Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS DI DESA BANDAR

KECAMATN BANDAR KABUPTEN PACITAN DENGAN MASALAH


BELUM TERBENTUKNYA SENAM LANSIA

Dosen Pembimbing : Hj. Murniati,S.ST. M.Kes

Di susun oleh :

Nikmatul Ladiyah

Wulan Ayu Fitria

Yunita Dwi Puspitarini

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

TAHUN AJARAN 2013/2014


LEMBAR PENGESAHAN

Manajemen asuhan kebidanan pada BELUM TERBENTUKNYA SENAM


LANSIA yang disusun oleh kelompok 7, telah diperiksa dan disetujui pada hari
Senin 09 Maret 2015.

Ponorogo, Senin 09 Maret 2015

Mengetahui :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( Hj. Murniati,S.ST. M.Kes) ( Aning Mujiasih, Amd.Keb)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-nya, sehingga kami dapat menyusun laporan BELUM TERBENTUKNYA
SENAM LANSIA.

Dapat menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran dari pembimbing Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo, maka kami
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Hariyanto, S.Pdi, selaku direktur Akademi Kebidanan Harapan


Mulya Ponorogo
2. Ibu Hj. Murniati, S. ST. M. Kes selaku pembimbing institusi
3. Ibu Aning Mujiasih Amd. Keb selaku pembimbing lahan

Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan.


Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Ponorogo, Senin 09 Maret 2015


DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang punya tujuan sama dan ingin
berbagi satu sama lain. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terdapat berbagai
macam komunitas, misalnya: komunitas para pecinta alam, komunitas guru sekolah,
komunitas pecinta sepeda, komunitas penikmat kuliner dan lain-lain. Komunitas dapat
dibentuk begitu saja dengan mengumpulkan lebih dari dua orang didalamnya dan
aktif menjalakan kegiatan yang dicanangkan sebagai visi terbentuknya komunitas
tersebut.

Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan


untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan
komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita , lansia di dalam keluarga dan
masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam
Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1).

Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan,
integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan
ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan
(Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga terganggu, dimana
lansia sebagai penguat transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas
dan kuantitas. Banyak contoh yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku
yang kurnag sopan atau bahkan kurang beradab sehingga secara tidak langsung akan
menganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut
Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang, sedangkan lansia yang
terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.

Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu


lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada lingkungan
yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terbaikan didalam masyarakat
terutama untuk melakukan senam lansia harus dibentuknya posyandu lansia.

1.1 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum

Setelah senam lansia terbentuk, diharapkan dapat meningkatkan derajat


kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut sebagai bagian proses deteksi dini
dan peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit lansia agar mencapai
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadannya dalam serta kemasyarakatan.

1.1.2 Tujuan Khusus

Setelah senam lansia terbentuk diharapkan dapat :


a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina kesehatan
diri sendiri.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
menyadari dan menghayati kesehatan usia lanjut secara optimal.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

1.2 Manfaat

1.2.1 Bagi Penulis

Dapat memningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan


serta dapat mengaplikasikan pada penyelesaian masalah kebidanan yang
ditemukan di komunitas.

1.2.2 Bagi Masyarakat


Dapat dijadikan sebagai pandangan bagaimana pentingnya senam
lansia dikalangan lansia.

1.2.3 Bagi Institusi

Sebagai dokumen, bahan ajar, dan bahan perbandingan untuk study


kasus selanjutnya.

1.3 Tempat dan Waktu

1.3.1 Waktu
Tanggal pelaksanaan komunitas kebidanan pada lansia 03 Maret 2015 pukul
10.00 WIB.

1.3.2 Tempat
Tempat pelaksanaan Balai Desa Bandar.

1.4 Metode Penelitian

Wawancara klien untuk memperoleh data dan masalah yang dirasakan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :


a. Bab 1 : Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan umum,
tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Tinjauan pustaka menguraikan pengertian Senam lansia,
manfaat senam,kendalan dalam melakukan senam lansia, upaya agar
terbentuknya senam lansia.
c. Bab III : Tinjauan kasus yang menguraikan pengkajian data subyektif dan
obyektif, interpretasi data dasar, diagnose dan masalah, diagnose
potensial, identifikasi kebutuhan tindakan segera, intervensi, pelaksanaan
dan evaluasi.
d. Bab IV : Kesimpulan dari semua materi dua dat yang ditulis.
e. Bab V : Daftar pustaka yang mencatat seluruh buku yang dijadikan
panduan dari materi yang ditulis.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian Kebidanan Komunitas

2.1.1.1 Pengertian Komunitas

Komunitas adalah sekumpulan orang yang hidup di satu wilayah dan


memiliki ikatan untuk melakukan interaksi satu sama lain. (George Hillery Jr)

Komunitas ialah orang-orang yang hidup di suatu darah yang secara


geografis itu terbatas, mereka melakukan komunikasi satu dengan yang lain
dan memiliki ikatan batin antar sesama yang tinggal disitu dan dengan wilayah
tempat tinggalnya tersebut. (Christensson dan Robinson)

Komunitas merupakan sebuah hasil dari berkumpulnya masyarakat


dalam jumlah kecil dan terlibat dalam tempat yang sudah ditentukan. (Fairi)

Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi komunitas di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa komunitas adalah sekumpulan masyarakat
baik dalam jumlah besar maupun kecil dalam suatu wilayah atau tempat
tertentu dan saling berinteraksi.

2.1.1.2 Penegertian Kebidanan

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan


seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan
menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsifungsi reproduksi manusia serta
memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya

Ilmu tersebut kemudian diaplikasi pada pelayanan kebidanan yang


merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan. Praktik Kebidanan adalah implementasi dari
ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga
dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan.

2.1.1.3 Pengertian Kebidanan Komunitas

Menurut para bidan sendiri, kebidanan komunitas merupakan


pelayanan yang memberi perhatian dan pengaruh lingkungan
(bio,psiko,sosio,cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan
mamberi prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Komunitas kebidanan sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat agar dapat menjalankan fungsingnya secara optimal.

2.2 Pengertian Senam Lansia

2.2.1 Pengertian Senam Lansia

Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh


untuk mendapatkan kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak,
keseimbangan gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina. Dalam
latihan senam anggota tubuh (otot-otot) mendapat suatu perlakuan. Otot-otot
tersebut adalah gross muscle (otot untuk melakukan tugas berat) dan fine
muscle (otot untuk melakukan tugas ringan).

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak


memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih gtulang tetap
kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan
radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah
serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti
oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.

2.2.2 Manfaat Senam Lansia


Semua senam dan aktifitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degenerasi/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk
mereka yang memasuki usia pralansia (45 tahun) dan usia lansia (65 tahun ke
atas).

Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran


jasmani yang baik yang terdiri dari unsure kekuatan otot, kelentukan
persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan
neuromuscular fitness.

Apabila orang melakukan senam, peredaran darah akan lancar jumlah


volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi
proses indorfin hingga terbentuk hormone norepinefrin yang dapat
menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan
menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya
adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih
nyenyak, pikiran tetap segar.

Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap


peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran
dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu
kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan
denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.

Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast


dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast
berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada
pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat
member efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada
impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka
muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik,
akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan
menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cidera
(Suroto, 2004).
2.2.3 Yang boleh mengikuti senam lansia Lansia yang sehat

Lansia yang tidak memiliki penyakit kronis spt asma,hipertensi jantung dll.
Lansia yang masih kuat untuk berdiri atau duduk lama

2.2.4 Yang tidak boleh mengikuti senam lansia

Lansia yang memiliki penyakit kronis


Lansia yang sudah tidak bisa berdiri atau duduk lama.

2.2.5 Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan senam lansia, antara lain :

Umumnya lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat senam lansia.


Jarak rumah dengan lokasi diadakannya senam lansia jauh atau sulit
dijangkau.
Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu lansia.
Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

2.2.6 Agar Terbentuknya Senam Lansia

Meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang dianggap masyarakat, yang


dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan.
Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam pelayanan di
posyandu.
Membuat kesan pertama yang baik dan memperhatikan citra yang positif.
Menetapkan dan memutuskan perhatian secara cermat pada kebutuhan
masyarakat khusunya pada lansia.
Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri.
Mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke posyandu untuk melakukan
senam lansia ( Departemen Kesehatan RI 2006 ).
2.2 Pohon Masalah

PENINGKATAN ANGKA KESAKITAN PADA LANSIA

PENINGKATAN MASALAH PENYAKIT

PENURUNAN FUNGSI ORGAN

PENYULUHAN KEBUTUHAN LANSIA Pola aktivitas atau senam


NUTRISI DAN POLA MAKAN lansia
(USIA > 35
Tahun)
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Dilakukan tanggal : 03 Maret 2015


Kelompok : Kelompok 8
1. Nikmatul Ladiyah
2. Wulan Ayu Fitria
3. Yunita Dwi Puspita Rini
1. Data Umum

Desa : Bandar

Kecamatan : Bandar

Kabupaten : Pacitan

Jumlah penduduk L/P : L =2319 / P =2299

Jumlah RT : 18

Jumlah RW :9

Jumlah KK : 1300

Jumlah Penduduk : 4591

a. Keadaan Gografis
1) Batas Wilayah
Utara : Jeruk

Selatan : Kledung

Timur : Watu Patok

Barat : Nawangan
2) Keadaan Tanah :
Sawah : 25Ha (Tandus)
Perumahan : 55 Ha (Padat)
Jalan Desa : 27 Ha(Aspal dan makadam)
Makam :2
Lapangan : Bola : 1

Voly : 4

Hutan : 50 Ha (Lebat)
Sungai : 2, arus (Tidak tercemar)
3) Jarak Puskesmas : 500 km dari Kantor Kelurahan
b. Data Sumber Daya
1. Sarana
a. Sarana pendidikan formal

TK :2

SD :4

SMP :1

SMA :1

b. Sarana Ibadah

Masjid :8

Gereja :-

c. Sarana Kesehatan

Posyandu : 5 Kelompok

Posyandu Lansia : 2 Kelompok

Polindes :-

d. Sarana Air Bersih

Sumur Gali : 50
Pipanitasi : 1089

1) Tenaga
a. Tenaga Kesehatan
Dokter :1
Bidan :4
Perawat :7
Lain-lain :-

b. Dukun
Terlatih :-
Tidak Terlatih :5

c. Kader
Posyandu : 28 Orang
Kadarzi : 10 0rang

d. Organisasi Masyarakat
PKK : 1 kelompok
Karang Taruna : 1 kelompok
LPKMD : 1 kelompok
BPD : 1 kelompok
Yasinan : 18 kelompok
1. Data Khusus
a. Karakteristik Penduduk

1) Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

No. Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentase %


1 0-1 tahun 15 21 36 0.50%
2 2-5 tahun 154 146 300 4.15%
3 6-10 tahun 182 161 343 4.75%
4 11-15 tahun 164 166 330 4.57%
5 16-20 tahun 176 192 368 5.10%
6 21-25 tahun 183 174 357 4.94%
7 26-30 tahun 189 177 366 5.07%
8 31-35 tahun 191 159 350 4.85%
9 36-40 tahun 162 178 340 4.71%
10 41-45 tahun 158 207 365 5.05%
11 46-50 tahun 176 189 365 5.05%
12 51-55 tahun 178 189 367 5.08%
13 56-60 tahun 135 112 247 3.42%
14 61-65 tahun 89 66 155 2.15%
15 > 65 tahun 140 162 302 4.18%
Jumlah 2319 2299 4591 100%
2) Distribusi frekuensi karakteristik penduduk berdasarkan pendidikan

No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentasi %


1 Tidak Sekolah 1140 1196 2336 50,08%
2 SD 351 328 679 14,07%
3 SLTP 340 358 698 15,02%
4 SLTA 372 351 723 15,08%
5 Perguruan Tinggi 100 55 155 03,38%
Jumlah 2303 2288 4591 100%

3) Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan

No. Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentasi %


1 PNS/ABRI 110 100 210 4,57%
2 Swasta 300 302 602 13,11%
3 Wiraswasta 340 308 648 14,11%
4 Petani 651 144 795 17,31%
5 Buruh 600 340 940 20,47%
6 Tidak Bekerja 400 431 831 18,10%
7 Belum Bekerja 244 321 565 12,30%
Jumlah 2645 1946 4591 100%
4) Distribusi KB

No. KB Jumlah Prosentasi %


1 Sederhana 200 18.74%
2 Suntik 276 25.86%
3 Kondom 45 421%
4 AKDR 362 33.92%
5 Implant 28 02.62%
6 PIL 89 08.34%
7 MOW/MOP 67 06.27%
Jumlah 1067 100%

5) Distribusi PUS/WUS

No. PUS/WUS Jumlah Prosentasi %


1 PUS 845 44.20%
2 WUS 1067 55.80%
Jumlah 1912 100%

6) Distribusi Lansia

No. Lanisa Jumlah Prosentasi %


1 Laki laki 140 46.03%
2 Perempuan 162 53.64%
Jumlah 302 100%
7) Distribusi penduduk berdasarkan agama

No. Agama Jumlah Ptosentasi %


1 Islam 4587 99.91%
2 Kristen 4 0.08%
3 Katolik - -
4 Hindu - -
5 Budha - -
Jumlah 4591 100%

b. Data Kesehatan

1) KIA

No. Jenis Kegiatan Sasaran Target Pencapaian


Jumlah %
1 K1 84 100% 80 95.23%
2 K4 73 100% 69 94.52%

No. Jenis Kegiatan Sasaran Target Pencapaian


Jumlah %
1 Deteksi resio tinggi nakes 16 100% 0 0%
2 Tidk Resti 82 100% 82 100%

No. Jenis Kegiatan Sasaran Target Pencapaian


Jumlah %
1 Deteksi RT masyarakat (ada) 360 360 360 100%
2 Tidak ada 0 0 360 100%
No. Jenis Kegiatan Sasaran Target Pencapaian
Jumlah %
1 Persalinan nakes 79 100% 79 100%
2 Non nakes 0 0% 3 03%

No. Jenis Kegiatan Sasaran Target Pencapaian


Jumlah %
1 KN1 84 92 92 88%
2 KN 2 73 92 92 79.32%

No. Jenis Kegiatan Sasaran Target Pencapaian


Jumlah %
1 ASI EKSKLUSIF 84 100% 84 100%
2 Tidak Eksklusif - - - -

2) Gizi

No. Uraian Target Pencapaian Prosentasi %


1 K/S 100% 336/336 100%
2 D/S 100% 250/336 100%
3 N/S 100% 200/336 100%
4 N/D 100% 200/336 100%
3) Imunisasi

No. Status Imunisasi Pencapaian Prosentasi %


1 YA,(Hepatitis 300 98.3%
B,BCG,polio,DPT,Campak)
2 TIDAK,(Hepatitis 36 2.7%
B,BCG,polio,DPT,campak)
Jumlah 336 100%

4) Pemanfaatan fasilitas kesehatan

No. Tempat Berobat Pencapaian Prosentasi %


1 Dukun 3 0.06%
2 Polindes - -
3 Puskesmas 3085 67.19%
4 RS 915 19.93%
5 Tenakesh 588 12.80%
6 Lain lain - -
Jumlah 4591 100%
1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH

1) IDENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil musyawarah masyarakat desa (MMD) Bandar pada Hari/Tanggal 03
Maret 2015 Berdasarkan survey mawas diri dapat dirumuskan :

Kunjungan pada Posyandu Lansia masih terdeteksi belum adanya Senam


Lansia.

2) PRIORITAS MASALAH
Belum terbentuknya Senam Lansia di Desa Bandar.

2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Belum terbentuknya senam lansia

3. MENENTUKAN KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN


SEGERA, KOLABORASI DAN KONSULTASI

1. Membentuk organisasi kemasyarakatan untuk mengadakan Senam


Lansia.
4. INTERVENSI
Hari/Tanggal : Senin,08 Maret 2015
Jam : 08.00 WIB

No Masalah Tujuan Kriteria Intervensi Rasional Keteranga


. Hasil n (sasaran
& sarana
prasarana)
1. Belum Agar Terbentuk 1. Lakukan 1. Agar 1. Masya
terbentuk masyarakat nya BHSP mempermudah rakat
nya bersedia kegiatan dengan dalam atau
senam mengikuti Senam masyarakat memberikan kader
Lansia Senam Lansia sekitar Asuhan 2. Lansia
Lansia 2. Lakukan Kebidanan 3. Karpet
pemeriksaan Komunitas 4. Sound
fisik pada 2. Agar system
Lansia yang mempermudah
mengikuti dalam
Senam mengetahui
Lansia keadaan umum
Lansia

3. Ajarkan 3. Agar Lansia


Senam mengerti
Lansia pada tentang
Lansia gerakan-
4. Evaluasi gerakan Senam
gerakan- Lansia
gerakan 4. Untuk melihat
Senam apakah sudah
Lansia benar gerakan-
gerakan yang
diajarkan
6. IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal : Selasa,09 Maret 2015


Jam : 08.00 WIB

No. Kegiatan Waktu Sarana Tempat Alat Metode


Peraga
1 Senam Selasa,09 Karpet, Posyandu Petugas Ceramah,
Maret 2015 Sound Lansia dan
system,Lcd praktek
atau
proyektor
7. EVALUASI

Hari/Tanggal : Selasa, 09 Maret 2015


Jam : 15.00 WIB

No. Masalah Evaluasi


1 Belum terbentuknya Senam S : Masyarakat mengatakan
Lansia tertarik dengan senam yang
ditujukan pada Lansia
O : Lansia sangat kooperatif
dalam melaksanakan Senam
Lansia
A : Masalah teratasi sebagian
P : - Membentuk organisasi
Senam Lansia yang ada
di masyarakat setempat
- Melakukan observasi
kegiatan dan pelaksanaan
yang sudah terbentuk
pada Posyandu Lansia
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Melakukan Senam lansia

Sasaran : Seluruh Lansia didesa Bandar

Hari/ tanggal : Minggu, 14 Maret 2015

Jam : 10.00-10.45 WIB

Waktu : 60 menit

Tempat : Posyandu Lansia

3.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti kegiatan senam lansia, diharapkan para lansia mengerti bahwa
senam lansia saat bermanfaat bagi tubuh dan lansia mampu mengikuti senam lansia
perminggunya.

3.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan senam lansia selama 60 menit diharapkan para lansia dapat :

1. Sebelum melakukan senam lansia diharapkan para lansia mengerti bahwa senam
lansia penting
2. Para lansia mengerti manfaat dari senam lansia
3. Mengikuti senam lansia kembali
4. Mengulang sedikit demi sedikit gerakan yang telah dicontohkaan oleh petugas

3.3 MATERI

1. Pengertian senam lansia

2. Manfaat senam lansia

3. Gerakan senam lansia


3.4 MEDIA

Karpet,proyektor,sound system

3.5 METODE

1. Ceramah atau penyuluhan

2. Praktek senam

3.6 MATERI

Terlampir
DAFTA HADIR PESERTA PENYULUHAN

Hari/Tanggal No. Nama Peserta TTD

Mahasiswi,

( )

Mengetahui:

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan

(Hj. Murniati, S. ST., M. Kes) ( )


BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan
tersebut.
Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh
untuk mendapatkan kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan
gerak, keseimbangan gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina.
Dalam latihan senam, semua anggota tubuh (otot-otot) mendapat suatu
perlakuan. Otot-otot tersebut adalah gross muscle (otot untuk melakukan
tugas berat) dan fine muscle (otot yang melakukan tugas ringan).
Senam Lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran
dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat
yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar,
kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.

B. Gerakan Senam Lansia

Tahapan latihan jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap latihan,


meliputi pemasnasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan)
(Sumintarsih, 2006).
Pemanasan

Pemansan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan


bertujuan menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima
pembebanan yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya.
Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain
detak jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu
tubuh naik 10C 20C dan badan berkeringat. Pemanasan yang
dilakukan dengan benar akan mengurangi cidera atau kelelahan.

A. Kondisioning
Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahan

kondisioning atau gerakan inyi yakni melakukan berbagai


rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan
tujuan program pelatihan.

B. Penenangan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting
dan esensial. Tahap ini bertujuan mengembalikan kondisi tubuh
seperti sebelum berlatih dengan melakukan serangkaian
gerakan berupan stretching. Tahapan ini ditandai dengan
menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh,
dan semakin berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan
mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi mencegah
genangan darah diotot kaki dan tangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan,
integritas, dan refleki dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan
ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit
kejiwaan.
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
B. Saran
1. Bagi penulis dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan serta dapat mengaplikasikan pada penyelesaian masalah kebidanan
yang ditemukan dikomunitas.
2. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai pandangan bagaimana pentingnya
melakukan senam lansia.
3. Bagi institusi sebagai dokumen, bahan ajar, dan bahan perbandingan untuk study
kasus selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., Batubara, I. 2008. Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Efendi, F., Makfhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Depkes. 2009. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007-20011.

Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai