Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama perusahaan berdiri adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Bila harga saham,

meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat. Hal ini

sesuai dengan pernyataaan Salvatore (2005) bahwa tujuan utama perusahaan yang telah

go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham guna

mempengaruhi nilai perusahaan.


Gapensi (1996) menyatakan bahwa nilai perusahaan sangat penting karena, nilai

perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.

Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang

tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan karena dengan nilai yang tinggi

menunjukkan kemamkmuran pemegang sham yang tinggi pula. (Martono dan Harjito, 2005)

Nilai perusahaan dapat dilihat dari PBV yang merupakan perbandingan antara

perusahaan yang baik umumnya mempunya PBV,,,,semakin tinggi PBV berarti


Berikut merupakan table nilai rata-rata perkembangan PBV perusahaan manufktur yang

terdaftar

Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh Corporate Social responsibility (CSR) yang

merupakan tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholdernya.

Gunawan dan Utami (2008) menyimpulkan bahwa Corpotaye Social Responsibility

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin banyak perusahaan

mengungkapkan item pengungkapan sosialnya dan semakin bagus kualitas

pengungkapannya, makan akan semakin tinggi nilai perusahaannya.


Pengungkapan corporate social responsibility merupakan proses komunikasi dampak sosial

dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang

berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas

tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan) di luar peran tradisionalnya untuk


menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal khususnya pemegang saham.

Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab

yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et al., 1987)
Owen dalam Retno dan Priantinah (2012) mengungkapkan bahwa kasus Enron Amerika

telah menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar

terhadap pelaporan sustainibilitas dan pertanggiungjawaban sosial perusahaan. Isu-isu

yang berkaitan dengan reputasi, manajemen resiko, dan keunggulan kompetitif Nampak

menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi

sosial. Perusahaan tidak hanya memandang laba sebagai satu-satunya tujuan dari

perusahaan, tetapi ada tujuan yang lainnya, yaitu kepedulian perusahaan terhadap

lingkungan karena perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding

hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al., 1987)
Penelitian Pfleiger et al (2005) menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan

oleh perusahaan akann mendatangkan beberapa keuntungan, diantaranya adalah

ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan yang diperoleh

perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.

Ukuran perusahaan merupakan variabel pendunga yang banyak digunakan untuk

menjelakan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan

dengan teori agensi, perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar

akan mengungkapan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.

Disamping itu, perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand

akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan

lain adalah perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan

mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya

keagenan yang dikeluarkan. Lebih banyak pemegang saham, berarti memerlukan lebih

banyak juga pengungkapan. Hal ini dikarenakan tuntutan dari pemegang saham dan para

analis pasar modal (gunawan, 2000)


Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility

dilakukan oleh Hackstone dan Milne (1996) menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility. Begitu juga , Weshah et al.

(2012) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan (bank) dan tingkat resiko di bank

memeoderasi pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan. Hasil yang berbeda ditunjukkan

oleh Retno dan Priantinah (2012) menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel control ukuran

perusahaan. Fauzi et al. (2007) bahwa ukuran perusahan tidak mampu memoderasi

pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan, artinya perusahaan besar lebih banyak

melakukan kegiatan CSR dibanding perusahaan kecil. Perusahan yang beradapada situasi

survival, keuntungan yang diperoleh relative kecil, sehingga secara logis akan lebih memilih

aktivitas marketing daripada CSR (Handoyo, 2008).


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, menarik untuk melakukan analisis tentang

pengaruh CST terhadap nilai perusahaan dengan menguji variabel ukuran perusahaan

sebagai variabel moderasi.


1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan apabila

dimoderasi oleh ukuran perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarakan latar belakang yang telah diuraiakn dan rumusan masalah yang sudah

ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap

nilai perusahaan
2. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap

nilai perusahaan apabila dimoderasi oleh ukuran perusaahan


1.4 Kontribusi Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka diharapkan hasil

penelitian ini dapat memberi manfaat baik secara teoritis, praktik dan kebijakan antara lain:
1. Kontribusi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori

manajemen keuangan terutama dalam hal pentingnya ukuran perusahaan mendasari

pengungkapan corporate social responsibility yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi

nilai perusahaan
2. Kontribsui Praktik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukan agar dapat

memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan

dalam berinvestasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter


3. Kontribusi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Teori Stekeholder
2.2.2 Legitimacy Theory
2.2.3 Corporate Social Responsibility
2.2.4 Nilai perusahaan
Tujuan perusahaan adalah apabila dapat memaksimalkan harga sahamnya di pasar

keuangan (Bearly, Mayers, & Markus, 2008: 47). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat

penting artinya bagi suatu perusaahan karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan berarti

juga memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama

perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000:58) nilai perusahaan merupakan

harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, sedangkan

menurut keown (2004:58) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan

ekuitas perusahaan yang beredar.


Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

prusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga

saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan

membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek

perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

tobinsQ. Tobins Q merupakan rasio yang dikembangkan oleh Tobin. Tobins Q memasukkan

semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya

ekuitas perusahaan yang dimasukkan, namun se-luruh aset perusahaan. Tobins Q adalah

variabel nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total utang dan nilai buku dari total ekuitas dimana

variabel-variabel tersebut dianggap cukup signifikan dalam menghitung nilai perusahaan

(Muhammady, 2012: 3).


2.2.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory controllability yang

seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi

lancar dan pengendalian persediaan (Mukhlasin, 2002). Size perusahaan merupakan variabel

yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan

dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan

informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan

menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis

perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan

pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan

biaya politis bagi perusahaan (Hasibuan, 2001). Dengan mengungkapkan kepedulian pada

lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa

terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat.
Menurut Buzby dalam Hasibuan (2001) ada dugaan bahwa perusahaan yang kecil akan

mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibanding perusahaan besar. Hal ini karena

ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam Laporan Tahunan. Manajemen

khawatir dengan mengungkapkan lebih banyak akan membahayakan posisi perusahaan

terhadap competitor lain. Ketersediaan sumber daya dan dana membuat perusahaan merasa

perlu membiayai penyediaan informasi untuk pertanggungjawaban sosialnya.


Disamping itu, perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan

informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lain adalah

perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan mengungkapkan

informasi yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan.

Lebih banyak pemegang sham, berarti memerlukan lebih banyak juga pengungkapan. Hal ini

dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham dan para analis pasar modal (Gunawan,

2000)
Bab III
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
3.1 kerangka konseptual
Corporate social responsibility tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak

pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi

keuangannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom

lines. Disini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan lingkungan karena

kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara

berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan

memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaiman

resistensi masyarakat sekitar di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap

perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek soail, ekonomi dan

lingkungan hidupnya.
Hackson dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada

konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial,

karena dapat meningkatkan image perusahaan.Balbanis et al (1998) menunjukkan bawha

pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas

perusahaan. Gunawan dan Utami (2008) menyimpulkan bahwa corporate social

responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin banayak

perusahaan mengungkapkan item pengungkapan sosialnya dan semakin bagus kualitas

pengungkapannya, maka akan semakin tinggi nilai perusahaannya.


Sixe perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan

pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Hal

ini dikarenakan perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand

akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alsan

lain adalah perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan

mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya

keagenan yang dikeluarkan. Lebih banyak pemegang saham, berarti memerlukan lebih
banyak juga pengungkapan. Hal ini dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham dan

para analis pasar modal (Gunawan, 2000)


Berdasarkan uraian yang disampaikan, maka model penelitian ini digambarkan sebagai

berikut:

Kerangka pemikiran penelitian


3.2 Hipotesis Penelitian
3.2.1 pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan
Hackson dan Milne (1996) menyatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada

konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial

karena dapat meningkatkan image perusahaan. Semakin banyak informasi sosial dan

lingkungan yang disampaikan oleh suatu perusahaan maka investor akan cenderung

berinvestasi kepada perusahaan tersebut yang akan berdampak pada meningkatnya nilai

perusahaan.
Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan dapat

memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan dalam pengambilan

keputusan, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai masalah sosial dan lingkungan

jika perusahaan ingin memaksimumkan hasil keuangan jangka panjang yang nantinya

dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mattew Brine, 2008).


Gunawan dan Utami (2008) menyimpulkan bahwa corporate social responsibility

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin banyak perusahaan

mengungkapkan item pengungkapan sosialnya dans emakin bagus kualitas

pengungkapannya, maka akan semakin tinggi nilai perusahaannya. Dan penelitian lainnya

serta yang bertolak belakang


Berdasarkan hasil kajian empiris maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
H1: corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan
3.2.2 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan apabila

Dimoderasi Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan merupakan skala yang menentukan besar atau kecilnya perusahaan.

Semakin besar ukuran perusahaan, maka sumber informasi perusahaan tersedia semakin

luas dan mudah diakses oleh public.perusahaan besar akan mengungkapkan informasi

lebih banyak daripada perusahaan kecil karena perusahan besar akan menghadapi risiko
politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar mungkin

akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat

perusahaan dalam laporan tahunan, yang merupakan media untuk menyebarkan informasi

tentang corporate social responsibility dan lingkungan perusahaan (Untari, 2010). Semakin

besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan perusahaan

hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.


Hackson dan Milne (1996) menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap corporate social responsibility. Irnawati (2012) menyimpulkan bahwa ukuran

perusahaan dapat meningkatkan pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Begitu juga,

Weshah et al (2012) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan (bank) dan tingkat resiko di

bank memeoderasi pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan. Hasil yang berbeda

ditunjukkan oleh Retno dan Priantinah (2012) menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel control

ukuran perusahaan. Fauzi et al. (2007) bahwa ukuran perusahan tidak mampu memoderasi

pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan, artinya perusahaan besar lebih banyak

melakukan kegiatan CSR dibanding perusahaan kecil. Perusahan yang beradapada situasi

survival, keuntungan yang diperoleh relative kecil, sehingga secara logis akan lebih memilih

aktivitas marketing daripada CSR (Handoyo, 2008).


Adanya hasil kajian sebelumnya yang masih menunjukkan adanya perbedaan, menarik

untuk dilakukan kajian kembali dengan menguji hipotesis sebagai berikut:


H2: ukuran perusahaan memoderasi pengaruh antara corporate social responsibility terhadap

nilai perusahaan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Variabel dan Pengukuran
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi varaibel dependen (nilai

perusahaan), variabel independen (corporate social responsibility), dan variabel

moderating (ukuran perusahaan). Penjelasan mengenai variabel-variabel tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.


1. Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai persepsi pasar terhadap

perusahaan yang didasarkan pada corporate social responsibility dan ukuran

perusahaan. Indicator nilai perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tobins q. Tobins q adalah rasio nilai pasar asset perusaahaan. Nilai tobins q diperoleh

dengan rumus perhitungan sebagai berikut


Tobins q = (nilai buku total asset-nilai buku saham biasa + nilai pasar saham biasa) /

nilai buku total asset (jin dan Jorion: 2006)

2. Corporate Social Responsibility (X)


3. Ukuran Perusahaan (Z)
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan diukur

dari total aktiva yang dimiliki perusaahan. Pengukuran variabel ukuran perusaahan

mengacu pada Hackston dan Milne (1996).


DAFTAR PUSTAKA
Jin, Y dan Orion, P. 2006. firm value and hedging: evidence from u.s oil and Gas

Producers. The Journal of Finance. Pp. 893-919

Anda mungkin juga menyukai