Anda di halaman 1dari 70

A. Rekomendasi DPRD kab.

Banyumas Bidang Perencanaan

1. Proses musrenbang pada masing-masing tingkatan harus mendapatkan


arahan/petunjuk, agar usulan kegiatan yang muncul dari proses itu bukan
hanya keinginan, tetapi merupakan kebutuhan masyarakat. Perlu adanya
sinkronisasi dengan arah dan kebijakan pemerintah daerah sesuai dengan
RPJPD, RPJMD, RKPD yang merupakan penjabaran dari Visi misi Kepala
daerah.

Tanggapan :

Kami sepakat bahwa proses musrenbang pada masing-masing tingkatan harus


mendapat arahan/petunjuk sehingga kegiatan yang muncul bukan hanya
keinginan saja tetapi sinkron dengan arah kebijakan pemerintah daerah pada
RPJPD, RPJMD, RKPD yang merupakan penjabaran dari Visi misi Kepala
daerah. Untuk itu, setiap tahun di Kabupaten Banyumas diterbitkan Surat Edaran
Kepala Daerah mengenai arah kebijakan pemerintah daerah sebelum
dilaksanakan musrenbang RKPD. Surat edaran inipun di sosialisasikan kepada
para pelaksana musrenbang agar para pelaksana musrenbang dapat
memahami tentang rencana arah kebijakan pemerintah daerah sehingga saat
proses pengusulan kegiatan dalam musrenbang RKPD lebih terarah sesuai arah
kebijakan pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJPD dan
RPJMD Kabupaten Banyumas.

2. Pokir DPRD yang merupakan perwujudan tupoksi DPRD dalam fungsi


penganggaran/budgeting masih kurang mendapatkan porsi yang memadai.
Padahal, pokir DPRD yang diserap melalui reses, dapat melengkapi
perencanaan pembangunan agar lebih komprehensif.

Tanggapan :

Kami sependapat jika pokir DPRD yang diserap melalui reses dapat melengkapi
perencanaan pembangunan agar lebih komprehensif. Pokir DPRD harus selaras
dengan tujuan dan prioritas pembangunan daerah seperti yang telah ditetapkan
pada RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Untuk porsi pokir menyesuaikan dengan
kemampuan keuangan daerah.
3. Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Banyumas Tahun 2020 mencapai
angka 13,26% yang berada diatas angka kemiskinan Propinsi Jawa Tengah
(11,84%) dan angka kemiskinan nasional 10,19%. Harapan kami melalui kinerja
yang lebih optimal dengan langkah-langkah yang lebih fokus dan konkrit, angka
kemiskinan di Kabupaten Banyumas dapat diturunkan.

Tanggapan :
Kami sepakat bahwa pembangunan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Namun terjadinya pandemi COVID-19 telah
berdampak pada penurunan kesejateraan masyarakat. Beberapa indikator
pembangunan kesejahteraan masyarakat yang terdampak pandemi antara lain
pertumbuhan ekonomi yang menurun, serta peningkatan penduduk miskin dan
pengangguran.
Pandemi Covid 19 telah berdampak pada kehidupan sebagian besar
masyarakat. Banyak orang mengalami penurunan pendapatan bahkan
kehilangan pekerjaan, Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup
dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesejahtaraan masyarakat.
Langkah-langkah konkrit yang dilakukan dalam penurunan angka kemiskinan
antara lain :
a. Pemberian jaring pengaman sosial
b. Pemulihan Ekonomi Masyarakat dengan Pemberdayaan UMKM
c. Integrasi KIS PBI
d. Rehab Rumah Tidak Layak Huni
e. Fasilitasi Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin (Updating
DTKS)
f. Peningkatan Status Gizi Masyarakat

4. Laju pertumbuhan ekonomi yang semula 6,32% pada Tahun 2019 menjadi -
1,65% di Tahun 2020. Hal ini hendaknya disikapi secara bijaksana. Artinya harus
ada upaya evaluasi diri bahwa masih ada kekurang optimalan kinerja yang turut
mendukung turunnya faktor tersebut, disamping efek pandemi COVID-19.
Tanggapan :
Kinerja ekonomi Banyumas tahun 2020 yang dicerminkan melalui pertumbuhan
ekonomi (economic growth) mengalami kontraksi sebesar -1,65 persen.
Pertumbuhan ekonomi negatif disebabkan oleh kontraksi di semua komponen
pengeluaran. Pertumbuhan ekonomi negatif pada tahun 2020 tidak terlepas dari
daya beli masyarakat yang tergerus selama pandemi. pandemi membuat banyak
pekerja harus kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan.
Kebijakan PSBB untuk mencegah penyebaran Covid-19 menyebabkan
terbatasnya mobilitas dan aktivitas masyarakat, antara lain penurunan penjualan
produk pertanian dan produk olahan pertanian, penurunan pasokan,
ketidakpastian harga, pembatasan mobilitas pelaku usaha dan petani,
pembatasan distribusi sarana produksi pertanlan dan produksi hasil pertanian;
pembatasatas kunjungan di sektor pariwisata, pembatasan transportasi dan
tertundanya pembangunan infrastruktur.
Disamping efek pandemic COVID 19 kami sepakat untuk evaluasi dan
mengoptimalkan kinerja agar pemulihan ekonomi berjalan sesuai target dan
haarapan.

5. Bertambahnya angka pengangguran terbuka di Kabupaten Banyumas jika


dibandingkan dengan angka pengangguran terbuka Tahun 2019, yakni 4,21%
menjadi 6% di Tahun 2020. Hendaknya menjadi perhatian serius Pemerintah
untuk menekan laju penambahannya.

Tanggapan :
Dengan adanya pandemi mengakibatkan di Tahun 2020 Kabupaten Banyumas
Jawa Tengah, setidaknya sebanyak 5.625 pekerja dirumahkan. Banyaknya
pekerja yang dirumahkan karena Pandemi COVID-19 berimbas pada kenaikan
Angka pengangguran terbuka yang mencapai 6%. Kami sepakat untuk menekan
laju pertumbuhan angka pengangguran tersebut melalui program dan kegiatan
yang diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja dan menekan laju angka
pengangguran.

6. SILPA yang kita ketahui mencapai angka sebesar 294.230.476.359,- dengan


rincian 114.203.322.448 SILPA terikat dan 180.027.153.911,- SILPA bebas,
memberikan gambaran adanya peluang anggaran Tahun 2020 yang bisa
dikelola secara lebih baik dan lebih optimal pemanfaatannya

Tanggapan :
Belanja tahun 2020 sudah direncanakan agar belanja kegiatan dapat dijalankan
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dan prioritas pembangunan
daerah tahun 2020. Adanya SILPA yang cukup besar karena adanya pandemi
covid19 sehingga banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan dan tidak bisa
terserap secara optimal salah satunya karena kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan diawal jika dipaksakan dijalankan dimasa pandemi dimungkinkan
dapat menimbulkan kerumunan. Rekening belanja yang tidak terserap antara
lain belanja makan minum kegiatan/ rapat, perjalanan dinas, dan honorarium
narasumber kegiatan, dan belanja lainnya.

7. Pemerintah hendaknya menetapkan standar baku tentang tata cara yang


dijadikan panduan perubahan capaian target sasaran dari program-program
OPD, sehingga menjadi lebih terukur dan akuntabel.

Tanggapan :
Kami sepakat mengenai perlu adanya standar baku tentang tata cara panduan
perubahan capaian target sasaran dari program-program OPD, sehingga
menjadi lebih terukur dan akuntabel. Standar baku tersebut menjadi petunjuk
bagi OPD jika akan melakukan perubahan capaian target sasaran sehingga
OPD tidak semaunya sendiri dalam menetapkan perubahan target sehingga
tujuan pembangunan daerah dapat tetap tercapai secara optimal dan
mensejahterakan masyarakat kabupaten Banyumas.

8. Semestinya refocusing pada Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,


tidak dilakukan mengingat pergeseran anggaran justru bertujuan untuk
penanggulangan dampak sosial dari pandemi.

Tanggapan :
Refocusing anggaran pada Dinsospermasdes dijalankan pada belanja
perjalanan dinas dan belanja modal sehingga tidak terlalu berpengaruh terhada
program penanggulangan kemiskinan, dan anggaran refocusing tersebut
digunakan untuk Belanja Tidak Terduga yang realisasinya antara lain untuk
penanganan masyarakat terdampak covid salah satunya untuk pemberian
Jaring Pengaman Sosial.

B. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Bidang Pengadaan Barang dan Jasa

Proses pengadaan barang dan jasa yang kurang menjunjung tinggi profesionalitas
kerja rekanan penyedia jasa. Hal ini karena proses penunjukan rekanan yang lebih
ditentukan oleh rendahnya nilai penawaran kegiatan itu, selebihnya hanya
persyaratan administratif normatif saja.

Tanggapan:
1. Bahwa proses pemilihan penyedia barang/jasa yang dilaksanakan melalui
metode tender oleh pokja pemilihan pada Bagian Layanan Pengadaan
Barang/Jasa Setda dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaiamana telah
diubah dengan Perpres nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan Peraturan
Presiden nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Prosedur / tata cara pemilihan penyedia barang/jasa mengikuti Standar
Dokumen Pemilihan yang merupakan lampiran dari aturan turunan (aturan
pelaksanaan) Perpres 16 Tahun 2018 yaitu Peraturan LKPP nomor 9 Tahun
2018 tentang Pedoman Pelaksanaan PBJ Melalui Penyedia dan Peraturan
Menteri PUPR nomor 14 Tahun 2020 tentang Standard dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi
3. Bahwa salah satu metode evaluasi penawaran pada tender pekerjaan
pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang diatur dalam
Perpres 16 Tahun 2018 dan aturan turunannnya yaitu Metode Evaluasi Harga
Terendah.
Metode Evaluasi Harga Terendah yaitu metode evaluasi yang digunakan
dalam hal harga menjadi dasar penetapan pemenang di antara penawaran
yang memenuhi persyaratan teknis.
4. Bahwa dalam penetapan pemenang pada proses tender dengan Metode
Evaluasi Harga Terendah yang dilakukan oleh pokja pemilihan tidak semata-
mata hanya mempertimbangkan harga penawaran terendah yang menjadi
pemenang, tetapi ada proses evaluasi terhadap dokumen penawaran yang
disampaikan (diunggah) oleh penyedia melalui aplikasi SPSE (Sistem
Pengadaan Secara Elektronik),
Adapun proses evaluasi sebagai berikut yaitu:
Koreksi Aritmetika
Sebelum Pokja Pemilihan melakukan evaluasi penawaran (administrasi, teknis,
harga), terlebih dahulu dilakukan koreksi aritmatik terhadap dokumen (RAB) yang
diunggah penyedia yaitu melakukan perhitungan ulang/koreksi perkalian dan
penjumlahan RAB yang disampaikan penyedia.
Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai total harga penawaran sehingga
urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat
semula.
Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja Pemilihan menyusun urutan dari
penawaran terendah, selanjutnya Pokja melakukan evaluasi penawaran dari
urutan terendah dengan tahap evaluasi sebagaia berikut:
1. Evaluasi Administrasi
Evaluasi administrasi dilakukan untuk menilai pemenuhan syarat atas
kelengkapan dan kebenaran dokumen administrasi yang disampaikan
penyedia;
Penyedia yang tidak memenuhi syarat administrasi maka dinyatakan gugur
dan tidak dilanjutkan ke tahap evaluasi selanjutnya.
2. Evaluasi Teknis
Penawaran yang memenuhi syarat administrasi selanjutnya dilanjutkan ke
tahap evaluasi teknis. Pokja Pemilihan menilai persyaratan teknis minimal
yang harus dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan. (contoh persyaratan
teknis : peralatan, personil, metode kerja, rencana keselamatan konstruksi)
3. Evaluasi Harga
Penawaran yang lulus evaluasi teknis dilanjutkan dengan evaluasi harga.
Dalam evaluasi harga dilakukan klarifikasi/evaluasi kewajaran harga apabila
nilai penawaran dibawah 80% dari nilai HPS. Evaluasi kewajaran harga
dilakukan untuk menilai apakah penawaran yang disampaikan adalah wajar
atau tidak dengan disertai data dukung yang ada yaitu hasil perhitungan
analisa, survey harga, dll. Apabila harga penawaran yang disampaikan dinilai
tidak wajar maka pokja pemilihan dapat mengugurkan penawaran tersebut.
Apabila penawaran wajar maka Penyedia wajib menaikan jaminan
pelaksanaan menjadi sebesar 80% dari nilai total HPS.
4. Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi
Pokja Pemilihan menyusun urutan 3 (tiga) penawaran yang lulus evaluasi
administrasi, teknis dan harga sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk selanjutnya dilakukan evaluasi dan
pembuktian terhadap kebenaran dokumen kualifikasi penyedia seperti SBU,
IUJK, SIUP, Akta Notaris, pengalaman kerja yang dibuktikan dengan kontrak
kerja, kewajiban pajak, dll.
5. Penetapan Pemenang
Selanjutnya Pokja pemilihan menetapkan pemenang terhadap penawaran
terendah yang memenuhi syarat (benar) secara administrasi, teknis,
kualifikasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses evaluasi harga terendah diatur dalam Peraturan Presiden nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaiamana telah
diubah dengan Perpres nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan Peraturan
presiden nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan aturan turunannya yaitu Peraturan LKPP nomor 9 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan PBJ Melalui Penyedia dan Peraturan Menteri PUPR
nomor 14 Tahun 2020 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi ;
2. Syarat untuk dapat ditetapkan sebagai pemenang tidak hanya semata pada
penawaran terendah saja tetapi harus memenuhi syarat administrasi, teknis
dan kualifikasi;
3. Proses evaluasi (penilaian terhadap performance penyedia) yang dilakukan
oleh Pokja Pemilihan adalah sebatas pada koridor administrasi sesuai atau
tidak sesuai persyaratan dalam dokumen pemilihan dan dokumen penawaran
yang disampaikan/diunggah oleh penyedia.
Adapun penilaian terhadap performance/profesionalitas penyedia tidak semata
dilihat dari hasil tender tetapi juga pada saat pelaksanaan pekerjaan yang itu
bagaimana fungsi pengendalian terhadap kinerja penyedia dalam
melaksanakan pekerjaan yang itu merupakan tugas dari PPK/PPTK pada
SKPD

C. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Bidang Pengawasan

Membangun loyalitas, integritas dan totalitas dari para pemangku kebijakan pada
masing-masing OPD harus terus dilakukan, agar capaian target kegiatan bukan
hanya dilihat dari tingginya serapan anggaran, tetap juga terpenuhinya capaian
yang bersifat kualitatif sesuai dengan tujuan dari kebijakan pembangunan itu
sendiri.
Masih minimalnya tindaklanjut pendampingan, monitoring/pemantauan dari setiap
kebijakan yang dilakukan. Hal ini disebabkan tidak dianggarkannya biaya
opersional, sarana dan prasarana yang memadai untuk petugas/tenaga pelaksana
lapangan yang berakibat terbatasnya mobilitas mereka untuk turun ke lapangan.
Kasus-kasus seperti ini dapat kita temukan hampir pada sebagian besar
dinas/OPD. Padahal kegiatan pendampingan, monitoring/pemantauan sangat
diperlukan untuk menjamin kesinambungan program dan kegiatan yang telah kita
lakukan.
Rekomendasi DPRD sbb:
LKPJ Bupati Tahun 2020 disusun dalam naskah yang cukup baik. Namun masih
berisi data yang belum sesuai dengan fakta yang sebenarnya, dikarenakan naskah
LKPJ tidak direview sebagaimana naskah LPPD. Sehingga data yang tertera
dalam naskah LKPJ harus dikonfirmasikan dengan OPD terkait. Kami
menyarankan agar di LKPJ tahun berikutnya dilakukan pembenahan.

Tanggapan :
Bahwa Inspektorat Kabupaten Banyumas melaksanakan reviu atas LPPD
berdasrkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan pemerintah nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahn Daerah (LPPD), ditegaskan
bahwa data dan dokumen pendudkung LPPD sebelum ditandatangani Kepala
Perangkat Daerah wajib direviu oleh Inspektorat Provinsi serta Inspektorat
Kabupaten/Kota. Pelaksanaan reviu atas LPPD bertujuan untuk memberikan
keyakinan terbatas terhadap kebenaran informasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dituangkan dalam rancangan LPPD.
Sementar itu, dikarenakan tidak ada peraturan yang mengamanatkan Inspektorat
Daerah untuk melaksanakan reviu terhadap dokumn LKPj, maka Inspektorat
Daerah tidak melakukan reviu terhadap LKPj Bupati Banyumas Tahun 2020.
Namun demikian, sesuai dengan rekomendasi DPRD Kabupaten Banyumas dan
demi terwujudnya tata Kelola pemerintahan yang baik, Inspektorat Daerah siap
melaksanakan reviu LKPJ tahun berikutnya.
D. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Bidang Keuangan dan Aset

1. SILPA yang kita ketahui mencapai angka sebesar 294.230.476.359,- dengan


rincian 114.203.322.448 SILPA terikat dan 180.027.153.911,- SILPA bebas,
memberikan gambaran adanya peluang anggaran Tahun 2020 yang bisa
dikelola secara lebih baik dan lebih optimal pemanfaatannya

Tanggapan :
Mengenai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) TA 2020 sebesar 294
miliar 230 juta rupiah lebih, dapat kami sampaikan penjelasan bahwa SILPA
tersebut terutama berasal dari:
1. Belanja Pegawai, yakni sebesar 144 miliar rupiah lebih. Sisa lebih dari
Belanja Pegawai antara lain berasal dari sisa anggaran Belanja Gaji dan
Tunjangan PNS sebesar 105 miliar 900 juta rupiah lebih.
Pada TA 2020 dianggarkan Belanja Gaji dan Tunjangan PNS sebesar 922
miliar 812 juta rupiah lebih dan realisasinya sebesar 846 miliar 982 juta
rupiah lebih. Anggaran tersebut termasuk untuk rencana penerimaan PNS
formasi Tahun 2020 serta rencana pembayaran Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat
pada TA 2020 tidak dilakukan pengadaan PNS. Sedangkan untuk PPPK
baru dibayarkan mulai bulan Januari 2021. Dengan demikian sisa
anggaran pada pos Belanja Pegawai lebih banyak disebabkan oleh
kebijakan Pemerintah Pusat.
2. Pendapatan TA 2020 terdapat selisih kurang sebesar Rp10 miliar 91 juta
lebih, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Dana Alokasi Umum (DAU) terjadi selisih kurang sebesar Rp10 miliar
876 juta lebih. Selisih kurang tersebut terjadi sebagai dampak
kebijakan Pemerintah Pusat melalui Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN. Kebijakan
tersebut berupa pengurangan alokasi transfer ke Daerah untuk
menyesuaikan dengan penerimaan dalam negeri netto yang
mengalami penurunan sangat dalam.
b. Dana Alokasi Khusus (DAK) terjadi selisih kurang sebesar 14 miliar 744
juta rupiah lebih yang disebabkan oleh adanya kebijakan dari
Kementerian Keuangan mengenai pelaksanaan DAK Fisik. Berdasarkan
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S.247/MK.07/2020, proses
pengadaan barang dan jasa dari DAK Fisik selain Bidang Pendidikan
dan Bidang Kesehatan untuk dihentikan.

c. Pendapatan Hibah terjadi selisih kurang sebesar 7 miliar 615 juta rupiah
lebih yaitu pada pendapatan hibah Integrated Participatory Development
and Management of Irrigation Project (IPDMIP). Belanja yang dananya
bersumber dari IPDMIP dilaksanakan dengan metode penggantian,
yakni dibayarkan dulu dengan dana APBD kemudian dimintakan
penggantian kepada Pemerintah Pusat (reimburse). Selisih kurang
Pendapatan Hibah dari IPDMIP disebabkan masih adanya kekurangan
penyaluran dari Pemerintah Pusat di TA 2020 yang baru akan
dibayarkan di TA 2021.

2. Mendorong Pemerintah Daerah Banyumas agar lebih mengupayakan sertifikasi


aset-aset tanah dan bangunan milik Pmerintah Daerah yang belum bersertifikat

Tanggapan :
Jumlah aset tanah Milik Pemerintah Kabupaten Banyumas sebanyak 2843
bidang dan sudah bersertipikat sebanyak 1.230 bidang sementara 1.613
bidang belum bersertipikat.
Percepatan pensertipikatan aset tanah milik Pemerintah Kabupaten Banyumas
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
Tahun 2021 : 656 bidang dengan rincian 143 bidang (tanah kosong dan
tanah bangunan) dan 513 bidang tanah Jalan.
Tahun 2022 : 600 bidang
Tahun 2023 : 357 bidang
E. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Pendidikan

Pendidikan mempunyai peran strategis sebagia investasi Pembangunan Kualitas


SDM. Namun pada tahun 2020 terjadi Pandemi Covid-19 yang berpengaruh
signifikan terhadap pencapaian target kinerja program bidang Pendidikan .
Sistem pembelajaran Jarak jauh tentunya mengubah pola pendidikan selama ini
yang sudah existing, baik bagi peserta didik, guru maupun orangtua dan
masyarakat pada umumnya.
Mayoritas masyarakat belum siap dengan perubahan sistem ini meski bersifat
sementara.
Persoalan kuota internet, ketidakberdayaan orang tua dalam pendampingan belajar
putra-putrinya, termasuk ekses negatif baik fisik maupun nonfisik akibat anak lebih
banyak memegang gadget. Tak sedikit orang tua yang mengeluhkan tentang
perubahan perilaku dan akhlak anak-anaknya. Orang tua yang kurang sabar
bahkan sampai melakukan tindakan kekerasan yang fatal berujung kriminal.
Setelah melakukan telaah mendalam terhadap LKPJ Bupati Banyumas tahun 2020
dan hasil cross check dalam beberapa kali pertemuan antara Pansus LKPJ dengan
OPD terkait maka kami memberikan Rekomendasi sebagai berikut:
1. Memberikan apresiasi yang tinggi terhadap program-program yang tetap
berjalan dan mencapai target seperti : Program PAUD dan Pendidikan
Masyarakat, Program Wajib belajar 9 tahun tingkat SD dan sederajat,Program
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan program yang
lainnya.
Tanggapan :
Kami berkomitmen untuk mensukseskan Program Wajib Belajar 9 tahun
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun Tingkat SMP dan sederajat
dengan tingkat kesesuaian antara kinerja program dan kegiatan sebesar 0%
(sangat rendah) yang artinya kegiatan yang dilakukan belum tepat dalam
mendukung kinerja program. Kedepan diharapkan lebih cermat dalam
merencanakan program agar sesuai dengan yang diharapkan.

Tanggapan :
Program/kegiatan yang tidak selaras (0%) karena tidak bisa dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan, yakni bantuan sosial melalui Kartu Banyumas Pintar (KBP),
dimana dana KBP yang sedianya diperuntukan untuk pembelian alat tulis dan
pendukung program kegiatan belajar mengajar, diera pandemi Covid-19
kegiatan pembelajaran tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka di sekolah,
sehingga dana yang sedianya disalurkan ke peserat didik tidak dicairkan dan
dialihkan untuk penanganan Covid-19

3. Berdasarkan data dari BPS Banyumas bahwa rata-rata lama sekolah warga
Banyumas tahun 2020 adalah 7,52 tahun (usia SMP kelas 7), dan menduduki
peringkat 20 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Banyumas perlu mengambil langkah-langkahdan kebijakan
strategis untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah warga Banyumas.

Tanggapan :
Langkah-langkah strategis untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah
yakni meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, perbaikan
dan peningkatan sarana dan prasarana sekolah serta meningkatkan akses dan
kualitas layanan pendidikan di semua wilayah kabupaten Banyumas

4. Masih ditemukannya kasus pungutan liar di sekolah, apalagi ditengah pandemi


yang membuat ekonomi rakyat terpuruk, maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas harus bersikap tegas agar tidak semakin melemahkan keluarga
kurang mampu dalam mengakses pendidikan yang menjadi hak masyarakat.

Tanggapan :
Kami secara terus menerus mengawasi praktek pungli yang terjadi di sekolah,
baik saat penerimaan peserta didik baru maupun sepanjang tahun pelajaran.
Sebagai tindakan preventif kami telah mengedarkan surat tertulis kepada
semua satuan pendidikan serta korwilcam (terlampir)
5. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, tercatat
sejumlah 26 70 dari 9090 bangunan ruang kelas sekolah dalam kondisi rusak
sedang maupun rusak berat yang terdiri dari 200 ruang kelas TK,1649 ruang
kelas SD dan 821 ruang kelas SMP, maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas agar bisa proaktif memetakan dan menentukan prioritas bangunan
ruang kelas yang mendesak untuk diperbaiki.
Perlu juga dilakukan evaluasi untuk sekolah-sekolah yang sudah tidak
digunakan agar dilakukan langkah-langkah yang diperlukan sehingga aset
tersebut dapt memberikan kemanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah
daerah.

Tanggapan :
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, tercatat
sejumlah 2670 dari 9090 bangunan ruang kelas sekolah dalam kondisi rusak
sedang maupun rusak berat yang terdiri 200 ruang kelas TK, 1649 ruang kelas
SD dan 821 ruang kelas SMP, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas
agar proaktif memetakan dan menentukan prioritas bangunan ruang kelas yang
mendesak untuk diperbaiki. Dinas Pendidikan melalui Seksi Sarana Prasarana
PAUD/SD/SMP sudah melakukan sosialisasi ke Lembaga PAUD/SD/SMP baik
Negeri maupun Swasta terkait mekanisme untuk Bantuan Sarana Prasarana
PAUD Pengajuan Proposal ke Bupati, Gubernur dan Pusat
Sosialisasi Sarpras PAUD/SD/SMP sudah dilaksanakan dan disampaikan ke
Korwil se Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan verifikasi data dapodik dan dilapangan terdapat 1649 ruang kelas
jenjang SD rusak sedang dan berat, baru 140 ruang akan ditangani di tahun
2021, adapun sumber dana dari DAK, bangub dan APBD.
Untuk SMP ada kerusakan 821 ruang dan akan ditangani sebanyak 48 ruang
kelas dengan sumber dana yang sama (DAK, bangub dan APBD)

6. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas agar membangun sistem monitoring


yang akurat dan real time tentang pendataan guru honore dan tenaga
kependidikan yang benar-benar sesuai kebutuhan agar tidak terjadi
pembengkakan jumlah tenaga honorer yang melebihi kebutuan dan berimplikasi
membebani anggaran daerah.
Tanggapan :
Kami telah mencoba melakukan pengembangan sistem yang dapat secara
efektif untuk meminimalissasi pembengkakan jumlah Wiyata Bakti (WB)
disatuanpendidikan dengan cara :

Mendata dan updating data secara menyeluruh setiap triwulan melalui lapor
bulan baik secara online maupun offline dan diinstruksikan kepada setiap
Koordinator Wilayah Kecamatan dan Kepala Sekolah untuk mengawasi
terhadaptambah kurangnya guru dan tenaga kependidikan secara berkala

Pembengkakan terjadi akibat adanya moratorium pegawai termasuk tenaga


pendidik yang mengakibatkan kurangnya personal yang sangat mendesak di
sekolah meliputi guru dan tendik yang berakibat sekolah menerima tenaga
honorer sesuai kebutuhan
Untuk sistem online Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas menggunakan
aplikasi layanan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud dalam
pemantauan guru/tendik/peserta didik dan sarana prasarana yang ada di
satuan

pendidikan, yakni http://datadik.kemdikbud.go.id (menggunakan hak akses


admin kabupaten/kota), dimana didalam aplikasi tersebut dapat dilihat
kesesuaian jumlah guru dan tenaga kependidikan terhadap rombongan belajar
serta ruang kelas yang dibutuhkan/tersedia.Dan secara bertahap, Dindik akan
mengambangkan aplikasi pengelolaan guru/tendik/sarpras sesuai dengan
kebutuhan
F. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Kesehatan

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Banyumas diarahkan pada peningkatan


usia harapan hidup, kualitas SDM, kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Amanah UUD 1945 pasal 28 berbunyi :”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Upaya Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Banyumas selama tahun
2020 mendapatkan tantangan dengan adanya Pandemi covid 19. Setelah
melakukan telaah terhadap LKPJ Bupati Banyumas tahun 2020 dan pembahasan
dengan OPD terkait, maka DPRD memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. DPRD memberikan apresiasi yang tinggi terhadap program-program yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, RSUD Banyumas,
RSUD Ajibarang, baik yang terkait dengan Penanganan Covid-19 maupun
program-program lainnya.
Tanggapan :
Dinas Kesehatan, RSUD Banyumas dan RSUD Ajibarang sangat berterima
kasih atas apresiasi yang diberikan. Adalah merupakan tugas dan kewajiban
Kami untuk melaksanakan Amanah UUD 1945 pasal 28 berbunyi : "Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan". Kami bersyukur sehingga penanganan Covid-19 dapat berjalan
baik; Hal itu tak lepas dari komitmen jajaran pimpinan daerah dan kerja keras
berbagai pihak.
2. Ada perbedaan data antara yang disajikan dalam LKPJ Bupati Banyumas tahun
2020 dengan data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Banyumas dalam
rapat pendalaman materi LKPJ . Kami menduga terjadinya perbedaan data
tersebut disebabkan karena data yang belum diverifikasi dan divalidasi saat
diserahkan ke sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas. Ini menunjukkan
lemahnya koordinasi antar bidang

Tanggapan :
Permintaan data dukung LKPJ Bupati Tahun 2020 telah disampaikan kepada
seluruh Bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas melalui
surat Nomor : 005/199 Perihal Data Dukung Penyusunan LPPD, LKPj Bupati
dan RLPPD Kabupaten Banyumas tanggal 14 Januari 2021 mendasari surat
Bupati Banyumas Nomor : 140/135 Perihal Permintaan Materi untuk
Penyusunan LPPD, LKPj Bupati dan RLPPD Kabupaten Banyumas TA 2020
tanggal 7 Januari 2021.

Menindaklanjuti surat tersebut, dilakukan koordinasi secara intensif baik melalui


WA Grup yang beranggotakan Sekretaris, Kepala Bidang dan seluruh programer
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Selain itu juga koordinasi
dengan seluruh bidang dilakukan secara tatap muka sebagai langkah verifikasi
dan validasi data yang disajikan oleh masing-masing bidang sesuai materi yang
diperlukan.
Dinas Kesehatan melakukan Desk Penyusunan Laporan Penyelenggaraan
dengan Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Banyumas pada hari Jumat
tanggal 26 Februari 2021 kemudian dokumen hasil desk final sebelum
disampaikan kepada Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Banyumas telah
dikoordinasikan kepada seluruh bidang di Dinas Kesehatan. Materi final yang
diperlukan dalam penyusunan LPPD, LKPj Bupati dan RLPPD Kabupaten
Banyumas TA 2020 telah disampaikan kepada Bagian Pemerintahan Setda
Kabupaten Banyumas pada tanggal 5 Maret 2020 dalam bentuk softfile editable
untuk keperluan kompilasi oleh Bagian Pemerintahan Setda Banyumas disusuli
dalam bentuk hardfile bertanda tangan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas.

Data yang sesuai dengan capaian kinerja riil Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas adalah data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas dalam rapat pendalaman materi LKPj sesuai dengan data
yang telah dikirimkan kepada Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Banyumas
tersebut diatas.
Bahwa RSUD Banyumas dan RSUD Ajibarang tetap berkomitmen untuk
meningkatkan koordinasi antar OPD, meskipun rekomendasi dimaksud tidak
ditujukan untuk RSUD Banyumas.
3. Indikator dengan tingkat ketercapaian sangat rendah yaitu Rasio dokter per
satuan penduduk di Kabupaten Banyumas dengan realisasi 0,03 % dari target
0,2 %, dan rasio Tenaga Medis per satuan penduduk dengan realisasi 0,05 %
dari target 0,4 %, agar mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Banyumas dan dilakukan upaya konkret untuk memenuhi kebutuhan
Tenaga kesehatan di Kabupaten Banyumas.
Tanggapan :
Tabel Jumlah dan Rasio Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialis di
Kabupaten Banyumas Tahun 2020

No Jenis Tenaga Jumlah Per 100.000


Kesehatan (orang) penduduk
1 Dokter Umum 591 31,55
2 Dokter Gigi 150 8,01
3 Dokter Spesialis 352 18,79
Sumber : Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDM-K)
Berdasarkan Data Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDM-K) jumlah dokter
umum sebanyak 591 orang dan rasio dokter umum per 100.000 penduduk di
Kabupaten Banyumas sebesar 31,55 pada tahun 2020 dengan capaian 0,3%.
Capaian rasio dokter per satuan penduduk di Kabupaten Banyumas tahun 2020
yang dimaksud adalah 0,3%. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa rasio
dokter per satuan penduduk di Kabupaten Banyumas sudah mencapai target
yang telah ditetapkan yaitu 0,2%. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas untuk
memenuhi rasio dokter umum, melalui Puskesmas telah melakukan rekruitmen
dokter umum berstatus tenaga kontrak BLUD sebanyak 69 dokter umum.

Sedangkan jumlah dokter gigi dan dokter spesialis masing-masing sebanyak 150
orang dan 352 orang. Rasio dokter gigi dan dokter spesialis per 100.000
penduduk di Kabupaten Banyumas masing-masing sebesar 8,01 dan 18,79
pada tahun 2020. Rasio tenaga medis per satuan penduduk dihitung
berdasarkan jumlah dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis per 100.000
penduduk. Jumlah tenaga medis di Kabupaten Banyumas sebanyak 1.093
orang, sehingga capaian rasio tenaga medis di Kabupaten Banyumas tahun
2020 yang dimaksud adalah 0,5% dan sudah melampaui target yaitu 0,4%.

Jumlah penduduk yang dipergunakan untuk penghitungan rasio dokter dan rasio
tenaga medis berdasarkan jumlah penduduk yang dipublikasikan oleh BPS per
31 Desember 2020 sebanyak 1.873.199 jiwa.
Bahwa kebijakan pengadaan Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan pada tingkat
Kabupaten bukan merupakan kewenangan RSUD Banyumas dan RSUD
Ajibarang; Namun RSUD Banyumas dan RSUD Ajibarang siap berkoordinasi
dengan OPD terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti pengusulan
formasi CPNS Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan.
4. Indikator dengan tingkat ketercapaian sangat rendah yaitu cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dengan realisasi 15,94 % dari
target 100% , mengindikasikan belum tercapainya asas keadilan bagi
masyarakat. Hak untuk mendapatkan layanan kesehatan yang dijamin Undang-
undang masih jauh dari harapan. Kedepan diharapkan pemerintah Kabupaten
Banyumas memberikan perhatian serius terhadap hal tersebut serta
memberikan anggaran yang memadai.
Tanggapan :
Berdasarkan laporan pelayanan dari Puskesmas di Kabupaten Banyumas
bahwa pasien masyarakat miskin yang membutuhkan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan sudah diberikan rujukan sebanyak 100% dengan jumlah
15,94% dari total pasien masyarakat miskin yang telah mendapat pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas.

Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki cakupan pelayanan kesehatan dasar


dan rujukan pasien masyarakat miskin adalah:
• Penguatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.
• Penguatan deteksi awal gangguan kesehatan oleh masyarakat/kader
kesehatan, terutama pada masalah kesehatan prioritas (kegawatan
maternal neonatal, stunting dan TBC).
Memperbaiki akses pelayanan kesehatan dasar Puskesmas melalui strategi
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS).
Bahwa RSUD Banyumas dan RSUD Ajibarang tidak pernah menolak rujukan
pasien miskin, namun selalu menerima rujukan pasien miskin untuk diberi
pelayanan kesehatan, sebagai wujud pelayanan kesehatan yang berasaskan
keadilan bagi masyarakat

G. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang

Bidang Pekerjaan Umum melaksanakan 15 program yang terdistribusi kedalam


17 indikator kinerja program.

Bidang ini terkena dampak pandemi covid-19, karena adanya refocusing


anggaran APBD. Oleh karena itu, banyak kegiatan pembangunan yang tidak
dapat terealisasikan, namun disisi lain terdapat SILPA yang besar.

a. Bidang Sumber Daya Air dan Irigasi

Laporan kinerja bidang sumber daya air dan irigasi, yang mencakup 5
program, dengan tingkat kesesuaian kinerja program dan kegiatan sangat
tinggi. Artinya kegiatan yang dilakukan cukup tepat dalam mendukung
kinerja program. Sekalipun khusus bidang irigasi mengalami prosentase
kenaikan anggaran, namun dirasakan belum cukup memadai untuk
perbaikan berbagai infratruktur jaringan irigasi yang ada. Hal ini dapat
dilihat dari masih rendahmya produktifitas lahan pertanian.

Rekomendasi :

Misi mewujudkan Banyumas sebagai kabupaten Pelopor ketahanan


pangan, sebagaimana dicantumkan dalam RPJMD 2018-2023 harus
diwujudkan dalam kebijakan nyata yang tercermin dari alokasi anggaran
infrastruktur jaringan irigasi yang memadai. Di tahun-tahun mendatang,
Pemerintah Daerah harus mengalokasikan anggarannya secara signifikan,
untuk mewujudkan misi itu.

Tanggapan :

- Kurangnya tenaga teknis terkait pengaturan pembagian air di tingkat


desa/ulu-ulu
- Tidak menepati pola tata tanam yang sudah ditetapkan karena Sebagian
besar petani Banyumas merupakan petani penggarap/sewa lahan (data
terlampir)
b. Bidang Pembangunan, Peningkatan, pemeliharaan dan pemanfaatan Jalan
dan Jembatan.
Dari 6 program bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
pemanfaatan jalan dan jembatan, terdapat 2 program dengan tingkat
kesesuaian kinerja program dan kegiatan yang capaiannya sangat rendah.
Artinya, kegiatan yang dilakukan belum cukup memadai dalam mendukung
kinerja program. Kedua program tersebut yaitu :

1. Program pembangunan bangunan pelengkap jalan/jembatan


2. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan.

Rekomendasi :

1. Pemerataan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan


kabupaten disetiap wilayah kabupaten banyumas, akan dapat menjadi
daya ungkit pertumbuhan ekonomi dari keterbelakangan dan
kesenjangan antar diwilayah.
2. Berkaitan dengan penyiapan beberapa wilayah menjadi daerah kawasan
industri, harus diupayakan adanya percepatan pembangunan
infrastruktur pendukung, agar dapat menambah daya tarik bagi calon
investor yang datang ke kabupaten banyumas.
3. Harus ada upaya peningkatan alokasi anggaran untuk bidang
pemeliharaan dan pemanfaatan jalan dan jembatan kabupaten, agar
dapat melancarkan mobilitas masyarakat dan memacu pertumbuhan
ekonomi diwilayah kabupaten banyumas.

Tanggapan :

- Untuk program pembangunan bangunan pelengkap jalan / jembatan


dalam hal meningkatkan kesesuaian kinerja program dan kegiatan
capaiannya sangat rendah maka diperlukan keberlanjutan
pembangunan bangunan pelengkap jalan / jembatan pada tahun – tahun
mendatang pada jalan yang mendukung pertumbuhan ekonomi antar
wilayah.
- Program rehabilitasi / pemeliharaan jalan maka diperlukan adanya
peningkatan / penambahan alokasi anggaran sehinga mobilitas
masyarakat dapat lancar dengan kondisi kemantapan jalan yang stabil

c. Bidang Penataan Bangunan Gedung,


Bidang ini melaksanakan 2 program dan diperoleh hasil dengan tingkat
kesesuaian kinerja program dan kegiatan sangat tinggi. Namun belum
diberlakukannya standarisasi jaminan keamanan dan kenyamanan
penghuni bangunan gedung melalui Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan
Analisa dampak lalu-lintas (Andalalin) perlu mendapatkan perhatian serius
kita, sebagaimana amanat Perda Bangunan Gedung.

Rekomendasi :

1. Pemerintah Daerah harus memberlakukan persyaratan Andalalin


kepada pemohon IMB terutama untuk bangunan gedung bertingkat dan
menerbitkan serta memberlakukan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
terhadap bangunan Gedung untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan penghuni bangunan gedung, khususnya bangunan-
bangunan tertingkat yang digunakan untuk layanan publik sesuai
dengan perda Bangunan Gedung.
2. Perencanaan yang matang dan cermat perlu selalu dilakukan agar
tidak menambah beban membengkaknya SILPA akibat tidak
terserapnya anggaran karena persoalan teknis kewenangan yang tidak
dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas.

Tanggapan :

1. Tentang penerapan Andalalin dan SLF :


- Andalalin sudah kita terapkan sebagai persyaratan perijinan
Pembangunan Gedung, terutama untuk tempat usaha. Dibuat oleh
Instansi Perhubungan dengan kewenangan Jalan yang
bersangkutan.
- TentangSLF, peraturan perundangan nya sudah ada sejak 2011
yaitu pada Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 3 Tahun 2011
tentang Bangunan Gedung. Tetapi perangkat pelaksana nya baru
kita bentuk mulai tahun 2019.
2. Tentang perencanaan agar disusun lebih cermat lagi agar tidak terjadi
banyak Silpa :
Perencanaan kami sudah dilaksanakan dengan kaidah teknis, dan
penyusunan biaya anggaran juga sudah berdasarkan SNI dan survey
harga pasaran ter-update. Sedangkan dengan adanya Silpa yang cukup
besar karena terjadi persaingan yang kurang sehat diantara penyedia
jasa, sehingga penawaran turun lebih dari 20%

d. Bidang Perencanaan Teknis dan Bina Jasa Konstruksi.


Bidang ini melaksanakan 2 program yaitu :

1. Program peningkatan perencanaan teknis.


Akibat dari refocusing anggaran, maka banyak kegiatan yang
mendukung pencapaian kinerja tidak dapat dilaksanakan.
2. Program pembinaan jasa konstruksi.
Program ini mendapatkan capaian kinerja yang tinggi, namun disisi lain
terjadi penurunan kualitas penyedia jasa yang professional. Hal ini
terjadi karena mudahnya persyaratan untuk mendirikan perusahaan
penyedia jasa konstruksi, lemahnya pengawasan terhadap kinerja
penyedia jasa, kurangnya pembinaan yang berkelanjutan dan tidak
diterapkannya mekanisme sanksi secara tegas apabila melakukan
pelanggaran.

Rekomendasi :

1. Pemerintah Daerah harus melakukan upaya peningkatan


profesionalitas penyedia jasa konstruksi secara berkelanjutan untuk
menjamin mutu/kualitas bangunan yang dikerjakan.
2. Pemerintah Daerah harus lebih tegas dalam menerapkan sanksi bagi
penyedia jasa yang tidak professional dalam mengerjakan kegiatan
pekerjaan dan tidak ragu memasukan mereka ke dalam daftar hitam
rekanan.

Tanggapan :
1. Pemerintah Daerah harus melakukan upaya peningkatan
profesionalitas Penyedia Jasa Konstruksi secara berkelanjutan untuk
menjamin mutu/ kualitas bangunan yang dikerjakan. Tanggapanya :
Kami telah melakukan upaya peningkatan profesionalitas dan
kapasitas Penyedia Jasa Konstruksi berupa :
⁃ Bintek RK3K dan Administrasi Penyedia Jasa;
⁃ Sertifikasi tenaga terampil Tukang Umum;
⁃ Sertifikasi Tenaga Terampil Penyedia Jasa Sistem OJT (On Job
Training);
⁃ Fasilitas Sertifikat Ahli untuk Penyedia Jasa;

2. Pemerintah Daerah harus lebih tegas dalam menerapkan sanksi bagi


Penyedia Jasa yang tidak profesional dalam mengerjakan kegiatan
pekerjaan dan tidak ragu memasukan mereka ke dalam daftar hitam.
⁃ Kami secara berkala telah melakukan penilaian kinerja rekanan.
⁃ Terhadap Penyedia Jasa melakukan one prestasi (tidak
menyelesaikan pekerjaan) maka sesuai aturan Perpres 16/ 2018
tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah, dikenakan salah
satu sanksi yaitu sanksi daftar hitam.

H. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Perumahan Rakyat dan


Kawasan Permukiman

Terdapat 4 program dengan tingkat kesesuaian kinerja program dan kegiatan


yang sangat tinggi. Namun terdapat SILPA akibat pandemi covid-19 yang
menyebabkan serapan anggaran tidak maksimal. Kinerja Dinas Perumahan
Rakyat dan Permukiman sangat kurang dirasakan oleh masyarakat di
pedesaan. Hal ini dikarenakan adanya kewenangan yang terbatas untuk
menyentuh kawasan pedesaan.

Rekomendasi :

1. Perlunya terobosan kegiatan yang mampu menyentuh masyarakat desa,


agar dapat mengangkat ketertinggalan desa. Contoh kegiatan yaitu, RTLH,
penanganan IPAL secara komunal untuk meningkatan kualitas kesehatan
lingkungan, penataan drainase lingkungan permukiman,

Tanggapan :

Bidang RTLH
Dengan hormat kami sampaikan bahwa salah satu tugas Dinperkim adalah
menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan lingkup perumahan rakyat dan
kawasan permukiman yaitu peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH). Dari tahun 2017 s/d 2020 RTLH di pedesaan telah terbangun 8.899
unit dan derah perkotaan 569 unit, pada 4 tahun sebelumnya prosentase
RTLH di pedesaan lebih besar dari pada diperkotaan, hal ini menunjukkan
bahwa DINPERKIM perhatian terhadap pembangunan RTLH di pedesaan.
Mengingat keterbatasan anggaran Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten untuk penanganan RTLH per tahun yaitu rata-rata hanya 2.200
unit, maka diperlukan penanganan RTLH dengan cara “keroyokan” atau
bersama-sama dan edukasi kepada masyarakat agar dapat membangun
rumah layak huni yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan,
kecukupan luas minimum dan kesehatan bagi penghuni.
Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Banyumas
dapat dirincikan sebagai berikut :
Tahun 2017 : Menangani total 3578 Unit yang berasal dari APBD (681
Unit), Bankeuprov (718 Unit), APBN (BSPS 302 Unit), Lainnya (ADD Desa
1472 unit, Baznas 301 Unit, CSR Bank Jateng 99 Unit, CSR REI 5 Unit) ;
Tahun 2018 : Menangani total 2799 Unit yang berasal dari APBD (712
Unit), Bankeuprov (903 Unit), APBN (DAK 185 Unit) (BSPS 566 Unit),
Lainnya (ADD Desa 351 Unit, Baznas 82 Unit);
Tahun 2019 : Menangani total 2778 Unit yang berasal dari APBD (671
Unit), Bankeuprov (903 Unit), APBN (DAK 178 Unit) (BSPS 795 Unit),
Lainnya (Baznas 228 Unit, CSR BPR BKK 3 Unit);
Tahun 2020 : Menangani total 1904 Unit yang berasal dari Bankeuprov (468
Unit), APBN (DAK 195 Unit) (BSPS 1230 Unit), Lainnya (Baznas 3 Unit,
CSR OJK 5 Unit, CSR Laziz NU 3 Unit).
Penanganan Rumah Tidak Layak Huni yang berasal dari DAK Bidang
Perumahan hanya untuk penanganan RTLH di Kawasan Kumuh, sedangkan
untuk pembiayaan yang berasal diluar DAK, dapat untuk menangani RTLH
diluar Kawasan Kumuh, sedangkan untuk pembiayaan yang berasal diluar
DAK, dapat untuk menangani RTLH diluar Kawasan Kumuh, Bahwa
penanganan RTLH yang dilakukan oleh Dinperkim, lebih diutamakan di
wilayah perdesaan.

Tanggapan :
Bidang Sanitasi
Perlu kami informasikan sampai dengan Dinperkim terbentuk sesuai dengan
data yang kami miliki sampai dengan tahun 2020 pembangunan IPAL secara
Komunal sejumlah 93 unit seluruh lokasinya berada di pedesaan dengan
anggaran yang bersumber dari APBN, DAK dan APBD. Untuk Air Minum
konsentrasi pekerjaan juga lebih diutamakan dipedesaan karena wilayah
perkotaan sudah ditangani oleh PDAM.
Capaian akses sanitasi Kabupaten Banyumas sampai dengan sekarang
88,45, sedangkan sesuai Renstra dan RPJMD capaian sanitasi ditargetkan
100 % di tahun 2024. Untuk memenuhi target 100 % tersebut DAK
Dinperkim berupaya mengusulkan anggaran yang bersumber dari APBD
Desa/APBD,APBN dab CSR. Untuk mendorong pembangunan sanitasi di
perdesaan.
Capaian Sanitasi dapat dirincikan sebagai berikut :
A. Intervensi DAK Bidang Sanitasi
1. Tahun 2018 telah membangun 1167 Unit Tangki Septik Individual dan 1
IPAL Komunal di 26 Desa di Kabupaten Banyumas;
2. Tahun 2019 telah membangun 1751 Unit Tangki Septik Individual dan 8
IPAL Komunal di 25 Desa di Kabupaten Banyumas;
3. Tahun 2020 telah membangun 3125 Unit Tangki Septik Individual dan 6
IPAL Komunal di 55 Desa di Kabupaten banyumas.
B. Intervensi Pembangunan Sarana Air Limbah dan Hibah Air Limbah
Setempat (HALS)
1. Tahun 2019 telah membangun 284 Tangki Septik Individual di 6 Desa di 3
Kecamatan;
2. Tahun 2020 telah membangun 850 Tangki Septik Individual di 6
Kecamatan.

Sedangkan untuk capaian Air bersih dapat dirincikan sebagai berikut :


A. Intervensi DAK Bidang Air Minum
1. Tahun 2018 telah membangun 3 Lokasi Sarana Air Bersih di 2 Desa
Kecamatan Sumbang;
2. Tahun 2019 telah membangun 10 Unit Sarana Air Bersih di 10 Desa di
Kabupaten Banyumas;
3. Tahun 2020 telah membangun 20 Unit Sarana Air Bersih di 55 Desa di
Kabupaten Banyumas.
B. Intervensi PAMSIMAS
1. Tahun 2008-2020 telah menangani masalah Air Bersih di 176 Desa
Binaan Pamsimas.

Tanggapan :

Bidang Infrastruktur Perkotaan (Drainase Lingkungan Permukiman)


Untuk APBD tahun 2020 sesuai dengan perbub Nomor 37 Tahun 2020
tentang Kriteria Jalan Kabupaten dan Jalan Kelurahan Dalam Wilayah
Kabupaten Banyumas. Maka pembangunan jalan,drainase dan talud hanya
diperuntukkan untuk wilayah perkotaan dan tidak memungkinakn untuk
wilayah perdesaan namun untuk anggaran APBN program pembangunan
jalan,drainase dan talud memungkinkan untuk dilaksanakan di perdesaan.
Untuk mendukung pembangunan di perdesaan diperlukan sumber lain selain
APBD dan APBN yaitu APBDes, Dinperkim akan mendukung dalam bentuk
Database sehingga memudahkan dalam proposal pembangunan ke APBN.

2. Sosialisasi pemanfaatan tata ruang agar tumbuh kesadaran masyarakat


desa dalam pemanfaatan lahan sesuai peruntukannya

Tanggapan:
Tahun 2020 peningkatan kesadaran masyarakat pedesaan telah kami
lakukan sosialisasi di Kec. Kedungbanteng, Kec. Sokaraja, Kec. Baturaden
Kec. Banyumas dan Kec. Ajibarang. Bahwa kami menyadari keterbatasan ini
karena situasi dan kondisi tahun 2020 pandemi covid menyebabkan ada
pembatasan tatap muka.
Kami akan memperbaiki penyadaran masyarakat terhadap pemanfaatan tata
ruang dengan lebih mengoptimalkan teknologi informasi online.
Bidang penataan ruang juga menggunakan media sosial seperti instagram
dengan alamat alamat@tataruang.bms untuk mensosialisasikan
pemanfaatan ruang di Kabupaten Banyumas, sedangkan untuk peta
interaktif pemanfaatan ruang kabupaten dapat diakses pada website
https://perizinan.banyumaskab.go.id/peta
Dengan demikian dapat kami simpulkan, pembangunan di DINPERKIM
terhadap pedesaan memiliki prosentase lebih besar dibandingkan dengan
perkotaan. Untuk beberapa regulasi yang masih membatasi akselerasi
pembangunan di pedesaan kami akan melakukan Koordinasi dengan
Bappeda untuk pengalokasian Dana Alokasi Desa untuk dapat mendukung
penyelesaian permasalahan RTLH / Air Minum Serta Limbah.
Serta strategi yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan di bidang
penataan ruang, dilakukan Sosialisasi RTRW secara online, dan menerima
dan menanggapi aduan masyarakat secara online.
Secara umum bahwa penyerapan anggaran yang tidak maksimal karena
masa transisi menghadapi pandemi covid sehingga beberapa gerak dan
kegiatan tidak bias dilaksanakan sesuai dengan skejul yang kami
rencanakan

I. Rekomendasi DPRD Kab. Banyumas Urusan Ketentraman, Ketertiban


Umum dan Perlindungan Masyarakat

Urusan Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat


dilaksanakan oleh Satuan Polisi Paming Praja (Satpol PP) dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan 4 program yang
terdistribusi kedalam 7 indikator kinerja program dan BPBD dengan 4 program
terdistribusi kedalam 4 indikator kinerja program. BPBD memperoleh capaian
yang sangat rendah untuk 2 program yaitu :

a. Program penataan system dasar penanggulangan


b. Program pelayanan informasi rawan bencana kabupaten/kota

Artinya, kedua program di atas belum diikuti dengan kegiatan yang sesuai
untuk mendukung kinerja program.

Rekomendasi untuk BPBD :

Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus


merumuskan dan melaksanakan kegiatan yang sesuai untuk mendukung
kinerja program yang dilakukan.
Dalam program peningkatan kesadaran dan kepatuhan hukum, kita masih
menemukan berbagai tindak pelanggaran yang belum tersentuh. Maraknya
peredaran miras, spanduk dan baliho ditempat terlarang, kegiatan
pertambangan illegal/tanpa ijin.
Tanggapan :
Untuk melaksanakan program dan kegiatan di tahun 2021 sudah mengacu
pada Permendagri Nomor 90 tahun 2019 Bahwa Program dimaksud telah
menjadi kegiatan BPBD Kabupaten Bangyumas di tahun 2021.
Program Penanggulangan Bencana, dengan Kegiatan Penataan System Dasar
Penanggulangan Bencana dan kegiatan Pelayanan Informasi Korban Bencana
Kabupaten / Kota, sudah menjadi kegiatan BPBD Kabupaten Banyumas di
tahun 2021 baik dalam dokumen perencanaan maupun dokumen anggaran

Rekomendasi untuk Satpol PP:


Diperlukan keberanian Pemerintah Daerah untuk melakukan penindakan tegas
oleh satpol PP untuk semua jenis pelanggaran perda.

Tanggapan :
Mencukupi surat Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 140/2472,
tanggal 20 Mei 2021 perihal Tanggapan atas Rekomendasi LKPJ Bupati
Banyumas Tahun 2020.Sehubungan dengan Rekomendasi DPRD Kabupaten
Banyumas untuk Satuan Polisi Pamong Praja atas pertanyaan : Diperlukan
keberanian Pemerintah Daerah untuk melakukan penindakan tegas oleh
Satpol PP untuk semua jenis pelanggaran Perda, bersama ini kami
sampaikan bahwa :
Secara umum capaian kinerja sasaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Banyumas dapat dikatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari angka pencapaian
sasaran sebesar 100%, karena dari 1386 kasus yang dilaporkan/temuan
dilapangan terkait pelanggaran Perda/Perbup dapat tertangani seluruhnya.
Tertangani dalam arti bahwa ada tindakan petugas untuk pemberian
peringatan 1 sampai 3 kali, dilanjutkan membuat surat pernyataan bagi
pelanggar untuk tidak melakukan pelanggaran sampai dengan penyegelan dan
diajukan ke proses sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Meskipun secara
umum sudah tertangani namun belum semua kasus pelanggaran
Perda/Perbup terselesaikan, hal ini dikarenakan dari jumlah Perda/Perbup
yang ada, hanya 11 Perda prioritas saja yang memuat sanksi pidana dan
sering dilanggar oleh warga masyarakat.
Pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2020 masih terdapat kendala dan
permasalahan. dalam tabel berikut :
No Permasalahan Solusi Saran
1 Atribusi kewenangan Perlu adanya aturan Mengusulkan kepada
pelaksanaan Perda tertulis yang lebih pihak-pihak yang
pada OPD pengampu tegas dan jelas yang berkompeten untuk
Perda, namun dalam mengatur membuat perda lain
pelaksanaannya masih pembagian tugas yang dirasa perlu dan
perlu kepastian dan kewenangan mendesak
kewenangan tindakan OPD dalam hal
administratif sampai pengawasan,
dengan eksekusi pembinaan maupun
eksekusi
2 Penegakan Perda - Vonis hakim harus Berkonsultasi atau
melalui jalur litigasi atau lebih berat dari Berkoordinasi dengan
persidangan Tipiring waktu-waktu hakim agar vonis
belum mampu sebelumnya hakim bisa transparan,
memberikan efek jera - Penegakan hukum obyektif dan tidak
dan mengedukasi warga yang transparan tebang pilih, serta
masyarakat untuk lebih dan obyektif, serta hukumannya
tertib tidak tebang pilih diperberat agar
memberikan efek jera

3 Belum semua lapisan Melakukan -


masyarakat sosialisasi sampai
mendapatkan sosialisasi tingkat desa secara
perda bersanksi bertahap dan
berkelanjutan
tentang perda
bersanksi
4 Masih ada sebagian Melakukan -
pelanggar yang tidak pemanggilan ulang
mau hadir saat atau bila perlu
penyidikan ataupun saat melakukan jemput
siding di Pengadilan paksa terhadap para
Negeri pelanggar atau
tersangka yang tidak
hadir dalam
penyidikan ataupun
sidang di Pengadilan
Negeri
5 Pengambil kebijakan Pengambil kebijakan Para pengambil
kurang tegas dalam harus tegas terkait kebijakan hendaknya
mendukung penegakan penegakan Perda bebas dari
Perda dengan kepentingan-
mengesampingkan kepentingan di luar
kepentingan- urusan/kepentingan
kepentingan tertentu utama terkait tugas
dan kewenangannya
6 Masih belum adanya - Perlu dibangun tempat
tindakan yang penampungan untuk
menyebabkan anjal dan gelandangan, anak
pengemis, pengamen jalanan dan pengemis
menjadi jera
7 Penataan PKL belum Koordinasi dengan -
bisa dilaksanakan instansi terkait
secara maksimal selaku Tim
Penataan PKL

J. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Sosial

Urusan sosial dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa. Bidang ini melaksanakan 4 program yang terdistribusi kedalam 26
indikator kinerja program dan 37 kegiatan.

Capaian indicator kinerja program yang sangat rendah diperoleh untuk hal-hal
sebagai berikut :

1. Prosentase Lanjut usia miskin/terlantar yang terpenuhi kebutuhan dasarnya.


2. Prosentase anak yatim dan berkebutuhan khusus/difabel yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya.
3. Prosentase panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial.
4. Prosentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima bantuan.
5. Prosentase penyandang disabilitas terlantar yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya di luar panti.
6. Prosentase anak terlantar yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti.
7. Prosentase lanjut usia terlantar yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar
panti.
8. Prosentase gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
di luar panti.
9. Prosentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang
menyediakan sarana pelayanan kesejahteraan sosial.
10. Prosentase keluarga pahlawan perintis/veteran yang mampu berusaha
secara layak.
Keempat program yang dilaksanakan oleh Dinsospermades, tingkat
kesesuaian kinerja program dan kegiatan sangat tinggi. Akan tetapi, karena
alokasi anggaran yang sangat kecil, dan terlebih terkena refocusing karena
pandemi, maka capaian indicator kinerja program tersebut di atas sangat
rendah.

Rekomendasi :

1. Pemerintah Daerah didorong untuk serius menangani program


penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan persoalan sosial lainnya,
dengan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk menuntaskan
program yang telah dicanangkan.

Tanggapan :
Sepakat, kedepan anggaran akan difokuskan untuk penanganan program
penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan persoalan lainnya.

2. Semestinya refocusing pada Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa, tidak dilakukan mengingat pergeseran anggaran justru bertujuan
untuk penanggulangan dampak sosial dari pandemi.

Tanggapan :
Sepakat tetapi karena kebijakan dari Pemerintah Daerah, Dinsospermades
mengikuti kebijakan tersebut dengan catatan program penunjang yang
direfocusing bukan program urusan wajib.

K. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Pengendalian Penduduk,


Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Jumlah penduduk Banyumas pada tahun 2020 berdasarkan data BPS
sebanyak 1.706.625 jiwa yang terdiri dari 852.281 penduduk laki-laki dan
854.344 penduduk perempuan. Jumlah penduduk yang besar merupakan
modal yang dimiliki Kabupaten Banyumas sebagai sumber kekuatan yang
memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan. Membangun dan
mengembangkan potensi lebih dari 600 ribu Keluarga secara maksimal akan
menjadikan masyarakat Banyumas yang Maju, Adil Makmur dan Mandiri.
Kesadaran akan pentingnya institusi Keluarga telah diakui PBB, sehingga
pada tahun 1990 ditetapkan sebagai Hari Keluarga Internasional.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kebijakan eksplisit pembangunan
keluarga. Sejak tahun 1992 digagas adanya Hari Keluarga Nasional. Tanggal
29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional bukan Hari libur dengan
Surat Keputusan Presiden RI nomor 39 Tahun 2014.
Walaupun pemerintah sudah melakukan upaya perluasan dan peningkatan
strata atau posisi Pembangunan Keluarga, namun lingkupnya belum lengkap
dan muatannya masih fokus kepada individu sehingga masih perlu penguatan
dengan mempertimbangkan Keluarga sebagai unit sosial terkecil dimana
seluruh dimensi kehidupan ada didalamnya, saling berkaitan dan berinteraksi.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan wadah penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, materiil,dan psikis mental spiritual
setiap individu yang hidup bermasyarakat.Didalam Keluarga setiap imdividu
yang merupakan bagian dari anggota keluarga dilindungi, dibentuk, dibesarkan,
dan diperkuat sejak dalam kandungan hingga dewasa.
Keluarga Berencana yang dalam hal ini menjadi urusan dari DPPKBP3A tidak
semata-mata hanya terkait dengan pengendalian jumlah penduduk dan alat
kontrasepsi saja. Lebih dari itu, program-program terkait pembangunan
ketahananan Keluarga sangat penting untuk mendapatkan perhatian serius.
Persoalan apapun seperti kesehatan,pendidikan, ekonomi, sosial, mental,
spiritual, dan lainnya, hulunya adalah di Keluarga.
Setelah melakukan telaah terhadap LKPJ Bupati Banyumas tahun 2020,
pendalaman materi dengan dinas terkait serta studi komparatif dengan daerah
lain, maka DPRD kabupaten Banyumas memberikan Rekomendasi sebagai
berikut :
1. Memberikan apresiasi terhadap kinerja DPPKBP3A meskipun beberapa
program belum mencapai target karena terkendala anggaran yang
direfocusing dan tidak bisa dilaksanakan karena pandemi Covid-19.
2. Angka Stunting di kabupaten Banyumas tahun 2020 mengalami penurunan
menjadi 14,42 % di banding tahun 2019 sebesar 15, 96 %, jauh dibawah
angka stunting Jateng 2020 sebesar 25,9 % dan angka stunting Nasional
2020 sebanyak 24,1 %.
Meski demikian, penurunan angka stunting tersebut hendaknya tidak
membuat kita berpuas diri. Angka 14, 21 % tersebut adalah setara dengan
14.340 dari 100.938 Balita di Kabupaten Banyumas. Sebuah angka yang
tidak sedikit dan berpotensi mengancam keberlangsungan hidup dan
kualitas penduduk Banyumas dimasa yang akan datang. Diperlukan upaya
komprehensif dan terus menerus untuk mengurangi angka stunting,
sehingga mencapai titik minimal, Banyumas bebas stunting.
3. Mendorong pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas agar menyiapkan
anggaran yang cukup untuk program-program peningkatan kualitas
pembangunan berbasis keluarga.
4. Mengapresiasi terlaksananya program Kegiatan Kampung Keluarga
Berkualitas 2020 di 331 desa/kelurahan dan 27 Kampung KB percontohan
yang meliputi kegiatan Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina
Keluarga Lansia, Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera, Pusat Informasi Konseling Remaja /Mahasiswa.

Tanggapan :

Bahwa Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Banyumas
menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Pansus
LKPJ DPRD Kabupaten Banyumas.
Sebagai Perangkat Daerah yang membantu Bupati dalam melaksanakan 2
(dua) urusan, yang pertama yaitu urusan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana kemudian yang kedua yaitu urusan Perlindungan
Perempuan dan Anak. Dalam melaksanakan urusan tersebut, Program dan
kegiatan DPPKBP3A Kabupaten Banyumas pada Tahun Anggaran 2021
dibiayai dengan 2 (dua) sumber anggaran, yaitu:
1. Dana Transfer Pusat (DAK) yang terdiri dari:
a. DAK Non Fisik BOKB membiayai Program Pembinaan Keluarga
Berencana, dan sebagian Prgram Pemberdayaan dan Peningkatan
Keluarga Sejahtera;
b. DAK Fisik Kesehatan-KB Reguler membiayai pengadaan peralatan
dan fisik pada Sub Kegiatan Penyediaan Sarana Penunjang
Pelayanan KB (Program Pelayanan KB);
c. DAK Fisik Kesehatan- Penugasan Penurunan Stunting membiayai
pengadaan peralatan (KIT) yang berguna dalam pencegahan/
penanggulangan stunting; dan
d. DAK Non Fisik PPPA (Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan
dan Anak) membiayai menu-menu pelayanan, pencegahan terkait
kasus kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta penguatan
sumber daya aparatur pada Unit Pelaksana Teknis Daerah
Perlindungan Perempuan Anak (UPTD-PPA).
2. Dana APBD (PAD) digunakan untuk pembiayaan unsur penunjang/
ketatausahaan dan tupoksi yang tidak menggunakan Dana Transfer
Pusat.
3. Bahwa dalam penanganan stunting di Kabupaten Banyumas,
DPPKBP3A menjadi OPD yang melaksanakan kegiatan pencegahan
melalui kegiatan pembinaan pada kelompok-kelompok kegiatan.
Tahapan alur kegiatannya, adalah sebagai berikut:
a. Alat peraga (KIT) stunting yang digunakan dalam penyuluhan anti
stunting diadakan melalui pengadaan yang menggunakan Dana
Transfer Pusat/DAK Fisik KB- Kesehatan- Penugasan Penurunan
Stunting dimana untuk Tahun Anggaran 2021 dialokasikan sebesar
Rp. 280.000.000,00 (dua ratus delapan puluh juta rupiah).
b. Selanjutnya alat peraga tersebut akan dibagikan pada kelompok-
kelompok sasaran yang telah direncanakan guna pemahaman lebih
mendalam mengenai arti pentingnya pencegahan stunting, seperti:
1) Kelompok-kelompok PIK R (Pusat Informasi dan Konseling
Remaja);
2) Kelompok-kelompok Bina Keluarga Balita, Remaja dan Lansia
(B,R,L).
Kegiatan-kegiatan pembinaan anti stunting dilaksanakan sesuai dengan
peta kondisi stunting yang ada di kabupaten Banyumas berdasarkan
koordinasi dengan Tim Pencegahan Stunting, selanjutnya dengan alat
peraga (KIT) anti stunting tersebut, OPD mengadakan pembinaan yang
dibiayai dengan Dana Transfer Pusat yaitu DAK Non Fisik BOKB TA
2021 menu Operasional penanganan Stunting sebesar Rp.
594.800.000,00 (lima ratus Sembilan puluh empat juta delapan ratus ribu
rupiah).
4. Bahwa dalam mewujudkan pembangunan yang berbasis keluarga,
Tahun Anggaran 2021 DPPKBP3A Kabupaten Banyumas telah
merencanakan program antara lain:
a. Program Peningkatan Kualitas Keluarga
Kegiatan Peningkatan Kualitas Keluarga dalam Mewujudkan
Kesetaraan Gender (KG) dan Hak Anak Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota;
Sub Kegiatan Advokasi Kebijakan dan Pendampingan untuk
mewujudkan KG dan Perlindungan Anak Kewenangan
Kabupaten/Kota.
Program/Kegiatan/Sub Kegiatan tersebut dianggarkan sebesar Rp.
20.000.000,00 pada TA 2021. Kegiatan ini berfokus pada pemberian
makanan/nutrisi tambahan bagi ibu hamil yang terpetakan memiliki
kerentanan sebagai ibu hamil beresiko tinggi (bumil resti). Pemberian
nutrisi tersebut dilaksanakan dalam kegiatan pembinaan/advokasi
terhadap keluarga mengenai pemahaman kesetaraaan gender dan
hak-hak anak.
b. Program Pemberdayaan dan Peningkatan Keluarga Sejahtera (KS)
dengan kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Keluarga melalui
Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga,
menyelenggarakan Sub Kegiatan antara lain:
1) Pengadaan Sarana Kelompok Kegiatan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga (BKB,BKR,BKL,PPPKS,PIK-R dan
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga/UPPKS), terdiri dari Dana
Transfer Pusat, DAK DAK Fisik KB- Kesehatan- Penugasan
Penurunan Stunting dimana untuk Tahun Anggaran 2021
dialokasikan sebesar Rp. 280.000.000,00 (dua ratus delapan
puluh juta rupiah) untuk pengadaan Sarana /KIT Penurunan
Stunting bagi kelompok-kelompok kegiatan dan PAD sebesar Rp.
25.506.000,00;
2) Penyediaan Biaya Operasional bagi Kelompok Kegiatan
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
(BKB,BKR,BKL,PPPKS,PIK-R dan Pemberdayaan Ekonomi
Keluarga/UPPKS) merupakan Dana Transfer Pusat yaitu DAK
Non Fisik BOKB TA 2021 menu operasional penanganan stunting
sebesar Rp. 594.800.000,00 (lima ratus Sembilan puluh empat
juta delapan ratus ribu rupiah) pada kelompok-kelompok kegiatan
sebagaimana tersebut di atas;
3) Promosi dan Sosialisasi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga (BKB,BKR,BKL,PPPKS,PIK-R dan
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga/UPPKS) berisi anggaran
PAD/APBD sebesar Rp. 19.999.900,00.
c. Program Pembinaan Keluarga Berencana dengan Kegiatan
Pemberdayaan dan Peningkatan Peran serta Organisasi
Kemasyarakatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan
Pelayanan dan Pembinaan Kesertaan Ber-KB dan Sub Kegiatan
Pelaksanaan dan Pengelolaan Program KKBPK di Kampung KB
mengalokasikan anggaran yang bersumber dari Dana Transfer Pusat
(DAK Non Fisik BOKB) yang berfokuis pada pengembangan dan
pembinaan Kampung KB yang menyasar dan berbasis pada keluarga
juga dengan besaran Rp. 1.334.015.000,00.

5. Pengelolaan Program Kampung KB yang dilaksanakan oleh DPPKBP3A


Kabupaten Banyumas.
Sejak digulirkan pencanangannya pada tanggal 14 Januari 2016 di Dusun
Jenawi Desa Mertasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon oleh
Presiden RI dengan memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor
440/70/SJ tanggal 11 Januari 2016 perihal Pencanangan dan Pembentukan
Kampung KB, Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas
menindaklanjutinya dengan Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor
476/2165/2016 tanggal 4 April 2016 perihal Pembentukan Kampung KB di
wilayah masing-masing, maka eksistensi Kampung KB di wilayah Kabupaten
Banyumas terus berkembang dan menggeliat.
Dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 77 Tahun
2017 tentang Pengembangan Kampung Keluarga Berencana di Provinsi
Jawa Tengah, semakin mendukung perkembangan Kampung KB di wilayah
Kabupaten Banyumas. Hal ini tidak terlepas dari rancang bangun Kampung
KB yang memang dipersiapkan untuk menunjang pembangunan masyarakat
khususnya dalam mengimplementasikan program-program pembangunan
khususnya Program KKBPK sebagai bagian strategi dalam pengentasan
kemiskinan.
Dalam rangka menjamin keberlangsungan dan eksistensi Kampung KB di
Kabupaten Banyumas telah ditetapkan Peraturan Bupati Banyumas Nomor
59 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kampung Keluarga Berencana di
Kabupaten Banyumas dan Keputusan Bupati Banyumas Nomor
414.4/890/Tahun 2020 tentang Tim Koordinasi Pengembangan Kampung
Keluarga Berencana Tingkat Kabupaten Banyumas Tahun 2020. Hal ini
menjadi pedoman dalam rangka untuk terus mengembangkan dan
menggiatkan Kampung KB tersebut.

L. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Lingkungan Hidup

Pada tahun 2020 Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Banyumas mendapatkan


penghargaan tingkat propinsi dan Nasional untuk beberapa kategori
penghargaan sebagai bentuk komitmennya terhadap masalah lingkungan
hidup. Capaian kinerja ini patut kita apresiasi atas segala upaya yang telah
dilakukan.

Dinas Lingkungan hidup, dengan 13 programnya yang terdistribusi kedalam 23


indikator kinerja program, menyisakan 3 program dengan capaian tingkat
kesesuaian sangat rendah yaitu :

a. Program peningkatan kualitas dan akses infromasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
b. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
c. Program peningkatan pelayanan pengujian kualitas lingkungan hidup

Artinya, ketiga program di atas belum diikuti dengan kegiatan yang sesuai
kebutuhan untuk mendukung kinerja program.
Rekomendasi :

1. Pemerintah Daerah melalui dinas lingkungan hidup harus merencanakan


dan melaksanakan kegiatan yang sesuai untuk mendukung kinerja program
yang dilakukan.

Tanggapan :
Dinas Lingkungan hidup sudah berusaha merencanakan dan melaksanakan
kegiatan yang sesuai untuk mendukung kinerja program yang dilakukan
dengan penjelasan sbb :
a) Terkait program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya
alam dan lingkungan hidup meliputi kegiatan penyusunan IKLH (Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup), IKPLHD (Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah), IGRK (Inventarisasi Gas Rumah Kaca) ,
Program Kampung Iklim (PROKLIM) dan hasil output kegiatan tersebut
telah diupload ke dalam website dlh.banyumaskab.go.id hanya saja situs
ini jarang diakses oleh masyarakat jadi hanya pihak tertentu yang
berkepentingan yang tahu. Adapun hasil IKLH (Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup), Kabupaten Banyumas masih dalam kondisi baik
dengan angka 70,4 didukung angka IKA (Indeks Kualitas Air)59,33
kategori tercemar sedang , IKU (Indeks Kualitas Udara 85,07 kategori
baik , IKTL (Indeks Kualitas Tutupan Lahan) 66,81 kategori cukup baik.
b) Terkait program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau capaian luas RTH saat
ini memang baru tercapai + 3-4% dari luas wilayah perkotaan cukup jauh
dari target ideal 20% , hal ini dikarenakan luasan tanah yang tersedia
untuk RTH sangat sedikit. Terkecuali kalau pemerintah sanggup
mengadakan tanah untuk hal tersebut.
c) Terkait dengan program peningkatan pelayanan pengujian kualitas
lingkungan hidup masih kurang karena saat ini Laboratorium DLH
Banyumas belum terakreditasi , sedang dalam proses menuju akreditasi
namun masih memerlukan peralatan serta SDM yang memadahi.
Disamping itu terkendala adanya pandemic covid 19 sehingga proses
assessment akreditasi belum bisa dilaksanakan. Harapannya nanti
setelah terakreditasi mampu melaksanakan lebih banyak parameter
pengujian lingkungan hidup .
2. Dalam program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup, terdapat catatan yang perlu dicermati terkait kegiatan pelaku usaha
tambang mineral logam dan bukan logam. Perlu ada upaya sinkronisasi
antara kewenangan pemberi ijin usaha tambang yang ada di kementerian
ESDM, dengan pemkab sebagai wilayah terdampak kerusakan lingkungan,
supaya kerusakan lingkungan yang terjadi dapat direhabilitasi dengan
sumber pembiayaan yang tidak memberatkan APBD Kabupaten.

Tanggapan :
Kewenangan izin usaha pertambangan minerba sebelumnya berada pada
Pemerintah Daerah Provinsi, dalam hal ini Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) berdasarkan Undang – Undang nomor 4 Tahun 2009
namun setelah berlakunya Undang-Undang nomor 3 tahun 2020, usaha
pertambangan dilaksanakan berdasarkan Perizinan Berusaha menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat (Kementerian ESDM). Terkait upaya
sinkronisasi kewenangan tersebut yang sudah dilakukan adalah melakukan
monitoring secara bersama-sama antara DLH, Dinas ESDM provinsi, dan
Instansi terkait untuk melakukan pemantauan kegiatan di lokasi tambang ,
selain itu juga dilakukan pengelolaan pengaduan dari warga, secara
bersama sama antara DLH dan dinas ESDM Prov Jateng sebagai contoh
pada kegiatan tambang yang ada di Gandatapa Sumbang.
Tentang pembiayaan rehabilitasi kerusakan lingkungan akibat kegiatan
usaha tambang tidak menggunakan APBD Kabupaten melainkan menjadi
tanggung jawab pemegang usaha pertambangan. Setiap Pemegang Izin
usaha pertambangan memiliki kewajiban untuk menempatkan jaminan
Reklamasi tahap operasi produksi dan jaminan Pasca tambang. Jaminan
reklamasi tersebut ditempatkan pada bank pemerintah dalam bentuk
deposito berjangka yang dapat berupa rekening bersama pada bank
pemerintah; deposito berjangka pada bank pemerintah; bank garansi pada
bank pemerintah atau bank swasta nasional; atau cadangan akuntansi
sesuai dengan rencana reklamasi
3. Pemerintah Daerah melalui dinas lingkungan hidup harus proaktif dalam
pemantauan atas kegiatan ijin usaha tambang yang ada, agar pengendalian
dan antisipasi dampak kerusakan dapat diminimalisir.

Tanggapan :
Dinas lingkungan Hidup kabupaten banyumas telah proaktif dalam
pemantauan kegiatan tambang. Sebagian besar pertambangan yang ada
dikabupaten banyumas adalah tambang jenis batuan sirtu dan tanah urug.
Beberapa tambang yang telah dilakukan pemantauan diantaranya adalah
pertmbangan batuan dan sirtu yang ada di Jipang karanglewas, Notog
Patikraja, Kaliwedi Kebasen, Gunungwetan Jatilawang, Tambaknegara
Rawalo, Lesmana Ajibarang, Rawaheng Wangon, Kamulyan Tambak, dan
Gandatapa Sumbang. Dari hasil pengawasan lingkungan hidup secara
langsung ke lokasi kegiatan tambang dan ada beberapa usaha tambang
yang telah menerima surat keputusan sanksi administrtatif dalam bentuk
teguran tertulis dan ada pula yang berbentuk paksaan pemerintah jika dalam
pengawasan ditemukan ketidaksesuaian dalam izin lingkungan maupun
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang undangan dibidang
lingkungan hidup.

M. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Administrasi Kependudukan


dan Pencatatan Sipil
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas agar mengoptimalkan peran
layanan administrasi Apinduk (Administrasi Pencatatan Kependudukan)
secara lebih dekat, mudah, dan ramah kepada masyarakat melalui program
pelayanan Capil di desa

Tanggapan :
Berkaitan dengan upaya Pemerintah Daerah memberikan pelayanan publik
khususnya pelayanan administrasi kependudukan yang lebih dekat, mudah
dan ramah kepada masyarakat, dapat diberikan tanggapan sebagai berikut:
a. Bahwa Pemerintah Daerah melalui Dinas kependudukan dan Pencatatan
Sipil (DINDUKCAPIL) Kabupaten Banyumas, dalam rangka mendekatkan
dan memudahkan pelayanan akta kelahiran melakukan kerjasama relasi
akta kelahiran dengan Rumah Sakit yang menangani persalinan,
Puskesmas dan Klinik Bersalin yang ada di Banyumas melalui pelayanan
terintegrasi AMBYAR IA Mas (anak lahir metu Akte, Beroleh Kartu
Keluarga dan Identitas Anak Banyumas). Proses permohonan akta
kelahiran, kartu keluarga dan KIA dilaksanakan oleh Rumah Sakit yang
telah bekerja sama dengan Dindukcapil sehingga masyarakat tidak
mengurus proses permohonan akta kelahiran anaknya.
b. Dalam rangka mendekatkan pelayanan adminduk bagi masyarakat
Kabupaten Banyumas, Pemerintah Daerah melalui Dindukcapil pada
tahun 2019 telah mendekatkan pelayanan adminduk di kecamatan. Dan
Pemerintah Daerah pada tanggal 6 April 2021 telah menetapkan 59
desa/kelurahan sebagai Pilot Project pelayanan adminduk di
desa/kelurahan. Selanjutnya mulai tanggal 24 sampai dengan tanggal 28
Mei 2021 Dindukcapil melaksanakan Bimbingan Teknis bagi Perangkat
Desa/Kelurahan pelaksana Pelayanan untuk 272 (dua ratus tujuh puluh
dua) Desa/Kelurahan yang belum menjadi pelaksana Pilot Project
Pelayanan Adminduk Paripurna di Desa/Kelurahan. Setelah Bimbingan
Teknis selesai, akan ditetapkan Keputusan Bupati dan Peluncuran
Pelayanan Administrasi kependudukan Paripurna di Desa/Kelurahan bagi
semua Desa/Kelurahan di Kabupaten Banyumas dan dilanjutkan
peluncuran/peresmian Layanan dimaksud. (Data Dukung Terlampir)
2. Menaikkan kapasitas server Capil untuk menampung data kependudukan
yang semakin membesar

Tanggapan :
Terimakasih atas dukungan DPRD untuk menaikkan kapasitas server capil,
guna menampung data kependudukan yang semakin besar, berkaitan
dengan hal ini Dindukcapil Banyumas sudah melakukan upgrade memory
dan harddisk untuk server yang dipakai dalam pelayanan online pada link
https://gratiskabeh.banyumaskab.go.id dan pada tahun 2021 ini sudah
mengajukan permohonan penambahan anggaran pada perubahan anggaran
TA 2021 guna pembelian server baru untuk mengganti server lama. (Nota
Dinas Terlampir)
3. Warga banyumas yang sudah ber KTP tetapi belum rekam data e-KTP maka
tidak didaftar sebagai penduduk Banyumas. Dalam LKPJ Bupati Banyumas
tahun 2020 penduduk Banyumas sebesar 1.873 196 jiwa dengan demikian
ada pelanggaran undang undang no 24 tahun 2013 tentang adiministrasi
kependudukan pasal 27 bahwa setiap kelahiran warga negara Republik
Indonesia harus dicatat. Maka kedepan perlu adanya perbaikan pencatatan
penduduk yang akurat.

Tanggapan :
Benar ada warga Banyumas yang ber-KTP tetapi belum rekam KTP-el,
sehingga yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai penduduk Banyumas.
Hal ini terjadi karena adanya pembersihan data penduduk yang tidak aktif,
ber-NIK lebih dari satu, berada di luar negeri dan belum pernah rekam KTP-
el, telah melakukan rekaman KTP-el di daerah lain atau meninggal dunia.
Data yang tidak aktif tersebut masih tersimpan dalam database
kependudukan. Pada awalnya, tahun 2018 data kependudukan yang tidak
aktif sejumlah 284.501 penduduk dan pada tahun 2021 ada sejumlah
119.046 penduduk. Data yang bersangkutan akan aktif kembali apabila yang
bersangkutan laporan atau adanya update data kependudukan oleh yang
bersangkutan atau keluarganya dan kemudian perekaman, NIK sudah
tunggal dan apabila yang bersangkutan meninggal dunia, data yang
bersangkutan akan tercatat telah meninggal dunia. Upaya Pemerintah
Daerah dalam rangka perekaman KTP-el telah melakukan sosialisasi dan
bersurat kepada para camat untuk melakukan percepatan perekaman KTP-
el bagi yang belum perekaman. (Surat Terlampir)
Bahwa tidak benar ada pelanggaran UU no 24 th 2013 tentang adminduk
pasal 27 bahwa setiap kelahiran WNI harus dicatat. Karena pasal 27 UU 24
th 2013 berbunyi”
(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi
Pelaksana setempat paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat
Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
Kutipan Akta Kelahiran.”
Berdasarkan pasal 27 tersebut Dindukcapil sebagai instansi pelaksana telah
mencatat kelahiran yang dilaporkan penduduk atau kuasanya sesuai dengan
tugas dan kewenanganya sehingga tidak ada pelanggaran terhadap pasal
27 UU 24 th 2013.
Dalam rangka peningkatan cakupan akta kelahiran, Dindukcapil telah
bekerjasama dengan hampir semua Puskesmas/Rumah
Bersalin/RSUD/Rumah Sakit Swasta yang menangani kelahiran sehingga
setiap ada kelahiran anak segera diproses akta kelahirannya.

N. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Pemberdayaan Masyarakat


Desa
Urusan Pemberdayaan Masyarakat desa adalah urusan yang penting dan
mendasar, serta kompleks dalam mendukung upaya mewujudkan visi RPJMD
Kabupaten Banyumas Tahun 2018-2023 yaitu menjadikan Banyumas yang
Maju, Adil Makmur, dan Mandiri.
Program peningkatan keberdayaan masyarakat, pengembangan lembaga
ekonomi pedesaan, peningkatan partisipasi masyarakat desa, pengembangan
teknologi dan sumber daya alam desa, dan program lainnya membutuhkan
keseriusan dalam pelaksanaannya.

Rekomendasi :
Dengan tanggungjawab dan kewenangan yang begitu besar sehingga DPRD
merekomendasikan agar kegiatan yang dilakukan dapat lebih fokus dan
optimal, maka perlu dilakukan pemisahan antara urusan sosial dan urusan
pemberdayaan masyarakat desa,

Tanggapan :
Sepakat, sebaiknya Dinsospermades Kabupaten Banyumas menjadi 2 (dua)
Satker karena urusan social dan urusan peebrdayaan masyarakat dan desa
membutuhkan keseriusan dalam penanganan permasalahan pelaksanaanya.

O. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Perhubungan


Dinas perhubungan melaksanakan 6 program dengan 10 indikator kinerja
program. Capaian Indikator kinerja program rata-rata sangat tinggi. Kami
mengapresiasi atas kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas di tahun
2020. Adanya SILPA, berasal dari efisiensi anggaran kegiatan dan batalnya
pembelian alat uji kendaraan bermotor karena tidak cukupnya anggaran akibat
refocusing.

Namun ada hal-hal yang masih harus mendapatkan perhatian dari Dinas
Perhubungan, antara lain yaitu :

a. Realisasi pemasangan PJU baru mencapai sekitar 20% dari ruas jalan
kabupaten yang dapat diterangi.
b. Dari sektor retribusi jasa umum pelayanan parkir di tepi jalan umum,
dirasakan belum maksimal, mengingat potensi pendapatan yang diperoleh
sangat besar.

Rekomendasi :

1. Perlu peningkatan alokasi anggaran untuk Penerangan Jalan Umum (PJU),


untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan kabupaten,
mengingat surplus pajak penerangan jalan yang mencapai Rp. 67,322
Milyar.

Tanggapan :
Kami selalu mengusulkan pada BAPEDALITBANG Kabupaten Banyumas
untyk menambah anggaran dalam kegiatan pembangunan prasarana jalan
guna membangun penerangan jalan di wilayah Kabupaten Banyumas yang
belum terakomodir.

2. Mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan penataan menyeluruh


sistem perparkiran yang lebih profesional, transparan dan akuntabel untuk
menciptakan ketertiban umum dan mendukung kenaikan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).

Tanggapan:
Pengelolaan perparkiran diupayakan untuk memakai pembayaran dengan
system e-parkir agar tidak ada kebocoran pendapatan dari sector
perparkiran, penataan zona dengan retribusi parkir yang terdata sesuai
Perda No. 19 Tahun 2011 dan juga memberikan sosialisasi kepada petugas
oarkir dilapangan

3. Mengapresiasi capaian target pemungutan retribusi lingkup Dinas


Perhubungan Tahun 2020. Target awal sebesar 3,472 Milyar, target
perubahan 1,954 Milyar, Realisasi 3,307 Milyar. Artinya ditengah situasi
pandemi realisasinya tidak jauh berbeda dari target awal. Untuk itu dalam
perencanaannya agar lebih optimis.

Tanggapan :
Terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada Dinas Perhubungan
Kabupaten Banyumas, namun demikian kami merevisi hasil capaian yang
ada adalah sebagai berikut : target awal 3,472 Milyar, target perubahan
1,954 milyar realisasinya 2, 79 milyar.

P. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Komunikasi dan Informatika


Pemerintah Daerah dalam hal ini kominfo, untuk lebih optimal dalam
menyampaikan data dan terkini yang sifatnya terbuka, sehingga akses
masyarakat untuk mendapatkan informasi menjadi lebih mudah

Tanggapan :
1. Terkait dengan rekomendasi DPRD Kabupaten Banyumas, agar Dinas
Kominfo lebih optimal dalam menyampaiakan data terkini yang bersifat
terbuka agar memudahkan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi
dapat kami sampaikan bahwa menyediakan data dan informasi yang terbuka
merupakan kewajiban Badan Publik yang harus disampaikan kepada
masyarakat agar data tersebut dengan mudah diakses oleh masyarakat. Di
era keterbukaan informasi public ini Pemerintah Kabupaten Banyumas
dalam hal ini Dinas Kominfo telah melaksanakan tata Kelola informasi public
yang terdiri dari aspek regulasi, kelebagaan, aksebilitas website, porat open
data, daftar informasi public dan konten website.
2. Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menyediakan daftar informasi public
yang berisi informasi setiap saat, informasi berkala dan informasi serta merta
yang dapat diakses oleh pemohon informasi/masyarakat secara mudah dan
cepat melalui ppid,banyumaskab.go.id dan banyumaskab.go.id
3. Untuk akses layanan public dapa dilaksanakan secara langsung maupun
website banyumaskab.go.id dan ppid.banymaskab.go.id
4. Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan data dan informasi Dinas Kominfo
akan meningkatkan sinergitas anatar Badan Publik berkaitan dengan
pengelolaan informasi public.

Q. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Tenaga Kerja, Koperasi,


Usaha Kecil dan Menengah
DPRD memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pemerintah Kabupaten
Banyumas khususnya Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM terhadap
capaian kinerja dan anggaran tahun 2020.
1. Di masa pandemi Covid-19 kegiatan ketenagakerjaan, koperasi dan UKM
termasuk kegiatan yang paling terdampak, sehingga capaian anggaran
82,73 % (delapan puluh dua koma tujuh puluh tiga persen) dari total
anggaran Rp 5.907.475.916,00 (Lima milyar sembilan ratus tujuh juta empat
ratus tujuh puluh lima ribu sembilan ratus enam belas rupiah) atau terealisasi
Rp 4.887.325.276,00 (empat milyar delapan ratus delapan puluh juta tiga
ratus dua puluh lima ribu dua ratus tujuh puluh enam rupiah) patut
diapresiasi dengan baik.

Tanggapan :

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas berupaya


memaksimalkan dalam melaksanakan program kerja meskipun pada tahun
2021 mengalami Recofusing Anggaran dan ada beberapa kendala yang
dihadapi akibat adanya Pandemi Covid 19 tetapi Dinnakerkop UKM mencari
upaya - upaya agar program kerja dapat terlaksana dan teralisasi
semaksimal mungkin dengan menyesuaikan kondisi Pandemi Covid 19.
2. Adanya PHK dan berkuranya kesempatan kerja capaian tingkat
pengangguran terbuka menjadi 6 % (enam persen), atau lebih tinggi 1,77 %
(satu koma tujuh puluh tujuh persen) dari target tingkat pengangguran
terbuka tahun 2020 sebesar 4,23 % (empat koma dua puluh tiga persen),
DPRD merekomendasikan perlunya memaksimalkan Balai Latihan Kerja
(BLK) untuk menyiapkan tenaga-tenaga trampil yang siap bersaing di dunia
kerja baik di dalam maupun luar negeri, pemerintah daerah juga perlu
menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan lembaga-lembaga
penempatan kerja baik di dalam maupun diluar negeri untuk menyiapkan
kesempatan kerja bagi warga.

Tanggapan :
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, berupaya
memaksimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) dengan menyediakan sarana
prasarana pelatihan dan instruktur/tenaga pelatih, untuk memaksimalkan
BLK perlu dukungan anggaran untuk pelaksanaan pelatihan kepada
masyarakat khusunya pencari kerja dalam dan luar negeri. 2. Dinas juga
selalu aktif berkomunikasi dengan lembagalembaga penematan baik dalam
negeri (Bursa Kerja khusus/BKK dan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
Swasta/LPTKS) maupun lembaga penempatan luar negeri (Perusahaan
Penempatan Pekerja Migran Indonesia/P3MI) dan BP2MI untuk penempatan
formal. 3. Untuk memperluas kesempatan kerja, selain melaksanakan
pelatihan-pelatihan kewirausahaan Dinas jua berupaya melaksanakan job
canvasing utuk mendapatkan lowongan kerja baik didalam dan diluar Kab.
Banyumas sehingga Dinas membutuhkan dukungan anggaran baik untuk
pelatihan kewirausahaan maupun job canvasing.
3. Selain itu, pameran kesempatan kerja/Jobfair dalam skala terbatas
mengingat masih pandemi Covid-19 juga perlu dilaksanakan dengan
protocol kesehatan yang ketat.

Tanggapan :
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, telah
melaksanakan job fair virtual pada Bulan Februari 2021 bertepatan dengan
Hari Jadi Banyumas, dan merupakan agenda Dinas Tenaga Kerja Koperasi
dan UKM
Kabupaten Banyumas pada setiap tahunnya, hanya saja pelaksanaan job
fair dalam dalam satu tahun baru satu kali pelaksanaan dan Dinas berharap
pelaksanaan jobfair dapat
4. Bidang koperasi, jumlah koperasi tahun 2020 di Kabupaten Banyumas
berjumlah 558 (lima ratus lima puluh delapan) koperasi, dengan jumlah
koperasi aktif 450 (empar ratus lima puluh) koperasi dan koperasi tidak aktif
108 (seratus delapan) koperasi, dengan Target prosentase koperasi sehat
tahun 2020 sebesar 30,25 % (tiga puluh koma dua puluh lima persen) dapat
direalisasikan 22,40 % (dua puluh dua koma empat puluh persen). DPRD
merekomendasikan agar dilakukan pembinaan dan bimbingan bagi
pengurus koperasi untuk melakukan penguatan internal terhadap sumber
dana dan daya agar bisa bertahan dan sehat di masa pademi covid-19,
Pemerintah daerah untuk berupaya membantu memberi pendampingan dan
kemudahan dalam pembentukan koperasi baru bagi kegiatan-kegiatan
masyarakat yang memiliki usaha sejenis seperti produsen tempe, tahu, kripik
dan sejenisnya. Pemerintah Daerah juga untuk berupaya menfasilitasi akses
bantuan/pinjaman bagi koperasi yang sehat melalui lembaga-lembaga
pemberi pinjaman seperti Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) dan
lembaga lain, sehingga peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota dapat lebih di tingkatkan.

Tanggapan :
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas khususnya
pada Bidang Koperasi telah melaksanakan kegiatan pembinaan dan
bimbingan kepada koperasi seperti adanya sertifikasi kompetensi bagi
manajer koperasi, pendampingan pendirian koperasi sektor riil dan juga
rapat koordinasi berkaitan dengan pengadministrasian perkoperasian untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola koperasi
yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan koperasi

5. Tercapainya target kenaikan presentase pertumbuhan UMKM tahun 2020


dari target 0,47% (nol koma empat puluh tujuh persen) terealisasi 0,48 %
(nol koma empat puluh delapan persen) patut di apresiasi dengan baik,
dengan UMKM berjumlah 86.645 (delapan puluh enam ribu enam ratus
empat puluh lima) unit atau rata-rata 261 (dua ratus enam puluh satu) unit
setiap desa di kabupaten Banyumas. DPRD merekomendasikan perlunya
dilakukan verifikasi dan validasi data UMKM di Kabupaten Banyumas untuk
selanjutnya dilakukan pendampingan dan pembinaan melalui kegiatan
pelatihan, bantuan akses modal agar memiliki daya saing tinggi dengan hasil
yang jelas dan terukur dalam setiap tahun anggaran.

Tanggapan :
Sependapat dengan rekomendasi yang diberikan DPRD karena data UMKM
yang berjumlah 86.645 perlu dipilah lagi menjadi data riil yang
mencerminkan keberadaan UMKM yang masih aktif dan berpotensi
dikembangkan. Perlu adanya webiste/aplikasi database UMKM yang dapat
menjaring data-data UMKM di Kabupaten Banyumas secara lebih valid,
sehingga lebih mudah mengambil kebijakan yang lebih tepat dalam upaya
pemberdayaan dan pengembangan UMKM. Selain itu dengan berdirinya
ASPIKMAS (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten
Banyumas) dengan anggota sekitar 3.000 UMKM yang betul-betul diketahui
usahanya menjadikan upaya pemberdayaan dan pengembangan UMKM
dapat lebih terarah dan tepat sasaran karena sudah diketahui kebutuhan
dari masing-masing UMKM untuk memajukan usahanya

6. Pemerintah daerah juga untuk berupaya memperbanyak kegiatan pelatihan


kewirausahaan baru yang tersebar di 27 (dua puluh tujuh) kecamatan di
Kabupaten Banyumas dengan mempertimbangkan potensi di setiap
kecamatan.
Pemerintah Daerah juga untuk berupaya menfasilitasi akses pinjaman bagi
pelaku-pelaku UMKM yang potensial melalui lembaga-lembaga pemberi
pinjaman seperti Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) dan lembaga-
lembaga lainnya.

Tanggapan :
Dinnakerkopukm secara rutin setiap tahunnya menyelenggarakan pelatihan
kewirausahaan, namun karena keterbatasan anggaran belum mampu
menyelenggarakan pelatihan secara merata di 27 Kecamatan, sehingga
dalam pelaksanaannya menganut sistem skala prioritas dimana pelatihan
akan diberikan kepada pelaku UMKM yang dipandang dapat dikembangkan
di masa depannya. Salah satu terobosan yang dapat dilakukan adalah
dengan meminta kepada pihak desa untuk menganggarkan kegiatan
pelatihan UMKM melalui anggaran desa, adapaun dalam pelaksanaannya
menggandeng anggota ASPIKMAS (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecll dan
Menengah Kabupaten Banyumas) Kecamatan/Desa setempat. Dibidang
pembiayaan/modal usaha, Dinnakerkopukm secara rutin memberikan
pinjaman dana bergulir dari APBD Kabupaten Banyumas untuk Kelompok
Usaha Mikro dan perorangan Usaha Kecil. Selain itu Dinnakerkopukm
memfasilitasi akses pinjaman bagi pelaku UMKM dengan cara
mempertemukan secara langsung dengan pihak Bank atau Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB). Cara lainnya adalah dengan memfasilitasi
bantuan dana bagi wirausaha (hibah) yang berasal dari anggaran
Kementerian Koperasi dan UKM RI

R. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Penanaman Modal

Untuk lebih meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan pada


DPMPTSP kabupaten Banyumas sebagai implementasi UU Cipta Kerja, maka
DPRD Kabupaten Banyumas merekomendasikan sbb:

1. Mendorong kepada Bupati Banyumas beserta jajaran TAPD untuk dapat


meningkatkan sarana prasarana, SDM serta anggaran operasional pada
DPMPTSP Kab. Banyumas untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap layanan perijinan dan meningkatkan pertumbuhan investasi
daerah.

Tanggapan :
Sependapat dengan Hasil Rekomendasi atas LKPj Bupati Banyumas
Tahun 2020 dari DPRD Kab. Banyumas khususnya mohon untuk :
a. Pengadaan SDM PNS. Hal tersebut sejalan dengan kriteria penilaian
kinerja PTSP oleh Kementrian Investasi/BKPM yang mana
mensyaratkan PNS sebagai SDM yang bertanggungjawab pada
kegiatan pengendalian dan pengawasan penanaman modal serta
pelayanan perizinan.
b. Peningkatan anggaran operasional pada DPMPTSP Kabupaten
Banyumas serta anggaran peningkatan sarana prasarana sangat
diperlukan dikarenakan DPMPTSP Kabupaten Banyumas selaku OPD
pelayanan publik sekaligus menjadi koordinator pada Mal Pelayanan
Publik Kabupaten Banyumas berupaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik di Kabupaten Banyumas sehingga visi Bupati dan
Wakil Bupati Banyumas untuk mewujudkan Kabupaten Banyumas
sebagai barometer pelayanan publik dapat tercapai.

2. Menambah jenis layanan di Mall Pelayanan Publik, yaitu Pengadilan


Agama dan Kemenag

Tanggapan :
Sependapat dengan Hasil Rekomendasi atas LKPj Bupati Banyumas
Tahun 2020 dari DPRD Kab. Banyumas. Saat ini di MPP Kabupaten
Banyumas telah menyediakan loket Kementrian Agama dengan layanan
yang terdiri dari :
a. Konsultasi dan Pendaftaran Nikah ;
b. Sertifikat produk halal ;
c. Ijin operasional pondok pesantren/LPQ/MDT ;
d. Konsultasi zakat dan wakaf ;
e. Ijin madrasah.
Sedangkan untuk Pengadilan Agama belum dapat kami fasilitasi mengingat
tidak adanya ketersediaan tempat.

S. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Pertanian & Ketahanan


Pangan, dan Perkebunan
Kinerja bidang Pertanian & Ketahanan Pangan, dan Perkebunan yang
disampaikan dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati
secara normatif berdasarkan capaian indikator kinerja program, rata-rata
sangat baik. Dari 14 program yang dilaksanakan, hanya 1 program yang
predikat tingkat kesesuaian kinerja programnya sangat rendah.
Namun apabila kita melihat dari nilai anggaran yang dialokasikan masing-
masing program, sangat terlalu kecil jika dibandingkan dengan besarnya
cakupan sektor pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan yang harus
diurusi. Hal ini mengakibatkan sebagus apa pun capaian kinerja tak akan
mampu mengangkat kesejahteraan petani kita, sebagaimana tujuan
pembangunan sector pertanian kita. Inilah faktor dominan yang menyebabkan
angka kemiskinan di kabupaten Banyumas masih tinggi.
Program-program yang disusun dan dilaksanakan belum menyentuh pada
substansi masalah yang dihadapi petani kita. Masalah tingginya biaya produksi
dan rendahnya nilai jual hasil produksi petani kita, harus menjadi perhatian
Pemerintah Daerah.

Rekomendasi :
1. Pemerintah Daerah harus serius mendorong pertumbuhan dan
pengembangan bidang pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan.
Alokasikan anggaran yang cukup, sebagai bukti komitmen kita dalam
membangun sektor ini, agar cita-cita mewujudkan Banyumas sebagai
pelopor ketahanan pangan di jawa tengah dapat diwujudkan.

Tanggapan :
Dasar penentuan anggaran diawali dari penyusunan anggaran dalam
RKPD. Dari angka anggaran dalam RKPD akan ditentukan anggaran RKA
program/kegiatan sesuai dengan alokasi anggaran tersedia yang diperoleh
dari Bappedalitbang. Pada Tahun Anggaran 2020 alokasi anggaran
Dinpertan KP (termasuk dari DAK, DBHCHT dan IPDMIP) sebesar Rp.
13.914.885.800,- dan mengalami refocusing sebesar Rp. 5.607.977.127,-
sehingga sisa anggaran hanya sebesar Rp. 8.306.908.673,- Anggaran ini
sangat tidak memadai untuk pelaksanaan tusi Dinpertan KP dalam urusan
pangan dan pertanian. Untuk itu pada tahun 2021 kami mengusulkan
anggaran dalam RKPD sebesar Rp. 24.203.020.000,- (data terlampir).

2. Peningkatan kesejahteraan petani harus mendapatkan perhatian serius


pemerintah kabupaten Banyumas, melalui pendampingan di masa tanam,
masa panen dan paska panen untuk menjamin supaya harga komoditas
pertanian tidak dipermainkan para spekulan dan tengkulak. Intervensi
pasar dan stabilisasi harga harus dilakukan agar petani dapat menjual hasil
pertaniannya dengan harga yang baik
Tanggapan :
Untuk upaya peningkatan kesejahteraan petani, Pemerintah Kabupaten
Banyumas dan telah merintis penumbuhan kemitraan dalam
pengembangan pisang cavendish di desa Cibangkong dan Karangkemiri
Kec. Pekuncen. Pengembangan pisang ini bermitra dengan CV. Sinar
Manise Indonesia dalam hal penyediaan benih, pendampingan budidaya
dan pemasaran. Kemitraan ini mendapat pendampingan juga dari
Bappedalitbang, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan, Dinsospermades
dan Dinpertan KP. Selain itu Dinpertan KP juga telah melakukan monitoring
adanya MoU antara Kelompok Tani Buana Swarga Alpokat Desa
Banjarsari Kulon Kec. Sumbang dengan CV. Cilengko Lentera Albarokah
dalam hal pemasaran alpokat.
Upaya lainnya adalah dengan adanya pembangunan lumbung pangan
masyarakat di desa Karangduren Kec. Sokaraja, Dinpertan KP telah
mengusulkan pula pengisian lumbung pangan berupa 20 ton GKG yang
dapat menyerap hasil panen petani setempat. Selain itu juga dilakukan
sosialisasi sistem tunda jual kepada petani. Pada saat panen raya dan
harga rendah, hasil panen disimpan dan dijual secara bertahap sesuai
kebutuhan. Langkah ini sudah dilaksanakan di Kecamatan Tambak.
Upaya-upaya yang telah dilakukan tentu belum maksimal tetapi Dinpertan
KP akan terus meningkatkan kinerja yang tidak hanya berorientasi pada
produksi pertanian tetapi juga pada kesejahteraan petani

T. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Perikanan & Peternakan


Pemerintah Daerah harus serius mendorong pertumbuhan dan pengembangan
bidang pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan. Alokasikan
anggaran yang cukup, sebagai bukti komitmen kita dalam membangun sektor
ini, agar cita-cita mewujudkan Banyumas sebagai pelopor ketahanan pangan di
jawa tengah dapat diwujudkan
Tanggapan:
ANGGARAN KEGIATAN DINKANNAK (RENSTRA)
ANGGARAN
NO PROGRAM
2021 2022 2023
1 Program Pengelolaan 42.800.000 75.000.000 75.598.000
Perikanan Tangkap
2 Program Pengelolaan 1.234.982.500 1.100.000.000 1.050.000.000
Perikanan Budidaya
3 Program Pengawasan Sumber 50.000.000 50.000.000 100.000.000
Daya Kelautan dan Perikanan
4 Program Pengelolaan dan 41.681.750 125.000.000 125.000.000
Pemasaran Hasil Perikanan
5 Program Penyediaan dan 750.000.000 645.000.000 525.000.000
Pengembangan Sarana
Pertanian
6 Program Penyediaan dan 34.555.000 587.559.100 225.000.000
Pengembangan Prasarana
Pertanian
7 Program Pengendalian 228.650.300 422.701.000 426.098.364
Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner
8 Program Perizinan Usaha - 50.000.000 100.000.000
Pertanian
9 Pemeliharaan/Rehabilitasi - - 402.000.000
Gedung Kantor dan Bangunan
Lainnya
TOTAL 2.382.670.050 3.055.260.100 3.028.696.364

USULAN ANGGARAN DILUAR RENSTRA


ANGGARAN
NO PROGRAM
2021 2022 2023
1 Program Penyediaan dan 6.000.000.000 4.000.000.000
Pengembangan Prasarana
Pertanian/Sub Kegiatan
Pembangunan Prasarana
Pertanian Lainnya (Pemindahan
Pasat Hewan Ajibarang)
2 Fasilitasi sarana prasarana 250.000.000 250.000.000
Usaha Kecil/Mikro (Fasilitasi
Kelompok pengolah ikan Desa
Adisara Kecamatan Jatilawang)
TOTAL 6.250.000.000 4.250.000.000

U. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Urusan Pariwisata


Pariwisata sebagai salah satu urusan pilihan yang strategis untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun dengan adanya
pandemi sektor ini menjadi yang paling terdampak.
Penutupan obyek wisata, penurunan jumlah wisatawan, tidak adanya event-
event budaya, menyebabkan para pelaku bisnis wista, pekerja seni, pedagang,
hotel mengalami penurunan pendapatan.

Rekomendasi:
1. Membuka obyek wisata secara bertahap dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan

Tanggapan :
a. Munculnya wabah non alam Corona Virus Desiese 2019 (COVID) 19
berdampak pada ditutupnya berbagai jasa usaha pariwisata di
Kabupaten Banyumas salah satu diantaranya adalah destinasi
wisata/obyek wisata
b. Tanggal 16 Maret samapai dengan 31 Juli 2020 seluruh obyek wisata
dan Desa Wisata di Kabupaten Banyumas di tutup.
c. Mulai 1 Agustus 2020 Pemerintah Kabupaten Banyumas secara
bertahap dan bersyarat membuka obyek wisata dan Desa Wisata
dengan Langkah Langkah :
1. Menyusun Surat Edaran Bupati Banyumas yang mengatur tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Pada Obyek Wisata dan Desa Wisata
Pada Tatatan Normal Baru Dalam Rangka Pencegahan Dan
Penanggulangan Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten
Banyumas
Surat Edaran dimaksud mengatur tentang :
a) Tata Cara Pengajuan Ijin Buka Obyek Wisata dan Desa Wisata
b) Pedoman Untuk Pemilik Dan/Atau Pengelola Obyek Wisata dan
Desa Wisata.
c) Pedoman Untuk Pekerja Obyek Wisata dan Desa Wisata.
d) Perlindungan Terhadap Wisatawan/Pihak Ketiga
e) Pedoman Terhadap Pedagang Di Dalam Obyek Wisata
2. Membentuk Tim Verifikasi Usaha Pariwisatan Dalam Tatanan
Normal Baru di Kabupaten Banyumas dengan Keputusan Bupati
Banyumas, dengan tugas antara lain Memberikan Rekomendasi
Hasil Verifikasi Usaha Pariwisata yang mengajukan ijin buka pada
normal baru kepada Bupati Banyumas
3. Melakukan verifikasi lapangan terhadap obyek wisata dan desa
wisata yang menajukan ijin buka dimasa pandemi
4. Memberikan rekomendasi ijin buka obyek wisata di masa panemi
COVID 19 dengan ketentuan sudah memenuhi sarana dan prasarana
protokol Kesehatan COVID 19 baik kuantitas maupun kualitas serta
pembatasan kunjungan
d. Melaksanakan Transaksi Non Tunai di Obyek wisata yang dikelola oleh
Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan menggunakan aplikasi Mas
Basid sector pariwisata yang dapat di unduh di HP android di Play Store
Tujuan :
Memberikan kemudahan kepada wisatawan karena dapat menggunakan
alat bayar apapun dan dibayar dimanapun untuk pesan dan bayar
masuk obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah kabupaten
Banyumas.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap obyek wisata dan desa
wisata yang sudah diberikan rekomendasi ijin buka pada masa
pandemic COVID 19
f. Sebagian besar obyek wisata dan Desa Wisata yang sudah
direkomendasikan ijin buka sudah membuka usahanya
g. Sisi lain dalam rangka memberikan pedoman kepada usaha jasa
pariwisata lainnya melalui prakarsa Dinporabudpar Kabupaten
Banyumas juga membuat Surat Edaran Bupati Tentang :
1. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor 440/3102/2020 tanggal 15 Juli
2020 Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Jasa Makanan dan Minuman
(Restoran/Rumah Makan/Café) Pada Masa Tatanan Normal Baru
Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus
Disease (Covid-19) Di Kabupaten Banyumas
2. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor 440/3104/2020 tanggal 15 Juli
2020Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Hotel Pada Masa Tatanan
Normal Baru Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan
Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) Di Kabupaten Banyumas
3. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor Nomor 440/2601/2020 tanggal
18 Juni 2020 Penyelenggaraan Kegiatan Pada Obyek Wisata Dan
Desa Wisata Pada Tatatan Normal Baru Dalam Rangka Pencegahan
Dan Penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19) Di Kabupaten
Banyumas
4. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor Nomor 440/3103/2020
tanggal 15 Juli 2020 Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Salon
Kecantikan Dan Barber Shop/Balai Paras Pada Masa Tatanan Normal
Baru Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus
Disease (Covid-19)
5. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor 440/5416/2020 tanggal 20
November 2020 Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Di Gedung
Bioskop Pada Masa Tatanan Normal Baru Dalam Rangka
Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) Di Kabupaten Banyumas.
6. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor 440/ /2020 Tanggal Maret
2021 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Di Tempat Usaha
Karaoke Pada Masa Tatanan Normal Baru Dalam Rangka
Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) di Kabupaten Banyumas
7. Surat Edaran Bupati Banyumas Nomor 440/ /2020 Tanggal Maret
2021 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha di Solus Per Aqua
(Spa) Dan Panti Pijat Pada Masa Tatanan Normal Baru Dalam
Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease -
2019 (Covid-19) Di Kabupaten Banyumas.

2. Mempromosikan tempat tempat wisata melalui media sosial

Tanggapan :
Upaya untuk membangkitkan pariwisata dimasa pandemic COVID 19 dengan
keterbatasan anggaran yang ada Dinporabudpar melakukan beberapa Langkah
antara lain :
a. Promosi melalui Medeia Sosial (Wibesite, Face book Pariwisata
Banyumas, Instagram Pariwisata Banyumas dll)
b. Menggunakan media luar ruangan baner, spanduk dll
c. Media elektronik bekerjasama dengan Persatuan Radio Swasta Nasional
Indonesia (PRSNI) Banyumas
d. Menyusun tagline dan Branding khusus Pariwisata Banyumas
e. Membuat paket paket wisata
f. Dan membuat liflet tentang Pesona Banyumas

3. Mengembangkan seni budaya dan ekonomi kreatif

Tanggapan :
Upaya untuk mengembangkan seni budaya di Kabuapten Banyumas dan
ekonomi kreatif pada masa pandemic COVID 19 dan keterbatasan anggaran
dengan adanya kebijakan Refocusing dilaksanakan dengan :
a. Panggung Kahanan Banyumas Banyumas yang melibatkan seluruh
seniman di wilayah Kabupaten Banyumas yang tergabung dalam Dewan
Kesenian Kabupaten Banyumas;
b. Lomba Dalang Cilik Tingkat Kabupaten Banyumas;
c. Lomba Geguritan Tingkat SLTP Kabupaten Banyumas yang dilaksanakan
secara virtual;
d. Lomba Karawitan tingkat SLTP dan SLTA Kabupaten Banyumas;
e. Lomba mewarnai dan menggambar untuk TK dan SD Kabupaten
Banyumas;
f. Lomba Pidato Bahasa Penginyongan Tingkat kabupaten Banyumas
dengan peserta anggota Tim Penggerak PKK Kecamatan;
g. Pameran Lukisan oleh Pelukis Banyumas di Taman Rekreasi Andang
Pangrenan;
h. Lomba Kentongan Virtual;
i. Mengikutsertakan peserta Lomba Dalang Cilik Tingkat Provinsi dan
Nasional dengan hasil Kabupaten mendapat juara 1 Tingkat Nasional;
j. Melaksanakan workshop tentang seni pertunjukan dalam pengembangan
ekonomi kreatif subsector seni Pertunjukan
k. Melaksanakan pelatihan di berbagai desa untuk pengembangan ekonomi
kretif
l. Memberikan bantuan peralatan kesenian di beberapa desa

V. Rekomendasi DPRD kab. Banyumas Bidang Kelembagaan


Urusan Pemberdayaan Masyarakat desa adalah urusan yang penting dan
mendasar, serta kompleks dalam mendukung upaya mewujudkan visi RPJMD
Kabupaten Banyumas Tahun 2018-2023 yaitu menjadikan Banyumas yang
Maju, Adil Makmur, dan Mandiri.
Program peningkatan keberdayaan masyarakat, pengembangan lembaga
ekonomi pedesaan, peningkatan partisipasi masyarakat desa, pengembangan
teknologi dan sumber daya alam desa, dan program lainnya membutuhkan
keseriusan dalam pelaksanaannya.

Rekomendasi :
Dengan tanggungjawab dan kewenangan yang begitu besar sehingga DPRD
merekomendasikan agar kegiatan yang dilakukan dapat lebih fokus dan
optimal, maka perlu dilakukan pemisahan antara urusan sosial dan urusan
pemberdayaan masyarakat desa,
Tanggapan :
a. Bahwa saat ini penggabungan antara urusan sosial dan urusan
pemberdayaan masyarakat desa telah sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dalam pasal
40 ayat 4 huruf b.
b. Sebagai bahan informasi, bahwa saat ini sedang dilaksanakan
Penyederhanaan Birokrasi menjadi 1 dari 5 Prioritas Kerja Pemerintah
Periode 2019-2024, yaitu Penyederhanaan Birokrasi menjadi 2 (dua) level
eselon dan peralihan jabatan strukturak menjadi jabatan fungsional,
berdasarkan Permenpan dan RB 17 tahun 2021 tentang Penyetaraan
Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional dan Permenpan dan
RB nomor 225 tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi
pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi.
c. Dengan adanya Prioritas dari Presiden (Pemerintah Pusat) tersebut, sudah
jelas untuk membuat organisasi pemerintahan yang ada menjadi ramping
struktur kaya fungsi, karena kedepan di semua pemerintah kabupaten dan
kota akan hilang banyak eselon 4.
d. Selain hal tersebut diatas adanya keterbatasan anggaran yang masih
difokuskan pada penanganan pandemic Covid-19 dan kekurangan pegawai
dikarenakan pembatasan pendaftran CPNS di pemerintah Kabupaten
Banyumas, sehingga belum tepat jika saat ini dilakukan pembentukan
Perangkat Daerah baru, sampai dengan menunggu peraturan atau regulasi
terbaru dari pusat.

Anda mungkin juga menyukai