Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Pembimbing
dr. Yos Suwardi, Sp. KJ

Disusun Oleh :
Elsa Ameliana
1410221016

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Periode 23 November 26 Desember 2015
BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/umur : 04/03/1963 (52 tahun)
Agama : Kristen Protestan
Suku : Batak
Pendidikan terakhir : SMK
Status pernikahan : Menikah
Status pekerjaan : PNS II/d Rindam Jaya
Alamat rumah :Graha Prima Baru Blok T 5 No.33 A, Tambun, Bekasi
Selatan
Tanggal masuk perawatan : 20 November 2015

II. Riwayat Psikiatri


Autoanamnesis : Pada tanggal 4 Desember 2015 di Paviliun Amino.
Alloanamnesis : Pada tanggal 6 Desember 2015 dengan suami pasien
via telepon. Pada tanggal 8 Desember 2015
kunjungan rumah.

A. Keluhan utama
Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dibawa oleh keluarga pasien dalam
keadaan marah-marah. Keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke
RSPAD untuk dilakukan perawatan karena keluarganya merasa perilaku pasien
semakin hari semakin meresahkan orang-orang di lingkungan sekitar pasien.
Keluarga menyatakan bahwa pasien marah-marah dirumah dan memukuli
tetangga pasien.

B. Keluhan tambahan
Pasien sering mendengar suaminya memaki pasien pada saat tidur diruangan
sendirian.
C. Riwayat gangguan sekarang
Menurut keluarga pasien, ini merupakan kesekian kalinya pasien masuk ke
perawatan Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto. Pasien ke RSPAD diantar
oleh keluarga.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, suami pasien mengaku bahwa
pasien mulai marah-marah berbicara sendiri di kamarnya. Suami juga mengaku
pasien kemudian pergi ke salon dekat rumah, dan kemudian pasien marah serta
menjambak dan menjedukkan kepala tetanggnya lantaran pasien merasa tidak
dilayani dengan baik sebagai pengunjung. Karena hal tersebut pasien dipukuli
oleh anak pertama pasien dan kemudian dibawa paksa ke rumah sakit.
Menurut suami pasien, pasien sudah keluar masuk sebanyak 4 kali di tahun
2015, hal tersebut mengganggu pekerjaan pasien sehingga pasien lebih sering
berada di rumah bila keluar dari rumah sakit. Dan bila pasien berada di rumah,
keluarga sering mengurung pasien di dalam rumah, karena takut pasien akan
marah-marah dan mengganggu orang lain di lingkungan rumahnya.
Pasien mengaku mendapat beberapa macam obat, namun pasien hanya
mengingat salah satu jenis yaitu, Haloperidol. Pasien mengaku sudah putus obat
selama 3 bulan, dan pasien sering mengurangi jumlah obat yang diminumnya bila
dirinya merasa sudah membaik. Menurut keterangan suami pasien, anggota
keluarga tidak selalu berada di rumah. Sehingga pemberian obat dan jadwal
kontrol dilakukan semuanya oleh pasien. Menurut suami pasien, dirinya tidak
mengetahui apakah obat diminum teratur atau dibuang, tetapi suami pasien
menyatakan dirinya yakin bila istrinya pergi kontrol.
Pada saat dilakukan wawancara, pasien menyatakan dirinya kesal karena tidak
diizinkan pergi keluar mengambil uang di ATM. Pasien ingin pergi belanja
asesoris dan mengambil uang, karena menurut pasien dirinya akan stres bila tidak
memegang uang.
Pasien juga merasa marah saat mendengar ada orang yang tertawa karena
pasien merasa orang tersebut menertawakan dirinya. Terlebih bila orang tersebut
menurut pasien lebih rendah derajat kehidupannya dibandingkan dirinya. Padahal
tawa tersebut tidak ditujukan kepada pasien. Pasien mengaku dapat menentukan
derajat hidup seseorang berdasarkan pakaian dan penampilan seseorang.
Pasien juga menyatakan kesembuhannya ditentukan oleh sebuah mesin. Mesin
tersebut menurut pasien adalah mesin pembunuh yang dikendalikan oleh orang-
orang disekelilingnya. Pasien mengaku bila orang yang mengendalikan mesin
tersebut adalah orang baik maka pasien akan sembuh, begitu juga sebaliknya.
Selain itu menurut pasien, mesin tersebut dapat menyiksa pasien, membuat pasien
gila, kacau, emosi dan menggagalkan cita-cita pasien. Pasien tidak pernah melihat
mesin tersebut, tetapi pasien yakin mesin tersebut berbentuk seperti mesin ketik
berwarna hitam yang mengeluarkan suara dirinya. Pada saat ditanyakan kepada
pasien dimana keberadaan mesin ketik tersebut, pasien tidak dapat menunjukkan
tempat mesin tersebut, karena menurut pasien saat ini mesin tersebut sedang
bersembunyi.
Saat dikonfirmasi dengan suami pasien, pasien memang selalu menyebutkan
hal yang sama kepada suaminya, agar suaminya mengambil mesin tersebut agar
pasien sembuh. Namun saat ditanyakan keberadaan mesin tersebut, pasien juga
tidak mengetahuinya.

