Anda di halaman 1dari 12

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan

SOSIALISASI DAN UJICOBA PENERAPAN PELAKSANAAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) SUB-URUSAN BENCANA

Kota Kupang, Rabu-Kamis, 7-8 Desember 2022


1. Latar Belakang

a) Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
9) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun
2008 Tentang Rencana Penanggulangan Bencana;
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM);
11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Daerah Kabupaten/Kota;
1
12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
13) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah;
14) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah.

b) Gambaran Umum
Bencana alam berpotensi menyebabkan kerugian sosial, ekonomi, dan
lingkungan merupakan tantangan bagi pemerintah di seluruh dunia. Kerugian akibat
bencana alam rata-rata USD$212 miliar setiap tahun dalam 10 tahun hingga 2018 dan
perubahan iklim diperkirakan akan menambah hingga 50% dari biaya global peristiwa
cuaca ekstrem pada tahun 2040. Kondisi ini menyebabkan aspek ketahanan bencana
telah menjadi prinsip panduan untuk kegiatan mitigasi, persiapan, respons, dan
pemulihan bencana di seluruh dunia. Ketahanan bencana bertindak sebagai faktor
pelindung: masyarakat dengan atribut ketahanan bencana akan lebih baik
ditempatkan untuk merencanakan, mengatasi, menyerap, dan beradaptasi dengan
bahaya alam. Indikator yang mendukung ketahanan bencana antara lain meliputi
kohesi sosial dan modal, akses ke sumber daya ekonomi, tata kelola dan pengaturan
kelembagaan, penyediaan dan dukungan layanan, kesadaran risiko, dan
perencanaan bencana.
Geografis Indonesia yang berada pada dua benua dan dua samudera yaitu
pasifik dan hindia serta menjadi tempat pertemuan antara 3 lempeng yaitu Lempeng
Asia yang relatif stabil, Lempeng Indo-Australia, selain itu kondisi geografis Indonesia
juga berpengaruh terhadap iklim, iklim yang ada di Indonesia dapat di golongkan atas
tiga macam yaitu Iklim Tropis yang dipengaruhi oleh garis khatulistiwa akibatnya suhu
rata rata di indonesia tinggi, Iklim Laut yang menyebabkan kelembaban udara rata
rata tinggi, dan Iklim Musim yang menyebabkan musim hujan di indonesia.
Dengan kondisi seperti tersebut mejadikan Indonesia sebagai salah satu Negara
yang rawan akan bencana, berbagai bencana dengan mudah dapat di jumpai,

2
bencana meninggakan banyak menimbulkan korban jiwa dan harta bencana,
berhentinya aktivitas perekonomian masyarakat, kerugian, menurunnya hasil
pertanian, dan punahnya berbagai jenis hewan serta terganggunya aktivitas sosial
masyarakat. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, telah telah mengatur penanganan kebencanaan yang semula berorientasi
pada tanggap darurat bergeser ke manajemen pengurangan risiko bencana (PRB),
dan seiring dangen terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menempatkan bencana menjadi salah satu dari 6 urusan pemerintah wajib bersifat
dasar yang harus dilaksanakan oleh pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan
Provinsi, baik dari sisi penganggaran kegiatan-kegiatannya dan masuk dalam
dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Sesuai Permendagri Nomor 101 Tahun 2018, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara
minimal. Penerima Pelayanan dasar SPM Sub-Urusan Bencana (SUB) adalah Warga
Negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana
untuk jenis pelayanan dasar. Pelayanan informasi rawan bencana, pelayanan
pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana, dan pelayanan penyelamatan dan
evakuasi korban bencana.
Kementerian Dalam Negeri bersama BNPB telah melaksanakan secara
bertahap sosialisasi dari penerapan SPM SUB, disamping itu juga telah
melaksanakan secara berkala pelatihan penggunaan pagar SPM
(https://pagarspmbencana.kemendagri.go.id/) sebagai bagian e-learning penerapan
SPM sub urusan bencana. Dari jumlah 514 kabupaten/kota diseluruh Indonesia, pada
tahun 2021 Kementerian Dalam Negeri telah melaksanakan pelatihan kepada 150
kabupaten/kota dan rencananya pada tahun 2022 akan dilaksanakan di 186
kabupaten/kota sebagai bagian dari roadmap pelaksanaan SPM Sub-Urusan
Bencana hingga Tahun 2025.
Pada tahun ini Kementerian Dalam Negeri dengan dukungan Program SIAP
SIAGA akan melaksanakan secara intensif Kegiatan Sosialisasi dan Uji Coba
Penerapan Pelaksanaan SPM SUB di Kota Kupang secara tatap muka dan secara
daring pada daerah lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini merupakan

3
lanjutan dari kegiatan simulasi, sosialisasi dan pelatihan terkait percepatan
pelaksanaan SPM Sub-Urusan Bencana yang dihadiri lebih dari 1.000 peserta
perwakilan Pemda di seluruh Indonesia pada 22-24 Juni 2022 , yang juga merupakan
bagian dari FGD Simulasi Penerapan Tahapan Penerapan SPM Sub-Urusan
Bencana dan Sosialisasi Sistem Nasional Pagar SPM Sub-Urusan Bencana yang
dilaksanakan secara virtual bersama 300 peserta perwakilan Pemda dari seluruh
Indonesia pada 12 Mei 2022 yang lalu. Kegiatan ini akan lebih bersifat teknis asistensi
terhadap BPBD, Bappeda dan Biro/ Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah
Kota Kupan dan akan melibatkan narasumber dari Kemendagri, BNPB, lembaga Non
Pemerintah dan pemerintah daerah di wilayah sasaran Program SIAP SIAGA.

2. Tujuan Kegiatan
Tujuan diadakan kegiatan ini antara lain:
1. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis kepada pemerintah daerah Kota Kupang
dan Kab/ Kota di Nusa Tenggara Timur tentang tahapan penerapan untuk
meningkatkan mutu dan layanan implementasi SPM SUB di Daerah.
2. Melaksanakan pendalaman materi terkait Permendagri No.59 Tahun 2021 dan
Kepmendagri No. 050-5889 Tahun 2021, NSPK terkait dan tata cara pengisian form
SPM SUB dan forum konsultasi di daerah untuk mendukung penerapan SPM SUB di
daerah
3. Menyediakan Pelatihan dan Forum Konsultasi untuk Penggunaan Aplikasi SIAP
TANGGUH BENCANA untuk mendukung pelaksanaan dan pemantauan SPM SUB.
4. Menyediakan forum Konsultasi Pusat dan Daerah dalam penyelesaian permasalahan
data kependudukan, kerjasama antar organisasi pemerintah daerah dan integrasi
SPM SUB ke dalam dokumen perencanaan daerah.

3. Hasil Kegiatan
Hasil yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah
1. Terlaksananya kegiatan bimbingan teknis kepada pemerintah daerah Kota Kupang
dan Kab/ Kota di Nusa Tenggara Timur tentang tahapan penerapan untuk
meningkatkan mutu dan layanan implementasi SPM SUB di Daerah.

4
2. Terlaksananya pendalaman materi terkait Permendagri No.59 Tahun 2021 dan
Kepmendagri No. 050-5889 Tahun 2021, NSPK terkait dan tata cara pengisian form
SPM SUB dan forum konsultasi di daerah untuk mendukung penerapan SPM SUB di
daerah
3. Tersedianya Pelatihan dan Forum Konsultasi untuk Penggunaan Aplikasi SIAP
TANGGUH BENCANA untuk mendukung pelaksanaan dan pemantauan SPM SUB.
4. Tersedianya forum Konsultasi Pusat dan Daerah dalam penyelesaian permasalahan
data kependudukan, kerjasama antar organisasi pemerintah daerah dan integrasi
SPM SUB ke dalam dokumen perencanaan daerah.

4. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Rabu - Kamis, 7-8 Desember 2022


Pukul : 08.30 WITA (Waktu Kupang)
Tempat : Aula Bappeda Provinsi NTT di Kota Kupang

5. Penerima Manfaat Kegiatan

1. Kementerian Dalam Negeri


Dari kegiatan dimaksud, Kemendagri akan mendapatkan masukan dan rekomendasi
sebagai bentuk masukan dari sosialisasi dan ujicoba penerapan SPM SUB dan
sosialisasi sistem nasional pemantauan pelaksanaan SPM SUB.
2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Dari kegiatan dimaksud, BNPB akan mendapatkan masukan dan rekomendasi
sebagai bentuk masukan dari sosialisasi dan ujicoba penerapan SPM dan sosialisasi
sistem nasional pemantauan SPM SUB untuk mendukung penyiapan NSPK
pendukung SPM SUB.
3. Pemerintah Daerah Kota Kupang dan Kabupaten/Kota di Provinsi NTT.
Pemerintah Daerah dapat mengikuti tahapan penerapan SPM SUB dan memperoleh
informasi tentang system nasional pagar SPM SUBdan memberikan masukan terkait
sistem yang sedang dikembangkan; serta memperoleh masukan terhadap kendala
yang dihadapi daerah.

5
6. Bahan Pertemuan *

No Bahan Pertemuan
1 Materi Sosialisasi Permendagri 59 Tahun 2021 dan Kepmendagri 050-5889

Tahun 2021 dari Kemendagri


2 Materi Perkembangan NSPK pendukung SPM SUB dari BNPB
3 Materi Sosialisasi Penerapan SPM Sub Urusan Bencana
4 Materi Sosialisasi Aplikasi SIAP TANGGUH BENCANA dari Kemendagri untuk
penerapan pelaksanaan dan pemantauan SPM SUB
5 Materi Kerjasama antar Organinasi Pemerintah Daerah untuk percepatan
pelaksanaan SPM SUB dan Mekanisme integrasi SPM SUB kedalam Dokrenda
6 Materi Diskusi Kelompok
*Bahan pertemuan akan dibagikan menyesuaikan kebutuhan

7. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan secara offline dan online dengan metode Focus Group
Discussion dan Classroom dengan pemaparan materi dari narasumber, diskusi kelompok
yang dibantu oleh fasilitator dan diikuti tanya jawab sebagai pemahaman terhadap materi.
Daftar Narasumber Sesi Panel dari:

1. Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Bina Administrasi Wilayah, Direktorat MPBK.


2. Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Direktorat SUPD III.
3. Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Bagian Perencanaan.
4. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Direktorat Sistem Penanggulangan
Bencana.
5. Kepala BPBD Kota Kupang, Provinsi NTT
6. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kupang, Provinsi NTT
7. Praktisi Kebencanaan.

6
Instansi Dit.Sistem PB, Dit.SUPD III,
Panitia Peran Bagren, Dit.MPBK, DRRC UI, SS
Online Offline
Narasumber Perkembangan NSPK SPM Bp.M.Robi Amri
BNPB SUB (Sistem PB)
Narasumber Permendagri 59 dan Panduan Bp.Benjamin S
Kemendagri Binwas SPM SUB (Bagren)
Kepmendagri 050 TA 2021
Narasumber Ibu Subhany
dan Rencana Perubahan TA
Kemendagri (SUPD III)
2022
Narasumber Bp. Evan F
Kerjasama OPD
Kemendagri (MPBK)
Narasumber Urgensi SPM SUB dan Bp.Fredrick S Bp. Hendy R
Kemendagri Aplikasi SIAP TANGGUH (MPBK) (DRRC UI)
Narasumber Perkembangan Binwas SPM BPBD
Daerah SUB di Provinsi NTT Provinsi NTT
Narasumber Tantangan Penerapan SPM di BPBD
Daerah Daerah Kota Kupang
Narasumber Pemanfaatan Data Dinas Dukcapil
Daerah Kependudukan untuk SPM Kota Kupang
Sesi Panel dan Konsultasi Danang IP
Moderator
Pemda (MPBK)
Sesi Pelatihan Aplikasi dan Bp.Eko Bp.Hendy R
Diskusi Pemda (DRRC UI) (DRRC UI)
Bp.Didik SM
Fasilitator Bp.Yoga W
Sesi Bimtek Pengisian Form (Lead Fasilitator)
(MPBK)
SPM SUB dan Diskusi Pemda Ibu Nunik Sutanti
Co Fasilitator
(MPBK) Co Fasilitator
Pembukaan, antar Sesi dan Ibu Nunik Sutanti
MC
Penutupan (MPBK)
Notetaker Sesi Panel, Diskusi SS

7
Support Registrasi, Adminstrasi dan
SS
staff Mobilisasi sumber daya

8. Peserta Kegiatan

Peserta offline (tatap muka) berasal dari:

Jumlah (orang)
No Instansi/ Lembaga
Daerah Jakarta
1 Kementerian Dalam Negeri (Dit.MPBK, Ditjen Adwil) 3
2 BNPB (Dit. Sistem PB) 1
3 Pemda (BPBD, Bappeda, Biro Tapem Setda dan 12
Inspektorat Daerah) di Provinsi NTT.
(@ 3 orang per OPD)
4 Pemda (BPBD, Bappeda, dan Bag. Tapem Setda) dari 12
Kota Kupang dan Kabupaten Kupang di Provinsi NTT.
(@ 3 orang per OPD)
5 DRRC UI dan Fasilitator 2
6 Tim SIAP SIAGA Jakarta 4
7 Tim SIAP SIAGA NTT 5
Total 29 10

Peserta online (melalui zoom) perwakilan pemerintah daerah berasal dari BPBD, Bappeda
dan Bagian Tata Pemerintahan dari Kabupaten/ Kota Sasaran Program SIAP SIAGA di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

9. Agenda Kegiatan

Waktu
No Kegiatan Keterangan
(WITA)
HARI PERTAMA: Selasa, 6 Desember 2022
Penerbangan langsung Jakarta- Kupang
1 13.55-17.55 Panitia
(Citilink, QG 602)

8
Waktu
No Kegiatan Keterangan
(WITA)
Makan Malam, Perjalanan dan Check in Hotel di
2 17.55-19.00 Panitia
Kota Kupang
Koordinasi Mekanisme Kegiatan Panitia
3 19.00-20.00 Panitia
Kemendagri dan SIAP SIAGA NTT
4 20.00- Istirahat, Selesai
HARI KEDUA: Rabu, 7 Desember 2022
Registrasi peserta offline di Aula Bappeda
5 08.15-08.30 Panitia
Provinsi
1. Pembukaan
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Laporan Ketua Panitia
4. Sambutan dari Team Leader Program SIAP
6 08.30-09.30 SIAGA MC
5. Sambutan dari Direktur MPBK
6. Pengantar dan Pembukaan dari Kepala
Bappeda Provinsi NTT
7. Pembacaan Doa
Sesi Paparan Panel 1: Pendalaman Materi
SPM SUB (@ 20 menit)
1. Ringkasan Permendagri 59 Tahun 2021 dan
Panduan Binwas SPM SUB (Kabagren
Bangda, Kemendagri).
2. Ringkasan Kepmendagri 050 Tahun 2021
dan Rencana Perubahan Tahun 2022 (Dit. Moderator:
7 09.30.11.10
SUPD III, Kemendagri). Danang IP
3. Ringkasan Perkembangan NSPK Pendukung
SPM SUB (Dit. Sistem PB, BNPB).
4. Optimasilasi Peran BNPB dalam
Pengendalian Pelaksanaan SPM SUB
(Sugeng Triutomo, Praktisi Kebencanaan/
Advisor SIAPSIAGA).

9
Waktu
No Kegiatan Keterangan
(WITA)
5. Ringkasan Teknis Pelaksanaan SPM SUB
dan Aplikasi SIAP TANGGUH BENCANA
(Kasubdit PRB, Dit. MPBK).
6. Optimalisasi Peran BPBD Provinsi NTT
dalam Binwas SPM SUB (Kepala Bappeda
Provinsi NTT)
8 11.10-12.00 Diskusi dan Tanya Jawab
9 12.00-13.00 ISHOMA
Sosialisasi Aplikasi SIAP TANGGUH
BENCANA:
(Peserta Pemda Membawa Laptop) Fasilitator:
 Pengantar tentang Urgensi Aplikasi dan Didik SM dan
10 13.00-15.30 keterkaitan dengan regulasi Pemda DRRC UI,
 Tata Cara Penggunaan dan Pemanfaatan Co-Fasilitator:
Aplikasi Nunik, S
 Pelatihan pemanfaatan Aplikasi Bagi Pemda
(input data dan simulasi)
MPBK:
11 15.30-16.00 Kesimpulan dan Penutup Hari Pertama
Evan F
Kemendagri
12 16.00-17.00 Panitia: Evaluasi Hari Pertama dan SIAP
SIAGA
13 17.00 Istirahat, Selesai Hari Pertama Panitia
HARI KETIGA: Kamis, 8 Desember 2022
14 08.30-09.00 Persiapan peserta online dan offline
Sesi paparan panel 2: Tantangan Penerapan
SPM SUB di Daerah: (@ 20menit) Moderator:
15 09.00-10.00
1. Tantangan dan Upaya Penerapan SPM di Danang IP
Kota Kupang (Kepala BPBD Kota Kupang)

10
Waktu
No Kegiatan Keterangan
(WITA)
2. Upaya Pemanfaatan Data Kependudukan
dalam Mendukung Penerapan SPM SUB
(Kepala Dinas Dukcapil Kota Kupang)
3. Rekomendasi Kerjasama antar OPD dalam
mendukung percepatan penerapan SPM
SUB (Subdit Sarpras dan Informasi Bencana,
Dit. MPBK, Kemendagri)
16 10.00-11.00 Diskusi dan tanya jawab
Konsultasi dan Pelatihan bagi Pemda:
Fasilitator :
 Pelaksanaan tahapan penerapan SPM SUB
Didik SM,
(Pengisian form Sesuai Permendagri 59/2021
17 11.00-11.00 Co-Fasilitator:
dan Permendagri 101/2018)
Yoga W,
 Lanjutan Pelatihan Aplikasi SIAP TANGGUH
DRRC UI
BENCANA
18 12.00-13.00 ISHOMA
Lanjutan Konsultasi dan Pelatihan bagi
Pemda Fasilitator :
 Pelaksanaan tahapan penerapan SPM SUB Didik SM,
19 13.00-15.00 (Pengisian form Sesuai Permendagri 59/2021 Co-Fasilitator:
dan Permendagri 101/2018) Yoga W,
 Lanjutan Pelatihan Aplikasi SIAP TANGGUH DRRC UI
BENCANA
Danang IP,
20 15.00-15.30 Rencana Tindak Lanjut
Didik SM
 Kesimpulan dan Penutup Dit. MPBK:
21 15.30-16.00
 Acara selesai Evan F
Kemendagri
22 16.00-17.00 Panitia: Evaluasi Hari Kedua dan SIAP
SIAGA

11
Waktu
No Kegiatan Keterangan
(WITA)
23 17.00 Istirahat, Selesai Panitia
HARI KEEMPAT: Jumat, 9 Desember 2022
Penerbangan langsung Kupang-Jakarta (Citilink, Kemendagri
24 06.30-08.10
QG 603) dan SS

10. Penutup

Kerangka acuan kegiatan ini merupakan gambaran umum rencana kegiatan yang
bersifat tentatif atau dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi. Jika ada
perubahan Kerangka Acuan Kegiatan yang berdampak pada sebagian besar rencana
kegiatan, seluruh peserta akan diberikan informasi perubahan tersebut.

11. Anggaran

1) Peserta yang hadir offline diharuskan telah menerima vaksin dosis ketiga (booster)
atau 2x dosis vaksin Covid-19.
2) Panitia pelaksana kegiatan ini akan menanggung biaya snack dan makan peserta
acara berlangsung.
3) Untuk peserta dari Kementerian/Lembaga (Kemendagri dan BNPB) yang hadir sesuai
undangan, panitia akan menanggung akomodasi, transportasi dan uang saku selama
kegiatan berlangsung.
4) Panitia juga akan menanggung Biaya Transport Lokal peserta dari Bappeda, BPBD,
Biro/ Bagian Tata Pemerintahan, Inspektorat Daerah dari Provinsi NTT dan
Kabupaten/ Kota (Kota Kupang dan Kab.Kupang).

12

Anda mungkin juga menyukai