1. LATAR
BELAKANG 1.1. Dasar Hukum
Arahan Bapak Wakil Presiden dalam Rapat Terbatas
tanggal 10 Juni 2020 tentang Anggaran Tambahan
Untuk Pesantren Pada Masa Pandemi COVID-19;
Surat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Nomor
R.578/SES/SID.00.01/06/2020 tanggal 16 Juni 2020
perihal Risalah Rapat Koordinasi Terbatas Tingkat
Menteri (RTM) Terkait Kebijakan Afirmasi Kepada
Pendidikan Keagamaan Di Masa Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
Surat Menteri Agama Republik Indonesia Nomor B-
192/MA/KA.00/07/2020 tanggal 1 Juli 2020 perihal
Dukungan Fasilitas Bagi Lembaga Pesantren dan
Pendidikan Keagamaan Islam;
Surat Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor: CK.04.04-
Dc/508 tanggal 1 Juli 2020 perihal Penyampaian Daftar
Lokasi Pembangunan/Perbaikan Sarana Tempat Cuci
Tangan, Tempat Wudhu, dan MCK dalam Rangka New
Normal COVID-19 di Tempat Pendidikan Keagamaan.
Surat Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian
Agama Nomor B-2649/DJ.I/Dt.I.U/HM.01/11/2020
tanggal 16 November 2020 perihal Surat Dukungan Data
Pesantren;
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor: 04/SE/DC/2021
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Padat
Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya
Surat Direktur Sanitasi Nomor CK 060-CL/717 tanggal 2
Desember 2020 perihal Penyampaian Daftar Lokasi
Terbaru untuk Pelaksanaan Penyediaan Sarana
Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
TA 2021-2024
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik.
SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan
Sistem Plambing
1.2.Gambaran Umum
Sehubungan dengan arahan Wakil Presiden terkait bantuan
untuk Institusi Pendidikan Keagamaan di masa pandemi Covid-
19, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW)
telah melakukan survei terhadap kondisi sarana dan prasarana
sanitasi di Lingkungan Pendidikan Keagamaan (LPK).
Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui bahwa kondisi
sarana dan prasarana sanitasi di LPK sebagian besar tidak
layak. Selain itu, belum terdapat pengolahan air limbah
domestik yang baik sehingga berpotensi menyebabkan
pencemaran lingkungan khususnya badan air.
Oleh karena itu, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya
akan melakukan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi
berupa fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) di LPK yang tersebar
di 29.667 lokasi, dengan prioritas penanganan untuk TA 2020
sebanyak 100 lokasi di 10 provinsi prioritas. Sedangkan untuk
TA 2021 akan dilakukan pembangunan sebanyak 6.000 unit
MCK di 34 provinsi yang akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap.
Pembangunan pada TA 2021 dapat dilakukan dengan
menggunakan metode swakelola (berbasis masyarakat) atau
dengan metode kontraktual, dengan memperhatikan kondisi di
lokasi.
Secara prinsip jika dilakukan dengan metode swakelola
(berbasis masyarakat), kegiatan pembangunan akan bersifat
swakelola dan pengelolaan kegiatan dilaksanakan oleh
pengelola LPK. Sedangkan untuk tenaga kerja pada saat
proses pembangunan sarana prasarana sanitasi tidak menutup
kemungkinan dapat berasal dari siswa dan pengurus LPK
namun diutamakan untuk melibatkan masyarakat sekitar LPK
untuk turut menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat
sekitar dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Jika metode kegiatan akan dilaksanakan dengan metode
kontraktual maka terdapat 2 (dua) opsi yaitu menggunakan
Pengadaan Langsung atau Tender Umum. Pelaksanaan
dengan menggunakan metode kontraktual akan melibatkan
penyedia jasa dalam pelaksanaan konstruksinya.
Dengan terbangunnya prasarana dan sarana sanitasi yang
baik di LPK, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar
mengajar yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Selain itu,
kegiatan ini juga diharapkan dapat menggerakkan
perekonomian masyarakat setempat sehingga dapat
mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Tahap Perencanaan:
1. Sosialisasi dan pendampingan pembentukan tim pelaksana
& tim pengelola
2. Pendampingan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
(RKM)
3. Penyesuaian Desain dan RAB
Tahap Pelaksanaan:
1. Peningkatan kapasitas pekerja
2. Pendampingan pelaksanaan konstruksi
3. Monitoring dan Evaluasi BPPW Provinsi
4. Survey untuk pelaksanaan TA. 2022 dan seterusnya
5. STRATEGI Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas maka perlu
PENCAPAIAN dibuat strategi pelaksanaan kegiatan ini. Adapun strategi
TARGET pencapaian maksud dan tujuan yang dirumuskan adalah
menganggarkan kebutuhan safeguard untuk gaji TFL, pelatihan
TFL, monev BPPW Provinsi, pengelolaan kegiatan dan survey
lokasi untuk untuk pelaksanaan TA. 2022 dan seterusnya,
sehingga pelaksanaan Kegiatan Penyediaan Sarana dan
Prasarana Sanitasi di LPK TA. 2021 berjalan secara optimal.