MATCHING
cara penyelesaiannya, pada bab ini akan dibahas mengenai definisi matching dan
matching pada graf bipartit, karena penyelesaian optimal assignment problem akan
Misalkan G=(V,E) adalah graf sederhana dan bukan graf kosong. Maka,
matching M didefinisikan sebagai himpunan bagian yang tidak kosong dari rusuk
E(G) sedemikian hingga tidak ada dua rusuk dari M yang saling ajasen di G.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 3.1. M ={e1,e6,e7} adalah salah satu contoh
Gambar 3.1
21
22
Jika M adalah suatu matching, maka suatu simpul vi dikatakan saturated oleh
matching M atau matching M saturates terhadap simpul vi jika ada sebuah rusuk dari
matching M menempel pada simpul vi tersebut. Sebaliknya jika tidak ada maka
oleh M, sebaliknya pada Gambar 3.2, v1 disebut unsaturated karena tidak ada
Gambar 3.2
oleh matching M. Pada Gambar 3.1 semua simpul saturated oleh matching M, maka
graf pada Gambar 3.1 merupakan contoh matching sempurna. Sedangkan pada
Gambar 3.2 ada satu simpul yaitu v1 yang tidak saturated oleh matching M, maka graf
Dari sebuah graf G, bisa saja diperoleh lebih dari satu matching M. Suatu
matching M disebut matching maksimum jika untuk setiap matching pada graf G
disebut M-alternating jika rusuk-rusuk pada P terbentang dalam M dan berada pada
E(G)\M, dengan kata lain rusuknya bergantian antara M dan E(G)\M. Selanjutnya
Lintasan P disebut M-augmenting jika lintasan ini M-alternating dan simpul awal
serta simpul akhir dari lintasan P merupakan M-unsaturated. Untuk lebih jelasnya
Gambar 3.3
Pada Gambar 3.3, yang merupakan contoh lintasan M-alternating yaitu v1e1
augmenting karena simpul awalnya yaitu v8 dan simpul akhirnya yaitu v7 merupakan
Misalkan M adalah matching pada graf G, dan terdapat matching lain, sebut
diperoleh suatu graf H=G( ) yang merupakan graf yang direntang oleh rusuk
Contoh 3.1:
Gambar 3.4
dihapus. Rusuk yang menghubungkan simpul v5 dan simpul v11 serta rusuk yang
anggota matching ((G\M) (G\ )), oleh karena itu dihapus. Selanjutnya
Gambar 3.5
H=G( )
Lemma 3.1:
dari H pasti berkaitan dengan salah satu dari ketiga bentuk di bawah ini:
1. Simpul terisolasi.
Bukti:
27
Misalkan V adalah himpunan simpul dan E adalah himpunan rusuk pada graf
G dengan M dan adalah dua matching yang berbeda, maka akan terdapat tiga
kasus:
Gambar 3.6
Gambar 3.7
H=G( )
simpulnya berinsiden dengan satu rusuk pada M dan satu rusuk pada .
genap.
satu simpul misalkan saja simpul y, dengan derajat satu selain simpul x.
Contoh 3.2:
1. Perhatikan Gambar 3.6 dan Gambar 3.7. Simpul v2,v4,v9 pada graf G menjadi
3. Pada Gambar 3.7, v5v8v6v11 v5 adalah siklus (M, M)-alternating dengan orde
genap.
Matching M pada graf G adalah matching maksimum jika dan hanya jika G
Bukti:
hal ini, P haruslah memiliki jumlah rusuk yang ganjil, karena agar suatu
lintasan M-augmenting.
anggota dari . Dengan kata lain simpul awal serta simpul akhir dari
31
M-augmenting.
matching maksimum di G.
graf bipartit melibatkan penerapan matching, maka akan dibahas mengenai matching
Sebelum membahas lebih jauh mengenai matching pada graf bipartit, akan
G=(V,E), dengan V adalah himpunan simpul pada G dan S merupakan subset dari
sebuah matching yang saturates untuk setiap simpul di X jika dan hanya jika
Bukti:
Graf bipartit G dengan bipartisi {X,Y}, memiliki matching sempurna jika dan
2003: 213).
Akibat 2 (Knig):
Jika G adalah graf bipartit k-regular dengan k > 0, maka G memiliki sebuah
Bukti:
sempurna.