Anda di halaman 1dari 48

1

CATATAN & REKOMENDASI

DPRD KABUPATEN PENAJMAM PASER UTARA


TERHADAP

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN


(LKPJ)

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

TAHUN ANGGARAN 2021

DISUSUN OLEH :
PANITIA KHUSUS (PANSUS)
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN
BUPATI PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2021
DPRD KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
TAHUN 2022
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH2
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Jl. Propinsi Km 9 Kel. Nipah - Nipah Kecamatan Penajam
 (0542) 7211460Fax. ( 0542 ) 7211461

REKOMENDASI DPRD KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA


TERHADAP
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN (LKPJ)
BUPATI PENAJAM PASER UTARA
TAHUN ANGGARAN 2021

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Ise kabar Taka?

Yang Terhormat : PLT. Bupati Penajam Paser Utara


Yang kami hormati : Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPRD Kabupaten
Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
Kabupaten Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Ketua Pengadilan Negeri Penajam Paser Utara dan
Ketua Pengadilan Agama Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser
Utara berserta pejabat dilingkungan pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten
Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Tenaga Ahli / Kelompok Pakar DPRD Kabupaten
Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Para Camat, Unsur Muspika, Lurah/Kepala Desa se
Kabupaten Penajam Paser Utara
Yang kami hormati : Direktur PDAM, Direktur Perumda Benuo Taka,
Direktur Perumda Benuo Taka Energi Kabupaten
Penajam Paser Utara dan Insan Pers serta hadirin yang
berbahagia
3

Mengawali penyampaian laporan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan


Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT ,Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat
bersama–sama menghadiri dan mengikuti Rapat Paripurna Penyampaian
Rekomendasi DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Penajam Paser Utara Tahun
Anggaran 2021.

Sholawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada


junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberi keteladanan
kepada kita tentang tata cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
membawa rahmat bagi sekalian alam.

Plt. Bupati, Pimpinan sidang dan hadirin yang kami hormati,

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)
yang telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut azas otonomi dan tugas
pembantuan dalam rangka meningkatkan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam bingkai
NKRI.

Untuk mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya


menciptakan pemerintah yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab
tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata
pemerintahan yang baik, maka Kepala Daerah wajib melaporkan penyelenggaraan
pemerintah daerah, dalam bentuk Laporan Keterangan Pertanggung jawaban
(LKPJ). Bagi pemerintah daerah, LKPJ dapat dijadikan salah satu bahan evaluasi
untuk mengukur capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam satu tahun anggaran.
4

Plt. Bupati, Pimpinan sidang dan hadirin yang kami hormati,

Pada kesempatan ini kami menyampaikan pandangan atas rincian laporan


keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Penajam Paser Utara Tahun
Anggaran 2021, sebagai berikut:

I. UMUM

Berdasarkan Pasal 69 ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679), menyatakan bahwa
“selain mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban dan ringkasan
laporan penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup laporan kinerja instansi pemerintah daerah”.

Selanjutnya Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 13 tahun 2019 Tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (lembaran Negara RI Tahun 2019 Nomor 52,
tambahan Lembaran Negara Nomor 6323) menyatakan bahwa: Kepala
daerah menyampaikan LKPJ kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dalam rapat paripurna yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
5

II. PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
Penyampaian LKPJ didasari oleh beberapa peraturan perundang-
undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4182);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis


Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018


Tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara RI Tahun
2018 Nomor 2, tambahan Lembaran Negara Nomor 6178).

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018


Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota (Lembaran Negara RI
Tahun 2018 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara Nomor 6197).
6

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019


Tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (lembaran Negara RI Tahun 2019 Nomor 52, tambahan
Lembaran Negara Nomor 6323).

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019


Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran Negara RI Tahun
2019 Nomor 42).

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86


Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1. Pengelolaan Keuangan Daerah

1.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah


Target pendapatan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
tahun 2021 sebagaimana tertuang didalam APBD Tahun Anggaran
2021 sebesar Rp 1.901.444.220.132,00 (satu triliun sembilan ratus
satu milyar rupiah lebih) dan dapat terealisasi sebesar
Rp 1.222.723.310.615,79 (satu triliun dua ratus dua puluh dua
milyar rupiah lebih) atau mencapai 64,30% (enam puluh empat
koma tiga puluh persen) dari target yang telah ditetapkan, Jika
dibandingkan dengan APBD tahun 2020 untuk realisasi pendapatan
daerah terjadi penurunan sebesar 8,01% (delapan koma nol satu
persen).
7

Jika dilihat perbandingan antara Proyeksi pendapatan daerah


TA 2021 dengan realisasi terdapat selisih yang sangat signigikan
yaitu sebesar Rp.678.720.909.516,21 (enam ratus tujuh puluh
delapan milyar tujuh ratus dua puluh juta rupiah lebih) atau setara
dengan 35,70% (tiga puluh lima koma tujuh puluh persen), tidak
tercapainya proyeksi ini tentu disebabkan karena penetapan
proyeksi Pendapatan yang tidak cermat, dimana kita ketahui bahwa
penetapan proyeksi pendapatan minimal mengacu pada realisasi
pendapatan tahun anggaran sebelumnya, kecuali terdapat proyeksi
pendapatan yang telah memiliki legal standing yang dikeluarkan
oleh Pemeritah Pusat maupun Propinsi. Untuk lebih detailnya
berikut kami uraikan target dan realisasi penerimaan daerah:

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Secara umum proyeksi PAD pada TA 2021 di targetkan sebesar


Rp.147.987.898.737,00 (seratus empat puluh tujuh milyar
rupiah lebih) namun hanya terealisasi sebesar
Rp.87.892.163.416,35 (delapan puluh tujuh milyar rupiah
lebih) atau 59,39% (lima puluh sembilan koma tiga puluh
sembilan persen) dibandingkan PAD tahun 2020 sebesar
Rp.88.135.007.244,26 (delapan puluh delapan milyar seratus
tiga puluh lima juta rupiah lebih) mengalami penurunan 0,28%
(nol koma dua puluh delapan persen).

Sektor yang paling signifikan pada PAD TA 2021 yang tidak


tercapai adalah dari :

1. Sektor Pajak Daerah, hanya terealisasi sebesar


Rp.25.627.497.245,00 (dua pulu lima milyard rupiah lebih)
dari target sebesar Rp.52.107.703.388,00 (lima puluh dua
milyar rupiah lebih) atau 49,18% (empat puluh sembilan
koma delapan belas persen).
8

2. Sektor Retribusi Daerah, ditargetkan sebesar


Rp.13.432.294.020,00 (tiga belas milyar rupiah lebih)
ternyata hanya terealisasi sebesar Rp.6.726.318.073,00
(enam milyar rupiah lebih) saja atau 50,08% (lima puluh
koma nol delapan persen).
3. Sektor Pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan, target proyeksi APBD TA 2021
sebesar Rp.18.078.067.000,00 (delapan belas milyar rupiah
lebih) tetapi hanya terealisasi sebesar Rp.2.487.623.482,61
(dua milyar rupiah lebih) atau 13,76% (tiga belas koma
tujuh puluh enam persen).
b. Transfer Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan)
Target Dana Perimbangan pada TA 2021 sebesar
Rp. 1.707.309.668.871,00 (satu trilyun tujuh ratus tujuh milyar
rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp. 1.105.167.350.576,00
(satu trilyun seratus lima milyar rupiah lebih ) atau mencapai
64,73% (enam puluh empat koma tujuh puluh tiga persen) dari
target yang direncanakan mengalami penurunan 7,29 % (tujuh
koma dua puluh sembilan persen) dari realisasi APBD TA 2020
sebesar Rp.1.192.098.409.649,00 (satu trilyun seratus
Sembilan puluh dua milyar rupiah lebih), ini artinya terdapat
gagal peneriman sebesar Rp.602.142.318.295,00 (enam ratus
dua milyar rupiah lebih). Berikut gambaran rinci sektor-sektor
dana perimbangan yang tidak tercapai secara signifikan :
1. Dana Bagi Hasil (DBH)
DBH pada APBD TA 2021 diproyeksikan sebesar
Rp. 981.077.174.821,00 (Sembilan ratus delapan puluh satu
milyar rupiah lebih) hanya terealisasi sebesar
Rp. 390.052.289.418,00 (tiga rus Sebilan puluh milyar
rupiah lebih) atau 39,76% (tiga puluh Sembilan koma tujuh
puluh enam persen) artinya terdapat gagal penerimaan
sebesar Rp. 591.024.885.403,00 (lima ratus Sembilan puluh
satu milyar rupiah lebih). Realisasi ini didasari oleh Perpres
9

113 Tahun 2020 tentang Rincian APBN TA 2021 & PMK


Nomor 17/PMK.07/2021 Tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021.
2. Sementara dari sektor Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus Fisik dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
tercapai di atas 90% lebih artinya tidak terlalu signifikan
berpengaruh terhadap penurunan Dana Perimbangan.
3. Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya
Terdapat 2 (dua) sektor pada komponen Dana Perimbangan
ini yaitu Dana Insentif Daerah (DID) dan Dana Desa (DD)
yang terealisasi 100% (seratus persen) dari target dengan
total Rp.94.418.802.000,00 (sembilan puluh empat milyar
empat ratus delapan belas juta rupiah lebih)
c. Transfer Pemerintah Provinsi
Secara umum Target pada APBD TA 2021 sebesar
Rp.210.307.316.050,00 (dua ratus sepuluh milyar rupiah lebih)
dan terealisasi sebesar Rp.221.642.792.391,00 (dua ratus
duapuluh satu milyar rupaah lebih) atau 105,39% (seratus lima
koma tiga puluh Sembilan persen).
Dari komponen ini terdapat 2 (dua) sektor pendapatan yaitu:
1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak, Target sebesar
Rp.99.310.832.050,00 (sembilan puluh sembilan milyar
rupiah lebih) dan dapat direalisasikan sebesar
Rp.110.646.308.391,00 (seratus sepuluh milyar rupiah
lebih) atau 111,41% (seratus sebelas koma empat puluh satu
persen) dengan dasar SK Gubernur Kalimantan Timur
Nomor 045/K.95/2021 Tanggal 16 Maret 2021. Perlu
mendapat apresiasi untuk pencapaian ini.
2. Bantuan Keuangan Provinsi, Target sebesar
Rp.110.996.484.000,00 (seratus sepuluh milyar rupiah
lebih) dan dapat direalisasikan 100 % (seratus persen)
dengan dasar Surat Gubernur Kalimantan Timur Nomor
978/3353/1326- III/BPKAD Tanggal 6 Juli 2021.
10

Perlu mendapat apresiasi untuk pencapaian ini artinya


pekerjaan fisik pada bankeu ini tercapai 100%.
d. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Secara umum proyeksi pada APBD TA 2021 sebesar
Rp.46.146.652.524,00 (empat puluh enam milyar rupiah
lebih) dan hanya terealisasi sebesar Rp.29.663.796.624,44
(dua puluh sembilan milyar rupiah lebih) atau 64,28%
(enam puluh empat koma dua puluh delapan persen).
Dengan sektor yang tidak tercapai adalah Pendapatan
Hibah dengan target sebesar Rp. 18.582.140.000,00
(delapan belas milyar rupiah lebih) dan terealisasi sebesar
Rp. 2.661.500.000,00 (dua milyar rupiah lebih) atau 14,32
% (empat belas koma tiga puluh dua persen), ini
menandakan gagal dalam proyeksi.

Dari gambaran Pendapatan Daerah di atas dapat ditarik kesimpulan


bahwa pengelolaan pendapatan daerah pada APBD Tahun anggaran
2021 tidak dilakukan secara cermat, padahal jika target proyeksi
mengikuti realisasi Tahun anggaran 2020 maka dapat dipastikan
realisasi penerimaan tidak akan mengalami ketimpangan yang
terlalu besar mencapai Rp. 602.142.318.295,00 (enam ratus dua
milyar rupiah lebih). Diharapkan kedepan agar kiranya tidak terjadi
lagi gagal proyeksi khususnya dari sektor Pendapatan Daerah yang
mengakibatkan terjadi banyaknya beban pembiayaan dikarenakan
tidak adanya pelaksanaan perubahan Anggaran, yang seharusnya
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 161 ayat (2) poin a bahwa
Perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan apabila terjadi: perkembangan yang tidak sesuai
dengan asumsi KUA.
11

Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2021 adalah -1,69%


(minus satu koma enam puluh sembilan persen) terjadi peningkatan
dibanding tahun lalu walau masih bernilai minus, dimana pada
tahun 2020 laju pertumbuhan Kab. Penajam Paser Utara adalah
-2.34% (minus dua koma tiga puluh empat persen). bila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar
3,69%, laju pertumbuhan ekonomi Kab. Penajam Paser Utara sangat
rendah. Jika hal ini tidak segera ditangani maka akan berakibat
meningkatnya jumlah pengangguran, standar kehidupan masyarakat
yang sulit, dan utang pemerintah semakin meningkat. Dimana
tingkat kemiskinan suatu daerah dipengaruhi oleh laju pertumbuhan
ekonomi, indeks pembangunan manusia serta tingkat pengangguran
terbuka.

Penurunan dibidang peningkatan kualitas hidup masyarakat


dengan standar yang dikeluarkan United Nations Development
Programme (UNDP) yaitu berupa Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Angka IPM Kab. Penajam Paser Utara mengalami
peningkatan dari 71,41 (tujuh puluh satu koma empat puluh satu)
pada tahun 2020 menjadi 72,01 (tujuh puluh dua koma nol satu)
pada tahun 2021 atau meningkat 0,84% (nol koma delapan puluh
empat persen). Terdapat 5 (lima) indikator penyusun IPM yang
terdiri dari:
1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dimana terjadi peningkatan
sebesar 0,84%;
2. Angka Harapan Hidup (AHH) terjadi peningkatan 0,37% (nol
koma tiga puluh tujuh persen), hal ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan derajat hidup masyarakat serta upaya
pemerintah dalam bidang kesehatan berdampak positif.
3. Harapan Lama Sekolah (HLS) di Kabupaten Penajam Paser
Utara menununjukkan peningkatan yang positif, dimana terjadi
peningkatan yang tidak terlalu signifikan yaitu 0,07% (nol koma
nol tujuh persen) dibandingkan dengan HLS tahun sebelumnya,
yang artinya lama waktu anak sekolah di Kabupaten Penajam
12

Paser Utara yang berumur 7 tahun keatas selama 12,57 tahun


atau sampai jenjang pendidikan setingkat Diploma Satu;
4. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) terjadi peningkatan yang positif
yaitu 0,96% (nol koma sembilan puluh enam persen)
dibandingkan tahun sebelumnya, atau Rata-rata Lama Sekolah
(RLS) adalah 8,36 (delapan koma tiga puluh enam) tahun yang
artinya jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15
tahun keatas dalam mengenyam pendidikan formal sekitar 8
sampai 9 tahun atau setara kelas 2 atau kelas 3 SMP;
5. Pengeluaran per Kapita, terjadi peningkatan sebesar 3,73%
(tiga koma tujuh puluh tiga persen), menunjukkan pengeluaran
perkapita pada tahun 2021 sebesar Rp.11.651.000 (sebelas juta
enam ratus lima puluh satu ribu rupiah)/kapita/ tahun.

Berdasarkan indikator penyusun IPM Kabupaten Penajam


Paser Utara Tahun 2017 sampai tahun 2021 semua indikator
penyusun IPM mengalami peningkatan walau hanya dibawah 1%
(satu persen) untuk keempat indikator, kecuali 1 (satu) indikator
yang hampir mencapai 4% (empat persen). Sehubungan dengan hal
tersebut Pemerintah Daerah harus lebih intensif dalam
mengupayakan peningkatan IPM dengan langkah dan strategi yang
kongkrit, sebagai informasi untuk kita ketahui, dari 10 (sepuluh)
Kabupaten/Kota dan 1 (satu) Propinsi dalam hal ini propinsi
Kalimantan Timur, IPM Kabupaten Penajam Paser Utara
menempati urutan ke 10 diatas Kabupaten Mahakam Ulu.

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Penajam Paser Utara


mengalami perubahan yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Tahun 2021 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Penajam Paser
Utara sebesar 12.130 (dua belas ribu seratus tiga puluh) jiwa atau
17,61% (tujuh belas koma enam puluh satu persen), mengalami
peningkatan jika dibandingkan tahun 2020 yaitu 11.930 (sebelas
ribu sembilan ratus tiga puluh) jiwa dengan persentase 7,18%
peningkatan jumlah penduduk miskin tahun 2021 adalah 1,67%,
13

akan tetapi keadaan dilapangan jauh lebih banyak dibanding angka


prosentase yang ada, untuk itu diharapkan kepada Pemerintah
Daerah agar :

1. Memberikan program-program pelatihan kewirausahaan yang


bersifat UMKM kepada masyarakat dan selanjutnya diberikan
berupa bansos agar masyarakat bisa membuka usaha yang dapat
mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

2. Membuka peluang program pelatihan kejuruan seperti operator,


tenaga montir dll kepada masyarakat yang berpendidikan
rendah serta memberikan kesempatan melalui program
kerjasama dengan pihak swasta untuk bisa dialokasikan sebagai
tenaga kerja mengingat terbukanya peluang kerja dengan
adanya pembangunan IKN di wilayah PPU.

1.2. Pengelolaan Belanja Daerah


Belanja daerah pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pada
APBD Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp. 1.956.052.588.040,00 (satu
triliun sembilan ratus lima puluh enam milyar rupiah lebih) terealisasi
Rp 1.128.312.802.397,08 (satu triliun seratus dua puluh delapan
milyar rupiah lebih) atau 57,68% (lima puluh tujuh koma enam puluh
delapan persen) realisasi ini lebih kecil dibandingkan pencapaian
realisasi belanja daerah pada APBD tahun anggaran 2020 yang
mencapai Rp. 1.387.350.959.181,71 (satu triliun tiga ratus delapan
puluh tujuh milyar rupiah lebih) terjadi penurunan belanja 18,67%
(delapan belas koma enam puluh tujuh persen).
Ini artinya terdapat penurunan belanja sangat signifikan antara
proyeksi dan realisasi APBD TA 2021 yang mencapai
Rp. (827.739.785.642,92) (minus delapan ratus dua puluh tujuh milyar
rupiah lebih).Implikasi dari realisasi belanja ini diakibatkan oleh
kesalahan kebijakan fiskal pemerintah daerah.
14

Dalam pengelolaan Belanja Daerah Tahun Angaran 2021


nomenklatur jenis belanja mengalami perubahan akibat terbitnya
Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi,
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah,
dimana dulu dikenal belanja langsung dan belanja tidak langsung tetapi
sekarang hanya terdapat 4 (tempat) jenis belanja yaitu Belanja Operasi,
Belanja Barang dan Jasa, Belanja Tidak Terduga dan Belanja Transfer.
Berikut secara rinci dapat disampaikan perbandingan antara Proyeksi
Belanja dan Realisasi belanja akibat penurunan pendapatan sebagai
berikut :

1. Belanja Operasi, anggaran sebesar Rp. 1.272.029.848.404,00


(satu trilyun dua ratus tujuh puluh dua milyar rupiah lebih) dan
realisasi sebesar Rp. 790.298.231.505,26 (tujuh ratus sembilan puluh
milyar rupiah lebih) atau 62,13% (enam puluh dua koma tiga belas
persen). Dari komponen belanja ini terdapat 5 (lima) jenis belanja
dimana 2 (dua) jenis belanja yang memiliki alokasi anggaran yang
besar yaitu :
a. Belanja Pegawai dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 511.203.026.470,00 (lima ratus sebelas milyar rupiah lebih)
dan terealisasi sebesar Rp. 380.071.503.726,00 (tiga ratus
delapan puluh milyar lebih) atau 74,35% (tujuh puluh empat koma
tiga puluh lima persen), merupakan belanja yang menelan
anggaran besar atau sebesar 33,68% (tiga puluh tiga koma enam
puluh delapan persen) dari total realisasi belanja daerah.
b. Belanja Barang dan Jasa dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 694.444.692.377,00 (enam ratus sembilan puluh empat milyar
rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp. 382.521.030.936,26 (tiga
ratus delapan puluh dua milyar rupiah lebih) atau 55,08% (lima
puluh lima koma nol delapan persen), juga merupakan belanja
yang menyerap anggaran besar atau sebesar 33,90% (tiga puluh
tiga koma sembilan puluh persen) dari total realisasi belanja
daerah.
15

Dapat tergambar bahwa belanja pegawai dan belanja barang dan jasa
yang mencapai 67,58% (enam puluh tujuh koma liam puluh delapan
persen) dari total realisasi Belanja Daerah menandakan masih
menjadi beban besar bagi daerah.
2. Belanja Modal, alokasi anggaran sebesar Rp. 533.769.691.822,00
(lima ratus tiga puluh tiga milyar rupiah lebih) dan hanya terealisasi
sebesar Rp. 235.384.436.356,82 (dua ratus tiga puluh lima milyar
rupiah lebih) atau 44.10% (empat puluh empat koma sepuluh
persen).
Dapat diuraikan bahwa dari 6 (enam) jenis belanja modal terdapat
5 (lima) komponen belanja dengan realisasi masing-masing :
2.1. Belanja Tanah sebesar Rp. 292.827.035,00 (dua ratus
sembilan puluh dua juta rupiah lebih) atau 1,19 % (satu koma
sembilan belas persen) dari target.
2.2. Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp. 48.618.407.921,82
(empat puluh delapan milyar rupiah lebih) atau 63,80 % (enam
puluh tiga koma delapan puluh persen) dari target.
2.3. Belanja Gedung dan Bangunan, sebesar
Rp. 29.110.006.350,00 (dua puluh sembilan milyar rupiah
lebih) atau 34,43 % (tiga puluh empat koma empat puluh tiga
persen) dari target.
2.4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan, sebesar
Rp. 152.007.787.009,00 (seratus lima puluh dua milyar rupiah
lebih) atau 44,36% (empat puluh empat koma tiga puluh enam
persen) dari target.
2.5. Belanja Aset Tetap Lainnya, sebesar Rp. 5.355.408.041,00
(lima milyar rupiah lebih) atau 93,32% (sembilan puluh empat
koma tiga puluh enam persen) dari target.

Rendahnya realisasi Belanja Modal disebabkan karena adanya sektor


pendapatan yang mengalami tidak terealisasinya proyeksi APBD
yang sangat tinggi, sehingga banyak terjadi pekerjaan fisik mencapai
progress 100% namum realisasi pembayaran yang rata-rata 50%
16

mengakibatkan terjadinya beban pembiayaan Daerah pada tahun


berikutnya (tahun anggaran 2022).

3. Belanja Tidak Terduga, alokasi anggaran sebesar


Rp. 9.599.988.300,00 (sembilan milyar lima ratus Sembilan puluh
Sembilan milyar rupiah lebih), dan terealisasi sebesar
Rp. 6.108.404.841,00 atau 63,63% (enam puluh tiga koma enam puluh
tiga persen);
4. Belanja Transfer dialokasikan anggaran sebesar
Rp. 140.653.059.514,00 (seratus empat puluh milyar rupiah lebih) dan
terealisasi sebesar Rp. 96.521.729.694,00 (sembilan puluh enam milyar
rupiah lebih) atau sebesar 68,62% (enam puluh delapan koma enam
puluh dua persen).
Pada jenis belanja Transfer terdapat jenis Belanja Bantuan Keuangan
Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota Kepada Desa yang terealisasi
sebesar Rp.91.521.729.694,00 (Sembilan puluh satu milyar rupiah
lebih) atau 75,06% (tujuh puluh lima koma nol enam persen). Hal ini
sangat berpengaruh terhadap Alokasi Dana Desa (ADD) sehingga
kegiatan-kegiatan di Desa banyak mengalami rasionalisasi dan terjadi
beban pembiayaan pada APBDes.

Dari data dan penjelasan di atas dapat digambarkan bahwa serapan


anggaran pada APBD tahun anggaran 2021 dari komponen dan jenis
belanja yang tidak terealisasi sangat signifikan, selain itu pula jika
dibandingkan antara realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah terdapat
surplus anggaran, sementara pada kenyataannya banyak terdapat beban
pembiayaan yang harus ditanggung pada tahun anggaran 2022, yang
menjadi faktor penyebab adalah :

1. Tidak terealisasinya Pendapatan Daerah yang sangat besar, sehinga


sangat berpengaruh terhadap rencana belanja daerah. Hal ini terjadi
karena proyeksi pendapatan yang diproyeksikan terlalu tinggi.
17

2. Tidak dilakukannya pengendalian secara serius dan cermat oleh


Pemerintah Daerah ketika kemungkinan Pendapatan tidak tercapai,
seharusnya Pemerintah Daerah melalui OPD nya segera melakukan
perubahan rencana belanja.
3. Tidak taatnya Pemerintah Daerah terhadap peraturan perundang-
undangan khususnya terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 12
tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 161 ayat
(2) serta Permendagri Nomor 77 tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, pada lampiran terkait
Pergeseran Anggaran yang berbunyi “Pergeseran anggaran yang
menyebabkan perubahan APBD yaitu antar organisasi, antar unit
organisasi, antar program, antar kegiatan, antar sub kegiatan, dan
antar kelompok, dan antar jenis.

1.3. Pembiayaan Daerah


a. Penerimaan Pembiayaan, ditargetkan sebesar
Rp. 155.839.043.548,00 (seratus lima puluh lima milyar lebih) dan
terealisasi sebesar Rp. 13.216.714.882,40 (tiga belas milyar rupiah
lebih) atau 8,48% (delapan koma empat puluh delapan persen).
Hal ini terjadi karena Penerimaan Pinjaman Daerah-Lembaga
Keuangan Bank yaitu dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
yang berupa pinjaman daerah tidak terealisasi sebesar
Rp. 150.000.000.000,00 (seratus lima puluh milyar rupiah).
Seharusnya target pinjaman dapat diletakkan pada proyeksi APBD
jika semua persyaratan secara administratif dan persetujuan dari
Instansi-instansi berwenang telah dilalui/setujui sebagaimana di
persyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2018
tentang Pinjaman Daerah .
b. Pengeluaran Pembiayaan ditargetkan sebesar
Rp. 101.230.675.640,00 (seratus satu milyar lebih) dan terealisasi
sebesar Rp. 65.948.006.730,00 (enam puluh lima milyar rupiah
lebih) atau 65,15% (enam puluh lima koma lima belas persen).
18

Sehingga pembiayaan Netto yang semula ditargetkan sebesar


Rp.54.608.367.908,00 (lima puluh empat milyar rupiah lebih) dan
terealisasi sebesar (Rp52.731.291.847,60) (minus lima puluh dua milyar
rupiah lebih) atau -96,56% (minus Sembilan puluh enam koma lima
puluh enam persen).

Secara keseluruhan postur APBD Tahun Anggaran 2021 mengalami


surplus setelah selisih Pendapatan dikurang Belanja sebesar
Rp.94.410.508.218,71 (sembilan puluh empat milyar rupiah lebih)
ditambah dengan Pembiayaan Netto (Rp. 52.731.291.847,60) (minus
lima puluh dua milyar rupiah lebih), Sehingga terdapat Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran sebesar Rp.41.679.216.371,11 (empat puluh
satu milyar rupiah lebih),

Nilai tersebut bukan merupakan nilai real sebagaimana dijelaskan diatas


bahwa pada dasarnya terjadi pembiayaan yang sangat besar akibat tidak
dilakukannya penyesuaian dan pengendalian belanja dalam Perubahan
APBD TA 2021. Adapun nilai pembiayaan diperkirakan sebesar empat
ratus milyar rupiah lebih.
19

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

1. Urusan Wajib
Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah terkait
realisasi belanja, urusan wajib secara umum menunjukan serapan anggaran
cukup baik walaupun terdapat realisasi anggaran yang tidak selaras dengan
target, untuk itu terdapat beberapa sektor yang kami soroti yaitu:

a. Pendidikan
Mendapat alokasi anggaran dalam APBD tahun anggaran 2021 sebesar
Rp. 355.613.879.816,00 (tiga ratus tiga puluh lima milyar rupiah lebih)
mengalami kenaikan pada Perkada sebesar Rp. 356.137.624.855,00 (tiga
ratus lima puluh enam milyar rupiah lebih) dengan realisasi sebesar
Rp. 262.339.343.712,00 (dua ratus enam puluh dua milyar rupiah lebih)
atau 73.66%. (tujuh puluh tiga koma enam puluh enam persen). Jika
dibandingkan realisasi serapan anggaran tahun 2021 lebih rendah
dibandingkan tahun anggaran 2020 yaitu 96,85% (sembilan puluh enam
koma delapan puluh lima persen).

Berdasarkan hasil diskusi kami, maka pada Dinas Pendidikan memiliki


beberapa Catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Perlu dilakukan reviu dan evaluasi program dan kegiatan mengingat
keterbatasan anggaran daerah, sehingga tidak terlalu banyak pembiayaan
yang harus di tanggung pada APBD Tahun Anggaran berikutnya.
2. Program pemberian seragam gratis tidak tertuang pada Dokumen
RPJMD 2018-2023
3. Terjadi Kurang bayar atas honorarium Guru PAUD pada tahun 2021.
4. Pada Kegiatan keolahragaan dan kepemudaan tidak tergambar adanya
bantuan dana yang dialokasikan,
5. Pakaian seragam sekolah tidak tepat sasaran
20

Rekomedasi :

1. Agar dalam merencanakan program dan kegiatan benar-benar harus


menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dalam
pelaksanannya dapat melakukan pengendalian belanja jika terdapat
potensi kurang anggaran/pendapatan dan tidak melakukan kegiatan yang
tidak tertuang dalam dokumen APBD.
2. Program Pemberian seragam gratis jika merupakan program prioritas
kepala daerah maka harus dimasukkan atau diletakkan pada RPJMD
3. OPD terkait segera merealisasikan kurang bayar honorarium guru PAUD
pada pembiayaan APBD tahun anggaran 2022
4. Agar dialokasikan anggaran yang cukup pada program keolahragaan dan
kepemudaan mengingat pentingnya peran keolahragaan dan kepemudaan
dalam pembangunan manusia seutuhnya
5. Program pengadaan seragam sekolah agar tidak lagi dilakukan secara
kontraktual tetapu disatukan melalui mekanisme program BOS daerah

b. Kesehatan
1) Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara mendapatkan alokasi Anggaran
sebesar Rp.144.574.356.377,- (seratus empat puluh empat milyar rupiah
lebih) pada APBD TA 2021 dan mengalami perubahan alokasi pada
Perkada naik menjadi Rp,168.307.761.685, (seratus enam puluh delapan
milyar rupiah lebih) namun dalam realisasi keuangan hanya mencapai
Rp. 113.580.600.804 (seratus tiga belas milyar rupiah lebih) atau 67,48%
(enam puluh tujuh koma empat puluh delapan persen) dengan capain
kinerja fisik hanya 49,93% (empat puluh sembilan koma sembilan puluh
tiga persen), hal ini menandakan bahwa program dan kegiatan banyak
yang tidak mencapai target kinerja yang baik namun tidak berbanding
lurus dengan realisasi keuangannya yang cenderung melebih kinerja fisik.

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Kesehatan


memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:
21

Catatan:
1. Terdapat beberapa program dan kegiatan yang tidak berkesesuaian
dengan RPJMD baik target maupun capaian kinerja.

2. Anggaran Refocusing Covid-19 tidak digambarkan dalam penyajian


dokumen LKPJ.

3. Peralatan pencegahan covid-19 seperti disinsfektan chamber untuk


orang dan disinsfektan mobil tidak termanfaatkan secara optimal.

4. Pimpinan rumah sakit yang bukan Dokter tidak bisa lulus akreditasi
sesuai dengan UU 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

Rekomendasi
1. Dalam menetapkan program dan kegiatan agar diselaraskan dengan
program yang tertuang dalam RPJMD, sehingga dapat mengukur
capaian kinerja.

2. Penggunaan anggaran refocusing covid-19 harus transparan sehingga


dapat diukur out put dan out come dari penanganan covid-19 sesuai
dengan anggaran yang dialokasikan.

3. Agar mengoptimalkan pemanfaatan peralatan disinsfektan chamber


untuk orang dan disinsfektan mobil dan atau dilakukan penyimpanan
dan pendataan serta pencatatan sebagai aset daerah.

4. Untuk kepentingan akreditasi rumah sakit pratama kecamatan sepaku


meminta kepada BKPSDM dalam mengangkat direktur rumah sakit
pratama merujuk pada ketentuan UU 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit.

2) Rumah Sakit Umum Daerah (Ratu Aji Putri Botung)


Bidang urusan kesehatan dalam APBD tahun anggaran 2020
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp122.472.354.836,00 (seratus
duapupuh dua milyar rupiah lebih) dan terealisasi sebesar
Rp99.883.135.501,00 (sembilan puluh sembilan milyar rupiah lebih) atau
81,56% (delapan puluh satu koma lima puluh enam persen).
22

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Rumah Sakit


Umum Daerah (Ratu Aji Putri Botung) memiliki beberapa catatan
sebagai berikut:

Catatan:
1. Hasil dari BLUD diharapkan dapat menutupi operasional dan
pelayanan di RSUD RAPB.
2. Pengembangan Bangunan RSUD RAPB dibutuhkan guna daya
tampung lonjakan layanan UKM dan UKP yang berasal dari dalam
maupun luar PPU.
3. Peralatan penunjang dokter spesialis dibutuhkan guna memaksimalkan
pelayanan.

Rekomendasi
1. RSUD RAPB dapat lebih meningkatkan layanan baik dari kulaitas
pelayanan medis maupun fasilitas penunjang guna meningkatkan
pendapatan dari BLUD.
2. Pemerintah Daerah perlu melakukan pengembangan sarana dan
prasarana RSUD RAPB, dengan melakukan upaya penambahan
anggaran yang bersumber baik dari Bankeu Provinsi maupun yang
bersumber dari Dana Pemerintah Pusat.
3. RSUD RAPB agar melakukan pemenuhan Alat kesehatan penunjang
klinik/poli spesialis sehingga kualitas pelayanan dapat terjaga dan
meningkat.

c. Pekerjaan Umum
Mendapat alokasi anggarandalam APBD tahun anggaran 2021 sebesar
Rp532.899.894.453.00 (lima ratus tiga puluh dua milyar rupiah lebih) dan
direalisasikan sebesar Rp175.243.293.240,00 (seratus tujuh puluh lima
milyar rupiah lebih) atau 32,93% (tiga puluh dua koma sembilan puluh tiga
persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Pekerjaan Umum


memiliki beberapa catatan-catatan sebagai beikut:
23

Catatan:
1. Terdapat Proyek yang tidak mendapatkan penganggaran dan progress
fisik belum tercapai dan berasas manfaat contoh pembangunan Rumah
Jabatan Kepala Daerah.

2. Terdapat Proyek pekerjaan yang sudah terlaksana 100% pada TA 2021


yang belum terbayarkan 100%.

3. Agar dalam penyesuaian RPJMD program-program yang belum masuk


dalam target RPJMD agar diselaraskan dalam revisi RPJMD nantinya
terutama lahirnya Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
dan Keuangan Daerah.

4. Pelaksanaan Proyek Tahun Jamak perlu ditinjau kembali terkait


ketersediaan anggaran, sehingga apabila tidak tercapai penyediaan
anggaran dari sumber diluar APBD maka akan menjadi beban
pembiayaan APBD Kabupaten Penajam Paser Utara.

5. Belum terbentuknya regulasi terkait rencana detail tata ruang (RDTR)

Rekomendasi
1. Melakukan audit investegasi terkait dengan pelaksanaan proyek
pekerjaan pembangunan rumah jabatan kepala daerah dan proyek
pekerjaan lain yang berstatus sama.
2. Kewajiban pemerintah atas pembiayaan daerah tahun sebelumnya
(TA 2021) agar segera dianggarkan dan diselesaikan.
3. Agar terhadap Proyek Tahun Jamak pada TA 2021 dengan masa
kontrak 3 (tiga) tahun 2021 – 2023, yang tidak tersedia anggaran
pelaksananya dapat dilakukan Reviu ulang dan hanya Proyek Tahun
Jamak yang tersedia anggaran baik dari Bankeu maupun dari Pusat
dan diperkirakan dapat tuntas 100% sampai 2023 yang dapat
dilanjutkan.
4. Agar dinas PUPR melalui bidang tata ruang segera melakukan
pembentukan peraturan daerah tentang detail tata ruang.
24

d. Perumahan Rakyat dan Pemukiman


1) Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan
Dilaksanakan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan
Pertanahan dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi
anggaran sebesar Rp. 59.924.081.656,00 (lima puluh sembilan milyar
rupiah lebih) dan pada Perkada meningkat menjadi sebesar
Rp. 63.503.790.520,00 (enam puluh tiga milyar rupiah lebih) dengan
nilai realisasi sebesar Rp. 43.812.751.245,00 (empat puluh tiga milyar
rupiah lebih) atau 68.99% (enam puluh delapan koma Sembilan puluh
sembilan persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Perumahan,


Kawasan Permukiman dan Pertanahan memiliki beberapa catatan-
catatan sebagai berikut:

Catatan :
1. Secara umum Dinas Perkim rata-rata capaian kinerja cukup baik,
namun ketersediaan anggaran yang tidak memadai dan perlu
dipertimbangkan dalam pembiayaan Tahun berikutnya.

2. Agar dalam penyesuaian RPJMD program-program yang belum


masuk dalam target RPJMD agar diselaraskan dalam revisi RPJMD
nantinya.

3. Terjadiya potensi banjir dikawasan permukiman karena tidak


memadainya saluran pembuangan yang baik.

4. Masih banyak asset Daerah khusunya tanah yang belum optimal


disertifikasi dan status tanah yang bersengketa dengan pihak lain.

Rekomendasi :
1. Pengelolaan Belanja agar dilakukan dengan cermat dan dapat
melakukan langkah-langkah pengendalian belanja ketika potensi
pencapaian pendapatan tidak terpenuhi dengan menghentikan
kegiatan-kegiatan belanja modal yang sifatnya berakibat pada
pembiayaan bagi daerah.

2. Agar kiranya untuk meminimalisir terjadinya banjir di kawasan


permukiman perlu dilakukan perencanaan (Master Plan) sistem
drainase yang terkoneksi ke saluran pembuangan ke Laut.
25

3. Mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian masalah pertanahan


berupa asset tanah pemerintah daerah baik untuk sertifikasi maupun
penyelesaian sengketanya.

