan,
hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan
tonsillitis akut yg tdk adekuat
 Kuman penyebabnya sama dari tonsillitis akut namum kadang dari golongan
gram negatif
Tonsilitis Kronik (Patologi)
1. Proses radang berulang merusak epitel mikosa dan juga jaringan limfoid
mulai terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid akan
diganti jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti
melebar.
2. Secara klinis kripti akan terisi oleh detritus.
3. Proses berjalan terus hingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya
menimbulkan perlekatan dgn jaringan di sekitar fosa tonsilaris
Tonsilitis Kronik (Gejala dan Tanda)
 Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus melebar dan beberapa
kripti terisi detritus
 Rasa ada yang mengganjal di tenggorokan
 Kering tenggorokan
 Nafas berbau
Tonsilitis Kronik (Terapi)
 Terapi local ditujukan pada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap
 Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi berulang atau kronik, gejala
sumbatan serta kecurigaan neoplasma
TONSILEKTO
MI
Prosedur pembedahan yang dilakukan dengan mengangkat tonsil dan kapsulnya serta
The American
Academy Of
Otolaryngology-
menyayat ruang peritonsil antara kapsul tonsil dan dinding otot. Head and Neck
Surgery (AAO-
HNS)
INDIKASI ABSOLUT

• Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi jalan napas yang kronis.


• Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan sindroma apnea waktu tidur
• Hipertrofi berlebihan yang menyebabkan disfagia dengan penurunan berat badan
• Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan (limfoma).
• Abses peritonsilaris berulang atau abses yang meluas pada ruang jaringan sekitarnya.

INDIKASI RELATIF

• Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil dalam 1 tahun dengan terapi antibiotic adekuat.
• Halitosis akibat tonsillitis kronis yang tidak membaik dengan terapi antibiotic adekuat
• Tonsilitis kronik berulang pada karier streptokokus beta hemolitikus group A yang tidak membaik dengan antibiotic.

KONTRAINDIKAASI

• Infeksi pernapasan bagian atas yang berulang, infeksi sistemik atau kronis, demam yang tidak tahu penyebab,
pembesaran tonsil tanpa gejala-gejala obstruksi, rhinitis alergika, asma, diskrasia darah, tonus otot lemah, sinusitis
Prognosis

• Secara umum, prognosis tonsilitis sangat baik dan sembuh tanpa komplikasi. Sebagian
besar tonsilitis virus sembuh dalam 7-10 hari, sedangkan tonsilitis bakteri dengan
terapi antibiotik sesuai mulai membaik dalam 2 4 - 4 8 jam. Morbiditas dapat meningkat
jika tonsilitis berulang sehingga mengganggu aktivitas dalam sekolah dan bekerja.

• Sedangkan, mortalitas meningkat jika terjadi komplikasi dari tonsilitis. Komplikasi


paling utama adalah abses peritonsilar yang terjadi pada 1-10 dari 10.000 orang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai