Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN

PEMANTAUAN PROGRAM PADAT KARYA


PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2020

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


DEPUTI BIDANG PIP BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEMARITIMAN
DIREKTORAT PENGAWASAN BIDANG INFRASTRUKTUR, TATA RUANG DAN PERHUBUNGAN

NOMOR : PED- 7/D1/03/2020


TANGGAL : 8 OKTOBER 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman………………………………… 2
C. Tujuan Penyusunan Pedoman…………………………………………. 2
D. Ruang Lingkup Pedoman……………………………………………….. 2
E. Sistematika Pedoman…………………………………………………… 2

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM PADAT KARYA


A. Pengertian dan Bentuk Program Padat Karya………………………… 3
B. Tujuan Program Padat Karya…………………………………………… 4
C. Sasaran Program Padat Karya…………………………………………. 4
D. Manfaat dan Dampak Program Padat Karya…………………………. 4
E. Penyelenggara Padat Karya…………………………………………….. 5
F. Penyelenggaraan dan Jenis Kegiatan…………………………………. 5
G. Tahapan Penyelenggaraan Program Padat Karya…………………… 8
H. Isu Terkini atas Program Padat Karya………………………………… 10

BAB III KERANGKA ACUAN PEMANTAUAN PROGRAM PADAT KARYA


A. Dasar Hukum……………………………………………………………. 12
B. Tujuan……………………………………………………………………. 12
C. Ruang Lingkup…………………………………………………………… 12
D. Metodologi…………………………………………………………………14
E. Organisasi Pemantauan Program Padat Karya……………………….14
F. Surat Tugas Pemantauan Program Padat Karya……………………..15
G. Rencana dan Jadwal……………………………………………………..16
H. Pembiayaan……………………………………………………………… 16

BAB IV PROGRAM KERJA PEMANTAUAN PROGRAM PADAT KARYA


A. Langkah Kerja…………………………………………………………… 17
B. Kertas Kerja………………………………………………………………. 21
BAB V PELAPORAN
A. Umum………………………………………………………………. 22
B. Jenis dan Bentuk Laporan……………………………………….. 22
C. Distribusi Laporan………………………………………………… 23

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………… 24

LAMPIRAN 1 LOKASI KEGIATAN

LAMPIRAN 2 FORMAT SURAT TUGAS

LAMPIRAN 3 KERTAS KERJA PEMANTAUAN

LAMPIRAN 4 FORMAT LAPORAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Padat Karya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat
marginal/miskin yang bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan sumber daya
alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam mengurangi kemiskinan,
meningkatkan pendapatan, dan menurunkan angka stunting. Program Padat
Karya berawal dari keinginan pemerintah untuk menekan jumlah
penganggur/setengah penganggur/masyarakat miskin, memupuk rasa
kebersamaan dan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas dan kuantitas
pemberdayaan masyarakat, membangkitkan kegiatan sosial dan ekonomi
masyarakat sekaligus penciptaan lapangan kerja .
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia tidak hanya
berdampak kepada kesehatan, tetapi juga berdampak terhadap perekonomian
antara lain menurunnya atau bahkan berhentinya kegiatan ekonomi, sehingga
pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat, dan akhirnya menurunnya daya beli
masyarakat. Sejalan dengan itu, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat
pada masa pandemi, Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 7 April 2020
menekankan agar pemerintah melakukan upaya-upaya untuk menjaga kestabilan
daya beli masyarakat melalui dua program yang bergerak simultan, yakni Program
Perlindungan Sosial dan Program Padat Karya. Untuk penanganan pandemi
Covid-19 sesuai publikasi Kementerian Keuangan, Pemerintah telah mengalokasi
dana sebesar Rp695,20 triliun, termasuk di dalamnya alokasi untuk Program
Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian Perhubungan sebesar Rp5,70 triliun.
Dalam rangka percepatan penanganan pandemi Covid-19, berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi
Anggaran, Serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 pada diktum ketujuh, BPKP diberikan
tugas untuk melakukan pendampingan dan pengawasan keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terhadap akuntabilitas
keuangan negara untuk percepatan penanganan Covid-19. Untuk itu diperlukan
adanya pedoman pengawasan agar pelaksanaan pengawasan berjalan secara
efektif dan efisien, memenuhi standar, dan bermanfaat bagi stakeholder.

1
B. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
3. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Relokasi
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);

C. Tujuan Penyusunan Pedoman


Tujuan penyusunan Pedoman Pemantauan Program Padat Karya adalah:
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemantauan Program Padat Karya di
lapangan;
2. Terpenuhinya jadwal pemantauan Program Padat Karya, baik di tingkat
perwakilan maupun di pusat; dan
3. Terjaminnya keseragaman dan mutu hasil pemantauan Program Padat Karya.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup dalam pedoman meliputi latar belakang, gambaran umum
program, kerangka acuan pemantauan atas program, dan program kerja
pengawasan atas Program Padat Karya pada Kementerian Perhubungan.