D. Riwayat gangguan sebelumnya


1. Riwayat gangguan psikiatri
Berdasarkan pengakuan pasien, dirinya sakit sejak tahun 1992 saat ikut
suaminya bertugas di Nabire. Awalnya pasien merasa seluruh tubuhnya
panas seperti terbakar, membengkak, susunan gigi bergeser dan kulit
menjadi hitam sehingga pasien merasa dirinya menjadi jelek. Karena hal
tersebut pasien akhirnya dibawa ke Jakarta untuk berobat.
Menurut keterangan suami pasien, segera setelah menikah pasien
dibawa oleh suami ke nabire. Hal tersebut merupakan hal yang baru bagi
pasien, karena baru memulai hidup berumah tangga dan hidup jauh dari
keluarga. Setibanya di Nabire pasien dan suami masih mengalami
kerepotan untuk mendapatkan ijin tinggal di luar asrama (diakui
pernikahannya oleh kantor). Sehingga walaupun sebagai pasangan baru,
pasien dan suami masih harus tinggal bersama pasangan suami istri
lainnya di asrama selama beberapa waktu. Menurut suami pasien, pada
saat itu memang beberapa kali suami pasien mengetahui bahwa istrinya
menginginkan untuk memiliki barang yang dimiliki oleh pasangan lain,
namun belum dapat dipenuhi karena mereka masih merupakan pasangan
keluarga baru.
Saat di Nabire, suami pasien juga sering ditugaskan untuk masuk ke
pedalaman papua dalam tugas AMD. Pasien pernah mengalami
pendarahan pada kehamilan pertama tetapi suami pasien tidak bersama
dengan pasien saat itu karena sedang bertugas ke pedalaman. Hingga
pasien melahirkan anak yang kedua, suami pasien masih sering ditugaskan
ke pedalaman dan jarang bertemu dengan pasien. Saat itu pasien tinggal di
rumah hanya bersama kedua anaknya dan rumah tetangga berlokasi jauh
dari rumahnya. Pasien merasa kerepotan karena harus bekerja serta
mengurus kedua anaknya sendirian dan hidup terpisah dari suaminya.
Suami pasien juga mengaku pasien merasa kesepian dan kaget karena baru
merasakan hidup yang tidak enak sebagai istri tentara, dan kurang
mendapatkan perhatian karena jauh dari keluarga dan suaminya.
Hingga pada tahun 1992, suami pasien mendapat panggilan telepon,
berdasarkan laporan atasan suami pasien diberitahu bahwa pasien
berencana membicarakan suatu hal dengan komandan, tetapi tidak berhasil
bertemu, kemudian tiba-tiba pasien mengamuk di kantor dan memecahkan
kaca kantor. Setelah itu pasien langsung dibawa ke Jakarta untuk dirawat
oleh keluarga, karena suami pasien masih harus bekerja di Nabire.
Suami pasien mengaku pasien sudah sering keluar masuk RS, dan
setiap masuk pasien selalu dalam keadaan mengamuk dan berbicara
sendiri.
Pada tahun 2013, pasien mengaku banyak hal yang membuat pasien
tertekan antara lain suaminya pensiun, anak pertamanya tidak memenuhi
harapannya (tidak melanjutkan kuliah, gagal masuk tentara sementara
pasien sudah mengeluarkan uang senilai lima puluh juta, sering memukul
dan mencuri uang pasien), saat pasien pulang ke kampung halamannya,
pasien tidak diajak makan kerumah kerabat atau tetangganya dan pasien
mengaku kehabisan uang setelah kembali ke Jakarta.
Saat dikonfirmasi dengan suami pasien, sejak suaminya pensiun pada
tahun 2013 gaji suaminya tidak lagi diberikan kepada pasien. Karena
menurut suami pasien, pasien sangat boros. Anak pertama pasien diakui
tidak melanjutkan sekolah, dan pernah masuk kuliah namun tidak
dilanjutkan, gagal masuk tentara dan lain sebagainya. Dan suami pasien
mengakui bahwa hal tersebut sering menjadi penyebab keributan antara
pasien dengan anak pertamanya. Pada tahun 2013, pasien dan keluarga
memang pergi ke kampung halaman, untuk melakukan baptis ketiga anak
pasien, sehingga menurut suami pasien pengeluaran tersebut bukanlah
untuk hal-hal yang bersifat foya-foya, sehingga suami pasien ikhlas bila
mengeluarkan sejumlah uang untuk acara tersebut. Sementara diakui
suami pasien, pasien memang menjadi lebih tertekan karena merasa
pengeluaran keluarga sangat banyak sementara pemasukan dari gaji suami
pasien sudah berkurang.
Menurut suami pasien, pasien memang dari dulu sangat ingin
diperhatikan oleh orang lain. Sehingga pasien sering merasa bila tidak
dijenguk setiap pasien pulang dari RS, pasien merasa tidak diakui.
Sementara menurut suami pasien, sikap keluarga memang sudah jenuh
dengan keadaan pasien yang sudah 23 tahun sakit tetapi keluarga tidak
pernah mengucilkan pasien karena menyadari pasien sakit. Menurut suami
pasien, hal tersebut mungkin disebabkan karena pasien yang menjadi lebih
mudah marah sejak pasien sakit. Bila pasien mulai marah dan berbicara
sendiri, suami mengaku pasien sering menyimpan pisau di dalam
kamarnya serta mengancam akan membunuh keluarga pasien. Sehingga
tidak jarang anggota keluarga pasien bersikap menghindari pasien bila hal
tersebut terjadi.

2. Riwayat medis
Pasien tidak pernah mengalami kejang, trauma kepala atau gangguan fisik
lain yang menyebabkan perubahan pada perilaku pasien.

3. Riwayat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif


Pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok dan pasien juga tidak
mengkonsumsi alkohol secara rutin atau hingga mabuk. Pasien tidak
pernah menggunakan zat psikoaktif.

III. Riwayat kehidupan pribadi


A. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien mengaku tidak mengetahui mengenai proses kelahirannya. Menurut pasien,
pasien merupakan anak yang diharapkan dan dirawat dengan kasih sayang oleh
kedua orangtuanya.

B. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)


Pasien mengaku lebih sering diasuh oleh neneknya karena kedua orangtua pasien
bekerja mencari nafkah. Pasien mengaku tidak ingat perkembangan dirinya pada
rentang usia tersebut.

C. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)


Pasien memulai jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD). Pasien merupakan
seorang anak yang aktif baik disekolah maupun digereja, lincah, mudah bergaul
dengan teman sebaya dan tergolong anak yang kreatif. Pasien mengaku tidak suka
berteman dengan anak yang miskin dan berpenampilan tidak rapih karena pasien
tumbuh ditengah keluarga sederhana. Walaupun tidak memiliki barang mewah
namun untuk kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi.

D. Masa kanak-kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)


Setelah SD, pasien melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
lalu Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA). Menurut pasien, pasien adalah
anak yang pintar namun gurunya selalu mengurangi nilainya sehingga pasien tidak
pernah mendapat peringkat pertama baik secara akademik maupun non akademik.
Pasien sering bergonta-ganti pacar karena pasien mudah bosan.Pasien tidak suka
lawan jenis yang berpenampilan tidak rapi, kotor dan miskin. Menurut pasien,
seseorang akan lebih menarik bila berpenampilan rapi walaupun bodoh dan
miskin. Pasien selalu ingin hidup modern.

E. Masa dewasa
1. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMEA jurusan tata usaha. Pasien mengikuti
pendidikan di kota Medan bersama sepupunya. Pasien juga mengikuti kursus
mengetik dan telah mendapat ijazah.
2. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai PNS di Rindam Jaya dengan golongan terakhir II/D.
3. Riwayat pernikahan
Pasien menikah pada usia 22 tahun dengan seorang tentara. Segera setelah
menikah, pasien hidup bersama suami di Nabire. Selama pernikahan, pasien
dikarunia tiga orang anak. Dua orang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan. Pasien dan suami menikah karena dikenalkan, pada pertemuan
kedua antara pasien dan suami sudah dilakukan proses lamaran kepada
keluarga pasien. Saat awal pernikahan, pasien merasa bingung menjalani
hidup berumah tangga karena hidup jauh dari orangtua. Pasien mengaku
sering bertengkar dengan suami, namun bila ada uang maka semua masalah
dapat diselesaikan.
4. Riwayat beragama
Menurut pasien, pasien adalah orang yang rajin beribadah dan aktif diberbagai
kegiatan gereja.
5. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengaku tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum
maupun berurusan dengan pihak berwajib,
6. Riwayat psikoseksual
Pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu menyukai lawan jenisnya
(heteroseksual).
7. Aktivitas sosial
Pasien mengaku aktif mengikuti kegiatan social seperti arisan marga dan pesta
pernikahan setiap minggu.
8. Riwayat keluarga

Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

Menurut pengakuan suami pasien, terdapat sepupu pasien yang memiliki


penyakit serupa dengan pasien.
9. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya
Pasien selalu merasa dirinya penting karena pasien adalah seorang PNS,
memiliki banyak uang, cantik dan pintar. Pasien selalu berpenampilan menarik
di setiap moment. Pasien tidak suka bila tidak diakui keberadaannya serta
direndahkan oleh orang lain di lingkungannya. Pasien memiliki harapan yang
tinggi untuk hidup di kota, kaya dan memiliki keluarga yang sukses.
10. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Keluarga pasien mengetahui tentang penyakit pasien dan menginginkan pasien
untuk segera sembuh dan berkumpul kembali.
11. Situasi kehidupan sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Pasien selalu
menginginkan bila pasien sudah mulai marah dan sering bicara sendiri maka
keluarga harus membujuk, merayu dan memberi perhatian lebih namun yang
terjadi adalah kebalikannya. Menurut pasien, anggota keluarga yang
memperhatikan pasien hanya anak kedua dan ketiga.

IV. Status mental (dilakukan pada tanggal 3-4 Desember 2015)


A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 52 tahun, tampak sesuai usianya, penampilan
tidak serasi ; pasien menggunakan bando berbentuk pita bermotif polkadot dan
berwarna orange, memakai pakaian dan celana dengan motif berlainan, pasien
menggunakan aksesoris berlebihan (kacamata hitam besar, anting bulat besar,
cincin tiga buah di masing-masing tangannya, gelang tangan dalam jumlah
yang banyak dan gelang kaki), pasien selalu membawa tas yang berisi dompet,
dan handphone, perawatan diri pasien kurang, terdapat bau badan serta bau
mulut karena pasien belum mandi.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara pasien dalam posisi duduk. Ada kontak mata pasien dan
pewawancara.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif terhadap pewawancara dan menjawab semua pertanyaan
yang diajukan pewawancara.
B. Mood dan afek
1. Mood : Disforik
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Serasi

C. Bicara
Pasien berbicara spontan dan seringkali berbicara tanpa ditanya. Intonasi suara
pasien kuat. Pasien berbicara cepat dengan artikulasi jelas. Pasien juga bicara
yang banyak sekali (logorrhea).
D. Persepsi
Saat di anamnesis, didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik.
E. Pikiran
1. Bentuk pikir : Koheren
2. Isi pikir : Waham kejar
F. Sensorium dan kognitif
1. Taraf kesadaran dan kesiagaan
Compos mentis dan kesiagaan baik.
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien tahu kalau waktu sudah siang.
Tempat : Baik, pasien tahu kalau sedang dirawat di rumah sakit.
Orang : Baik, pasien mengenali suster dan dokter dirumah sakit.
3. Daya ingat
Jangka Panjang : Baik, pasien ingat daerah asalnya dan kapan ia
pertama sakit.
Jangka Sedang : Baik, pasien ingat diantar ke rumah sakit oleh suami
dan anaknya.
Jangka Pendek : Baik, pasien ingat menu makan pagi.
Jangka Segera : Baik, pasien ingat bahwa pasien memberi permen
kepada pemeriksa.
4. Konsentrasi dan perhatian
Baik, pasien memperhatikan pewawancara dan tidak terdistraksi oleh hal-hal
lain di sekitarnya.
5. Kemampuan visuospasial
Cukup, pasien dapat menyebutkan waktu dengan tepat saat pemeriksa
meminta pasien untuk membaca jam.
6. Pikiran abstrak
Cukup, pasien dapat mengerti peribahasa buah tangan.
7. Intelegensia dan kemampuan informasi
Cukup, pasien dapat menghitung nominal uang yang terdapat di dompet
pasien.
G. Kemampuan mengendalikan impuls
Terganggu, pasien mudah marah bila hal-hal yang diinginkan tidak terpenuhi
seperti pada saat pemeriksa izin meninggalkan pasien.
H. Daya nilai dan tilikan
1. Daya nilai sosial
Kurang baik, pasien tidak dapat memahami kemungkinan akibat dari
perilakunya.
2. Penilaian realita
Terganggu.
3. Tilikan
Tilikan derajat 3. Pasien sadar dirinya sakit, namun menyalahkan faktor
eksternal sebagai penyebabnya yaitu karena mesin pembunuh.
I. Taraf dapat dipercaya
Kurang dapat dipercaya, karena ada beberapa keterangan pasien yang tidak sesuai
dengan keterangan suami pasien.

