Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
perlu menetapkan Peraturan Bupati Enrekang, tentang Prosedur Tetap
Penggunaan Dana Siap Pakai Untuk Tanggap Darurat Bencana;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tk. II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1822);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor );
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
MEMUTUSKAN ;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
6. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberikan tugas untuk
menanggulangi bencana. Status keadaan darurat dimulai sejak status siaga darurat,
tanggap darurat dan transisi dari darurat ke pemulihan.
7. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
8. Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar pada saat status keadaan darurat.
9. Dana Siap Pakai adalah dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh Pemerintah
Daerah untuk digunakan pada saat tanggap darurat bencana sampai dengan batas waktu
tanggap darurat berakhir.
10. Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana.
11. Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu sistem penanganan darurat
bencana yang dalan sistem tersebut Kepala BPBD memiliki kemudahan akses berupa
fungsi komando untuk memerintahkan sektor/lembaga dalam satu komando guna
pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan.
12. Tim Reaksi Cepat BPBD adalah tim yang ditugaskan oleh kepala BPBD sesuai dengan
kewenangannya untuk melakukan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana, serta
memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana.
13. Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah seorang pejabat yang ditunjuk oleh Kepala
BPBD untuk melaksanakan fungsi Komando Tanggap Darurat Bencana.
14. Staf Komando adalah pembantu Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan
urusan sekretariat, hubungan masyarakat, perwakilan instansi/lembaga serta keselamatan
dan keamanan
15. Pertolongan Darurat adalah segala upaya yang dilakukan dengan segera untuk mencegah
meluasnya dampak bencana
BAB II
PENYALURAN, PENGGUNAAN
DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA SIAP PAKAI
Pasal 2
Pemberian dana siap pakai oleh Daerah didasarkan pada :
1. Penetapan status keadaan bencana;
2. Usulan desa/Kelurahan/Kecamatan, lembaga terkait perihal permohonan dukungan
bantuan;
3. Laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD;
4. Hasil rapat koordinasi; atau;
5. Inisiatif dari BPBD
Pasal 3
(1) Pemerintah Desa/Kelurahan/Kecamatan, atau lembaga terkait dapat mengusulkan
bantuan dana siap pakai kepada BPBD dengan menyampaikan laporan kejadian, hasil
kajian cepat TRC tentang jumlah korban, kerusakan, kerugian dan bantuan yang
dibutuhkan, atau hasil rapat koordinasi atau inisiatif dari BPBD Kabupaten Enrekang.
(2) Pejabat yang berwenang mengeluarkan dana siap pakai adalah Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD yang telah ditetapkan oleh
Kepala Pelaksana BPBD selaku Pengguna Anggaran untuk mengelola dana siap pakai
yang berada dalam DPA BPBD.
Bagian Kesatu
Penyaluran Dana
Pasal 4
Prosedur penyaluran dana siap pakai oleh BPBD adalah sebagai berikut :
1. Penyaluran dapat diserahkan secara langsung kepada Desa/Kelurahan/kecamatan atau
lembaga terkait yang terkena bencana;
2. Penyaluran dana sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat diberikan dalam bentuk
uang, barang dan atau jasa;
3. Penyaluran bantuan dalam bentuk uang seperti uang lauk pauk (ULP);
4. Penyaluran bantuan dalam bentuk barang seperti pakaian, tikar, masker dan lain-lain;
5. Penyaluran bantuan dalam bentuk jasa seperti jasa evakuasi dan penyelamatan bagi
relawan, distribusi bantuan bagi petugas dan lain-lain.
Pasal 5
(1) Penyaluran bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 1 dilengkapi dengan
bukti penerimaan berupa kwitansi dan berita acara penyerahan bantuan dana,
sebagaimana terlampir pada lampiran 1 dan 2 Peraturan ini.
(2) Penyaluran bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 3, sebagaimana
terlampir pada lampiran 4 Peraturan ini.
(3) Penyaluran bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 4, dilampiri kwitansi
belanja barang dan dicatat dalam rekapitulasi belanja barang, sebagaimana terlampir
pada lampiran 5 dan diadministrasikan sebagaimana terlampir pada lampiran 6 dan 8
Peraturan ini.
(4) Penyaluran bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 5 diadministrasikan,
sebagaimana terlampir pada lampiran 7, lampiran 8 dan lampiran 9 Peraturan ini.
(5) Pengadaan jasa sebagai dimaksud dalama Pasal 4 angka 5 dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan kepala BPBD.
(6) Seluruh bantuan dana siap pakai yang telah disalurkan direkapitulasi dan
diadministrasikan, sebagaimana terlampir pada lampiran 10 Peraturan ini.
Pasal 6
(1) Batas waktu penggunaan dana siap pakai adalah pada waktu status keadaan darurat,
dimulai saat tanggap darurat ditetapkan sampai tahap tanggap darurat selesai.
(2) Jangka waktu tanggap darurat beragam sesuai besar kecilnya skala bencana, yaitu 2
(dua) minggu sampai 1 (satu) bulan setelah kejadian bencana dan dapat diperpanjang.
Bagian Kedua
Penggunaan Dana
Pasal 7
Dana siap pakai digunakan sesuai kebutuhan tanggap darurat, terbatas pada pengadaan
barang dan/jasa untuk ;
1. Pencarian dan penyelamatan korban bencana, meliputi :
a. Transportasi tim pencarian dan pertolongan korban berupa sewa sarana transportasi
darat, air, udara dan atau pembelian BBM.
b. Peralatan, berupa pembelian dan/atau sewa peralatan SAR
2. Pertolongan Darurat, meliputi ;
a. Pengadaan barang dan jasa/sewa peralatan darurat termasuk alat transportasi darurat
darat, air dan udara.
b. Pengadaan bahan, dan jasa berupa peralatan dan/atau bahan serta jasa yang
diperlukan untuk pembersihan puing/longsor, perbaikan tanggul, serta
perbaikan/pengadaan perintisan jalan/jembatan/dermaga darurat dan peralatan lainnya
3. Evakuasi Korban Bencana, meliputi :
a. Mobilisasi korban, berupa sewa sarana transportasi darat, air dan udara dan/atau
pembelian BBM.
b. Alat dan bahan evakuasi, berupa peralatan dan atau bahan evakuasi
4. Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi, meliputi :
a. Pengadaan air bersih, baik pengadaan air bersih di lokasi bencana maupun
mendatangkan dari luar.
Pasal 8
(1) Pengembalian sisa dana siap pakai disetor ke Kas Daerah dan bukti setoran disampaikan
kepada BPBD
(2) Pengembalian sisa dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan bersamaan
dengan pertanggungjawaban dana siap pakai paling lambat 2 (dua) bulan setelah masa
tanggap darurat selesai.
BAB III
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
Pasal 9
Pasal 10
(1) Penerima bantuan Dana Siap Pakai wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan penggunaan Dana Siap Pakai tersebut.
(2) Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada Kepala BPBD selambat-lambatnya 2
(dua) bulan setelah masa tanggap darurat selesai.
(3) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. realisasi fisik;
b. realisasi Anggaran; dan
c. data Pendukung lainnya
BAB V
PENGAWASAN
Pasal 11
Pasal 13
(1) Pengawasan Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 angka 2 dilakukan oleh
Aparat Fungsional Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kabupaten.
Pasal 14
(2) Pengawasan Eksternal sebagimana dimaksud dalam Pasal 11 angka 3 dilakukan oleh
Inspektorat Propinsi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) bila dibutuhkan untuk melakukan audit penggunaan Dana Siap
Pakai untuk Tanggap Darurat Bencana sumber dana APBD.
Pasal 15
(1) Pengawasan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 angka 4, dilakukan oleh
masyarakat dalam rangka memantau pelaksanaan pengelolaan Dana Siap Pakai
(2) Masyarakat dapat melaporkan kepada instansi yang berwenang apabila terdapat indikasi
penyimpangan terhadap pelaksanaan dana siap pakai.
BAB VI
KETENTAN PENUTUP
Pasal 16
Ditetapkan di Enrekang
Pada tanggal
BUPATI ENREKANG,
HAJI LA TINRO LA TUNRUNG
Diundangkan di Enrekang
Pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG,
MUHAMMAD AMIRUDDIN
TENTANG
PROSEDUR
PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI
UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA
KWITANSI
..
(Nip. ) (Nip. ) (Nip. .)
KWITANSI
Sudah Terima dari : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Uang sebesar : Rp
Untuk pembayaran : bantuan dana tanggap darurat bencana
di -....
..
(Nip. ) (Nip. ) (Nip. .)
BUPATI ENREKANG
ttd