Anda di halaman 1dari 62

2020

LAPORAN PENDAHULUAN
(PERIODE 21 APRIL S/D 20 MEI 2020)
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) 2020
PROVINSI SULAWESI SELATAN

AHMAD FAISAL, ST
TAPr SULAWESI SELATAN II
Laporan Pendahuluan 1
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PENGESAHAN
SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW)
TAHUN
No : 001/Lap. TAPr Sulsel 2020
II/V/2020

LAPORAN INI DIBUAT OLEH :


TENAGA AHLI PROPINSI (TAPr) SULAWESI SELATAN II
KABUPATEN : SELAYAR, JENEPONTO, BANTAENG, SINJAI, BONE, WAJO,
SOPPENG, LUWU, LUWU UTARA DAN LUWU TIMUR

Tenaga Ahli Propinsi (TAPr) Sulawesi Selatan 2

AHMAD FAISAL, ST

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sul – Sel Wil. II

Anugrah, S.T., MM
NIP : 19750502 200911 1 001

Laporan Pendahuluan 2
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW)
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar , 20 Mei 2020

Nomor : 001/Lap. TAPr Sulsel II/V/2020 Kepada Yth :


Lamp :- PPK PISEW PROP. SULSEL II
Hal : Laporan Pendahuluan
Di-

TEMPAT

Dengan Hormat :

Sehubungan dengan pelaksanaan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah


(PISEW) TA. 2020, maka bersama ini kami sampaikan Laporan Pendahuluan PISEW untuk Wilayah
Sulawesi Selatan II yang meliputi Kabupaten Selayar, Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bone, Wajo,
Soppeng, Luwu, Luwu Utara Dan Luwu Timur.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan banyak terima kasih.

Hormat kami
Tenaga Ahli Propinsi Sulsel 2

(AHMAD FAISAL, ST)

Tembusan :

1. Tim Pelaksana Propinsi (TPPr) Propinsi Sulawesi Selatan


2. Pertinggal

Laporan Pendahuluan 3
KATA PENGANTAR

Bersyukur kehadirat Allah SWT dengan ucapan Alhamdulillah, bersalawat kepada Nabi
Muhammad SAW dengan ucapan Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali
Sayyidina Muhammad, atas selesainya Laporan Pendahuluan ini.

Secara umum, materi yang disampaikan dalam laporan pendahuluan ini adalah merupakan
apresiasi dan pemahaman awal terhadap lingkup penugasan yang diberikan maupun terhadap
cakupan wilayah penugasan serta lokasi sasaran kegiatan Program PISEW di wilayah Sulawesi
Selatan II. Sehingga dapat digunakan sebagai landasan kerja dan acuan dasar untuk menyusun
strategi serta rencana pelaksanaan pendampingan secara komprehensif di seluruh wilayah sasaran
Program PISEW di wilayah Sulawesi Selatan II.

Dibuat berkat dukungan dan kerja sama yang baik dari semua pihak, untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada FM, Ass. Tenaga Ahli Provinsi Sulawesi Selatan II, Tim Pelaksana
Kabupaten Program PISEW serta pihak-pihak yang tidak kami sebut satu persatu.

Semoga Laporan Pendahuluan ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, sebagai acuan utama
untuk mengoperasionalkan kegiatan bantuan teknis dan pendampingan dalam PISEW di seluruh
wilayah penugasan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan diskusi dan pembahasan untuk
penyempurnaan lebih lanjut.

Makassar, 20 Mei 2020

Tenaga Ahli Propinsi Sulsel 2

(AHMAD FAISAL, ST)

Laporan Pendahuluan 4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................................. 3
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 4
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 5
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 7
1.1. Gambaran Umum ..................................................................................................................7
1.2. Tujuan ....................................................................................................................................8
1.3. Sasaran...................................................................................................................................8
1.4. Penerima Manfaat .................................................................................................................8
1.5. Indikator Kinerja ....................................................................................................................8
1.6. Kebijakan, Strategi, Pendekatan dan Harmonisasi Kegiatan .................................................9
BAB. II PROFIL WILAYAH KABUPATEN SECARA UMUM .......................................................... 14
2.1. KABUPATEN SELAYAR ..........................................................................................................15
2.2. KABUPATEN BANTAENG ......................................................................................................17
2.3. KABUPATEN JENEPONTO .....................................................................................................20
2.4. KABUPATEN BONE ...............................................................................................................22
2.5. KABUPATEN SINJAI ..............................................................................................................25
2.6. KABUPATEN WAJO...............................................................................................................27
2.7. KABUPATEN SOPPENG .........................................................................................................29
2.8. KABUPATEN LUWU ..............................................................................................................30
2.9. KABUPATEN LUWU UTARA ..................................................................................................34
2.10. KABUPATEN LUWU TIMUR ..............................................................................................38
BAB III RENCANA JADWAL KEGIATAN PENDAMPINGAN ........................................................ 42
3.1. Tahap Persiapan ..................................................................................................................42
3.2. Tahap Perencanaan .............................................................................................................43
3.3. Tahap Pelaksanaan ..............................................................................................................44
3.4. Tahap Pasca Pelaksanaan ....................................................................................................45
BAB IV. PENDAMPINGAN PELAKSANAAN ............................................................................... 47
4.1. Status Capaian Kegiatan Bulan Berjalan ..............................................................................47
4.2. Dukungan Kegiatan yang di laksanakan. .............................................................................49
SI

Laporan Pendahuluan 5
LAMPIRAN
1. LAPORAN MANAJEMEN KEUANGAN PROVINSI
2. LAPORAN MANAJEMEN PROYEK PROVINSI
3. MONITORING TAHAPAN PERSIAPAN DAN PERENCANAAN
4. MONITORING PARTISIPASI MASYARAKAT
5. MONITORING PELAKSANAAN KONSTRUKSI
6. MONITORING SWADAYA MASYARAKAT
7. REKAPITULASI PERMASALAHAN TINGKAT PROVINSI
8. MONITORING TAHAPAN PELAKSANAAN DAN PASCA KONSTRUKSI
9. CATATAN HARIAN
10. TIME SHEET
11. FOTO DOKUMENTASI

Laporan Pendahuluan 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum
Dalam pengembangan program belakangan ini, beragam cara yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi masalah kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan
pengangguran melalui berbagai kebijakan dan kegiatan nasional. Di era tahun 1970-an
Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Jenderal Cipta Karya) telah melakukan program
pembangunan perdesaan melalui beberapa metode pendekatan. Diawali dengan program
Pemugaran Permukiman dan Perumahan Desa (P3D) kemudian Program Pemugaran
Perumahan dan Lingkungan Desa secara Terpadu (P2LDT) yang kemudian berkembang lagi
menjadi program Kawasan Terpilih Pembangunan Pusat Desa (KTP2D). Pada tahun 2002
bersama dengan Kementerian.

DI sektor Pertanian mulai dilaksanakan program Pengembangan Kawasan Agropolitan,


program Pengembangan Kawasan Minapolitan bersama Kementerian Kelautan dan
Perikanan, serta bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2010
dilaksanakan program Kota Terpadu Mandiri (KTM) dalam rangka pengembangan ekonomi
lokal dan perdesaan melalui pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi.

Sehinggga pada tahun 2007 Pemerintah melaksanakan kebijakan terpadu sebagai upaya
percepatan penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja melalui
pemberdayaan masyarakat dalam “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri”. Dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Kementerian Pekerjaan Umum melaksanakan
beberapa program, yaitu: PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM-Mandiri Rural Infrastructure
Support (RIS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), serta PNPM-Mandiri
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW), yang dilaksanakan
oleh Kementerian PU bersama Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri.

Berdasarkan pengalaman dalam pembangunan kawasan perdesaan, Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memandang perlu untuk meningkatkan
dan mengembangkan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan
permukiman di kecamatan. Pengembangan ekonomi lokal memiliki posisi strategis dalam
RPJMN tahun 2015-2019, sekaligus tertuang dalam Nawacita Pemerintah Republik
Indonesia. Atas dasar tersebut maka dilaksanakan Program Pembangunan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan sosial
ekonomi wilayah yang berbasis pada potensi sumber daya lokal untuk mengurangi
kesenjangan antar wilayah melalui pembangunan infrastruktur wilayah, meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat, serta memperkuat kelembagaan dan keuangan daerah.
Sasaran kegiatan PISEW ini meliputi terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah
kecamatan, yang dapat berupa infrastruktur perhubungan/transportasi; Infrastruktur

Laporan Pendahuluan 7
pendukung produksi pertanian, peternakan dan perikanan, industri, dan pariwisata;
Infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian, peternakan dan perikanan, industri;
serta air bersih dan sanitasi. Selain itu PISEW juga mempunyai sasaran untuk peningkatan
kapasitas daerah dalam pembangunan sosial dan ekonomi lokal termasuk komoditas
unggulannya, tersedianya fasilitator pendamping masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan dan pembangunan, pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam pembangunan
serta tersedianya akses dengan lembaga keuangan dan pelatihan peningkatan kapasitas
usaha.

1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan PISEW Tahun 2020 adalah untuk menyediakan atau meningkatkan
infrastruktur dengan pendekatan partisipasi masyarakat dalam skala kawasan untuk
meningkatkan sosial ekonomi wilayah.

1.3. Sasaran
1. Terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan guna mendorong
pengembangan sosial dan ekonomi lokal, berdasarkan potensi atau komoditas
unggulan yang dapat berupa:
a. Infrastruktur transportasi;
b. Infrastruktur air minum dan sanitasi;
c. Infrastruktur penunjang produksi pertanian dan industri; dan
d. Infrastruktur peningkatan prasarana pendukung pemasaran pertanian, peternakan,
perikanan, industri, dan pendukung kegiatan pariwisata.
2. Meningkatnya kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan.
3. Mendayagunakan sumber daya dan tenaga kerja lokal dalam pembangunan.

1.4. Penerima Manfaat


Penerima manfaat Program PISEW adalah:
- Masyarakat pelaku usaha kecil, terutama pengusaha komoditas unggulan;
- Masyarakat pekerja dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur;
- Masyarakat umum pengguna infrastruktur yang terbangun; dan
- Pemerintah kabupaten dan kecamatan terkait.

1.5. Indikator Kinerja


Keberhasilan kegiatan PISEW dapat diukur dari ketercapaian indikator kinerja, seperti
disajikan pada tabel berikut:

Laporan Pendahuluan 8
Indikator
No Kinerja Indikator Keterangan
Utama
1 Indikator Mendukung Meningkatnya akses masyarakat di kawasan
Dampak Upaya penurunan biaya potensial perdesaan pada layanan infrastruktur
(outcome) produksi permukiman yang mendukung pengembangan
sosial ekonomi
Meningkatnya Adanya upaya harmonisasi rencana pembangunan
kemampuan pemerintah kawasan dengan rencana pembangunan
daerah dalam kecamatan dan kabupaten yang sesuai dengan
penyelenggaraan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
pembangunan
kawasan potensial
2 Indikator Meningkatnya Adanya kelembagaan masyarakat tingkat
Kinerja kemampuan masyarakat Kecamatan yang beranggotakan perwakilan dari
(output) dalam menyusun unsur pemerintahan desa dan tokoh masyarakat
rencana pembangunan yang mampu melakukan perencanaan dan
kawasannya pengelolaan pembangunan
Terselenggaranya musyawarah warga dalam
Forum Kecamatan sebagai wujud demokrasi
proses perencanaan.
Terintegrasinya rencana pembangunan
infrastruktur kawasan permukiman perdesaan
yang disusun bersama masyarakat dengan
Meningkatnya Terlaksananya Pembangunan infrastruktur
rencana pembangunan daerah.
layanan infrastruktur wilayah secara tepat sasaran
kawasan potensial Terbangunnya infrastruktur sosial ekonomi
perdesaan wilayah yang memenuhi standar kualitas serta
bermanfaat
Meningkatnya Mobilisasi KTP PISEW, Tenaga Ahli Provinsi,
kemampuan pelaksana Asisten Tenaga Ahli Provinsi dan FM sesuai jadwal
dalam pelaksanaan, nasional
pemantauan, dan Terselenggaranya penguatan kapasitas Fasilitator
evaluasi melalui pelatihan maupun OJT
Terlaksananya proses perencanaan dan
pembangunan infrastruktur yang memenuhi
aspek teknis dan kriteria yang telah ditentukan
Terjadinya penguatan dan pelaksanaan sistem
monitoring dan evaluasi
Terselenggaranya mekanisme penanganan
pengaduan yang efektif

1.6. Kebijakan, Strategi, Pendekatan dan Harmonisasi Kegiatan


1.6.1. Kebijakan dan Strategi

Laporan Pendahuluan 9
Kebijakan dalam pengembangan kawasan perdesaan, berupa kegiatan yang
meliputi:

a. Pengembangan Potensi Lokal (sektor kelautan dan perikanan, pertanian,


perkebunan, peternakan, pariwisata, dan industri;
b. Peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur
kawasan permukiman;
c. Peningkatan peran aktif/partisipasi masyarakat dan pelaku usaha; dan
d. Peningkatan peran kelembagaan lokal/daerah.

Strategi kegiatan PISEW adalah mengembangkan potensi ekonomi lokal untuk


menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan
mengurangi kemiskinan, meliputi:

a. Sinkronisasi kebijakan umum dan pembangunan daerah;


b. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan wilayah yang terintegrasi
dengan rencana penyediaan infrastrukturnya;
c. Penetapan dan pengembangan potensi lokal kawasan;
d. Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah; dan
e. Penguatan kapasitas kelembagaan lokal.
Dalam kebijakan Kegiatan PISEW terdapat 3 (tiga) komponen kegiatan yang saling
mendukung, (lihat pada gambar II.1).

Gambar - II. 1. Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi


Wilayah
Strategi kegiatan PISEW adalah mengembangkan ekonomi lokal untuk menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi lokal,
secara rinci (lihat Gambar II.2)

Laporan Pendahuluan 10
Gambar - II. 2 Strategi Pengembangan PISEW
1.6.2. Pendekatan
Dalam pelaksanaan Kegiatan PISEW ada empat pendekatan yang dilakukan, yaitu:
a. Partisipatif Birokratis
Pendekatan Partisipatif Birokratis dilaksanakan pada tahap persiapan dengan
mengikut sertakan aparatur pemerintah kabupaten dan kecamatan dalam
melakukan identifikasi potensi kelembagaan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
di tingkat kecamatan untuk ditetapkan sebagai pengelola dalam pelaksanaan
perencanaan dan konstruksi kegiatan PISEW, dan memfasilitasi kelembagaan
BKAD yang terpilih untuk melakukan pencatatan di notaris serta mendaftarkan
sebagai lembaga masyarakat di salah satu SKPD (Bapermas atau nama lain) di
pemerintah daerah kabupaten.
b. Partisipatif Teknokratis
Pendekatan partisipatif teknokratis, dilaksanakan pada tahap perencanaan,
dilaksanakan bersama oleh satuan kerja PKP provinsi dan pendampingan yang
dilakukan oleh fasilitator masyarakat, dengan pengendalian dari Tenaga Ahli
Provinsi/Asisten Tenaga Ahli Provinsi, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD),
dalam menyusun profil kawasan serta prioritas 8 rencana pembangunan
infrastruktur kawasan perdesaan lengkap dengan perencanaan teknis (gambar
perencanaan dan RAB).
c. Teknokratis
Pendekatan teknokratis dilaksanakan pada saat tahap pelaksanaan konstruksi
walaupun pelaksana pembangunan konstruksi infrastruktur dilakukan oleh BKAD
namun tetap berdasarkan spesifikasi yang sudah ditentukan dalam perencanaan
teknis yang sesuai dengan jenis konstruksinya.
d. Birokratis
Pendekatan birokratis dilaksanakan bersama pemerintah provinsi dan

Laporan Pendahuluan 11
pemerintah kabupaten dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi, monitoring dan
penyerahterimaan infrastruktur terbangun kepada pemerintah desa yang
selanjutnya dapat dilakukan pemeliharaan dan pengelolaannya, untuk
bertanggung jawab dalam:
1. Memanfaatkan hasil pembangunan untuk kepentingan masyarakat desa
secara luas; dan
2. Melakukan pengelolaan untuk kegiatan pemeliharaan, keberlanjutan, dan
pengembangan hasil pelaksanaan pembangunan;

1.6.3. Harmonisasi Kegiatan

Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan PISEW,


dilakukan harmonisasi pada aspek-aspek sebagai berikut.

1.6.4. Penentuan Kecamatan Sasaran

Lokasi pelaksanaan kegiatan PISEW adalah kawasan permukiman perdesaan dalam


skala kecamatan yang ditetapkan oleh Menteri PUPR berdasarkan kriteria sebagai
berikut:

a. Memiliki potensi lokal yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pusat


pertumbuhan;
Merupakan kebijakan pemerintah yang dapat mempercepat pengembangan
ekonomi kawasan dan/atau menciptakan lapangan kerja; dan Sesuai dengan
arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

Harmonisasi dalam pemilihan kecamatan sasaran ditujukan untuk memadukan


aspek ruang kawasan dan manfaatnya bagi pengembangan potensi lokal. Konsep
pemilihan dan penetapan lokasi (lihat gambar I.3).

Gambar - II. 3. Konsep Pemilihan dan Pentepan Lokasi

Laporan Pendahuluan 12
1.6.5. Harmonisasi Kelembagaan

Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui:

a. Penguatan kemampuan kelembagaan pemerintah kabupaten, kecamatan,


dan BKAD yang tanggap terhadap persoalan pengembangan potensi lokal yang
selaras dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; dan
b. Peningkatan kerjasama antar desa penerima manfaat dengan
membentuk/memanfaatkan BKAD untuk mengoptimalkan proses perencanaan
partisipatif.
c. Penguatan kapasitas kemampuan teknis dalam perencanaan, pelaksanaan
kelembagaan pemerintah, kelembagaan pelaksana kegiatan, dan kelembagaan
pendukung kegiatan dengan menjalin koordinasi dan kerja sama dengan
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, serta Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi sesuai dengan konsentrasi
bidang masing-masing
1.6.6. Harmonisasi Rencana Infrastruktur
Rencana infrastruktur kegiatan PISEW guna mendukung dan menyediakan atau
meningkatkan infrastruktur dengan pendekatan partisipasi masyarakat dalam skala
kawasan untuk meningkatkan sosial ekonomi wilayah serta terjalinnya harmonisasi
rencana pembangunan kawasan dengan rencana pembangunan yang sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Kecamatan dan Musrenbang Desa.
1.7. Pendanaan
A. APBN
Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan dana APBN, dengan mata anggaran sebagai
Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM), dengan rincian:
1) Setiap kecamatan akan menerima anggaran pembangunan infrastruktur
2) Alokasi Dana pendampingan/safeguarding
B. APBD
Dana APBD provinsi dan kabupaten yang dialokasikan pada DIPA SKPD terkait
digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan PISEW serta memberikan dukungan kegiatan
(activity sharing) guna meningkatkan layanan infrastruktur yang dibangun melalui
kegiatan PISEW.

Laporan Pendahuluan 13
BAB. II PROFIL WILAYAH KABUPATEN SECARA UMUM

Pelaksanaan kegiatan Program PISEW Tahun Anggaran 2020 di Wilayah Sulawesi Selatan II
meliputi 10 Kabupaten dan 39 Kecamatan yang menjadi lokasi sasaran kegiatan PISEW Tahun
Anggaran 2020.

Kabupaten Kecamatan Desa

10 Kab 39 Kec.

KEPULAUAN SELAYAR BONTOMANAI Kaburu, Jambuiya


BONTOMATENE Bongaiya, Kayu bauk
BANTAENG SINOA Bontomacini, Bontobulaeng
EREMERASA Pa'bentengan, Lonrong
JENEPONTO BONTORAMBA Bulusuka, Mairo
ARUNGKEKE Kalumpang loe, Bulo bulo, Palajau
TAROWANG Tarowang, Bontorappo
SINJAI SINJAI BARAT Barania, Gunung perak
SINJAI SELATAN Palangka, Puncak
TELLU LIMPOE Saotengah, Samaturue
BULUPODDO Duampanuae, Tompobulu
BONE BONTOCANI Bana, Pammusureng
BAREBBO Kajaolalidong, Samaelo
ULAWENG Manurunge, Ulaweng Cinnong
AMALI Mampotu, Waepubbue, Wellulang
DUA BOCCOE Cabbeng, Panyili, Laccori
SOPPENG MARIO RIWAWO Maririaja, Gattareng
CITTA Tinco, Kampiri, Labae
LILI RILAU Abbanuange, Palangiseng,m Tetewatu
DONRI DONRI Kessing, Leworeng
MARIO RIAWA Panincong, Patampanua
WAJO BOLA Rajamawellang, Balielo
TAKKALALLA Pantai Timur, Soro
TANA SITOLO Ujunge, Pajalele
PITUMPANUA Padangloang, Tangkoro, Tanrongi

Laporan Pendahuluan 14
LUWU BASSESANGTEMPE Lissaga, To'long
BASSESANGTEMPE UTARA Maindo, Tasangtongkonan
PONRANG Tirowali, Buntu Kamiri, Mario
WALENRANG Kalibamamase, Baramamase,Walenrang
LAMASI Se'pon, Setiarejo
WALENRANG UTARA Marabuana, Salutubu, Pongko
LAMASI TIMUR Seriti, Pelalan
LUWU UTARA SABBANG SELATAN Kampuing baru, Dandang
BAEBUNTA SELATAN Mukti tama, Marannu
BONE-BONE Sadar, Tamuku, Sukaraya
TANA LILI Sidobinangun, Sumberdadi
LUWU TIMUR TOMONI TIMUR Patengko, Cendana Hitam
TOWUTI Baruga, Lioka
MANGKUTANA Balai Kembang, Maleku

2.1. KABUPATEN SELAYAR


Secara Geografis Kabupaten Kep. Selayar terletak pada koordinat antara 5°42' - 7°35' Lintang Selatan
dan 120°15' - 122°30' bujur timur, Luas wilayah Kabupaten Kep. Selayar adalah 1.357,03 km² wilayah
daratan (12,91%) dan 9.146,66 km² wilayah lautan (87,09%) yang terdiri atas kepulauan besar dan
kecil serta secara administrative terdiri dari 11 Kecamatan, 7 kelurahan dan 81 desa adalah variatif
dari yang datar hingga agak miring. Jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak 139.470 jiwa dengan
komposisi laki-laki 68.332 jiwa dan perempuan 71.138 jiwa.

Batas batas wilayah Kabupaten Kep. Selayar adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba dan Teluk Jeneponto


• Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur
• Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Flores dan Selat Makassar
• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Flores
Berdasarkan letak sebagaimana dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan
Kepulauan Selayar bahwa Selat Selayar dilintasi pelayaran nusantara baik ke timur maupun ke barat,
bahkan sudah menjadi pelayaran internasional. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan
"kepulauan" yang berada di antara jalur alternatif perdagangan internasional yang menjadikan
daerah ini secara geografis sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan distribusi baik secara
nasional untuk melayani Kawasan Timur Indonesia maupun pada skala internasional guna melayani
negara-negara di kawasan Asia.

Laporan Pendahuluan 15
Kondisi geologi Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan kelanjutan dari wilayah geologi Sulawesi
Selatan bagian Timur yang tersusun oleh jenis batuan sediment. Struktur geologi Kepulauan
Selayar menunjukkan struktur-struktur dan penyebaran batuan berarah Utara - Selatan dan miring
melandai kearah Barat. Sedangkan pantai Timur umumnya terjal dan langsung dibatasi oleh laut
dalam yang cenderung merupakan jalur sesar.

Gambar 2.2 : Peta Kabupaten Kep. Selayar

Kondisi Demografi,
Pada tahun 2000 jumlah penduduk kabupaten Kepulauan Selayar tercatat sebanyak 103.473
ribu jiwa. Dalam waktu 3 tahun kemudian (tahun 2003) jumlah peduduk tersebut telah
mengalami pertambahan sebanyak 6.506 jiwa. Dengan dasar tersebut dapat diketahui
bahwa rata-rata pertambahan penduduk di kabupaten Kepulauan Selayar masih sebesar
1,95 persen setiap tahunnya. Penduduk kabupaten Kepulauan Selayar menurut data BPS
tahun 2009 berjumlah sebanyak 121.749 jiwa terdiri dari 57.685 jiwa laki-laki dan 64.064
jiwa perempuan. Data tentang komposisi penduduk menurut jenis kelamin tersebut
menunjukkan bahwa secara umum jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah
penduduk laki-laki dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 90,04 (setiap 100

Laporan Pendahuluan 16
perempuan terdapat 90 laki-laki). Komposisi penduduk Kepulauan Selayar menurut
kelompok umur terdiri dari:

• Penduduk usia 0 - 14 tahun sebanyak 36.093 jiwa

• Penduduk usia 15 - 64 tahun berjumlah 77.486 jiwa

• Penduduk usia 65 tahun ke atas sebanyak 8.170 jiwa

Menurut hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2009, jumlah angkatan kerja di
kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 2009 sebesar 54.996 orang, yaitu yang bekerja
sebanyak 49.478 orang dan jumlah pengangguran sebanyak 5.518 orang. Jumlah bukan
angkatan kerja sebanyak 32.651 orang dengan rincian 6.503 orang sekolah, 22.162 orang
mengurus rumah tangga dan lainnya sebanyak 3.986 orang.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Kep. Selayar


Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Laki- Perempuan Jumlah
Laki
1 Benteng 11.568 12.409 23.977
2 Bontoharu 7.365 7.437 14.802
3 Bontomatene 6.607 7.223 13.830
4 Bontomanai 7.030 7.169 14.199
5 Bontosikuyu 7.767 8.070 15.837
6 Pasimasunggu 4.376 4.564 8.922
7 Pasimarannu 5.277 5.470 10.747
8 Taka 6.904 7.045 13.949
Jenepontorate
9 Pasilambena 4.053 4.151 8.204

10 Pasimasunggu 3.933 4.083 8.016


Timur

11 Buki 3.452 3.535 6.987

Sumber : BPS Kabupaten Kep. Selayar, 2019

2.2. KABUPATEN BANTAENG


Secara Geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada koordinat antara 5°21’13’’ - 5°35’26’ Lintang
Selatan dan 119°51’42’’ - 120°05’27’’ Bujur Timur, Luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395,83
km2 yang terdiri atas 8 Kecamatan, 21 kelurahan dan 46 desa. Jumlah penduduk pada tahun 2018

Laporan Pendahuluan 17
sebanyak 186.612 jiwa dengan. Dengan rasio perbandingan jenis kelamin adalah 92,92%

Batas batas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kab. Bulukumba


• Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bantaeng sebagai wilayah strategis pengembangan kawasan Agrobisnis yang didukung
oleh ketersediaan Sumber Daya Alam yang melimpah. Secara administrative Peta kab. Bantaeng
sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Peta Kabupaten Bantaeng

Kondisi Demografi,
Salah satu fenomena demografi yang tidak terelakkan adalah pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan jumlah penduduk karena kelahiran
maupun migrasi. Pada tahun 2018 penduduk Kabupaten Bantaeng sebanyak 186.612

Laporan Pendahuluan 18
jiwa,dengan jumlah penduduk laki-laki 117.520 jiwa dan perempuan 125.152 jiwa meningkat
dari tahun 2017 dengan laju pertumbuhan penduduk 0,56 persen. Dengan demikan, rasio
jenis kelamin adalah 92,92 persen yang berarti setiap 100 penduduk laki-laki terdapat 92,92
penduduk perempuan. Kabupaten Bantaeng tergolong kabupaten yang kecil dan luas di
Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km2 adalah 472 jiwa/Km2. Jumlah
penduduk terbesar berada di kecamatan Bantaeng sebesar 38.776 jiwa dan yang terkecil di
kecamatan Uluere dengan besaran 11.419 jiwa. Terkait dengan perannya sebagai pusat
pemerintahan, pendidikan, dan fasilitas publikl ain, maka mayoritas penduduk tinggal
terpusat di ibukota kabupaten. Kepadatan penduduknya mencapai 1.345 jiwa per km2.
Keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar, seringkali dianggap sebagai pemicu
masalah-masalah kependudukan seperti kemiskinan dan pengangguran. Namun, dalam
tinjauan demografi, penting untuk melihat struktur umur penduduk. Penduduk usia
produktif yang besar dan berkualitas dapat berperan positif dalam pembangunan ekonomi.
Penduduk Kabupaten Bantaeng didominasi oleh penduduk usia kerja. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) mancapai 71,44 persen dari penduduk usia kerja. Artinya, setiap 100
orang penduduk usia kerja terdapat 71 hingga 72 penduduk yang merupakan angkatan
kerja. Lapangan pekerjaan utama penduduk Kab. Bantaeng sebagian besar berasal dari
sector pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu sebesar 52,48 persen dari
jumlah penduduk yang bekerja.

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Bantaeng


Berdasarkan Jenis KelaminTahun 2018

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Laki- Perempuan Jumlah
Laki
1 Bisappu 15.818 16.847 32.665
2 Uluere 5.597 5.822 11.419
3 Sinoa 6.048 6.443 12.491
4 Bantaeng 18.848 19.928 38.776
5 Eremerasa 9.318 10.342 19.660
6 Tompobulu 11.395 12.806 24.201
7 Pa’jukukang 14.954 15.869 30.643
8 Ganrangkeke 7.903 8.854 16.757
Jumlah 89.881 96.731 186.612

Laporan Pendahuluan 19
2.3. KABUPATEN JENEPONTO
Secara Geografis Kabupaten Jeneponto terletak pada koordinat antara 5° 23’ 12” - 5° 42’ 1,2” Lintang
Selatan dan 119° 29’ 12” - 119° 56’ 44,9” Bujur Timur, Luas wilayah Kabupaten Jeneponto adalah
749,79 km2 yang terdiri atas 11 Kecamatan, 31 kelurahan dan 82 desa. Jumlah penduduk pada tahun
2018 sebanyak 361.793 jiwa dengan komposisi laki-laki 174.682 jiwa dan perempuan 187.111 jiwa.

Batas batas wilayah Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kab.Takalar


• Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Takalar
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Jeneponto memiliki beberapa sungai yang sebagian telah dibendung yaitu Kelara, Tino,
Poko Bulo yang telah berfungsi untuk mengairi sebagaian lahan persawahan. Daerah Bagian Selatan
memiliki perairan Laut (Flores Sea) dengan panjang pantai berkisar 114 Km. Secara administrative
Peta kab. Jeneponto sebagai berikut :

Gambar 2.4 : Peta Kabupaten Jeneponto

Laporan Pendahuluan 20
Kondisi Demografi,
Salah satu fenomena demografi yang tidak terelakkan adalah pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan jumlah penduduk karena kelahiran
maupun migrasi. Pada tahun 2018 penduduk Kabupaten Jeneponto sebanyak 361.793 jiwa,
meningkat dari tahun 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk 0,46 persen. Jumlah
tersebut terdiri dari 174.682 penduduk laki-laki dan 187.111 penduduk perempuan. Secara
keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Kabupaten Jeneponto tergolong kabupaten yang
besar dan luas di Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km2 adalah 482.53 jiwa.
Terkait dengan perannya sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan fasilitas public lain,
maka mayoritas penduduk tinggal terpusat di ibukota kabupaten. Keberadaan penduduk
dalam jumlah yang besar, seringkali dianggap sebagai pemicu masalah-masalah
kependudukan seperti kemiskinan dan pengangguran. Namun, dalam tinjauan demografi,
penting untuk melihat struktur umur penduduk. Penduduk usia produktif yang besar dan
berkualitas dapat berperan positif dalam pembangunan ekonomi.
Penduduk Kabupaten Jeneponto didominasi oleh penduduk muda dan usia produktif.
Penduduk usia produktif memiliki jumlah terbesar yaitu 62,50 persen dari keseluruhan
populasi dengan rasio ketergantungan sebesar 52,03 persen. Artinya, setiap 100 orang
penduduk usia produktif menanggung sebanyak 52 hingga 53 penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Jeneponto


Berdasarkan Jenis KelaminTahun 2018

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Bangkala 26.588 27.837 54.425
2 Bangkala 14.257 14.496 28.753
Barat
3 Tamalatea 20.348 21.628 41.976
4 Bontoramba 17.444 18.943 36.387
5 Binamu 27.490 29.053 56.543
6 Turatea 15.613 16.661 32.274
7 Batang 9.121 10.395 19.516
8 Arungkeke 8.794 9.745 18.539
9 Tarowang 10.907 11.801 22.708

Laporan Pendahuluan 21
10 Kelara 12.895 14.404 27.299

11 Rumbia 11.225 12.148 23.373

Jumlah 174.682 187.111 361.793


Sumber : BPS Kabupaten Jeneponto, 2019

2.4. KABUPATEN BONE


Secara Geografis Kabupaten Bone terletak pada koordinat antara 4013’ 30 -506 13 Lintang Selatan
dan 119042’30 -119040’20 Bujur Timur,Luas wilayah Kabupaten Bone adalah 4.559 km2 atau 3,13%
dari luas wilayah Sulawesi Selatan yang terdiri atas 27 Kecamatan, 39 kelurahan dan 65 desa. Jumlah
penduduk pada tahun 2018 sebanyak 754.894 jiwa dengan komposisi laki-lai 360.971 jiwa dan
perempuan 393.923 jiwa.

Batas batas wilayah Kabupaten Bone adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo Dan Soppeng


• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Kab.Gowa
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, Barru dan Kab. Maros
• Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
Kabupaten Bone sebagai wilayah strategis pengembangan kawasan Agrobisnis yang didukung oleh
ketersediaan Sumber Daya Air yang melimpah dimana wilayah ibi dilalui oleh Daerah Aliran Sungai
yang besar yaitu DAS Sungai Saddang yang berhulu di pegunungan Tana Toraja. Secara administrative
Peta kab. Bone sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Peta Kabupaten Bone

Laporan Pendahuluan 22
Kondisi Demografi,
Salah satu fenomena demografi yang tidak terelakkan adalah pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan jumlah penduduk karena kelahiran
maupun migrasi. Pada tahun 2010 penduduk Kabupaten Bone sebanyak 754.894 jiwa,
meningkat dari tahun 2018 dengan laju pertumbuhan penduduk 0,52 persen. Jumlah
tersebut terdiri dari 360.971 penduduk laki-laki dan 393.923 penduduk perempuan. Dengan
demikan, rasio jenis kelamin adalah 91,63 persen yang berarti setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 91 hingga 92 penduduklaki-laki. Kabupaten Bone tergolong kabupaten
yang besar dan luas di Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km2 adalah 165.58
jiwa. Terkait dengan perannya sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan fasilitas publik
lain, maka mayoritas penduduk tinggal terpusat di ibukota kabupaten. Kepadatan
penduduknya mencapai 166 jiwa per km2. Keberadaan penduduk dalam jumlah yang
besar,seringkali dianggap sebagai pemicu masalah-masalah kependudukan seperti
kemiskinan dan pengangguran. Namun, dalam tinjauan demografi, penting untuk melihat
struktur umur penduduk. Penduduk usia produktif yang besar dan berkualitas dapat
berperan positif dalam pembangunan ekonomi.
Penduduk Kabupaten Bone didominasi oleh penduduk muda dan usia produktif. Penduduk
usia produktif memiliki jumlah terbesar yaitu 64,50 persen dari keseluruhan populasi dengan
rasio ketergantungan sebesar 55,03 persen. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia
produktif menanggung sebanyak 55 hingga 56 penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.
Hal lain yang menarik diamati pada piramida penduduk adalah adanya perubahan arah
perkembangan penduduk yang ditandai dengan penduduk usia 0-4 tahun yang
jumlahnyalebih kecil dari kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun. Kondisi
tersebut mengindikasikan terjadinya penurunan tingkat kelahiran penduduk pada
beberapa tahun ini.
Indikasi turunnya tingkat kelahiran, terkait dengan peningkatan penggunaan alat
kontrasepsi. Jumlah akseptor KB aktif di Kabupaten Bone tahun 2014 tercatat 87.220 orang
meningkat dari tahun 2013.Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
suntikan (33,40 persen), pil ( 28,76 persen), dan implant (25,61 persen).

Laporan Pendahuluan 23
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Bone
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan

1 Bontocani 7.960 7.753 15.443


2 Kahu 18.092 19.647 37.739
3 Kajuara 17.052 18.002 35.054
4 Salomekka 7.359 7.753 15.112
5 Tonra 6.282 6.751 13.033
6 Patimpeng 7.669 8.225 15.891
7 Libureng 14.655 14.697 29.352
8 Mare 12.396 13.128 25.524
9 Sibulue 15.464 17.584 33.048
10 Cina 12.280 13.409 25.689
11 Barebbo 12.463 14.216 26.679
12 Ponre 6.517 6.818 13.365
13 Lappariaja 11.152 12.190 23.342
14 Lamuru 11.431 13.030 24.461
15 Tellu Limpoe 6.882 6.971 13.853
16 Bengo 12.193 13.112 25.305
17 Amali 11.466 13.093 24.559
18 Palakka 10.322 11.901 22.223
19 Awangpone 13.278 15.506 28.784
20 Tellu Siattenge 18.514 21.307 39.821
21 Amali 9.372 11.219 20.591
22 Dua Boccoe 12.632 14.631 27.263
23 Cenrana 13.835 16.172 30.007
24 T. Raiattang Barat 11.190 12.370 23.560
25 Tanete Riattang 21.487 23.213 44.700
26 T. Riattang Timur 23.274 26.149 49.423
27 20.447 20.634 41.081
Jumlah 360.971 393.923 754.894
Sumber : BPS Kabupaten Bone, 2019

Laporan Pendahuluan 24
2.5. KABUPATEN SINJAI
Secara Geografis Kabupaten Sinjai terletak pada koordinat antara 502’ 56” -5021’ 16” Lintang Selatan
dan 119056’30” -119025’33” Bujur Timur,Luas wilayah Kabupaten Sinjai adalah 819,96 km2 atau
0,06% dari luas wilayah Sulawesi Selatan yang terdiri atas 9 Kecamatan, 13 kelurahan dan 67 desa.
Jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak 244.130 jiwa dengan. Dengan rasio perbandingan jenis
kelamin adalah 93,87%

Batas batas wilayah Kabupaten Bone adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone


• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa
• Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

Kabupaten Sinjai sebagai wilayah strategis pengembangan kawasan Agrobisnis yang didukung oleh
ketersediaan Sumber Daya Alam yang melimpah. Secara administrative Peta kab. Sinjai sebagai
berikut :

Gambar 2.4 : Peta Kabupaten Sinjai

Laporan Pendahuluan 25
Kondisi Demografi,
Salah satu fenomena demografi yang tidak terelakkan adalah pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan jumlah penduduk karena kelahiran
maupun migrasi. Pada tahun 2019 penduduk Kabupaten Sinjai sebanyak 242.672 jiwa,
dengan jumlah penduduk laki-laki 117.520 jiwa dan perempuan 125.152 jiwa meningkat dari
tahun 2019 dengan laju pertumbuhan penduduk 0,60 persen.. Dengan demikan, rasio
jenis kelamin adalah 94 persen yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 94
penduduk laki-laki dan perempuan. Kabupaten Sinjai tergolong kabupaten yang kecil dan
luas di Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km2 adalah 242.672 jiwa. Jumlah
penduduk terbesar berada di kecamatan sinjai utara sebesar 47.530 jiwa dan yang terkecil di
kecamatan pulau Sembilan dengan besaran 7.616 jiwa. Terkait dengan perannya sebagai
pusat pemerintahan, pendidikan, dan fasilitas publik lain, maka mayoritas penduduk tinggal
terpusat di ibu kota kabupaten. Kepadatan penduduknya mencapai 1.607 jiwa per km2.
Keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar,seringkali dianggap sebagai pemicu
masalah-masalah kependudukan seperti kemiskinan dan pengangguran. Namun, dalam
tinjauan demografi, penting untuk melihat struktur umur penduduk. Penduduk usia
produktif yang besar dan berkualitas dapat berperan positif dalam pembangunan ekonomi.

Penduduk Kabupaten Sinjai didominasi oleh penduduk muda dan usia produktif. Penduduk
usia produktif memiliki jumlah terbesar yaitu 58,55 persen dari keseluruhan populasi dengan
rasio ketergantungan. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung
sebanyak 58 hingga 59 penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sector
pertanian merupakn sumber utama mata pencaharian sebagian besar penduduk di
kabupaten sinjai. Kec. Sinjai selatan bias dikatakan lumbung padi kabupaten sinjai, hal ini
karena luas panen di sinjai selatan adalah terbesar 6.483, 4 ha atau sebesar 23,86% dari
seluruh luas panen di sinjai. Persentase jumlah penduduk miskin di Kab. Sinjai pada tahun
2018 adalah sebesar 9,28 %. Nilai tersebut diatas prosentase jumlah penduduk miskin yang
dimiliki oleh propinsi Sulawesi selatan, yaitu sebesar 9,06%. Jika dibandingkan dengan tahun
2017, jumlah penduduk miskin naik 0,04% karena naiknya garis kemiskinan. Hal ini
menunjukkan banyaknya warga yang rentan miskin.

Laporan Pendahuluan 26
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Sinjai
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Sinjai Selatan 18.910 20.293 39.203
2 Bulupoddo 12.117 12.274 24.391
3 Tellulimpoe 16.015 18.002 35.054
4 Sinjai Barat 12.117 12.274 24.391
5 Sinjai Utara 22.887 24.643 47.530
6 Sinjai Timur 14.625 16.361 30.986
7 Sinjai Borong 8.003 8.156 16.159
8 Sinjai Tengah 13.457 13.817 27.274
9 Kec. Pulau sembilan 3.728 3.888 7.616

Jumlah 117.520 125.152 242.672

2.6. KABUPATEN WAJO


Kabupaten wajo dengan ibu kotanya Sengkang, terletak dibagian tengah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan jarak kurang lebih 250 km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan,
memanjang pada arah laut Tenggara dan terakhir merupakan selat, dengan posisi geografis
antara 3º 39º - 4º 16º LS dan 119º 53º-120º 27 BT.

Batas wilayah Kabupaten Wajo sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap


Sebelah Selatan : Kabupaten Bone dan Soppeng,
Sebelah Timur : Teluk Bone
Sebelah Barat : Kabupaten Soppeng dan Sidrap

Luas wilayahnya adalah 2.506,19 Km² atau 4,01% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan dengan
rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 86.297 Ha (34,43%) dan lahan kering
164.322 Ha (65,57%).

Pada tahun 2007 Kabupaten Wajo telah terbagi menjadi 14 wilayah Kecamatan, selanjutnya
dari keempat-belas wilayah Kecamatan di dalamnya terbentuk wilayah-wilayah yang lebih
kecil, yaitu secara keseluruhan terbentuk 44 wilayah yang berstatus Kelurahan dan 132
wilayah yang berstatus Desa.

Masing-masing wilayah kecamatan tersebut mempunyai potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang berbeda meskipun perbedaan itu relatif kecil, sehingga
pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang pertumbuhan
pembangunan di wilayahnya.

Laporan Pendahuluan 27
Demografis
Jumlah penduduk dalam periode 5 tahun terakhir memperlihatkan adanya kecendrungan
mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun rata-rata 0,88%. hal
itu dapat di lihat pada akhir 2004 tedapat 367.498 jiwa dan menjadi 380,521 jiwa pada akhir
tahun 2008. Persebaran penduduk, jumlah penduduk yang sebanyak itu tersebar pada 14
Kecamatan atau 128 desa dan 48 kelurahan; dengan kepadatan penduduk perkilo meter
persegi sekitar 152 jiwa.

Laporan Pendahuluan 28
2.7. KABUPATEN SOPPENG
Soppeng terletak pada depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan
dengan luas daratan ± 700 km2 serta berada pada ketinggian rata-rata antara 100-200 m di
atas permukaan laut.

Luas daerah perbukitan Soppeng kurang lebih 800 km2 dan berada pada ketinggian rata-rata
200 m di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng adalah kota Watansoppeng yang
berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut. Kabupaten Soppeng memiliki luas
wilayah 1.359,44 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 222.798 jiwa (2004).

Kabupaten Soppeng secara geografis terletak pada 4o06 - 4o32 LS dan antara 119o42 18 -
120o06 13 BT, dengan batas wilayahnya :

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barru


Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone

Kabupaten Soppeng memiliki 8 kecamatan dan 70 kelurahan.

Laporan Pendahuluan 29
2.8. KABUPATEN LUWU
Secara astronomis Kabupaten Luwu terletak antara 2°34’45′’ - 3°30’30′’ Lintang Selatan dan
120°21’15′′ - 121°43’11′’ Bujur Timur, posisi Kabupaten Luwu berada pada bagian timur laut
Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak sekitar 300 Km dari Kota Makassar.

Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Luwu dibatasi oleh Kabupaten Luwu Utara dan
Kota Palopo di sebelah utara, Teluk

Bone di sebelah timur, Kota Palopo dan Kabupaten Wajo di sebelah selatan, dan Kabupaten
Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang di sebelah barat.

Daerah Kabupaten Luwu terbagi dua wilayah sebagai akibat dari pemekaran Kota Palopo,
yaitu wilayah Kabupaten Luwu bagian selatan dan bagian utara dari Kota Palopo. Kabupaten
Luwu terdiri dari 22 Kecamatan dan 227 Desa/ Kelurahan. Sebanyak 9 kecamatan

berbatasan langsung dengan Teluk Bone di sebelah timurnya.

Laporan Pendahuluan 30
Secara administrative Peta Kabupaten Luwu sebagai berikut :

Laporan Pendahuluan 31
Kondisi Demografi,
Salah satu fenomena demografi yang tidak terelakkan adalah pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan jumlah penduduk karena kelahiran
maupun migrasi.

Kependudukan Penduduk Kabupaten Luwu berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016


sebanyak 353.277 jiwa yang terdiri atas 173.472 jiwa penduduk laki-laki dan 179.805 jiwa
penduduk perempuan. Besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2016 penduduk laki-laki
terhadap penduduk perempuan sebesar 96.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Luwu tahun 2016 mencapai 118 jiwa/km2 dengan rata-
rata jumlah penduduk per rumah tangga 5 orang. Kepadatan Penduduk di 22 kecamata
cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Lamasi dengan
kepadatan sebesar 492 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Latimojong sebesar 12
jiwa/Km2.

Laporan Pendahuluan 32
Laporan Pendahuluan 33
2.9. KABUPATEN LUWU UTARA

Kabupaten Luwu Utara pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 wilayah berdasarkan
topografinya yaitu wilayah dataran rendah sebanyak 9 kecamatan dengan ketinggian 15 – 70
meter di atas permukaan laut dan dataran tinggi sebanyak 3 kecamatan dengan ketinggian
di atas 1.000 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 010 53’ 19” - 020 55’36”
Lintang Selatan dan 1190 47’ 46” - 1200 37’ 44” Bujur Timur.

Wilayah administrasi Kabupaten Luwu Utara terdiri dari 12 wilayah kecamatan dengan luas
masing-masing yaitu: Sabbang (525.08 km2), Baebunta (295.25 km2), Malangke (229.70
km2), Malangke Barat (214.05 km2), Sukamaju (255.48 km2), Bone-Bone (127.92 km2),
Tanalili (149.41 km2), Masamba (1,068.85 km2), Mappedeceng (275,50 km2), Rampi
(1,565.65 km2), Rongkong (686,50 km2) Seko (2,109.19 km2).

Jarak antara Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan:

a. Masamba - Sabbang: 15 km
b. Masamba - Baebunta: 12 km
c. Masamba - Malangke: 38 km
d. Masamba - Malangke Barat: 44 km
e. Masamba - Sukamaju: 21 km
f. Masamba - Bone-Bone: 28 km
g. Masamba - Tanalili: 32 km
h. Masamba - Masamba: 0 km
i. Masamba - Mappedeceng: 15 km
j. Masamba - Rampi: 88 km
k. Masamba - Rongkong: 66 km
l. Masamba - Seko: 142 km

Luwu Utara memiliki batas-batas: Sulawesi Tengah di Utara, Sulawesi Barat dan Tana Toraja
di sebelah barat dan Kabupaten Luwu dan Teluk Bone di sebelah selatan

Laporan Pendahuluan 34
Laporan Pendahuluan 35
Laporan Pendahuluan 36
Kondisi Demografis

Penduduk Kabupaten Luwu Utara berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak
308.001 jiwa yang terdiri atas 155.594 jiwa penduduk laki-laki dan 153.407 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Luwu
Utara mengalami pertumbuhan sebesar 0,86 persen dengan masing-masing persentase
pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 0,85 persen dan penduduk perempuan sebesar
0,88 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-
laki terhadap penduduk perempuan sebesar 101.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Luwu Utara tahun 2017 mencapai 41 jiwa/km2 dengan
rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di 12
kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan
Bone-Bone dengan kepadatan sebesar 210 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Rampi
sebesar 2 jiwa/Km2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar
0,86 persen dari tahun 2016

Laporan Pendahuluan 37
2.10. KABUPATEN LUWU TIMUR

Posisi astronomis Kabupaten Luwu Timur yang terletak antara 2o03'00’’ - 3o03'25’’ Lintang
Selatan dan 119o28'56’’ - 121o47'27’’ Bujur Timur, tercatat memiliki luas wilayah sekitar

Laporan Pendahuluan 38
6.944,88 km2.

Akhir tahun 2017, wilayah administrasi Kabupaten Luwu Timur terdiri dari 11 (sebelas)
wilayah kecamatan dengan Kecamatan Towuti tercatat memiliki wilayah paling luas yaitu
1.820,48 km2 atau 26,21 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur, sedangkan
Kecamatan Kalaena memiliki luas terkecil, yaitu 41,98 km2 atau 0,60 persen dari total luas
wilayah Kabupaten Luwu Timur.

Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2017
adalah sebesar 289,25 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 20 hari per bulan

Laporan Pendahuluan 39
Laporan Pendahuluan 40
Kondisi Demografis

Penduduk Kabupaten Luwu Timur berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak
287874 jiwa yang terdiri atas 147.984 jiwa penduduk laki-laki dan 139.890 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Luwu
Timur mengalami pertumbuhan sebesar 0,02 persen. Sementara itu besarnya angka rasio
jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 106.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Luwu Timur tahun 2017 mencapai 41,45 jiwa/km2.
Kepadatan Penduduk di kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi
terletak di kecamatan Tomoni Timur dengan kepadatan sebesar 286,47 jiwa/km2 dan
terendah di Kecamatan Towuti sebesar 16,35 jiwa/Km2.

Laporan Pendahuluan 41
BAB III RENCANA JADWAL KEGIATAN PENDAMPINGAN
3.1. Tahap Persiapan
3.1.1. Pembentukan Tim Pelaksana Provinsi
Tim Pelaksana Provinsi dibentuk dari lingkungan Dinas yang menangani
Infrastruktur Permukiman Provinsi dan instansi/dinas terkait lainnya dan Balai
Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW).
TPPr telah di tetapkan berdasarkan Keputusan Kasatker Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah II Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 16/KPTS/Cb29.5/2020
tanggal 21 April 2020 tentang Penetapan Tim Pelaksana Provinsi Pengembangan
Infrastruktur Sosial Dan Ekonomi Wilayah (PISEW) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
anggaran 2020

3.1.2. Pembentukan Tim Pelaksana Kabupaten


Tim Pelaksana Kabupaten di tingkat kabupaten dan mewakili pemerintahan
kabupaten dalam pelaksanaan program PISEW di wilayahnya, dibentuk pada
lingkungan Dinas yang menangani Infrastruktur Permukiman.
Pembentukan Tim Pelaksana Kabupaten (TPK) telah dilakukan di masing-masing
wilayah kabupaten dan di tetapkan kembali melalui Keputusan Kasatker
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
17/KPTS/Cb29.5/2020 tanggal 21 April 2020 tentang Penetapan Tim Pelaksana
Kabupaten Pengembangan Infrastruktur Sosial Dan Ekonomi Wilayah (PISEW)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun anggaran 2020

3.1.3. Sinkronisasi Kegiatan PISEW dengan RKPD


Kegiatan Sinkronisasi dilakukan di tingkat kabupaten untuk menghindari adanya
tumpang tindih antar kegiatan PISEW dengan Rencana Kegiatan Pemerintah
Daerah.
Hingga Periode Laporan ini telah terlaksana di 33 Kecamatan atau progress
mencapai 84,62%

3.1.4. Identifikasi Kelembagaan BKAD/Sejenis


Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) merupakan kelembagaan masyarakat di
tingkat Kecamatan yang akan melakukan kerjasama dengan Satker/PPK Provinsi
untuk menjalankan program PISEW TA. 2020, BKAD dicatatkan di Notaris dan
tercatat di Badan Pemberdaya Masyarakat (Bapermas) atau salah satu dinas/SKPD
sebagai lembaga masyarakat yang diakui oleh Pemerintah Daerah.
Hingga Periode Laporan ini telah terlaksana di 38 Kecamatan atau progress
mencapai 97,44%

Laporan Pendahuluan 42
3.2. Tahap Perencanaan
3.2.1. Pertemuan Kecamatan I
Pertemuan Kecamatan I, merupakan kegiatan di tingkat kecamatan yang dihadiri
oleh nsur-unsur dari Kecamatan, Pemerintahan Desa (Kepala Desa, BPD), BKAD,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat setempat
serta anggota masyarakat secara luas, dimana kurang lebih 30% peserta yang hadir
adalah perempuan.
Materi kegiatan yang dibahas dalam Pertemuan Kecamatan I, adalah:
1. Pengenalan Program PISEW;
2. Penggalian Potensi Kawasan;
3. Penggalian Rencana Infrastruktur.
Hingga Periode Laporan ini telah terlaksana di 37 Kecamatan atau progress
mencapai 94,87%

3.2.2. Survey Identifikasi Kawasan


Kegiatan ini dilakukan oleh BKAD didampingi oleh Fasilitator Masyarakat. Proses
Survei ditempuh dengan melihat langsung rencana lokasi usulan-usulan hasil
Pertemuan Kecamatan I dengan melakukan pemetaan serta pengumpulan data dan
informasi mengenai kondisi kawasan, kondisi kependudukan, kondisi pelayanan
dasar prasarana perdesaan dalam kawasan sampai dengan permasalahan yang
dihadapi. Hasil pemetaan survey kawasan sasaran didokumentasikan dalam bentuk
:
1. Peta Batas Tapak;
2. Profil Masalah dan Potensi Sarana dan Prasarana;
3. Profil Masalah dan Potensi Ekonomi Masyarakat;
4. Profil Kelembagaan setempat;
5. Profil Kebutuhan infrastruktur dasar kawasan;
6. Program yang sudah dilaksanakan dan yang masih berupa rencana; dan
7. Peta dan Profil Keluarga Miskin.

Hingga Periode Laporan ini telah terlaksana di 31 Kecamatan atau progress


mencapai 79,49%

3.2.3. Survei Rencana Infrastruktur


Survei lapangan rencana infrastruktur diperlukan untuk lebih memahami
permasalahan dan kendala dalam perencanaan, di lokasi kegiatan, juga dilakukan
untuk mendapatkan kelengkapan data yang dibutuhkan untuk analisis, dengan
melakukan kegiatan antara lain:
1. Melakukan Pengamatan kondisi pelengkap/ pendukung atau faktor–faktor yang
dapat mempengaruhi perencanaan teknis;

Laporan Pendahuluan 43
2. Penilaian kondisi awal pada lokasi yang akan direncanakan (pengamatan
kondisi Eksisting).
Dengan menggunakan data hasil survey, selanjutnya dilakukan analisis untuk
pengambilan keputusan didalam perencanaan suatu kegiatan. Tentunya sangat
dibutuhkan data–data yang akurat sesuai yang diharapkan agar tidak terjadi
kesalahan atau pungagal perencanaan.

Hingga Periode Laporan ini telah terlaksana di 31 Kecamatan atau progress


mencapai 79,49%

3.2.4. Penyusunan Dokumen Profil Kawasan


Penyusunan dokumen profil kawasan dilakukan oleh BKAD dengan pendampingan
oleh FM. Dokumen ini akan memuat semua proses yang dimulai dari Pertemuan
Kecamatan I (satu) sampai dengan proses Survei Kawasan Sasaran PISEW
(dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukungnya).
Dokumen profil kawasan juga dilengkapi mengenai usulan Pemanfaatan dan
Pemeliharaan dan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis
yang dilakukan secara rutin maupun berkala agar infrastruktur terbangun tetap
terjaga dan berfungsi dengan maksimal.

Hingga Periode Laporan ini telah terlaksana di 6 Kecamatan atau progress mencapai
15.38%

3.2.5. Penyusunan DED dan RAB


Penyusunan Detail Engineering Design (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dilaksanakan oleh BKAD dan FM. dengan melakukan konsultasi serta asistensi
kepada Tim Pelaksana Kabupaten (instansi teknis terkait atau yang ditunjuk). Dalam
penyusunan RAB menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020.

3.3. Tahap Pelaksanaan


3.3.1. Penandatanganan Kontrak Kerja Sama (PKS)
Penandatanganan kontrak kerja berupa Surat Perjanjian Kerja Sama (PKS)
dilaksanakan antara BKAD dengan PPK di Provinsi. Untuk tahapan ini Untuk
tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020

3.3.2. Rapat Pra Pelaksanaan


Kegiatan Rapat Pra Pelaksanaan diadakan di tingkat Kecamatan oleh BKAD. Kegiatan

Laporan Pendahuluan 44
ini menjadi salah satu acuan langkah kerja di lapangan, yang dilaksanakan di
kecamatan dengan materi sebagai berikut :
a. Spesifikasi pekerjaan;
b. Organisasi kerja; dan
c. Tata cara pelaksanaan pekerjaan dan jadwal pelaksanaan.
Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020.

3.3.3. Pencairan Dana BPM Tahap I (70%)


Pencairan Dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) dilakukan dalam 2
(dua) Tahap, Tahap Pertama sebesar 70% dapat dicairkan setelah penandatanganan
kontrak, dan sisanya sebesar 30% dibayarkan pada saat progres pelaksanaan
kegiatan sudah mencapai 50%.
Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020.

3.3.4. Pelaksanaan Konstruksi


Pelaksanaan konstruksi dilakukan setelah proses pencairan dana Termin I (40%).
Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Juni – Oktober 2020.

3.3.5. Pencairan Dana BPM Tahap II (30%)


Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Juni – Oktober 2020

3.3.6. Pertemuan Kecamatan II


Pertemuan kecamatan II bertujuan untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan
kegiatan dan hasil pengelolaan dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM)
yang dilakukan oleh BKAD kepada masyarakat desa dalam kawasan PISEW.
Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara yang sudah disepakati dalam Pertemuan
kecamatan I dihadirkan untuk diberikan wacana tentang teknis pemanfaatan dan
pemeliharaan infrastruktur
Pertemuan kecamatan II ini dilaksanakan setelah pelaksanaan konstruksi selesai
100% atau pada saat batas waktu kontrak Perjanjian Kerja Sama selesai.
Sebagai Fasilitator Masyarakat mendampingi BKAD yang telah dibentuk dalam
pelaksanaan Pertemuan Kecamatan II (PK2), Adapun bentuk fasilitasi adalah
Bersama – sama BKAD berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta
mempersiapkan dokumen – dokumen yang diperlukan dalam proses PK 2. Untuk
tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Oktober – November 2020.

3.3.7. Pemeriksaan hasil pekerjaan oleh tim penilai Propinsi


Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Oktober – November 2020.

3.4. Tahap Pasca Pelaksanaan

Laporan Pendahuluan 45
3.4.1. Serah Terima BKAD ke PPK Provinsi
Setelah Dokumen – Dokemen laporan Admistrasi dan Keuangan selesai maka
dilakukan serah terima pekerjaan dari BKAD ke PPK Propinsi dilanjutakn dengan
serah terima satker PPK Ke Pemerintah Desa . Untuk tahapan ini rencana
pelaksanaan pada priode Oktober – November 2020.

Laporan Pendahuluan 46
BAB IV. PENDAMPINGAN PELAKSANAAN
4.1. Status Capaian Kegiatan Bulan Berjalan
4.1.1. Tahap Persiapan

Pada tahapan persiapan, kegiatan yang termasuk didalamnya yaitu Pembentukan Tim
Pelaksana Kabupaten, Sinkronisasi Program Daerah dengan PISEWdan Identifikasi
Kelembagaan BKAD/Sejenis telah dilaksanaan di 9 kecamatan dengan progres kegiatan 100
%.

4.1.2. Tahap Perencanaan

4.1.3. Tahap Pelaksanaan


1. Penandatanganan Kontrak Kerja Sama (PKS)
Penandatanganan kontrak kerja berupa Surat Perjanjian Kerja Sama (PKS)
dilaksanakan antara BKAD dengan PPK di Provinsi. Untuk tahapan ini Untuk
tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020
2. Rapat Pra Pelaksanaan
Kegiatan Rapat Pra Pelaksanaan diadakan di tingkat Kecamatan oleh BKAD.
Kegiatan ini menjadi salah satu acuan langkah kerja di lapangan, yang dilaksanakan
di kecamatan dengan materi sebagai berikut :
a. Spesifikasi pekerjaan;
b. Organisasi kerja; dan
c. Tata cara pelaksanaan pekerjaan dan jadwal pelaksanaan.
Laporan Pendahuluan 47
Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020.
3. Pencairan Dana BPM Tahap I (70%)

Pencairan Dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) dilakukan dalam 2


(dua) Tahap, Tahap Pertama sebesar 70% dapat dicairkan setelah penandatanganan
kontrak, dan sisanya sebesar 30% dibayarkan pada saat progres pelaksanaan
kegiatan sudah mencapai 50%.

Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Mei – Juni 2020.
4. Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi dilakukan setelah proses pencairan dana Termin I (40%).


Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Juni – Oktober 2020.

5. Pencairan Dana BPM Tahap II (30%)

Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Juni – Oktober 2020

6. Pertemuan Kecamatan II

Pertemuan kecamatan II bertujuan untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan


kegiatan dan hasil pengelolaan dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM)
yang dilakukan oleh BKAD kepada masyarakat desa dalam kawasan PISEW.

Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara yang sudah disepakati dalam Pertemuan


kecamatan I dihadirkan untuk diberikan wacana tentang teknis pemanfaatan dan
pemeliharaan infrastruktur

Pertemuan kecamatan II ini dilaksanakan setelah pelaksanaan konstruksi selesai


100% atau pada saat batas waktu kontrak Perjanjian Kerja Sama selesai.

Sebagai Fasilitator Masyarakat mendampingi BKAD yang telah dibentuk dalam


pelaksanaan Pertemuan Kecamatan II (PK2), Adapun bentuk fasilitasi adalah
Bersama – sama BKAD berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta
mempersiapkan dokumen – dokumen yang diperlukan dalam proses PK 2. Untuk
tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Oktober – September 2020.

7. Pemeriksaan hasil pekerjaan oleh tim penilai Propinsi

Untuk tahapan ini rencana pelaksanaan pada priode Oktober – November 2020.

4.1.4. Tahap Pasca Pelaksanaan


1. Serah Terima BKAD ke PPK Provinsi

Setelah Dokumen – Dokemen laporan Admistrasi dan Keuangan selesai maka


dilakukan serah terima pekerjaan dari BKAD ke PPK Propinsi dilanjutakn dengan
serah terima satker PPK Ke Pemerintah Desa . Untuk tahapan ini rencana

Laporan Pendahuluan 48
pelaksanaan pada periode Oktober – November 2020.

4.2. Dukungan Kegiatan yang di laksanakan.


4.2.1. Pengendalian Program
- Pengendalian pelaksanaan; Secara rutin melakukan komunikasi dalam rangka
pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Pelaku di provinsi
dengan mengacu pada capaian kemajuan pekerjaan yang tertuang di dalam
Aplikasi SIM.
- Dalam rangka pengendalian pelaksanaan program, telah diselenggarakan
Rapat Koordinasi untuk percepatan pelaksanaan kegiatan antara PPK TAPr
baik dari unsur Struktural maupun Fungsional. Dalam kegiatan Rakor
dilakukan perbaikan dan melengkapi data SIM, praktek penyusunan Laporan
Keuangan BKAD, dan praktek delineasi kawasan layanan infrastruktur, serta
penyusunan RKTL percepatan.
- Membantu pemberi tugas untuk melakukan evaluasi kinerja pelaksana
Fasilitator Masyarakat berdasarkan ketaatan terhadap panduan Monev yang
disusun Saat ini yang dilakukan yaitu pengamatan kinerja FM dikaitkan
dengan kemajuan pelaksanaan kegiatan di Kecamatan yang menjadi
tanggungjawabnya.
- Pelaporan rutin kemajuan pelaksanaan kepada PPK dan TAPr, menyusun dan
menyampaikan Laporan Mingguan, Laporan Bulanan yang berisikan kemajuan
pelaksanaan kegiatan PISEW di Kab. Wajo dan Kab. Soppeng.
- Melakukan konsolidasi dan konsinyasi terkait laporan progress Lapangan;
Secara rutin seminggu sekali atau sesuai kebutuhan, dilakukan pertemuan
dengan FM untuk membahan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
- Inventarisasi permasalahan di lapangan dan rekomendasi Tindak Lanjut
terhadap pengaduan yang diterima oleh FM dan membantu memberikan
rekomendasi penyelesaian jika kendala permasalahan.
- Random checking kunjungan lapangan, hasil DED RAB dan melakukan
kunjungan lapangan dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi, serta
memberikan bantuan solusi terhadap permasalahan yang muncul di
Kecamatan.
4.2.2. Monitoring Pelaksanaan Program
- Melakukan komunikasi dengan PPK, TPPr, TAPr dan FM secara langsung
maupun secara pelaporan tertulis

Laporan Pendahuluan 49
-

4.2.3. Konsolidasi Data


- Mengumpulkan seluruh data (data collecting) secara berkala, pemutakhiran
data akhir (up dating) terkompilasi, analisa validitas (validasi) di setiap lokasi
sasaran melalui aplikasi SIM PISEW serta memberikan kesimpulan dan
rekomendasi hasil pengolahan data.

4.2.4. Evaluasi Pelaksanaan Program


- Melakukan evaluasi berkala kemajuan tahapan pelaksanaan dan penyerapan
dana per dua mingguan.

Makassar, 20 Mei 2020


Dibuat Oleh
Tenaga Ahli Propinsi (TAPr) Sulawesi Selatan 2

( AHMAD FAISAL, ST )

Laporan Pendahuluan 50
Laporan Pendahuluan 51
MONITORING TAHAPAN PERSIAPAN DAN PERENCANAAN
TINGKAT PROPINSI SULAWESI SELATAN 2
Format : 4.28

Persiapan Perencanaan

No Kabupaten Kecamatan Jml. Desa


Identifikasi Pertemuan Sinkronisasi Keg. Survei Identifikasi Survei Rencana Penyusunan Dokumen
Penyusunan DED Penyusunan RAB
Kelembagaan Kecamatan I PISEW dg. RKPD kawasan Infrastruktur Profil Kawasan

1 Kepulauan Selayar Bontomanai 2 24 Apr 2020 15 Mei 2020 15 Mei 2020 15 Mei 2020 15 Mei 2020
2 Bontomatene 2 09 Apr 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020
3 Bantaeng Sinoa 2 27 Mar 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020
4 Eremerasa 2 30 Mar 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020
5 Jeneponto Arungkeke 2 08 Apr 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020
6 Tarowang 3 24 Feb 2020
7 Bontoramba 2
8 Sinjai Sinjai Barat 2 27 Mar 2020 07 Mei 2020 05 Mei 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020
9 Sinjai Selatan 2 27 Mar 2020 05 Jun 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020
10 Tellu Limpoe 2 27 Mar 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020
11 Bulupoddo 2 27 Mar 2020 06 Mei 2020 07 Mei 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020
12 Bone Bontocani 2 27 Mar 2020 11 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
13 Barebbo 2 27 Mar 2020 09 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
14 Ulaweng 2 27 Mar 2020 08 Mei 2020 13 Mei 2020 13 Mei 2020 13 Mei 2020
15 Amali 3 27 Mar 2020 15 Mei 2020 15 Mei 2020 15 Mei 2021 15 Mei 2021
16 Dua Boccoe 3 27 Mar 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 07 Mei 2020 07 Mei 2020
1 Soppeng Mario Riwawo 2 25 Apr 2020 15 Mei 2020
2 Citta 3 28 Apr 2020 14 Mei 2020 15 Mei 2020 19 Mei 2020 20 Mei 2020
3 Lili Rilau 3 27 Apr 2020 14 Mei 2020 18 Mei 2020 20 Mei 2020
4 Donri Donri 2 28 Apr 2020 13 Mei 2020 19 Mei 2020 13 Mei 2020 18 Mei 2020 19 Mei 2020
5 Mario Riawa 2 27 Apr 2020 13 Mei 2020 18 Mei 2020 17 Mei 2020 19 Mei 2020
6 Wajo Bola 2 04 Apr 2020 07 Mei 2020 11 Mei 2020 02 Mei 2020 11 Mei 2020 12 Mei 2020
7 Takkalalla 2 06 Apr 2020 08 Mei 2020 17 Mei 2020 13 Mei 2020 17 Mei 2020 17 Mei 2020
8 Tana Sitolo 2 15 Apr 2020 11 Mei 2020 18 Mei 2020 12 Mei 2020 13 Mei 2020 15 Mei 2020
9 Pitumpanua 3 18 Apr 2020 12 Mei 2020 20 Mei 2020 18 Mei 2020 19 Mei 2020 20 Mei 2020
10 Luwu Bassesangtempe 2 28 Mar 2020 09 Mei 2020 10 Mei 2020
11 Bassesangtempe Utara 2 28 Apr 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020 06 Mei 2020
12 Ponrang 3 28 Mar 2020 10 Mei 2020 10 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
13 Walenrang 3 28 Mar 2020 16 Mei 2020 16 Mei 2020
14 Lamasi 2 28 Mar 2020 12 Mei 2020 12 Mei 2020 16 Mei 2020 16 Mei 2020
15 Walenrang Utara 3 28 Mar 2020 16 Mei 2020
16 Lamasi Timur 2 28 Mar 2020 08 Mei 2020 09 Mei 2020 08 Mei 2020 08 Mei 2020
17 Luwu Utara Sabbang Selatan 2 28 Mar 2020 13 Mei 2020 13 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
18 Baebunta Selatan 2 28 Mar 2020 11 Mei 2020 12 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
19 Bone-Bone 3 28 Mar 2020 14 Mei 2020 15 Mei 2020
20 Tana Lili 2 28 Mar 2020 08 Mei 2020 09 Mei 2020
21 Luwu Timur Tomoni Timur 2 28 Mar 2020 11 Mei 2020 12 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
22 Towuti 2 28 Mar 2020 09 Mei 2020 11 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
23 Mangkutana 2 28 Mar 2020 09 Mei 2020 12 Mei 2020 14 Mei 2020 14 Mei 2020
Jumlah 10 39 88 38 37 33 31 31 6 0 0

Bobot (%) 56.41 97.44 94.87 84.62 79.49 79.49 15.38 - -

Makassar / 20 Mei 2020


Tenaga Ahli Provinsi (TAPr) Sulawesi Selatan 2

AHMAD FAISAL, ST
MONITORING PARTISIPASI MASYARAKAT
TINGKAT PROPINSI
Format : 1.34

Pertemuan Pra Pelaksanaan


Pertemuan Kecamatan I Sinkronisasi Kegiatan PISEW dg RKPD Pertemuan Kecamatan II
Konstruksi
No Kab. Kec. Jml. Desa
Jml. Peserta Total Unsur Perwakilan Jml. Peserta Total Jml. Peserta Total
Unsur TPK Unsur Kec
Undangan Perempuan Peserta BKAD Masyarakat Undangan Perempuan Peserta Undangan Perempuan Peserta

1 Kepulauan Selayar Bontomanai 2 25 5 18 2 3 3 5

2 Bontomatene 2 25 4 17 2 2 4 6

3 Bantaeng Sinoa 2 30 7 17 2 2 4 7

4 Eremerasa 2 30 5 20 2 3 4 7

5 Jeneponto Arungkeke 2 30 7 24 2 3 4 7

6 Tarowang 3 25 1 18

7 Bontoramba 2

8 Sinjai Sinjai Barat 2 35 3 22 2 4 4 9

9 Sinjai Selatan 2 35 2 21 2 3 3 5

10 Tellu Limpoe 2 35 3 17 3 4 3 8

11 Bulupoddo 2 30 5 15 2 4 3 5

12 Bone Bontocani 2 25 3 13 2 2 3 4

13 Barebbo 2 35 7 25 2 4 3 7

14 Ulaweng 2 35 7 22 2 3 3 8

15 Amali 3 25 3 13 2 3 3 5

16 Dua Boccoe 3 35 4 20 2 4 4 6

17 Soppeng Mario Riwawo 2 20 2 14

18 Citta 3 20 4 12

19 Lili Rilau 3 20 2 14

20 Donri Donri 2 20 6 21 1 1 3 4

21 Mario Riawa 2 20 4 13 2 1 2 5

22 Wajo Bola 2 20 2 14 2 1 3 3

23 Takkalalla 2 20 4 20 1 1 4 6

24 Tana Sitolo 2 20 7 19 2 1 2 6

25 Pitumpanua 3 20 2 15 2 1 3 3
26 Luwu Bassesangtempe 2 30 4 15 1 3 3 2

27 Bassesangtempe Utara 2 30 2 17 1 3 3 2

28 Ponrang 3 33 2 11 1 4 2 3

29 Walenrang 3 30 4 16 1 4 2 3

30 Lamasi 2 30 2 14 1 3 2 2

31 Walenrang Utara 3 35 3 11

32 Lamasi Timur 2 30 4 16 1 3 2 2

33 Luwu Utara Sabbang Selatan 2 30 3 15 1 3 3 2

34 Baebunta Selatan 2 30 1 15 1 3 2 2

35 Bone-Bone 3 30 3 15 1 4 1 3

36 Tana Lili 2 31 4 15 1 3 2 2

37 Luwu Timur Tomoni Timur 2 30 2 15 1 3 2 2

38 Towuti 2 30 3 15 1 3 1 2

39 Mangkutana 2 35 2 15 1 3 3 2

JUMLAH 88 779 101 256 20 61 64 88 0 0 0 0 0 0

Makassar / 20 Mei 2020


Tenaga Ahli Provinsi (TAPr) Sulawesi Selatan 2

AHMAD FAISAL, ST
Rekapitulasi Permasalahan Tingkat Provinsi
FORMAT 5.22.
Provinsi: Sulawesi Selatan : Sulawesi Selatan (Wilayah 2)
Periode : 21 April 2020 s.d 20 Mei 2020
Jml. Kabupaten : 10 kabupaten
Jml. Kecamatan : 39 Kecamatan

Tanggal Informasi
No Masalah Lokasi Jenis/Derajad Penyelesaian Masalah Status Masalah
Masuk Penanganan

Pelaksanaan kegiatan kegaiatan di Kecamatan


bontoramba Kab. Jeneponto belum dapat Kec. Bontoramba Kab. Menunggu Tindak Lanjut Keputusan Menteri terkait lokasi
1 Berat 23 April 2020 30 April 2020 Proses
dilaksanakan sehubungan dengan adanya Surat Jeneponto kegiatan
usulan Pemindahan Lokasi

Pelaksanaan kegiatan kegaiatan di Kecamatan


Tarowang Kab. Jeneponto untuk sementara Kec. Tarowang Kab. Menunggu fasilitasi perubahan kepengurusan BKAD oleh pihak
2 Sedang 15 Mei 2020 15 Mei 2020 Proses
terhambat karena adanya rencana penggantian Jeneponto Pemerintah Kecamatan dan Desa sasaran
kepengurusan BKAD

Keterangan: Makassar / 20 Mei 2020


* Status masalah diisi: Belum Selesai/Proses/Selesai
Dibuat Oleh:
Tenaga Ahli Provinsi/Ass. tenaga Ahli

AHMAD FAISAL, ST
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH SULAWESI SELATAN
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH II SULAWESI SELATAN
PPK PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH
JALAN BATARA BIRA VI No. 1 Km. BADDOKA MAKASSAR 90243

TIME SHEET
Periode 21 April 2020 S.D 20 Mei 2020

PROPINSI : SULAWESI SELATAN II

TANGGAL
JABATAN/
NAMA APRIL 2020 MEI 2020 Jumlah Kehadiran Tanda Tangan
POSISI
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
H = 30
RK = 0
Tenaga Ahli L = 0
AHMAD FAISAL, ST Provinsi H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H
WS = 0
(TAPr)
DL = 0
CB = 0

H : Hadir : Hari Libur


WS : Workshop TK : Tanpa Keterangan
DL : Dinas Luar S : Sakit
I : Izin CB : Cuti Bersama

Makassar / 20 Mei 2020


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tenaga Ahli Provinsi (TAPr)
Pengembangan Kawasan Permukiman
Sulawesi Selatan II
Propinsi Sul sel Wil. II

Anugrah, ST.MM AHMAD FAISAL, ST


Nip. 197505022009111001
Catatan Harian Asisten Tenaga Ahli Provinsi (Ass.TAPr)

NAMA : AHMAD FAISAL, ST

Lokasi / Intastansi Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Realisasi (Out Put)


Kordinasi Dengan PPK dan TPPR terkait RKTL Tanda
Sekertariat Pisew 2020 Selasa/21 April 2020 Melapor Ke PPK dan TPPr
tangan Kontrak TAPr
Kordinasi Dengan TPK Kebupaten Sekaligus
Kabupaten Wajo Rabu/22 April 2020 Melapor Ke TPK Kabupaten
Mensosialisasikan terkait Kegiatan PISEW 2020
Kordinasi Dengan TPK Kebupaten Sekaligus
Kabupaten Soppeng Kamis/23 April 2020 Melapor Ke TPK Kabupaten
Mensosialisasikan terkait Kegiatan PISEW 2020
Zoom Meeting Penyusunan Rencana Percepatan Tersusunnya rencan keja tindak lanjut percepatan
Sekertariat Pisew 2020 Jumat/24 April 2020
Pelaksanaan Pisew 2020 pelaksanaan Pisew 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Sabtu/25 April 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Minggu/26 April 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Zoom meeting Penandatangan Kontrak TAPr dan Ass.
Sekertariat Pisew 2020 Senin/27 April 2020 Penandatanganan Kontrak TAPr dan Ass. TAPr
TAPr
Zoom meeting Penandatangan Kontrak Fasilitator
Sekertariat Pisew 2020 Selasa/28 April 2020 Penandatanganan Kontrak Fasilitator Masyarakat (FM)
Masyarakat
Zoom meeting Penyamaan Persepsi Pelaksanaan Pisew
Sekertariat Pisew 2020 Rabu/29 April 2020 Tersusunnya Proses pelaksanaan Pisew 2020
2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Kamis/30 April 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Jumat/01 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Sabtu/02 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Minggu/03 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Senin/04 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Zoom Meeting dengan Ka Balai dan TPPr terkait
Sekertariat Pisew 2020 Selasa/05 Mei 2020 Arahan tentang pelaksanaan Pisew 2020
pelaksanaan Pisew 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Rabu/06 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Lokasi / Intastansi Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Realisasi (Out Put)

Monitoring bersama TPK Kab Pelaksanaan Kegiatan PK


Kecamatan Bola Kamis/07 Mei 2020 Pelaksanaan PK I
I dan memastikan sesuai dengan Petunjuk teknis

Monitoring bersama TPK Kab Pelaksanaan Kegiatan PK


Kecamatan Takkalalla Jumat/08 Mei 2020 Pelaksanaan PK I
I dan memastikan sesuai dengan Petunjuk teknis
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Sabtu/09 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Minggu/10 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Monitoring bersama TPK Kab Pelaksanaan Kegiatan PK
Kecamatan Tanasitolo Senin/11 Mei 2020 Pelaksanaan PK I
I dan memastikan sesuai dengan Petunjuk teknis

Monitoring bersama TPK Kab Pelaksanaan Kegiatan PK


Kecamatan Pitumpanua Selasa/12 Mei 2020 Pelaksanaan PK I
I dan memastikan sesuai dengan Petunjuk teknis

Kecamatan Donri - Donri Monitoring bersama TPK Kab Pelaksanaan Kegiatan PK


Rabu/13 Mei 2020 Pelaksanaan PK I
dan Kec. Marioriawa I dan memastikan sesuai dengan Petunjuk teknis

Kecamatan Citta dan Kec. Monitoring bersama TPK Kab Pelaksanaan Kegiatan PK
Kamis/14 Mei 2020 Pelaksanaan PK I
Lilirilau I dan memastikan sesuai dengan Petunjuk teknis
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Jumat/15 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Sabtu/16 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Minggu/17 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Update data pelaporan yang sesuai dengan format
Sekertariat Pisew 2020 Senin/18 Mei 2020 Rutinitas Kantor
pada juklak PISEW 2020
Sekertariat Pisew 2020 Selasa/19 Mei 2020 Penyusunan Laporan Bulanan Laporan Bulanan sesuai Format
Sekertariat Pisew 2020 Rabu/20 Mei 2020 Rakord Nasional Pisew 2020 (Zoom Meeting) Mekasnisme Pelaporan pelaksanaan PISEW 2020
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
WILAYAH II SULAWESI SELATAN
PPK PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL
EKONOMI WILAYAH

KEGIATAN PERIODE 21 APRIL 2020 S.D 20 MEI 2020

Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Melapor Ke Pemerintah Kab. Soppeng


Lokasi Kantor Dinas Perkim Kab. Soppeng

Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Melapor Ke Pemerintah Kab. Wajo


Lokasi Kantor Dinas Perkim Kab. Wajo
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
WILAYAH II SULAWESI SELATAN
PPK PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL
EKONOMI WILAYAH

KEGIATAN PERIODE 21 APRIL 2020 S.D 20 MEI 2020

Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Monitoring PK I Kecamatan Takkalalla Kab. Wajo


Lokasi Aula Kantor Desa Pantai Timur Kec. Takkalalla Kab. Wajo

Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Monitoring PK I Kecamatan Tanasitolo Kab. Wajo


Lokasi Aula Kantor Camat Tanasitolo Kab. Wajo
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
WILAYAH II SULAWESI SELATAN
PPK PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL
EKONOMI WILAYAH

KEGIATAN PERIODE 21 APRIL 2020 S.D 20 MEI 2020

Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Melapor Ke Pemerintah Kec. Bola


Lokasi Kantor Kec. Bola

Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Monitoring Pelaksanaan PK I Kecamatan Bola


Lokasi Kantor Kecamatan Bola

Anda mungkin juga menyukai