E. Sistematika Pedoman
Sistematika Pedoman Pengawasan atas Program Padat Karya, adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab II Gambaran Umum Program Padat Karya
Bab III Kerangka Acuan Pemantauan Program Padat Karya
Bab IV Program Kerja Pemantauan Program Padat Karya
Bab V Pelaporan Program Padat Karya
Bab VI Penutup

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PROGRAM PADAT KARYA

A. Pengertian dan Bentuk Program Padat Karya


Program Padat Karya pada Kementerian Perhubungan merupakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat marginal/miskin yang bersifat produktif berdasarkan
pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam rangka
meningkatkan pendapatan, mengurangi kemisikinan, mengurangi pengangguran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 73 Tahun 2018 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Program Padat Karya di Lingkungan Kementerian
Perhubungan, pelaksanaan Program Padat Karya mengutamakan penggunaan
tenaga kerja dan material/bahan baku yang berasal dari warga setempat,
sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan memberikan pendapatan bagi warga
desa yang terlibat di Program Padat Karya khususnya pada Pemerintah Daerah.
Upah kerja diberikan secara langsung kepada warga yang terlibat Program Padat
Karya. Upah kerja diberikan secara harian, namun apabila tidak memungkinkan
diberikan secara mingguan atau bulanan.
Bentuk Program Padat Karya bersifat swakelola dan kontraktual/melalui
penyedia. Swakelola dilaksanakan melalui APBN Kementerian Perhubungan,
meliputi tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pasca
konstruksi, pemantauan dan pengendalian, dan mekanisme pencairan dana.
Program Padat Karya yang juga dapat bersifat kontraktual melalui penyedia,
dimana PPK harus menyampaikan informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja
yang dapat terserap dalam dokumen pemilihan, dan penyedia wajib
menyampaikan kebutuhan tenaga kerja serta besaran upah yang akan
dibayarkan untuk item pekerjaan yang dilaksanakan. Kegiatan Program Padat
Karya dilaksanakan oleh masyarakat yang dapat memiliki atau tanpa memiliki
keterampilan, berasal dari lokasi sekitar proyek, dilakukan secara berkelompok
dengan menggunakan peralatan, pengetahuan, dan teknologi tepat guna, dan
pembayaran upah dilakukan secara langsung kepada warga, serta
mengutamakan penggunaan material/bahan baku setempat.
Program Padat Karya pada Kementerian Perhubungan berlokasi di
provinsi/kabupaten/kota, yang:

3
1. Merupakan kantong kemiskinan, termasuk desa tertinggal, dan desa
berkembang;
2. Merupakan desa dengan stunting tinggi;
3. Diutamakan daerah yang menjadi kantong Tenaga Kerja Indonesia;
4. Merupakan desa atau wilayah yang memiliki banyak pengangguran.
Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian Perhubungan mencakup 5
(lima) sektor atau unit eselon I, yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Program Padat Karya Tahun 2020 merupakan bagian dari penanganan atau
penanggulangan dampak pandemi Covid-19 untuk meningkatkan daya beli
masyarakat dengan mengoptimalkan anggaran yang sudah ada.

B. Tujuan Program Padat Karya


Tujuan Program Padat Karya adalah :
1. Menekan jumlah penganggur, setengah penganggur, dan masyarakat miskin;
2. Memupuk rasa kebersamaan, gotong royong, dan partisipasi masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat;
4. Mewujudkan peningkatan akses masyarakat miskin, perempuan, anak dan
kelompok marginal kepada pelayanan dasar, dengan berbasis pendekatan
pemberdayaan masyarakat;
5. Membangkitkan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;
6. Penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan pembangunan secara swakelola
dan Padat Karya.

C. Sasaran Program Padat Karya


Sasaran Program Padat Karya meliputi :
1. Terbangun dan terawatnya infrastruktur transportasi;
2. Meningkatnya kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan;
3. Mendayagunakan sumberdaya lokal dalam pembangunan.

D. Manfaat dan Dampak Program Padat Karya


Adanya pemberdayaan masyarakat marjinal/miskin yang bersifat produktif
berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal

4
melalui Program Padat Karya diharapkan terjadi pengurangan angka kemiskinan
dan pengangguran.
Program Padat Karya diharapkan memberikan manfaat dan dampak, berupa:
1. Peningkatan produksi dan nilai tambah;
2. Perluasan kesempatan kerja sementara;
3. Perluasan akses pelayanan dasar;
4. Peningkatan aksesibilitas desa (terbukanya desa terisolir).

Penerima manfaat Program Padat Karya yaitu :


1. Masyarakat pelaku usaha kecil, terutama pengusaha komoditas unggulan;
2. Masyarakat pekerja dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur;
3. Masyarakat umum pengguna infrastruktur yang terbangun
E. Penyelenggara Program Padat Karya
Penyelenggaraan Program Padat Karya pada Kementerian Perhubungan terdiri
atas :
1. Penanggungjawab kegiatan yaitu pejabat eselon I sesuai kewenangannya;
2. Tim monitoring yang dibentuk di lingkungan pejabat eselon I (apabila
dibutuhkan);
3. Konsultan (apabila diperlukan);
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada unit kerja masing-masing yang
bertugas mengelola kegiatan tiap tahun yang ditetapkan pada DIPA.
F. Penyelenggaraan dan Jenis Kegiatan
Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan secara berkelompok oleh masyarakat
sekitar proyek baik di wilayah daerah provinsi atau kabupaten/kota yang memiliki
dan tanpa memiliki keterampilan yang menggunakan peralatan, pengetahuan dan
teknologi tepat guna.
Penyelenggaraan kegiatan Program Padat Karya tahun 2020 dilakukan pada jenis
kegiatan berikut:
1. Sektor Perhubungan Darat
Program Padat Karya di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
adalah pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana di bidang
transportasi darat, antara lain:
a. Pembuatan papan nama proyek dan pembuatan direksi kit;

5
b. Pekerjaan pemasangan APJ LED, pengadaan dan pemasangan pagar,
pengadaan dan pemasangan warning light solar cell;
c. Pekerjaan pemasangan pagar;
d. Pekerjaan pengecatan;
e. Buruh angkut;
f. Pekerjaan galian, urugan dan pemasangan;
g. Pekerjaan bekesting dan pondasi;
h. Pekerjaan pemasangan tiang dan rambu;
i. Pekerjaan pembersihan lapangan;
j. Pekerjaan struktur bangunan;
k. Pekerjaan pemasangan ATCS;
l. Pembuatan marka;
m. Pekerjaan persiapan, angkutan bahan ke lokasi;
n. Pekerjaan perbaikan bangunan dan atap;
o. Pekerjaan tanpa keahlian lainnya.
2. Sektor Perkeretaapian
Program Padat Karya di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah
pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana di bidang perkeretaapian,
antara lain :
a. Pekerjaan Pembersihan Lahan/Stripping;
b. Security/Safetyman/Penjaga Malam/Penjaga Semboyan/Keamanan
Lokasi Kerja;
c. Pekerjaan Sementara Baik Bangun/Bongkar Direksi Kit/Bedeng, Gudang,
Jalan Akses, Jembatan Akses;
d. Pekerjaan Perbaikan/Normalisasi Saluran dan Pembuatan Saluran;
e. Pekerjaan Galian Pondasi Sederhana;
f. Pekerjaan Pemasangan Pagar dan Sterilisasi;
g. Pekerjaan Pengeceran Rel, Ballast, dan Bantalan;
h. Pekerjaan Galian dan Pengelaran Kabel Persinyalan;
i. Pemasangan Patok, dan Pekerjaan Papan Nama Proyek;
j. Pekerjaan Pemasangan Cerucuk Bambu, Pengecoran Jalan, dan Track
Panel;
k. Pekerjaan Dinding Penahan Tanah (Pasangan Batu) Pengeceran Material
Timbunan pada Normalisasi Lereng dan Penanaman Gebalan Rumput;
6
l. Pekerjaan Overcapping;
m. Pekerjaan Pengecatan;
n. Pekerjaan Konstruksi Sipil Sederhana lainnya yang dapat dilaksanakan
oleh Tenaga Kerja Padat Karya.

3. Sektor Perhubungan Laut


Program Padat Karya di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
adalah pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana di bidang
transportasi laut, antara lain :
a. Pemeliharaan dan Perawatan Gedung dan Bangunan;
b. Pemeliharaan dan Perawatan Fasilitasi Pelabuhan;
c. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).
4. Sektor Perhubungan Udara
Program Padat Karya di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
adalah pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana di bidang
transportasi udara, antara lain:
a. Pekerjaan Penanaman dan/atau Pemotongan Rumput;
b. Pekerjaan Pengecatan;
c. Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan yang bersifat Sederhana;
d. Pekerjaan Pembuatan Saluran/Drainase Sisi Darat dalam Skala Kecil;
e. Pekerjaan Galian dan Timbunan Kabel;
f. Pekerjaan Galian dan Timbunan untuk Pekerjaan Non Konstruksi.
5. Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan
(BPSDM Perhubungan)
Program Padat Karya di lingkungan BPSDM Perhubungan adalah
pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana di lingkungan BPSDM
Perhubungan, antara lain :
a. Pekerjaan pengecatan;
b. Pekerjaan perbaikan gedung dan atap;
c. Pekerjaan perawatan jalan lingkungan;
d. Pekerjaan perawatan pagar kolam;
e. Pembersihan lingkungan dalam dan luar kampus;

7
f. Pekerjaan pembersihan ruang penyimpan aset dalam rangka penghapusan
aset;
g. Perbaikan kawat duri belakang kompi/asrama taruna;
h. Pemeliharaan sarana gedung pollux;
i. Pemeliharaan gedung dan bangunan;
j. Pemeliharaan taman;
k. Pembangunan gedung rektorat;
l. Mobilisasi dan demobilisasi pembangunan direksi kit;
m. Mengupas cat tembok;
n. Pekerjaan tanpa keahlian lainnya.
G. Tahapan Penyelenggaraan Program Padat Karya
Tahapan Padat Karya meliputi :
1. Persiapan dan Perencanaan, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Kuasa Pengguna Anggaran melakukan identifikasi kegiatan yang dapat
dilaksanakan melalui Program Padat Karya, dan mengajukan usulan
kepada pejabat eselon I;
b. Pejabat eselon I mengkaji usulan kegiatan, dan dapat memberikan
persetujuan;
c. KPA dan PPK berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, dan melakukan
verifikasi atas data warga yang memenuhi kriteria tenaga kerja Padat
Karya. Selain itu juga dilakukan identifikasi sumber daya lokal (bahan
material, peralatan, teknologi) sesuai dengan Desain Teknis dan Rencana
Kerja Teknis Kegiatan.
Kriteria kebutuhan tenaga kerja, antara lain:
1) Tenaga kerja merupakan masyarakat pengangguran, setengah
pengangguran, dan miskin di sekitar lokasi disertai Nomor Induk
Kependudukan (NIK);
2) Menggunakan peralatan sederhana;
3) Jam kerja efektif 7 jam/hari, dan 40 jam/minggu;
4) Volume pekerjaan sesuai hasil pengukuran lapangan yang telah
disetujui;
5) Besaran harga dasar upah sesuai dengan SBU/UMP;
6) Diupayakan dilakukan pendaftaran seluruh pekerja pada jaminan
kesehatan, dan perlindungan dari kecelakaan kerja.
8
2. Pelaksanaan, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan anggaran oleh penanggungjawab kegiatan;
b. Persiapan pelaksanaan, meliputi:
1) Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK);
2) Penyusunan rencana kerja;
3) Pendataan tenaga kerja dan identifikasi sumber daya;
4) Pengadaan barang/jasa.
c. KPA dan PPK dapat melaksanakan kegiatan Program Padat Karya
setelah menerima rekomendasi, persetujuan, atau berita acara hasil
konsultasi dari Pejabat Eselon I.
d. Pelaksanaan kegiatan, dan pembayaran upah;
e. Pelaporan, antara lain realisasi jumlah tenaga dan anggaran.
3. Pembinaan
a. Pengendalian, yaitu serangkaian kegiatan pemantauan, pengawasan,
dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan
Padat Karya dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan
konstruksi/pembangunan infrastruktur yang direncanakan selesai,
berfungsi, dan sesuai dengan prasyarat dan kemanfaatannya bagi
masyarakat.
b. Pengawasan, yaitu kegiatan mengamati perkembangan setiap tahapan
pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi, serta
mengantisipasi permasalahan melalui pemantauan langsung dan tidak
langsung. Pemantauan berjenjang dilakukan oleh konsultan selaku
fasilitator secara berjenjang, dari tingkat desa, provinsi, hingga tingkat
nasional dengan memanfaatkan sistem informasi pengelolaan kegiatan
Padat Karya.
c. Evaluasi, untuk menilai kinerja pelaksanaan, manfaat, dampak, dan
keberlanjutan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, secara rutin dan berkala dari tingkat pusat, daerah provinsi,
daerah kabupaten, hingga kecamatan. Dalam pelaksanaan pemantauan
dan evaluasi, penanggung jawab anggaran melibatkan aparat kecamatan
dan desa.
Evaluasi dilakukan atas beberapa komponen, meliputi:
1) Ketepatan Sasaran, dengan indikator:
9
a) Penentuan Lokasi;
b) Target Sosialisasi;
c) Pengidentifikasian masalah; dan
d) Perencanaan kegiatan.
e) Manajemen Proyek, dengan indikator:
f) Kesesuaian biaya;
g) Kuantitas dan kualitas pekerjaan; dan
h) Proses, kinerja pelaksanaan, dan waktu.
2) Partisipasi Masyarakat, dengan indikator adanya keterlibatan
masyarakat dalam:
a) Musyawarah perencanaan kegiatan;
b) Pelaksanaan;
c) Pengawasan;
d) Proses serah terima hasil kegiatan;
e) Pemanfaatan;
f) Pemeliharaan; dan
g) Dampak dari hasil kegiatan.
d. Sosialisasi dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan dengan melibatkan
pemerintah provinsi, kabupaten/kota, desa, dan masyarakat desa
setempat.
4. Pelaporan
Sistem pelaporan dilakukan secara periodik/berkala dan/atau sewaktu-waktu
yang memuat perkembangan fisik dan keuangan. Kuasa Pengguna Anggaran
dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen melaporkan Program Padat Karya
secara periodik melalui aplikasi e-monitoring dan melalui surat resmi kepada
unit eselon I. Laporan yang disampaikan paling sedikit berisi : daftar
penyerapan tenaga kerja, absensi/daftar hadir pekerja, tanda bukti
pembayaran upah dan foto dokumentasi pelaksanaan.

H. Isu Terkini atas Program Padat Karya


Program Padat Karya pada Kementerian Perhubungan sudah dimulai sejak
Tahun 2018 sesuai Rapat Terbatas pada tanggal 18 Oktober 2017. Tujuan
Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian Perhubungan selaras

10
dengan strategi pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 61
Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020.
Di tengah pandemi Covid-19, pengangguran di Indonesia mengalami
peningkatan. Kementerian Tenaga Kerja melaporkan per 2 Juni 2020 tenaga kerja
yang terkena PHK mencapai 3,05 juta orang. Program Padat Karya di lingkungan
Kementerian Perhubungan diharapkan dapat menanggulangi masyarakat
terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19. Sebaran
Program Padat Karya di lingkungan Kementerian Perhubungan, di antaranya dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di 33 provinsi, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian 11 provinsi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 29 provinsi,
dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) 13 provinsi.
Presiden Joko Widodo meminta agar seluruh kementerian, lembaga, dan daerah
memperbanyak Program Padat Karya untuk masyarakat. Selain itu Presiden Joko
Widodo juga mengingatkan agar pelaksanaan Program Padat Karya pada masa
New Normal ini tetap harus menjalankan protokol kesehatan yang tepat seperti
menjaga jarak, memakai masker dan menjaga kebersihan diri sehingga tidak
menghambat usaha pemutusan rantai penyebaran Covid-19.

11
BAB III
KERANGKA ACUAN PEMANTAUAN PROGRAM PADAT KARYA

A. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
3. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Relokasi
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 73 Tahun 2018 tanggal 9 Agustus
2018, tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Padat Karya di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.

B. Tujuan
Pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian Perhubungan
bertujuan untuk:
1. Menilai kemajuan pencapaian Program Padat Karya pada Satuan Kerja
Kementerian Perhubungan;
2. Memperoleh informasi dan gambaran tentang pelaksanaan Program Padat
Karya Tahun 2020 pada masing-masing kegiatan;
3. Menilai kesesuaian pelaksanaan kegiatan padat karya dengan Pedoman
Teknis Pelaksanaan Padat Karya Tahun 2020 serta peraturan lainnya yang
berlaku;
4. Memberikan saran jika dijumpai ketidaksesuaian pelaksanaan Program Padat
Karya dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pemantauan meliputi:
1. Obyek
Obyek pemantauan adalah seluruh kegiatan Program Padat Karya tahun 2020
yang sumber dananya berasal dari anggaran Kementerian Perhubungan.

12
2. Cakupan Kegiatan
Kegiatan pemantauan meliputi seluruh aktivitas kegiatan perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan yang dilakukan oleh pihak terkait
dalam rangka pelaksanaan kegiatan Program Padat Karya dapat tercapai
sesuai tujuan.
Kegiatan pemantauan Program Padat Karya difokuskan pada capaian dan
ketepatan program padat karya meliputi ketepatan sasaran (domisili dan
kondisi pekerja), ketepatan jumlah (upah pekerja) dan ketepatan waktu (waktu
pembayaran upah).

3. Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah pemantauan atas pelaksanaan Program Padat Karya tahun
2020 adalah seluruh provinsi yang telah ditetapkan lokasi pelaksanaannya
berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan atau dianggarkan dalam DIPA
Tahun 2020.
Pemantauan atas pelaksanaan Program Padat Karya tahun 2020 dilakukan
secara populasi untuk semua satker di daerah, namun pemilihan uji petik ke
lokasi kegiatan dan pekerja disesuaikan dengan sumber daya BPKP
Perwakilan yang tersedia.

Sebaran kegiatan Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian


Perhubungan, sebagai berikut:
No. Unit Eselon I Jumlah
Satker
1. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 33
2. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 101
3. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 127
4. Direktorat Jenderal Perkeretaapian 8
5. BPSDM Perhubungan 23
Jumlah 292
Rincian satuan kerja dan unit pelaksana pematauan, dalam Lampiran 1.

4. Periode
Periode pemantauan atas pelaksanaan Program Padat Karya adalah 1 Januari
2020 sampai dengan 30 September 2020.

13
D. Metodologi
Pelaksanaan pemantauan Program Padat Karya mengacu pada Standar Audit
Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI), Standar Kinerja Pengawasan Intern (SKPI)
BPKP, dan peraturan lain yang terkait, dengan metodologi sebagai berikut:
1. Pengidentifikasian dan penelaahan informasi dan dokumen, serta peraturan
terkait;
2. Analisis informasi dan dokumen;
3. Wawancara;
4. Observasi/pengamatan;
5. Metode lain yang relevan.
Kegiatan pemantauan dilaksanakan dengan memanfaatkan penggunaan media
daring (online) karena adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Prosedur observasi atau tatap muka khususnya untuk uji petik dan observasi
lapangan dapat dilakukan jika dipandang perlu untuk memastikan tujuan
pemantauan terkait dengan keberadaan atau tujuan lain dengan mengutamakan
aspek keselamatan dan kesehatan sesuai protokol kesehatan Covid-19 yang
berlaku.

E. Organisasi Pemantauan Program Padat Karya


1. BPKP Pusat
Penanggung Jawab pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020 pada
Kementerian Perhubungan adalah Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan
Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman. Pelaksanaan
pemantauan secara keseluruhan berada di bawah koordinasi Direktur
Pengawasan Bidang Infrastruktur, Tata Ruang dan Perhubungan selaku
Penanggung Jawab Pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020
Kementerian Perhubungan.
Tugas Penanggung Jawab Pemantauan adalah:
1) Memberikan arahan dan menyusun Pedoman Pemantauan Program
Padat Karya Tahun 2020;
2) Memonitor pelaksanaan pemantauan dan tindak lanjut atas Laporan
Pemantauan di Tingkat Pusat dan BPKP Perwakilan;
3) Melaksanakan validasi laporan pemantauan perwakilan BPKP;
4) Menyusun laporan kompilasi hasil pemantauan.

14
2. BPKP Perwakilan
Untuk masing-masing provinsi, pelaksanaan pemantauan dikoordinasi oleh
Kepala BPKP Perwakilan, selaku Penanggung Jawab Pemantauan Program
Padat Karya di Tingkat Provinsi.
Tugas penanggung jawab pemantauan di tingkat Provinsi adalah:
a. Menyiapkan personil dan rencana anggaran pelaksanaan pemantauan di
perwaklilan;
b. Menerbitkan Surat Tugas Pemantauan Program Padat Karya;
c. Menerbitkan Laporan Hasil Pemantauan Program Padat Karya seluruh
satuan kerja Kementerian Perhubungan di provinsi dan menyampaikan
kepada Penanggung Jawab Pemantauan;

F. Surat Tugas Pemantauan Program Padat Karya


a. Tingkat Pusat
Penugasan Pemantauan di tingkat Kementerian, surat tugas ditujukan kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut,
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian,
Kepala BPSDM Perhubungan dan Inspektur Jenderal Kementerian
Perhubungan.
b. Tingkat Perwakilan
Untuk penugasan pemantauan di tingkat provinsi, Perwakilan BPKP
menerbitkan 1 (satu) surat tugas untuk seluruh satuan kerja dengan nama
penugasan “Pemantauan Program Padat Karya pada Satuan Kerja
Kementerian Perhubungan di Provinsi ….”.
Surat pengantar surat tugas ditujukan kepada seluruh kepala satuan kerja
dengan tembusan disampaikan kepada :
1) Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman.
2) Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan.
3) Kepala Unit Eselon I terkait.
4) Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan.
Contoh surat tugas dan surat pengantar surat tugas sebagaimana dalam
Lampiran 2.

15
G. Rencana dan Jadwal
Pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian Perhubungan
direncanakan dilaksanakan oleh BPKP Pusat (Direktorat Pengawasan Bidang
Infrastruktur, Tata Ruang, dan Perhubungan) dan 34 (tiga puluh empat)
perwakilan BPKP, dengan jadwal sebagai berikut:
Oktober November
No Tahapan 2020 2020

I II III IV I II
1. Persiapan
Pelaksanaan Pemantauan oleh Tim Perwakilan
2.
BPKP dan Tim BPKP Pusat
3. Quality Assurance oleh Rendal ke Perwakilan
Penyampaian Laporan Hasil Pemantauan Ke
4.
Rendal
5. Penyusunan Laporan Kompilasi oleh Rendal
Penyusunan Rekomendasi Strategis oleh
6.
Rendal

H. Pembiayaan
Seluruh pembiayaan yang terkait dengan pelaksanaan pemantauan Program
Padat Karya Kementerian Perhubungan Tahun 2020 dibebankan pada DIPA
BPKP Pusat maupun Perwakilan BPKP.

16
BAB IV
PROGRAM KERJA PEMANTAUAN PROGRAM PADAT KARYA

A. Langkah Kerja
Langkah kerja pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian
Perhubungan oleh BPKP dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran
tentang penilaian kemajuan Program Padat Karya Tahun 2020 dan ketepatan
Program Padat Karya, identifikasi hambatan pelaksanaan dan saran yang
diberikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah kerja pemantauan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan Program
a. Tujuan
Untuk memastikan bahwa persiapan dan perencanaan kegiatan Program
Padat Karya telah dilaksanakan dengan baik, yang mencakup hal-hal
berikut:
1) Kementerian Perhubungan telah menyiapkan Pedoman Teknis
pelaksanaan Program Padat Karya di lingkungan Kementerian
Perhubungan (masing-masing eselon I);
2) Kementerian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) menyampaikan
informasi kegiatan, lokasi dan anggaran Kepada unit kerja dibawahnya.
Lokasi kegiatan telah ditetapkan sesuai dengan kriteria dan ketentuan
program terkait.
3) Petunjuk teknis operasional kegiatan telah disosialisasikan kepada
masyarakat secara memadai;
4) Telah dilakukan pendataan tenaga kerja lokal berdasarkan kategori
sasaran (tidak terampil, penganggur, setengah penganggur, dan
masyarakat miskin).

