1. Beda Tetap :
PPh bukan penghasilan. Misalnya dividen yang diterima oleh Perseroan Terbatas
sebagai wajib pajak dalam negeri dari penyertaan modal sebesar 25% atau lebih
PPh telah dikenakan PPh yang bersifat final. Penghasilan ini dikenakan pajak
lainnya dalam menghitung PPh yang terutang. Misalnya : penghasilan atas bunga
deposito atau tabungan lainnya yang telah dipotong PPh Final oleh Bank sebesar
20%.
1. Penghasilan Bunga Bank Penghasilan di luar usaha Sudah dipotong PPh yang bersifat final
2. Penghasilan Deviden Penghasilan di luar usaha Masuk dalam pengecualian objek pajak
4. Keuntungan dari penyertaan saham di BEI Penghasilan di luar usaha Tidak menambah penghasilan
6. Tunjangan pegawai dalam bentuk natura Penghasilan (bagi pegawai) dan biaya (bagi pemberi kerja) Tidak
mengurangi penghasilan
7. Biaya Entertainment Dapat dimasukkan sebagai biaya Sebagai deductible expense jika ada daftar
nominatifnya, dan sebaliknya.
8. Biaya denda dan bunga pajak Pengurang penghasilan Non deductible expense
sebagai berikut :
Perusahaan Dagang
Penjualan Bruto Rp
Pembelian Rp _ (+)
===========
memperoleh penghasilan neto fiskal, yakni penghasilan neto yang didasarkan pada
KOREKSI FISKAL. Koreksi fiskal ada dua macam, yakni koreksi fiskal POSITIF dan
wajib pajak badan menurut ketentuan komersial diubah menjadi menurut ketentuan
perpajakan atau fiskal. Rekonsiliasi fiskal adalah sebuah lampiran SPT tahunan PPh
Badan berupa kertas kerja yang berisi penyesuaian antara laba/rugi sebelum pajak
Untuk melakukan penghitungan PPh Badan, harus diketahui laba fiskal dalam tahun
pajak yang didapat dari rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap
seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi, meliputi pendapatan dan biaya, secara
4. Wajib pajak mengeluarkan biaya yang boleh menjadi pengurang (biaya fiskal)
Dalam rekonsiliasi fiskal terdapat koreksi fiskal. Dimana koreksi fiskal ini terdiri dari
koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif adalah koreksi yang mengakibatkan
laba fiskal bertambah atau rugi fiskal berkurang. Koreksi negatif adalah koreksi yang
a. Koreksi Fiskal Positif: koreksi yang dilakukan atas Laba Rugi Komersial yang
menghasilkan Laba Fiskal lebih besar dari pada Laba Komersial (atau Rugi Fiskal
Contoh:
Uraian Komersial Fiskal Keterangan
Pemberian fasilitas tempat tinggal u/pegawai diakui Tidak diakui Harus dikoreksi
Akibat dari adanya koreksi ini maka biaya yang dihitung secara fiskal menjadi lebih
kecil dari pada biaya yang dihitung secara komersial. Akibat selanjutnya laba yang
dihitung secara fiskal menjadi lebih besar dari pada laba yang dihitung secara
komersial. Karena laba yang dihitung secara fiskal menjadi lebih besar maka disebut
1. Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara pendapatan
3. Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan menurut WP
lebih tinggi
4. Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
5. Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final
b. Koreksi Fiskal Negatif: koreksi yang dilakukan atas Laba Rugi Komersial yang
menghasilkan Laba Fiskal lebih kecil dari pada Laba Komersial (atau Rugi Fiskal
Contoh:
Penyusutan dalam perhitungan Laba Rugi menggunakan Metode Garis Lurus untuk
jangka waktu lima tahun untuk aset senilai Rp100.000.000. Perhitungan penyusutan
Menurun dengan tarif 25% dari Nilai Sisa Buku. Perhitungan penyusutan Fiskalnya
adalah sbb:
Penyusutan tahun pertama adalah 25% dari nilai perolehan, karena pada tahun
Penyusutan fiskal pada contoh tersebut diatas lebih besar Rp5.000.000 dari pada
lebih besar maka akibatnya penghasilan secara fiskal menjadi lebih kecil. Karena
laba secara fiskal menjadi lebih kecil (atau rugi secara fiskal menjadi lebih besar),
Selanjutnya dari dari bagan perhitungan Laba Rugi dengan hasil akhir Jumlah
1. Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP lebih rendah, selisih amortisasi, dan biaya
yang ditangguhkan pengakuannya
2. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
3. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final
2000 ), misalnya ;
Biaya-biaya yang digunakan untuk memperoleh penghasilan yang bukan obyek pajak
Biaya-biaya yang menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan karena tidak memenuhi
2. Beda Waktu :
Dan sebagainya