Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN


DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS

(P2DTK)

LAPORAN AKHIR TAHUN 2009

Jakarta, Januari 2010

Sekretariat Project Management Unit/Unit Pengendalian


Progam (PMU/UPP) Progam P2DTK, Bappenas
Jalan Sumbing No. 11, RT/RW:003/01, Kelurahan Guntur
Jakarta Selatan 12980
Telp./Fax: 021-8294894, 98287119
Email: pmu_p2dtk@yahoo.co.id

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Kata Pengantar

Laporan akhir pelaksanaan koordinasi perencanaan dan pengendalian program


Percepatan pembangunan daerah tertinggal dan daerah pasca konflik (P2DTDPK)
merupakan tugas khusus, disusun dalam rangka memenuhi tugas dan sebagai
pertanggungjawaban, sesuai Kepmen PPN/Kepala Bappenas tentang penyampaian
laporan akhir pelaksanaan kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan koordinasi ini, dalam rangka medorong percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan daerah-daerah pasca konflik termasuk dukungan
terhadap reintegrasi GAM serta peningkatan kemampuan kelembagaan masyarakat
dan aparat di tingkat lokal. Adapun laporan koordinasi ini meliputi (1) program
percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus (P2DTK)/Support for Poor and
Disadvantage Area (SPADA), (2) program perdamaian melalui pembangunan (Peace
Through Development/PTD), dan (3) dukungan terhadap program penguatan
perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di Aceh/Strengthening Sustainable Peace
and Development in Aceh (SSPDA).
Laporan Tim Koordinasi Perencanaan dan Pengendalian P2DTDPK,
dimaksudkan sebagai upaya koordinasi dan pengendalian dalam percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan daerah pasca konflik yang didanai melalui
pinjaman Bank Dunia untuk 10 propinsi maupun dana hibah dari UNDP untuk 4
propinsi.
Laporan Sekretariat Tim Koordinasi Perencanaan P2DTDPK ini, diharapkan
dapat menjadi masukan bagi stakeholder terkait untuk meningkatkan koordinasi dan
keterpaduan berbagai program/kegiatan baik dalam perencanaan, pelaksanaan
program/kegiatan untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal dan daerah pasca
konflik khususnya di propinsi sasaran progam.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal,
Bappenas

Dr. Ir. Suprayoga Hadi MSP.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

ii

SEKRETARIAT TIM KOORDINASI PERENCANAAN DAN PENGENDA-LIAN PROGRAM PERCEPATAN


PEMBANGUNAN DAERAH TER-TINGGAL DAN DAERAH PASCA KONFLIK

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)
(3)
(4)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS


PENDAHULUAN
a. Latar Belakang...............................................................................
b.Tujuan dan Sasaran...........................................................................
RUANG LINGKUP................................................................................
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ..............................................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................

1
2
4
6
19

PROGRAM PEMBANGUNAN YANG SENSITIF PERDAMAIAN/PEACE THROUGH


DEVELOPMENT/PTD
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang...............................................................................
b. Maksud dan Tujuan..........................................................................
RUANG LINGKUP................................................................................
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN KOORDINASI ..............................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................

11
12
13
15
33

PROGRAM PENGUATAN PERDAMAIAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI


ACEH/STRENGTHENING SUSTAINABLE PEACE AND DEVELOPMENT (SSPDA)
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang............................................................................
b. Tujuan.......................................................................................
RUANG LINGKUP................................................................................
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN KOORDINASI ..............................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................

37
37
38
40
47

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

TUGAS KHUSUS : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN


DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS (P2DTK)
I.

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) meliputi


daerah-daerah yang masuk kategori daerah tertinggal dan khusus, sesuai dengan
Strategi Nasional Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) tentang
penetapan 199 kabupaten tertinggal yang perlu mendapatkan dukungan untuk
mengatasi masalah ketertinggalannya. Program P2DTK dilaksanakan berdasarkan,
pertama sesuai dengan dokumen surat perjanjian pinjaman dengan Bank Dunia yang
dituangkan dalam Loan Agreement No. 4788-IND antara RI dengan IBRD &
Development Credit Agreement No. 4076 antara RI dengan IDA yang diperkuat dengan
Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor: 03/PER/MPDT/V/2006 tentang Penetapan Lokasi dan Alokasi Dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) untuk P2DTK Nasional. Kedua, sesuai dengan dokumen surat perjanjian hibah
(grant agreement) Multi Donor Fund (MDF) nomor TF057955 dan diperkuat Surat
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) nomor S-5732/BRR.10/XII/2006 tentang
Alokasi Dana Alokasi Kabupaten (DAK) untuk P2DTK NAD-Nias.
Secara umum program P2DTK bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam
mempercepat pemulihan dan pertumbuhan sosial ekonomi daerah-daerah tertinggal
dan khusus, melalui kegiatan yang diarahkan kepada:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam memfasilitasi pembangunan

partisipatif;

2. Memberdayakan

masyarakat dan lembaga-lembaga


masyarakat dalam
perencanaan pembangunan partisipatif
terutama dalam bidang kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi;
3. Melembagakan pelaksanaan pembangunan partisipatif untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan sosial dasar (pendidikan dan kesehatan), infrastruktur, penguatan
hukum, capacity building, dan penciptaan iklim investasi dan iklim usaha;
4. Memperbesar akses masyarakat terhadap keadilan;
5. Meningkatkan kemudahan hidup masyarakat terutama keluarga miskin melalui
penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sosial ekonomi.
Dalam rangka mendukung kelancaran proses perencanaan dan pengelolaan program
P2DTK yang terkait dengan tahapan persiapan, perencanaan, monitoring dan evaluasi
dari tingkat nasional sampai tingkat desa, maka dibutuhkan koordinasi dengan
berbagai pihak (stakeholder) dan unit-unit terkait dalam progam di berbagai tingkatan
pelaksanaan progam. Berdasarkan kebutuhan tersebut, Tim Koordinasi Pusat
Perencanaan dan Pengendalian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Daerah Pasca Konflik (TK-Pusat P2DTDPK) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Nasional
Nomor: KEP.06/M.PPN/HK/01/2009 tentang pembentukan Tim Koordinasi P2DTDPK
telah membentuk Sekretariat sebagai Unit Pengendalian Proyek (UPP) dilingkungan
Bappenas melalui Surat Keputusan Tim Pengarah P2DTDPK, SK Nomor: KEP
12/D.VII/01/2009 tentang pembentukan Sekretariat Tim Perencana/ Unit
Pengendalian Proyek (UPP P2DTDPK)/Project Management Unit (PMU P2DTDPK),
Sekretariat Tim Teknis UPP progam Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Khusus (P2DTK).
1.2.

Tujuan

(1) Melakukan rapat koordinasi berkala dan diskusi terbatas tentang program
P2DTK;
(2) Melaksanakan lokakarya tentang perencanaan dan pelaksanaan program P2DTK;
(3) Melakukan kunjungan lapangan dalam pemantauan pelaksanaan program P2DTK;
(4) Melaksanakan seminar/workshop dalam rangka evaluasi pelasakanaan program
P2DTK.
1.3.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
II.