17
b. Risiko/Potensi Permasalahan
1) Belum disusunnya pedoman teknis pelaksanaan padat karya;
2) Belum ada identifikasi sebaran tenaga kerja lokal;
3) Belum disosialisasikannya kegiatan padat karya kepada masyarakat di
daerah;
4) Belum dibuat jadwal kegiatan Program Padat Karya.

c. Langkah Kerja
1) Dapatkan dan pahami pedoman teknis/petunjuk teknis operasional
pelaksanaan Program Padat Karya terkait;
2) Dapatkan SK Pengelola Kegiatan, lokasi, masyarakat penerima, dan
DIPA anggaran kegiatan/program;
3) Dapatkan bukti sosialisasi kegiatan Program Padat Karya kepada
masyarakat;
4) Dapatkan sebaran daftar tenaga kerja lokal berdasarkan kategori
sasaran (tidak terampil, penganggur, setengah penganggur, dan
masyarakat miskin).
5) Dapatkan jadwal pelaksanaan Program Padat Karya;
6) Mintakan penjelasan yang cukup atas kendala atau penyebab jika
terdapat kelemahan atau tidak dilakukannya proses perencanaan
dengan memadai;
7) Isi Kertas Kerja Pemantauan pada bagian persiapan & perencanaan;
8) Buat simpulan hasil pemantauan persiapan dan perencanaan Program
Padat Karya.

2. Pelaksanaan Program
a. Tujuan
Memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan Program Padat Karya sudah
sesuai dengan yang direncanakan, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yaitu:
1) Kegiatan dilaksanakan di lokasi yang telah ditetapkan;
2) Program Padat Karya dikerjakan oleh kelompok pekerja sasaran dan
berasal dari lokasi yang bersangkutan;

18
3) Kelompok sasaran pelaksana Program Padat Karya menerima
pembayaran dana tunai dengan tarif dan jumlah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
4) Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan;
5) Mekanisme pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan yang
tertuang dalam pedoman teknis kegiatan, termasuk penerapan protokol
kesehatan jika dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19.

b. Risiko/Potensi Permasalahan
1) Lokasi kegiatan berbeda dengan yang telah direncanakan/ditetapkan;
2) Sumber daya dan tenaga kerja bukan dari wilayah setempat tanpa
alasan yang cukup sehingga menimbulkan kesenjangan sosial di
masyarakat;
3) Tenaga kerja tidak hadir melaksanakan pekerjaan tetapi mendapatkan
upah;
4) Masyarakat tidak menerima dana padat karya sebagaimana mestinya
sesuai tarif yang berlaku;
5) Waktu pelaksanaan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan;
6) Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan peraturan/pedoman yang
berlaku, termasuk penerapan protokol kesehatan jika dilaksanakan
pada masa pandemi Covid-19.

c. Langkah Kerja
1) Dapatkan dokumen pelaksanaan kegiatan Program Padat Karya
(capaian program kegiatan, daftar hadir tenaga kerja, daftar tanda
terima upah, daftar penyerapan tenaga kerja, dan bukti bahwa tenaga
kerja berasal dari daerah setempat). Lakukan analisis, apakah
penggunaan tenaga kerja telah sesuai (sinkron) dengan jumlah
pertanggungjawaban pembayaran upah pekerja. Lakukan analisis
penyebabnya jika terdapat perbedaan;
2) Dapatkan dokumen dana Program Padat Karya telah disalurkan
kepada yang berhak. Telaah apakah sudah sesuai dengan rencana
kegiatan, jadwal yang ditetapkan, tahapan pencairan (jika ada);

19
3) Identifikasi apakah tenaga kerja merupakan kelompok sasaran dan
berasal dari wilayah setempat dengan melakukan kroscek antara daftar
tenaga kerja;
4) Lakukan pengecekan apakah kegiatan dilaksanakan di lokasi yang
telah ditetapkan;
5) Lakukan penilaian apakah pelaksanaan kegiatan program di lapangan
telah mematuhi ketentuan protokol kesehatan jika dilaksanakan pada
masa pandemi Covid-19;
6) Lakukan langkah kerja lainnya yang relevan sesuai keadaan;
7) Isi Kertas Kerja Pemantauan pada bagian Pelaksanaan;
8) Buat simpulan hasil pemantauan pelaksanaan Program Padat Karya.

3. Pelaporan Program Padat Karya


a. Tujuan
Untuk memastikan bahwa pelaporan kegiatan pelaporan telah dilakukan
secara tertib dan terdokumentasi dengan baik untuk mendukung
akuntabilitas pelaksanaan kegiatan.
b. Risiko/Potensi Permasalahan
1) Administrasi/laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tidak
ada atau tidak memadai;
2) Pelaksanaan kegiatan tidak terdokumentasi dengan baik;
3) Laporan tidak memuat daftar hadir tenaga kerja, daftar tanda terima
upah, daftar penyerapan tenaga kerja real, serta foto hasil dokumentasi
pekerjaan;
4) Hasil pelaksanaan kegiatan Program Padat Karya belum dilaporkan
dalam aplikasi e-monitoring.
5) Hasil pelaksana kegiatan Program Padat Karya belum dilaporkan
secara berkala oleh satker ke direktorat jendral (ke pusat).
c) Langkah Kerja
1) Dapatkan administrasi/laporan pertanggungjawaban atas kegiatan
program yang dilaksanakan;
2) Telaah apakah laporan pertanggungjawaban tersebut apakah sudah
sesuai dengan ketentuan, termasuk ketepatan pembuatan laporan;

20
3) Dapatkan bukti dokumentasi atas kegiatan yang dilaksanakan, periksa
apakah kegiatan terdokumentasikan dengan baik dimulai dari awal
pelaksanaan kegiatan;
4) Identifikasi apakah laporan pertanggungjawaban kegiatan telah memuat
realisasi penggunaan tenaga kerja lokal/setempat, dan realisasi upah;
5) Teliti apakah kegiatan Program Padat Karya telah dilaporkan dalam e-
monitoring;
6) Lakukan langkah lain yang relevan; dan
7) Isi Kertas Kerja Pemantauan pada bagian Administrasi/Pelaporan;
8) Buat simpulan hasil pemantauan atas adminisitrasi/pelaporan Program
Padat Karya.

B. Kertas Kerja
Kertas Kerja Pemantauan (KKP) adalah dokumen pelaksanaan pemantauan yang
memuat semua data, catatan yang dibuat dan dikumpulkan secara sistematis oleh
tim, mulai dari tahap perencanaan/persiapan sampai dengan tahap pelaporan,
baik dari unit yang dilaksanakan pemantauan maupun dari luar unit yang terkait.
Kertas Kerja Pemantauan (KKP) merupakan kertas kerja yang dibuat untuk satuan
kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat dan BPSDM. KKP agar didokumentasikan secara baik sesuai
dengan standar pengawasan intern yang ditetapkan.
Contoh kertas kerja pemantauan sebagaimana dalam Lampiran 3.

21
BAB V
PELAPORAN

A. Umum
Hasil pemantauan atas pelaksanaan Program Padat Karya Tahun 2020 pada
Kementerian Perhubungan dituangkan dalam laporan yang dapat
menggambarkan kondisi/realisasi kegiatan padat karya sesuai dengan pedoman
yang telah ditetapkan, permasalahan/hambatan yang ada, solusi yang telah dan
akan diambil oleh satker, serta saran untuk memperbaiki
permasalahan/hambatan yang ada.
Perwakilan BPKP menyampaikan laporan hasil pemantauan Program Padat
Karya kepada Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Perekonomian dan
Kemaritiman untuk dilakukan validasi dan kompilasi oleh Direktorat Pengawasan
Infrastruktur, Tata Ruang dan Perhubungan. Untuk mempercepat proses tersebut
agar perwakilan mengunggahnya ke: Forum Pengawasan Industri dan
Distribusi pada warga.bpkp@go.id.

B. Jenis dan Bentuk Laporan


1. BPKP Pusat
Direktorat Pengawasan Bidang Infrastruktur, Tata Ruang, dan Perhubungan
menyusun laporan hasil pemantauan atas Program Padat Karya Tahun 2020
pada Kementerian Perhubungan, sebagai berikut:
a. Laporan Individu hasil pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020
Kementerian Perhubungan.
b. Laporan Hasil Kompilasi atas seluruh hasil pemantauan Program Padat
Karya Tahun 2020 yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengawasan Bidang
Infrastruktur, Tata Ruang dan Perhubungan dan Perwakilan BPKP.
2. BPKP Perwakilan
BPKP Perwakilan menyusun Laporan Kompilasi Hasil Pemantauan Program
Padat Karya Tahun 2020 di lingkungan satker Kementerian Perhubungan di
provinsi.

Laporan hasil pemantauan oleh BPKP Pusat maupun BPKP Perwakilan disusun
dalam bentuk surat. Contoh laporan sebagaimana dalam Lampiran 4.

22
C. Distribusi Laporan

1. BPKP Perwakilan
a. Laporan disampaikan kepada Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang
Perekonomian dan Kemaritiman.
b. BPKP Perwakilan dapat memberikan surat atensi kepada kepala satuan
kerja bila diperlukan.

2. BPKP Pusat
Direktur Pengawasan Infrastruktur, Tata Ruang dan Perhubungan menyusun
laporan kompilasi yang disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Perhubungan dengan tembusan kepada Deputi Kepala BPKP Bidang PIP
Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Direktur Jenderal Perhubungan Laut,
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian,
Direktur Jenderal Perhubungan Darat dan Kepala BPSDM, dan Inspektur
Jenderal Kementerian Perhubungan.

23
BAB VI
PENUTUP

Pedoman Pemantauan Program Padat Karya Tahun 2020 pada Kementerian


Perhubungan disusun untuk memberikan gambaran umum proses penilaian
kemajuan Program Padat Karya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan; serta
menjadi panduan bagi Tim BPKP dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan
Laporan Hasil Pemantauan Program Padat Karya. Langkah-langkah pemantauan
dalam pedoman ini dapat dikembangkan oleh tim pemantauan sesuai kondisi dan
kebutuhan di lapangan sepanjang meningkatkan kualitas hasil pemantauan.

-o0o-

24

Anda mungkin juga menyukai