A. LATAR BELAKANG | 7
B. DASAR PEMBENTUKAN DAN RUJUKAN PELAKSANAAN | 8
C. MAKSUD DAN TUJUAN | 9
1. Maksud | 9
2. Tujuan | 9
D. PARA PIHAK | 10
E. RUANG LINGKUP | 12
F. KETENTUAN UMUM PENYELENGGARAAN KEGIATAN KOTAKU | 12
G. PENYELENGGARAAN REKRUTMEN TIM KORKOT/ASKOT MANDIRI DAN TIM
FASILITATOR | 14
H. PENYELENGGARAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN | 16
I. Infrastruktur Reguler | 16
II. Infrastruktur Pascabencana (CERC Sulteng dan NTB) | 41
III. Infrastruktur Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan (Livelihood) | 41
IV. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan
Infrastruktur Skala Lingkungan | 46
I. PENYELENGGARAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN | 49
II. Penyelenggaraan Kegiatan | 49
III. Mekanisme Protokol Pencegahan COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi | 52
J. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN KAPASITAS | 55
1. Kegiatan Penguatan Kapasitas di Program KOTAKU | 55
2. Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah/Pokja PKP dan Konsultan/Fasilitator | 56
3. Penguatan Kapasitas Masyarakat | 70
DAFTAR GAMBAR
2. Tujuan:
b. Agar pelaksanaan tugas dan fungsi para para pihak serta pelaksanaan
kegiatan KOTAKU Tahun Anggaran 2020 dapat berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana dan target yang telah direncanakan.
D. PARA PIHAK
Para pihak (Pemerintah, Pemerintah Daerah, Konsultan, Tim Koordinator Kota, Tim
Fasilitator dan Masyarakat) yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU tahun
2020 ini adalah;
1. Tingkat Nasional
a. Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian PUPR;
b. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Nasional;
c. Central Collaboration Management Unit (CCMU);
d. Satker Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman;
e. PPK Pembinaan Manajemen II Direktorat PKP;
f. Oversight Service Provider (OSP) Advisory;
g. Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
h. Konsultan Evaluasi.
2. Tingkat Provinsi
a. Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Gubernur, sebagai penanggung jawab
pelaksanaan program/kegiatan di Provinsi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19;
c. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Provinsi;
d. Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi;
e. Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman;
f. Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK)
g. Oversight Consultant/Oversight Service Provider (OC/OSP).
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Pemerintah Kabupaten/Kota, dalam hal ini Bupati/Walikota sebagai
penanggung jawab pelaksanaan program/kegiatan di kabupaten/kota;
b. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk oleh
Bupati/Walikota;
c. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP)
Kabupaten/Kota;
d. Tim Koordinator Kota.
4. Tingkat Kecamatan
a. Perangkat daerah kecamatan sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
dipimpin oleh Camat merupakan pemegang peran utama di tingkat
kecamatan;
b. Tim Fasilitator.
5. Tingkat Kelurahan
a. Lurah/Kepala Desa;
b. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)/Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(LKM);
c. Unit Pengelola Lingkungan (UPL)-BKM/LKM;
d. Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP);
e. Kelompok Swadaya Masyarakat/Panitia (KSM/Panitia);
f. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP);
g. Relawan/Kader Teknis.
Tugas dan Fungsi para pihak secara rinci dapat dilihat dalam Surat Edaran Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor : 03/SE/DC/2020 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Khusus untuk Satgas Pencegahan COVID-19, sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi memiliki
tugas, tanggung jawab dan kewenangan untuk melakukan:
1. Sosialisasi;
2. Pembelajaran (edukasi);
3. Promosi Teknik;
4. Metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
5. Berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 PUPR melakukan
identifikasi potensi bahaya COVID-19 di lapangan;
6. Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja
dan tamu proyek;
7. Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/demobilisasi
pekerja;
8. Pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja;
9. Pengadaan fasilitas kesehatan di lapangan; dan
10. Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan atau
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan
penghentian kegiatan sementara.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup POS ini meliputi langkah-langkah penyesuaian metode kerja untuk:
6. Keselamatan dan Kesehatan Pelaku Kotaku (khususnya Tim Fasilitator dan Tim
Korkot) serta Stakeholder Kotaku lainnya dan masyarakat harus menjadi prioritas
utama dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU selama phase pencegahan
penyebarluasan COVID-19 dan antisipasi dampak wabah pendemik COVID-19
9. Substansi utama POS ini adalah penyesuaian metode kerja dimasa pandemik
COVID-19, hal-hal prinsip terkait substansi, konsep dan metode tetap mengacu
kepada Pedoman teknis dan POS yang sudah ada.
10. Untuk keperluan yang sangat mendesak dan tidak bisa dihindari, maka
aktitiftas/pertemuan tatap muka, harus memperhatikan pencegahan covid-19
sebagai berikut:
1. Persiapan;
a. Pelaksanaan pada tahap persiapan bila tidak dimungkinkan melalui pertemuan
langsung, dapat dilakukan melaui video conference aplikasi zoom.us, skype
video conference atau aplikasi lainnya;
b. Apabila memungkinkan dilakukan melalui pertemuan langsung karena sesuatu
hal yang tidak dapat dilakukan dengan video conference/teleconference maka
harus memperhatikan ketentuan sebagaimana poin F.10 POS ini.
c. Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi dibantu
oleh Oversight Consultant/Oversight Service Provider (OC/OSP) membentuk
Panitia Promosi, dan Rekrutmen Personil yang berisi unsur Satker dibantu
unsur OC/OSP;
d. Panitia menyusun rencana kerja promosi dan rekrutmen;
e. Panitia mengidentifikasi kebutuhan pemenuhan personil sesuai dengan kuota
yang telah ditentukan;
f. Panitia membuat dan mengumumkan rencana promosi dan rekrutmen
personil. Khusus untuk rekrutmen diumumkan di Media Cetak ditingkat
propinsi;
2. Promosi;
Panitia melakukan penilaian terhadap personil eksisting berdasarkan hasil evaluasi
triwulanan yang sudah dilaksanakan oleh Satker Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Propinsi sejak penugasan Januari 2019.
3. Pendaftaran Peserta Rekrutmen;
a. Seluruh berkas lamaran agar discan terlebih dahulu dengan format file pdf;
b. Pendaftaran dilakukan dengan mengirimkan lamaran yang dilampiri berkas-
berkas pendukung serta form rekrutmen kepada panitia propinsi secara online
via e-mail dan atau media elektronik online lainnya.
4. Penilaian Administratif;
a. Pemerikasaan keabsahan berkas-berkas persyaratan administratif;
b. Pemeriksaan kesesuaian kualifikasi yang dipersyaratkan dari masing-masing
jabatan/posisi, maksimal peserta memilih 2 posisi;
c. Penilaian dan skoring terhadap komponen Pendidikan dan Pengalaman;
d. Peserta yang lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti test tulis
diumumkan di website KOTAKU oleh panitia sebelum pelaksanaan test online
atau test tulis.
5. Test Tulis;
Test tulis dilakukan secara serentak diseluruh Indonesia secara online sesuai
jadwal yang ditetapkan.
6. Penetapan Personil;
Setelah mendapatkan personil yang lulus rekrutmen maka dilakukan penetapan
personil yang layak diperpanjang kontraknya dengan surat ketetapan Kepala
Satuan Kerja dan melakukan kontrak sampai 31 Desember 2020.
7. Mobilisasi Personil.
Apabila dari hasil rekrutmen diperlukan adanya mobilisasi personil dari luar
wilayah/daerah, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Personil yang akan dimobilisasi wajib memeriksakan diri ke Puskesmas/Rumah
Sakit bahwa personil tersebut berdasarkan rapid test COVID-19 hasilnya
“negatif”;
b. Apabila hasil rapid test menunjukan hasil “positif COVID-19 atau Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)”, maka personil tersebut wajib ditangani terlebih dahulu
oleh Tim Medis dan atau mengisolasi diri di rumah selama minimal 14 hari;
c. Personil dapat melanjutkan mobilisasi ke tempat/wilayah kerjanya setelah
mendapatkan surat pernyataan “sehat/negatif COVID-19” dari
Puskesmas/Rumah Sakit.
d. Mobilisasi di lapangan atas persetujuan kepala lurah/desa setempat.
2. Rembuk hasil Diskusi 1. Buat grup khusus untuk rembuk hasil pendataan
Pendataan online 2. Siapkan bahan-bahan hasil pendataan baik
dalam bentuk dokumen maupun paparan dan
juga rundown pembahasan
3. Bahas hasil Pendataan a.l:
a. Luasan kumuh di desa/kelurahan sampai
level RT
b. Profil Kumuh RT
c. Ringkasan persoalan kekumuhan di tiap RT.
4. Undang pelaku seperti BKM, TIPP, Lurah/Kades,
Perwakilan warga,dll
5. Lakukan pembahasan secara daring, sesuai
dengan rundown yang ada
6. Fasilitator menuangkan hasilnya dalam Berita
Acara dan Berita acara tersebut disertai foto
peserta yang ikut, untuk tanda tangan bisa
dengan masing-masing capture tanda tangan dan
digabung dalam satu berita acara.
Tahap Perencanaan
OJT
1. Peta yang sudah dilengkapi data di print dalam
format A4 atau disesuaikan kondisi, beserta
rangkuman data yang belum lengkap
2. Undang 2-3 orang TIPP/BKM kemudian jelaskan
terkait data yang sudah di dapat dan data yang
belum dilengkapi
3. Jelaskan cara untuk melengkapi data tersebut
melalui media peta yang sudah di siapkan/print
A4.
4. Lakukan survey bersama TIPP yang diundang,
lakukan OJT terkait tatacara melengkapi data yang
diperlukan
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
Diskusi Online
1. Lakukan diskusi awal dengan Lurah/Kepala Desa
jelaskan terkait dengan rencana pelaksanaan
diskusi secara online dan meminta bantuan
terkait tokoh masyarakat maupun relawan yang
akan dilibatkan dalam diskusi tersebut.
2. Identifikasi dan catat nama dan nomor telpon
yang dapat digunakan untuk WA group. Buatlah
forum diskusi online untuk penyusunan RPLP
dalam WA group.
3. Sampaikan terkait data yang sudah di dapat dan
data yang belum dilengkapi. Dan tatacara untuk
melengkapi.
4. Lakukan diskusi terkait data yang diperlukan, dan
dapat dilengkapi informasi nya melalui WA group
berupa data foto, pengukuran, masukan dan
nformasi lainnya
5. Ketika data sudah lengkap, susun dalam sebuah
media tayang dalam bentuk powerpoint dan
tayangkan dalam bentuk WA group dan mintalah
anggota group untuk tanggapan dan
persetujuannya. Bagi relawan yang tidak memiliki
nomor WA dapat dibuatkan media print untuk
diminta masukan dan persetujuannya melalui
sms.
Analisa Tapak
WFH
1. Menyiapkan peta kawasan terdeliniasi dengan
skala ketelitian peta 1:1000 berukuran A0 yang
telah dilengkapi dengan batas dan informasi lain
yang di perlukan
2. Siapkan plastik dan spidol sebagai lembar kerja
dan alat kerja
3. Lakukan analisa fisik dasar dengan cara
melakukan overlay dari peta kontur, jenis tanah
dan data fisik dasar lainnya. Selanjutnya analisa
terkait permasalahan yang ada dan apa
kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
4. Lakukan hal yang sama terkait dengan fisik binaan
(sarana dan prasarana maupun utilitas lainnya)
dan sosial ekonomi
5. Selanjutnya lakukan analisa kebutuhan
infrastruktur berdasarkan analisa fisik dasar, fisik
binaan dan sosial ekonomi sesuai dengan hasil
analisa sebelumnya
6. Catat dan rangkum kebutuhan infrastruktur yang
dibutuhkan berdasarkan analisa
Diskusi Online
1. Sampaikan draft hasil analisa kepada peserta
kemudian minta pendapat dan persetujuan dari
peserta
2. Lengkapi analisa berdasarkan masukan dan
kesepakatan peserta diskusi
3. Diskusikan dan gali informasi terkait kebutuhan
safeguard lahan dan social terhadap rencana-
rencana hasil analisa tersebut.
4. Sepakati kegiatan – kegiatan hasil analisa bersama
peserta diskusi
5. Ketika hasil sudah lengkap, susun dalam sebuah
media tayang dalam bentuk powerpoint dan
tayangkan dalam bentuk WA group dan mintalah
anggota group untuk tanggapan dan
persetujuannya. Bagi relawan yang tidak memiliki
nomor WA dapat dibuatkan media print untuk
diminta masukan dan persetujuannya melalui
sms.
Pre Design
1. Seleksi Prioritas Kegiatan Tim Faskel dan BKM secara Work From Home
(WFH) melakukan Review RPLP terkait realisasi
capaian kegiatan penanganan kumuh terkini
sebagai acuan prioritas kegiatan. Koordinator
BKM berkoordinasi dengan anggota BKM untuk
menentukan usulan prioritas kegiatan. Tim Faskel
mengevaluasi prioritas kegiatan yang
disampaikan BKM sesuai kriteria yang telah
ditetapkan;
2. Perumusan Konsep Penataan Tim Faskel secara WFH melakukan review atas
Lingkungan Permukiman Konsep Penataan Lingkungan yang sudah ada
pada RPLP sebelumnya.
3. Pengelolaan Dampak Sosial & Dilakukan oleh Tim Faskel secara WFH dengan
Lingkungan menggunakan data sekunder/Peta (online) dan
atau verifikasi lapangan (offline). Dalam hal
verifikasi langsung lapangan maka harus
membatasi/mengatur keterlibatan warga dan
mematuhi protokol pencegahan COVID-19
No Kegiatan Metode Kerja
4. Penyusunan Gambar DED, Dilakukan oleh Tim Faskel (Faskel Teknik) secara
RAB, Spesifikasi Teknis dan WFH dan diverifikasi oleh Askot Infrastruktur/TA
Jadwal Kegiatan Infrastruktur OC/OSP secara WFH. Untuk
kebutuhan konsultasi dengan BKM/TIPP dapat
dilakukan melalui telephon atau media vidcon
(bila tersedia). Dalam hal konsultasi dilakukan
langsung dengan warga/BKM dilapangan maka
harus membatasi keterlibatan warga dan
mematuhi protoko pencegahan COVID-19;
Tahap Pelaksanaan
1. Kontrak/Surat Perjanjian Dilakukan secara WFH oleh BKM dan PPK
Kerjasama (SPK) antara BKM
dengan PPK
3. Penyusunan Rencana Kerja Dilakukan secara WFH oleh Wakil KSM. Tim
Pelaksanaan Kegiatan KSM Faskel terlebih dahulu memastikan bahwa
BKM telah memberikan format-format standar
kepada KSM;
10. On The Job Trainning/Praktek dilakukan melalui Media Warga dan koordinasi
Kerja Lapangan langsung melalui media online oleh Tim
Fasilitator dengan Ketua KSM atau Perwakilan
KSM yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
konstruksi dilapangan (Mandor/Tukang yang
mewakili)
12. Supervisi kegiatan Konstruksi Dilakukan oleh Tim Faskel (Faskel Teknik)
dengan mematuhi protokol pencegahan
COVID-19;
No Kegiatan Metode Kerja
14. Melakukan Rapat Evaluasi Rapat ditiadakan, Evaluasi dilakukan oleh Tim
Kemajuan Faskel dan hasilnya termasuk Rencana
Tindaklanjut disampaikan kepada PPK,
BKM/UPL dan KSM terkait.
15. Membuat Administrasi dan Dilakukan oleh KSM diverifikasi oleh Tim
Dokumentasi Pelaksanaan Fasilitator;
Pekerjaan
17. Serah Terima Hasil Pekerjaan Dilakukan secara administrasi oleh BKM
BKM kepada PPK dengan PPK setelah Hasil Pemeriksaan
Pekerjaan diterima oleh PPK
a. Tahap Persiapan
1) Penyiapan data:
(b) Siapkan bahan untuk Coaching seperti rundown coaching dan juga
materi dalam bentuk paparan dan juga bahan bacaan digital, antara lain
materi tentang: Apa itu livelihood, hasil analisa awal terhadap
desa/kelurahan terkait, bagaimana menyusun bussiness plan,
bagaimana membuat rencana kegiatan, jenis kegiatan, dll;
(c) Membuat WA grup atau bisa dengan aplikasi webinar atau radio
komunitas;
b. Tahap Perencanaan
3) Bahan berupa bahan bacaan Format, Buku Saku dan POS, Dokumen soft
copy RPLP, Bisnis Plan, Pra Design, DED, RAB, RKS yang sudah disusun;
4) Lakukan proses perencanaan secara virtual, bisa dengan webinar atau via
grup media sosial , buat rundown-nya, dan lakukan secara bertahap samai
disepakati rencana kegiatan yang akan dilakukan;
6) Hasil kegiatan dikirim via email atau media komunikasi lain ke fasilitator;
c. Tahap Pelaksanaan
d. Tahap Keberlanjutan
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang meliputi penyusunan Dokumen Perencanaan dan
Perencanaan Teknis berdasarkan hasil FS BDC dan dilakukan oleh Konsultan
Perencana yang disediakan oleh Pemerintah Kab/Kota bersama TMC Kab/Kota.
Pada tahap tersebut terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan pertemuan
unsur stakeholders, yaitu:
1) Kegiatan survey teknis lapangan;
2) Kegiatan Identifikasi dan Konsultasi/Sosialisasi dengan Warga Terdampak
Proyek;
3) Kegiatan Konsultasi Teknis dengan instansi teknis terkait;
4) Kegiatan Pembahasan hasil dokumen Perencanaan Teknis (Siteplan,
Gambar Teknis, RAB, Spesifikasi Teknis, Dokumen Safeguards Sosial,
dokumen Safeguards Lingkungan dan dokumen Lelang).
Merujuk pada Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, untuk penyelenggaraan
infrastruktur skala lingkungan perlu dibuat mekanisme protokol pencegahan COVID-
19 yang serupa dengan menyesuaikan pada peran dan fungsi para pihak yang ada
ditingkat Kelurahan/Desa dengan tahapan sebagai berikut:
I. PENYELENGGARAAN KEGIATAN
Penyelenggaraan Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan KOTAKU pada prinsipnya
dilaksanakan sepenuhnya sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi..
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang meliputi penyusunan Dokumen Perencanaan dan
Perencanaan Teknis dilakukan oleh Konsultan Perencana yang disediakan oleh
Pemerintah Kab/Kota bersama TMC Kab/Kota. Pada tahap tersebut terdapat
beberapa kegiatan yang melibatkan pertemuan unsur stakeholders, yaitu:
a. Kegiatan survey teknis lapangan;
b. Kegiatan Identifikasi dan Konsultasi/Sosialisasi dengan Warga Terdampak
Proyek;
c. Kegiatan Konsultasi Teknis dengan instansi teknis terkait;
d. Kegiatan Pembahasan hasil dokumen Perencanaan Teknis (Siteplan, Gambar
Teknis, RAB, Spesifikasi Teknis, Dokumen Safeguards Sosial, dokumen
Safeguards Lingkungan dan dokumen Lelang).
Jika mengalami kesulitan dalam mengisi SBD terkait maka Pokja pemilihan
diharapkan dapat berdiskusi dengan procurement yang ada di NMC atau di
advisory secara online melalui Video Conference dengan media Zoom atau
Skype
Secara umum Penguatan Kapasitas dalam Program KOTAKU dilaksanakan dengan 2 (dua)
jenis kegiatan, yaitu:
Selama masa tanggap darurat COVID-19 maka kegiatan CB yang sifatnya tatap muka akan
dihindari, dan semua dilaksanakan secara virtual atau online.
Yang termasuk kategori dalam lingkup kegiatan pelatihan ada 2 (dua) jenis yaitu:
1) Pelatihan substansi program; dilaksanakan melalui aplikasi e-learning KOTAKU
dan juga aplikasi webinar (Online meeting berbayar), termasuk dalam kategori ini
adalah ToT pemandu, pelatihan OC/OSP, pelatihan korkot dan tim faskel serta
Pelatihan untuk Pemda maupun masyarakat
2) Rapat Koordinasi program; Kegiatan pertemuan, konsolidasi atau rapat
koordinasi tenaga ahli sesuai dengan bidang masing-masing terutama untuk
kebutuhan penyamaan persepsi, koordinasi dan pengendalian untuk pencapaian
target program. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain: Rakor TL dan EGM
(Expert Group Meeting), Rakor tim korkot, tim faskel, pemda maupun masyarakat.
b. Kegiatan Pelatihan Substansi Program
• Satker
Materi untuk • Advisory
Webinar tingkat
membangun • TA KMP
Post Test Pusat Ke OSP/ • OC/OSP
Keterampilan
Korkot dan Pemandu • Pemandu
dan motivasi
• Korkot
• Lurah/Kepala
Materi untuk Desa
Tingkat Desa/Kel On The job training/
membangun • BKM/LKM
Webinar/Kepada
pemahaman, • TIPP
pelaku tingkat Kel/ • UP-UP
Keterampilan
Desa • KSM
dan motivasi • KPP
Penyusunan
Modul E-Learning
Tingkat
Pusat
Penyampaian
Undangan E-
learning
Ya E-learning
Post test I Lulus Rekapitulasi
selanjutnya
Tidak Passing
grade = 80
Ya
Post test II Lulus
Tidak
Tingkat
Provinsi/ Penguatan oleh
Kota/kab OC/OSP
Penyiapan kegiatan e-learning dilakukan sepenuhnya oleh KMP Kotaku 1 dan 2 dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyusun kurikulum materi e-learning yang akan di laksanakan
2) Menyusun modul e-learning, modul e-learning ini sangatlah berbeda dengan modul
pembejalaran melalui pelatihan tatap muka dikelas, Modul e-learning bersifat interaktif,
dibutuhkan aplikasi khusus dan juga keterampilan khusus penyusun modul.
3) Menyiapkan undangan kepada peserta, undangan ini dikeluarkan oleh Team Leader KMP
dengan sasaran sesuai dengan kebutuhan.
4) Pelaksanaan belajar mandiri e-learning, kegiatan e-learning dilaksanakan oleh seluruh
peserta sesuai dengan sasaran yang ditetapkan dengan diberi durasi waktu beberapa hari
(tergantung banyaknya atau tingkat kesulitan materi). Mulai dari registrasi, belajar secara
interaktif dan mandiri dan juga mendownload bahan belajar.
5) Kemudian setelah proses belajar mandiri, dilakukan post test bertujuan untuk mengukur
capaian pemahaman peserta terhadap materi e-learning. Post test wajib dikuti oleh
seluruh peserta yang mengikuti e-learning dengan passing grade minimal 80. Apabia
nilainya 80 keatas maka dinyatakan lulus dengan materi tersebut dan dapat mengikuti
materi e-learning berikutnya, apabila dibawah 80 maka harus belajar kembali materi e-
learning dengan diberikan kesempatan mengikuti post test periode kedua.
6) Bagi peserta yang masih belum lulus walaupun telah mengikuti post test periode kedua
maka akan diberikan penguatan khusus oleh Tim Pelatihan OC/OSP.
Sedangkan penyiapan kegiatan Webinar dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Penyusunan dan
Penyiapan Modul/ Pengajuan KAK/
Bahan Webinar Kurikulum
&Rundown
Perlu perbaikan
Persetujuan
Perbaikan untuk
pelaksanaan
kedepan
ya
Advisory, KMP
Penyampaian Pelaksanaan
terkibat dalan
Konsolidasi Undangan Webinar Webinar
Review pelaksanaan
Post Test
Webinar
Tahapan proses penyiapan Webinar sebagai berikut :
• Diseminasi Kebijakan
• Progres sektor
Pelaksnaan Rakor • TA KMP
• Pembahasan Isu
Tenaga Ahli • TA OC/OSP
• Permusan strategi
implementasi
Alur proses penyiapan kegiatan rapat koordinasi dan pengendalian ini sebagai berikut:
Penyusunan dan
Penyiapan Modul/
Pengajuan KAK/
Bahan Rakor
Rundown
Perlu perbaikan
Rekomendasi :
• Pusat oleh Satker
Persetujuan
• OC/OSP Oleh KMP
• Korkot oleh OC/OSP
ya
Konsolidasi Penyebaran
persiapan Rakor undangan
Advisory, KMP
Review hasil
Pelaksanaan Rakor Terlinbat dalam
pelaksanaan Rakor Rakor
Materi dishare
melalui goggle
drive
1) Penyebarluasan informasi
Dalam situasi tanggap darurat COVID-19 ini, alur penyebaran informasi dilakukan
secara online dan berjenjang. Seluruh materi sosialisasi disiapkan oleh KMP dan
akan mendapatkan umpan balik dari sasaran sosialisasi secara berjenjang, sebagai
masukan terhadap media dan konten sosialisasi. Berikut alur sosialisasi yang
dilakukan:
a) Bahan sosialisasi atau publikasi adalah seluruh materi berbasis online dalam
rangka memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh Pelaku
Program Kotaku dari mulai tingkat Pusat sampai tingkat
kelurahan/masyarakat. Penyelenggara kegiatan sosialisasi program ini
adalah KMP Kotaku 1 dan Kotaku 2
b) Materi disusun oleh USK masing-masing bidang berdasarkan kebutuhan
lapangan disampaikan ke Tim Komunikasi untuk dibuat menjadi pesan
sosialisasi;
c) Seluruh POS atau pedoman yang sudah final dibuat menjadi materi
sosialisasi yang simpel dan mudah dipahami;
d) Materi akan dikelompokkan berdasarkan pelaku dan lokasi dampingan lama
& baru (BPM, Livelihood, Skala Kawasan, dan Pencegahan).
e) Sasaran sosialisasi program adalah:
(1) Tim pendamping (konsultan) dari: OC/OSP, Tim Korkot, Tim Fasilitator;
(2) Pemerintah Daerah: Tim Balai, Pokja PKP Kota, OPD terkait;
(3) Masyarakat: BKM, TIPP, relawan, KSM/Penerima Manfaat;
(4) Khalayak umum (yang bisa mengakses media kotaku).
Peserta
• Bappenas
• Direktur PKP
• Kementerian
• PMU
Pelaksanaan • Satker IBM
Tingkat Pusat
Lokakarya Nasional • PPK
• Balai PPW
• Satker Provinsi
• Advisory
• TL KMP
Tingkat Provinsi
• Balai PPW
• OPD Provinsi
Pelaksanaan • OC/OSP
Lokakarya Provinsi • Pemda Kota/Kabupaten
• Tim Korkot
• Kelompok Peduli
Tingkat Kota/Kab
• Pemda Kota/Kab
Pelaksanaan
• Kelompok Peduli
Lokakarya Tingkat
• Tim Korkot
Kota/Kab
• Tim Fasilitator
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Penyusunan dan
Penyiapan Materi
Pengajuan KAK/
Lokakarya
Rundown Lokakarya
Perlu perbaikan
Rekomendasi :
• Pusat oleh Satker
Persetujuan
• OC/OSP Oleh KMP
• Korkot oleh OC/OSP
ya
Konsolidasi Penyebaran
persiapan Lokakarya undangan
Materi dishare
melalui google
drive
Penyusunan dan
Penyiapan materi
Pengajuan KAK/
Diskusti Tematik
rundown ke OC/OSP
Perlu perbaikan
Perbaikan untuk
Persetujuan pelaksanaan
kedepan
ya
Konsolidasi rencana
Webinar (substansi
dan metode)
Penyampaian
Pelaksanaan Diskusi Review pelaksanaan
Undangan Diskusi
Tematik Diskusi Tematik
Tematik
Untuk kegiatan sosialisasi di masyarakat, media-media cetak, audio visual tetap dapat
dilakukan karena tidak bertemu langsung dengan masyarakat, sedangkan Sosialisasi
yang sifatnya tatap muka, akan dilaksanakan dengan beberapa alternatif metode:
1
Berdasarkan himbauan pemerintah masyarakat diwajibkan memakai masker Ketika keluar rumah, dan masker
yang digunakan cukup masker kain, karena masker Kesehatan maupun masker N95 untuk petugas medis
1) BKM/UPK dapat menggunakan sebagian dana operasional, bunga bank dan
jasa dana bergulir (maksimal 5% dari total bunga bank & jasa dana bergulir),
serta idle money lainnya untuk pengadaan poster, spanduk, dan kit sosialisasi
lainnya terkait pencegahan penyebarluasan COVID - 19 di wilayahnya;
3. Mekanisme Koordinasi dan Komunikasi Virtual atau Online (Non Tatap Muka)
a. Pendanaan
ii. Tim Fasilitator, Tim Koordinator Kota dan CC (Pendamping Masyarakat dan
pendamping Pemda)
C.1 Etika
Karena peserta konferensi video juga dapat saling melihat, berikut ini adalah aturan
etika untuk konferensi video:
i. Posisi duduk peserta; Posisi duduk peserta sebaiknya berada di tempat yang tidak
terganggu dari aktifitas lain misalnya seperti lalu lalang orang,dll
ii. Gunakan Backround layar yang baik; Backround layar sangat penting dalam
konferensi video, karena akan mempengaruhi image peserta di mata peserta yang
lain, gunakan latar belakang layar yang baik seperti di studio, misalnya
tembok/backround yang berwarna gelap dengan warna yang tidak mencolok.
Hindari latar belakang layar yang mengganggu perhatian orang lain misalnya kasur
yang berantakan, ruangan yang tidak bersih dll. Bila anda tidak backround layar yang
baik anda bisa gunakan backround virtual dalam aplikasi pertemuan daring.
iii. Hindari suara bising; Suara sekecil apapun dalam pertemuan daring akan sangat
mengganggu, Sebaiknya pergunakan headset, karena bisa meminimalisir suara
bising dan juga feedback di speaker anda dan peserta lain. Gunakan fitur Mute bila
suara bising tidak dapat dihindari.
iv. Berbusana dengan benar; Gunakan pakaian yang baik dan sopan seperti layaknya
pertemuan secara langsung. Jangan gunakan busana tidur dan pakaian sehari-hari
yang tidak layak dipandang orang lain.
v. Hindari makan dan minum; Makan sebaiknya dihindari karena akan menggangu
orang lain yang melihat, dan minumlah jika dibutuhkan terutama pertemuan yang
memakan waktu yang lama.
vi. Jangan mengalihkan perhatian orang lain; Hindari tindakan-tindakan yang tidak
perlu yang dapat mengalihkan perhatian orang lain, misalnya goyang-goyang tangan
berlebihan, joged-joged,dll
vii. Bersikap sopan; Dalam bertutur kata dan bersikap harus sopan dan juga santun
serta saling menghargai antara peserta/narasumber pertemuan .
viii. Diupayakan Tampak dalam Video; Pada saat narasumber/moderator/peserta
berbicara, maka harus menampilkan videonya, sebagai bentuk penghargaan kepada
peserta pertemuan, sedangkan peserta yang lain wajib menyimak (dengan
mematikan audio), dan boleh menyalakan atau mematikan video sesuai kebutuhan.
ix. Tidak Menelepon pada saat pertemuan; Peserta tidak diperkenankan untuk
melakukan panggilan telpon atau menerima telpon pada saat meeting, kecuali
telpon yang sangat mendesak, dan gunakan Gunakan fitur chat atau raise hand
untuk meminta izin kepada moderator atau narasumber.
x. Tidak Berbicara/ memotong pembicaraan; Pada saat narasumber/moderator/
peserta lain sedang berbicara peserta dilarang berbicara atau memotong
pembicaraan sebelum diizinkan oleh narasumber atau moderator. Gunakan fitur
Mute untuk mematikan audio pada saat orang lain berbicara dan Gunakan fitur chat
atau raise hand untuk meminta izin kepada moderator atau narasumber
xi. Bertanya yang benar; Bila peserta ingin mengajukan pertanyaan, gunakan fitur chat
atau raise hand untuk meminta izin bertanya kepada moderator atau narasumber,
dan silahkan bertanya dengan efektif.
xii. Dilarang meninggalkan pertemuan (Leave meeting); Peserta meninggalkan
pertemuan kecuali ada kepentingan yang lebih mendesak, dan bila akan
meninggalkan pertemuan harus dengan izin host/moderator,.
xiii. Dilarang melakukan chat yang tidak perlu; Selama pertemuan berlangsung,
dilarang mengirim chat, file, atau gambar yang tidak perlu, misalnya kirim file,
gambar2 atau video yang tidak ada hubungan dengan materi.
L. PENUTUP
1. POS ini berlaku sejak ditetapkan oleh Executing Agency c.q. PMU/Satker KOTAKU
untuk dilaksanakan sesuai ketentuan oleh seluruh pelaku dan para pihak KOTAKU
2. Perubahan atas ketentuan POS akan ditetapkan kemudian oleh executing Agency
c.q. PMU/Satker KOTAKU