Sasaran
Tersusunnya rencana kerja UPP P2DTK;
Tersedianya data dan informasi pelaksanaan program P2DTK;
Tersusunnya laporan pemantauan dan evaluasi P2DTK;
Terlaksananya koordinasi dengan Pemda terkait dan NGO daerah;
Tersusunnya dokumen resmi pelaksanaan program P2DTK;
Tersusunnya laporan dua mingguan, triwulan dan tahunan serta laporan khusus
pengaduan program P2DTK.
RUANG LINGKUP

2.1. Ruang Lingkup Kegiatan


(1) Mengumpulkan dan mengolah data, bahan dan informasi sebagai masukan untuk
penetapan kebijakan dan pengelolaan program P2DTK ;
(2) Membantu Tim Pengarah dalam melakukan evaluasi pelaksanaan Program P2DTK;
(3) Mengembangkan konsepsi dan rancangan kebijakan Program P2DTK ;
(4) Menyelesaikan penyusunan dokumen perencanaan tahunan program P2DTK ;
(5) Membantu kegiatan tim perencana dalam pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi
dan integrasi perencanaan, pemantauan sertai evaluasi Progam P2DTK ;
(6) Memantau secara rutin kegiatan program P2DTK ;
(7) Tersusunnya konsep penanganan daerah tertinggal mulai dari perencanaan s.d.
pelaksanaan secara komprehensif ;
(8) Pemda memperoleh pengalaman penanganan daerah tertinggal secara terpadu
dan komprehensif.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

2.2. Metode Pelaksanaan


(1) Membentuk
tim pengarah dan tim perencana pelaksana program
yang
didalammnya terdapat kementerian/lembaga terkait dalam rangka koordinasi
secara terpadu dalam mendukung terlaksananya program P2DTK;
(2) Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pengelolaan progam dengan
stakeholder terkait dan diskusi terbatas guna mengetahui berbagai kendalakendala yang dihadapi dan mencari solusi pemecahannya dalam program P2DTK
tersebut;
(3) Melaksanakan kunjungan lapangan guna pemantauan pelaksanaan dan evaluasi
pelaksanaan program P2DTK;
(4) Mengadakan workshop dalam rangka evaluasi pelaksanaan program P2DTK.
2.3. Keluaran yang Diharapkan
(1) Terjaminnya kelancaran koordinasi
perencanaan dan pengelolaan Program
P2DTK;
(2) Terselesaikannya kegiatan-kegiatan P2DTK secara efektif dan efisien;
(3) Terselesaikannya Kegiatan terkait dengan peningkatan kapasitas aparat pemda
dalam perencanaan dan pelaksanaan Program P2DTK;
2.4. Organisasi Pelaksana
Adapun dalam pelaksanaan progam P2DTK ini, Bappenas bertindak selaku
executing agency progam P2DTK dan KPDT selaku project implementing unit (PIU)
progam P2DTK.
2.5. Lokasi Pelaksanaan
Lokasi progam P2DTK berada di 10 provinsi, 51 kabupaten dan 186 kecamatan,
dengan rincian sbb.:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Bengkulu (Bengkulu Selatan, 6 kec; Seluma, 8 kec; Kepahiang, 4 kec);


Lampung (Waykanan, 6 kec; Lampung Utara, 4 kec; Lampung Timur, 7 kec);
Kalimantan Barat (Bengkayang, 10 kec; Sanggau, 9 kec; Sambas, 9 kec);
Kalimantan Tengah (Kota Waringin Timur, 5 kec; Seruyan, 3 kec; Katingan, 9 kec);
Sulawesi Tengah (Poso, 9 kec; Tojo Una-Una, 2 kec; Morowali, 8 kec; Banggai, 6
kec);
Nusa Tenggara Timur (Alor; Lembata, 1 kec; Flores Timur, 8 kec; Sumba Barat, 6
kec; Timor Tengah Selatan, 8 kec; Belu, 6 kec);
Maluku (Maluku Tenggara Barat, 10 kec; Maluku Tenggara, 8 kec; Seram Bagian
Timur, 3 kec; Maluku Tengah, 6 kec; Buru, 5 kec);
Maluku Utara (Halmahera Utara, 7 kec; Kep. Sula, 3 kec; Halmahera Tengah, 4
kec; Halmahera Selatan, 3 kec; Halmahera Barat, 3 kec);
Nanggroe Aceh Darussalam (Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, Aceh
Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Nagan Raya, Simelue, Aceh

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Besar, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah,
Biruen, Pidie);
(10)
Sumatera Utara (Nias dan Nias Selatan)
III.

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN


1.4.

Output dan Capaian Hasil Akhir

Pelaksanaan kegiatan program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus


(P2DTK) yang sejak tahun 2008 masuk sebagai bagian progam inti dari Progam
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang selanjutnya P2DTK dikenal
juga dengan PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus (PNPM DTK). Kegiatan
koordinasi pelaksanaan P2DTK secara umum berjalan dengan baik, meskipun ada
keterlamban penerbitan DIPA 2009 untuk P2DTK NAD-Nias.
Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaaan kegiatan sampai akhir Desember 2009
juga cukup berjalan lancar dan baik. Pelaksanaan P2DTK telah memasuki tahap
pelaksanaan kegiatan progam pada Siklus 3, dengan tetap melanjutkan pelaksanaan
kegiatan Progam P2DTK Siklus 2 (Tahun 2008) yang belum selesai. Sedangkan
pelaksanaan Progam P2DTK pada Siklus 3 sendiri masih pada tahap perencanaan,
sebagian besar pada tahapan Kajian Teknis dan Musyawarah Pendanaan..
Adapun secara umum proses dan hasil kegiatan P2DTK yang dapat dilaksanakan
sebagai berikut :
Secara umum berikut diuraikan mengenai proses dan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan:
a. Penyempurnaan Dokumen:
(1) Terselesaikannya hampir 100% panduan teknis pelaksanaan Progam P2DTK di

lapangan dari mulai dari perencanaan s.d. pemeliharaan sub project kegiatan
Progam P2DTK.
(2) Terselesaikannya penyusunan dokumen pendukung progam: finalisasi Panduan
Harmonisasi PNPM untuk memperkuat Musrenban dan Manual Monitoring dan
Evaluasi Progam P2DTK.
(3) Terlaksananya koordinasi dalam rangka menyelesaikan penyusunan Modul
Pengadaan dan Pengelolaan Keuangan untuk Konsultan Spesialis Pengadaan dan
Pengelolaan Keuangan dalam rangka mendukung kegiatan pelaksanaan progam
P2DTK.
(4) Terlaksananya koordinasi dalam rangka menyelesaikan penyusunan Modul Pelatihan
Penyegaran untuk konsultan kabupaten s.d. kecamatan, tim koordinasi kabupaten
s.d. kecamatan dan Satker Kabupaten/PP Komitmen.
b. Koordinasi dan Narasumber
(1)

Terlaksananya koordinasi berkala antara PIU-KPDT dan Bank Dunia sudah berjalan
baik, Rapat koordinasi mingguan di KPDT/KM-Nas sudah aktif kembali. Selain itu

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(2)
(3)

(4)
(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(1)

(2)
(3)

(4)

koordinasi insidentil telah dilaksanakan juga, sesuai urgensi permasalahan yang


membutuhkan penanganan cepat.
Terlaksananya koordinasi dengan PIU-KPDT dan Bank Dunia cukup berjalan baik
dengan direkruitnya tim teknis P2DTK, Bank Dunia yang baru.
Terlaksananya koordinasi dengan tim pengadaan PIU KPDT dan Bank Dunia secara
insidentil guna mendorong percepatan penyelesaian proses pengadaan jasa
konsultasi di progam P2DTK.
Terlaksananya koordinasi dengan tim teknis keuangan PIU KPDT dan NMC terkait
dengan konsinyasi laporan keuangan progam P2DTK.
Terlaksananya koordinasi bersama dengan KPDT, NMC dan Lembaga Pelaksana
Progam P2DTK, serta melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan di
lapangan, utamanya kegiatan Pengembangan Sektor Swasta (PSS) dan Mediasi &
Penguatan Hukum Masyarakat (MPHM).
Tersampaikannya surat permohonan kepada Departemen Keuangan (Depkeu) untuk
menfasilitasi proses perpanjangan grant Post Conflict Fund (PCF) pada tanggal 10
September 2009 dari tgl 30 Juni 2010 menjadi 30 Juni 2011 dan persetujuan
perpanjangan grant PCF sudah disampaikan Depkeu kepada Bank Dunia pada tgl 22
Oktober 2009.
Terlaksananya koordinasi dengan PIU KPDT, Depkeu, dan Bank Dunia terkait dengan
rencana perpanjangan grant MPHM (TF090671-IND) dan grant Monev (TF090666-IND)
bersumber dana DFID, closing date per 31 Desember 2009 dimana hasilnya grant
MPHM dan DFID ini tidak dapat diperpanjang lagi.
Terlaksananya koordinasi dengan PIU KPDT, Depkeu, dan Bank Dunia terkait dengan
rencana perpanjangan grant P2DTK NAD-Nias (TF057955) yang sumber dana MDF,
closing date per 30 Juni 2010 menjadi 30 Juni 2011. Hasilnya masih menunggu
jawaban dari Bappenas dan Bank Dunia, berdasarkan surat persetujuan dari
Depkeu.
Terlaksananya koordinasi dengan PIU KPDT, Depkeu & Bank Dunia terkait dengan
perpanjangan kontrak perusahaan pelaksana kegiatan Progam P2DTK baik P2DTK
NAD-Nias (TF057955) maupun Loan No. 4076-IND dan Credit No. 4788-IND yang
berakhir pada 30 Maret 2010.
Menfasilitasi dan menjadi narasumber Workshop Evaluasi Sinergi LGSP-SPADA dan
pembuatan rencana kerja Triwulan 1, 2009 pada 20 Januari 2009 di Crown Plaza
Hotel.
Menjadi narasumber dan berpartisipasi pada workshop Handling Complaint Unit
(HCU) di Hotel Mega, Cikini dari 23-26 Februari.
Menjadi narasumber dan berpartisipasi pada Rakor NMC-PMC di Hotel Mega,
Proklamasi dari tanggal 19-22 Maret 2009, dengan materi Reformulasi Kebijakan
Pembangunan Daerah Tertinggal dalam RKP 2010 dan RPJMN 2010-2014.
Menjadi Narasumber pada Review Kajian Teknis di Hotel Ibis, dari tgl 10-11 Mei
2009, dengan materi Konsep dan Pendekatan Kewilayahan dalam Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Menjadi narasumber dan berpartisipasi pada Workshop Nasional PNPM DTK di Hotel
Mega, Menteng dari 23-25 Maret 2009, dengan materi Konsep dan Strategi
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal..
(6) Menjadi narasumber pada sosialisasi Pengembangan Sektor Swasta (PSS), di kantor
Bappeda, Lampung pada 01 April dan Bappeda Kalbar pada 13 April, dengan materi
Konsep dan Strategi PSS dalam Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
(7) Menjadi narasumber pada pelatihan pra tugas koordinator Kabupaten PSS (LPK-PSS
Wilayah Barat) di Wisma Bogor Indah Nirwana pada tgl. 15 April.
(8) Menjadi narasumber dan berpartisipasi pada Training of Trainer Conflict Resolution
Training yang diadakan oleh Forum LSM pada 04 Mei di Banda Aceh, dengan materi
Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan PNPM dalam Harmonisasi Mekanisme
Perencanaan Partisipatif untuk Memperkuat Musrenbang.
(9) Menjadi narasumber pada pelatihan Penyegaran Konsultan/Fasilitator di Lampung,
Bengkulu, Palangkaraya dan Ternate pada tgl 10-14 Agustus 2009 utamanya arahan
kebijakan program terkait dengan Perencanaan Pembangunan berbasis Kewilayahan.
(10)Menjadi narasumber pada rakor NMC-PMC di Hotel Menteng pada 10 September
2009, dengan materi Evaluasi Kinerja Percepatan Pembangunan Derah TertinggalPDT, RPJM 2004-2009.
(11)Menjadi Narasumber pada Workshop Peningkatan Kapasitas Satker P2DTK di Hotel
Singgasana, Makasar pada tgl 28 Oktober 2009, dengan materi Mekansimee P2DTK
sebagai Capacity Building Perencanaan Pembangunan Partisipatif.
(12)Menjadi Narasumber pada Workshop Evaluasi P2DTK 2009 dan RKTL 2010 di Hotel,
Mercure pada tgl 23 Nopember 2009 dengan materi PDT dalam RPJMN 2004-2009
dan Arah Kebijakan PDT dala RPJMN 2010-2014.
(13) Menjadi narasumber pada pelatihan Konsultan Manajemen Pengadaan dan
Keuangan di Gedung PPK, Jaksel dari tgl 14 Desember 2009, dengan materi
Evaluasi Daerah Tertinggal dan Strategi Percepatan PDT.
(14)Menjadi narasumber/fasilitator pada pelatihan Konsultan Manajemen Pengadaan
dan Keuangan di Gedung PPK, Jaksel dari tgl 14-20 Desember 2009.
(15)Menjadi narasumber pada rakor NMC-PMC di Hotel Grand Pesona, Bogor pada tgl 21
Desember 2009, dengan materi Hasil Supervisi Akhir Tahun 2009, PMU Bappenas.
(16)Terlaksananya koordinasi dengan PIU KPDT & Bank Dunia terkait dengan
kemungkinan adanya SPADA-2 utamanya dalam desain, lokasi progam dan
persiapannya.
(5)

c. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi:


Terlaksananya kegiatan monitoring di kabupaten Flores Timur dari tgl. 01-05 Januari
2009; kabupaten Waykanan dan Lampung Utara dari tgl. 02-04 April 2009;
(2) Terlaksananya kegiatan monitoring di Kabupaten Alor, Sumba Barat, Kep Sula, Seram
Bagian Timur, Bireun, Nias, Nias Selatan, Banggai, Maluku Tengah dari tgl 01-26 Juli
2009.
(3) Terlaksananya kegiatan di kabupaten Alor, Flores Timur dan Simeulue dari tgl 28
Nopember 06 Desember 2009
(1)

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Terlaksananya supervisi bersama tim Bank Dunia, PIU KPDT, NMC dalam rangka Mid
Term Review dari tanggal 16-20 Februari 2009 di kabupaten Aceh Besar, Pidie
(Provinsi NAD), Lampung Timur, Lampung Utara (Provinsi Lampung) dan Belu, Timor
Tengah Selatan (Provinsi NTT) dan fasilitasi pelaksanaan wrap up meeting, MTR
Review pada 28 Mei di Lt. 1, KPDT.
(5) Terlaksananya fasilitasi pelaksanaan kegiatan Misi Supervisi bulan Oktober 2009;
(6) Terlaksananya penyampaian presentasi masing-masing Spesialis NMC di sekretariat
PMU P2DTK terkait dengan kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan, strategi
pelaksanaan di lapangan, dan dokumen data-data terkait progam P2DTK dari
tanggal 02-13 Februari 2009.
(7) Terlaksananya fasilitasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sektor
Swasta (Yayasan Bina Karya Mandiri dan Yayasan Bina Swadaya), Mediasi dan
Penguatan Hukum Masyarakat (Yayasan Crescent) untuk mendapatkan informasi
kinerja pelaksanaan 2008, hambatan-hambatan di lapangan dan rencana kerjanya di
ekretariat PMU P2DTK, Bappenas.
(8) Terlaksananya pemantauan pelaksanaan kegiatan oleh PIU KPDT terkait pelatihan
Satker, workshop hasil audit BPKP maupun evaluasi progam P2DTK.
(9) Terlaksananya pemantauan pelaksanaan rakor NMC-PMC setiap 3 bulan sekali yang
dilaksanakan di pusat.
(10)Terlaksananya pemantauan pelaksanaan pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan
progam P2DTK selama tahun 2009 baik di pusat maupun di daerah, seperti pelatihan
pengadaan dan pengelolaan keuangan, pengembangan sektor swasta, peningkatan
kapasitas konsultan-fasilitator, penanganan konflik, dsb.
(11)Terlaksananya monitoring dan evaluasi program P2DTK, untuk mendukung UPP/PMU
P2DTK telah melakukan upaya penguatan pelaksanaan Monev melalui dana grant
Monitoring & Evaluasi dari DFID.
Saat ini kegiatan yang telah dilaksanakan a.l.:
(4)

(a)

Penyusunan Manual Monev, P2DTK:


- Workshop Terbatas I, pembahasan instrumen monev di Wisma Seameo
Biotrop, Bogor dari tgl. 17-19 Juni;
- Workshop Terbatas II, di Hotel Garden Permata Bandung dari tgl 06-08
Agustus;
- Pre-Workshop III, di sekretariat PMU Bappenas pada tgl 14, 28-30 September
- Sosialisasi Manual Monev kepada anggota Tim Koordinasi P2DTK, di Hotel
Bintang, Jakarta pada tgl. 25 Nopember;
- Sosialissi Manual Monev pada NMC-PMC P2DTK pada Rakor NMC-PMC, di Hotel
Grand Pesona, Bogor pada tgl 22 Desember.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(b)

Studi Thematic:

- Penelitian lapangan ke Alor, Flores Timur dan Simeulue dalam rangka Studi
Tematik dari tgl 28 Nopember s.d. 06 Desember;
- Workshop Hasil Studi Thematik di Alor, Flores Timur dan Simeulue pada tgl 29
Desember di Hotel Kaisar, Jakarta.
(12)Terlaksananya kegiatan monitoring dan koordinasi kegiatan progam yang dilakukan
melalui lembaga-lembaga partner melalui dana grant, a.l.:
a) Local Government Support Progam LGSP, bertujuan mendukung pelaksanaan
kegiatan perencanaan dan pengembangan kapasitas pemerintah daerah di 10
kabupaten di NAD. LGSP sudah melaksanakan kegiatan workshop, pelatihan,
pendampingan terhadap pemda dalam melakukan perencanaan dan
penganggaran dengan melibatkan konsultan P2DTK dalam pelaksanaannya.
Pelaksanaan LGSP sampai akhir Agustus 2009 a.l.:
- Terlaksananya fasilitasi pelaksanaan Worskhop Sinergi LGSP dengan P2DTK di
Hotel Bintang dengan mengadirkan peserta dari Direktorat terkait di
Bappens, Ditjen Bangda dan Ditjen PMD di Depdagri, Konsultan Nasional
progam PNPM Mandiri Perdesaan, Perkotaan, PISEW, dan progam lainnya;
- Terlaksananya koordinasi dengan LGSP berkaitan persiapan fasilitasi
pelaksanaan Workshop Evaluasi Sinergi LGSP-SPADA pada 14 Januari 2009 di
Hotel Crown Plaza. Beberapa dokumen sedang dipersiapkan, seperti
Kerangka Acuan Kerja, Panduan Sinergi LGSP-SPADA, bahan presentasi, surat
undangan dari Bappenas;
- Pelaksanaan LGSP-SPADA ditutup secara resmi oleh Direktur Politik dan
Komunikasi an Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Bappenas pada 27 Agustus 2009.
b) The Asia Foundation TAF, bertujuan mendukung kegiatan pengembangan
sektor swasta dalam pelaksanaan baseline survey, kajian kebijakan ekonomi
daerah, dan One Stop Service (OSS) di NAD. Pelaksanaan kegiatan TAF per 10
Desember 2009, a.l.:
- Laporan hasil Kajian Tata Kelola Ekonomi dan Peraturan terkait Iklim Usaha di
17 kabupaten sudah di-launching pada tgl 29 Oktober di kantor Bappeda
Provinsi NAD dan BBL Meeting di kantor DSF pada 08 Desember 2009;
- Pembentukan/penguatan lembaga Pelayanan Perizinan Satu Pintu (PTSP)/OSS
di 5 kabupaten. Kabupaten Bireuen dan Aceh Besar telah Perda tentang
PTSP/OSS pada Desember 2008, serta propinsi NAD, akhir Desember 2008,
DPRD mensahkan Perda kelembagaan pelayanan perizinan terpadu satu pintu
dalam bentuk badan;
- Mapping local business licenses di tingkat propinsi;
- Laporan semi annual EGA periode April - September 2009 sudah disampaikan
di sekretariat PMU.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

c) Conflict Resolution Training - CRT, bertujuan memberikan pelatihan terhadap


konsultan (P2DTK & PNPM Perdesaan) dalam menfasilitasi penanganan konflik
dan pasca konflik.
Pelaksanaan CRT, per Oktober 2009 a.l.:
- TOT Provincial Team Trainer untuk Core Training dari tgl 04 - 08 Mei 2009 di
The Pade Hotel, Banda Aceh;
- TOT Provincial TeamTrainer untuk Village Leader Training dari tgl 23 - 27
Juni 2009 di Hotel Sulthan, Banda Aceh;
- Village Leader Training dari tgl 14 - 24 Juli 2009 di Bireuen, yang diikuti 405
orang aparat desa;
- Pilot CRT for PNPM Facilitators dari tgl 01 - 05 Agustus 2009 Bireuen, yang
diikuti 20 orang Fasilitaotr PNPM Bireuen;
- TOT Provincial Team Trainer untuk Core Training dari tgl 12-14 Oktober 2009
di Banda Aceh;
- Core Training di tiga regence (Banda Aceh, Meulaboh, Bireuen) dari tgl 20-29
Oktober 2009.
d) Post Conflict Fund PCF (TF090865), (Mendukung Pembangunan Pasca-Konflik
di Indonesia), yang merupakan Program Konflik dan Pembangunan Bank Dunia,
berkoordinasi dengan Bappenas, pemerintah daerah dan masyarakat sipil.
Bertujuan mendukung upaya perdamaian di Indonesia, serta merumuskan dan
menguji model tanggap konflik yang dapat mendukung pembangunan bebas
kekerasan di negara dengan pendapatan menengah lainnya. Grant PCF sudah
disetujui perpanjanganya sampai 30 Juni 2011 dari 30 Juni 2010 pada tgl 22
Oktober 2009.
Pelaksanaan PCF, per akhir Desember 2009 a.l.:
- Berkoordinasi dengan K/L untuk mapping kegiatan progam-progam
penanganan konflik.
- Pelibatan elit dalam penyelesaian konflik a.l.:
(a) Pelibatan elit dan konflik (organisasi keagamaan dan massa);
(b) Pemberian bantuan teknis bagi Pemda di Papua.
(c) Pelaksanaan Forum Pemda (Pertemuan Pendahuluan I di Bappenas, 30
Oktober 2008; Pertemuan II, di Bappenas, 27 Nopember 2008; Pertemuan III
di Menado dari tgl 02-04 Nopember 2009).
- Pemetaan Pola Konflik dan Pemahaman Dinamika Konflik a.l.:
(a) Proses pengembangan sistem pemantauan konflik di Indonesia (Papua,
Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Aceh pada bulan
Desember). Namun hasilnya belum dipublikasikan.
(b) Proses kajian tentang berkembang dan meredanya konflik.
(c) Pengembangan kapasitas penelitian sosial politik
- Evaluasi Progam Penyelesaian Konflik a.l.:
(a) Proses evaluasi progam pasca konflik PNPM Perdesaan;
(b) Evaluasi progam mediasi konflik;

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(c) Evaluasi strategi yang mendukung penghidupan mantan kombaan di Poso


pada bulan Februari dan Desember 2009. Namun hasilnya belum
dipublikasikan;
(d) Proses evaluasi kegiatan P2DTK di wilayah konflik.
- Publikasi, Pembelajaran dan Pengembangan Model a.l.:
(a) Proses
penyampaian
informasi
tentang
praktik-praktik
terbaik,
pembelajaran dan hasil penelitian terkait penanganan konflik.
(b) Proses pengembangan model progam tanggap konflik di negara lain;
(c) Proses pengembangan panduan tentang kerentanan dalam pembangunan
berbasis masyarakat
(13)Ter up date-nya website(www.p2dtk.bappenas.go.id) sebagai salah satu media
informasi P2DTK, yang berisi tentang kegiatan program dan kegiatan sekretariat
PMU dan informasi umum P2DTK yang diharapkan mandiri pendanaannya. Website
ini selalu di-up date dan melalui website ini diharapkan menjadi media umpan balik
untuk masukan pelaksanaan P2DTK.
(14)Terpantaunya pencairan dan penyaluran dana Loan (4076-IND) Credit IDA (4788IND) & Grant MDF (TF057955) Siklus 1- 3:
a)

P2DTK Nasional

P2DTK Nasional, per 16 Desember 2009, total pencairan dana Siklus 1-3 (20072009) sebesar Rp 570.501.684.000 (97%) dengan rincian untuk dana operasional
kegiatan (DOK), Rp 116.763.968.000 (99%); bantuan langsung masyarakat
(BLM), Rp 453.737.716 (96%) dari total DOK sebesar Rp 118.521.600.000 dan
BLM sebesar Rp 472.450.571.000

Total pencairan dana Siklus 1 (2007) sebesar Rp 252.955.470.000 (97%) dengan


rincian DOK, Rp 48.438.500.000 (100%); BLM, Rp 204.516.970.000 (96%) dari
total DOK sebesar Rp 48.438.500.000; BLM sebesar Rp 212.500.000.000.

Total pencairan dana Siklus 2 (2008) sebesar Rp 226.327.622.000 (98%) dengan


rincian DOK, Rp 46.612.238.000 (95%); BLM, Rp 179.715.424.000 (99%) dari
total DOK sebesar Rp 48.842.000.000; BLM sebesar Rp 181.281.971.000.

Total pencairan dana Siklus 3 (2009) sebesar Rp 91.218.552.000 (91%) dengan


rincian DOK, Rp 21.713.230.000 (102%); BLM, Rp 69.505.322.000 (99%) dari
total DOK sebesar Rp 21.241.100.000; BLM sebesar Rp 78.668.600.000.

b) P2DTK NAD-Nias
-

P2DTK NAD-Nias, per 19 Desember 2009, total dana yang terserap sebesar Rp
204.553.631.483 (95%) dari total alokasi dana progam sebesar Rp
215.640.000.000. dengan rincian pencairan DOK sebesar Rp 5.052.995.000 (89%)
dan DAK sebesar Rp 199.500.636.483 (95%).

Siklus-1 (2007), DOK yang tercairkan sebesar Rp 1.880.000.000 (100%) dan DAK
sebesar Rp 41.465.266.944 (98%) dari alokasi DOK sebesar Rp 1.880.000.000 dan
DAK sebesar Rp 42.294.484.038. Pada Siklus 1 ini ada sub project infrastruktur

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

yang tidak ada kegiatannya di Pidie dikarenakan adanya kebijakan dari Pemda
sendiri.
-

Siklus-2 (2008), DOK yang tercairkan sebesar Rp 1.292.995.000 (69%) dan DAK
sebesar Rp 15.333.678.795 (18%) dari alokasi DOK sebesar Rp 1.880.000.000 dan
DAK sebesar Rp 83.775.999.978. rendahnya pencairan DOK-DAK pada Siklus 2 ini
dikarenakan tidak adanya DIPA-L pada tahun 2008 sehingga kegiatan lebih pada
penyelesaian kegiatan Siklus 1, dari 17 kabupaten hanya ada 9 kabupaten yang
dapat mencairkan pada Siklus 2 ini, yaitu Aceh Tamiang, Aceh Besar, Aceh
Tengah, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Gayo Luwes, Bireun, Pidie dan Simeulue.
Bahkan DOK-DAK belum dicairkan (0%) di kabupaten Aceh Singkil, Aceh Barat
dan Aceh Utara.

Siklus-3 (2009), meskipun DIPA 2009 diterbitkan baru tgl 14 Agustus artinya
sangat terlambat sekali. Namun pencairan DOK-DAK cukup tinggi, yaitu DOK
sebesar Rp 1.880.000.000 (100%) dan DAK sebesar Rp 83.930.568.075 (99,9%)
dari alokasi DOK sebesar Rp 1.880.000.000 dan DAK sebesar Rp 84.000.000.000.
Hal ini karena adanya kebijakan dari KPDT agar setiap daerah melakukan
pencairan terlebih dahulu baru nantinya pada Tahun 2010 dilakukan
pelaksanaan kegiatannya di lapangan.

(15)Jenis

Kegiatan

a) P2DTK Nasional,
-

Berdasarkan SPB Kabupaten, dapat dilihat bahwa kegiatan Kabupaten untuk


bidang infrastruktur masih dominan 58,50%; bidang kesehatan (32%), dimana
22% untuk kegiatan non phisik dan 10 untuk kegiatan phisik; bidang pendidikan
(18,45%). Kegiatan BLM Kabupaten sudah ada kegiatan yang mendukung
kegiatan ekonomi daerah (pengembangan sektor swasta) seperti kegiatan
infrastruktur berupa tambatan perahu, rehab pasar desa/kecamatan,
pembukaan jalan dan pembangunan jembatan menuju lokasi sentra produksi,
dan pembuatan irigasi pertanian meskipun kegiatan yang muncul dari
Pengembangan Sektor Swasta sendiri belum ada kegiatannya.

Berdasarkan SPC Kecamatan, kegiatan untuk bidang infrastruktur juga dominan


(42%); bidang kesehatan (33%), dimana 4% untuk kegiatan non phisik dan 29%
untuk kegiatan phisik; bidang pendidikan (20%). Kegiatan dari BLM Kecamatan
ini muncul juga kegiatan yang bersifat mendukung prasarana dan sarana
ekonomi daerah, dengan 6 paket kegiatan untuk rehabilitas pasar desa/kec
meskipun alokasinya hanya 0,9% dari dana untuk kegiatan infrastruktur.

Total kegiatan berjumlah 1.425 paket kegiatan, terdiri dari kegiatan bidang
pendidikan berjumlah 435 (30,53%); bidang kesehatan, 497 (34,88%) dan bidang
infrastruktur, 493 (34,60%).

b) P2DTK NAD-Nias,
-

Berdasarkan pelaksanaan Siklus 1-3, total jenis kegiatan berjumlah 725 paket
kegiatan, terdiri dari kegiatan bidang pendidikan sebesar Rp 61.762.799.059

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(31%); bidang kesehatan, Rp 45.454.849.080 (23%) dan bidang infrastruktur, Rp


92.282.988.344 (46%).
(16)Hasil

Evaluasi Kinerja Kemeneg PDT

- Berdasarkan hasil evaluasi paruh waktu KPDT, terdapat 40 kabupaten lepas dari
status ketertinggalan, dimana 7 kabupaten berada di lokasi progam P2DTK (Aceh
Besar, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Pidie, Bireun; dan Sambas);
- Dari 10 kabupaten yang berpotensi lepas dari ketertinggalan pada 2009 ini, 3
kabupaten merupakan lokasi progam P2DTK (Kepahiang, Lampung Timur, Lampung
Utara);
- Dari 34 Kabupaten Baru Daerah Tertinggal, 8 Kabupaten di lokasi progam P2DTK
(Nias Barat, Nias Utara, Pidie Jaya, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Buru Selatan,
Maluku Barat Daya, Morotai).
d. Hambatan dan Permasalahan
(1) Hambatan Administrasi a.l.:
Masih adanya paket P2DTK Nasional dan P2DTK NAD-Nias yang masih dalam
proses pengadaannya karena proses NOL yang cukup ketat dari Bank Dunia.
Hal ini berakibat terlambatnya beberapa kegiatan dalam pelaksanaannya
karena kegiatan di lapangan memerlukan dukungan keberadaan konsultan ini.
Termasuk didalamnya Addendum Konsultan Firm.
(b) Adanya beberapa paket kegiatan yang diusulkan untuk dihapuskan karena
sudah tidak relevan lagi dan beberapa paket di-addendum-kan pada
perusahaan yang sedang menjalankan pengelolaan konsultan (PT. Amythas
untuk paket kegiatan PSS dan Pelatihan Penyegaran, untuk P2DTK NAD-Nias;
PT Phibetakalamwijaya untuk paket kegiatan PEKKA, Studi-Studi), yang masih
dalam proses Kerangka Acuan Kerjanya.
(c) Adanya keterlambatan DIPA 2009 untuk P2DTK NAD-Nias, yang baru
diluncurkan pada 14 Agustus 2009 sehingga pelaksanaan kegiatan progam
masih belum dapat direalisasikan pada tahun 2009 ini.
(d) Dana kegiatan P2DTK Nasional 2009 masih baru menggunakan DIPA 40%
sehingga sisanya 60% harus dapat diluncurkan pada Tahun 2010.
(a)

(2) Hambatan Substansi a.l.:


Belum ada pemahaman terhadap pengembangan wilayah dengan
memanfaatkan potensi lokal yang memiliki daya saing untuk dikembangkan
dalam bidang-bidang kegiatan program.
(b) Bappenas melalui PMU telah memberikan arahan kebijakan program terkait
dengan Perencanaan berbasis kewilayahan dalam pelatihan penguatan dan
penyegaran terhadap pelaku di daerah, baik dari jalur fungsional maupun dari
jalur struktural.
(c) Harmonisasi kegiatan progam P2DTK dengan PNPM Mandiri lainnya dan
Musrenbang yang menjadi harapan PMU Bappenas belum dapat terlaksana,
(a)

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

salah satunya akibat lemahnya pemahaman konsultan terhadap harmonisasi


perencanaan progam.
(d)

Pelaksanaan kebijakan Optimalisasi Progam P2DTK 2009 belum diikuti oleh


pendampingan yang intensif utamanya dalam pengadaan dan pengelolaan
keuangan sehingga kualitas usulan dan pengelolaan progam secara keseluruhan
masih belum sesuai seperti yang diharapkan. Kebijakan ya g dibuat pada tahun
2009 ini lebih pada pencairan dana progam sehinga hal ini menyulitkan
konsultan di lapangan untuk bekerja sesuai moto semula bahwa Tahun 2009
adalah Tahun Kualitas Kegiatan Progam P2DTK.

(e)

Pencairan Dana Progam,


- Pencairan Siklus 3, masih terdapat beberapa daerah yang belum dapat
mencairkannya, sehingga ada kemungkinan untuk dilakukan pending di
kabupaten Nias dan Waykanan dikarenakan lebih disebabkan faktor
kurangnya dukungan dari Bappeda (Satker), yaitu:
P2DTK Nasional:
DOK-BLM, untuk Waykanan (Bahuga, Negeri Agung); Maluku Tenggara Barat
dan Pulau Buru (5 kecamatan)
BLM, untuk Lampung Timur; Lampung Utara (Kotabumi); Morowali (8
kecamatan); Maluku Tenggara Barat (10 kecamatan); Maluku Tenggara (8
kecamatan); Seram Bagian Timur (5 kecamatan); Maluku Tengah (Nusa Laut,
Tehoru); belum ada yang mencairkan dana BLM baik kabupaten maupun
kecamatan. Pencairan baru pada dana DOK.
P2DTK NAD-Nias, kabupaten Nias belum mencairkan baik BLM/DAK maupun
DOK-nya.

(f)

Jenis Kegiatan
- Usulan kegiatan yang dihasilkan masih belum sesuai dengan target progam.
Usulan kegiatan dari BLM Kabupaten dan BLM Kecamatan masih tidak ada
perbedaannya.
- Berdasarkan SPB dan SPC ini, terdapat beberapa usulan yang masih belum
tepat untuk dibiayai P2DTK, utamanya bidang pendidikan, seperti paket
kegiatan penambahan/rehab ruang PAUD, Taman Kanak-Kanak karena
diprogam P2DTK lebih mengedepankan kegiatan wajar tahun (SD/MI dan
SMP/MTs); Adanya paket kegiatan PMT untuk LANSIA, penderita Paru-Paru
mestinya lebih mengedepankan PMT untuk balita dan ibu hamil; Pelatihan
guru TPQ, Pelatihan Fardu Khifayah, WC, dsb.
- Ada beberapa kegiatan yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai
Usulan Kegiatan Dusun karena kegiatannya lebih pada lokasi dan manfaatnya
untuk Dusun bukan Desa. Juga usulan yang lebih dari 90% merupakan usulan
per desa, padahal progam kita lebih mengedepankan kegiatan Antar
Desa/Kecamatan atau pun antar kecamatan.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

- Adanya kegiatan yang tidak memperhatikan sinergi antara bidang dan


keberlanjutan progam, seperti WC yang tanpa air dan digunakan pada saat
hari-hari libur, survey warga yang terinfeksi penyakit, dsb.
- Lambatnya proses kegiatan dari Pengembangan Sektor Swasta sehingga
usulan kegiatan belum muncul karena proses belum selesai seperti di Maluku
Tenggara Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, Halmahera Tengah,
Halmahera Utara sehingga kemungkinan ada 3 kabupaten, yaitu Lampung
Utara, Lampung Timur dan Seruyan untuk dilakukan penghentian karena
proses kegiatannya sangat terlambat sekali.
(3) Hambatan Teknis a.l.:
(a)

(b)

(c)
(d)

(e)

(f)

Dengan belum selesainya amandement Phibeta Kalamwijaya sehingga sampai


saat ini NMC belum dapat menangani P2DTK NAD-Nias menjadikan kesulitan
tersendiri utamanya PMC NAD yang harus menanganai 17 kabupaten,
sedangkan PMC Sumut hanya menangani 2 kabupaten.
Pelatihan-pelatihan yang dilakukan selama ini belum didukung oleh tenaga ahli
perusahaan yang sesuai kerangka acuan kerja awal (tenaga ahli kurang
kualifikasinya) sehingga perusahaan terkesan hanya sebagai penyelenggara
pelatihan sedangkan fasilitator dan narasumber akhirnya tetap kembali
kepada pelaku-pelaku awal (Bappenas, KPDT, NMC).
Lambatnya proses kegaitan Mediasi dan Penguatan Hukum Masyarakat, yang
sampai akhir Desember 2009 ini masih menyelesaikan pelatihan Paralegal.
Keterlambatan dan keterbatasan informasi dan data yang disampaikan oleh
KPDT/NMC kepada PMU utamanya terkait dengan data pencairan, penyaluran
dana, usulan kegiatan, kasus-kasus di lapangan, dsb yang up date dikarenakan
SIM yang belum jalan optimal.
Masih adanya mobilitas keluar-masuknya konsultan yang relatif cukup tinggi
dengan alasan diterima menjadi PNS di daerah tersebut, pindah progam lain,
dsb sehingga memerlukan pemahaman kembali terhadap progam P2DTK oleh
pelaku baru yang akan menghambat proses perencanaan dan pelaksanaannya
di lapangan. Dimana kekosongan sampai per akhir Desember 2009 a.l., yaitu:
- Spesialis Pendidikan, Kesehatan (PMC NAD);
- 5 Spesialis Kesehatan (Aceh Singkil, Aceh Barat, Simeulue, Nias Selatan,
Halmahera Barat);
- 5 Spesialis Pendidikan (Aceh Besar, Aceh Tenggara, Halmahera Tengah,
Halmahera Selatan);
- 6 Spesialis Infrastruktur (Aceh Singkil, Aceh Tengah, Nagan Raya, Gayo
Luwes, Bener Meriah, Aceh Barat Daya, Halmahera Barat). Hal ini termasuk
konsultan yang dari LPK-PSS dan LPK-MPHM;
- 4 Fasilitator Kecamatan Morotai Selatan, Jailolo Selatan, Mangoli Timur,
Weda Selatan.
Masih ada 5 kabupaten yang belum terkunjungi selama progam berjalan oleh
sekretariat PMU, yaitu Lembata, Seruyan, Bengkayang, Maluku Tenggara,

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Maluku Tenggara Barat) dan 1 kabupaten yang belum dapat terkunjungi baik
oleh PMU, KPDT, NMC maupun Bank Dunia, yaitu Lembata di Provinsi NTT.
(g) Koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan grant pendukung progam
selama ini masih terkendala dengan belum didukung informasi rutin dari TAF,
CRT, PCF karena informasi baru disampaikan kepada PMU apabila diminta
terlebih dahulu sehingga informasi terkini belum didapatkan saat dibutuhkan.
(h) Laporan yang dibuat oleh PIU KPDT selama ini masih terkesan hanya untuk
memenuhi administrasi saja terutama terkait dengan kepentingan Audit dan
kemungkinan untuk Laporan Tahunan 2009 baru akan selesai pada bulan Juni
2010 sebagaimana penyelesaian laporan sebelumnya.
(i) Website PMU, http://p2dtk.bappenas.go.id
Saat ini mengalami gangguan karena ada hacker yang masuk sehingga sulit diakses
oleh pelaku progam di daerah.
e. Analisa Kinerja
Untuk mendukung pelaksanaan program P2DTK maka tetap dipersiapkan terhadap
seluruh aspek mencakup antara lain kebutuhan sumberdaya manusia, pendanaan, dan
unit kelembagaan, dan dokumen pedoman pelaksanaan dan pengelolaan program
P2DTK. Untuk membekali pelaku program yang memiliki pemahaman yang lebih untuk
menjalankan tugas dan tangungjawabnya sesuai dengan ketentuan program maka
telah dilakukan pelatihan penyegaran terhadap konsultan, aparat dan masyarakat.
Demikian juga untuk mendukung aspek pendanaan maka masing-masing daerah tetap
menyiapkan dana pembinaan administrasi program (PAP) yang di beberapa daerah
bahkan melebihi alokasi yang telah ditetapkan dan cukup memberikan dukungan
terhadap kegiatan pada tahap perencanaan progam P2DTK utamanya bagi daerah yang
terlambat penyerapan dana operasional kegiatannya.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan program P2DTK maka terus dilakukan koordinasi
baik di pusat maupun daerah yang melibatkan konsultan, fasilitator, aparat
pemerintah, dan masyarakat yang terlibat dalam unit atau pun organ yang dibentuk
sebagai kelengkapan pelaksanaan, pengelolaan dan pengorganisasian program P2DTK.
Pelaksanaan tahapan kegiatan juga telah dilaksanakan dengan tetap berupaya
konsisten dengan azas, prinsip dan tujuan program P2DTK. Peran serta seluruh
stakeholder dalam berbagai kegiatan tetap menjadi prioritas sehingga proses
pembangunan yang partisipatif dan upaya pemberdayaan masyarakat dan aparat serta
kelembagaan yang ada dapat diwujudkan.
Pelaksanaan program telah menghasilkan SDM dari unsur konsultan, masyarakat dan
aparat yang telah dibekali dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan melalui
berbagai pelatihan penyegaran maupun training of trainier (TOT) sesuai bidang
kegiatannya. Masyarakat sudah mengetahui dan memahami program setelah
mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari sosialisasi melalui berbagai forum dan
media informasi yang ada; upaya peningkatan kemampuan masyarakat dan aparat
dalam pembangunan partisipatif juga berlangsung melalui kegiatan kegiatan
perencanaan kegiatan; Melalui proses ini masyarakat telah memiliki kemampuan
dalam melakukan identifikasi potensi, masalah dan gagasan untuk mengatasi masalah

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

dan memenuhi kebutuhan; Melalui keterlibatan aparat selama proses persiapan,


perencanaan dan pelaksanaan kegiatan maka diharapkan kemampuan aparat dalam
memfasilitasi kegiatan pembangunan daerah dapat terus dikembangkan; Melalui
pelaksanan kegiatan progam maka pemerintah daerah (UPKD) diberikan
tanggungjawab untuk meningkatkan kapasitasnya dengan tetap memegang pelaksanan
prinsif good governant dan masyarakat mendapatkan pengalaman serta manfaat
langsung didalam melakukan proses pengadaan dan pelaksanaan kegiatan itu sendiri
baik yang bersifat phisik maupun non phisik.
Secara umum capaian program sudah menunjukkan hasil meskipun belum optimal
karena adanya berbagai kendala yang dihadapi masih sama seperti tahun-tahun
sebelumnya. Dari aspek input, dukungan program belum dapat terpenuhi seperti yang
dibutuhkan, misalnya: pengadaan konsultan pendukung mengalami keterlambatan,
pendanaan mengalami keterlambatan karena masih terkendala proses adminsitrasi
keuangan di pusat (DIPA terlambat diterbitkan dan alokasi DIPA 2009 yang hanya 40%),
anggota unit dan organ pelaksanaan di pemerintah daerah masih terus mengalami
perubahan akibat rotasi dan mutasi tugas di instansi masing-masing dan begitu juga
seringnya terjadi pergantian konsultan dari tingkat nasional s.d. kecamatan. Tim
panitia pengadaan masih belum dapat menyelesaikan tugasnya dan masih sering
terjadi ketidaksepahaman antara tim pengadaan KPDT dengan Bank Dunia sehingga
proses pengadaan tidak berjalan sesuai timeline program. Keterlambatan pengadaan
konsultan pendukung telah berdampak pada kualitas proses perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan progam P2DTK di masing-masing daerah. Pengadaan konsultan
pendukung yang baru selesai pada tengah Desember 2009, Procurement & Financial
Management Firm, namun masih ada yang belum selesai seperti Media Monitoring,
Provincial Base Monitoring (LSM-PBM), Studi-Studi Monev per bidang baik P2DTK
Nasional maupun P2DTK NAD-Nias, serta paket LPK-PSS (rencana diamandement-kan
ke PT Amythas) dan Procurement & Financial Management (amandement ke C. Lotti)
khusus P2DTK NAD-Nias serta PEKKA khusus P2DTK Nasional (amandement ke Phibeta
Kalamwijaya.
Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan P2DTK NAD-Nias, masih terkendala persoalan
konsultan nasional (NMC) yang belum dapat menangani pelaksanaan P2DTK NAD-Nias
karena amandement PT Phibeta Kalamwijaya yang belum selesai, ditambah biaya
operasional dan gaji konsultan yang masih sering terlambat dan kurang mencukupi
sehingg kegiatan monitoring menjadi tidak berjalan secara baik.
Keterlambatan dan kendala yang ada pada aspek input secara langsung berdampak
pada proses perencanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan progam P2DTK. Kegiatan
tidak dapat dilaksanakan seperti jadual yang ditetapkan dalam suatu lokasi kegiatan,
maupun di seluruh lokasi kegiatan sehinggga capaian masing-masing lokasi sangat
beragam. Ouput program di tiap lokasi berbeda sesuai dengan tingkat kemajuan dan
kegiatan yang telah dilakukan terhadap persiapan yang dilakukan, proses perencanaan
yang terus berkembang, dan pelaksanaan kegiatan yang telah telah berlangsung di
daerah.
Pelaksanaan program P2DTK Nasional maupun P2DTK NAD-Nias pada Siklus 3 ini
sebagian besar sudah pada tahap perencanaan (Kajian Teknis dan Musyawarah

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

Pendanaan) dan pelaksanaan kegiatan progam P2DTK baru akan dilaksanakan pada
Triwulan I, 2010. Hasil kegiatan phisik maupun non phisik di beberapa daerah sudah
dapat dilihat hasilnya seperti pelatihan bidang desa, pelatihan guru bidang,
rehabilitasi sarana pendidikan, pembangunan jalan desa, pembangunan WC Umum,
kegiatan sector swasta (tambatan perahu, pembangunan pasar desa) dan sebagainya.
IV.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa kegiatan P2DTK Nasional maupun P2DTK NADNias masih cukup berjalan dengan baik meskipun belum sesuai dengan rencana yang
telah disusun di tahun 2009. Berdasarkan hasil kegiatan monitoring dan supervisi yang
telah dilakukan oleh UPP/PMU selama tahun 2009 bahwa permasalahan yang paling
dominan dan menyita waktu serta berpengaruh terhadap kelancaran seluruh rangkaian
kegiatan justru ditemui pada pengelolaan program di tingkat pusat terutama
permasalahan dalam pengadaan konsultan, penerbitan DIPA 2009 untuk P2DTK NADNias dan DIPA 2009 (40%) untuk P2DTK Nasional yang membuat proses perencanaan
dan pelaksanaan belum berjalan optimal. Penyerapan dana DAK/BLM sudah dapat
diserap sampai Kuartal IV, tahun 2009 baik P2DTK Nasional maupun P2DTK NAD-Nias
meskipun pada P2DTK Nasional masih ada 3 kabupaten dan 7 kecamatan yang belum
mencairkan DOK-BLM (Waykanan, Maluku Tenggara Barat, Pulau Buru); 8 kabupaten
dan 24 kecamatan yang belum mencairkan BLM (Lampung Utara, Lampung Timur,
Morowali, Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, Nias) yang
mengindikasikan bahwa proses perencanaan dilapangan masih belum berjalan secara
tepat dan baik. Meskipun KM-Nas, KM-Prov, KM-Kab, dan FK sudah direkruit semuanya
namun belum didukung dengan selesainya proses pengadaan unit pendukung program
lainnya seperti Conflict Monitoring (CM), Provincial Base Monitoring (LSM-PBM),
Kabupaten Jurnalis, Studi-Studi Monev per bidang, PEKKA yang menyebabkan
pelaksanaan di lapangan menjadi terhambat dan kualitas usulan kegiatan masih belum
sesuai dengan tujuan progam progam P2DTK.
Dari sisi kesiapan pengelolaan program P2DTK di TA 2009 di tingkat daerah, masih ada
beberapa daerah di tingkat provinsi yang belum melakukan persiapan untuk
mendukung program seperti PAP, aparat yang terlibat dalam progam, dan pemantauan
tim koordinasi di lapangan. Alasan lebih pada karena di tingkat provinsi tidak ada
dana progam P2DTK yang dikelola, meskipun sudah ada kepastian akan pelaksanaan
kegiatan progam P2DTK pada akhir 2008, dimana pelaksanaan PNPM Mandiri sudah
digunakan melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) namun tidak
semua lokasi sudah membentuk sekretariat TKPK ini.
Kegiatan koordinasi pelaksanaan P2DTK secara umum berjalan dengan baik. Kegiatankegiatan persiapan, perencanaan, pemantauan, database dan management informasi
sudah dilaksanakan selama tahun 2009. Secara umum proses dan hasil kegiatan dapat
disimpulkan sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(1) Dengan dukungan prasarana yang dimiliki, sekretariat UPP telah mendorong dan
melakukan upaya percepatan pelaksanaan program melalui proses fasilitasi
pelaksanaan progam P2DTK sampai akhir tahun 2009;
(2) Koordinasi berkala dengan NMC, PIU-KPDT dan Bank Dunia khususnya, berjalan
baik karena tim teknis Bank Dunia yang baru sudah direkruit;
(3) Koordinasi dalam rangka penyusunan dan penyelesaian dokumen teknis
pendukung pelaksanaan progam P2DTK dilaksanakan melaui komunikasi yang
cukup intensif melaui berbagai forum pertemuan dengan melibatkan semua pihak
terkait, baik melalui rapat koordinasi berkala, pertemuan formal dan informal
dengan program sejenis untuk pengkayaan subtansi, lokakarya terkait subtansi
umum dan subtansi pendukung program, dan konsinyasi finalisasi dokumen yang
akan di sampaikan ke daerah/lapangan utamanya Manual Monitoring dan
Evaluasi;
(4) Pada akhir Juni 2010, closing date grant P2DTK NAD-Nias sehingga UPP P2DTK
mengkoordinasikan perpanjangan sampai akhir Juni 2011 dan sudah dilakukan
pembahasan pada 03 September 2009 di Depkeu dan masih menunggu surat dari
Bank Dunia untuk tindaklanjutnya;
(5) Pengajuan perpanjangan grant MPHM dan Monev yang closing date pada 31
Desember bersumber dana dari DFID tidak disetujui. Meskipun secara substansi
kegiatan grant Monev sudah selesai pada akhir tahun 2009, namun grant MPHM
untuk kegiatan MPHM NAD-Nias belum terlaksana sama sekali dikarenakan
keterlambatan proses pengadaannya di KPDT;
(6) Pengajuan perpanjangan grant PCF telah disetujui, closing date sampai akhir Juni
2011 pada 22 Oktober 2009;
(7) Pada tahun 2010, kontrak konsultan akan habis pada bulan Maret 2010 sedangkan
kegiatan baru akan selesai pada bulan September 2010 sehingga UPP P2DTK
mengkoordinasikan dengan PIU KPDT dan Bank Dunia untuk perpanjangan kontrak
perusahaan konsultan.
4.2 Rekomendasi
(1)

Penyempurnaan Dokumen:
(a) Menyusun analisis kegiatan Sub Project, progam P2DTK;
(b) Melakukan koordinasi dengan NMC dan PIU KPDT dalam rangka penyusunan best
practice kegiatan Progam P2DTK;

(2)

Pelaksanaan Koordinasi:
(a) Melakukan koordinasi dengan PIU KPDT-NMC berkaitan dengan penyusunan
alokasi sisa DIPA (60%) Progam P2DTK untuk 2010.
(b) Melakukan koordinasi dengan PIU KPDT untuk penyelesaian proses pengadaan
P2DTK Nasional dan P2DTK NAD-Nias dengan mempercepat persyaratan
administrasi yang diminta Bank Dunia, dengan semakin mengintensifkan
koordinasinya dengan Bank Dunia.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(c) Melakukan partisipasi aktif dalam rapat koordinasi stakeholder baik koordinasi
bersifat rutin maupun eksidentil bersama konsultan nasional-kecamatan, tim
Koordinasi provinsi-kecamatan, juga tim koordinasi pusat P2DTK termasuk
dengan PIU KPDT, Bank Dunia dan lembaga partner dalam pelaksanaan P2DTK
NAD-Nias.
(d) Melaksanakan Rakor Tim Koordinasi P2DTDPK secara rutin.
(e) Melakukan koordinasi terkait persiapan rencana pelaksanaan SPADA II.
(f) Melakukan koordinasi dengan progam dan stakeholder yang terlibat dalam
PNPM Mandiri (Bappenas, Depdagri, PU, Kesra, KPDT).
(3)

Pelaksanaan MIS:
(a) Melakukan koordinasi dengan bagian penanggungjawab server di Bappenas
untuk mengantisapi masuknya pihak luar kedalam website PMU:
www.p2dtk.bappenas.go.id;
(b) Menyusun Kerangka Acuan Kerja MIS untuk Manual Monitoring dan Evaluasi.

(4)

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi:


(a) Melakukan koordinasi dengan Bank Dunia terkait penyanpaian hasil Supervisi
(aide memoire);
(b) Melakukan pemantauan terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan program
P2DTK Siklus 3, 2009.
(c) Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Progam P2DTK terutama
berkaitan dengan pencairan dan penyaluran dana progam Siklus 3.
(d) Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan
khusus untuk
Pengembangan Sektor Swasta (PSS), Mediasi dan Penguatan Hukum Masyarakat
(MPHM)
(e) Melakukan monitoring pelaksanaan progam P2DTK terutama di 5 kabupaten
yang belum pernah dikunjungi oleh PMU Bappenas.
(f) Melakukan pemantauan dan koordinasi dengan Depkeu, KPDT, Bank Dunia
terkait perpanjangan grant P2DTK NAD-Nias;
(g) Melakukan pemantauan dan koordinasi dengan KPDT dan Bank Dunia terkait
addendum dan perpanjangan kontrak perusahaan pengelola konsultan
utamanya NMC yang meng-cover juga untuk P2DTK NAD-Nias.
(h) Melakukan persiapan studi evaluasi akhir proyek P2DTK.
(i) Melanjutkan pemantauan dan koordinasi dengan lembaga pendukung/ partner
kegiatan P2DTK
(a.1) Laporan dan publikasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan CRT,
TAF, PCF
(a.2) PCF a.l.:
- Forum Pemda II, bulan Juni 2010;
- Penyusunan draft masukan mengenai konflik dan pembangunan
perdamaian dalam RPJMN 2010-2014;
- Akhir Forum Pemda, Desember 2010.

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2009

(j) Melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan TA Team terkait dengan


pelaksanaan grant Monev UPP/PMU:
- Pencetakan dan distribusi Manual Manual Monev pada Januari 2010;
- Pembuatan Laporan Akhir Studi Tematik oleh PT. Pilar Pusaka Inti.

Anda mungkin juga menyukai