Anda di halaman 1dari 33

TATA CARA PERENCANAAN PERUMAHAN KAWASAN PERUMAHAN

Ditulis pada 6 Mei 2012


TATA CARA PERENCANAAN PERUMAHAN KAWASAN PERUMAHAN KOTA

BAB I

DESKRIPSI

Maksud dan Tujuan

Maksud

Buku ini merupakan bagian dari ketentuan mengenai perencanaan tata ruangkotayang
akan dibakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum, yaitu keputusan Menteri Pekerjaan
Umum tentang Peencanaan Tata Ruang Kota;

Petunjuk ini disusun dengan maksud :

Memberi petunjuk kepada berbagai pihak yang berkepentingan (perorangan/lembaga)


dalam menyusun rencana detail tata ruangkotadi kawasan perumahan.

Memberi petunjuk kepada pemerintah daerah dalam menyusun rencana alokasi ruang di
kawasan perumahan.

Memberi patokan kepada berbagai pihak dalam menentukan kapasitas lingkungan


khususnya bagi pelayanan lingkngan.

Tujuan

Untuk maksud tersebut, maka tujuan dari buku petunjuk ini adalah :

Menghasilkan suatu lingkungan perumahan yang fungsional, sekurang kurangnya bagi


masyarakat penghuni.

Adapun sasaran pemakai adalah semua pihak yang terlibat dalam perencanaan tata
ruang kawasan perumahan dikota. Sasaran wilayah adalah kawasan perumahan dikota
yang meliputi lingkungan perumahan, lingkungan usaha dan produksi, serta lingkungan
penunjang yang masih termasuk dalam batasan kriteria kawasan perumahan.

Ruang Lingkup

Secara garis besar pedoman ini mencangkup :

Maksud, tujuan, manfaat dan sasaran baik untuk pemakai maupun untuk wilayah dimana
pedoman ini akan atau harus diterapkan.

Penjelasan beberapa istilah dan pengertian baik yang langsung maupun yang tidak
langsung digunakan dalam buku ini tetapi berkaitan dengan bidang perencanaan tata
ruangkota.

Daftar peraturan perundang undangan yang banyak digunakan dalam perencanaan tata
ruangkota. Untuk mempermudah para pemakai dalam melakukan penyesuaian besar
besaran yang tercantum dalam pedoman ini diberikan juga jenis informasi yang
diperlukan dan cara perhitungannya.
Besar besaran standar untuk perencanaan sarana lingkungan yaitu sarana hunian,
sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana usaha, sarana pemerintahan dan
pelayanan umum, sarana kebudayaan dan rekreasi, sarana peribadahan, sarana olahraga
danruang terbuka.

Memuat besar besaran standar untuk perencanaan prasarana lingkungan yang meliputi
jalur jalan, tempat parkir dan terminal, air minum, air limbah, pematusan dan
sampah.

Pengertian

Kotadan Perkotaan

Wilayah adalah kesatuan geografis dengan bentuk dan ukuran menurut pengamatan
tertentu.

Wilayah perencanaan adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan ruangnya sesuai


dengan masing masing jenis rencana tata ruangkota.

Kawasan adalah wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan lingkup pengamatan


fungsi tertentu.

Perkotaan adalah satuan permukiman bukan pedesaan yang berpera di dalam satuan
wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa, menurut
pengamatan tertentu.

Unit perkotaan adalah satuan pemukiman yang secara fisik merupakan bagian wilayah
terbangun, yang berperan dalam pengembangan kotanya.

Unit Lingkungan adalah satuan pemukiman terkecil yang secara fisk merupakan bagian
unit perkotaan wilayah terbangun, yang berperan dalam pengembangan kotanya.

Blok peruntukan adalah bagian dari unit lingkungan yang merupakan peruntukan
pemanfaatan ruang tertentu yang dibatasi oleh jaringan pergerakan dan atau jaringan
jaringan utilitas.

Petak peruntukan adalah alokasi persil persil lahan dalam setiap blok peruntukan
pemanfaatan ruang tertentu.

Perencanaankotaadalah kegiatan penyusunan dan peninjauan kembali rencana


rencanakota.

Rencana kota adalah rencana yang disusun dalam rangka pengaturan pemanfaatan ruang
kota, yang terdiri dari Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan, Rencana Umum Tata Ruang
Kota, Rencana Detail Tata Ruang Kota, dan Rencana Teknik Ruang Kota, dan dalam
rangka pengaturan administrasi pemerintah kota yang terdiri dari Rencana Struktur
Organisasi dan Tata Laksana Kelembagaan Kota dan Rencana Pembinaan Peraturan Daerah

Rencana Umum Tata Perkotaan adalah rencana struktur ruang kota yang disusun untuk
menjaga konsistensi perkembangan pembangunan suatu kota pada sebagian, satu atau
lebih wilayah otonomi, dengan strategi perkotaan nasional dalam jangka panjang dan
untuk menjaga keserasian perkembangan pembangunan kota dengan wilayah pengaruh
(hinterland) di sekitarnya, dalam rangka pengendalian program sektoral maupun
daerah.

Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruangkotasecara rinci
yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program
program pembangunankota.

Rencana Teknik Ruang Kota adalah rencana geometri pemanfaatan ruangkotayang disusun
untuk penyiapan perwujudan ruangkotadalam rangka pelaksanaan proyek
pembangunankota.

Rencana Struktur Organisasi dan Tata laksana KelembagaanKotaadalah rencana yang


disusun berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan dan Rencana Umum Tata Ruang
Kota.

Rencana Pembinaan Peraturan Daerah adalah rencana yang disusun dalam rangka
penetapan dan pengesahan Rencana Umum Tata Ruang Kota. Rencana Detail Tata Ruang
Kota dan Rencana Teknik Ruang Kota.

Fungsi Ruang Kota Mengandung fungsi primer dan fungsi sekunder yang kedua duanya
menentukan perwujudan penyelenggaraan fungsikota.

Fungsi Primer merupakan fungsikotadalam hubungannya dengan kedudukankotasebagai


simpul jasa bagi wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional.

Fungsi Sekunder merupakan fungsikotadalam hubungannya dengan kedudukankotasebagai


pelayanan bagi jasa diluar penyelenggaraan fungsi primer. Fungsi ini dapat
mengandung fungsi yang terkait pada pelayanan jasa yang bersifat pertahanan
keamanan yang selanjutnya disebut sebagai fungsi sekunder yang bersifat khusus.

Penyelenggaraan fungsi primer dan sekunder memerlukan ruang didalamkotadan masing


masing ditampung didalam kawasan primer dan kawasan sekunder. Penyelenggaraan
fungsi sekunder yang bersifat khusus memerlukan ruang didalamkotadan ditampung oleh
kawasan sekunder khusus.

Kriteria rencanakota, terdiri dari kriteria rencana tata ruang (teknik


planologi)kotadan kriteria administrasi pemerintahankota.

Kriteria rencana tata ruang kota sebagaimana dimaksud diatas meliputi kriteria
kriteria untuk Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan, Rencana Umum Tata Ru8ang Kota,
Rencana Detail Tata Ruang Kota dan rencana Teknik Ruang Kota.

Kriteria rencana administrasi pemerintahankotasebagaimana dimaksud diatas meliputi


kriteria kriteria Rencana Struktur Organisasi dan Tata Laksana Kelembagaan Kota,
dan Rencana Pembinaan Peraturan Daerah.

Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan mempunyai wilayah perencanaan yang tidak terkait
dengan batas administrasikota.

Rencana Detail tata Ruang Kota mempunyai wilayah perencanaan yang mencangkup
sebagian atau seluruh wilayahkotadan dapat merupakan satu atau beberapa kawasan.

Rencana Teknik Ruang Kota mempunyai wilayah perencanaan yang mencangkup sebagian
atau seluruh kawasan tertentu.

Rumah dan Lingkungan

Lingkungan perumahan adalah sekelompok rumah rumah dengan prasarana dan fasilitas
lingkungannya.

Prasarana lingkungan adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, saluran
air hujan, pembuangan sampah, jaringan listrik.
Sarana Lingkungan adalah kelengkapan lingkungan yang berupa fasilitas : pendidikan,
kesehatan, perbelanjaan dan niaga, pemerintahan dan pelayanan umum, peribadahan,
rekreasi dan kebudayaan, olahraga dan lapangan terbuka.

Prasarana

Jalan

Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas kendaraan dan
orang. Untuk saluran air minum, saluran air limbah, jaringan listrik, telepon, gas,
dan lain lain ditempatkan diantara garis sempa dan pagar dengan saluran air
hujan.

Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara efisien.

Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan


ciri ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata rata sedang dan jumlah jalan
masuk dibatasi.

Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.

Jalan Penghubung lingkungan perumahan adalah jalan yang menghubungkan lingkungan


perumahan dengan jalan lokal terdekat.

Jalan poros lingkungan perumahan adalah jalan yang menghubungkan masing masing
satuan permukiman atau lingkungan perumahan.

Jalan lingkungan perumahan adalah jalan yang ada dalam satuan pemukiman atau
lingkungan perumahan.

Jalan lingkungan perumahan I adalah jalan didalam lingkungan perumahan yang


dipergunakan untuk segala macam kendaraan roda 4 (empat).

Jalan lingkungan perumahan II (setapak kolektor) adalah jalan didalam lingkungan


perumahan yang dipergunakan untuk menampung arus manusia dari jalan setapak menuju
suatu fasilitas lingkungan.
Jalan lingkungan perumahan III (jalan setapak) adalah jalan yang dipergunakan untuk
pejalan kaki.

Air Bersih

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga.

Diameter adalah diameter nominal yang berlaku dalam perdagangan, kecuali bila
khusus dinyatakan lain.

Kran kebakaran adalah kran yang dipasang pada jaringan air bersih dimaksudkan
sebagai fasilitas pemadam kebakaran.

Kran umum adalah suatu fasilitas yang disediakan untuk pemakaian umum dan merupakan
kran kran yang dapat dipakai untuk pengambilan air.

Penyediaan air bersihkotaadalah tiap sistem penyediaan air bersih yang dikelola
oleh pemerintah daerah dan disediakan untuk melayani kebutuhan air bersihkota.

Penyediaan air bersih lingkungan adalah sistem penyediaan air bersih yang
disediakan untuk melayani kebutuhan air bersih lingkungan.

Pipa selubung adalah pipa yang dipasang pada sumur pantek yang berfungsi sebagai
penahan tanah (casing).

Plambing adalah praktek pelaksanaan, bahan dan alat plambing yang digunakan pada
pemasangan, pemeliharaan, perluasan, dan perbaikan pipa, alat plambing, perabotan,
dan perlengkapan yang bersangkutan dengan :

sistem drainase saniter

sistem drainase air hujan

sistem ven

sistem air bersih

dalam gedung atau bangunan yang berdekatan dan dihubungkan dengan sistemkotaatau
sistem lain yang dibenarkan.

Pipa Dinas adalah pipa yang dipasang dari distribusikotasampai ke meter air.

Sambungan Halaman adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air minumkotaatau
sistem penyediaan air minum lingkungan, yang hanya berhenti sampai halaman rumah
dan dilengkapi dengan meter air dan sebuah katup.

Sambungan rumah adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air minumkotaatau
sistem penyediaan air minum lingkungan, yang dilengkapi dengan sebuah meter air dan
disambungkan pada sistem Plambing rumah.

Sumur kebakaran adalah sumur sumur gali yang disediakan khusus untuk pemadam
kebakaran.

Air Limbah dan Sampah


Air limbah adalah semua jenis air buangan yang mengandung kotoran dari rumah
tangga, binatang atau tumbuh tumbuhan dan dapat termasuk pula buangan industri
dan buangan kimia.

Pembuangan air limbahkotaadalah tiap sistem pembuangan yang ditujukan untuk


melayani air limbahkotauntuk diolah dan kemudian dibuang sedemikian rupa sehingga
aman bagi kesehatan.

Pembuangan air limbah lingkungan adalah tiap sistem pembuangan yang ditujukan untuk
melayani pembuangan air limbah lingkungan untuk diolah dan kemudian dibuang
sedemikian rupa sehingga aman bagi kesehatan.

Tangki septik adalah sebuah bak yang terbuat dari bahan yang rapat air berfungsi
sebagai bak pengendap yang ditujukan untuk menampung kotoran padat untuk
mendapatkan suatu pengolahan secara biologis oleh bakteri dalam waktu tertentu.

Lubang pemeriksaan adalah lubang yang dibuat untuk memungkinkan orang masuk kedalam
untuk melakukan pemeriksaan.

Badan Penerima adalah suatu fasilitas yang tersedia untuk menerima, mengalirkan
atau menampung air buangan.

Penimbunan Saniter adalah suatu cara pembuangan sampah yang dilakukan pada tempat
tempat yang rendah dengan cara penimbunan lapis demi lapis.

Setiap lapisan timbunan sampah harus selalu diikuti oleh penimbunan tanah
diatasnya.

BAB II

PERATURAN PERUNDANGAN

Peraturan Perundangan yang perlu dipastikan antara lain :

Undang undang

Undang undang Nomor 5 Tahun 1974.

Tentang Pokok pokok Pemerintahan di Daerah.

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960.

Tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria.

Stadsvorming Ordonantie Nomor 168 Tahun 1948.

Undang undang /Peraturan Pembentukan Kota.

Undang undang Nomor 11 Tahun 1974.

Tentang Pengairan

Undang Undang Nomor 13 Tahun 1980.


Tentang Jalan.

Undang undang Nomor 4 Tahun 1982.

Tentang Ketentuan ketentuan Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup.

Hinder Ordonantie Nomor 226 Tahun 1926.

Undang undang gangguan.

Undang undang Nomor 20 Tahun 1961.

Tentang Pencabutan Hak Hak atas Tanah dan Benda benda yang ada diatasnya.

Peraturan Pemerintah

Stadsvorming Verordening Nomor 40 Tahun 1949.

Peraturan Pelaksanaan PembentukanKota.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982.

Tentang Tata Pengaturan Air.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982.

Tentang Irigasi.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985.

Tentang Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973.

Tentang Kegiatan yang dikategorikan sebagai Kepentingan Umum.

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986.

Tentang Analisa Dampak Lingkungan.

Keputusan Presiden

Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980.

Tentang Pembentukan Bappeda Daerah Tl.I dan daerah TK. II.

Instruksi Presiden

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1976.

Tentang Sinkronisasi Pelaksanaan tugas bidang keagrarisan dengan bidang kehutanan,


pertambangan, transmigrasi, dan pekerjaan umum.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973.

Tentang pengertian kepentingan umum untuk pencabutan hak milik atas tanah.

Peraturan Menteri

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1974.

Tentang Ketentuan ketentuan mengenai Penyediaan dan Pemberian Tanah untuk


keperluan Perusahaan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1975.

Tentang Ketentuan Mengenai tata Cara Pembebasan Tanah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1976.

Tentang Penggunaan Acara Pembebasan untuk Kepentingan Pemerintah bagi Pembebasan


Tanah oleh Pihak Swasta.

Keputusan dan Surat Edaran Menteri

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 268 Tahun 1982.

Tentang Pokok pokok kebijaksanaan penertiban/pemanfaatan tanah yang dicadangkan


dari, bagi, dan atas tanah yang dikuasai oleh Perusahaan.

Surat Edaran Menteri Dalam negeri Nomor PEMDA 18/3/6 tanggal 15 Mei 1973.

Mengenai Pokok Masalah tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Kota.

Suratkeputusan Bersama menteri Dalam Negeri dan Menteri pekerjaan Umum Nomor 650
1595 dan Nomor 503/KPTS/1985.

Tentang Tugas tugas dan Tanggungjawab Perencanaan Kota.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 211 Tahun 1984.

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.

Pengaturan Daerah

Peraturan Daerah tentang Bangunan

Peraturan Daerah lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota.

BAB III

DASAR PENENTUAN BESAR STANDAR UNTUK PERENCANAAN LINGKUNGAN


Asumsi

Besaran standar ditetapkan berdasarkan ketentuan ketentuan sebagai berikut :

Struktur administrasi pemerintahan.

I RT : terdiri dari 150 250 penduduk/30 50 umpi.

I RW : terdiri dari 8 10 RT.

I Kelurahan : terdiri dari 10 -12 RW.

I Kecamatan : terdiri 4 6 lingkungan.

IKota : terdiri dari sekurang kurangnya 1 kecamatan.

Data Dasar

Angka kelahiran 2,4% per tahun.

Jumlah penghuni rumah rat rata 5 orang.

Presentase usia TK 8%.

Presentasi usia SD 15%.

Kecepatan rata rata pejalan kaki 4000 m per jam.

Informasi

Dalam membuat perencanaan tata ruang doiperlukan beberapa informasi yang


dikelompokkan sebagai berikut :

Informasi kependudukan meliputi jumlah, kondisi dan sifat sifatnya.

Informasi mengenai kondisi fisik, meliputi kondisi alam dan bangunan bangunan.

Informasi mengenai Sosial dan Ekonomi, atau sosial Budaya dan Sosial Ekonomi,
meliputi pola hidup dan kegiatan kegiatan yang dilakukan.

Ketiga kelompok ini dapat diperoleh dari data mengenai kependudukan, fisik
lingkungan, dan Sosial Ekonomi.

Kependudukan

Statistik Penduduk

Data statistik penduduk merupakan bahan utama perencanaan sebuahkota. Oleh karena
sebuahkotadi samping sebagai wadah fisik dari penduduknya juga merupakan wadah
aspirasi masyarakat, maka sebuahkotadapat mencerminkan cita cita penduduknya.
Cara terbaik untuk mendapatkan data data menyeluruh dari penduduk adalah dengan
sensus dan dilakukan sekurang kurangnya 10 tahun sekali.
Data data statistik yang sangat dibutuhkan adalah :

Jumlah penduduk, untuk menentukan :

Luas kebutuhan ruang.

Besar dan jenis fasilitas dan pelayanan.

Klasifikasikota.

Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Dari data ini dibuat piramida
penduduk sehingga perkembangan/kebutuhan suatukotadapat direncanakan sebelumnya.

Struktur penduduk menurut pekerjaan, untuk menentukan :

Penyediaan lapangan pekerjaan.

Distribusi/penyebaran ttenaga kerja penduduk.

Fasilitas yang bersifat meningkatkan kemampuan kerja.

Penyebaran penduduk, untuk menentukan :

Pola dan zoningkota.

Tipe lingkungan.

Fasilitas fasilitas/sarana sarana transportasi dan komunikasi lainnya.

Kepadatan Penduduk (Density)

Pada dasarnya kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dibagi luas wilayah.
Kepadatan bruto (gross density) yaitu jumlah penduduk didalam suatu wilayah dibagi
luas wilayah tersebut lepas daripada peruntukan tanah tersebut.

Melihat kondisikotakotadan pola keluarga diIndonesiadigunakan kepadatan rumah per


HA, pada wilayah perumahan, dimana : kepadatan rumah per HA = jumlah semua rumah
didalam suatu wilayah dibagi luas wilayah lepas daripada peruntukan tanah tersebut.

Untuk lingkungan perumahan sedang, kepadatan rumah tidak kurang dari 40 rumah/HA
(dengan luas kaveling antara 90 200 m2).

Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk

Pertumbuhan dan perkembangan penduduk pada dasarnya disebabkan oleh :

Tingkat kesuburan penduduk (banyaknya kelahiran).


Tingkat kesehatan yang semakin tinggi (berkurangnya angka kematian).

Keluar masuknya penduduk dari dan keluarkota.

Pertumbuhan dan perkembangan penduduk akan menentukan :

Pertumbuhan dan perkembangan kotanya sendiri.

Pola pengaturankotadan kemungkinan perluasan.

Kemungkinan penyediaan lapangan pekerjaan.

Besaran jenis dan susunan fasilitas serta pelayanan.

Fisik

Persyaratan Dasar

Kawasan perumahan harus memenuhi persyaratan persyaratan berikut :

Aksesibilitas

Yaitu kemungkinan pencapaian dari dan kawasan. Aksesibilitas dalam kenyataannya


berwujud jalan dantransportasi.

Kompatibilitas

Yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan yang menjadi lingkungannya.

Fleksibilitas

Yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran kawasan perumahan dikaitkan dengan


kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana.

Ekologi

Yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya.

Untuk dapat memenuhi syarat syarat tersebut diatas diperlukan informasi tentang :

Topografi

Yaitu kondisi fisik permukaan tanah baik bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai,
kontur tanah, dan lain lain yang sangat berpengaruh terhadap transportasi, sistem
sanitasi, pematusan dan pola tata ruang.

Sumber Alam

Yaitu semua potensi atau kekayaan alam yang dapat mendukung penghidupan dan
kehidupan. Sumber alam ini disamping sebagai potensi ekonomi juga dapat memberikan
mata pencaharian bagi penghuni.

Kondisi fisik tanah


Yaitu kondisi fisik dari tanah dimana kawasan perumahan akan dibangun. Hal hal
yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah :

Tidak mengandung gas beracun yang mematikan.

Tidak tergenang air.

Memungkinkan untuk membangun sarana dan prasarana.

Lokasi (letak geografis).

Yaitu posisi kawasan perumahan terhadap kawasan kawasan lain.

Tata guna tanah.

Yaitu pola tata guna tanah disekeliling kawasan perumahan.

Nilai dan harga tanah.

Yaitu nilai potensi dan ekonomi dari tanah kawasan.

Iklim

Yaitu Keadaan cuaca.

Hal hal yang harus diperhatikan :

Arah jalannya matahari.

Lamanya peyinaran matahari.

Temperatur rata rata.

Kelembaban.

Curah hujan rata rata.

Musim.

Bencana Alam

Yaitui segala ancaman bahaya oleh alam, seperti angin puyuh, gempa bumi dan banjir.

Vegetasi.

Yaitu segala tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh dikawasan yang dimaksud.

Hal hal yang perlu diperhatikan :

Jenis pohon/tumbuhan.

Pengaruhnya terhadap lingkungan.

Masa tumbuh dan usia yang dapat dicapai.

Bangun bangunan
Yang dimaksud bangun bangunan disini adalah lingkungan yang tercipta oleh sebab
kerja manusia, misalnya jalan, gedung, rumah, dan lain lain.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mencari data mengenai bangun bangunan adalah :

Jenis dan macam bangun bangunan.

Kapasitas pelayanan tiap jenis dan macam bangun bangunan tersebut.

Distribusi dan kepadatan bangun bangunan

Hubungan dengan bangun bangunan lain pada wilayah yang lebih luas.

Sosial dan Ekonomi

Keadaan sosial budaya dan sosial ekonomi penduduk harus ditinjau dan dianalisa,
sebab sangat menentukan corak/karakterkota.

Analisa keadaan sosial dan ekonomi ditinjau dari :

Latar Belakang sejarah tiap tiapkota.

Agama

Harus diperhatikan dalam kaitan dengan penyediaan sarana, sebab setiap daerah
mungkin menganut agama yang berbeda beda.

Pendidikan.

Dengan adanya PELITA, maka sarana pendidikan tingkat SD hampir merata seluruh
pelosokIndonesia.

Pola Hidup

Mata pencaharian dan sistem ekonomi yang meliputi sistem produksi dan pemasaran.

Struktur konsumsi masyarakat.

Dan lain lain.

Jadi bila 1 umpi terkecil terdiri dari 4 orang (ayah + ibu + 2 anak), maka
kebutuhan luas lantai minimum adalah sebagai berikut :

Luas Lantai utama 4 X 6 m2 = 24 m2

Luas lantai pelayanan 50% X 24 m2 = 12 m2

Total Luas lantai = 36 m2

Building coverage 50% maka luas kaveling minimum untuk keluarga/umpi terkecil:

100 X 36 m2 = 72 m2

50
Tetapi bila 1 umpi hanya terdiri dari 1 orang maka kebutuhan lantai adalah 18 m2
(sudah termasuk pelayanan).

Cara lain :

Untuk menghitung luas kaveling minimum bagi umpi terkecil.

Luas lantai 1 orang (termasuk pelayanan) = 18 m2

Luas lantai untuk 3 orang (3 X 6 m2) = 18 m2

Jumlah = 18 m2 + 18 m2 = 36 m2

B.C. 50%

Luas kaveling = 100 X 36 m2 = 72 m2

50

Bila 1 (satu) keluarga terdiri dari 5 orang dan luas lantai pelayanan 50% lantai
utama (habitable space) maka kebutuhan luas lantai per keluarga :

Luas lantai 5 X 6 m2 = 30 m2

Lantai pelayanan 50% = 15 m2

= 45 m2

Bila building coverage yang diizinkan (peaturan bangunan setempat) 50% maka luas
per petakan per keluarga :

100 X 45 m2 = 90 m2

50

BAB IV

BESARAN STANDAR UNTUK PERENCANAAN SARANA LINGKUNGAN

Sarana Hunian

Perumahan adalah salah satu sarana hunian yang sangat erat kaitannya dengan tata
cara kehidupan masyarakat. Kawasan perumahan merupakan suatu lingkungan hunian yang
perlu dilindungi dari ganggguan gangguan, umpamanya : gangguan suara, kotoran
udara, bau, dan lain lain. Sehingga kawasan perumahan harus bebas dari gangguan
tersebut dan harus aman serta mudah mencapai pusat pusat pelayanan serta tempat
kerja. Dengan demikian dalam kawasan perumahan harus disediakan sarana saran lain
yaitu sarana pendidikan, kesehatan, peribadahan, perbelanjaan, rekreasi, dan lain
lain, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan penduduk.

Besaran sarana sarana dapat ditentukan dengan ketentuan ketentuan sebagai


berikut :
Luas perpetakan tanah untuk rumah.

Untuk menentukkan luas minimum rata rata dari perpetakan tanah harus
dipertimbangkan faktor faktor kehidupan manusia, faktor alam, dan peraturan
bangunan setempat.

Contoh perhitungan.

Rumus : U = L per orang

Tp

U : Kebutuhan udara segar/orang/jam dalam satuan


m3

Tp : Tinggi plafond dalam satuan m.

L per orang : Luas lantai per orang.

Bila kebutuhan udara segar per orang per jam 15 m3 dengan pergantian udara dalam
ruang sebanyak banyaknya 2 kali per jam dan tinggi plafond rata rata 2,5 m,
maka :

Luas lantai per orang = U = 15 m3 = 6 m2

Tp 2,5 m

Luas perpetakan ini adalah luas perpetakan minimum sebagai dasar keseluruhan.

Untuk daerah daerah tertentu luas perpetakan ini perlu dibedakan dengan
mempertimbangkan :

Kepadatan penduduk yang direncanakan.

Kepedatan bangunanyang direncanakan.

Serta memperhatikan pada daerah pusatkota, dan pinggirankotayang keseluruhannya


akan diatur oleh peraturan bangunan daerah sesuai dengan kondisikotamasing
masing.

Building Coverage (BC) bagian kaveling yang duigunakan untuk bangunan.

Lokasi kawasan perumahan

Lokasi kawasan perumahan ini haruslah mememnuhi beberapa persyaratan antara lain :

Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, suara).

Dapat disediakan air bersih (air minum).


Memberikan kemungkinan untuk perkembangan pembangunannya.

Mempunyai aksesibilitas yang baik.

Mudah dan aman mencapai tempat kerja.

Tidak berada di bawah permukaan air setempat.

Mempunyai kemiringan rata rata.

Dalam menentukan lokasi kawasan perumahan harus pula diperhatikan segi segi
sosial seperti adanya tempat tempat keramat/bersejarah dan penghidupan
penduduknya.

Sarana pendidikan

Dalam merencanakan sarana pendidikan harus bertitik tolak dari tujuan tujuan
pendidikan yang akan dicapai. Sarana pendidkan yang berupa ruang belajar harus
memungkinakan siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta
sikap secara optimal. Dengan demikian pengadaan ruang belajar tidak akan lepas
hubungannya dengan strategi belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Ruang belajar yang diutarakan di bawah ini hanyalah menyangkut bidang pendidikan
formal saja.

Penetapan lokasi dan kebutuhan ruang.

Kebutuhan ruang belajar ditentukan berdasarkan kebutuhan untuk memeberi kesempatan


belajqar kepada semua anak usia sekolah. Oleh karena itu dalam tahap perencanaan
perlu diketahui berapa anak yang memerlukan penampungan dan berapa daya tampung
yang tersedia.

Kebutuhan ruang belajar tingkat pra sekolah.

Untuk menentukan kebutuhan ruang perlu dihitung :

Berapa anak usia sekolah yang ada di lingkungan pemukiman.

Berapa unit ruang belajar yang sudah tersedia dan berapa daya tampungnya.

Berapa proyeksi anak usia pra sekolah pada 5 tahun yang akan datang.

Dengan demikian dapat dihitung berapa anak usia pra sekolah yang memerlukan
penampungan. Jumlah anak usia pra sekolah yang perlu ditampung sama dengan hasil
proyeksi anak usia pra sekolah 5 tahun (Up5) dikurangi jumalah anak usia pra
sekolah yang sudah tertampung (Us) dikalikan dengan presentasi anak usia pra
sekolah yang ingin memasuki pendidikan pra sekolah.

A = (up5 Us) X a%

Untuk menghitung kebutuhan ruang belajar yang diperlukan perlu diperhatikan segi
segi efisiensi dan efektifitas. Dalam hubungan ini perlu ditetapkan daya tampung
yang paling efektif dan efisien berdasarkan kondisi lingkungan (E), sehingga
kebutuhan ruang yang diperlukan menjadi :
S = A

TamanKanak Kanak adalah sarana pendidikan paling dasar yang diperuntukkan anak
anak usia 5 6 tahun.

Terdiri dari 2 ruang kelas yang dapat menampung 35 sampai 40 murid per kelas dan
ruang ruang pelengkap lainnya.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 1.000 penduduk di mana
kanak kanak usia 5 6 Tahun = 8%.

Lokasi sebaiknya di tengah tengah kelompok keluarga, digabung dengan taman


taman tempat bermain, di RT atau RW.Balipengobatan, pertokoan di RW, sehingga
terjadi pengelompokkan aktifitas untuk ibu ibu.

Luas tanah yang dibutuhkan adalah 1.200 m2 dengan luas lantai 252 m2 (15m2/murid).

Aktifitas TK sebaiknya hanya 1 X pada pagi hari.

Kebutuhan ruang belajar untuk Sekolah Dasar

Untuk menentukan kebutuhan ruang perlu dihitung :

Berapa jumlah anak usia SD pada 5 tahun yang akan datang.

Berapa anak usia SD yang ada dalam lingkungan pemukiman.

Berapa unit ruang belajar yang sudah tersedia dan berapa daya tampungnya.

Dengan demikian dapat dihitung berapa jumlah anak usia sekolah tingkat SD yang
perlu ditampung. Jumlah anak usia sekolah tingkat SD yang perlu ditampung (Dt) sama
dengan hasil proyeksi anak usia sekolah tingkat SD yang sudah tertampung (Ds)
dikalikan dengan presentasi jumlah anak usia sekolah tingkat SD yang perlu memasuki
lembaga pendidikan tingkat SD (d%).

Dt = (Dp5 Ds) X d %

Nilai d ditentukan berdasarkan kebijaksanaan nasional/regional.

Sama halnya dengan cara penentuan kebutuhan ruang belajar untuk pra sekolah, segi
efisiensi dan efektifitas menjadi faktor penentu.

Karena itu perlu ditetapkan berapa daya tampung suatu unit ruang belajar yag paling
efektif dan efisien berdasarkan kondisi dan situasi lingkungan, sehingga rumus
perhitungan kebutuhan ruang belajar yang diperlukan :

Ssd = Dt

Sekolah Dasar
Sekolah untuk anak anak usia antara 6 -12 tahun terdiri dari 6 kelas masing
masing untuk 40 murid.

Minimum penduduk yang dapat mendudkung sarana ini adalah 1.600 penduduk.

Lokasi sebaiknya tidak menyeberang jalan lingkungan dan masih tetap di tengah
tengah kelompok keluarga.

Radius pencapaian dari area yang dilayani maksimum 1.000 m2.

AktifitasSD, sebaiknya hanya 1 X pada pagi hari.

Bila diperlukan penghematan area, fasilitas TK dan SD dapat digabung dalam 1


kompleks dengan SLP danSLA.

1 SMA/.SLA (pagi sore) 1 SLP (pagi sore) 3 SD 5 TK

Jadi 1 SLA + 1 SLP + 1 SD + 1 TK dapat digabung :

(1 SD + 1 TK) 2 buah dapat digabung 2 TK berdiri sendiri.

Kebutuhan ruang belajar untuk SLP

Untuk menentukan kebutuhan ruang belajar SLP perlu dihitung :

Berapa jumlah lulusan SD dalam lingkungan pemukiman (Lsd).

Berapa proyeksi lulusan SD selama 5 tahun (Lsd5)

Berapa lulusan SD yang dapat ditampung oleh ruang belajar yang sudah tersedia dalam
lingkungan pemukiman (Lsd5).

Berapa presentasi lulusan SD yang melanjutkan ke SLP (p%).

Dengan demikian dapat dihitung jumlah lulusan SD yang memerlukan penampungan


(Lsdt), yaitu sama dengan proyeksi lulusan SD selama 5 tahun dikurangi jumlah
lulusan SD yang dapat ditampung dikalikan presentasi lulusan SD yang melanjutkan ke
SLP.

Lsdt = (Lsd5 Lsds)n X p %

Berdasarkan kondisi dan situasi lingkungan perlu dihitung berapa daya tampung yang
paling efektif dan efisien untuk satu unit ruang belajar.

Sehingga kebutuhan ruang belajr adalah :

Sslp = Lsdt

Sekolah Lanjutan Pertama (SLP)

Adalah sekolah untuk melayani anak anak lulusan SD. Dimana 3 SD dilayani oleh
sebuah SLP yang dipakai pagi sore.
Terdiri dari 2 unit. Jadi 6 kelas masing masing untuk 30 murid.

Minimum penduduk yang dapat mendudkung ini adalah 4.800 penduduk.

Lokasi dapat digabung dengan lapangan olahraga atau digabung dengan sarana sarana
pendidikan lainnya. Tidak harus dipusat pusat lingkungan.

Untuk SLP dapat dipakai pagi dan sore (2 sekolah).

Sarana srana pelengkap terdiri dari :

Parkir (lihat parkir), dan

Lapangan olahraga.

Luas Lantai : SLP umum : 1.514 m2

SLP khusus : 2.551 m2

Luas Tanah : SLP umum : 2.700 m2

SLP khusus : 5.000 m2

Kebutuhan ruang belajarSLA

Untuk menentukan kebutuhanruang belajar tingkatSLAperlu dihitung :

Berapa jumlah lulusan SLP dalam lingkungan pemukiman (Lslp).

Berapa proyeksi lulusan SLP selama 5 tahun (Lslp5).

Berapa lulusan SLP yang dapat ditampung pada ruang belajar yang sudah tersedia
(Lspls).

Berapa presentasi lulusan SLP yang bisa melanjutkan keSLA(a %).

Berapa daya tampung satu unit ruang belajarSLAyang paling efektif dan efisien
berdasarkan situasi dan kondisi lingkungan pemukiman (E).

Dengan demikian kebutuhan ruang yang diperlukan :

Ssla = (Lslp5 Lslps) a%

Sekolah Lanjutan Atas (SLA)

SLA adalah kelanjutan dari SLP dimana 1 SLP sebaiknya dilayani oleh 1 SLA yang
terdiri dari 6 kelas, masing masing untuk 30 murid dan dipakai sore hari.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 4.8000 penduduk.

Lokasi sama dengan SLP.


Luas Lantai : SLP umum : 1.514 m2

SLP khusus : 2.551 m2

Luas Tanah : SLP umum : 2.700 m2

SLP khusus : 5.000 m2

Sarana sarana pelengkap :

Parkir

Lapangan olah raga

Catatan :

Untuk SLP dan SLA Umum Building Coverage sebaiknya diusahakan tidak lebih dari 60%.

Untuk SLP danSLAkhusus dimana tersedia laboratorium dan ruang ruang kerja
sebaiknya tidak lebih dari 50%.

Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan bukan saja penting untuk kesehatan penduduk, melainkan berfungsi
pula untuk mengendalikan perkembangan/pertumbuhan penduduk.

Balai Pengobatan

Fungsi utama Balai Pengobatan adalah memberikan pelayanan kepada penduduk dalam
bidang kesehatan. Titik beratnya terletak pada penyembuhan (currative) tanpa
perawatan; berobat dan pada waktu waktu tertentu juga untuk vaksinasi
(preventive). Lokasinya haruslah terletak di tengah tengah lingkungan keluarga
(neighbourhood) di mana radius pencapaiannya tidak boleh lebih dari 1.000 m.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 1.000 penduduk (lebihn
kurang 1 RW).

Luas lantai yang dibutuhkan untuk Bali Pengobatan semacam ini adalah 150 m2.

Bila building coverage (kepadatan bangunan) 50% maka luas tanah yang dibutuhkan
adalah :

= 100 X 150 m2 = 300 m2

50

Sarana- satana lain yang sebaiknya ada dan mendukung sarana ini adalah :

Tempat parkir
Pusat pertokoan

TamanKanak Kanak

Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Rumah Bersalin (BKIA + Rumah Bersalin).

Fungsi utama dari sarana ini adalah untuk melayani ibu ibu sebelum, pada waktu,
dan sesudah melahirkan serta melayani anak anak usia s/d 6 tahun.

Lokasi haruslah terletak di tengah tengah lingkungan keluarga dan diusahakan


tidak menyeberang jalan jalan lingkungan radius pencapaian maksimum 2.000 m
minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 10.000 penduduk (4 RW).

Jadi, 1 lingkungan memiliki 3 BKIA + Rumah bersalin :

BKIA untuk 10.000 penduduk.

1 penduduk memerlukan 0,1 m3 tanah

10.000 penduduk memerlukan :

10.000 X 0,1 m3 = 1.000 m3

Rumah bersalin untuk 10.000 penduduk.

Bila perawatan rata rata 5 hari.

Kapasitas perawatan 1 th = jumlah hari 1 tahun

Lama perawatan rata rata

= 365 = 73 ibu

Kebutuhan tempat tidur = jumlah persalinan 1tahun

kapasitas perawatan 1 tahun

Sarana sarana lain yang sebaiknya ada dan mendkung sarana ini adalah :

Tempat parlkir

Balai pengobatan kalau ada

Pertokoan kalau ada

Tamankanak kanak kalau ada.

Puskesma + Balai pengobatan


Fungsi utama dari sarana ini adalah memberikan pelayanan kepada penduduk dalam
bidang kesehatan (penyembuhan, pencegahan, dan pendidikan), juga sebagai organ
terkecil dari Departemen Kesehatan untuk memantau seluruh kondisi kesehatan di
lingkungan.

Lokasi Puskesmas sebaiknya di pusat lingkungan dekat dengan pelayanan pemerintahan.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 30.000 penduduk (1
lingkungan).

Luas tanah yang dibutuhkan 1.200 m2 (lihat kompilasi data ).

Sarana sarana lain sebagai pelengkap sarana ini adalah :

Tempat parkir

Pelayanan pemerintahan dan sosial lainnya

Gedung serba guna

Apotek

Puskesmas dan Balai pengobatan Kelompok 120.000 Penduduk

Fungsi utama sarana ini sama dengan Puskesmas + Balai Pengobatan di lingkungan,
hanya skala usahanya lebih luas termasuk koordinasi Puskesma puskesmas + Bali
Pengobatan di lingkungan.

Lokasi dapat di pusat kecamatan atau di tempat tempat yang khusus disediakan
untuk sarana ini. Minimum penduduk yang mendukung sarana ini adalah 120.000
penduduk (1 Kecamatan).

Luas tanah bangunan yang dibutuhkan 2.400 m2.

Sarana sarana pelengkap

Tempat parkir

Apotek

Terminal kecamatan.

Rumah sakit Wilayah

Fungsi utama dari sarana ini adalah memberikan pelayanan medis kepada penduduk baik
sebagai pasien luar maupun pasien menetap (kuratif, preventif, dan edukatif).

Rumah sakit sebaiknya tersebar di setiap wilayah dengan dikoordinasi oleh sebuah
Rumah Sakit Umum Pusat, sehingga kasus kasus yang jarang/ khusus cukup ditangani
oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP).

Lokasi tidak perlu dikelompokkan dengan pusat pusat wilayah tetapi dipilih daerah
yang cukup tenang dan mempunyai radius yang merata dengan daerah yang dilayaninya.
Minimum penduduk pendukung adalah 240.000 penduduk.
Luas tanah yang dibutuhkan

Standar kebutuhan = 3tt/1.000 penduduk.

1 RS Wilayah = 720 tt.

1 tt untuk bangunan tidak bertingkat atau paviliun sistem, membutuhkan luas tanah
(gross area) = 120 m2.

Jadi 1 RS Wilayah = 720 X 120 m2 = 86.400 m2

= 8,64 HA

Sarana sarana lain yang mendukung/melengkapi :

Taman

Area parkir (sudah termasuk dalam luas area).

Tempat Praktek Dokter

Tempat praktek dokter sebaiknya salah satu sarana yang tidak dapat dipisahkan dari
area perumahan dan didukung oleh 5.000 penduduk.

Lokasi tempat praktek dokter ini dengan sendirinya harus di tengah tengah
kelompok keluarga.

Luas tanah yang dibutuhkan dapat bersatu dengan rumah tinggal biasa.

Apotek

Fungsi utama dari sarana ini adalah untuk melayani penduduk di dalam bidang obat
obatan.

Lokasinya sebaiknya tersebar di antara kelompok keluarga dan terletak di pusat


pusat RW atau pusat lingkungan. Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini
adalah 10.000 penduduk.

Sarana pelengkap yang sebaiknya ada :

Tempat parkir

Luas tanah yang dibutuhkan untuk sarana ini adalah : 350 m2.

Sarana Perniagaan dan Industri

Sarana perniagaan dan industri merupakan unsur karya dalam perencanaankota. Di


samping sebagai fasilitas perbelanjaan dan industri juga merupakan fasilitas kerja
bagi kelompok yang lain (sebagai mata pencaharian).

Warung

Fungsi utama warung adalah menjual barang barang keperluan sehari hari (sabun,
gula, teh, rempah rempah, dan lain lain).

Lokasinya terletak ditempat pusat lingkungan yang mudah dicapai dan mempunyai
radius maksimum 500 m.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 250 penduduk.

Luas lantai yang dibutuhkan lebih kurang 50 m2 termasuk gudang kecil.

Luas tanah yang dibutuhkan bila terletak sendiri (tidak bersatu dengan rumah
tinggal) = 100 m2.

Pertokoan

Fungsi utama sarana ini adalah menjual barang barang keperluan sehari hari
berupa toko toko PD. Lokasinya terletak dipusat dan tidak menyeberang jalan
lingkungan dekat dengan taman kanak kanak dan tempat bermain. Minimum penduduk
yang dapat mendukung sarana ini adalah 2.500 penduduk.

Luas tanah yang dibutuhkan adalah 1.200 m2 dengan building coverage 40%.

Presentasi dengan area yang dilayani adalah 1%

Luas Tanah x 100% = 1%

Luas Area pemukiman tingkat RW

Sarana sarana pelengkap yang seharusnya ada :

Tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama kegiatan lain pada pusat
lingkngan.

Sarana sarana lain yang erat kaitannya dengan aktifitas ibu, Balai Pengobatan,
Balai Pertemuan RW.

Pos Hansip.

Pusat Perbelanjaan Kawasan 30.000 penduduk

Fungsi utama sebagai pusat perbelanjaan di lingkungan yang menjual keperluan sehari
hari termasuk sayur, daging, ikan, buah buahan, beras, tepung tepungan, bahan
bahan pakaian, pakaian, barang barang kelontong, alat alat pendidikan, alat
alat rumah tangga, dan lain lain.

Terdiri dari pasar dantoko toko lengkap dengan bengkel bengkel reparasi kecil
seperti radio, kompor, setrika, sepeda dan motor motor.
Lokasinya pada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan.

Mempunyai terminal kecil untuk pemberhentian kendaraan. Minimum penduduk yang dapat
mendukung sarana ini adalah 30.000 penduduk. Luas tanah yang dibutuhkan adalah
13.500 m2. Presentasi terhadap area pemukiman yang dilayani adalah 0,93% (0,9 1
%).

Sarana sarana pelengkap yang seharusnya ada :

Tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah

Pos polisi

Pos pemadam kebakaran

Kantor pos pembantu

Tempat ibadah.

Pusat Perbelanjaan dan Niaga Kawasan 120.000 penduduk

Fungsi utama sama dengan pusat perbelanjaan lingkungan lain hanya dilengkapi sarana
sarana niaga lainya seperti kantor kantor, bank, industri kecil, seperti
konfeksi, dan lain lain. Toko toko tidak hanya menjual kebutuhan sehari hari
tapi juga untuk toko toko lainnya yang terdiri dari toko toko pagar, bengekel
reparasi dan service juga unit unit produksi (yang tidak menimbulkan polusi) dan
tempat hiburan. Lokasinya mengelompok dengan pusat kecamatan, dan mempunyai
pangkalan transport untuk kendaraan kendaraan jenis angkutan penumpang kecil.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 120.000 penduduk.

Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Presentasi terhadap area pemukiman
yang dilayani : 0,625 % (lebih kurang 0,6 %) luas tanah per penduduk menjadi 0,3
m2/penduduk.

Sarana saran pelengkap yang seharusnya ada :

Tempat parkir umum (sudah termasuk kebutuhan luas tanah)

Pos polisi

Pos pemadam kebakaran

Kantor pos pembantu

Tempat ibadah.

Pusat Perbelanjaan dan Niaga Kawasan 480.000 penduduk

Fungsi utama sama dengan pusat perbelanjaan dan niaga yang lebih kecil dengan skala
usaha yang lebih besar dan lengkap.

Terdiri dari pasar, toko toko, bengkel reparasi service, produksi dan tempat
tempat hiburan.
Lokasinya dikelompokkan dengan pusat wilayah dan mempunyai terminal bis, oplet dan
kendaraan kendaraan jenis angkutan penumpang kecil lainnya.

Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 480.000 penduduk.

Luas yang dibutuhkan adalah 96.000 m2.

Luas tanah per penduduk menjadi 0,2 m2/penduduk.

Presentasi terhadap area pemukiman yang dilayani 0,4 %.

Sarana sarana pelengkap :

Tempat parkir = (sudah termasuk kebutuhan luas tanah).

Pos polisi

Pos pemadam kebakaran

Kantor pos pembantu

Tempat ibadah.

Industri

Untuk industri ini dibagi dalam dua kelompok besar :

Industri yang mengolah sumber alam (misalnya mengolah minyak kelapa, karet, tebu,
dll).

Industri yang tidak mengubah sumber alam/industri industri yang pada umumnya
lebih berhubungan dengan pemasaran (pabrik roti, mie, es cream, minuman, pakaian
jadi, tekstil, elektronik, pertukangan, sepatu, dll)

Untuk industri jenid 1 haruslah ditempatkan didaerah industri yang telah


direncanakn atau ditempat yang dekat dengan bahan bakunya.

Untuk industri jenis 2 dapat terletak dipusatkota(zone niaga) bila :

Tidak menimbulkan polusi

Tidak meminta area yang luas

Tidak membahayakan (kebakaran)

Dan bila tidak memenuhi persyaratan tersebut harus diletakkan di daerah industri
(Industrial Zone)

Kebutuhan akan luas tanah adalah

Bila di daerah industri 1 pekerja/250 m2

Untuk industri industri yang mengeluarkan polusi yang mengganggu lingkungan


perumahan, perlu dihindarkan dengan menjauhkan lokasinya atau dengan diberi
penghalang dengan adanya suatu jalur atau jalur terbuka serta memperhatikan arah
angin dan sebagainya.
Untuk mengambil ukuran ukuran luqas atau kepadatan bangunan dan lain lain, bagi
daerah industri di sini tidak diberikan karena besar dan luasnya industri di
suatukotabergantung kepada perkembangan ekonomikotatersebut.

Dan untuk ini akan diberikan pada pedoman atau standar industri tersendiri.

Sarana Pemerintah, Pelayanan Umum

Yang dimaksud sarana sarana tersebut adalah :

Kantor kantor administrasi pemerintahan (eksekutif, legislatif, yudikatif).

Kantor pemerintahan lainnya seperti kantor polisi, kantor pos, telepon telegram,
pemadam kebakaran, PLN, PAM, dan lain lain yang berhubungan dengan tata
pemerintahan.

Kebutuhan kebutuhan akan sarana tersebut untuk setiap tingkatan kelompok


pendudukan dan luas tanahnya.

Kawasan 2.500 penduduk (RW)

Kebutuhan akan sarana :

Pos hansip + balai pertemuan + bis surat : 300 m2

Parkir umum dan MCK : 100 m2

400 m2

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang di layani = 0,16
m2/p (APR).

Kawasan 30.000 penduduk (Lingkungan)

Kebutuhan akan sarana :

Kantor lingkungan : 500 m2

Pos polisi : 200 m2

Kantor pos pembantu : 100 m2

Pos pemadam kebakaran : 200 m2

Parkir umum + MCK : 1.000 m2

1 bioskop : 2.000 m2

4.000 m2
Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang di layani = 0,13
m2/p (APR).

Kawasan 120.000 penduduk (Kecamatan)

Kebutuhan akan sarana:

Kantor kecamatan : 1.000 m2

Kantor polisi : 300 m2

Kantor pos cabang : 500 m2

Kantor telepon : 300 m2

Pos pemadam kebakaran : 300 m2

Parkir umum : 4.000 m2

6.400 m2

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang dilayani = 0,05
m2/penduduk.

Kawasan 480.000 penduduk (Wilayah)

Kebutuhan akan sarana

Kantor wilayah : 5.000 m2

Kantor polisi : 1.000 m2

Kantor telepon : 1.000 m2

Pos pemadam kebakaran : 1.000 m2

Gedung kesenian : 2.000 m2

Parkir umum : 4.000 m2

14.000 m2

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang di layani = 0,029
m2/penduduk (APR).

Kawasan 1.000.000 penduduk atau lebih (Kota)

Kebutuhan akan sarana


Balai kota : 5.000 m2

Kantor polisi pusat : 3.000 m2

Kantor PLN : 3.000 m2

Kantor PAM : 3.000 m2

kantor pos pusat : 3.000 m2

Kantor telepon pusat : 3.000 m2

Parkir umum : 10.000 m2

30.000 m2

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang dilayani = 003 m2 /
penduduk (APR).

APR = Area Population Ratio

Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

Yang dimaksud dengan sarana sarana ini adalah bangunan yang diperlukan aktifitas
aktifitas kebudayaan dan atau rekreasi seperti gedung gedung pertemuan, gedung
serba guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain lain.

Jenis dan macam sarana ini sangat tergantung :

Tata kehidupan penduduknya

Struktur sosial penduduknya.

Sehingga di dalam memilih jenis dan macam sarana ini perlu adanya penyesuaian
dengan kondisi dan situasi setempat.

Kebutuhan kebutuhan sarana ini secara umum dapat dinyatakan sebagi berikut :

Balai pertemuan : 300 m2

Atau dengan standar : 0,12 m2/penduduk

Kelompok penduduk 30.000 (Lingkungan)

Kebutuhan tanah untuk :

Gedung serba guna : 1.000 m2

Gedung bioskop : 2.000 m2

: 3.000 m2
Atau dengan standar : 0,1 m2/penduduk

Kelompok penduduk 120.000 (Kecamatan)

Kebutuhan tanah untuk :

Gedung serba guna : 3.000 m2

Atau dengan standar : 0,025 m2/penduduk

Kelompok Penduduk (Wilayah)

Kebutuhan tanah untuk :

Gedung serba guna : 3.000 m2

Gedung kesenian : 2.000 m2

Gedung bioskop : 2.000 m2

: 7.000 m2

Atau dengan standar : 0,014 m2/penduduk

Kelompok penduduk 1.000.000 (Tingkat Kota)

Kelompok tanah untuk :

Perpustakaan : 1.000 m2

Gedung serbaguna/gelanggang remaja : 3.000 m2

Gedung bioskop : 3.000 m2

Gedung kesenian : 3.000 m2

: 10.000 m2

Atau dengan standar : 0,01 m2/penduduk

Sarana Peribadatan

Sarana sarana peribadatan jenis, macam dan besaran sangat tergantung pada kondisi
setempat. Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang sesuai, perlu dilakukan survai
setempat tentang :

Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Jenis agama/kepercayaan yang dianut

Cara atau pola melaksanakan agama/kepercayaan.


Sebagai standar umum dapat digunakan perhitungan sebagai berikut :

Untuk agama Islam dan Kristen

Luas lantai bruto per jemaah : 1,2 m2

Luas tanah bruto per jamaah adalah tergantung pada peraturan bangunan setempat

Bila tidak dikehendaki perhitungan maka bisa digunakan patokan untuk kebutuhan
tanah sebagai berikut :

Untuk agama Islam

Kelompok penduduk 2.500 (RW)

1 langgar : 300 m2

Kelompok penduduk 30.000 (Lingkungan

1 mesjid lingkungan : 1.750 m2

Kelompok Penduduk 120.000 (Kecamatan)

1 Mesjid Kecamatan : 4.000 m2

Kelompok penduduk 1.000.000 (Tingkat Kota)

1 mesjidkota

Sarana Olah raga dan Daerah Terbuka

Di samping fungsi utama sebagai taman, tempat main anak anak dan lapangan olah
raga juga akan memberikan kesegaran padakota(cahaya dan udara segar), dan
netralisasi polusi udara sebagai paru parukota. Oleh karena fungsinya yang sangat
penting, maka sarana sarana ini harus benar benar dijaga, baik alam besaran
maupun kondisinya.

Tamanuntuk 250 Penduduk

Setiap 250 penduduk dibutuhkan minimal 1 (satu) taman dan sekaligus tempat bermain
anak anak dengan sekurang kurangnya 250 m2, atau dengan standar : 1 m2 /
penduduk.

Lokasi taman diusahakan sedemikian sehingga merupakan faktor pengikat.

Tamanuntuk 2.500 penduduk

Untuk setiap kelompok 2.500 penduduk diperlukan sekurang kurangnya satu daerah
terbuka di samping daerah daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250
penduduk.

Daerah terbuka sebaiknya merupakan taman yang dapat digunakan untuk aktivitas
aktivitas olah raga seperti volley, badminton, dan sebagainya. Luas area yang
diperlukan untuk ini adalah : 1.250 m2 atau dengan standar : 15 m2/penduduk.

Lokasinya dapat disatukan dengan pusat kegiatan RW di mana terletak TK, Pertokoan,
Pos Hansip, Balai Pertemuan, dan lain lain.

Tamandan Lapangan Olah raga Untuk 30.000 Penduduk

Sarana ini sangat diperlukan untuk kelompok 30.000 penduduk (satu lingkungan) yang
dapat melayani aktivitas aktivitas kelompok di area terbuka, misalnya :
pertandingan olah raga, apel, dan lain lain. Sebaiknya berbentuk taman yang
dilengkapi dengan lapangan olahraga/sepakbola sehingga berfungsi serba guna dan
harus tetap terbuka. Untuk peneduh dapat diatanam pohon pohon disekelilingnya.

Luas area yang dibutuhkan untuk standar ini adalah :

9.000 m2, atau dengan standar : 0,3 m2/penduduk.

Lokasi tidak harus di pusat lingkungan tetapi sebaiknya digabungkan dengan sekolah
sehingga bermanfaat untuk murid murid sekaligus berfungsi sebagai peredam gaduh
(buffer).

Tamandan Lapangan Olah Raga untuk 120.000 penduduk

Setiap kelompok penduduk 120.000 penduduk sekurangnya harus memeiliki satu lapangan
hijau yang terbuka.

Sarana ini berfungsi juga seperti pada kelompok 30.000 penduduk. Begitu juga
bentuknya hanya lengkap dengan sarana sarana olah raga yang diperkeras seperti
tennis, bola basket, juga tempat ganti pakaian dan WC umum.

Luas area yang diperlukan untuk sarana sarana ini adalah :

24.000 m2 = 2,4Ha atau dengan standar : 0,2 m2/penduduk.

Lokasinya tidak harus di pusat Kecamatan. Sebaiknya dikelompokkan dengan sekolah.

Tamandan Lapangan Olah Raga Untuk 480.000 penduduk

Sarana ini untuk melayani penduduk sejumlah 480.000 penduduk. Berbentuk suatu
kompleks yang terdiri dari :

Stadion

Taman taman/tempat bermain

Area parkir

Bangunan bangunan fungsional.


Luas tanah yang dibutuhkan untuk aktivitas ini adalah : 144.000 m2 = 14,4 Ha atau
dengan standar : 0,3 m2/penduduk.

Jalur Hijau

Di samping taman taman dan lapangan olah raga terbuka masih harus di sediakan
jalur jalur sebagai cadangan/sumber sumber alam.

Besar jalur jalur hijau ini adalah 15 m2/penduduk. Lokasinya bisa menyebar dan
sekaligus merupakan filter dari daerah daerah industri dan daerah daerah tyang
menimbulkan polusi.

Kuburan

Sarana lain yang masih dapat dianggap mempunyai fungsi sebagqai daerah terbuka
adalah kuburan.

Besar/luas tanah kuburan ini sangat tergantung dari sistem penyempurnaan yang
dianut sesuai dengan agama dan kepercayaan masing masing.

Sebagai patokan perhitungan dapat digunakan :

Angka kematian setempat

Sistem penyempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai