Ablasio retina adalah suatu keadaan dimana lepasnya neurosensori epitel dari
RPE.
Secara garis besar ablasio retina dibagi atas :
1. Rhegmatogen retinal detachment
2. Tractional retinal detachment
3. Kombinasi rhegmatogen dan tractional retinal detachment
4. Exudative atau serous retinal detachment
Tipe yang umumnya terjadi adalah ablasio retina jenis rhegmatogen, umumnya
disebabkan olah vitreus yang mencair masuk keruang potensial yaitu antara sensori retina
dan RPE melalui suatu robekan. Berasal dari istilah greek rhegma yang artinya break
(rusak). Tipe ablasio retina yang agak jarang adalah tipe traksional yang disebabkan oleh
adanya suatu membran proliferatif yang berkontraksi yang menyebabkan terangkatnya
retina. Tipe exudative atau sekunder disebabkan oleh kelainan khoroid atau retina dimana
cairan terakumulasi dibawah sensori retina melalui daerah yang bocor. Tipe exudatif
jarang menjadi luas tidak seperti tipe rhegmatogen dan traksional. Tipe exudativ biasanya
terbatas pada daerah koroidal neovaskular.
Berasal dari kerusakan seluruh retina. Istilah rusak (break) artinya sama dengan
tear atau hole. Tear pada retina umumnya dihubungkan dengan traksi vitreoretina
sedangkan hole akibat atropi lokal dari retina atau kematian dari retina.
Gambaran atau keadaan yang menimbulkan ablation retina rhegmatogen adalah
adanya pencairan vitreus, traksi yang dapat merobek retina dan kemudian masuknya
cairan vitreus melalui robekan keruang subretinal. Pada pemeriksaan postmortem pada
mata kira-kira 5-10-% ditemukan defek pada seluruh lapisan retina tanpa adanya suatu
ablasio retina. Rhegmatogen retinal detachment spontan biasanya disebabkan oleh PVD.
Pada 90-97 % kasus RRD ditemukan kerusakan dari retina, jika tidak ditemukan harus
dipikirkan penyebab lain timbulnya ablasio retina.
Sekitar 50% pasien ablasio ditemukan fotopsia dan floater, tekanan intra okuler
turun kadang dapat meninggi, shafers sign yaitu tobacco dust adanya bekuan sel
pigmen yang sering muncul pada vitreus dan segmen anterior. Retina terlihat mengkerut
(Corrugated appearance) khususnya pada ablasio yang baru dan bergelombang pada
pergerakan bola mata. Pada ablasio lama terlihat halus dan tipis. Adanya lipatan akibat
PVR menunjukkna suatu rhegmatogen retinal detachment. Adanya PVR sebagianan besar
menyebabkan kegagalan perbaikan dari RRD. Pada PVR pigmen epitel, glial dan sel
pertumbuhan lainnya membentuk suatu membran dan bila berkontraksi akan
menimbulkan kerusakan baru atau timbul ablasio traksional.
Penatalaksanaan : prinsipnya menemukan semua kerusakan, menciptakan iritasi
korioretina dan menempelkan retina kembali ke khoroid. Adanya epiretinal membrane
menyebabkan lepasnya retina dari RPE. Skleral buckle akan merubah arah traksi.
Pneumatikretropexy digunakan pada ablasio yang terjadi pada 2/3 atas dimana
gelembung udara diasukkan ke cavum vitreus yang menyebabkan tamponade retina
sampai terjadi reattach. Vitrektomi berguna untuk membebaskan vitreoretinal traksi.
Lepasnya neurosensori retina dari RPE yang disebabkan oleh membran vitreus
akibat trauma tembus atau proliferatif retinopathy (diabetic retinopathy). Gambaran
fundus terlihat permukaan rata dan immobile (terfixir), bentuk konkav kearah depan bola
mata, jarang meluas keora serrata. Pada kebanyakan kasus membrane vitreus dapat
dilihat dengan three mirror atau dengan 60-90 D indirect lens. Jika traksi dapat dibuang
dengan vitrektomi ablasio dapat diatasi.
Penting untuk mengenal suatu ablasio eksudatif karena tidak seperti jenis ablasio
yang lain dimana penatalaksanaanya tidak selalu dibutuhkan operasi. Muncul bila salah
satu pembulah darah retina rusak atau RPE rusak yang mengakibatkan cairan masuk
keruang subretinal. Neoplasma atau inflamasi menimbulkan perubahan cairan, karena
ruang subretinal respon terhadap perubahan gaya gravitasi sehingga terjadi akumulasi
cairan, contoh pada pasien dalam keadaan duduk terjadi robekan pada bagian inferior,
pada posisi telentang cairan bergerak ke posterior terjadi ablasio makula. Gambaran
fundus halus
Ablasio dapat terjadi tanpa robekan retina atau traksi dari vitreus. Pada jenis ini
disebabkan oleh terkumpulnya cairan diruang subretinal sekunder karena kelainan koroid
dan RPE atau kelainan retina sendiri. Inflamasi seperti Haradas disease, posterior
skeritis, penyakit kolagen dan vascular, hipertensi maligna, simpatik ophtalmia, toxemia
gravidarum atau neoplasma melanoma maligna, hemangioma khoroid.
Prinsip Penatalaksanaan
Retinoscisis