Anda di halaman 1dari 13

BALITA GIZI BURUK

(Dr. RINI P.S.)

I. Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 bulan
Tinggi Badan : 82 cm
Berat Badan : 8,2 kg
Alamat : Wojo, Sewon, Bantul
Nama Ayah : Tn. S
Umur Ayah : 31 tahun
Pendidikan : Tidak Lulus SMP
Pekerjaan Ayah : Pekerja di Bengkel Sepeda Motor
Nama Ibu : Ny. W
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. Anamnesis
Berdasarkan informasi dari petugas gizi di Puskesmas Sewon II,
Bantul, kami dapatkan bahwa terdapat 9 bayi dan balita yang
menderita gizi buruk di wilayah Sewon II. Dari 9 anak tersebut
An. A yang paling buruk status gizi nya.

Kunjungan Rumah (Selasa, 29 Maret 2016)


1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan Utama : anak kurus
Saat kami melakukan kunjungan ke rumah pasien, an. A sedang
tiduran sambil menonton TV. Ibu pasien mengeluhkan bahwa
anaknya kurus. Berat badan anak hanya 8,2kg dan tinggi badan
nya 82 cm. Anak tidak panas,tidak batuk pilek, tidak sesak nafas,
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Menurut Ibu pasien nafsu makan
an. A termasuk biasa saja, dia makan apa saja yang ada seperti
kerupuk, tempe, tahu, nasi, dan snack. Pasien sering nonton TV
sampai larut malam hingga jam 12 malam atau lebih sehingga
pada siang hari pasien sering merasa ngantuk dan kurang
bersemangat.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Menurut Ibu pasien, an. A tidak pernah menderita penyakit yang
berat atau kronis. Pasien dikatakan hanya pernah batuk pilek dan
panas saja. Namun gejala seperti itu tidak berat dan segera
sembuh setelah minum obat dari puskemas pembantu.
Pasien tidak pernah menderita batuk lama, tidak pernah diare
lama atau berulang, tidak pernah demam lama, dan tidak ada
riwayat gangguan BAK.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :


Kehamilan ke 1 dengan ANC : 9 kali (2 kali pada trimester I, 4 kali
pada trimester II, 3 kali menjelang kelahiran) di Puskesmas
Sewon II. Selama hamil tidak pernah sakit berat, tidak minum
obat maupun jamu, serta mendapat suntikan TT 2x.
Persalinan normal, dibantu oleh bidan, dengan usia kehamilan
9bulan, berat lahir 2600 gram, panjang 49 cm, lahir spontan,
menangis kuat.

Riwayat Imunisasi :
Menurut ibu pasien, pasien mendapatkan imunisasi lengkap
namun KMS hilang.

Riwayat Tumbuh Kembang :


Tengkurap = 3-4 bulan
Duduk = 7 bulan
Merangkak = 8 bulan
Berdiri = 10 bulan
Berjalan = 13 bulan
Berbicara = 13 bulan
Kesan = perkambangan psikomotor cukup bagus

Riwayat Makan Minum Pasien :


Pasien mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6
bulan selain ASI pasien juga mendapat makanan pendamping
seperti bubur SUN, juga diberi teh dan air putih. Anak mendapat
ASI sampai usia kurang lebih 1 tahun. Setelah berumur 1 tahun
pasien jarang sekali diberi ASI dengan alasan ASI tidak keluar.
Setelah berumur 1 tahun sampai sekarang pasien makan nasi 3x
sehari, setiap kali makan 3-4 sdm dengan lauk tempe tahu
goreng, kadang telur goreng, dan sayur. Paling sering anak makan
dengan kerupuk. Pasien kadang diberi susu kental manis yang
diberikan dengan ukuran yang sangat cair. Pasien jarang sekali
diberi buah. Pasien sering diberi snack Chiki2 dan kerupuk.
Menurut tetangga pasien, ibu pasien kurang telaten dalam
memberi makan anaknya. Ibu pasien lebih sering mengajak
anaknya nonton TV.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita gizi buruk.
Riwayat TBC / batuk lama disangkal. Riwayat sakit jantung juga
disangkal.

2. Family Genogram

Pasien
Pencari nafkah
Pengambil keputusan

3. Family Life Line


a. Pasien lahir pada tanggal 6 Desember 2013
b. Pasien adalah anak pertama dan belum mempunyai adik
c. Orang tua menikah pada tahun 2011, usia ibu pada saat
menikah 23 tahun dan ayah 29 tahun
d. Kedua orang tua berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah
e. Setelah menikah kedua orang tua pasien mengontrak rumah
di Wojo, Sewon.
f. Ayah pasien adalah pekerja di bengkel sepeda motor, ibu
pasien adalah ibu rumah tangga

4. Family Life Cycle


Keluarga dengan satu anak (pasien) berumur 28 bulan
5. Family SCREEM
Social : Interaksi di antara anggota keluarga baik

Culture : tidak ada masalah dengan kultur


Religious : pasien dan kedua orang tua beragama Islam dan
menjalankan ibadah dengan cukup baik.
Education : pasien belum sekolah, ibu pasien lulusan SD, dan
ayah pasien tidak lulus SMP.
Economy : ayah pasien bekerja sebagai pekerja di bengkel
sepeda motor dengan penghasilan rata2 perbulan Rp. 800.000.
Medical : mempunyai jaminan kesehatan Jamkesmas
6. System :
a. Cerebrospinal : tidak ditemukan kelainan
b. Cardiovascular : tidak ditemukan kelainan
c. Respiratory : batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-)
d. Gastrointestinal : mencret (-), muntah (-)
e. Urogenital : tidak ada kelainan
f. Musculosceletal : tidak ada gangguan gerak
g. Eye : conjunctiva tak anemis, sclera tak ikterik
h. Extremitas : tidak ada oedema (-)

C. Physical Examination :
1. General Appearance : Compos mentis, KU baik
2. Vital signs : Nadi : 88x/menit, regular, suhu 36,5C
3. Status Gizi :
a. Berat Badan (BB) : 8,2 kg, Tinggi Badan (TB) : 82 cm
b. IMT = 12,1951
c. BB/U = kurang dari -3SD (9,1kg) gizi buruk
d. TB/U = antara -2SD (83,8cm) dan -3SD (80,5cm)
pendek
e. BB/TB = kurang dari -3SD (8,7kg) sangat kurus
f. IMT/U = kurang dari -3SD (12,7) sangat kurus
g. Status gizi : gizi buruk
4. Kepala : konjunctiva tak anemis, sclera tak ikterik, rambut tipis
(+), rambut pirang (-), wajah seperti orang tua (-), mata cekung
(-).
5. Leher : limfonodi tidak teraba
6. Thorax : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, vesikuler
normal, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing, Bunyi jantung
normal, S1-2 reguler, tidak ada suara tambahan.
7. Abdomen : dinding perut tampak cekung, ascites (-),
hepar/lien tak teraba, tidak ada nyeri tekan, peristaltic normal,
tymphani.
8. Urogenital : tidak ada kelainan
9. Extremitas : tidak ada oedema.

D. Adjunct Examination :
Pemeriksaan feses rutin :
Makroskopis
a. Warna : coklat kekuningan
b. Konsistensi : lunak
c. Darah : negative
d. Cacing : negative
e. Lendir : negative
Mikroskopis
a. Leukosit : negative
b. Eritrosit : negative
c. Amoeba : negative
d. Telur cacing : negative
e. Sisa daging : negative
f. Serat makanan: positive

E. Bio-Psiko-Sosial :
Pasien menderita gizi buruk membuat pasien tidak seaktif anak
seusia nya, pasien lebih sering bermain di dalam rumah,
menonton TV dan tidak bermain di luar rumah dengan teman
sebaya nya.

Sosio-economic :
Pasien adalah anak tunggal dari keluarga dengan ekonomi yang
kurang. Ayahnya bekerja di bengkel sepeda motor dengan
penghasilan rata2 Rp. 800.000,00 perbulan sejak 4 bulan terakhir.
Sebelumnya ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan dengan
hasil yg tidak pasti. Pasien dan keluarga mempunyai Jamkesmas.

Environment:
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Jumlah orang yang
tinggal serumah 3 orang. Pasien tinggal di rumah kontrakan
dengan ukuran kurang lebih 3m x 7m. Bangunan semi permanen,
lantai plester tanpa jendela. Terdapat 1 kamar tidur dengan
lubang angin berukuran 15cmx15cm sebanyak 6 buah sehingga
sinar matahari susah masuk ke dalam kamar. Dapur juga gelap
dan kotor. Kamar mandi terlihat kotor dan di dalam bak mandi
terdapat jentik. Sumber air yang digunakan adalah air sumur
bersama dengan pemilik rumah.

F. Diagnosis :
Gizi Buruk

G. Therapy :
Pasien diberi vitamin A 200.00 U, karena setelah mendapat
imunisasi campak pasien tidak pernah diajak ke posyandu.
Petugas gizi memberikan makanan tambahan setiap 15 hari
berupa telur 1 butir/hari, ibu pasien diminta membuatkan bubur
kacang hijau (diberi 0,5 kg kacang hijau, 1 kg gula merah), ibu
pasien juga diminta untuk membuat lauk dari daging giling (diberi
daging giling 1 ons), minyak goreng 1 liter, 1 kg jeruk manis, dan
1bungkus biscuit untuk pasien.

H. Patient Education and Counseling :


1. Memberikan informasi mengenai hasil penilaian status gizi
pasien
2. Memotivasi ibu pasien agar memberikan makanan dengan gizi
seimbang secara teratur
3. Memotivasi ibu pasien untuk memperbaiki kondisi lingkungan
rumah
4. Memotivasi ibu untuk memperbaiki pola asuh.

I. Prognosis :
Dubia ad bonam

J. Monitoring :
1. Pemantauan terhadap keluarga terutama pasien
2. Pemantauan terhadap banyaknya intake makanan dan
minuman
3. Pemantauan terhadap nilai gizi dan asupan makanan pasien
4. Pemantauan terhadap kemajuan status gizi pasien

K. Short Term Plan :


1. Memberikan terapi yang tepat
2. Konsul ke bagian Gizi dan Sanitasi
L. Long Term Plan :
1. Koordinasi dengan Gizi untuk memantau perkembangan status
gizi pasien
2. Koordinasi dengan sanitasi untuk pemantauan lingkungan dan
PHBS
3. Pemantauan dukungan keluarga terhadap pasien
4. Pemantauan tumbuh kembang pasien
5. Advokasi dan pendampingan untuk meningkatkan komitmen
tokoh masyarakat dan lingkungan sekitar agar peduli dan
bertindak nyata di lingkungan nya untuk memperbaiki status
gizi anak.

SIX PRINCIPLES OF FAMILY MEDICINE

1. Primary care Mendiskusikan tentang permasalahan


management gizi buruk dan gizi kurang kepada ibu
pasien.
Mendiskusikan mengenai jaminan
Jamkesmas sehingga bisa digunakan
secara gratis untuk kontrol
Berkoordinasi dengan gizi untuk
meningkatkan asupan makanan yang
berkualitas
Berkoordinasi dengan sanitarian untuk
memberikan edukasi PHBS pada
anggota keluarga
Menyarankan pemeriksaan lanjutan/
kontrol tiap 15 hari.
2. Person- centred Melakukan anamnesa keluhan pasien,
care riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, dan biopsikososial
pasien (alloanamnese)
Membina hubungan yang baik dengan
pasien dan keluarga
Mendiskusikan dengan ibu pasien solusi
mengenai keadaan pasien
Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa
penyebab gizi buruk antara lain adalah
karena pola asuh/ pola makan yang
kurang tepat.
Memberikan edukasi kepada ibu pasien
tentang pentingnya PHBS.
Memberikan edukasi kepada ibu pasien
agar segera berobat ke puskesmas
apabila pasien menderita ganggaun
kesehatan yang lain.
Memberikan dukungan psikis kepada
ibu pasien, dan menganjurkan
untuk mengikuti semua anjuran
dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

3. Spesific problem Melakukan anamnesis dan


solving skills alloanamnesis yang mendalam
Melakukan pemeriksaan BB, TB, suhu,
respiratory rate, menghitung nadi
Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan penunjang
(jika diperlukan)
Memberikan konsultasi gizi kepada ibu
pasien tentang asupan makanan yang
cukup untuk mempercepat perbaikan
status gizinya
Mengedukasi ibu pasien agar pasien
agar cukup istirahat, jangan tidur terlalu
malam.
Menjelaskan jika anggota keluarga ada
yang sakit serupa agar segera
memeriksakan diri

4. Comprehensive Mengedukasi agar melakukan konseling


approach dengan petugas gizi dan sanitasi
Memberikan konseling kepada ibu
pasien untuk membiasakan PHBS dalam
kehidupan sehari hari
Mengedukasi agar memantau intake
makanan dan minuman untuk
mencegah status gizi anak menjadi lebih
buruk
Mengedukasi agar tetap memantau
tumbuh kembang pasien

5. Community Memberikan penyuluhan kepada


orientation masyarakat tentang gizi kurang dan gizi
buruk
Memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya PHBS
sebagai salah satu cara mencegah gizi
buruk
6. Holistic approach Edukasi kepada keluarga untuk
memberikan dukungan moral kepada
pasien dalam proses penyembuhan.
Memberi konseling kepada keluarga
untuk melakukan pemantauan intake
makanan dan minuman, kemajuan
terapi dan kondisi pasien.
Memberikan motivasi kepada keluarga
pasien agar bersemangat untuk makan,
minum cukup dan bergizi dan istirahat
cukup.

7. Continuity of care Koordinasi dengan gizi dan sanitassi


untuk ikut memantau pasien dengan
keluhannya.
Pencegahan terjadinya perburukan
status gizi pasien dan mencegah adanya
penyakit infeksi.
Melakukan penyuluhan kepada kader
kesehatan dan masyarakat mengenai
gizi buruk dan pentingnya PHBS.

Anda mungkin juga menyukai