2) Dinas Penanggulangan Kebakaran

Dilaksanakan oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran Kabupaten


Penajam Paser Utaradalam APBD tahun anggaran 2021 mendapat alokasi
anggaran sebesar Rp. 12.430.742.347,00 (dua belas milyar rupiah lebih)
kemudian terdapat penurunan pada Perkada sebesar
Rp. 12.308.154.247,00 (dua belas milyar tiga ratus delapan juta rupiah
lebih) dengan nilai realisasi sebesar Rp. 8.334.179.916,00 (delapan milyar
tiga ratus tiga puluh empat juta rupiah lebih) atau 67.71% (enam puluh
tujuh koma tujuh puluh satu persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas


Penanggulangan Kebakaran memiliki beberapa catatan-catatan sebagai
beikut:

Catatan:
1. Semua armada pemadam kebakaran tidak berfungsi dengan baik
(rekomedasi LKPJ TA 2020) belum ada tindak lanjut.
2. Tidak terdapat ketersediaan penampungan air untuk menunjang
kegiatan pemadam kebakaran. (rekomedasi LKPJ TA 2020)

Rekomendasi
1. Dinas terkait harus melakukan perawatan secara berkala terhadap
unit damkar, agar dapat terpelihara dan melakukan penganggaran
peremajaan unit damkar yang telah tidak layak pakai.
2. Dinas terkait membangun tempat penampungan air untuk
kebutuhan ketersediaan air baku.
26

e. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat


1) Satuan Polisi Pamong Praja
Dilaksanakan Satuan polisi pamong praja dalam APBD tahun
anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran sebesar
Rp. 15.402.593.283,00 (lima belas milyar rupiah lebih) dan terealisasi
sebesar Rp. 11.609.983.298,00 (sebelas milyar rupiah lebih) atau 75,38%
(tujuh puluh lima koma tiga puluh delapan persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Satuan Polisi


Pamong Praja memiliki Catatan sebagai berikut:
Catatan:
1. Fungsi penegakan perda belum optimal.
Rekomendasi :
1. Satpol PP harus tegas dalam menjalankan penegakan perda khususnya
terhadap Perda Perijinan dan Retribusi Daerah.

2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Penajam Paser Utaradalam APBD tahun anggaran 2021
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 29.380.290.589,00 (dua puluh
sembilan milyar tiga ratus delapan puluh juta rupiah lebih) dan
mengalami kenaikan signifikan pada Perkada sebesar
Rp. 38.495.400.293,00 (tiga pulu delapan milyar emapt ratus Sembilan
puluh lima juta rupiah lebih) dengan nilai realisasi sebesar
Rp. 10.265.778.333,00 (sepuluh milyar dua ratus enam puluh lima juta
rupiah lebih) atau 26,67% (dua puluh enam koma enam puluh tujuh
persen), lonjakan anggaran pada perkada akibat adanya anggaran
Sub. Kegiatan Penanganan Pasca Bencana Kabupaten/Kota namun dalam
realisasi sangat rendah serapannya.

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Badan


Penanggulangan Bencana Daerah memiliki beberapa Catatan-catatan
sebagai berikut:
27

Catatan:
1. Belum ada Perda yang mengatur tentang Penanggulangan Bencana
Daerah. (rekomedasi LKPJ TA 2020, belum di tindak lanjuti)
2. Terdapat permasalah pekerjaan pasca bencana di Telemow serapan
sangat kecil padahal ketersediaan anggaran sangat besar.
3. Anggaran Refocusing Covid-19 tidak digambarkan dalam
penyajian dokumen LKPJ.

Rekomendasi:
1. Agar Pihak BPBD Segera membentuk Peraturan Daerah yang
mengatur tentang Penanggulangan Bencana Daerah.

2. Agar segera diselesaikan permasalahan Pekerjaan pasca bencana


di Telemow.
3. Penggunaan anggaran refocusing covid-19 harus transparan
sehingga dapat diukur out put dan out come dari penanganan
covid-19 sesuai dengan anggaran yang dialokasikan

f. Dinas Sosial
Dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Penajam Paser Utara dalam
APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan Alokasi anggaran sebesar
Rp 4.653.015.478.00 (empat milyar enam ratus lima puluh tiga juta rupiah
lebih) dan mengalami peningkatan pada perkada Rp. 5.045.620.623,00 (lima
milyar empat puluh lima juta rupiah lebih) dengan nilai realisasi sebesar
Rp3.657.132.832,00 (tiga milyar enam ratus lima puluh tujuh juta rupiah
lebih) atau 72,48% (tujuh puluh dua koma empat puluh delapan persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Sosial memiliki


beberapa catatan-catatan sebagai berikut:
Catatan:
Minimnya identifikasi dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial
Rekomendasi:
Penanganan PMKS agar menjadi perhatian serius baik permasalahan internal
maupun eksternal.
28

g. Dinas Tenaga Kerja


Dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Penajam Paser Utara, dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan
alokasi anggaran sebesar Rp4.298.836.667,00 (tiga milyar seratus tujuh
puluh juta rupiah lebih) pada perkada menjadi Rp.4.287.229.792 (empat
milyar dua ratus delapan puluh tujuh juta rupiah lebih) dengan nilai realisasi
sebesar Rp3.134.125.955,00 (tiga milyar seratus tiga puluh empat juta
rupiah lebih) atau 73,10% (tujuh puluh tiga koma sepuluh persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Ketenagakerjaan


memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Banyak tenaga kerja lokal yang belum terserap lapangan kerja yang
ada di penajam paser utara dan Masih banyak tenaga kerja luar
kabupaten Penajam paser Utara yang tidak berdomisili di kabupaten
penajam paser atara
2. Belum terhubung antara perusahaan dengan sekolah-sekolah
vokasional yang ada di penajam paser utara
3. Belum ada Balai Latihan kerja di Penajam Paser Utara

Rekomendasi:
1. Penyerapan tenaga kerja lokal perlu menjadi perhatian khusus, sebab
hal tersebut merupakan hak bagi tenaga kerja lokal untuk
mendapatkan kesempatan memperoleh pekerjaan atas aktivitas
investasi dan produksi perusahaan yang beraktifitas diwilayah hukum
Kabupaten Penajam Paser Utara
2. Pengembangan pendidikan vokasional yang harus mampu
terkoneksikan kepada seluruh perusahaan yang ada di wilayah
Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan bagian yang sangat
penting untuk menekan angka pengangguran yang trendnya
cenderung meningkat setiap tahunnya dengan menyajikan kualitas
tenaga kerja pemula yang skill terhadap aktvitas perusahaan-
perusahaan yang ada
29

3. Pengawasan, pendataan dan pemantauan tenaga kerja asing perlu


selalu diperhatikan mengingat daerah kita merupkan bagian dari
wilayah perluasan produksi migas yang dimana didalamnya cukup
banyak menggunakan tenaga kerja asing, hal tersebut tentunya
kaitannya dengan retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga
kerja asing sesuai dengan Perda Nomor 3 tahun 2018 dan peraturan
Bupati Nomor 32 tahun 2019

h. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana

Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran


senilai Rp9.923.814.204,00 (sembilan milyar sembilan ratus dua puluh tiga
juta rupiah lebih) pada perkada menjadi Rp9.919.439.093 (sembilan milyar
sembilan ratus sembilan belas juta rupiah lebih) dan terealisasi sebesar
Rp6.389.668.334,00 (enam milyar tiga ratus delapan puluh sembilan juta
rupiah lebih) atau 64,42% (enam puluh empat koma empat puluh dua
persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Pemberdayaan


Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana memiliki beberapa Catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan terutama
dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik masih belum
optimal.
2. Lembaga perlindungan dan pembelaan perempuan dan anak yang
ada belum berperan secara maksimal.
3. Penyelenggaraan pemenuhan hak anak sebagai upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak sangat perlu
untuk dioptimalkan.
30

Rekomendasi:
1. Keterlibatan perempuan menjadi syarat mutlak dalam upaya
mewujudkan pembangunan yang berkeadilan sehingga
pembangunan yang utuh dan menyeluruh dari suatu negara menuntut
peranan penuh dari kaum perempuan dalam segala bidang kehidupan.
Bahwa perempuan baik sebagai warga negara maupun sebagai
sumber insan pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan
kesempatan yang sama dengan pria dalam segenap kegiatan
pembangunan disegala bidang kehidupan.
2. Diharapkan bahwa baik lembaga swasta/lembaga swadaya
masyarakat melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia (SDM), sumber dana dan daya dukung termasuk
infrastruktur dan fasilitas pelayanan yang memadai.
3. Diharapkan untuk membangun sistem data dan informasi yang
terintegrasi terkait pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak
untuk meningkatkan kesejahteraan anak.

i. Lingkungan Hidup
Mendapat alokasi anggaran dalam APBD tahun anggaran 2021 sebesar
Rp19.454.069.,00 (sembilan belas milyar empat ratus lima puluh empat juta
rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp.13.488.431.509,00 (tiga belas milyar
empat ratus delapan puluh delapan juta rupiah lebih) atau 69,33% (enam
puluh sembilan koma tiga puluh tiga persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada lingkungan hidup


beberapa Catatan-catatan sebagai berikut:
Catatan
1. Penanganan persampahan yang tidak merata dikecamatan-kecamatan
2. Belum tersedianya regulasi tentang retribusi pengelolaan persampahan di
permukiman

3. mengingat PPU akan menjadi bagian dari Ibu Kota Negara Baru,
sebaiknya perlu melakukan pengembangan teknologi pengelolaan
persampahan serta melaksanakan pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup yang didukung oleh regulasi yang memadai
31

Rekomendasi

1. Membuat tempat pembuangan sampah terpadu disetiap kecamatan


2. Dinas terkait harus melakukan perawatan secara berkala terhadap unit
truck pengangkut sampah, agar dapat terpelihara dan melakukan
penganggaran peremajaan unit damkar yang telah tidak layak pakai.
3. Dinas terkait segera mempersiapkan regulasi atau peraturan daerah
tentang retribusi pengelolaan sampah dipermukiman dan mempersipkan
sarana dan prasarana persampahan.
4. Perlu dilakukan pelatihan pengolahan sampah dengan pengembangan
teknologi pengolahan persampahan dan pembentukan peraturan daerah
yang menunjang pelaksanaannya.

j. Kependudukan Dan Catatan Sipil


Dalam APBD tahun anggaran 2020 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp6.284.904.679,00 (enam milyar dua ratus delapan puluh empat
juta rupiah lebih) dan pada Perkada menurun menjadi sebesar
Rp. 5.957.079.531,00 (lima milyar sembilan ratus lima puluh tujuh juta
rupiah lebih) dengan nilai realisasi sebesar Rp3.885.574.922,00 (tiga milyar
delapan ratus delapan puluh lima juta rupiah lebih) atau 65,23% (enam
puluh lima koma dua puluh tiga persen)

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Kependudukan Dan


Catatan Sipil beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Sarana dan prasarana pelayanan kependudukan yang tidak memadai.
2. Pemutakhiran data penduduk menjelang pelaksanaan pemilu 2024

Rekomendasi:
1. Dinas dukcapil agar mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang
pelayanan kependudukan terutama pada penyediaan genset agar
terjaganya fasilitas server.
2. Melakukan pencocokan dan penelitian (COKLIT) data kependudukan
dengan melibatkan Aparat Desa/ kelurahan dan RT.
32

k. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dalam APBD tahun anggaran 2020 program Dinas Komunikasi dan
Informasi mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp14.575.805.520,00
(empat belas milyar lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah lebih) dan pada
Perkada menurun menjadi Rp 11.702.646.504,00 (sebelas milyar tujuh
ratus dua juta rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp6.086.772.989,00
(enam milyar delapan puluh enam juta rupiah lebih) atau 52,01% (lima
puluh dua koma nol satu persen).

Catatan
1. Kurangnya program peningkatan SDM aparatur dan masyarakat desa
2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembahasan perencanaan
pembangunan baik tingkat desa maupun kecamatan.
3. Kurangnya pemetaan potensi ekonomi setempat dalam menggali
potensi pendapatan desa
Rekomendasi
1. Memprioritaskan program dan anggaran pada pelatihan, pemberdayaan
dan pengembangan desa.
2. Mendorong keterlibatan masyarakat khususnya terkait penyusunan
program prioritas pembangunan desa.
3. Melakukan kajian terhadap potensi ekonomi setempat dalam menggali
potensi pendapatan desa

l. Dinas Perhubungan
Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatakan alokasi anggaran
sebesar Rp14.064.468.733,00 (empat belas milyar enam puluh empat juta
rupiah lebih) dan pada Perkada menurun menjadi Rp 13.064.432.467,00
(tiga belas milyar enam puluh empat juta rupiah lebih) dengan nilai
realisasi sebesar Rp7.365.849.326,00 (tujuh milyar tiga ratus enam puluh
lima juta rupiah lebih) atau 56,38% (lima puluh enam koma tiga puluh
delapan persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Perhubungan


memiliki beberapa Catatan-catatan sebagai berikut:
33

Catatan :
1. Bahwa capaian target program dan kegiatan tidak optimal dikarenakan
alokasi anggaran yang tidak memadai dikarenakan terjadinya lonjakan
secara umum penurunan pendapatan pada APBD TA 2021.

2. Tidak ada upaya konkrit dari Dinas Perhubungan untuk melakukan


pemenuhan kebutuhan khususnya dalam hal pengembangan sisi darat
pelabuhan.

3. Pengembangan fasilitas pelayanan publik seperti Terminal Type C yang


dapat digali melalui anggaran yang bersumber dari pendanaan lain seperti
Bantuan Keuangan provinsi, Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pusat serta
sumber lain yang sah sehingga program kegiatan bisa selaras dengan
RPJMD yang telah diteapkan.

4. Pelaksanaan Kegiatan yang berhubungan dengan Peraturan Daerah atau


pun Peraturan Bupati tidak dilakukan secara optimal terutama dalam hal
pengelolaan Retribusi Pelabuhan yang masih terdapat kurang setoran
kepada daerah dan perlu dilakukan tindakan tegas terhadap pelanggaran-
pelanggaran atau ketidak taatan terhadap peroduk hukum daerah.

Rekomendasi :
1. Diminta agar Dinas terkait melakukan pengendalian terhadap belanja
ketika tidak tercapainya ketersediaan anggaran belanja.
2. Dinas perhubungan melakukan penyusunan master plan pelabuhan sisi
darat (sarana dan prasarana sisi darat ) guna meningkatkan pelayanan dan
peningkatan PAD, serta melakukan upaya pemenuhan anggaran yang
bersumber dari Provinsi maupun pusat.
3. Dinas terkait diminta untuk pro aktif dalam perwujudan terminal type C
dengan melakukan upaya penyusunan Fisibility Study dan pemenuhan
anggaran pelaksanaan.

4. Pengelolaan retribusi pelabuhan yang tidak tercapai sehingga target PAD


tidak tecapai seperti TA 2020, dengan pengalihan pengelolaan Pelabuhan
benuo taka oleh Perumda benuo taka, agar Retribusi Pelabuhan yang
masih terdapat kurang setoran kepada daerah dan perlu dilakukan
tindakan tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran atau ketidak taatan
terhadap peroduk hukum daerah
34

m. Komunikasi dan Informatika


Dalam APBD tahun anggaran 2021 program Dinas Komunikasi dan
Informasi mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.887.696.421,00
(tiga belas milyar delapan ratus delapan puluh tujuh juta rupiah lebih) dan
pada Perkada menurun menjadi Rp 13.687.696.421,00 (tiga belas
milyar enam ratus delapan puluh tujuh juta rupiah lebih) dan terealisasi
sebesar Rp 4.678.812.076,00 (empat milyar enam ratus tujuh puluh
delapan juta rupiah lebih) atau 34,18%% (tiga puluh empat koma delapan
belas persen).

Berikut adalah catatan-catatan dan rekomendasi dari kami untuk Dinas


Komunikasi dan Informatika:

Catatan
1. Belum adanya perda pembentukan lembaga penyiaran publik lokal
(lppl).
2. Belum tersedianya sistem virtual private network (VPN) pada OPD
3. Dalam kegiatan pengembangan e-government maka dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja pemerintah di
lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfataan
teknologi informasi

Rekomendasi
1. Pemerintah melalui dinas terkait diharapkan segera Menyusun perda
pembentukan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) guna siaga
kebencanaan lokal.
2. Pentingnya pemerintah ngembangkan sistem VPN yang akan
bermanfaat bukan saja untuk kepentingan OPD agar fokus layanan
dari OPD melayani masyarakat secara umum
3. Kegiatan pengembangan e-government harusnya berinisiatif untuk
lebih mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi dalam tata
kelola pemerintah dalam jargon sebagai e-government kabupaten
PPU
35

n. Dinas Koperasi UKM, Perindag


Dalam APBD tahun anggaran 2020mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp9.444.242.962,00 (sembilan milyar empat ratus empat puluh
empat juta rupiah lebih) dan pada Perkada naik menjadi
Rp 13.811.754.838,00 (tiga belas milyar delapan ratus sebela tujuh juta
rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp10.709.756.813,00 (sepuluh milyar
tujuh ratus sembilan juta rupiah lebih) atau 77,54% (tujuh puluh tujuh koma
lima puluh empat persen)

Berdasarkan hasil pembahasankami, maka pada Dinas Koperasi dan


Usaha Kecil Menengah memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan
1. Pelaksanaan program yang mencapai fisik 100% namun keuangannya
tidak tercapai bahkan ada yang 0 (nol), perlu perencanaan dan
pengendalian yang cermat.
2. Pengelolaan retribusi pasar yang belum optimal
3. Pelaksanaan pembinaan koperasi di Kab. PPU pelru juga dilakukan
terhadap Koperasi Pinajaman yang berasal dari luar daerah dan perlu
dilakukan inventarisir keberadaannya dan dilakukan pembinaan.
4. Perlu dilakuan upaya peningkatan perekonomian masyarakat melalui
pembinaan dan pelatihan UKM bagi masyarakat akibat dampak covid-19
secara konkrit.
5. Penataan fasilitas pemerintah yang dimanfaatkan bagi pedagang kecil
untuk berjualan harusnya dilakukan penataan dan peningkatan fasilitas
sehingga dapat meningkatkan PAD.
6. Mengendalikan terjadinya pasar tumbuh yang berada dilokasi-lokasi yang
bukan merupakan peruntukkan pasar.
Rekomendasi

1. Agar Dinas KUKM Perindag dalam melakukan program dapat


memperhatikan ketersediaan anggaran dan dapat melakukan pengendalian
belanja sehingga tidak berakitbat terjadinya pembiayaan yang membenani
APBD tahun berikutnya. Pelaksanaan pembinaan koperasi di Kab. PPU
pelru juga dilakukan terhadap Koperasi Pinajaman yang berasal dari luar
daerah dan perlu dilakukan inventarisir keberadaannya dan dilakukan
pembinaan.
36

2. Dinas terkait segera melakukan review terhadap kerjasama pengelolaan


pasar, termasuk retribusi.

3. Dinas terkait agar melakukan inventarisasi dan penawasan terhadap


koperasi pinjaman yang beroperasi di wilayah Kab. PPU, agar tidak
memberatkan bagi masyrakat ini penekana terhadap catatan dan
rekomedasi LKPJ TA 2020.

4. Pemerintah Daerah melalui OPD terkait perlu melakukan upaya


peningkatan perekonomian masyarakat melalui pembinaan dan pelatihan
UKM serta memberikan bantuan modal melalui system revolving bagi
masyarakat akibat dampak covid-19 secara konkrit.

5. Diminta agar OPD terkait melakukan penataan dan peningkatan fasilitas


pemerintah yang dimanfaatkan bagi pedagang kecil untuk dapat
meningkatkan PAD dari sektor retribusi seperti pasar, daerah-daerah yang
merupakan milik Pemda.

6. Pemerintah diharapkan Mengendalikan terjadinya pasar tumbuh yang


berada dilokasi-lokasi yang bukan merupakan peruntukkan pasar.

7. Terdapat beberapa minimarket atau gerai retail waralaba di Kabupaten


Penajam Paser Utara yang tidak menyediakan etalase untuk UMKM.
(penekanan terhadap rekomendasi LKPJ TA 2020) yang belum ditindak
lanjuti).

o. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam
APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran sebesar
Rp7.860.367.196,00 (tujuh milyar delapan ratus enam puluh juta rupiah
lebih) dan pada Perkada turun menjadi Rp 7.138.096.346,00 (tujuh
milyar seratus tiga puluh delapan juta rupiah lebih) dan terealisasi sebesar
Rp4.423.380.942,00 (empat milyar empat ratus dua puluh tiga juta rupiah
lebih) atau 61,97% (enam puluh satu koma sembilan puluh tujuh persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Penanaman


Modal memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:
Catatan:
Implikasi lahirnya UU nomor 11 tahun 2019 tentang cipta kerja dimana
terdapat perubahan terkait regulasi IMB.
37

Rekomendasi:
Pemerintah melalui dinas terkait diharapkan segera melakukan perubahan
Regulasi (Peratura Daerah) yang mengatur tentang IMB menjadi Persetujuan
bangunan Gedung (PBG).

p. Kebudayaan dan Pariwisata


Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp7.067.567.674,00 (tujuh milyar enam puluh tujuh juta rupiah
lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 6.325.367.674,00 (enam milyar tiga ratus dua puluh lima juta rupiah
lebih) dan terealisasi sebesar Rp3.987.157.211,00 (tiga milyar sembilan
ratus delapan puluh tujuh juta rupiah lebih) atau 63,03% (enam puluh tiga
koma nol persen)

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan :
1. Peningkatan potensi pariwisata daerah guna meningkatkan
perekonomian daerah perlu dilakukan.
2. Perlu dilakukannya percepatan regulasi pariwisata berupa Rencana
Induk Pariwisata Daerah guna memberikan kepastian hokum
terhadap pelaksanaan kegiatan kepariwisataan di kab. Penajam paser
utara.

Rekomendasi :
1. Diharapkan Dinas terkait dapat melakukan upaya inventarisir
kembali potensi pariwisata kab. PPU lalu dilakukan penyusunan
Produk hokum Rencana Induk Pariwisata Daerah guna mendapatkan
anggaran yang bersumber dari Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
2. Perlu segera dilakukan upaya khususnya wisata Pantai Sipakaryo
Nipah-Nipah yang telah dialokasikan anggaran sebelumnya guna
membangun anjungan pantai sehingga dapat terkelola oleh Pemda
sehingga meningkatkan PAD. Mengatasi permasalah lahan yang
belm tunatas.
38

q. Dinas Perpustakaan dan Arsip


Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp16.383.505.592,00 (enam belas milyar tiga ratus delapan puluh
tiga juta rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 16.033.485.592,00 (enam belas milyar tiga puluh tiga juta rupiah
lebih) dengan nilai realisasi sebesar Rp13.390.818.098,00 (tiga belas
milyar tiga ratus sembilan puluh juta rupiah lebih) atau 83,52% (delapan
puluh tiga koma lima puluh dua persen).

Berdasarkan hasil diskusi kami, maka pada Dinas Perpustakaan Dan


Arsip memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan
1. Kurangnya minat baca masyarakat
Rekomendasi:
1. Agar dinas terkait melakukan program literasi kepada masyarakat
sehingga dapat meningkatkan minat baca masyarakat
5. Urusan Pilihan
a. Dinas Pertanian
Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp26.519.851.608,00 (dua puluh enam milyar lima ratus sembilan
belas juta rupih lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 24.798.434.759,00 (dua puluh empat milyar tujuh ratus sembilan
puluh delapan juta rupiah lebih) dan terealisasi sebesar
Rp16.721.547.547,00 (enam belas milyar lima ratus ratus empat puluh
tujuh juta rupiah lebih) atau 67,43% (enam puluh tujuh koma empat puluh
tiga persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Pertanian


memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Terkait dengan rencana bendung telake yang secara geografis berada
di wilayah kabupaten Paser sedangkan pemanfaatan sumber daya
airnya untuk pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara
39

Rekomendasi:
1. Pemerintah diharapkan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten
Paser dalam pemanfaatan bendung telake untuk kepentingan
pengairan pertanian di kabupaten Penajam Paser Utara.

b. Dinas Ketahanan Pangan

Dalam APBD tahun Anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran


sebesar Rp6.539.205.700,00 (enam milyar lima ratus tiga puluh sembilan
juta rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 5.947.487.904,00 (lima milyar sembilan ratus empat puluh tujuh juta
rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp. 3.743.406.023,00 (tiga milyar tujuh
ratus empat puluh tiga juta rupiah lebih) atau 62,94% (enam puluh dua
koma Sembilan puluh empat persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Ketahanan


Pangan memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:
Catatan :
1. Menjaga ketersediaan pangan daerah terutama menghadapi IKN.

Rekomendasi
1. Diminta agar Dinas Ketahaan Pangan melakukan upaya dan strategi guna
pencegahan terjadinya daerah rawan pangan dan menjadikan PPU sebagai
lumbung pangan penyuply pangan IKN

c. Dinas Perikanan
Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp11.904.669.830,00 (sebelas milyar sembilan ratus empat juta
rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 11.750.434.892,00 (sebelas milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah
lebih)dan terealisasi sebesar Rp6.056.762.352,00 (enam milyar lima puluh
puluh enam juta rupiah lebih) atau 51,55% (lima puluh satu koma lima puluh
lima persen).
40

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Dinas Perikanan


memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Banyaknya potensi perikanan tangkap guna persiapan suplay ke IKN
melalui optimalisasin pengelolaan PPI di desa Api-api kecamatan
waru
Rekomendasi:
1. Dinas terkait perlu melakukan pengembangan PPI Api-api agar
menjadi pusat pendaratan sekaligus pusat pengelolahan hasil
perikanan secara nasional, malalui koordinasi pemerintah propinsi dan
pemerintah pusat.

6. UrusanPenunjang

a. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan

Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran


sebesar Rp19.837.898.532,00 (sembila belas milyar delapan ratus tiga
puluh tujuh juta rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 19.337.898.532,00 (sembilan belas milyar tiga ratus tiga puluh tujuh
juta rupiah lebih) terealisasi sebesar Rp8.397.243.202,00 (delapan milyar
tiga ratus sembilan puluh tujuh juta rupiah lebih) atau 43,42% (empat puluh
tiga koma empat puluh dua persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Badan Perencanaan,


Penelitian dan Pengembangan memiliki beberapa Catatan-catatan sebagai
berikut:

Catatan:
1. Masih banyak penyajian dokumen LKPJ yang terkesan copy paste dari
laporan-laporan tahun tahun sebelumnya, sehingga masih terdapat
kekurangan dalam penyajian data.
2. Program Tim Bupati Untuk Pengawalan dan Percepatan Pembangunan
(TBUP3) belum menggambarkan hasil yang optimal
41

3. Pencapaian kinerja khususnya dokumen-dokumen perencanaan, kajian-


kajian/FS yang dihasilkan sebaiknya ada tindak lanjut untuk realisasi
pelaksanaannya sehingga tidak menjadi syarat kajian dan diberikan
rekomendasi terhadap hasil kajian apakan visible atau tidak hasil kajian
tersebut dengan kondisi daerah kita;
4. Agar proses pelaksanaan pembangunan benar-benar disesuaikan dengan
kemampuan keuangan daerah termasuk pengendalian belanja yang
seharusnya juga dilakukan melalui kontrol Bapelitbang.
5. tidak dilakukannya penyusunan laporan realisasi anggran semester
pertama tahun anggaran 2021 dan proyeksi semester ke 2
6. Tidak dilakukannya APBD Perubahan TA 2021 sehingga terjadi hutang
pembiyaan yang sangat signifikan mencapai angkat 400M lebih, namun
masih harus di pastikan melalui verifikasi dari Inspektorat.

Rekomendasi

1. Agar dalam penyajian Data LKPJ benar-benar valid berbanding lurus


dengan OPD terkait, terutama terkait realisasi anggaran harus
disesuaikan dengan realisasi belanja OPD per 31 Desember tahun LKPJ.
2. Agar Program Tim Bupati Untuk Pengawalan dan Percepatan
Pembangunan (TBUP3) dievaluasi secara menyeluruh termasuk
prosentase keberhasilan (out put dan out come) terhadap Pembangunan
Daerah.
3. Agar Kajian yang sudah selesai dilakukan agar segera diselaraskan
dengan program Daerah dan dilakukan realisasi serta tidak menjadi
dokumen yang hanya memenuhi persyaratan program saja tanpa
realisasi, terutama 2 program kajian yaitu Pengembanan Kawasan
Industri Buluminung dan Masterplan Pengembangan Perikanan
Kabupaten PPU.
4. Agar proses pengendalian belanja ketika asumsi pendapatan telah
terdeteksi tidak memenuhi target pada semester 1 tahun berkenaan, maka
pihak Bapelitbang segara melakukan proses pengendalian belanja dengan
berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah dan selanjutnya dituangkanlah
penyesuaian tersebut ke dalam KUPA PPAS dan Perubahan APBD
sesuai amanat ayat (1) dan (2) huruf a Pasal 161 PP Nomor 12 tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Penyampaian Laporan Semester 1 Tahun Anggaran berkenaan dan
prognosis untuk 6 bulan berikutnya (semester 2) dapat disampaikan
tepat waktu kepada DPRD sesuai dengan amanah pasal 160 ayat (1) dan
(2) PP Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
42

6. Agar Bapelitbang segera melakukan evaluasi guna melakukan revisi


RPJMD dengan penyesuaian Pagu Indikatif sesuai dengan kondisi
keuangan terkini, perubahan nomenklatur sesuai dengan permendagri
nomor 90 tahun 2019, serta penyesuaian program strategis nasional.
7. Agar Penyampaian KUPA PPAS APBD – Perubahan harus sesuai jadwal
dan elemen Perkada hanya merupakan penjabaran dari Perda APBD
sehingga bukan merupakan dokumen Penyesuaian Pendapatan dan
Belanja Daerah.

b. Badan Keuangan dan Aset Daerah


Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp242.750.456.825,00 (dua ratus empat puluh dua milyar tujuh
ratus lima puluh juta rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 204.703.830.500,00 (dua ratus empat milyar tujuh ratus tiga juta
rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp103.761.166.053,00 (seratus tiga
milyar tujuh ratus enam puluh satu juta rupiah lebih) atau 50,69% (lima
puluh koma enam puluh sembilan persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Badan Keuangan


memiliki beberapa Catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Terdapat realisasi belanja yang tidak sesuai dengan proyeksi Tahun
Anggaran 2021
2. tidak dilaksanakannya perubahan APBD tahun 2021
3. terdapat perubahan pagu indikatif, program strategis nasional, dan
perubahan regulasi terkait nomenklatur belanja sesuai dengan
permendagri Nomor 90 tahun 2019 tentang klasifikasi, kodefikasi, dan
nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah yang
menyebabkan perlu dilakukan perubahan RPJMD

Rekomendasi
1. Pengelolaan manajemen belanja daerah harus benar-benar direncanakan
dengan matang dengan mempertimbangkan realisasi belanja dan
pendapatan tahun sebelumnya, dan pengendalian belanja perlu dicermati
jika terjadi keadaan yang mengakibatkan tidak tercapainya pendapatan.
43

2. Pemda dipandang tidak taat dan patuh terhadap Peraturan perundang


undangan dengan tidak melaksanakan Perubahan Anggaran TA 2021.

3. Agar Program capaian yang belum termuat dalam RPJDM segera


diusulkan perubahannya dalam revisi Perda RPJMD agar capaian
kinerja pada masa akhir jabatan kepala daerah dapat tercapai walaupun
tidak 100%.

4. Meningkatkan kegiatan sertifikasi tanah yang menjadi asset pemerintah


kabupaten Penajam Paser Utara. (penekanan terhadap Rekomendasi
LKPJ TA 2020).

c. Badan Pendapatan Daerah


Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp11.094.002.580,00 (sebelas milyar sembian puluh empat juta
rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 10.556.953.816,00 (sepuluh milyar lima ratus lima puluh juta rupiah
lebih) dan terealisasi sebesar Rp6.575.500.612,00 (enam milyar lima ratus
tujuh puluh lima juta rupiah lebih) atau 62,29% (tenam puluh dua koma dua
puluh sembilan persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada badan pendapatan


daerah memiliki beberapa Catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Bahwa capaian target program dan kegiatan tidak optimal dikarenakan
alokasi anggaran yang tidak memadai dikarenakan terjadinya lonjakan
secara umum penurunan pendapatan pada APBD TA 2021.

2. Penyesuaian pendapatan seharusnya dilakukan tidak melalui perkada


karena perkada adalah merupakan aturan penjabaran dari perda APBD,
dengan tidak disesuaikannya pendapatan sesuai dengan realisasi maka
berakibat pada terjadinya hutang yang menjadi pembiayaan daerah.

3. Perlu adanya langkah – langkah konkrit terkait peningkatan sumber-


sumber PAD dari semua sektor dengan mengoptimalkan sistem
pendaftaran, pengelolaan dan panagihan pajak maupun retribusi bahkan
jika diperlukan OPD dapat menempatkan tenaga untuk mengoptimalkan
peran Bapenda di masing-masing Kelurahan dan Desa.
44

4. Pemutakhiran data Objek Pajak dan Subjek Pajak (WP) atau semaccam
Coklit (pencocokan dan penelitian) perlu dilakukan dan disupport dengan
anggaran yang memadai

Rekomendasi
1. Agar Bapenda dalam menyusun benar-benar Proyeksi Pendapatan Daerah
harusnya mengacu pada realisasi pendapatan tahun anggaran sebelumnya,
dan sumber-sumber yang memiliki dasar hokum penerimaan daerah.
2. Agar penyesuaian pendapatan dilakukan ketika proyeksi pendapatan tidak
tercapai pada realisasi semester 1 Tahun anggaran berkenaan melalui
Perubahan Anggaran.
3. Bapenda dapat menunjuk Petugas di Kelurahan atau Desa untuk
melakukan optimalisasi peran Bapenda dalam rangka peningkatan
pemingutan dan pemutakhiran objek PBB malalui Coklit yang melibatkan
RT dengan mempersiapkan anggaran honorarium atau upah pungut
kepada RT.
4. Mempersiapkan regulasi perubahan NJOP guna pencapaian
target Pajak Daerah.

d. Badan Kepegawaian Peningkatan Sumber Daya Manusia


Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp65.499.377.615,00 (enam puluh lima milyar empat ratus
sembilan puluh sembilan juta rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 60.709.678.890,00 (enam puluh milyar tujuh ratus sembilan juta
rupiah lebih) dengan nilai realisasi sebesar Rp34.536.665.327,00 (tiga
puluh empat milyar lima ratus tiga puluh enam juta rupiah lebih) atau
56,89% (lima puluh enam koma delapan puluh sembilan persen).

Berdasarkan hasil pembahasankami, maka pada Badan kepegawaian,


pendidikan dan pelatihan memiliki beberapa catatan-catatan sebagai
berikut:
45

Catatan:
1. Masih banyak ASN yang ditempatkan tidak sesuai dengan kompetensi
2. Masih banyak terdapat jabatan struktural pada OPD yang statusnya
sebagai pelaksana tugas

Rekomendasi
1. Hendaknya dalam menempatkan ASN di dalam jabatan disesuaikan
dengan kompetensinya
2. Badan kepegawaian hendaknya mengusulkan status jabatan struktural
yang ditetapkan secara definitif
3. Untuk formasi CPNS yang akan datang agar mengakomodir formasi
untuk akuntan di puskesmas dan tenaga pendidik di Sekolah Dasar.

e. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik


Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp5.364.764.268,00 (lima milyar tiga ratus enam puluh empat juta
rupiah lebih) dan pada Perkada turun menjadi
Rp 5.027.712.640,00 (lima milyar dua puluh tujuh juta rupiah lebih)
dengan nilai realisasi sebesar Rp3.592.512.582,00 (tiga milyar lima ratus
sembilan puluh dua juta rupiah lebih) atau 71,45% (tujuh puluh satu koma
empat puluh lima persen).

Berdasarkan hasil pembahasan kami, maka pada Badan kesatuan


bangsa dan politik memiliki beberapa catatan-catatan sebagai berikut:

Catatan:
1. Banyaknya terbentuk ormas-ormas kedaerahan di kabupaten Penajam
Paser Utara

Rekomendasi:

1. Perlu dilakukan inventarisir dan dilakukan pembinaan terhadap


kegiatan dan operasionalnya.
46

f. Inspektorat
Dalam APBD tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp. 9.587.845.247,00 (sembilan milyar lima ratus delapan puluh
tujuh juta rupiah lebih) dan pada Perkada naik menjadi
Rp 9.977.431.247,00 (sembilan milyar sembilan ratus tujuh puluh tujuh
juta rupiah lebih) dan terealisasi sebesar Rp. 5.917.018.501,00 (lima
milyar sembilan ratus tujuh belas juta rupiah lebih) atau 59,30% (lima puluh
sembilan koma tiga puluh persen) dengan capaian kinerja fisik 79,53%.

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis kami, maka pada


Inspektorat memiliki beberapa catatan dan rekomendasi sebagai berikut:

Catatan:
1. Inspektorat yang memiliki tugas sebagai pelaksanaan pengawasan
internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, asistensi dan kegiatan pengawasan lainnya tentu memiliki
peran dalam ikut mengendalikan pelaksanaan APBD, untuk itu terjadinya
kondisi defisit seharusnya pihak Inspektorat Daerah memberikan
masukan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah untuk
melakukan pengendalian belanja.
2. Evaluasi dan Reviu pembiayaan yang timbul akibat devisit menjadi
kewenangan Inspektorat Daerah sehingga perlu dengan cermat
memberikan hasil verifikasi terhadap pembiayaan yang harus dibayarkan
pada Tahun Anggaran berikutnya.

Rekomendasi
1. Agar Inspektorat Daerah dalam melakukan fungsi pengawasannya dapat
memberikan rambu terhadap pelaksanaan APBD terutama dalam hal
Pengelolaan Belanja Daerah sehingga tidak terjadi defisit yang sangat
besar dan berimplikasi pada besarnya pembiayaan yang menjadi beban
keuangan Daerah pada Tahun anggaran berikutnya.
2. Diminta agar hasil verifikasi nilai Pembiayaan oleh Inspektorat tidak
hanya melihat indikator dalam Perpres 77 tahun 2020, namun ada
pertimbangan dalam pembayaran pembiayaan TA 2021 diluar indikator
dimaksud dengan catatan bukti pelaksanaan kegiatan lengkap.
47

Demikian catatan dan rekomendasi atas Laporan Keterangan Pertanggung


Jawaban (LKPJ) Bupati Penajam Paser Utara Tahun Anggaran 2021 kami
sampaikan, semoga upaya-upaya penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan di Kabupaten Penajam Paser Utara selalu memberikan
kemaslahatan seluruh masyarakat dengan tetap mendasarkan pada distribusi
pembangunan yang berkeadilan, mensejahterakan bagi semua, dan tetap
memegang prisip-prinsip good government.

Sebelum mengakhiri rekomendasi ini, ijinkan kami memberikan apresiasi


yang setinggi-tingginya kepada Bupati Penajam Paser Utara dan Panitia Khusus
LKPJ Tahun 2021 yang merupakan urusan dari 6 fraksi dimana telah membahas
dan menyelesaikan rekomendasi DPRD terhadap LKPJ Bupati Penajam Paser
Utara Tahun Anggaran 2021 Kabupaten Penajam Paser Utara.

Adapun komposisi pansus LKPJ adalah sebagai berikut:


Ketua : H. Rusbani, S.Sos, MM
Wakil Ketua : Thohiron, S.Pdi
Anggota :
1. Dr. Wakidi, MA
2. Abdul Rahman Wahid, S.Pd
3. Syarifuddin HR
4. Sakka Said
5. Syamsuddin
6. H. Muhammad Arif Albar
Adla Dewata
7. Zainal Aripin, S.Pd

Penutup
Demikan beberapa hal yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini,
semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa senantiasa melindungi dan
membimbing kita sekalian, guna melaksanakan dan melanjutkan pembangunan
daerah yang kita cintai ini
48

Sekian dan terimakasih, wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum


warahmatullahi wabarakatuh

Penajam, 20 April 2021


Panitia Khusus (PANSUS)
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)
Bupati Penajam Paser Utara Tahun Anggaran 2021

Ketua Wakil Ketua

H. Rusbani, S.Sos, MM Thohiron, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai