Anda di halaman 1dari 79

DAFTAR ISI

A. LATAR BELAKANG | 7
B. DASAR PEMBENTUKAN DAN RUJUKAN PELAKSANAAN | 8
C. MAKSUD DAN TUJUAN | 9
1. Maksud | 9
2. Tujuan | 9

D. PARA PIHAK | 10
E. RUANG LINGKUP | 12
F. KETENTUAN UMUM PENYELENGGARAAN KEGIATAN KOTAKU | 12
G. PENYELENGGARAAN REKRUTMEN TIM KORKOT/ASKOT MANDIRI DAN TIM
FASILITATOR | 14
H. PENYELENGGARAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN | 16
I. Infrastruktur Reguler | 16
II. Infrastruktur Pascabencana (CERC Sulteng dan NTB) | 41
III. Infrastruktur Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan (Livelihood) | 41
IV. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan
Infrastruktur Skala Lingkungan | 46
I. PENYELENGGARAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN | 49
II. Penyelenggaraan Kegiatan | 49
III. Mekanisme Protokol Pencegahan COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi | 52
J. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN KAPASITAS | 55
1. Kegiatan Penguatan Kapasitas di Program KOTAKU | 55
2. Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah/Pokja PKP dan Konsultan/Fasilitator | 56
3. Penguatan Kapasitas Masyarakat | 70

K. KETENTUAN DUKUNGAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERANGKAT


KOMUNIKASI/ KOORDINASI ONLINE (NON TATAP MUKA) | 73
1. Alat Pelindung Diri (APD) | 73
2. Sosialisasi dan Kegiatan Pencegahan Penyebarluasan COVID – 19 | 73
3. Mekanisme Koordinasi dan Komunikasi Virtual atau Online (Non Tatap Muka) I 74
a. Pendanaan I 74
b. Kebutuhan Perlengkapan Pertemuan Online I 75
c. Etika dan tatacara Tahapan Pelaksanaan Pertemuaan Online| 80
L. PENUTUP | 80

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pilihan Campuran untuk membuat Desinfektan | 49


Gambar 2. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | 50
Gambar 2. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur Jasa Konstruksi | 56
A. LATAR BELAKANG
Bahwa sehubungan dengan perkembangan pandemik Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) dan menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 15
Maret 2O2O terkait upaya pencegahan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) serta
mempertimbangkan adanya penetapan wabah corona sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia perlu dilakukan upaya pencegahan
penyebaran dan dampak COVID-19 dengan membuat langkah-langkah penyesuaian
metode kerja secara extra dalam pelaksanaan kegiatan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

Untuk menyusun langkah-langkah penyesuaian metode kerja tersebut, KOTAKU


mengambil dasar pertimbangan dan kebijakan berdasarkan:

1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1


Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan
Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau
Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian
Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
5. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
6. Surat Edaran Menteri PAN RB No 19 Tahun 2020, tentang Penyesuaian Sistim Kerja
Aparatur Sipil Negara dalam upaya Pencegahan COVID-19 di Lingkungan
Pemerintah;
7. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 04/SE/M/2020, tentang penanganan
Penyebaran COVID-19 di lingkungan Kementerian PUPR;
8. Surat Dirjen Cipta Karya No. UM.0501-DC/204, Tentang Penyesuaian Atas
Penanganan Penyebaran COVID-19 di Direktorat Jenderal Cipta Karya;
9. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor: 136/SE/DK/2020
Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi;
10. Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penjelasan atas Pengadaan
Barang/Jasa dalam Rangka Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);
11. Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pembuktian Kualifikasi/Klarifikasi dan Negosiasi Pada Pemilihan Penyedia Dalam
Masa Wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);
12. Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri/NPPLN antara Pemerintah Indonesia
dengan World Bank (WB) Nomor IBRD-8636, Asian Infrastructure Investment Bank
(AIIB) Nomor LN 0004-IDN dan Islamic Development Bank (IsDB) Nomor IDN 1011
(Service Ijaraa-Istisna’a-ISFD).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu disusun Prosedur Operasional Standar
(POS) Penyesuaian Metode Kerja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Coronavirus
Disease ( COVID-19) di Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Tahun Anggaran 2020.

B. DASAR PEMBENTUKAN DAN RUJUKAN PELAKSANAAN


1. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan
dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883);
2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10);
3. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
40);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79/TPA Tahun 2018 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2016 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
24/PRT/M/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
di Direktorat Jenderal Cipta Karya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1005);
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 96);
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
05/PRT/M/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 107); dan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 785);
10. Keputusan Menteri PUPR Nomor: 167/KPTS/M/2020 tentang Penetapan Lokasi
serta Besaran Bantuan Kegiatan Infrastruktur Berbasis Masyarakat Tahun Anggaran
2020;
11. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor : 03/SE/DC/2020 tentang
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya;
dan
12. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor : 19/SE/DC/2020 tentang Tata
Cara Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud:

Prosedur Operasional Standar ini dimaksudkan sebagai pedoman upaya


pencegahan penyebaran COVID-19 bagi para pihak selama melaksanakan
kegiatan KOTAKU.

2. Tujuan:

a. Melindungi para pihak yang akan melaksanakan kegiatan KOTAKU melalui


upaya pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran COVID-19;
dan

b. Agar pelaksanaan tugas dan fungsi para para pihak serta pelaksanaan
kegiatan KOTAKU Tahun Anggaran 2020 dapat berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana dan target yang telah direncanakan.
D. PARA PIHAK
Para pihak (Pemerintah, Pemerintah Daerah, Konsultan, Tim Koordinator Kota, Tim
Fasilitator dan Masyarakat) yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU tahun
2020 ini adalah;

1. Tingkat Nasional
a. Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian PUPR;
b. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Nasional;
c. Central Collaboration Management Unit (CCMU);
d. Satker Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman;
e. PPK Pembinaan Manajemen II Direktorat PKP;
f. Oversight Service Provider (OSP) Advisory;
g. Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
h. Konsultan Evaluasi.
2. Tingkat Provinsi
a. Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Gubernur, sebagai penanggung jawab
pelaksanaan program/kegiatan di Provinsi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19;
c. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Provinsi;
d. Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi;
e. Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman;
f. Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK)
g. Oversight Consultant/Oversight Service Provider (OC/OSP).
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Pemerintah Kabupaten/Kota, dalam hal ini Bupati/Walikota sebagai
penanggung jawab pelaksanaan program/kegiatan di kabupaten/kota;
b. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk oleh
Bupati/Walikota;
c. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP)
Kabupaten/Kota;
d. Tim Koordinator Kota.
4. Tingkat Kecamatan
a. Perangkat daerah kecamatan sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
dipimpin oleh Camat merupakan pemegang peran utama di tingkat
kecamatan;
b. Tim Fasilitator.
5. Tingkat Kelurahan
a. Lurah/Kepala Desa;
b. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)/Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(LKM);
c. Unit Pengelola Lingkungan (UPL)-BKM/LKM;
d. Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP);
e. Kelompok Swadaya Masyarakat/Panitia (KSM/Panitia);
f. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP);
g. Relawan/Kader Teknis.

Tugas dan Fungsi para pihak secara rinci dapat dilihat dalam Surat Edaran Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor : 03/SE/DC/2020 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Khusus untuk Satgas Pencegahan COVID-19, sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi memiliki
tugas, tanggung jawab dan kewenangan untuk melakukan:
1. Sosialisasi;
2. Pembelajaran (edukasi);
3. Promosi Teknik;
4. Metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
5. Berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 PUPR melakukan
identifikasi potensi bahaya COVID-19 di lapangan;
6. Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja
dan tamu proyek;
7. Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/demobilisasi
pekerja;
8. Pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja;
9. Pengadaan fasilitas kesehatan di lapangan; dan
10. Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan atau
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan
penghentian kegiatan sementara.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup POS ini meliputi langkah-langkah penyesuaian metode kerja untuk:

1. Ketentuan Umum Penyelenggaraan Kegiatan KOTAKU dalam mendukung


pencegahan penyebarluasan COVID-19 dan antisipasi dampak wabah COVID-19;
2. Penyelenggaraan Rekrutmen dan Mobilisasi Tim Korkot/Askot Mandiri dan
Fasilitator;
3. Penyelenggaraan Kegiatan Infrastruktur Skala Lingkungan;
4. Penyelenggaraan Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan;
5. Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Kapasitas; dan
6. Ketentuan Dukungan Alat Perlindungan Diri (APD) dan Perangkat Komunikasi dan
Koordinasi Online (non tatap muka).

F. KETENTUAN UMUM PENYELENGGARAAN KEGIATAN KOTAKU


1. Penyelenggaraan pelaksanaan seluruh Kegiatan KOTAKU selalu merujuk pada
perkembangan Kebijakan Satgas Nasional Bencana COVID-19 (BNPB) dan
Kementerian PUPR terkait pencegahan penyebarluasan COVID-19 serta antisipasi
dampak wabah pendemik COVID-19

2. Penyelenggaraan pelaksanaan seluruh Kegiatan KOTAKU juga merujuk pada


kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Daerah terkait pencegahan penyebarluasan
COVID-19 dan antisipasi dampak wabah pendemik COVID-19

3. Penyelenggaraan pelaksanaan seluruh kegiatan KOTAKU pada phase tanggap


darurat dampak COVID-19 dilakukan atas dasar identifikasi kondisi wilayah
terdampak COVID-19 sesuai keputusan Pemprop dan Pemda.

4. Di Daerah-daerah yang telah ditetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala


Besar (PSBB), Karantina Wilayah atau Isolasi wilayah oleh Kepala Daerah setempat,
maka seluruh penyelenggaraan kegiatan KOTAKU di daerah-daerah tersebut Tidak
diperkenankan melalui pertemuan tatap muka secara langsung, namun melalui
media virtual/online atau data sekunder.

5. Penyelenggara Kegiatan KOTAKU di skala lingkungan dan skala Kawasan/Kota


membentuk Tim Masyarakat Siaga Dampak COVID-19 - KOTAKU sesuai ketentuan
dan berkoordinasi dengan Tim Satgas serta perangkat pemerintah setempat.

6. Keselamatan dan Kesehatan Pelaku Kotaku (khususnya Tim Fasilitator dan Tim
Korkot) serta Stakeholder Kotaku lainnya dan masyarakat harus menjadi prioritas
utama dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU selama phase pencegahan
penyebarluasan COVID-19 dan antisipasi dampak wabah pendemik COVID-19

7. Dalam upaya menjamin Keselamatan dan Kesehatan Stakeholder dan Masyarakat


serta mendukung Kebijakan pencegahan penyebarluasan COVID-19 dan antisipasi
dampak wabah pendemik COVID-19 dapat dilakukan refocussing dan reorientasi
dana serta program untuk sosialisasi, pencegahan wabah, Alat Perlindungan Diri
(APD), Alat Komunikasi dan Koordinasi Virtual Online, dan lainnya sesuai ketentuan
yang ditetapkan PMU/Satker/PPK KOTAKU.

8. Penyelenggaraan pelaksanaan seluruh Kegiatan KOTAKU terkait pencegahan


penyebarluasan COVID-19 dan antisipasi dampak wabah pendemik COVID-19 tetap
sesuai prinsip dasar KOTAKU serta seoptimal mungkin memenuhi target serta
output yang telah ditetapkan di akhir proyek.

9. Substansi utama POS ini adalah penyesuaian metode kerja dimasa pandemik
COVID-19, hal-hal prinsip terkait substansi, konsep dan metode tetap mengacu
kepada Pedoman teknis dan POS yang sudah ada.

10. Untuk keperluan yang sangat mendesak dan tidak bisa dihindari, maka
aktitiftas/pertemuan tatap muka, harus memperhatikan pencegahan covid-19
sebagai berikut:

a. Berkoordinasi terlebih dahulu dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan


Covid-19 di daerah di tingkat Kota/Kabupaten/Kecamatan perihal rencana
pertemuan/kegiatan;
b. Dilaksanakan di tempat/ruangan yang aman, steril, dan bukan pada wilayah
zona merah/kuning atau yang sudah ditetapkan PSBB oleh pemerintah;
c. Batasi jumlah peserta pertemuan/kegiatan maksimum 10 orang, atau sesuai
ketentuan yang berlaku dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di
daerah setempat.
d. Penyelenggara kegiatan menyediakan fasilitas kesehatan standar, seperti
Hand Sanitizer, masker kesehatan, dan vitamin serta obat-obatan yang
dibutuhkan.
e. Lakukan penyemprotan disinfektan secara rutin pada ruangan yang
digunakan;
f. Lakukan pengukuran suhu tubuh thermoscanning (tanpa sentuh) dengan
kepada seluruh undangan rapat dan segera diambil tindakan penanganan
apabila peserta rapat mengalami ciri-ciri seperti indikasi COVID-19
g. Bila ada peserta pertemuan/kegiatan yang memiliki gejala-gejala yang sama
dengan COVID-19 maka laksanakan protokol kesehatan sesuai aturan yang
berlaku
h. Mengenakan Masker (dan sarung tangan bila dimungkinkan)
i. Memperhatikan jarak aman/ social/physical distancing minimal 1,5 – 2 meter
pada saat pelaksanaan kegiatan;
j. Dilarang berjabat tangan ketika bertemu sesama peserta kegiatan;
k. Sebelum dan sesudah masuk ruangan agar melakukan cuci tangan pakai sabun
dan atau hand sanitizer yang disediakan oleh panitia/pelaksana kegiatan
11. Selain kegiatan di lapangan, untuk alasan pelaksanaan ketentuan Pencegahan dan
Penanganan COVID-19, maka Satker/Ka. Balai/PPK/Team Leader Konsultan dapat
menetapkan mekanisme kerja dari rumah (Work From Home) dengan ketentuan
antara lain sebagai berikut:
a. Penugasan WFH hanya dapat diberikan oleh Satker/PPK/Ka. Balai/Team
Leader Konsultan
b. Membuat rencana kerja dan target terukur setiap minggu dikoordinir secara
berjenjang (Tim OC-OSP, Tim Korkot, Tim Faskel), sebaiknya dibuat dalam
bentuk seperti google spreadsheet sehingga bisas update dan dikendalikan
setiap saat
c. Setiap hari pelaku menyampaikan update progress atas target pekerjaan pada
hari tersebut secara berjenjang kepada Satker/PPK/Ka. Balai/Team Leader
d. Agar pelaku selalu siap sedia bila dihubungi, tidak diperkenankan untuk
menutup akses komunikasi via telpon dan media lainnya
e. Menggunakan aplikasi pertemuan online untuk pelaksanaan meeting secara
online, dengan tata cara dan etika yang akan diatur di bagian K POS ini .

G. PENYELENGGARAAN REKRUTMEN TIM KORKOT/ASKOT MANDIRI DAN


TIM FASILITATOR
Penyelenggaraan rekrutmen mengacu pada Surat Direktur Pengembangan Kawasan
Permukiman Nomor PR.01.01-ck/05 tanggal 10 Maret 2020 tentang Percepatan
Pelaksanaan National Slum Upgrading Program (NSUP) - Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) Tahun Anggaran 2020, Lampiran 3. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Promosi dan
Rekrutmen Personil Pendamping Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) 2020 dengan
tahapan rekrutmen sebagai berikut:

1. Persiapan;
a. Pelaksanaan pada tahap persiapan bila tidak dimungkinkan melalui pertemuan
langsung, dapat dilakukan melaui video conference aplikasi zoom.us, skype
video conference atau aplikasi lainnya;
b. Apabila memungkinkan dilakukan melalui pertemuan langsung karena sesuatu
hal yang tidak dapat dilakukan dengan video conference/teleconference maka
harus memperhatikan ketentuan sebagaimana poin F.10 POS ini.
c. Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi dibantu
oleh Oversight Consultant/Oversight Service Provider (OC/OSP) membentuk
Panitia Promosi, dan Rekrutmen Personil yang berisi unsur Satker dibantu
unsur OC/OSP;
d. Panitia menyusun rencana kerja promosi dan rekrutmen;
e. Panitia mengidentifikasi kebutuhan pemenuhan personil sesuai dengan kuota
yang telah ditentukan;
f. Panitia membuat dan mengumumkan rencana promosi dan rekrutmen
personil. Khusus untuk rekrutmen diumumkan di Media Cetak ditingkat
propinsi;
2. Promosi;
Panitia melakukan penilaian terhadap personil eksisting berdasarkan hasil evaluasi
triwulanan yang sudah dilaksanakan oleh Satker Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Propinsi sejak penugasan Januari 2019.
3. Pendaftaran Peserta Rekrutmen;
a. Seluruh berkas lamaran agar discan terlebih dahulu dengan format file pdf;
b. Pendaftaran dilakukan dengan mengirimkan lamaran yang dilampiri berkas-
berkas pendukung serta form rekrutmen kepada panitia propinsi secara online
via e-mail dan atau media elektronik online lainnya.
4. Penilaian Administratif;
a. Pemerikasaan keabsahan berkas-berkas persyaratan administratif;
b. Pemeriksaan kesesuaian kualifikasi yang dipersyaratkan dari masing-masing
jabatan/posisi, maksimal peserta memilih 2 posisi;
c. Penilaian dan skoring terhadap komponen Pendidikan dan Pengalaman;
d. Peserta yang lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti test tulis
diumumkan di website KOTAKU oleh panitia sebelum pelaksanaan test online
atau test tulis.
5. Test Tulis;
Test tulis dilakukan secara serentak diseluruh Indonesia secara online sesuai
jadwal yang ditetapkan.
6. Penetapan Personil;
Setelah mendapatkan personil yang lulus rekrutmen maka dilakukan penetapan
personil yang layak diperpanjang kontraknya dengan surat ketetapan Kepala
Satuan Kerja dan melakukan kontrak sampai 31 Desember 2020.
7. Mobilisasi Personil.
Apabila dari hasil rekrutmen diperlukan adanya mobilisasi personil dari luar
wilayah/daerah, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Personil yang akan dimobilisasi wajib memeriksakan diri ke Puskesmas/Rumah
Sakit bahwa personil tersebut berdasarkan rapid test COVID-19 hasilnya
“negatif”;
b. Apabila hasil rapid test menunjukan hasil “positif COVID-19 atau Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)”, maka personil tersebut wajib ditangani terlebih dahulu
oleh Tim Medis dan atau mengisolasi diri di rumah selama minimal 14 hari;
c. Personil dapat melanjutkan mobilisasi ke tempat/wilayah kerjanya setelah
mendapatkan surat pernyataan “sehat/negatif COVID-19” dari
Puskesmas/Rumah Sakit.
d. Mobilisasi di lapangan atas persetujuan kepala lurah/desa setempat.

H. PENYELENGGARAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN


I. INFRASTRUKTUR REGULER
Pelaksanaan kegiatan infrastruktur Skala lingkungan secara prinsip tetap mengacu
pada SE Dirjen Cipta Karya 40/SE/DC/2016 tentang Pedoman umum KOTAKU, Surat
Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor : 03/SE/DC/2020 Pedoman Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya, POS Infrastruktur
skala lingkungan, POS RPLP dan POS lain yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Dalam rangka Pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) maka
perlu dilakukan penyesuaian metode kerja kegiatan infrastruktur terutama kegiatan
rembug warga/pertemuan yang melibatkan kehadiran/tatap muka langsung dengan
warga. Penyesuaian dilakukan dengan prinsip meminimalisir pertemuan-pertemuan
yang secara langsung dihadiri oleh warga. Akan tetapi, bilamana dipandang sangat
perlu atau tidak dapat dihindarkan adanya kegiatan yang bersifat pertemuan dengan
warga laksanakan ketentuan F.10 POS ini.
Tahap Persiapan

Kegiatan Metode Metode kerja


Sosialisasi Program KOTAKU
1. Persiapan Pertemuan ▪ Koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan
daring Penanganan Covid-19 di masing-masing
Kota/Kabupaten untuk kemungkinan dan
mekanisme pelaksanaan kegiatan sosialisasi
program
▪ Siapkan bahan materi sosialisasi tentang
program KOTAKU
▪ Koordinasi dengan Aparat Pemerintah
setempat, kecamatan dan kelurahan untuk
persiapan sosialisasi dan rencana materi yang
akan disampaikan, tempat, peserta, waktu,
teknis pelaksanaan dll.
Kegiatan Metode Metode kerja
Sosialisasi Program KOTAKU
▪ Tim Fasilitator Koordinasi dengan Aparat
Kelurahan / Desa melalui aplikasi chat maupun
telpon
▪ Identifikasi unsur-unsur masyarakat dan aparat
pemerintah yang akan diundang dalam
kegiatan sosialisasi, terutama nomor telpon
dan nomor chat media sosial yang bisa
dihubungi
▪ Undang seluruh peserta disertai rundown
acara dan juga teknis pelaksanaan pertemuan
secara daring.
2. Pelaksanaan Pertemuan ▪ Pada saat hari-h lakukan registrasi peserta yang
Sosialisasi daring telah diundang
▪ Jelaskan rundown acara kepasa seluruh
peserta
▪ Berikan kesempatan kepada Aparat
Desa/Kelurahan setempat untuk
menyampaikan sambutan
▪ Sampaikan materi-materi digital antara lain:
o Konsep Program KOTAKU
o Tahapan Pelaksanaan kegiatan KOTAKU bagi
lokasi lama atau baru
o Mekanisme Pendataan, Pembentukan BKM,
penyusunan RPLP, Pelaksanaan kegiatan
konstruksi mekanisme pencairan BPM,dll
o Protokol Covid-19 dalam kegiatan KOTAKU
▪ Lakukan diskusi dan tanya jawab dengan
peserta
▪ Sepakati agenda selanjutnya
▪ Susun berita acara pelaksanaan Sosialisasi,
dengan capture foto peserta dan juga bukti
tanda tangan online.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
1. Bimbingan Online ▪ Materi/modul tata cara pembentukan
Pembentukan coaching BKM/LKM dalam situasi pandemik Covid-19
BKM/LKM disediakan dalam aplikasi e-learning KOTAKU;
▪ Korkot/Askot Mandiri mengundang Tim
Fasilitator untuk mengikuti online coaching
dan diskusi tentang pendampingan
pembentukan BKM/LKM (dapat dilakukan
melalui aplikasi online group meeting seperti
skype, zoom, webinar, dll)
2. Rembug Rembug ▪ Fasilitator berkoordinasi dengan Lurah/Kades
Pembentukan Tanpa melalui Aplikasi pertemuan daring atau
dan Bimbingan Tatap komunikasi telepon/WA/aplikasi lainnya
Muka
Panitia tentang rencana pembentukan panitia
Pemilihan pemilihan BKM/LKM;
Anggota ▪ Fasilitator bersama Lurah/Kades membuat
BKM/LKM Grup media sosial Komite untuk Panitia
Pembentukan BKM/LKM untuk masing-
masing kelurahan/desa yang menjadi tanggung
jawabnya;
▪ Lurah/Kades mengundang perwakilan
RT/RW/Dusun ke dalam Grup media sosial
untuk terlibat dalam pembentukan panitia
BKM/LKM;
▪ Fasilitator melalui Grup media sosial
menyampaikan perihal perlunya BKM/LKM dan
tata cara pembentukan BKM/LKM dalam
situasi pandemik COVID-19 (informasi dan tata
cara pembentukan secara tertulis disampaikan
dalam format pdf/ppt/picture – materi
disiapkan oleh tim konsultan);
▪ Fasilitator memfasilitasi pemilihan panitia
Pembentukan BKM/LKM. Jumlah panitia
ditetapkan sesuai kebutuhan
▪ Panita Pembentukan BKM/LKM terpilih dibagi
menjadi 2 kelompok kerja: Pokja Pemilihan
Anggota BKM/LKM dan Pokja Penyusun Draft
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
Anggaran Dasar BKM/LKM. Di masing-masing
Pokja dipilih satu orang ketua yang bertugas
sebagai koordinator dari masing-masing pokja.
▪ Fasilitator menuangkan hasil pembentukan
panitia dalam Berita Acara dan Berita acara
tersebut disertai foto peserta yang ikut, untuk
tanda tangan bisa dengan masing-masing
capture tanda tangan dan digabung dalam
satu berita acara
3. Identifikasi dan Rembug ▪ Fasilitator berkoordinasi dengan Lurah/Kades
pengambilan Tanpa melalui komunikasi telepon/WA/aplikasi
keputusan Tatap lainnya tentang rencana identifikasi
Muka
Revitalisasi kelembagaan yang ada di masyarakat dan
kelembagaan refleksi kelembagaan;
atau ▪ Fasilitator bersama Lurah/Kades membuat
Pembentukan Grup media sosial Panitia Pembentukan
BKM/LKM BKM/LKM (WA khusus untuk panitia yang telah
terbentuk) untuk masing-masing
kelurahan/desa yang menjadi tanggung
jawabnya;
▪ Fasilitator bersama Panitia Pemilihan Anggota
BKM/LKM berdiskusi melalui Grup media
sosial untuk membahas dan menyiapkan
lembar kriteria kelembagaan masyarakat yang
dapat difungsikan sebagai BKM/LKM;
▪ Panitia Pemilihan Anggota BKM/LKM
melakukan identifikasi lembaga-lembaga yang
ada di masyarakat, dengan kriteria sbb
(dilakukan dengan berkomunikasi dan
konfirmasi dengan lembaga ybs):
1. Di luar institusi Pemerintah
2. Wilayah tugas/binaan mencakup satu
Kelurahan/Desa
3. Pemilihan anggota secara demokratis
4. Lembaga non profit
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
5. Bersedia menjadi lembaga untuk
membantu masyarakat dalam
penanggulanan kemiskinan dan penataan
permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan (dituangkan dalam surat
pernyataan kesediaan)
▪ Apabila terdapat lembaga yang sesuai dengan
kriteria tersebut, maka Panitia Pemilihan
Anggota BKM/LKM menuangkan secara tertulis
hasil identifikasi lembaga tersebut untuk dapat
difungsikan sebagai BKM/LKM yang
selanjutnya akan direvitalisasi. Hasil identifikasi
disosialisasikan (melalui WA/surat edaran dari
kelurahan/lainnya) ke masyarakat (perwakilan
RT/RW/Dusun/Lembaga) untuk mendapatkan
umpan balik/tanggapan (setuju/tidak setuju)
dalam jangka waktu maksimal 3 hari dari
sosialisasi tersebut;
▪ Bila setelah 3 (tiga) hari tidak ada keberatan
dari warga dan Apabila masyarakat (perwakilan
RT/RW/Dusun/Lembaga) SEPAKAT maka
dilakukan penetapan lembaga tersebut untuk
dapat difungsikan sebagai BKM/LKM yang
selanjutnya akan direvitalisasi, dan dituangkan
dalam Berita Acara yang ditanda tangani oleh
unsur-unsur yang ada beserta Kepala
Desa/Lurah, lanjutkan langkah ke poin 3a untuk
revitalisasi kelembagaan BKM;
▪ Bila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari ternyata
ada masyarakat (perwakilan
RT/RW/Dusun/Lembaga) TIDAK SEPAKAT atau
TIDAK ADA LEMBAGA YANG SESUAI KRITERIA,
maka akan dibentuk lembaga baru dan
dituangkan dalam Berita Acara dan laksanakan
langkah 3b dan seterusnya.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
▪ Fasilitator menuangkan hasilnya dalam Berita
Acara dan Berita acara tersebut disertai foto
peserta yang ikut, untuk tanda tangan bisa
dengan masing-masing capture tanda tangan
dan digabung dalam satu berita acara.
3a. Revitalisasi FGD online ▪ Fasilitator mengundang Panitia Pembentukan
Kelembagaan BKM/LKM dan lembaga masyarakat terpilih
masyarakat untuk mengikuti diskusi/FGD online tentang
revitalisasi kelembagaan (dapat dilakukan
melalui aplikasi online group meeting seperti
skype, zoom, webinar, dll);
▪ Fasilitator dan Panitia Pembentukan BKM/LKM
menjelaskan secara detail tentang Anggaran
Dasar BKM/LKM (file dokumen tertulis tentang
AD BKM/LKM untuk dapat dibagikan);
▪ Fasilitator dan Panitia Pembentukan
BKM/LKM menawarkan Lembaga masyarakat
yang terpilih untuk dapat menyesuaikan
beberapa dari Anggaran Dasar tersebut
sebagai dasar untuk dicatatkan pada Akta
Notaris sebagai BKM/LKM;
▪ Bila sudah disepakati maka sesuaikan seluruh
struktur, aturan main, kepengurusan dengan
agar sejalan dengan aturan main yang baru
▪ Demikian proses revitalisasi kelembagaan
berjalan sepanjang masa proyek berlangsung
▪ Setelah Kelembagaan yang ada sudah menjadi
BKM/LKM, maka kegiatan bisa langsung
dilaksanakan ke langkah 6

3b. Sosialisasi Sosialisasi ▪ Bila di tahapan 3 masyarakat bersepakat tidak


tentang melalui ada Lembaga Masyarakat yang representatif
Pembentukan berbagai untuk melaksanakan Program KOTAKU, maka
media
BKM/LKM dan langsung laksanakan langkah 3b untuk
Persiapan sosialisasi pembentukan BKM
Pemilihan ▪ Pokja Perumus draft AD BKM/LKM
merumuskan draft AD/ART BKM dan kemudian
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
Utusan Tingkat menyiapkan lembaran sosialisasi draft AD
RT/RW/Dusun BKM/LKM (mencakup poin-poin penting yang
perlu dipahami oleh masyarakat,
menggunakan bahasa yang sederhana, dapat
menggunakan gambar/media visual), termasuk
pula media yang dipakai untuk menerima
umpan balik dari masyarakat (dapat melalui
SMS/WA/surat tertulis, dll);
▪ Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM
merumuskan Tata tertib Pemilihan anggota
BKM/LKM dan kemudian menyiapkan
lembaran sosialisasi tentang Tata Tertib
Pemilihan Anggota BKM dan usulan tanggal,
waktu dan mekanisme Pemilihan Utusan
Warga tingkat RT/RW/Dusun;
▪ Kedua lembaran sosialisasi tersebut
disebarluaskan ke masyarakat dengan
berkoordinasi dengan pimpinan
RT/RW/Dusun;
▪ Koordinator masing-masing Pokja memantau
penyebarluasan informasi dan umpan balik
dari masyarakat, dengan berkomunikasi dan
berkoordinasi dengan pimpinan
RT/RW/Dusun;
▪ Berdasarkan hasil sosialisasi dan umpan balik
yang diterima, Koordinator Panitia
Pembentukan BKM/LKM menyusun Berita
Acara tentang Kesiapan Masyarakat dalam
Melaksanakan Pemilihan Utusan Tingkat
RT/RW/Dusun secara Demokratis, Tertulis,
Tertutup, Jujur dan Adil
▪ Fasilitator menuangkan hasilnya dalam Berita
Acara dan Berita acara tersebut disertai foto
peserta yang ikut, untuk tanda tangan bisa
dengan masing-masing capture tanda tangan
dan digabung dalam satu berita acara.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
4. Pemilihan Pemilihan ▪ Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM membuat
Utusan Tingkat melalui pengumuman (poster/spanduk/surat edaran)
RT/RW/Dusun Pengajuan tentang Pemilihan Utusan Tingkat
Usulan
RT/RW/Dusun, setidaknya 1 minggu sebelum
Nama Hasil
Rembug tanggal pemilihan utusan warga di
RT/RW/Du RT/RW/Dusun tersebut. Pengumuman
sun dan mencakup kriteria utusan yang diusulkan (spt
warganya mewakili utusan laki-laki dan perempuan,
kriteria orang baik, dll);
▪ Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM
memastikan melalui pimpinan RT/RW/Dusun
bahwa warganya mengetahui tentang kegiatan
tersebut;
▪ Pimpinan RT/RW/Dusun bersama-sama
dengan warganya memilih dan mengusulkan
nama sebagai Utusan Tingkat RT/RW/Dusun
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
oleh Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM secara
demokratis sampai diketahui berapa peserta
yang ikut, dan yang terpilih siapa saja serta
prosentase suara terhadap total suara yang
memilih;( warga memilih langsung dengan
menggunakan media online seperti google
form , atau aplikasi lain)
▪ Hasilnya disampaikan secara tertulis oleh
pimpinan RT/RW/Dusun kepada Pokja
Pemilihan Anggota BKM/LKM. Surat pengajuan
usulan nama Utusan Tingkat RT/RW/Dusun
dilengkapi dengan data lengkap usulan Utusan
Tingkat RT/RW/Dusun (spt nama, usia,
pendidikan, profesi, alamat dan nomor
telepon, dll) dan ditandatangani oleh pimpinan
RT/RW/Dusun, pihak yang diusulkan, dan saksi
dari perwakilan masyarakat (minimal 5 orang
saksi pada setiap RT/RW/Dusun). Dengan
berita acara pemilihan yang memuat tanggal
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
pemilihan, jumlah peserta yang hadir, jumlah
dan prosentase suara tertinggi.
▪ Surat diterima Pokja Pemilihan Anggota
BKM/LKM paling lambat pada tanggal dan
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya;
▪ Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM membuat
daftar lengkap Usulan Utusan Tingkat
RT/RW/Dusun berdasarkan surat yang diterima
dari masing-masing RT/RW/Dusun tersebut,
dan dituangkan dalam Berita Acara.
▪ Berdasarkan nama-nama utusan warga
tersebut, dipilih 9-13 orang anggota BKM dari
utusan warga yang nilai prosentase pemilihnya
tertinggi (ranking prosesntase pemilihan
tertinggi)
▪ Nama-nama yang terpilih tersebut selanjutnya
akan ditetapkan sebagai anggota BKM/LKM.
▪ Fasilitator menuangkan hasilnya dalam Berita
Acara hasil pemilihan anggota BKM tingkat
desa/kelurahan dan Berita acara tersebut
disertai foto peserta yang ikut, untuk tanda
tangan bisa dengan masing-masing capture
tanda tangan dan digabung dalam satu berita
acara.
5. Penetapan FGD dan ▪ Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM membuat
Anggota BKM Rapat Grup media sosial Anggota BKM/LKM
Tingkat Koordinasi Kel/Desa (anggota WA adalah nama-nama
secara
Kel/Desa dan yang telah ditetapkan sebagai anggota
online
Pengesahan BKM/LKM);
AD BKM ▪ Pokja Pemilihan Anggota BKM/LKM bersama
Fasilitator mengundang Anggota BKM/LKM
terpilih untuk mengikuti diskusi/FGD online
tentang [1] susunan pengurus BKM/LKM, dan
[2] pengesahan draft AD BKM/LKM (dapat
dilakukan melalui aplikasi online group
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
meeting seperti Grup media social, call
meeting, skype, zoom, webinar, dll);
▪ Koordinator Pokja Pemilihan Anggota
BKM/LKM memimpin diskusi penyusunan
pengurus BKM/LKM;
▪ Koordinator Pokja AD BKM/LKM memimpin
diskusi pembahasan dan pengesahan AD
BKM/LKM;
▪ Susunan pengurus dan proses pengesahan AD
BKM/LKM dituangkan dalam Berita Acara.
▪ Fasilitator menuangkan hasilnya dalam Berita
Acara dan Berita acara tersebut disertai foto
peserta yang ikut, untuk tanda tangan bisa
dengan masing-masing capture tanda tangan
dan digabung dalam satu berita acara.

6. Pencatatan ▪ Fasilitator dan Panitia Pembentukan BKM/LKM


Akta Notaris berdasarkan Anggaran Dasar yang sudah
BKM/LKM disusun kemudian mencatatkan Akta Notaris
Pembentukan BKM/LKM;
▪ Jika DIMUNGKINKAN MENDAFTAR SECARA
ONLINE, Fasilitator dan Lembaga masyarakat
terpilih mendaftarkan lembaga tersebut untuk
dicatatkan dalam akta notaris sebagai
BKM/LKM;
▪ Jika TIDAK DIMUNGKINKAN MENDAFTAR
SECARA ONLINE, Fasilitator dan Lembaga
masyarakat terpilih menghadap notaris atau
notaris terdekat datang ke desa/kelurahan
setempat untuk dicatatkan sebagai BKM/LKM.
Proses ini dilakukan dengan tetap berpedoman
dan mengacu pada protocol pencegahan
penyebaran COVID-19

7. Sosialisasi Sosialisasi ▪ Sosialisasi hasil dilakukan baik untuk BKM/LKM


Hasil melalui hasil revitalisasi kelembagaan atau juga
Revitalisasi berbagai
media
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pembentukan BKM /Revitalisasi Kelembagaan yang ada
kelembagaan/ BKM/LKM hasil pembentukan baru yang sudah
Pembentukan dicatatkan di Notaris.
BKM/LKM ▪ Melalui Grup media sosial Panitia
Pembentukan BKM/LKM, Fasilitator dan
Panitia Pembentukan BKM/LKM berdiskusi dan
berkoordinasi untuk menyiapkan strategi
sosialisasi dan menyiapkan medianya;
▪ Kegiatan sosialisasi minimal melalui
penyebaran informasi di lima titik strategis,
dan dilakukan TANPA PERTEMUAN TATAP
MUKA DENGAN MASYARAKAT;
▪ Media sosialisasi yang dipergunakan dapat
berupa surat pengumuman/pamflet/poster
yang ditempel di beberapa papan
pengumuman/titik strategis, siaran melalui
radio komunitas, pengumuman melalui Grup
media sosial di masing-masing RT/RW/dusun
(sekiranya ada).

Kegiatan Metode Metode Kerja


Pendataan Kumuh
1. Pendataan WFH 1. Dilakukan secara WFH oleh tim fasilitator
Permukiman 2. Siapkan data sekunder kota/kabupaten
Kumuh 3. Jika ada Siapkan PETA GIS kota/kabupaten dan
desa/kelurahan terkait
4. Jika tidak ada, Siapkan Peta Dasar Desa /
Kelurahan (1:5000) ukuran A 0,print A0 bila tidak
tersedia, cukup menggunakan printer biasa, dan
hasil nya disambung.
5. Siapkan plastik ukuran A 0
6. Siapkan per Desk: 3M Post it kecil 670 (berwarna)
1/2 x 2 Inchi, Post it ukuran 3 x 4 inch dan spidol
permanen ukuran sedang snowman warna
hitam, biru, hijau dan merah
7. Identifikasi di peta atau di peta GIS, data
sekunder antara lain:
a. warmis
b. warga yang termasuk RTLH
Kegiatan Metode Metode Kerja
Pendataan Kumuh
c. Isu masalah jaringan jalan, drainase, air
minum, persampahan, sanitasi/limbah,
proteksi kebakaran
8. Peta Citra Satelit
9. tuangkan data sekunder ke dalam peta
▪ tentukan lokasi terduga kumuh berdasarkan
data sekunder di tingkat Kelurahan
▪ dan tentukan profilnya sesuai POS
pendataan yang ada
10. Tuangkan hasilnya dalam bentuk file dan
peta digital

2. Rembuk hasil Diskusi 1. Buat grup khusus untuk rembuk hasil pendataan
Pendataan online 2. Siapkan bahan-bahan hasil pendataan baik
dalam bentuk dokumen maupun paparan dan
juga rundown pembahasan
3. Bahas hasil Pendataan a.l:
a. Luasan kumuh di desa/kelurahan sampai
level RT
b. Profil Kumuh RT
c. Ringkasan persoalan kekumuhan di tiap RT.
4. Undang pelaku seperti BKM, TIPP, Lurah/Kades,
Perwakilan warga,dll
5. Lakukan pembahasan secara daring, sesuai
dengan rundown yang ada
6. Fasilitator menuangkan hasilnya dalam Berita
Acara dan Berita acara tersebut disertai foto
peserta yang ikut, untuk tanda tangan bisa
dengan masing-masing capture tanda tangan dan
digabung dalam satu berita acara.
Tahap Perencanaan

Kegiatan Metode Metode Kerja


Review RPLP (Lokasi Lama)
Tahapan Review RPLP di lokasi lama secara umum adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi Capaian Pelaksanaan RPLP 2016-2019
2. Penyepakatan Deliniasi
• Lokasi Masih Kumuh, atau
• Terduga Kumuh, atau
• Lokasi Akses Layanan <80%
3. Review Profil Kawasan Terdeliniasi
4. Analisa Kebutuhan Infrastruktur
5. Pre-Desain
6. DED
7. Update Data Baseline 2015/2017
8. Update Profil Permukiman Kumuh
9. Review Perencanaan Teknis
10. Review Skenario Penanganan Permukiman
11. Penyusunan Draft RPLP
12. Uji Publik RPLP
13. Pengesahan RPLP
Untuk tahapan review RPLP dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Kelurahan Kumuh BPM Lokasi lama : Langkah 1 s.d. 6 di prioritaskan, setelah
pelaksanaan fisik berjalan dapat dilanjutkan secara paralel langkah 7-13
b. Kelurahan Kumuh Non BPM Lokasi lama : Langkah 1, 2 dilanjutkan dengan
langkah 7 s.d. 13
c. Kelurahan Dengan Akses Layanan <80% : Langkah 1, 2, 3 dilanjutkan dengan
langkah 9 s.d. 13
Tahapan lebih lengkap kegiatan Review ini dijelaskan dalam Surat Edaran Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor : 03/SE/DC/2020 Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan
Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya, POS RPLP dan modul Review RPLP. Di POS
ini hanya akan dibahas tahapan di desa/kelurahan kumuh lokasi lama yang memiliki
dana BPM yaitu tahapan 1,2,3,4, Tahapan lainnya akan dilakukan setelah situasi normal
kembali
1. Evaluasi WFH 1. Cermati dan pahami isi dan substansi
Capaian keseluruhan dari dokumen RPLP
Pelaksanaan 2. Melakukan evaluasi terhadap capaian
RPLP 2016- implementasi di RPLP selama kurun waktu 2016-
2019 2019. catat mana investasi yang belum ter
implementasi.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Review RPLP (Lokasi Lama)
3. Evaluasi hasil perhitungan pengurangan kumuh
akhir 2019, catat RT mana saja yang sudah tidak
kumuh dan RT yang masih kumuh.
4. Cek kawasan terdelinasi/prioritas di rencana
teknis, tandai RT yang masih kumuh
5. Berdasarkan hasil perhitungan pengurangan
kumuh akhir 2019, cermati dan catat indicator 5
infrastruktur utama yang akses layanan nya
masih <80%. Crosscheck dengan data RT yang
menjadi target peningkatan akses layanan80%
yang telah di data oleh Tim FIC. Catat RT yang
masih memiliki masalah akses layanan dan
indikator mana saja yang masih bermasalah.
6. Susun dalam media tayang terkait RT mana saja
yang masih kumuh, RT mana saja yang masih
memiliki masalah akses layanan yang belum
terpenuhi 80%
7. Susun daftar kegiatan yang masih belum
terimplementasi dalam matriks RPLP

2. Penyepakatan Diskusi 1. Lakukan diskusi awal dengan Lurah/Kepala Desa


Deliniasi Online jelaskan terkait dengan rencana pelaksanaan
• Lokasi Masih diskusi secara online dan meminta bantuan
Kumuh, atau terkait tokoh masyarakat maupun relawan yang
• Terduga akan dilibatkan dalam diskusi tersebut.
Kumuh, atau 2. Identifikasi dan catat nama dan nomor telpon
• Lokasi Akses yang dapat digunakan untuk WA group. Buatlah
Layanan <80% forum diskusi online untuk penyusunan RPLP
dalam WA group.
3. Sampaikan hasil evaluasi capaian implementasi
RPLP berupa kawasan yang masih kumuh dan
atau kawasan yang akses pelayanannya masih
<80%
4. Sepakati deliniasi kawasan yang masih kumuh
dan atau yang masih akses pelayanannya <80%

3. Review Profil WFH 1. Berdasarkan kesepakatan kawasan terdelinasi,


Kawasan susun profil kawasan terdeliniasi menggunakan
Terdeliniasi data baseline 2017.
2. Petakan indikator yang masih belum tuntas dan
pelayanan nya masih <80%
Kegiatan Metode Metode Kerja
Review RPLP (Lokasi Lama)
4. Analisa WFH & 1. Menyiapkan peta kawasan terdeliniasi yang
Kebutuhan diskusi telah dengan skala ketelitian peta 1:1000
Infrastruktur online berukuran A0 yang telah dilengkapi dengan
batas dan informasi lain yang di perlukan
2. Siapkan plastik dan spidol sebagai lembar kerja
dan alat kerja
3. Petakan sisa daftar kegiatan yang belum
terimplementasi dalam peta kawasan
terdeliniasi
4. Lakukan simulasi outcome pengurangan kumuh
dan persentase layanan yang dihasilkan
berdasarkan sisa kegiatan yang belum
terimplementasi
5. Analisa apakah semua kegiatan yang belum
terimplementasi masih belum mampu
menyelesaikan persoalan kumuh dan akses
layanan sampai dengan minimal 80%. Jika
belum maka identifikasi kegiatan-kegiatan baru
yang mampu menyelesaikan permasalahan
kumuh dan akses layanan
6. Lakukan simulasi terhadap kegiatan baru yang
diusulkan sampai benar-benar mampu
menyelesaikan perosailan kumuh dan akses
layanan
7. Petakan usulan kegiatan baru dalam peta
kawasan terdeliniasi.
8. Catat semua kegiatan yang sudah terpetakan
baik sisa kegiatan lama maupun usulan
kegiatan baru
9. Dari hasil WFH tersebut, Sampaikan profil
kawasan terdelinasi, peta kawasan tedeliniasi
dan daftar kegiatan yang telah di analisa.
Jelaskan terkait profil kawasan dan rencana
kegiatan yang diusulkan untuk mengatasi
permasalahan kumuh dan akses layanan yang
masih <80%
10. Minta pendapat dan Sepakati daftar kegiatan –
kegiatan tersebut
11. Selanjutnya setelah semua kegiatan disepakati,
lakukan penyepakatan terhadap kegiatan
prioritas yang akan di usulan untuk
Kegiatan Metode Metode Kerja
Review RPLP (Lokasi Lama)
penanganan melalui BPM 2020, Buatkan matrik
nya :
a. Kegiatan apa
b. Volumenya berapa
c. Lokasi nya dimana
d. Kebutuhan biaya berapa
e. Tingkat kemanfaatannya bagi masyarakat
apa saja dan berapa yang nantinya akan
menerima manfaat

Kegiatan Metode Metode Kerja


Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
Tahapan Penyusunan RPLP RPLP di lokasi baru secara umum adalah sebagai berikut:
1. Membangun Visi
2. Refleksi Perkara Kritis
3. Pemetaan Swadaya tingkat desa/kel dan kawasan terdelineasi
4. Perumusan Skenario Penanganan Permukiman
5. Perencanaan Teknis (RTPLP)
6. Penyusunan Draft RPLP
7. Uji Publik RPLP
8. Pengesahan RPLP
Tahapan lebih lengkap kegiatan Review ini dijelaskan dalam Surat Edaran Direktorat
Jenderal Cipta Karya Nomor : 03/SE/DC/2020 Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan
Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya, POS RPLP dan modul Review RPLP. Di POS
ini hanya akan dibahas tahapan di desa/kelurahan kumuh lokasi baru yang akan
melaksanakan kegiatan BPM, yaitu tahapan1&2,3 dan 5, tahapan kegiatan lain akan
dilaksanakan bila situasi sudah normal kembali
1. Membangun Visi WFH dan WFH
dan RPK Diskusi 1. Cermati visi desa/kelurahan yang ada dalam
Online dokumen RPJMDesa/Renstra Kecamatan. Jika
berhubungan dengan permukiman,catat
sebagai draft visi
2. Jika tidak ada visi kelurahan/desa, cermati
Cermati visi dan misi kota/kabupaten dalam
dokumen RPJMD, lalu buat beberap draft visi
berkaitan dengan permukiman.
3. Cermati lokasi terduga kumuh/lokasi kawasan
SK kumuh. Gali data sekunder terkait isu-isu
permukiman yang ada berdasarkan data
kelurahan maupun data OPD lainnya
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
4. Susun media tayang yang menarik terhadap isu-
isu permukiman tersebut dalam bentuk table,
grafik atau bentuk lainnya.
Diskusi Online
1. Lakukan diskusi awal dengan Lurah/Kepala Desa
jelaskan terkait dengan rencana pelaksanaan
diskusi secara online dan meminta bantuan
terkait tokoh masyarakat maupun relawan yang
akan dilibatkan dalam diskusi tersebut.
2. Identifikasi dan catat nama dan nomor telpon
yang dapat digunakan untuk WA group. Buatlah
forum diskusi online untuk penyusunan RPLP
dalam WA group.
3. Paparkan isu-isu permukiman yang telah dibuat
dalam bentuk table, grafik maupun media
lainnya. Jelaskan terkait permasalahan
permukiman dan permukiman kumuh yang
terjadi
4. Lakukan diskusi dengan peserta terkait dengan
penyebab terjadi nya permasalahan tersebut.
Gali lebih dalam terkait dampak yang akan
diterima oleh warga terutama untuk kaum
miskin, disabilitas maupun kaum marjinal lainnya
5. Diskusikan juga keterkaitan permasalahan
tersebut dengan perilaku social masyarakat,
kondisi ekonomi maupun dampaknya sehingga
ditemukan akar masalah dan keterkaitannya
dengan social ekonomi masyarakat
6. Gali potensi-potensi yang ada untuk mengatasi
permasalahan diatas.
7. Selanjutnya sampaikan draft visi yang telah
disusun, diskusikan dan sepakati draft visi mana
yang kondisi dan harapan masyarakat ke depan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ada
5. Gali lebih detail lagi terkait harapan dan
komitment masyarakat dalam mendukung visi
yang telah disepakati
6. susun hasil kesepakatan dalam sebuah media
tayang dalam bentuk powerpoint atau media
lainnya sebagai bahan sosialisasi.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
2. PS di kawasan WFH & Identifikasi Tapak
terdelineasi diskusi WFH
Online 1. Menyiapkan peta kawasan terdeliniasi dengan
skala ketelitian peta 1:1000 berukuran A0 yang
telah dilengkapi dengan batas dan informasi lain
yang di perlukan
2. Siapkan plastik dan spidol sebagai lembar kerja
dan alat kerja
3. Pelajari data sekunder dari data kelurahan,
maupun sumber-sumber lain yang berkaitan
dengan data fisik dasar, data fisik binaan maupun
data sosial ekonomi
4. Pelajari hasil pendataan baseline kawasan
terdeliniasi
5. Petakan semua data yang didapat berdasarkan
data fisik dasar, fisik binaan maupun data social
ekonomi.
6. Lakukan penggalian data secara sekunder untuk
data yang masih kurang misalnya melalui data
BPS, data Renstra kecamatan maupun dari Dinas
maupun OPD lainnya
7. Catat data apa saja yang masih kurang dan perlu
dilengkapi
8. Menyusun peta yang sudah dilengkapi data dan
membuat rangkuman data yang belum lengkap

OJT
1. Peta yang sudah dilengkapi data di print dalam
format A4 atau disesuaikan kondisi, beserta
rangkuman data yang belum lengkap
2. Undang 2-3 orang TIPP/BKM kemudian jelaskan
terkait data yang sudah di dapat dan data yang
belum dilengkapi
3. Jelaskan cara untuk melengkapi data tersebut
melalui media peta yang sudah di siapkan/print
A4.
4. Lakukan survey bersama TIPP yang diundang,
lakukan OJT terkait tatacara melengkapi data yang
diperlukan
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
Diskusi Online
1. Lakukan diskusi awal dengan Lurah/Kepala Desa
jelaskan terkait dengan rencana pelaksanaan
diskusi secara online dan meminta bantuan
terkait tokoh masyarakat maupun relawan yang
akan dilibatkan dalam diskusi tersebut.
2. Identifikasi dan catat nama dan nomor telpon
yang dapat digunakan untuk WA group. Buatlah
forum diskusi online untuk penyusunan RPLP
dalam WA group.
3. Sampaikan terkait data yang sudah di dapat dan
data yang belum dilengkapi. Dan tatacara untuk
melengkapi.
4. Lakukan diskusi terkait data yang diperlukan, dan
dapat dilengkapi informasi nya melalui WA group
berupa data foto, pengukuran, masukan dan
nformasi lainnya
5. Ketika data sudah lengkap, susun dalam sebuah
media tayang dalam bentuk powerpoint dan
tayangkan dalam bentuk WA group dan mintalah
anggota group untuk tanggapan dan
persetujuannya. Bagi relawan yang tidak memiliki
nomor WA dapat dibuatkan media print untuk
diminta masukan dan persetujuannya melalui
sms.

Analisa Tapak
WFH
1. Menyiapkan peta kawasan terdeliniasi dengan
skala ketelitian peta 1:1000 berukuran A0 yang
telah dilengkapi dengan batas dan informasi lain
yang di perlukan
2. Siapkan plastik dan spidol sebagai lembar kerja
dan alat kerja
3. Lakukan analisa fisik dasar dengan cara
melakukan overlay dari peta kontur, jenis tanah
dan data fisik dasar lainnya. Selanjutnya analisa
terkait permasalahan yang ada dan apa
kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
4. Lakukan hal yang sama terkait dengan fisik binaan
(sarana dan prasarana maupun utilitas lainnya)
dan sosial ekonomi
5. Selanjutnya lakukan analisa kebutuhan
infrastruktur berdasarkan analisa fisik dasar, fisik
binaan dan sosial ekonomi sesuai dengan hasil
analisa sebelumnya
6. Catat dan rangkum kebutuhan infrastruktur yang
dibutuhkan berdasarkan analisa
Diskusi Online
1. Sampaikan draft hasil analisa kepada peserta
kemudian minta pendapat dan persetujuan dari
peserta
2. Lengkapi analisa berdasarkan masukan dan
kesepakatan peserta diskusi
3. Diskusikan dan gali informasi terkait kebutuhan
safeguard lahan dan social terhadap rencana-
rencana hasil analisa tersebut.
4. Sepakati kegiatan – kegiatan hasil analisa bersama
peserta diskusi
5. Ketika hasil sudah lengkap, susun dalam sebuah
media tayang dalam bentuk powerpoint dan
tayangkan dalam bentuk WA group dan mintalah
anggota group untuk tanggapan dan
persetujuannya. Bagi relawan yang tidak memiliki
nomor WA dapat dibuatkan media print untuk
diminta masukan dan persetujuannya melalui
sms.

5. Perencanaan WFH & Skenario Penanganan dan Pentahapan Kegiatan


teknis Diskusi (Diskusi Online)
Online 1. Sampaikan kembali kepada peserta diskusi hasil
profil kawasan terdeliniasi dan hasil analisa yang
telah dilakukan sebelumnya
2. Diskusikan bagaimana scenario penanganan dari
kawasan tersebut, apakah akan dilakukan dengan
pemugaran, peremajaan atau dengan
permukiman kembali.
3. Diskusikan juga apakah perlu dilakukan
segmentasi pentahapan penanganan pada
kawasan tersebut
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
4. Diskusikan langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk menjalankan skenario tersebut
5. Berdasarkan hasil analisa dan langkah-langkah
yang dibuat diatas, susun kembali rencana
investasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
skenario penanganan permukiman kumuh
6. Sepakati kawasan prioritas yang akan dipilih untuk
segera ditangani dengan potensi sumber dana
yang ada, misalnya dari BLM.
Penyusunan Siteplan
WFH studio
1. Siapkan peta dasar kawasan prioritas yang telah
disepakati dengan tingkat ketekitian peta 1:1000
2. Gambarkan dalam peta semua rencana
infrastruktur yang telah disepakati
3. Cek keterhubungan rencana infrastruktur yang
direncanakan dengan rencana kota maupun
jaringan diatasnya (primer-sekunder) pastikan
semua rencana telah terintegrasi. Jika tidak
lakukan diskusi kembali dengan masyarakat
untuk menyepakati kegiatan agar terintegrasi.
4. Cek kebutuhan safeguard bagi rencana-rencana
tersebut
5. Berdasarkan skenario penanganan dan
memperhatikan integrasi infrastruktur sekunder-
tersier, sepakati kegiatan-kegiatan prioritas yang
harus segera ditanngani di kawasan prioritas

Penyusunan Matriks Rencana Investasi Kegiatan


WFH
1. Susunlah rencana investasi kegiatan yang telah
disepakati untuk kawasan terdeliniasi dan
kawasan prioritas sesuai dengan skenario dan
pentahapan yang telah disepakati
2. Lengkapi dengan volume, satuan dan perkiraan
biaya yang dibutuhkan
3. Susun matrik investasi dalam rencana
keseluruhan dan rencana tahunan berdasarkan
prioritas yang telah di sepakati, a.l:
a. Kegiatan apa
b. Volumenya berapa
c. Lokasi nya dimana
Kegiatan Metode Metode Kerja
Penyusunan RPLP (Lokasi baru)
d. Kebutuhan biaya berapa
e. Tingkat kemanfaatannya bagi masyarakat apa
saja dan berapa yang nantinya akan menerima
manfaat
Diskusi Online
1. Sampaikan draft siteplan dan rencana investasi
yang telah disusun
2. Mintalah masukan dan persetujuan peserta
diskusi terhadap draft siteplan dan rencana
investais yang telah disusun
3. Sepakati dan lengkapi siteplan dan rencana
investasi berdasarkan masukan peserta diskusi.
4. Ketika sudah dilengkapi, susun dalam sebuah
media tayang dalam bentuk powerpoint media
lainnya untuk di sosialisasikan.

No Kegiatan Metode Kerja

Pre Design

1. Seleksi Prioritas Kegiatan Tim Faskel dan BKM secara Work From Home
(WFH) melakukan Review RPLP terkait realisasi
capaian kegiatan penanganan kumuh terkini
sebagai acuan prioritas kegiatan. Koordinator
BKM berkoordinasi dengan anggota BKM untuk
menentukan usulan prioritas kegiatan. Tim Faskel
mengevaluasi prioritas kegiatan yang
disampaikan BKM sesuai kriteria yang telah
ditetapkan;

2. Perumusan Konsep Penataan Tim Faskel secara WFH melakukan review atas
Lingkungan Permukiman Konsep Penataan Lingkungan yang sudah ada
pada RPLP sebelumnya.

3. Pengelolaan Dampak Sosial & Dilakukan oleh Tim Faskel secara WFH dengan
Lingkungan menggunakan data sekunder/Peta (online) dan
atau verifikasi lapangan (offline). Dalam hal
verifikasi langsung lapangan maka harus
membatasi/mengatur keterlibatan warga dan
mematuhi protokol pencegahan COVID-19
No Kegiatan Metode Kerja

4. Konsultasi dan Rembug Dilakukan melalui Media Warga. Dalam hal


Warga (hasil poin 2,3,4) kunjungan lapangan maka harus membatasi
keterlibatan warga dan mematuhi protoko
lpencegahan COVID-19

5. Pemaketan Pekerjaan Dilakukan secara WFH oleh TIPP/BKM kemudian


Infrastruktur diverifikasi oleh Tim Faskel secara WFH;

6. Pembentukan KSM/Panitia Tim Faskel secara WFH melakukan review kinerja


Pelaksana Pembangunan KSM/Panitia yang sudah pernah melaksanakan
kegiatan tahun sebelumnya dengan
menggunakan data sekunder hasil
pendampingan sebelumnya.

7. Penyiapan Kelompok Tim Faskel melakukan review kelembagaan KPP


Pemanfaat dan Pemelihara yang sudah ada dengan menggunakan data
(KPP) sekunder dan untuk kesepakatan dengan warga
ditunda sampai kondisi pencegahan COVID-19
dinyatakan selesai;

Perencanaan Disain teknis

1. Survey Teknis Dilakukan oleh Tim Faskel secara WFH dengan


menggunakan data sekunder/Peta (online) dan
atau kunjungan lapangan (offline). Dalam hal
kunjungan lapangan maka harus membatasi
keterlibatan warga dan mematuhi protokol
pencegahan COVID-19;

2. Survey Harga Satuan Dilakukan oleh wakil TIPP/BKM secara WFH


Upah/Bahan/Alat dengan menggunakan data sekunder (offline)
dan atau kunjungan ke toko/pemasok (online).
Dalam hal kunjungan lapangan maka harus
mematuhi protokol pencegahan COVID-19. Bukti
Survey tetap harus didokumentasikan.

3. Rembug Kesepakatan Harga Cukup dilakukan analisis/evaluasi dengan


dan Swadaya memilih harga terendah hasil survey oleh TIPP-
BKM/Tim Faskel;
No Kegiatan Metode Kerja

4. Penyusunan Gambar DED, Dilakukan oleh Tim Faskel (Faskel Teknik) secara
RAB, Spesifikasi Teknis dan WFH dan diverifikasi oleh Askot Infrastruktur/TA
Jadwal Kegiatan Infrastruktur OC/OSP secara WFH. Untuk
kebutuhan konsultasi dengan BKM/TIPP dapat
dilakukan melalui telephon atau media vidcon
(bila tersedia). Dalam hal konsultasi dilakukan
langsung dengan warga/BKM dilapangan maka
harus membatasi keterlibatan warga dan
mematuhi protoko pencegahan COVID-19;

5. Verifikasi Kelayakan Dilakukan secara WFH. Catatan masukan/koreksi


Dokumen Perencanaan dari para pihak (TA. Infra OSP, PPK BPPW) harus
Teknis diadministrasikan oleh Faskel Teknik lokasi
terkait sebagai dasar perbaikan.

Tahap Pelaksanaan Konstruksi


No Kegiatan Metode Kerja

Tahap Pelaksanaan
1. Kontrak/Surat Perjanjian Dilakukan secara WFH oleh BKM dan PPK
Kerjasama (SPK) antara BKM
dengan PPK

2. Coaching/Penguatan Tim Faskel memastikan pengalaman dan


KSM/Panitia ketersediaan Mandor/Tukang yang diusulkan
oleh KSM. Dalam hal kualifikasi
Mandor/tukang dianggap tidak cukup maka
Faskel meminta penggantian.

3. Penyusunan Rencana Kerja Dilakukan secara WFH oleh Wakil KSM. Tim
Pelaksanaan Kegiatan KSM Faskel terlebih dahulu memastikan bahwa
BKM telah memberikan format-format standar
kepada KSM;

4. Kontrak/Surat Perjanjian Dilakukan secara WFH oleh Wakil KSM


Pemanfaatan Dana Lingkungan
(SPPD-L) BKM dengan KSM
No Kegiatan Metode Kerja

5. Musyawarah/Rapat Persiapan dilakukan melalui Media Warga dan koordinasi


Pelaksanaan Konstruksi langsung melalui media online oleh Tim
(MP2K/RPPK) Fasilitator dengan Ketua KSM atau Perwakilan
KSM yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
konstruksi dilapangan (Mandor/Tukang yang
mewakili)

6. Pembuatan dan Pemasangan Dilakukan oleh KSM sesuai POS Infrastruktur


Papan Nama Kegiatan Skala Lingkungan

7. Pencairan Dana kepada KSM Dilaksanakan sesuai POS Infrastruktur Skala


Lingkungan;

8. Mobilisasi Tenaga Dilakukan oleh KSM dengan mematuhi


Kerja/Bahan/Alat protokol pencegahan COVID-19;

9. Musyawarah Pengadaan Rembug ditiadakan, cukup dilakukan


Barang/Jasa analisis/evaluasi dokumen penawaran dengan
memilih harga terendah hasil survey oleh Tim
Pengadaan KSM. Hasil Evaluasi dokumen
tersebut harus terlebih dahulu mendapat
verifikasi oleh Tim Faskel untuk kemudian
menjadi dasar penetapan Pemasok/Penyedia
oleh Tim Pengadaan KSM;

10. On The Job Trainning/Praktek dilakukan melalui Media Warga dan koordinasi
Kerja Lapangan langsung melalui media online oleh Tim
Fasilitator dengan Ketua KSM atau Perwakilan
KSM yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
konstruksi dilapangan (Mandor/Tukang yang
mewakili)

11. Pelaksanaan kegiatan Dilakukan oleh KSM dengan mematuhi


Fisik/Konstruksi protokol pencegahan COVID-19;

12. Supervisi kegiatan Konstruksi Dilakukan oleh Tim Faskel (Faskel Teknik)
dengan mematuhi protokol pencegahan
COVID-19;
No Kegiatan Metode Kerja

13. Pemantauan Dampak Dilakukan oleh Tim Faskel (Faskel Teknik)


Lingkungan kondisi 50%, 100% dengan mematuhi protokol pencegahan
COVID-19;

14. Melakukan Rapat Evaluasi Rapat ditiadakan, Evaluasi dilakukan oleh Tim
Kemajuan Faskel dan hasilnya termasuk Rencana
Tindaklanjut disampaikan kepada PPK,
BKM/UPL dan KSM terkait.

15. Membuat Administrasi dan Dilakukan oleh KSM diverifikasi oleh Tim
Dokumentasi Pelaksanaan Fasilitator;
Pekerjaan

16. Pemeriksaan/Sertifikasi Dilakukan sesuai POS Infrastruktur Skala


Pekerjaan Lingkungan dengan mematuhi protokol
pencegahan COVID-19;

17. Serah Terima Hasil Pekerjaan Dilakukan secara administrasi oleh BKM
BKM kepada PPK dengan PPK setelah Hasil Pemeriksaan
Pekerjaan diterima oleh PPK

II. INFRASTRUKTUR PASCA BENCANA (CERC SULTENG DAN NTB)

Penyelenggaraan Kegiatan CERC - NSUP dalam tanggungjawab KOTAKU adalah


penyadaran dan sosialisasi WTB di lokasi HUNTAP serta Infrastruktur permukiman di
lokasi Huntap terbangun.

Ketentuan penyelenggaraan sosialisasi dan pembangunan infrastruktur permukiman


Huntap dalam pencegahan penyebarluasan COVID - 19 adalah sama dengan ketentuan
penyelenggaraan kegiatan infrastruktur Skala Lingkungan reguler, mengacu pada POS
Infrastruktur skala lingkungan.

Namun demikian dalam rangka Pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019


(COVID-19)) maka perlu dilakukan penyesuaian metode kerja kegiatan infrastruktur
terutama kegiatan rembug warga/pertemuan yang melibatkan kehadiran/tatap muka
langsung dengan warga. Penyesuaian dilakukan dengan prinsip meminimalisir
pertemuan-pertemuan yang secara langsung dihadiri oleh warga. Namun demikian,
bilamana dipandang sangat perlu atau tidak dapat dihindarkan adanya kegiatan yang
bersifat pertemuan dengan warga maka laksanakan Ketentuan F poin 10 dalam POS ini.
III. INFRASTRUKTUR PENINGKATAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (LIVELIHOOD)

Penyelenggaraan Kegiatan Sustainable Livelihood adalah Pembangunan Infrastruktur


yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi melalui kegiatan Business
Development Center (BDC) pada skala kota maupun kegiatan Peningkatan Penghidupan
Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) pada skala Kawasan dan lingkungan.

1. Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan atau Lingkungan Peningkatan Penghidupan


Berkelanjutan (livelihood).

a. Tahap Persiapan
1) Penyiapan data:

(a) Review RPLP yang sudah ada

(b) Mengumpulkan Data Sekunder seperti dokumen tingkat kota/


kabupaten diantaranya: RTRW, RDTR, RPJMD Kecamatan dalam angka
dan dokumen spasial yang lainnya;
(c) Mempersiapkan peta dasar desa/ kelurahan digital pada skala 1:10.000
dan atau Skala 1:5000 di tingkat Korkot maupun faskel;
(d) Mempersiapkan dokumen perencanaan yang ada di kelurahan/desa
(RPJM Desa, RKP, RDTRK, RPLP/NUAP dan rencana sektoral terkait
tingkat kelurahan/ desa);
(e) Komunikasi / Koordinasi dengan pihak Kepala Kelurahan / Desa / BKM
/ Relawan melalui WA grup dan aplikasi online lainnya;
(f) Metode yang digunakan: Analisis data (kualitatif dan kuantitatif) dan
dokumen lainnya, survey dan Kajian Peta, bila dimungkinkan tidak
dilakukan pertemuan langsung, korkot membagi tugas kepada askot
maupun faskelnya dan kemudian dirangkum menjadi 1 file. Misalnya
untuk analisis ruang oleh askot UP, analisis ekonomi oleh askot
ekonomi, analisis kelembagaan oleh askot sosial, hasil analisis
digabungkan dalam satu peta oleh askot UP dan ditulis dalam bentuk
uraian.
(g) Waktu: sesuai dengan target / kondisi lapangan;
(h) Hasil analisis di tahap persiapan ini oleh korkot diDiskusi / konsultasi
dengan Pemkot melalui aplikasi online untuk mendapatkan masukan
dan juga persetujuan.
2) Coaching Kelurahan/TIPP/BKM/Relawan:
(a) Daftar nama Kelurahan/TIPP/BKM/Relawan serta nomor Kontak

(b) Siapkan bahan untuk Coaching seperti rundown coaching dan juga
materi dalam bentuk paparan dan juga bahan bacaan digital, antara lain
materi tentang: Apa itu livelihood, hasil analisa awal terhadap
desa/kelurahan terkait, bagaimana menyusun bussiness plan,
bagaimana membuat rencana kegiatan, jenis kegiatan, dll;

(c) Membuat WA grup atau bisa dengan aplikasi webinar atau radio
komunitas;

(d) Undang TIPP/BKM/Relawan untuk ikut dalam coaching tersebut,


tentukan jadwal, supaya semua bisa terlibat;

(e) Coaching dilakukan melalui aplikasi online maupun sosmed secara


bertahap, pada saat coaching laksanakan rundown yang disepakati,
siapa yang jadi moderator, siapa yang jadi narasumber, siapa notulen
dan semua harus disiplin mengikuti rundown yang ada;
(f) Bahan berupa bahan bacaan leaflet, buku saku POS dalam bentuk file
digital;
(g) Membuat kesepakatan tentang kebutuhan data, aktivitas yang akan
dilakukan dan target waktu penyelesaian;
(h) Hasil kegiatan dikirim via email fasilitator;
(i) Waktu: sesuai target / kondisi lapangan
(j) Diskusi / konsultasi dengan Pemkot melalui aplikasi online

b. Tahap Perencanaan

1) Untuk proses perencanaan seluruhnya sebaiknya dilakukan secara online,


oleh karenanya Tim Korkot dan faskel perlu menyusun draft rencana
kegiatan mulai dari analisa kebijakan, persoalan kumuh, usaha unggulan,
konsep pengembangan, skenario, rencana kegiatan dan bila perlu gambar
DED/pre-design. Inilah yang akan disosialisasikan dan dikomunikasikan ke
warga;

2) Selanjutnya buat jadwal sosialisasi atau penyepakatan perencanaan melalui


grup atau media yang sudah ada;

3) Bahan berupa bahan bacaan Format, Buku Saku dan POS, Dokumen soft
copy RPLP, Bisnis Plan, Pra Design, DED, RAB, RKS yang sudah disusun;
4) Lakukan proses perencanaan secara virtual, bisa dengan webinar atau via
grup media sosial , buat rundown-nya, dan lakukan secara bertahap samai
disepakati rencana kegiatan yang akan dilakukan;

5) Membuat kesepakatan tentang kebutuhan data, aktivitas yang akan


dilakukan dan target waktu penyelesaian;

6) Hasil kegiatan dikirim via email atau media komunikasi lain ke fasilitator;

7) Waktu: sesuai target / kondisi lapangan; dan

8) Diskusikan / konsultasi hasil perencanaan tersebut dengan Pemkot melalui


aplikasi online.

c. Tahap Pelaksanaan

1) Tahap pelaksanaan pengerjaan kegiatan infrastruktur secara prinsip


mengikuti metode dan protokol pelaksanaan kegiatan infrastruktur skala
lingkungan;

2) Menyusun dokumen kontrak antara BKM dengan PPK;

Dokumen kontrak dengan Ka. Balai / PPK Provinsi

3) Menyusun berkas pencairan sesuai tahapan;

(a) Membentuk KSM yang ditunjuk oleh Kelurahan dan BKM;


(b) Menyusun proposal kegiatan yang akan dilaksanakan;
(c) Proposal soft copy dikirim melalui email kepada konsultan;
(d) Konsultan memverifikasi proposal usulan, DED, RAB, RKS dan
kelengkapannya;
(e) Menyiapkan dokumen pencairan tahap 1 dan 2;
(f) Verifikasi dokumen pencairan tahap 1 dan 2;
(g) Koordinasi melalui WA grup dengan pelaku yang terlibat untuk
penandatanganan;
(h) Dokumen dikirim melalui email.

d. Tahap Keberlanjutan

1) KMW/Korkot menyusun langkah-langkah untuk pembinaan dan


pengawasan kegiatan di lokasi;
2) Bersama dengan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan
pengawasan secara rutin khususnya oleh dinas atau sektor terkait dengan
pihak Kelurahan, BKM dan KSM serta KPP via online (WA grup / aplikasi
lainnya);
3) Secara rutin memasukan agenda pembinaan dan pengawasan tersebut ke
dalam APBD; dan
4) Melakukan kolaborasi program dan kegiatan secara berkelanjutan di lokasi
terpilih.
2. Kegiatan Infrastruktur Livelihood Skala Kota/Lintas Kawasan (BDC).
Penyelenggaraan Kegiatan Infrastruktur Livelihood Skala Kota atau lintas kawasan
(BDC) KOTAKU pada prinsipnya dilaksanakan sepenuhnya sesuai Instruksi Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Secara rinci penyelenggaraan kegiatan skala Kawasan KOTAKU dalam mendukung


pencegahan penyebaran (COVID-19) adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang meliputi penyusunan Dokumen Perencanaan dan
Perencanaan Teknis berdasarkan hasil FS BDC dan dilakukan oleh Konsultan
Perencana yang disediakan oleh Pemerintah Kab/Kota bersama TMC Kab/Kota.
Pada tahap tersebut terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan pertemuan
unsur stakeholders, yaitu:
1) Kegiatan survey teknis lapangan;
2) Kegiatan Identifikasi dan Konsultasi/Sosialisasi dengan Warga Terdampak
Proyek;
3) Kegiatan Konsultasi Teknis dengan instansi teknis terkait;
4) Kegiatan Pembahasan hasil dokumen Perencanaan Teknis (Siteplan,
Gambar Teknis, RAB, Spesifikasi Teknis, Dokumen Safeguards Sosial,
dokumen Safeguards Lingkungan dan dokumen Lelang).

Konsultan Perencana tingkat Kab/Kota difasilitasi oleh KMW/OSP wajib


menyusun/mereview Rencana Kerja Konsultan dan disetujui oleh PPK-BPPW
Provinsi/Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Dalam Rencana kerja
tersebut, telah menguraikan metode kerja yang meminimalisir pertemuan tatap
muka langsung (offline) atau menggunakan metode online.

Kerangka kerja tersebut mengacu pada Protokol Pencegahan penyebaran


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi dan tahap
Pelaksanaan Konstruksi/Fisik oleh Penyedia Jasa Konstruksi. Dalam rangka
pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pada tahap
pengadaan maupun pelaksanaan fisik kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan
NSUP-KOTAKU maka akan dilaksanakan Protokol Pencegahan penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.

IV. MEKANISME PROTOKOL PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DALAM


PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN

Merujuk pada Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, untuk penyelenggaraan
infrastruktur skala lingkungan perlu dibuat mekanisme protokol pencegahan COVID-
19 yang serupa dengan menyesuaikan pada peran dan fungsi para pihak yang ada
ditingkat Kelurahan/Desa dengan tahapan sebagai berikut:

1. Membentuk Masyarakat Siaga COVID-19


a. BKM/LKM dan KSM Bersama Kel/Desa wajib membentuk “masyarakat Siaga
COVID-19” yang menjadi bagian dari unit keselamatan tenaga kerja
KSM/Panitia;
b. Masyarakat Siaga COVID-19 dibentuk dari unsur BKM/LKM, KSM/Panitia dan
Aparat Kel/Desa;
c. Masyarakat Siaga COVID-19 berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang
terdiri dari 1 koordinator merangkap anggota dan 4 anggota;
d. Masyarakat Siaga COVID-19 memiliki tugas :
1) Melakukan sosialisasi dengan menggunakan tools media soliasisasi yang
telah disediakan oleh Program KOTAKU;
2) Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan COVID-19;
3) melaksanakan kegiatan pencegahan COVID-19 di lapangan;
4) berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Kec/Kab/Kota;
5) pemantauan kondisi kesehatan tenaga kerja;
6) pemberian vitamin dan nutrisi tambahan yang diambil dari BOP
BKM/LKM yang perkiraan besarannya disebutkan di poin L no. 1 POS ini;
7) pengelolaan fasilitas kesehatan di lokasi kegiatan; serta
8) melaporkan dalam hal ditemukan tenaga kerja yang positif dan atau
berstatus PDP dan merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan
sementara setelah mendapat persetujuan dari BKM/LKM.

2. Menyiapkan Fasilitas Kesehatan COVID-19


a. masyarakat Siaga COVID-19 bekerjasama dengan Puskesmas setempat
menyiapkan tempat (ruang pemeriksaan) untuk pemeriksaan kesehatan dan
penyimpanan fasilitas kesehatan. Ruang pemeriksaan dapat menggunakan
kantor RW dan atau rumah warga yang bersedia digunakan sebagai ruang
pemeriksaan pekerja konstruksi (KSM/Panitia);
b. masyarakat Siaga COVID-19 menyiapkan kelengkapan pengukur suhu badan
(thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis
(tenaga medis dari Puskesmas);
c. Untuk tindakan yang bersifat darurat, masyarakat Siaga COVID-19
bekerjasama dengan Rumah Sakit dan atau pusat kesehatan masyarakat;
d. Masyarakat Siaga COVID-19 wajib menyediakan pencuci tangan ( air, sabun
dan hand sanitizer), Tissue Kering, Tissue Basah, Masker baik untuk pekerja
(KSM/panitia) maupun semua tamu yang memantau kegiatan infrastruktur
skala lingkungan; dan
e. Masyarakat Siaga COVID-19 wajib menyediakan Vitamin C dan Vitamin E serta
nutrisi tambahan lainnya untuk meningkatkan imunitas pekerja.
3. Mengedukasi Masyarakat/KSM/Panitia
a. Memasang poster/leaflet tentang pencegahan COVID-19 ditempat-tempat
strategis lokasi proyek;
b. Bersama petugas medis menyampaikan penjelasan, anjuran, kampanye
penyadaran, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan
penyuluhan K3 pada pagi hari sebelum memulai pekerjaan konstruksi.
4. Melaksanakan Kegiatan Pencegahan
a. Melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja/tamu pada
pagi hari, siang hari dan sore hari;
b. Melarang setiap orang yang terindikasi memiliki suhu tubuh ≥ 38 derajat
celcius datang kelokasi proyek;
c. Menyiapkan perlengkapan pekerja yang dapat diambilkan dari anggaran
untuk K-3 untuk pencegahan COVID-19, seperti:
a. Untuk pekerja : Masker dan Sarung tangan
b. Hand Sanitizer
c. Semprotan desinfektan untuk peralatan
d. Tempat cuci tangan (wastafel dan sabunnya)
d. Memberikan vitamin/nutrisi tambahan kepada seluruh pekerja
sebelum/setelah makan siang yang diambil dari BOP BKM/LKM yang
perkiraan besarannya disebutkan di poin L no. 1 POS ini;
e. Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap seluruh perlengkapan K3
(Topi, Sepatu Bot, Sarung Tangan dan Rompi spotlight) dan peralatan kerja
pada pagi hari (sebelum kerja) dan sore hari (sesudah kerja).
f. Tips dalam membuat cairan disinfektan dapat dilihat dalam gambar dibawah
ini:

Gambar 1. Pilihan Campuran untuk Membuat Disinfektan


5. Melaporkan Hasil Kegiatan Pencegahan

Masyarakat Siaga COVID-19 pada saat melaksanakan kegiatan pencegahan


mengidentifikasi adanya pekerja yang terindikasi PDP harus segera melaporkan
kepada petugas medis dan BKM/LKM.

6. Menghentikan Sementara Pekerjaan


a. Apabila ditemukan pekerja dilapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) COVID-19, pekerjaan harus dihentikan sementara oleh KSM/Panitia
paling sedikit 14 (empat belas) hari kerja;
b. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan
penyemprotan disinfektan serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan
isolasi para pekerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan PDP telah
selesai.

7. Melakukan Tindakan Isolasi dan Penyemprotan


a. Petugas medis melakukan evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh
tempat kegiatan proyek;
b. KSM/Panitia melakukan tindakan isolasi terhadap lokasi proyek selama kurang
lebih 14 hari lokasi proyek harus dikosongkan

Gambar 2. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan


Infrastruktur Skala Lingkungan
I. PENYELENGGARAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN

I. PENYELENGGARAAN KEGIATAN
Penyelenggaraan Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan KOTAKU pada prinsipnya
dilaksanakan sepenuhnya sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi..

Secara rinci penyelenggaraan kegiatan skala Kawasan KOTAKU dalam mendukung


pencegahan penyebaran COVID-19 adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang meliputi penyusunan Dokumen Perencanaan dan
Perencanaan Teknis dilakukan oleh Konsultan Perencana yang disediakan oleh
Pemerintah Kab/Kota bersama TMC Kab/Kota. Pada tahap tersebut terdapat
beberapa kegiatan yang melibatkan pertemuan unsur stakeholders, yaitu:
a. Kegiatan survey teknis lapangan;
b. Kegiatan Identifikasi dan Konsultasi/Sosialisasi dengan Warga Terdampak
Proyek;
c. Kegiatan Konsultasi Teknis dengan instansi teknis terkait;
d. Kegiatan Pembahasan hasil dokumen Perencanaan Teknis (Siteplan, Gambar
Teknis, RAB, Spesifikasi Teknis, Dokumen Safeguards Sosial, dokumen
Safeguards Lingkungan dan dokumen Lelang).

Konsultan Perencana tingkat Kab/Kota difasilitasi oleh TMC Regional wajib


menyusun/mereview Rencana Kerja Konsultan dan disetujui oleh PPK-BPPW
Provinsi/Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Dalam Rencana kerja
tersebut, telah menguraikan metode kerja yang meminimalisir pertemuan tatap
muka langsung (offline) atau menggunakan metode online.

Kerangka kerja tersebut mengacu pada Protokol Pencegahan penyebaran


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi dan tahap
Pelaksanaan Konstruksi/Fisik oleh Penyedia Jasa Konstruksi. Dalam rangka
pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pada tahap
pengadaan maupun pelaksanaan fisik kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan NSUP-
KOTAKU maka akan dilaksanakan Protokol Pencegahan penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Beberapa penyesuaian terkait tahap pelelangan diuraikan sebagai berikut:
a. Dokumen Lelang disiapkan oleh masing – masing BP2JK yang terkait dengan
paket pengadaan Skala Kawasan yang ada di masing – masing provinsi.
b. Dokumen Lelang/ Standard Dokumen Pemilihan (SBD) yang sudah disiapkan
oleh BP2JK sebelum ditayang di LPSE harus di direview terlebih dahulu oleh
Procurement yang ada di NMC dan Advisory yang dikirim olek Pokja Pemilihan
BP2JK melalui email resmi yang sudah di siapkan yaitu:
1). Alamat email Procurement yang didanai oleh World Bank :
procurement.kotaku1@gmail.com
2). Alamat email Procurement yang didanai oleh IsDB :
lelang.nsup1@gmail.com

Jika mengalami kesulitan dalam mengisi SBD terkait maka Pokja pemilihan
diharapkan dapat berdiskusi dengan procurement yang ada di NMC atau di
advisory secara online melalui Video Conference dengan media Zoom atau
Skype

c. Terhadap penyesuaian Sistem Kerja Pegawai dalam upaya pencegahan


penyebaran CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) maka pokja pemilihan
yang ada di BP2JK untuk mematuhi Surat Edaran nomor : 136/SE/DK/2020
yang ditandatangani oleh Direktur Jendral Bina Konstruksi tanggal 18 maret
2020 dimana dalam surat edaran tsb diatur mekanisme kehadiran pelaksanaan
pengadaan Barang/jasa bagi Tim Pokja Pemilihan
d. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
(LKPP) telah mengeluarkan Surat Edaran No 3 Tahun 2020 tentang Penjelasan
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka penanganan
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) yang di tanda tangani oleh Kepala
LKPP pada tanggal 23 Maret 2020 dimana ruang lingkup dalam surat edaran
ini adalah pelaksanaan pengadaan Barang / Jasa penanganan darurat pada
Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah dalam rangka penanganan Covid -
19
e. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tanggal 27 Maret
2020 telah mengeluarkan Instruksi dengan nomor 02/INM/2020 tentang
Protokol Pencegahan dan Penyebaran CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID
19) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi telah menginstruksikan untuk
melaksanakan;
1). Protokol Pencegahan COVID-19 dalam penyelenggaraan jasa Konstruksi
2). Tindak lanjut terhadap Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
3). Protokol Pencegahan COVID-19 dalam pelaksanaan Pengadaan barang
Jasa Konstruksi

Sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III dari


Instruksi menteri tersebut.

f. Terhadap tahapan evaluasi yang dilakukan oleh masing – masing pokja


pemilihan yang ada di BP2JK, sebelum mengumumkan penunjukan pemenang
pada paket terkait di harapkan kepada pokja pemilihan dapat mengirimkan
hasil evalusi yang dilakukan oleh Pokja baik yang tertuang dalam Berita Acara
Pembukaan Penawaran, Klarifikasi, Lembar Kerja Evaluasi dan Bid Evaluation
Report (BER) serta lembaran pendukung evaluasi lainnya (alur Cash Flow,
AATO, Pekerjaan Sejenis,dll) dari penyedia ke alamat email resmi yang sudah
di siapkan yaitu :
1). Alamat email Procurement yang didanai oleh World Bank :
procurement.kotaku1@gmail.com
2). Alamat email Procurement yang didanai oleh IsDB :
lelang.nsup1@gmail.com

Dan jika mengalami kesulitan dalam melakukan evaluasi terhadap paket


terkait maka Pokja pemilihan diharapkan dapat berdiskusi dengan
procurement yang ada di NMC atau di advisory secara online melalui Video
Conference dengan media Zoom atau Skype

II. MEKANISME PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA


KONSTRUKSI
a. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID-19
a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada huruf a dibentuk
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada huruf a berjumlah
paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri atas:
1). 1 (satu) Ketua merangkap anggota; dan
2). 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan untuk melakukan:
1). sosialisasi;
2). pembelajaran (edukasi);
3). promosi teknik;
4). metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
5). berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian
PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan;
6). pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada
semua pekerja dan tamu proyek;
7). pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
mobilisasi/demobilisasi pekerja;
8). pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja;
9). pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan;
10). melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara.
b. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan
COVID-19 Kementerian PUPR untuk menentukan:
1) Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran
penyebaran COVID-19 di daerah yang bersangkutan;
2) Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan
COVID-19 yang dikelauarkan oleh Pemerintah;
3) Tindak lanjut terhadap penyelenggaraan jasa konstruksi.
b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi:
1) Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada dipusat sebaran;
2) Telah ditemukan Pekerja yang positif dan atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP);
3) Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/ Kepala Daerah telah
mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat
keadaan kahar.
Maka penyelenggara konstruksi tersebut dapat dihentikan sementara akibat
dalam keadaan kahar.
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud
huruf b diatas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari lnstruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan
urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan
dampak sosial dan ekonomi dari COVID-19, maka Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan:
a) Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
b) Melaksanakan protokol pencegahan COVID-19 dengan disiplin tinggi
dan dilaporkan secara berkala oleh Satgas Pencegahan COVID-19;
c) Menghentikan sementara ketika terjadi angka 2. b.2) diatas untuk
melakukan penanganan sesuai protokol Pemerintah.
c. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik
kesehatan di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang
memadai, antara lain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh
(thennoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama opeiasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID-19 dengan rumah sakit dan/
atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat
(emergency);
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas
tambahan antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu,
masker dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan
nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
d. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di Lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster (flyers) baik digital maupun
fisik tentang himbauan/ anjuran pencegahan COVID-19 untuk disebarluaskan
atau dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk);
c. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan pekerja untuk pencegahan COVID-
19, seperti:
a. Untuk pekerja : Masker dan Sarung tangan
b. Hand Sanitizer
c. Semprotan desinfektan untuk peralatan
d. Tempat cuci tangan (wastafel dan sabunnya)
d. Ruang isolasi sederhana – dengan tmp tidur, obat-obat standar?
(kebutuhan ruang disesuaikan jml tenaker)
e. Tempat tinggal pekerja yang memenuhi standar covid (bersekat, lebih
luas, ada lemari masing2, kamar mandi lebih banyak dan higinis)
f. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi,
siang, dan sore;
g. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu)
yang terindikasi memiliki suhu tubuh ≥ 38 derajat Celcius datang ke lokasi
pekerjaan;
h. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna
Jasa dan/atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
i. Petugas medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi
dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan
kerja; dan
j. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga
kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar
telah selesai.

Gambar 3. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan


Jasa Konstruksi
J. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN KAPASITAS
1. Kegiatan Penguatan Kapasitas di Program KOTAKU

Secara umum Penguatan Kapasitas dalam Program KOTAKU dilaksanakan dengan 2 (dua)
jenis kegiatan, yaitu:

a. Kegiatan Pelatihan; Yaitu kegiatan penguatan kapasitas pelaku (Pemda, Konsultan


dan Masyarakat) khusus kepada pelaku tertentu untuk meningkatan pengetahuan,
sikap dan perilakunya agar dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan
Pedoman dan tupoksinya. Kegiatan pelatihan antara lain dilaksanakan melalui:
1) Pelatihan/pertemuan yang sifatnya tatap muka seperti:
a) Pelatihan Pemda, Konsultan dan Masyarakat;
b) Rakor/pertemuan tenaga ahli konsultan;
c) Coaching Clinic untuk pendalaman dan penyelesaian kasus bagi pelaku.
2) Pelatihan yang dilaksanakan secara online, seperti:
a) Pelatihan dasar, persiapan, perencanaan, pelaksanaan bagi pelaku;
b) Webinar untuk membahas tema-tema lebih spesifik.

b. Kegiatan Sosialisasi; yaitu kegiatan penyebarluasan informasi kepada khalayak yang


banyak agar dapat memahami informasi program dengan baik. Kegiatan sosialisasi
antara lain dilakukan melalui:
1) Pertemuan yang sifatnya tatap muka seperti:
a) Workshop/Lokakarya;
b) Diskusi Tematik;
c) Rembuk warga atau FGD; dan
d) Eksibisi.
2) Dilaksanakan baik melalui media cetak maupun online, seperti:
a) Placement TV;
b) Newsletter;
c) Website Kotaku; dan
d) Media Sosial Kotaku: IG, Fb, Twitter.

Selama masa tanggap darurat COVID-19 maka kegiatan CB yang sifatnya tatap muka akan
dihindari, dan semua dilaksanakan secara virtual atau online.

2. Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah/Pokja PKP dan Konsultan/Fasilitator;


a. Pelatihan

Yang termasuk kategori dalam lingkup kegiatan pelatihan ada 2 (dua) jenis yaitu:
1) Pelatihan substansi program; dilaksanakan melalui aplikasi e-learning KOTAKU
dan juga aplikasi webinar (Online meeting berbayar), termasuk dalam kategori ini
adalah ToT pemandu, pelatihan OC/OSP, pelatihan korkot dan tim faskel serta
Pelatihan untuk Pemda maupun masyarakat
2) Rapat Koordinasi program; Kegiatan pertemuan, konsolidasi atau rapat
koordinasi tenaga ahli sesuai dengan bidang masing-masing terutama untuk
kebutuhan penyamaan persepsi, koordinasi dan pengendalian untuk pencapaian
target program. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain: Rakor TL dan EGM
(Expert Group Meeting), Rakor tim korkot, tim faskel, pemda maupun masyarakat.
b. Kegiatan Pelatihan Substansi Program

Kegiatan pelatihan substansi program dilakukan melalui metode :

1) Kegiatan e-learning adalah kegiatan pelatihan berbasis online melalui Situs e-


learning KOTAKU - (http://kotaku.pu.go.id/view/7216/e-learning-penanganan-
kumuh-kotaku) untuk meningkatkan pemahaman terutama materi-materi
substansi program kepada seluruh Pelaku dari mulai tingkat Pusat sampai tingkat
Kota/Kabupaten. Penyelenggaran kegiatan e-learning adalah KMP Kotaku 1 dan
Kotaku 2.
2) Webinar, pengertiannya adalah salah satu teknologi (aplikasi online meeting
berbayar) yang memungkinkan pengguna untuk mengadakan seminar, talkshow,
diskusi dan kegiatan lainnya yang dilakukan secara online tanpa harus bertatap
muka secara langsung. Pelaksanaan webinar dilakukan dengan tingkatan sebagai
berikut :
a) Tingkat Pusat : Webinar untuk meningkatkan kapasitas yang membangun
pemahaman, keterampilan dan motivasi, kegiatan lebih ditekankan untuk
training of trainer kepada OC/OSP, Korkot dan Pemandu Nasional
b) Tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten untuk meningkatkan kapasitas kepada
Tenaga Ahli OC/OSP, Korkot, Askot, Tim Fasilitator
c) Tingkat Desa/Kelurahan untuk meningkatkan kapasitas kepada Lurah/Kepala
Desa,BKM, TIPP, UP-UP, KSM dan KPP agar dapat melaksanakan kegiatan
Program dengan baik. Selain Webinar tingkat Kelurahan dilakukan dengan
metode on the job training.
Topik Bahasan Peserta

Peningkatan Materi untuk


Seluruh Pelaku
Tingkat Pusat kapasitas melalui membangun Kotaku
E-learning pemahaman

• Satker
Materi untuk • Advisory
Webinar tingkat
membangun • TA KMP
Post Test Pusat Ke OSP/ • OC/OSP
Keterampilan
Korkot dan Pemandu • Pemandu
dan motivasi
• Korkot

Tingkat Provinsi/ • OC/OSP


Kota/kab Materi untuk
Webinar tingkat OC/ • Korkot
membangun
OSP Ke Askot/ • Askot
Keterampilan • Tim
Fasilitator
dan motivasi Fasilitator

• Lurah/Kepala
Materi untuk Desa
Tingkat Desa/Kel On The job training/
membangun • BKM/LKM
Webinar/Kepada
pemahaman, • TIPP
pelaku tingkat Kel/ • UP-UP
Keterampilan
Desa • KSM
dan motivasi • KPP

Adapun proses penyiapan kegiatan e-learning sebagai berikut :


Penyusunan
Kurikulum
E-Learning

Penyusunan
Modul E-Learning
Tingkat
Pusat
Penyampaian
Undangan E-
learning

Pelaksanaan E- Data hasil


Learning
Passing
grade = 80

Ya E-learning
Post test I Lulus Rekapitulasi
selanjutnya

Tidak Passing
grade = 80

Ya
Post test II Lulus

Tidak
Tingkat
Provinsi/ Penguatan oleh
Kota/kab OC/OSP

Penyiapan kegiatan e-learning dilakukan sepenuhnya oleh KMP Kotaku 1 dan 2 dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyusun kurikulum materi e-learning yang akan di laksanakan
2) Menyusun modul e-learning, modul e-learning ini sangatlah berbeda dengan modul
pembejalaran melalui pelatihan tatap muka dikelas, Modul e-learning bersifat interaktif,
dibutuhkan aplikasi khusus dan juga keterampilan khusus penyusun modul.
3) Menyiapkan undangan kepada peserta, undangan ini dikeluarkan oleh Team Leader KMP
dengan sasaran sesuai dengan kebutuhan.
4) Pelaksanaan belajar mandiri e-learning, kegiatan e-learning dilaksanakan oleh seluruh
peserta sesuai dengan sasaran yang ditetapkan dengan diberi durasi waktu beberapa hari
(tergantung banyaknya atau tingkat kesulitan materi). Mulai dari registrasi, belajar secara
interaktif dan mandiri dan juga mendownload bahan belajar.
5) Kemudian setelah proses belajar mandiri, dilakukan post test bertujuan untuk mengukur
capaian pemahaman peserta terhadap materi e-learning. Post test wajib dikuti oleh
seluruh peserta yang mengikuti e-learning dengan passing grade minimal 80. Apabia
nilainya 80 keatas maka dinyatakan lulus dengan materi tersebut dan dapat mengikuti
materi e-learning berikutnya, apabila dibawah 80 maka harus belajar kembali materi e-
learning dengan diberikan kesempatan mengikuti post test periode kedua.
6) Bagi peserta yang masih belum lulus walaupun telah mengikuti post test periode kedua
maka akan diberikan penguatan khusus oleh Tim Pelatihan OC/OSP.

Sedangkan penyiapan kegiatan Webinar dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Penyusunan dan
Penyiapan Modul/ Pengajuan KAK/
Bahan Webinar Kurikulum
&Rundown

Perlu perbaikan

Persetujuan
Perbaikan untuk
pelaksanaan
kedepan
ya

Konsolidasi rencana Materi dishare


Webinar (substansi melalui goggle
drive
dan metode)

Advisory, KMP
Penyampaian Pelaksanaan
terkibat dalan
Konsolidasi Undangan Webinar Webinar

Review pelaksanaan
Post Test
Webinar
Tahapan proses penyiapan Webinar sebagai berikut :

1) Penyusunan dan pengajuan KAK/kurikulum/rundown kepada KMP apabila


pelaksanannya OC/OSP dan pengajuan kepada OC/OSP apabila pelaksananya
Koordinator Kota atau Askot Mandiri. Kegiatan ini secara bersamaan dengan
penyiapan modul/bahan materi webinar. Apabila rencana webinar disetujui
dengan tujuan dan konsepnya maka dapat dilanjutkan ke kegiatan berikutnya,
sedangkan apabila harus ada perbaikan, maka pelaksana harus melakukan
perbaikan terlebih dahulu kemudian diajukan kembali.
2) Konsolidasi rencana webinar, kegiatan ini untuk melakukan pembahasan substansi
dan metode pelaksanaan webinar termasuk pembagian narasumber, notulensi
dan moderator. Dalam kegiatan konsolidasi ini akan melibatkan Advisory atau
KMP untuk mendapatkan masukan-masukan.
3) Penyampaian undangan webinar, undangan dapat dikeluarkan oleh Team Leader
KMP/OC/OSP atau Korkot tergantung wilayahnya. Undangan sebaiknya
dikeluarkan minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan webinar
4) Pelaksanaan webinar, dalam prosesnya peserta akan berinteraksi langsung
dengan narasumber yang telah ditetapkan. Adapun seluruh materi sebelumnya
telah di simpan dan google drive dan peserta telah menggungah sebelum
pelaksanaan.
5) Untuk melihat pemahaman, keterampilan maupun motivasi peserta pasca
kegiatan webinar, maka dilakukan post test dengan soal yang disediakan oleh
pelaksana.
6) Setelah kegiatan, maka dilaksanakan review pelaksanaan, hal ini bertujuan untuk
mereview sejauhmana efektifitas kegiatan webinar dan apa saja yang harus
diperbaiki untuk pelaksanaan kedepannya.
c. Rapat Koordinasi Program

Untuk memastikan pelaksanaan program Kotaku dengan baik, maka kegiatan


koordinasi dan pengendalian kepada seluruh pelaku harus dilaksanakan secara
menerus dan berkala. Pelaksanaan koordinasi dan pengendalian dilaksanakan dengan
menggunakan metode webinar disemua tingkat. Berikut alur koordinasi dan
pengendalian.
Peserta
Topik Bahasan
• Direktur PKP
• Diseminasi Kebijakan • PMU
• Progres capaian • Satker IBM
Pelaksanaan Rakor
Tingkat Pusat • Pembahasan Isu • PPK
Team Leader
• Evaluasi kinerja OC/ • Advisory
OSP • TL KMP
• TL OC/OSP

• Diseminasi Kebijakan
• Progres sektor
Pelaksnaan Rakor • TA KMP
• Pembahasan Isu
Tenaga Ahli • TA OC/OSP
• Permusan strategi
implementasi

Tingkat Provinsi • Diseminasi Kebijakan


Pelaksanaan Rakof
• Progres setiap wilayah • TL OC/OSP
OSP /Tingkat
• Pembahasan Isu • TA OC/OSP
Provinsi
• Diseminasi straregi • Korkot/Askot Mandiri
implementasi

Tingkat Kota/Kab • Progres setiap wilayah


• Pembahasan Isu dan
Pelaksanaan Rakor • Korkot
masalah
Tingkat Kota/Kab • Tim Fasilitator
• Penyelesaian isu dan
permasalahan

Adapun tingkatan kegiatan Koordinasi dan pengendalian sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat, pelaksanaan koordinasi dan pengendalian melalui


a) Rapat koordinasi Team Leader, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan
arahan kebijakan Program, pembahasan progres capaian, pembahasan Isu yang
sedang berlangsung dan evaluasi kinerja OC/OSP. Pesertanya terdiri dari
seluruh Team Leader OC/OSP, KMP, Advisory, sedangkan Satker, PMU dan
Direktur PKP menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
b) Pelaksanaan rapat koordinasi Tenaga Ahli, kegiatan ini bertujuan untuk
diseminasi kebijakan, pembahasan isu bidang dan perumusan strategi
implementasi. Adapun pesertanya terdiri dari Tenaga Ahli OC/OSP
2) Tingkat Provinsi, pelaksanaan Rapat Koordinasi bertujuan untuk diseminasi
kebijakan, pembahasan progres setiap wilayah, pembahasan isu dan diseminasi
strategi implementasi dengan peserta TL OC/OSP, TA OC/OSP dan Korkot/Askot
Mandiri
3) Tingkat Kota/kabupaten, bertujuan untuk membahas progres, pembahasan isu dan
permasalahan, penyelesaian isu dan permasalahan serta penguatan dengan
peserta Tim Korkot dan Tim Fasilitator.

Alur proses penyiapan kegiatan rapat koordinasi dan pengendalian ini sebagai berikut:
Penyusunan dan
Penyiapan Modul/
Pengajuan KAK/
Bahan Rakor
Rundown

Perlu perbaikan

Rekomendasi :
• Pusat oleh Satker
Persetujuan
• OC/OSP Oleh KMP
• Korkot oleh OC/OSP

ya

Konsolidasi Penyebaran
persiapan Rakor undangan

Advisory, KMP
Review hasil
Pelaksanaan Rakor Terlinbat dalam
pelaksanaan Rakor Rakor

Materi dishare
melalui goggle
drive

Tahapan proses penyiapan rapat koordinasi sebagai berikut:

1) Penyusunan dan pengajuan KAK/rundown. Adapun rekomendasi persetujuan


sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Rakor Team Leader disetujui oleh Satker
b) Pelaksanaan Rakor OC/OSP atau tingkat Provinsi disetujui oleh KMP dan juga
Balai
c) Pelaksanaan Rakor tingkat Kota/kabupaten disetujui oleh OC/OSP
2) Konsolidasi persiapan rakor dilaksanakan untuk menyiapkan substansi, teknis
pelaksanaan dan finalisasi bahan kegiatan Rakor.
3) Penyebaran undangan kepada peserta Rakor dengan ketentuan bahwa undangan
disebar satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan
4) Pelaksanaan rakor sesuai dengan rundown yang telah ditentukan dengan materi
telah di unggah oleh peserta dari google drive. Pada setiap pelaksanaan rakor
minimal ditingkat Provinsi diikuti oleh Advisory atau KMP
5) Setelah kegiatan, maka dilaksanakan review pelaksanaan, hal ini bertujuan untuk
mereview sejauhmana efektifitas kegiatan rakor dan apa saja yang harus
diperbaikin untuk pelaksanaan kedepannya.
d. Sosialisasi
Dalam masa tanggap darurat COVID-19 ini, seperti halnya kegiatan pelatihan,
seluruhnya akan berbasis online dan virtual. Yang termasuk dalam lingkup kegiatan
sosialisasi dalam hal ini:

1) Penyebarluasan informasi

Dalam situasi tanggap darurat COVID-19 ini, alur penyebaran informasi dilakukan
secara online dan berjenjang. Seluruh materi sosialisasi disiapkan oleh KMP dan
akan mendapatkan umpan balik dari sasaran sosialisasi secara berjenjang, sebagai
masukan terhadap media dan konten sosialisasi. Berikut alur sosialisasi yang
dilakukan:

a) Bahan sosialisasi atau publikasi adalah seluruh materi berbasis online dalam
rangka memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh Pelaku
Program Kotaku dari mulai tingkat Pusat sampai tingkat
kelurahan/masyarakat. Penyelenggara kegiatan sosialisasi program ini
adalah KMP Kotaku 1 dan Kotaku 2
b) Materi disusun oleh USK masing-masing bidang berdasarkan kebutuhan
lapangan disampaikan ke Tim Komunikasi untuk dibuat menjadi pesan
sosialisasi;
c) Seluruh POS atau pedoman yang sudah final dibuat menjadi materi
sosialisasi yang simpel dan mudah dipahami;
d) Materi akan dikelompokkan berdasarkan pelaku dan lokasi dampingan lama
& baru (BPM, Livelihood, Skala Kawasan, dan Pencegahan).
e) Sasaran sosialisasi program adalah:
(1) Tim pendamping (konsultan) dari: OC/OSP, Tim Korkot, Tim Fasilitator;
(2) Pemerintah Daerah: Tim Balai, Pokja PKP Kota, OPD terkait;
(3) Masyarakat: BKM, TIPP, relawan, KSM/Penerima Manfaat;
(4) Khalayak umum (yang bisa mengakses media kotaku).

f) KBIK Online adalah diskusi internal atau pembahasan di tingkat konsultan


(KMP, OC/OSP, Tim Korkot, Tim Fasilitator) secara online melalui
penggunaan aplikasi online seperti video conference, diskusi Chating Grup.

g) Jenis media yang dipergunakan adalah:


(1) E-book; bentuk digital dari buku cetak terdiri dari berbagai macam
informasi digital (teks, grafis, audio, video) yang dapat dibuka melalui
komputer, tablet, smartphone atau perangkat lainnya;
(2) Video tutorial; panduan berupa presentasi berbentuk video yang
mendeskripsikan langkah-langkah untuk mengerjakan tentang sesuatu
hal yang berkaitan pembelajaran;
(3) Media cetak; newsletter, poster, spanduk, stiker, fotonovela/bulletin.

h) Saluran sosialisasi yang bisa dipergunakan berbasis online dan elektronik,


seperti:
(1) Email / Google Drive
(2) Website Kotaku
(3) Media Sosial Kotaku: IG, Fb, Tweeter
(4) WhatsApp Group
(5) Web Binar (app zoom, google conference)
(6) Newsletter Kota
(7) Radio Komunitas
(8) SMS Broadcast

Kegiatan sosialisasi berupa diskusi tematik dan lokakarya dilakukan menggunakan


metode Webinar yaitu salah satu teknologi yang memungkinkan pengguna untuk
mengadakan seminar, talkshow, diskusi dan kegiatan lainnya yang dilakukan secara
online tanpa harus bertatap muka secara langsung. Sedangkan kegiatan seperti
Newsletter, placement TV, eksibisi bisa tetap dilakukan karena sifatnya tidak langsung
bertemu dengan masyarakat.
2) Kegiatan Lokakarya/Online Workshop

Pelaksanaan lokakarya/workshop online dilakukan di berbagai tingkatan dengan


sebagai berikut:

Peserta

• Bappenas
• Direktur PKP
• Kementerian
• PMU
Pelaksanaan • Satker IBM
Tingkat Pusat
Lokakarya Nasional • PPK
• Balai PPW
• Satker Provinsi
• Advisory
• TL KMP

Tingkat Provinsi
• Balai PPW
• OPD Provinsi
Pelaksanaan • OC/OSP
Lokakarya Provinsi • Pemda Kota/Kabupaten
• Tim Korkot
• Kelompok Peduli

Tingkat Kota/Kab
• Pemda Kota/Kab
Pelaksanaan
• Kelompok Peduli
Lokakarya Tingkat
• Tim Korkot
Kota/Kab
• Tim Fasilitator
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Tingkat Pusat : lokakarya atau workshop online bertujuan untuk sosialisasi


program dan memberikan informasi yang harus dipahami oleh pelaku
ditingkat pusat dan provinsi (Balai, stakeholders provinsi dan OC/OSP) dalam
rangka menyamakan persepsi dan membangun komitmen terhadap
pelaksanaan program.
b) Tingkat Provinsi: bertujuan untuk sosialisasi program dan memberikan
informasi yang harus dipahami oleh pelaku ditingkat kota/kabupaten (Balai,
stakeholders kota/kabupaten dan Tim Korkot) dalam rangka menyamakan
persepsi dan membangun komitmen terhadap pelaksanaan program.
Narasumber lokakarya bisa melibatkan tim pusat (PPK, Advisory, KMP)
c) Tingkat Kota/Kabupaten: bertujuan untuk sosialisasi program dan
memberikan informasi yang harus dipahami oleh pelaku ditingkat
kota/kabupaten (Balai, stakeholders kota/kabupaten dan Tim Korkot) dalam
rangka menyamakan persepsi dan membangun komitmen terhadap
pelaksanaan program. Narasumber lokakarya dari provinsi (Balai dan
OC/OSP)
d) Tingkat Desa/Kelurahan: bertujuan untuk sosialisasi program dan
memberikan informasi yang harus dipahami oleh pelaku ditingkat kelurahan
dan masyarakat (BKM, Lurah, Relawan, TIPP) dalam rangka menyamakan
persepsi dan membangun komitmen terhadap pelaksanaan program.
Adapun untuk tingkat kelurahan atau komunitas ini akan didukung dengan
media cetak yang bisa melengkapi informasi yang disampaikan di lokakarya
online seperti: booklet infografis, spanduk, stiker, fotonovela/brosur.
Sedangkan, alur Proses lokakarya bisa dilihat pada bagan di bawah ini:

Penyusunan dan
Penyiapan Materi
Pengajuan KAK/
Lokakarya
Rundown Lokakarya

Perlu perbaikan

Rekomendasi :
• Pusat oleh Satker
Persetujuan
• OC/OSP Oleh KMP
• Korkot oleh OC/OSP

ya

Konsolidasi Penyebaran
persiapan Lokakarya undangan

Review hasil Satker, Advisory,


Pelaksanaan
pelaksanaan KMP Terlibat
Lokakarya dalam Rakor
Lokakarya

Materi dishare
melalui google
drive

Tahapan proses penyiapan lokakarya online/online workshop sebagai berikut:


a) Penyusunan dan pengajuan KAK/kurikulum/rundown kepada KMP apabila
pelaksananya OC/OSP dan pengajuan kepada OC/OSP apabila
pelaksananya Koordinator Kota atau Askot Mandiri. Kegiatan ini secara
bersamaan dengan penyiapan materi lokakarya online. Apabila rencana
lokakarya online disetujui dengan tujuan dan konsepnya maka dapat
dilanjutkan ke kegiatan berikutnya, sedangkan apabila harus ada
perbaikan, maka pelaksana harus melakukan perbaikan terlebih dahulu
kemudian diajukan kembali.
b) Konsolidasi rencana lokakarya online, kegiatan ini untuk melakukan
pembahasan substansi dan metode pelaksanaan lokakarya online
termasuk pembagian narasumber, notulensi dan moderator. Dalam
kegiatan konsolidasi ini akan melibatkan Advisory atau KMP untuk
mendapatkan masukan-masukan.
c) Penyampaian undangan lokakarya online, undangan dapat dikeluarkan
oleh Team Leader KMP/OC/OSP atau Korkot tergantung wilayahnya.
Undangan sebaiknya dikeluarkan minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan
lokakarya online.
d) Pelaksanaan lokakarya online, dalam prosesnya narasumber akan
berinteraksi langsung dengan narasumber yang telah ditetapkan. Adapun
seluruh materi sebelumnya telah di simpan dan google drive dan peserta
telah menggungah sebelum pelaksanaan.
e) Untuk melihat efektifitas pelaksanaan lokakarya online dan pendapat
peserta pasca kegiatan lokakarya online, maka dilakukan jajak pendapat
dengan memberikan kuesioner yang disediakan oleh pelaksana.
f) Selama proses lokakarya online dilakukan pencatatan untuk bahan
proseding/notulensi yang akan disampaikan kepada seluruh peserta dan
sebagai bahan laporan.
g) Proses lokakarya online bisa direkam menggunakan voice record di laptop
untuk bahan dokumentasi.
h) Hal-hal teknis akan diatur dalam KAK/ToR lokakarya online yang
diusulkan.
i) Setelah kegiatan, maka dilaksanakan review pelaksanaan oleh tim
pelaksana, hal ini bertujuan untuk mereview sejauhmana efektifitas
kegiatan lokakarya online dan apa saja yang harus diperbaikin untuk
pelaksanaan kedepannya.

3) Studi Tematik Online

Kegiatan diskusi tematik dilakukan di kota/kabupaten yang mendapat intervensi


pendanaan BPM dan kegiatan skala kawasan. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui
metode webinar namun dengan peserta yang terbatas dan materi fokus pada
tema tertentu yang sudah ditetapkan.
KMP Menyusun
Koridor Diskusi
Tematik

Penyusunan dan
Penyiapan materi
Pengajuan KAK/
Diskusti Tematik
rundown ke OC/OSP

Perlu perbaikan

Perbaikan untuk
Persetujuan pelaksanaan
kedepan

ya

Konsolidasi rencana
Webinar (substansi
dan metode)

Penyampaian
Pelaksanaan Diskusi Review pelaksanaan
Undangan Diskusi
Tematik Diskusi Tematik
Tematik

Tahapan proses penyiapan diskusi tematik kota/kabupaten sebagai berikut:

a) Penyusunan dan pengajuan KAK/rundown oleh Tim Korkot diperiksa oleh


OC/OSP dan disetujui oleh Satker diajukan ke KMP untuk diberikan
rekomendasi pelaksanaan
b) Sebelum pelaksanaan diskusi tematik, Tim Korkot dibantu OC/OSP
menyiapkan substansi, narasumber, teknis pelaksanaan dan finalisasi bahan.
c) Penyebaran undangan kepada peserta diskusi tematik dengan ketentuan
bahwa undangan disebar satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan.
d) Pelaksanaan diskusi tematik sesuai dengan rundown yang telah ditentukan
dengan materi telah di unggah oleh peserta dari google drive. Pada setiap
pelaksanaan diskusi tematik minimal diikuti oleh OC/OSP bisa menghadirkan
KMP atau Balai jika diperlukan.
e) Hal-hal lainnya yang bersifat teknis diatur dalam KAK/ToR diskusi tematik yang
diusulkan.
f) Setelah kegiatan, maka dilaksanakan review pelaksanaan, hal ini bertujuan
untuk mereview sejauhmana efektifitas kegiatan rakor dan apa saja yang harus
diperbaikin untuk pelaksanaan kedepannya.
3. Penguatan Kapasitas Masyarakat;
a. Pelatihan

Untuk Penguatan Kapasitas Masyarakat, akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) alternatif


metode:

1) Webinar; skemanya tetap seperti pelaksanaan webinar pada pelatihan pemda


atau konsultan dengan tatacara pelaksanaan kurang lebih sebagai berikut:
a) Penyusunan dan pengajuan KAK/kurikulum/rundown oleh tim faskel dan
diajukan kepada Koordinator Kota. Kegiatan ini secara bersamaan dengan
penyiapan modul/bahan materi webinar. Apabila rencana webinar disetujui
dengan tujuan dan konsepnya maka dapat dilanjutkan ke kegiatan
berikutnya, sedangkan apabila harus ada perbaikan, maka pelaksana harus
melakukan perbaikan terlebih dahulu kemudian diajukan kembali.
b) Konsolidasi rencana webinar, kegiatan ini untuk melakukan pembahasan
substansi dan metode pelaksanaan webinar termasuk pembagian
narasumber, notulensi dan moderator. Dalam kegiatan konsolidasi ini akan
melibatkan Tim Korkot untuk mendapatkan masukan-masukan.
c) Penyampaian undangan webinar, undangan dapat dikeluarkan oleh Tim
faskel tergantung wilayahnya. Undangan sebaiknya dikeluarkan minimal 1
minggu sebelum pelaksanaan webinar
d) Pelaksanaan webinar, dalam prosesnya peserta akan berinteraksi langsung
dengan narasumber yang telah ditetapkan. Adapun seluruh materi
sebelumnya telah di simpan dan google drive dan peserta telah mengunduh
sebelum pelaksanaan.
e) Untuk melihat pemahaman, keterampilan maupun motivasi peserta pasca
kegiatan webinar, maka dilakukan post test dengan soal yang disediakan oleh
pelaksana.
f) Setelah kegiatan, maka dilaksanakan review pelaksanaan, hal ini bertujuan
untuk mereview sejauhmana efektifitas kegiatan webinar dan apa saja yang
harus diperbaiki untuk pelaksanaan kedepannya.
2) Grup media sosial ; Untuk tatacara pelaksanaan pelatihan via Grup media sosial
agak sedikit berbeda, mengingat terbatas hanya melalui chating dan video
conference bs dilakukan tapi tidak bisa secara bersamaan menampilkan materi,
kurang lebih tata cara pelaksanaanya sebagai berikut:
a) Daftar nama Kelurahan/TIPP/BKM/Relawan serta nomor Kontak
b) Siapkan bahan untuk Coaching seperti rundown coaching dan juga materi
dalam bentuk paparan dan juga bahan bacaan digital,
c) Membuat WA grup khusus untuk materi pelatihan masyarakat tertentu dan
peserta tertentu, misalnya untuk pelatihan BKM maka grupnya adalah
pelatihan BKM dan pesertanya adalah anggota BKM terkait serta fasilitator
dan narasumber yang akan mengisi materi.
d) Undang TIPP/BKM/Relawan untuk ikut dalam coaching tersebut, tentukan
jadwal, supaya semua bisa terlibat
e) Coaching dilakukan melalui WA gorup atau aplikasi social media lain secara
bertahap, pada saat coaching laksanakan rundown yang disepakati, siapa
yang jadi moderator, siapa yang jadi narasumber, siapa notulen dan semua
harus disiplin mengikuti rundown yang ada;
f) Bahan berupa bahan bacaan leaflet, buku saku POS dalam bentuk file digital
g) Membuat kesepakatan tentang kebutuhan data, aktivitas yang akan
dilakukan dan target waktu penyelesaian;
h) Hasil kegiatan dikirim via sosmed atau email fasilitator;
i) Waktu: sesuai target / kondisi lapangan
3) Dengan OJT Langsung, secara prinsip mekanismenya tidak ada bedanya dengan
mekanisme OJT pada situasi normal, akan tetapi dilakukan pemberlakuan
protokol kesehatan COVID-19.
b. Sosialisasi

Untuk kegiatan sosialisasi di masyarakat, media-media cetak, audio visual tetap dapat
dilakukan karena tidak bertemu langsung dengan masyarakat, sedangkan Sosialisasi
yang sifatnya tatap muka, akan dilaksanakan dengan beberapa alternatif metode:

1) Webinar; skemanya tetap seperti pelaksanaan webinar pada sosialisasi atau


lokakarya online bagi pemda atau konsultan, tapi dengan tatacara pelaksanaan
kurang lebih sebagai berikut:
a) Penyusunan dan pengajuan KAK/kurikulum/rundown oleh tim faskel dan
diajukan kepada Koordinator Kota. Kegiatan ini secara bersamaan dengan
penyiapan bahan materi webinar. Apabila rencana webinar disetujui dengan
tujuan dan konsepnya maka dapat dilanjutkan ke kegiatan berikutnya,
sedangkan apabila harus ada perbaikan, maka pelaksana harus melakukan
perbaikan terlebih dahulu kemudian diajukan kembali.
b) Konsolidasi rencana webinar, kegiatan ini untuk melakukan pembahasan
substansi dan metode pelaksanaan webinar termasuk pembagian
narasumber, notulensi dan moderator. Dalam kegiatan konsolidasi ini akan
melibatkan Tim Korkot untuk mendapatkan masukan-masukan.
c) Penyampaian undangan webinar, undangan dapat dikeluarkan oleh Tim faskel
tergantung wilayahnya. Undangan sebaiknya dikeluarkan minimal 1 minggu
sebelum pelaksanaan webinar
d) Pelaksanaan webinar, dalam prosesnya peserta akan berinteraksi langsung
dengan narasumber yang telah ditetapkan. Adapun seluruh materi
sebelumnya telah di simpan dan google drive dan peserta telah mengunduh
sebelum pelaksanaan.
e) Untuk melihat pemahaman, keterampilan maupun motivasi peserta pasca
kegiatan webinar, maka dilakukan post test dengan soal yang disediakan oleh
pelaksana.
f) Setelah kegiatan, maka dilaksanakan review pelaksanaan, hal ini bertujuan
untuk mereview sejauhmana efektifitas kegiatan webinar dan apa saja yang
harus diperbaiki untuk pelaksanaan kedepannya.
2) Grup sosmed (seperti Grup media sosial ); Untuk tatacara pelaksanaan sosialisasi
via Grup media sosial agak sedikit berbeda, mengingat terbatas hanya melalui
chating dan video conference bisa dilakukan tapi tidak bisa secara bersamaan
menampilkan materi, kurang lebih tata cara pelaksanaanya sebagai berikut:
a) Daftar nama Kelurahan/TIPP/BKM/Relawan serta nomor Kontak
b) Siapkan bahan untuk sosialisasi seperti rundown dan juga materi dalam bentuk
paparan dan juga bahan bacaan digital,
c) Membuat WA grup khusus untuk materi sosialisasi masyarakat tertentu dan
peserta tertentu, misalnya untuk sosialisasi pendataan maka grupnya adalah
Sosialisasi pendataan dan pesertanya adalah yang terkait serta fasilitator dan
narasumber yang akan mengisi materi.
d) Undang TIPP/BKM/Relawan untuk ikut dalam sosialisasi tersebut, tentukan
jadwal, supaya semua bisa terlibat
e) Sosialisasi dilakukan melalui grup sosial media secara bertahap, pada saat
sosialisasi laksanakan rundown yang disepakati, siapa yang jadi moderator,
siapa yang jadi narasumber, siapa notulen dan semua harus disiplin mengikuti
rundown yang ada;
f) Bahan berupa bahan bacaan leaflet, buku saku POS dalam bentuk file digital
g) Membuat kesepakatan tentang kebutuhan data, aktivitas yang akan dilakukan
dan target waktu penyelesaian;
h) Hasil kegiatan dikirim via sosmed atau email fasilitator;
i) Waktu: sesuai target / kondisi lapangan

3) Selain dari media-media diatas, pelaksanaan kegiatan sosialisasi bisa dilaksanakan


dengan metode yang sesuai dengan kearifan lokal, misalnya melalui pengumuman
dari tempat ibadah atau melalui jaringan radio komunitas (jika ada), dan lain-lain.
K. KETENTUAN DUKUNGAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERANGKAT
KOMUNIKASI/ KOORDINASI ONLINE (NON TATAP MUKA)
1. Alat Pelindung Diri (APD) Pencegahan Penularan COVID-19

a. Unit Pengelola, BKM, BDC dan Pokja PKP

1) BKM/UPK dapat menggunakan sebagian dana operasional, bunga bank dan


jasa dana bergulir (maksimal 5% dari total bunga bank & jasa dana bergulir),
serta idle money lainnya untuk pengadaan Masker1, Hand Sanitizer, Sabun,
Sarung Tangan, vitamin, nutrisi dan lainnya sesuai kebutuhan untuk pengurus
BKM, pengelola Unit dan Pengurus KSM atau KPP;

2) BDC dapat menggunakan sebagian dana operasional dan bunga bank


(maksimal 5% dari total bunga bank) serta idle money lainnya untuk
pengadaan Masker, Hand Sanitizer, Sabun, Sarung Tangan dan lainnya sesuai
kebutuhan untuk pengurus BDC serta Pengurus KSM-KSM pelayanan BDC;

3) Pokja PKP dapat menggunakan sebagian dana operasional serta sumber


pandanaan lainnya yang sah untuk pengadaan Masker, Hand Sanitizer, Sabun,
Sarung Tangan dan lainnya sesuai kebutuhan untuk pengurus Pokja PKP.

b. Tim Fasilitator, Tim Koordinator Kota dan CC (Pendamping Masyarakat dan


pendamping Pemda);

OSP/KMW/TMC berkewajiban mengalokasikan anggaran untuk penyediaan APD


bagi seluruh Fasilitator, Korkot dan Tim serta CC di wilayah kerjanya, baik dengan
sumber optimalisasi dana reimbushable maupun dengan amadnment kontrak,
sesuai kebijakan Satker/PPK;

c. Konsultan (OSP/KMW, TMC, KMP, KME dan Advisory)

Manajemen OSP/KMW/TMC/KMP/KME/Advisory berkewajiban mengalokasikan


anggaran untuk penyediaan APD bagi seluruh Proffesional Staff, Sub Proffesional
staff dan supporting staff, baik dengan sumber optimalisasi dana reimbushable
maupun dengan amadnment kontrak, sesuai kebijakan Satker/PPK.

2. Sosialisasi dan Kegiatan Pencegahan Penyebarluasan COVID - 19

a. Unit Pengelola, BKM, BDC dan Pokja PKP

1
Berdasarkan himbauan pemerintah masyarakat diwajibkan memakai masker Ketika keluar rumah, dan masker
yang digunakan cukup masker kain, karena masker Kesehatan maupun masker N95 untuk petugas medis
1) BKM/UPK dapat menggunakan sebagian dana operasional, bunga bank dan
jasa dana bergulir (maksimal 5% dari total bunga bank & jasa dana bergulir),
serta idle money lainnya untuk pengadaan poster, spanduk, dan kit sosialisasi
lainnya terkait pencegahan penyebarluasan COVID - 19 di wilayahnya;

2) BDC dapat menggunakan sebagian dana operasional dan bunga bank


(maksimal 5% dari total bunga bank) serta idle money lainnya untuk
pengadaan untuk pengadaan poster, spanduk, dan kit sosialisasi lainnya terkait
pencegahan penyebarluasan COVID - 19 di wilayahnya;

3) Pokja PKP dapat menggunakan sebagian dana operasional serta sumber


pandanaan lainnya yang sah untuk untuk pengadaan poster, spanduk, dan kit
sosialisasi lainnya terkait pencegahan penyebarluasan COVID - 19 di
wilayahnya;

b. Tim Fasilitator, Tim Koordinator Kota dan CC (Pendamping Masyarakat dan


pendamping Pemda)

OSP/KMW/TMC mengalokasikan anggaran untuk penyediaan poster, spanduk,


dan kit sosialisasi lainnya terkait pencegahan penyebarluasan COVID - 19 di
wilayahnya bagi seluruh Fasilitator, Korkot serta CC di wilayah kerjanya, baik
dengan sumber optimalisasi dana Special activities (sosialisasi) maupun dengan
amadnment kontrak, sesuai kebijakan Satker/PPK;

3. Mekanisme Koordinasi dan Komunikasi Virtual atau Online (Non Tatap Muka)

a. Pendanaan

i. Unit Pengelola, BKM, BDC dan Pokja PKP

1) BKM/UPK dapat menggunakan sebagian dana operasional, bunga bank dan


jasa dana bergulir (maksimal 10% dari total bunga bank & jasa dana
bergulir), serta idle money lainnya untuk pengadaan kuota yang diperlukan
untuk koordinasi dan komunikasi online dengan tim pendamping (fasilitator
dan Korkot/CC);

2) BDC dapat menggunakan sebagian dana operasional dan bunga bank


(maksimal 10% dari total bunga bank) serta idle money lainnya untuk
pengadaan kuota yang diperlukan untuk koordinasi dan komunikasi online
dengan tim pendamping (Tim Korkot dan KMW) di wilayahnya;

3) Pokja PKP dapat menggunakan sebagian dana operasional serta sumber


pandanaan lainnya yang sah untuk pengadaan kuota yang diperlukan untuk
koordinasi dan komunikasi online dengan tim pendamping (Tim Korkot dan
KMW) di wilayahnya;

ii. Tim Fasilitator, Tim Koordinator Kota dan CC (Pendamping Masyarakat dan
pendamping Pemda)

OSP/KMW/TMC mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kuota yang


diperlukan untuk koordinasi dan komunikasi online bagi seluruh Fasilitator,
Korkot dan CC di wilayah kerjanya, baik dengan sumber optimalisasi dana
reimbushable maupun dengan amadnment kontrak, sesuai kebijakan
Satker/PPK;

iii. Konsultan (OSP/KMW, TMC, KMP, KME dan Advisory)


Manajemen OSP/KMW/TMC/KMP/KME/Advisory berkewajiban mengalokasikan
anggaran untuk penyediaan kuota yang diperlukan untuk koordinasi dan
komunikasi online bagi seluruh Tenaga Ahli dan sub profesional serta assistant,
baik dengan sumber optimalisasi dana reimbushable maupun dengan
amadnment kontrak, sesuai kebijakan Satker/PPK;

b. Kebutuhan Perlengkapan Pertemuan daring (Online)

Untuk kebutuhan rembuk secara daring (online), maka dibutuhkan beberapa


perlengkapan atau fasilitas, antara lain sebagai berikut:
a) Paket Langganan Aplikasi Online Meeting
b) Biaya Paket data seluler untuk peserta meeting
c) Telepon selular pintar (Smartphone) yang sudah bisa terhubung dengan internet
dan dapat digunakan untuk aplikasi chating
d) Laptop terutama untuk fasilitator
e) Infokus atau TV disertai perangkat speaker dan mic bila pertemuan menggunakan
aplikasi pertemuan daring dan peserta menyaksikan bersama-sama pertemuan
tersebut via layar.
f) Aplikasi grup chat seperti Whatsapp, telegram, LINE dll, antara lain untuk rembuk
g) Media-media pelatihan dan sosialisasi digital

c. Etika dan Tatacara Pelaksanaan Pertemuan Online

C.1 Etika

Karena peserta konferensi video juga dapat saling melihat, berikut ini adalah aturan
etika untuk konferensi video:
i. Posisi duduk peserta; Posisi duduk peserta sebaiknya berada di tempat yang tidak
terganggu dari aktifitas lain misalnya seperti lalu lalang orang,dll
ii. Gunakan Backround layar yang baik; Backround layar sangat penting dalam
konferensi video, karena akan mempengaruhi image peserta di mata peserta yang
lain, gunakan latar belakang layar yang baik seperti di studio, misalnya
tembok/backround yang berwarna gelap dengan warna yang tidak mencolok.
Hindari latar belakang layar yang mengganggu perhatian orang lain misalnya kasur
yang berantakan, ruangan yang tidak bersih dll. Bila anda tidak backround layar yang
baik anda bisa gunakan backround virtual dalam aplikasi pertemuan daring.
iii. Hindari suara bising; Suara sekecil apapun dalam pertemuan daring akan sangat
mengganggu, Sebaiknya pergunakan headset, karena bisa meminimalisir suara
bising dan juga feedback di speaker anda dan peserta lain. Gunakan fitur Mute bila
suara bising tidak dapat dihindari.
iv. Berbusana dengan benar; Gunakan pakaian yang baik dan sopan seperti layaknya
pertemuan secara langsung. Jangan gunakan busana tidur dan pakaian sehari-hari
yang tidak layak dipandang orang lain.
v. Hindari makan dan minum; Makan sebaiknya dihindari karena akan menggangu
orang lain yang melihat, dan minumlah jika dibutuhkan terutama pertemuan yang
memakan waktu yang lama.
vi. Jangan mengalihkan perhatian orang lain; Hindari tindakan-tindakan yang tidak
perlu yang dapat mengalihkan perhatian orang lain, misalnya goyang-goyang tangan
berlebihan, joged-joged,dll
vii. Bersikap sopan; Dalam bertutur kata dan bersikap harus sopan dan juga santun
serta saling menghargai antara peserta/narasumber pertemuan .
viii. Diupayakan Tampak dalam Video; Pada saat narasumber/moderator/peserta
berbicara, maka harus menampilkan videonya, sebagai bentuk penghargaan kepada
peserta pertemuan, sedangkan peserta yang lain wajib menyimak (dengan
mematikan audio), dan boleh menyalakan atau mematikan video sesuai kebutuhan.
ix. Tidak Menelepon pada saat pertemuan; Peserta tidak diperkenankan untuk
melakukan panggilan telpon atau menerima telpon pada saat meeting, kecuali
telpon yang sangat mendesak, dan gunakan Gunakan fitur chat atau raise hand
untuk meminta izin kepada moderator atau narasumber.
x. Tidak Berbicara/ memotong pembicaraan; Pada saat narasumber/moderator/
peserta lain sedang berbicara peserta dilarang berbicara atau memotong
pembicaraan sebelum diizinkan oleh narasumber atau moderator. Gunakan fitur
Mute untuk mematikan audio pada saat orang lain berbicara dan Gunakan fitur chat
atau raise hand untuk meminta izin kepada moderator atau narasumber
xi. Bertanya yang benar; Bila peserta ingin mengajukan pertanyaan, gunakan fitur chat
atau raise hand untuk meminta izin bertanya kepada moderator atau narasumber,
dan silahkan bertanya dengan efektif.
xii. Dilarang meninggalkan pertemuan (Leave meeting); Peserta meninggalkan
pertemuan kecuali ada kepentingan yang lebih mendesak, dan bila akan
meninggalkan pertemuan harus dengan izin host/moderator,.
xiii. Dilarang melakukan chat yang tidak perlu; Selama pertemuan berlangsung,
dilarang mengirim chat, file, atau gambar yang tidak perlu, misalnya kirim file,
gambar2 atau video yang tidak ada hubungan dengan materi.

c.2 Tahapan Kegiatan


c.2.1 Persiapan
Dalam tahapan persiapan ada hal-hal yang harus dilakukan:
1. Buatlah kerangka acuan kegiatan yang memuat antara lain tentang latar belakang, tujuan
kegiatan, output, metode kegiatan, waktu, peserta, narasumber dan jadwal kegiatan.
Ajukan Kerangka Acuan ini kepada atasan (Satker/PPK/Balai/Team Leader/Korkot/dll)
untuk mendapat pesertujuan.
2. Siapkan Kurikulum/Rundown dan Modul atau materi pertemuan sesuai Kerangka Acuan
yang ada, jauh sebelum kegiatan dilakukan
3. Upload Modul/Rundown/materi ke situs-situs daring atau drive online dan mintalah
peserta untuk mendownload bahan dan mempelajarinya sebelum kegiatan dilaksanakan
4. Siapkan fasilitas terkait pertemuan daring, seperti laptop, langganan aplikasi pertemuan
daring berbayar, paket data peserta dan juga teknis pelaksanaannya apakah semua akan
masing-masing dari rumah atau misalnya secara grup dengan menjalakan protokol
Kesehatan COVID-19, jika peserta dibagi dalam beberapa grup maka harus dipersiapkan
setidaknya 1 laptop, dan juga infokus atau TV yang bisa menayangkan atau terkoneksi
dengan paparan dari laptop serta speaker dan mic.
5. Sampaikan Undangan kepada Narasumber, peserta dll minimum 1 (satu) minggu sebelum
pelaksanaan yang berisi jadwal kegiatan, materi, tata cara registrasi dan kontak yang bisa
dihubungi dan juga ID meeting serta ID Password meeting
6. Datalah kesediaan peserta dan juga narasumber secara daring, bisa menggunakan aplikasi
seperti google form atau menyampaikan format tertentu dan kemudian direkap secara
manual.
7. Pastikan peserta/narasumber yang akan ikut dalam pertemuan memiliki paket data yang
cukup sesuai jadwal (45 menit pertemuan lebih kurang 500 mb s.d 1gb)
c.2.2 Pelaksanaan
Dalam tahapan pelaksanaan, perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Lakukan registrasi peserta dan absen peserta yang hadir, absensi peserta bisa
menggunakan aplikasi google form, dan juga dipanggil satu persatu peserta yang
diharapkan hadir agar menjawab dan menampakan videonya
2. Sampaikan di awal terutama untuk kegiatan formal,bahwa kegiatan akan direkam, untuk
kebutuhan dokumentasi proses dan pertanggungjawaban disertai penjelasan bahwa
dokumentasi tersebut tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang tidak semestinya.
3. Sampaikan rundown acara pada hari itu
4. Jika terkait pelatihan lakukan pre-test kegiatan, lembar pretest bisa dikirim secara daring,
peserta mengisinya, dan kirim ulang kepada panitia. Untuk mempermudah tes bisa
menggunakan aplikasi seperti google form.
5. Sepakati pembagian peran:
a. Host, sekaligus Moderator (mengatur alur paparan dan diskusi)
b. Notulensi (diakhir kegiatan dibagikan ke semua peserta), Notulen selain mencatat
proses pertemuan tapi juga merekam audio pertemuan sebagai dokumentasi kegiatan
6. Laksanakan kegiatan sesuai dengan rundown yang ada secara tertib dan tidak melenceng
dari waktu yang ditentukan, dan istirahat dan masuk pada saat waktunya sesuai
rundown.
7. Bahan paparan dari Narasumber sebaiknya maksimal 10 slide
8. Disetiap sesi Narasumber akan menjelaskan maksimal 30 menit dan Peserta akan
diberikan kesempatan berdiskusi maksimal 30 menit, bila tidak ada peserta yang akan
bertanya atau berdiskusi dilanjutkan ke sesi berikut.
9. Lakukan evaluasi di setiap akhir sesi/materi dengan meminta feedback atau konfirmasi
dari beberapa peserta tentang materi yang disampaikan
10. Laksanakan etika meeting secara daring sesperti pada point A.1
11. Jika terkait pelatihan maka lakukan post test secara daring
12. Lakukan Capture foto peserta yang hadir, dan kemudian insert ke dalam notulensi
beserta rekaman audionya, buat berita acara pertemuan dengan capture tanda tangan
peserta.
c.2. 3 Pelaporan

1. Seluruh bukti didokumentasikan, termasuk komunikasi dan koordinasi online dalam


bentuk Minutes of Meeting (MoM) disertai foto/picture.

2. Seluruh pelaporan anggaran dimaksud dilakukan secara terpisah

L. PENUTUP
1. POS ini berlaku sejak ditetapkan oleh Executing Agency c.q. PMU/Satker KOTAKU
untuk dilaksanakan sesuai ketentuan oleh seluruh pelaku dan para pihak KOTAKU

2. Perubahan atas ketentuan POS akan ditetapkan kemudian oleh executing Agency
c.q. PMU/Satker KOTAKU

Anda mungkin juga menyukai