V. Pemeriksaan diagnosis lebih lanjut

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015

a. Status Interna
Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Status Gizi : Baik

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 84 x menit

Frekuensi Nafas : 18 x/menit

Suhu : Afebris

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik

THT : Tidak ada gangguan

Mulut dan Gigi : Gigi tidak ada kelainan

Thorax : Jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : Datar, bunyi usus normal

Ekstremitas : Akral hangat, perfusi perifer baik, tidak ada edema

b. Status Neurologis
Tanda Rangsang Meningeal : Negatif
Tanda-tanda Efek Ekstrapiramidal : Negatif

Motorik : Baik

Sensorik : Baik

VI. Ikhtisar penemuan bermakna


Pemeriksaan dilakukan pada Ny. R, jenis kelamin perempuan, usia 52 tahun.
Pasien masuk ke Paviliun Amino RSPAD pada tanggal 20 November 2015 diantar
oleh keluarga pasien dalam keadaan marah-marah.
Berdasarkan pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan
berusia 52 tahun, tampak sesuai usianya, penampilan tidak serasi; pasien
menggunakan bando berbentuk pita bermotif polkadot dan berwarna orange, memakai
pakaian dan celana dengan motif berlainan, pasien menggunakan aksesoris berlebihan
(kacamata hitam besar, anting bulat besar, cincin tiga buah di masing-masing
tangannya, gelang tangan dalam jumlah yang banyak dan gelang kaki), pasien selalu
membawa tas yang berisi dompet, dan handphone, perawatan diri pasien kurang,
terdapat bau badan serta bau mulut karena pasien belum mandi. Kesadaran pasien
dalam keadaan compos mentis. Sikap dan psikomotor pasien saat dilakukan
pemeriksaan berlangsung kooperatif dan tenang. Pasien menjawab semua pertanyaan
yang ditanyakan pemeriksa. Pasien berbicara spontan dan seringkali berbicara tanpa
ditanya. Intonasi suara pasien kuat. Pasien berbicara cepat dengan artikulasi jelas.
Pasien juga bicara yang banyak sekali (logorrhea). Mood saat itu disforik dan afek
terbatas. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Isi pikir berupa
waham kejar. Proses pikir koheren. Orientasi, daya ingat dan konsentrasi pasien baik.
Kemampuan mengendalikan impuls dan daya nilai pasien kurang. RTA pasien
terganggu dengan tilikan derajat 3.

VII. Formulasi diagnostik


Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi, gangguan isi pikir yang
bermakna yang menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability dalam
kehidupan sosial pasien. Sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan
jiwa.

Aksis I
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah memiliki
riwayat trauma kepala maupun kejang. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat
psikoaktif. Sehingga gangguan mental dan perilaku akibat gangguan mental organik
dan penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami gejala afektif
(manik) dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam
episode yang sama. Dari hal tersebut, kriteria diagnostik menurut PPDGJ III pada
ikhtisar penemuan bermakna pasien digolongkan dalam F25.0 Skizoafektif Episode
Manik.

Aksis II

Tidak ada diagnosis gangguan jiwa.


Ditemukan ciri kepribadian histrionik, karena pasien sangat peduli dengan
penampilan (daya tarik fisik), penampilan merangsang yang tidak memadai dan selalu
mencari penghargaan dari orang lain.

Aksis III

Tidak ada diagnosis.

Aksis IV
Terdapat masalah dengan primary support group (keluarga). Suami pensiun, anak
pertama pasien tidak memenuhi harapan.
Terdapat masalah ekonomi. Sumber keuangan keluarga tidak sebaik pada saat suami
pasien aktif bekerja.

Aksis V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement Of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF pada satu tahun terakhir
adalah 50-41 yaitu gejala berat dan disabilitas berat dengan adanya gangguan psikotik
berat berupa halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan
ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik.
Dan untuk saat ini didapatkan GAF 60-51 yaitu disabilitas sedang karena sampai saat
ini waham dan halusinasi pasien belum hilang.

VIII. Evaluasi multiaksial

Aksis I : Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)

Aksis II : Tidak ada diagnosis (Z03.2)

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : masalah primary support group dan masalah ekonomi

Aksis V :

GAF pada satu tahun terakhir adalah 50-41 yaitu adanya gangguan psikotik berat
berupa halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan
ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik. Dan
untuk saat ini didapatkan GAF 60-51 yaitu disablitisa sedang karena sampai saat ini
waham dan halusinasi pasien belum hilang.

IX. Daftar masalah


a. Organobiologik
Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang atau gangguan fisik lainnya. Tidak ada
faktor genetik pada keluarga.

b. Psikologis
Mood : Disforik

Afek : Terbatas

Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik


Proses pikir : Koheren

Isi pikir : Waham kebesaran, waham kejar

RTA : Terganggu

Tilikan : Derajat III

c. Lingkungan dan Sosioekonomi


Masalah ekonomi yaitu pasien harus bekerja sendirian karena suaminya sudah
pensiun.

X. Diagnosis

Diagnosis kerja : Skizoafektif Tipe Manik (F.25.0)

Diagnosis banding : Skizofrenia Paranoid (F20)

XI. Prognosis

Ad Vitam : dubia ad bonam


Ad Sanationam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad malam

XII. Rencana terapi


a. Psikofarmaka
Serequel 1x 200 mg
Depakote 2x 250 mg

b. Psikoterapi
Kepada pasien
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada pasien agar bisa cepat
kembali pulih dan berkumpul lagi bersama keluarganya, berempati dan memberikan
perhatian pada pasien, tidak menghakimi pasien, mensuport segala usaha adaptif
pasien, menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya dan peduli pada aktivitas
keseharian pasien.
Kepada keluarga
Diperlukan peran serta keluarga dalam penanganan pasien. Psikoedukasi dapat
dilakukan dengan menjelaskan segala hal tentang penyakit pasien dari penyebab,
gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan dan cara pencegahannya. Dengan
begitu keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses
terapi dan mencegah kekambuhan.
Perlu juga diberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien
dengan menerangkan mengenai kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek
samping yang dapat muncul. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan
minum obat secara teratur sehingga diharapkan keluarga turut serta untuk bekerja
sama dalam berjalannya program terapi.
BAB II
PEMBAHASAN

Gangguan skizoafektif adalah gangguan-gangguan yang bersifat episodik dengan


gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode
yang sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain.
Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk Skizoafektif Tipe Manik adalah :
1. Kriteria ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal
maupun untuk gangguan yang berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manik.
2. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau kegelisahan yang
memuncak.
3. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi
dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia,
F20.-pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal = isi yang asing
dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought
broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy = waham tentang
dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang
dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus). delusional perception =
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. delusion of influence =
waham dimana dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.
c) Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi
lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
mahluk asing dan dunia lain).
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed
attitude) dan penarikan diri secara sosial.
Untuk gejala episode manik antara lain : afek yang meningkat harus disertai
dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan,
percepatan dan kebanyakan bicara, optimistik, harga diri yang membumbung.
Terdapat perburukan fungsi sampai titik dimana ia tidak mampu merawat
dirinya dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran,
iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar.

Pada pasien ini didapatkan gejala skizofrenia dan gejala afektif (manik) berupa
halusinasi auditorik dan waham kejar serta waham kebesaran. Pasien memiliki halusinasi
auditorik yaitu pasien sering mendengar suaminya memaki pasien pada saat tidur diruangan
sendirian dan pasien mengaku berbicara dengan ibu dan kakak laki-lakinya yang menjaga dan
melindunginya sedangkan saat itu pasien hanya bersama pemeriksa.. Pasien memiliki waham
kejar dengan meyakini bahwa ada mesin pembunuh yang dikendalikan orang
disekelilingnya. Pasien mengaku bila orang yang mengendalikan mesin tersebut adalah orang
baik maka pasien akan sembuh, begitu juga sebaliknya. Selain itu menurut pasien, mesin
tersebut dapat menyiksa pasien, membuat pasien gila, kacau, emosi dan menggagalkan cita-
cita pasien. Untuk gejala episode manik didapatkan peningkatan afek, peningkatan energi
percepatan dan kebanyakan bicara, optimistik, harga diri yang membumbung, konsentrasi
terganggu, serta tidak mampu merawat dirinya. Oleh karena itu, menurut PPDGJ-III gejala
diatas telah memenuhi kriteria untuk diagnosis skizoafektif tipe manik (F.25.0)

Diagnosis banding pada pasien ini adalah skizofrenia paranoid (F20.0) karena pada
pasien didapatkan gejala umum skizofrenia yaitu halusinasi auditorik dan waham kejar.
Diagnosis ini dapat disingkirkan karena pada skizofrenia paranoid gejala halusinasi dan/atau
waham harus terlihat lebih menonjol dari gejala lain, namun pada pasien ini selain gejala
skizofrenia terdapat gejala afektif yang sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan.

Untuk terapi psikofarmaka, pengobatan yang dipilih pada pasien ini adalah
pemberian:

1. Quetiapin 1x 200 mg
Serequel (Quetiapine) adalah obat golongan antipsikosis atipikal. Digunakan
untuk pasien skizofrenia dengan episode manik yang berhubungan dengan
gangguan bipolar.

2. Depakote 2x250 mg

Depakote (Natrium Divalproat) merupakan golongan obat anti mania akut atau
campuran dengan atau tanpa disertai psikosis. Obat ini bekerja meningkatkan
konsentrasi GABA dalam plasma dan SSP dengan cara meningkatkan sintesis
dan pelepasan GABA. Depakote diberikan untuk mengatasi gejala mania.
BAB III
PROTOKOL WAWANCARA

TANYA
PERTANYAAN/JAWABAN
JAWAB
Selamat pagi ibu Ros, gimana keadaannya hari ini? (menjabat tangan
D
pasien)
Selamat pagi dokter (pasien berbaring di tempat tidur), saya sakit ini,
P
suaranya serak
D Kenapa ko suaranya serak?
P Saya habis teriak semalaman
D Teriak kenapa?
P Saya mau minta keluar, mau ambil ATM dokter
D Oh gitu, ibu sudah makan belum?
P Belum dokter. Soalnya makanannya ga enak, kelinci aja ga doyan
Nanti lemas dong, ibu makan aja sedikit biar tidak lemas kan udah sakit
D
itu tenggorokannya
P (pasien akhirnya berhasil dibujuk makan)
Unang kona oma, unang kona bere mi!! (pasien bicara sendiri pada saat
P
makan)
D (setelah pasien selesai makan) ibu kita mau nanya boleh ga?
P Ya bolehlah dokter, tanya apa tanya apa?
D Ibu anak keberapa?
P Saya anak kedua
D Saudaranya ada berapa?
Anak ibu saya ada 4, 2 orang laki-laki, 2 orang perempuang, saya yang
P
kedua
D Yang pertama namanya siapa? Laki-laki atau perempuan?
Abang saya Jantus Buaton, laki-laki, anaknya 3. Saya anaknya 3. Adik
saya laki-laki baru perempuan. Yang laki namanya Jonter yang
P
perempuan Masnaria. Yang Jonter anaknya juga 3, si Masnaria cerai tidak
ada anak
D Oh begitu, jadi anak ibu ada 3?
Anak saya 3, 2 laki-laki 1 perempuan. Yang pertama dan kedua laki-laki,
yang terakhir perempuan. Yang pertama namanya Henri Manalu, Rouli
P
manalu sama Iriyanti Manalu. Yang pertama semeseter 5, kedua semester
4, yang ketiga gagal
D Suami ibu pekerjaannya apa?
Suami saya tentara tapi sudah pensiun sejak 2013. Iya sejak pensiun ini
P
saya ga bisa pakai pembantu lagi
D Pangkat bapak apa?
P Pangat bapak Kopka
D Ibu sekarang kerja?
P Iya saya PNS
D Ibu PNS dimana? Golongannya apa?
P Saya PNS di Rindam Jaya Condet, golongan II/D
D Ibu kerja di bagian apa?
P Di bagian pendidikan
D Ibu dulu lulusan apa?
P Saya lulusan SMEA di Medan, ambil tata usaha
D Oh ibu tinggal di Medan?
Bukan, saya tinggal di Pakat. Di Medan saya ikut anak Pakde saya dan
P
suaminya
D Oh begitu, ibu dari kecil di Pakat?
Iya dokter, memang masih kampung tapi jalanan sudah diaspal, tempat
P
makan banyak, mobil banyak masuk
D Bapak dan ibu nya ibu masih ada?
Bapak saya sudah meninggal lama, ibu saya masih ada Cuma sudah tua,
P ibu saya Inang Sihite. Dulu bapak saya saudagar, setelah menikah masak
Nilam kami (Warung Makan). Enak lah hidup saya dulu
D Ibunya ibu bekerja juga?
P Ibu saya bantu di warung makan
D Ibu pernah diceritakan tentang bagaiman ibu lahir tidak?
Ibu saya tidak pernah cerita. Kalau dari kecil kami hidup enak lah. Makan
P
ubi ada, makan apalah banyak kami bisa. Ga pernah kurang kami.
D Ibu waktu kecil bagaimana?
P Wah saya lincah banget, ga bisa diam saya.
D Ibu aktif ya?
Iya, saya kreatif juga. Bikin bunga dari kertas dari kertas krepes saya bisa.
P
Saya aktif banget pokonya,
Ibu tadi bilang, bapak dan ibunya ibu kerja. Waktu kecil ibu diasuh siapa
D
dong?
P Saya sama nenek saya, cakep nenek saya, kaya, pintar masak
D Ibu sering ga ke gereja?
Wah sering banget saya, aktif saya sampe sekarang. Dari dulu saya sering
itu ikut kegiatan pemuda. Dulu kan di kampung saya ada Pastor, dari
P Belanda. Kami dulu pernah dibawa ke air terjun telaah iman. Pokonya
saya aktif semua kegiatan pemuda, koor, natal anak-anak, pemuda, orang
tua, semua saya ikut
D Berarti ibu banyak temannya?
Banyak saya temannya, main kasti dulu, main basket, main karet, semua
P permainan bisa saya. Saya gamau kalah anaknya, pasti semua permainan
saya harus bisa
D Ibu dulu di sekolah juara ga?
P Wah saya selalu juara, saya juara 2
D Juara 2 kelas bearpa?
Pernah kan dulu saya lomba lari, udah sampai mau finish, rasanya dada
P saya panas, kaki saya berat melangkah, saya pikir saya akan jatuh, kalau
saya jatuh nanti cacat saya. Akhirnya saya jadi juara 2
D Juara 2 lomba lari saja atau di sekolah juga?
P Saya dari SD sampai SMP selalu juara 2
D Oh begitu, jadi ibu ga pernah juara 1?
Saya harusnya juara 1, saya kan anaknya pintar, tapi guru saya selalu
P
mengurangi nilai saya
D Oh gitu? Ibu tau dari mana nilai ibu dikurangi
Waktu itu kan saya Ebtanas, nilai saya semuanya 9. Tapi sama guru saya
P
di rapor dirubah semua jadi 6
D Ibu dulu pernah berpacaran ga?
P Saya pertama kali pacaran kelas 1 SMP, terus putus
D Oh ibu sering putus nyambung?
Ngapain putus nyambung, saya gantilah. Saya itu orang cepat bosan. Saya
tidak suka laki-laki yang kotor, miskin, rambutnya kuning. Orang itu
P
walaupun bodoh dan miskin tapi kalo penampilannya rapih, bersih banyak
orang yang ajak makan pecel
D Memang dulu ibu punya teman yang dijauhi karena seperti itu?
Iya banyak teman saya kaya gitu. Saya tidak suka bergaul sama yang
P miskin, bau, jorok. Saya tuh sukanya bergaul sama yang kaya, pintar. Kan
kalau teman kita hebat kita terbawa ingin seperti itu.
D Dulu ibu keluarganya kaya?
Walaupun rumah saya kecil, tapi kami ga pernah ga pernah kekurangan
makanan. Itulah orang kampung suka sombong, ga suka saya orang
P seperti itu. Punya motor langsung gaya selangit, ngapain punya barang
mewah di kampung, mending saya tata hidup saya beli piring saya di
kota. Kalau kita beli piring di kampung nanti hilang
D Berarti saat SMEA saja ibu ke Medan?
Iya, saya itu waktu di Medan ngajarin anak kaka saya bahasa Inggris. Ga
banyak, tapi yang penting dasarnya saja cukup. Seperti mothe fathe
P
yang lembut gitu, ga kaya orang-orang kan kasar huruf R nya jelas. Biar
saya di kampung saya ini bergaya kota
D Ibu setelah SMEA ngapain?
Saya kan ijazahnya susah keluar, karena kepala camatnya ada urusan apa
saya gatau. Jadinya saya disuruh ke Jakarta sama abang saya si Jantus.
P Mama saya siapin semua berkas-berkas, terus di Jakarta saya kursus
ngetik soalnya saya ambil jurusan tata usaha, jadi saya mau melancarkan
kemampuan jari-jari tangan saya
D Oh jadi ibu pernah kursus mengetik?
Iya, dulu saya kalo belajar tutup mata sambil ngetik 130 kata. Harus
lincah tangannya. Jempol untuk spasi, terus ya gitulah bisa saya. Setiap
P
sekolah saya selalu tuntas, berijazah. Adik saya yang laki kuliah, tapi saya
gatau tuntas apa ngga sekarang, karena saya menikah waktu itu
Ibu, tadi ibu ngomong unang kona mama, unang kona beremi
D
maksudnya supaya mamanya ga kena, keponakannya ga kena. Memang
ibu bicara dengan siapa?
Keponakan itu maksudnya anak saya, saya ngomong sama mama dan
P
abang saya.
D Dimana mama dan abangnya ibu?
Itu ada disana, kan saya merasa jadi saya bisa dengar mereka ngomong
P apa. Mama saya itu sangat sayang sama saya, selalu khawatir itu sama
keadaan saya
D Oh jadi ibu sangat disayang ya?
P Iya saya disayang sekali dari kecil, abang saya pun juga sayang sama saya
D Tadi maksudnya kena apa?
P Abang saya itu melindungi saya dari alat
D Alat apa?
P Itu alat yang bikin saya kaya gini?
D Memangnya ibu sekarang gimana?
P Yaitulah saya sakit dari tahun 1992 sampe sekarang jadinya
D Oh jadi ibu sakit karena alat itu? Memangnya alat itu ngapain?
Alat itu mesin pembunuh, dia mau bunuh saya. Alat itu mengganggu,
P
membuat saya gila, kacau, puas, emosi, gagal cita-cita saya
D Dimana alatnya sekarang?
P Itu ada disana (sambil menunjuk ke arah kamar mandi)
D Coba bawa kita kesna
P Ga bisa, saya gatau dia dimana, sembunyi dia
D Ibu pernah liat?
P Ngga
D Terus ibu tau dari mana ada alat itu?
P Ya bayangan saya aja
D Memang di bayangan ibu alatnya bagaimana?
Alatnya berbentuk mesin ketik kecil berwarna hitam. Kalau dipegang
P orang yang baik alat itu, saya sembuh. Kalau orangnya jahat ya begini
saya sakit
D Memang cita-cita ibu apa?
Ya saya maunya hidup enak, kaya, tidak mau miskin. Kalau ga pegang
P
uang saya ini stres dok
D Jadi ibu dari dulu penampilannya selalu rapih?
Iya saya itu selalu cantik, saya PNS, punya uang saya, pintar. Orang kalau
P
menghina saya, saya akan injak-injak. Ke gereja pun selalu tampil saya
D Ibu nikah tahun berapa?
Saya nikah tahun 1985 pas di Jakarta, masih muda saya. Usia 22 tahun.
P Setelah nikah, diberkati di gereja, saya langsung dibawa ke Nabire,
mengurus pernikahan di kantor
D Oh setelah menikah ibu langsung ke Nabire?
Iya, saya diajari Ibu saya. Di perantauan tidak ada orang tua, cari orang
P tua di perantauan. Makanya saya ikut arisan marga suami saya, arisan
marga saya
D Setelah menikah berapa lama baru punya anak?
Cepat, langsung dapat anak saya. Anak saya yang pertama belajar
P
merangkak, anak saya kedua lahir.
D Ibu, ibu tau tadi kan ibu sakit, pertama kali sakit kapan?
P Tahun 1992, waktu saya di Nabire
D Yang dirasakan awalnya kenapa?
Saya merasanya seluruh badan saya panas, bengkak, gigi saya bergeser,
P kulit saya menjadi hitam. Jeleklah saya. Dulu gigi saya rapih dok, tidak
seperti ini, rambut saya lurus
D Berarti dari tahun 1992 sakit? Dibawa ke rumah sakit?
Iya itu saya diantar ke tempat mama saya, terus ke RSPAD lah saya. Dulu
P gedungnya masih di depan. Makanya anak saya yang ketiga lahir di
RSPAD
D Oh anak yang ketiga lahir disini ya bu?
Iya, begitu lahir dia saya langsung mau tindik. Tapi sama suster katanya
P jangan dipasang anting dulu, nanti infeksi. Jadinya saya kasih benang
supaya ga menutup lubangnya
D Ibu ke rumah sakit sudah berapa kali?
P Ah sudah banyak dokter
D Ibu masuk tanggal 20 november ini karena apa?
P Saya dipukuli sama suami dan anak saya. Dipaksa saya kesini
D Berarti ibu gamau dibawa kesini?
P Iya saya gamau
D Memangnya ibu habis ngapain? Ko dipukulin?
Saya itu kan dok, maunya diperhatiin, disayang, dimanja, kalau dilihat
P lagi marah-marah dan mulai bicara sendiri maunya dibujuklah, ini saya
malah dimarahin, dipukulin
D Ibu di rumah tinggal dengan siapa saja?
P Saya tinggal bersama anak saya sama suami.
D Ibu di rumah rajin minum obat ga?
Saya di rumah minum obat, tapi kalau saya rasa sudah baik saya tidak
P
minum
Berarti pernah ga minum obat ya? Katanya sampe 3 bulan ga minum obat
D
ya?
P Iya dok, tapi ga sampe 3 bulan, Cuma 2 bulan lah
D Anak ibu yang pertama kuliah dimana?
P Sudah ga lanjut dia
D Loh kenapa ko ga lanjut? Tadi bukannya ibu bilang sudah semester 5
Dia itu dokter anak manja, begitu lulus SMA dia gamau lanjut kuliah.
Saya tawarkan mau ga melanjut tentara dengan ijasah SMA katanya mau.
P
Coba lah dia tes, udah sampai tahap akhir gagal dia. Padahal saya sudah
keluar 50 juta. Itulah dokter, keluarga saya selalu digagalkan orang.
D Terus sekarang kegiatan anak ibu apa?
Nge-band dia, dia itu semuanya dia mau tapi selalu gagal. Waktu itu gagal
tentara mau masuk kuliah, saya masukin ga diteruskan. Lalu dia bilang
mau les gitar, saya masukan les tidak tuntas. Dia terus nge-band, mau
bikin album dok minta uang sama saya. Saya bilang ga ada uang mama,
P
saya itu dok suka simpan uang di lipatan ulos (kain tradisional suku
batak), pas saya cek hilang 1 lembar. Saya tanya anak saya, dia malh
pukuli saya. Saya pergi sampe ngemis-ngemis ke abang saya supaya ada
uang saya beli gitarnya, dia mau gitar listrik
D Terus gimana, dikasih uang sama abangnya ibu?
Ngga dokter, dia bilang datanglah anakmu kesini, masa dibantu dia tidak
P ada. Ya diakan juga anaknya kuliah itu semuanya, banyak juga
pengeluarannya, sudah sarjan itu anaknya
D Jadi sekarang anak pertama ibu kegiatannya nge-band?
P Yaitu, bergitar-gitar dia, main game. Tapi yang kedua yang ketiga baik
D Kalo yang kedua sama ketiga bagaimana?
Yang kedua sekarang kerja di PT, yang ketiga juga kerja di PT. Yang
P ketiga baik sekali sama saya. Gamau dia nerusin kuliah, karena lihat saya
susah
D Kalo suami bagaimana? Baik dengan ibu?
P Suami saya sudah pensiun 2 tahun
D Waktu masih aktif, suami ibu kerja dimana? Pangkat terakhirnya apa?
Terakhir pensiun di grogol dia Kopka, itulah dokter, setiap disuruh
P
sekolah ngga mau dia
D Ibu, saya dengar ibu mau bercerai, memang benar?
P Iya
D Kenapa ibu mau bercerai?
P Ya sudah cape saya, berantam terus
D Memang dari dulu sering bertengkar
Yagitulah suami istri, sering bertengkar, tapi yang karena ada duit ya
P
nanti baik lagi
D Jadi sekarang ga ada duit ga bisa baik lagi?
P Ya kan itu terus jadinya yang diributin, suami saya dokter, selalu cemburu
D Cemburu karena apa?
Suami saya itu ga suka saya cantik, maunya saya itu pake baju sobek-
P
sobek kaya pembantu
D Memangnya ibu setiap belanja pakai uang siapa?
P Ya uang saya lah dokter, saya kan kerja punya gaji
D Sejak suami ibu pensiun uangnya kurang dong?
Iya habis semuanya dokter. Tahun 2013 itu dokter, pergi kami sekeluarga
ke kampung, saya sewa mobil dari Jakarta sama supirnya. Saya semua
yang bayar, saya bayar uang rokok nya, uang makannya, padahal anak-
P anak saya juga bisa nyetir kadang mereka yang gantiin, tapi saya bayar
semuanya dokter. Di kampung enak kami, senang-senang, ada duren kami
beli duren, ada lemang kami beli lemang, lemang yang apa aja kami beli,
yang lembang pake bambu, yang ngga, yang hitam, yang putih, yang biru
semuanya bisa kami beli. Tapi itulah dokter, terlalu enak kami. Pas
pulang jadi kaget kami, habis semuanya, stres lah saya
D Oh jadi uang nya habis semua tahun 2013?
P Iya habis semua uang saya
D Ibu dengan keluarga ibu hubungannya baik ga?
Baik, sama abang dan adik saya semuanya baik. Mama saya sayang sekali
P
sama saya dokter. Saya itu ga suka orang sombong
D Memangnya ada orang yang sombong sama ibu?
Orang di kampung saya punya motor saja langsung bergaya, buat apa
P
punya barang di kampung, mending kita tata hidup kita di kota
D Jadi ibu ga suka sama orang kampung ibu?
Mereka pas saya ke kampung, kan dekat kampung suami saya dan
kampung saya dokter, saya ga ada dipanggil ayo ke rumah, makan. Tidak
P
ada itu dokter, makanya pas ke kampung saya lebih lama saya di rumah
keluarga daripada di rumah saya
D Hubungan ibu dengan keluarga suami ibu baik?
P Baik, tapi ya sejak saya sering berantem ya jadi ga baik juga
D Bu, waktu di Nabire memangnya awal ibu sakit bagaimana?
P Yaitu semua badan saya padas, bengkak
D Waktu di Nabire hubungan ibu baik atau ngga?
P Baik
D Ada ga yang pernah menghina atau ga suka dengan ibu?
Ga ada dokter, saya itu suka melawak orangnya. Dari dulu saya
P menghibur orangnya, paling kalo ada pernah saya rebutan kursi sama
teman saya. Tapi ya bercanda, ga sampe gimana
Ibu waktu awal ke Nabire kan tinggalnya jauh dari keluarga ya, itu
D
kesepian ga bu?
P Ya sepi juga
D Terus yang ibu rasa waktu menikah bagaimana?
Ya repot saya, kan bingung ya kita baru menikah sendiri, orang tua jauh,
P
jadi ga bisa kita tanya-tanya
Waktu ibu bilang sering bolak-balik ke dokter, memangnya ibu sakitnya
D
apa?
P Yaitu dokter rasanya semuanya badan saya sakit
D Ibu pernah kejang ga? Atau jatuh terbentuk kepalanya?
P Ga pernah
Kalau merokok? Atau minum bir pernah ngga? Kalo pernah sampe
D
mabuk ngga?
P Ga pernah saya sampai mabuk kalo minum, merokok saya engga
D Ibu kalo marah-marah, pernah ga sampe berurusan sama polisi?
P Ga pernah
D Yasudah, ibu kami masih ada kegiatan dulu, ibu kami tinggal ya
P Jadi begitu dokter, habis manis sepah dibuang?
Bukan bu, kami nanti kembali lagi, ibu juga cape kan bicara terus, tadi
D
bilang suaranya habis
Iya suara saya habis, tapi dokter tolonglah aku minta tolong. Tolong
P
charge hp saya ini, karena saya mau telepon komandan saya
D Buat apa ibu telepon komandan ibu?
Kan saya sakit, masa sampe sekarang saya belum dijenguk, tolonglah
P
dokter
Yaudah nanti saya cari kabelnya dulu, saya tinggal ya Bu ros. Terima
D
kasih ibu
P Ya terima kasih dokter

Anda mungkin juga menyukai