Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN FINANSIAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK.

Dosen
Dr. Hendro Sasongko, SAk., MM.

Oleh:
Dedi Sulistiono (R-59/K15170056)

MAGISTER MANAJEMEN BISNIS


SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK
TAHUN 2015

A. Profil Tentang Perusahaaan


Awal usaha industri jamu Perseroan bermula dari sebuah industri rumah tangga yang
dikelola oleh Ibu Rahmat Sulistio pada 1940 di Yogyakarta, dengan dibantu oleh tiga orang
karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau
memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk). Seiring dengan kemajuan usaha tersebut,
pengolahan jamu dipindahkan dari Yogyakarta ke Semarang.
Pada tahun 1951 berdirilah perusahaan sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti Impian
yang Terwujud dengan pabrik pertamanya berlokasi di Jl. Mlaten Trenggulun, Semarang. Pada
1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul.
Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan
nama PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri
Jamu & Farmasi Sido Muncul dimasukkan ke dalam dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas
tersebut. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak
mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus
meningkat, dan pada 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaliwage,
Semarang. Guna mengakomodir permintaan pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai
dilengkapi dengan mesin-mesin modern demikian pula jumlah karyawannya bertambah sesuai
kapasitas yang dibutuhkan. Untuk mengantisipasi kemajuan masa mendatang, Perseroan merasa
perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka pada 1997 diadakan
peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono X dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu.

Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan obat herbal, makanan-minuman kesehatan, dan pengolahan bahan baku herbal
yang terkemuka dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Misi Perusahaan
Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional, aman dan jujur berdasarkan
penelitian.
Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.
Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih
berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup
sehat, pemakaian bahan bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif.
Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.
Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.
Jawaban Pertanyaan Latihan 1.

1. Mencari contoh laporan keuangan untuk suatu perusahaan yang bersifat private dan
public fokus ke laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus
kas komparatif (silakan pilih periode-nya)

Laporan keuangan yang dipilih pada tugas ini adalah Laporan Keuangan PT. Industri Jamu Dan
Farmasi Sido Muncul Tbk. periode tahun 2015 yang bersumber dari Annual Report PT. Industri
Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. tahun 2015.

IKHTISAR KEUANGAN
2. Bagaimana struktur modal perusahaan tersebut (komposisi antara utang dan ekuitas) ?
Struktur permodalan dievaluasi melalui rasio utang terhadap modal (gearing ratio) yang
dihitung melalui pembagian antara utang neto dengan modal. Utang neto adalah jumlah
liabilitas dikurangi dengan dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi
seluruh ekuitas yang dapat distribusikan kepada pemegang ekuitas Perseroan. Pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:
STRUKTUR MODAL

Berdasarkan data-data dalam Annual Report tahun 2015, maka digunakan rasio Debt to
Equity Ratio (DER) pada laporan posisi keuangan perusahaan tahun 2015 adalah :
Rasio DER = Jumlah Liabilitas x 100% = 197.797 juta x 100% = 7,61 %
Jumlah Ekuitas 2.598.314 juta
3. Berdasarkan data yang ada, investasi apa saja yang dilakukan perusahaan ?
Menurut data-data yang disajikan dalam Annual Report tahun 2015, Perusahaan telah
melakukan investasi sebagai berikut :

a. Uang muka pembelian asset tetap/ properti investasi (17.067 juta)


b. Investasi penyertaan saham (60 Juta)
c. Investasi jangka pendek yang tingkat likuidasinya sangat tinggi dengan jatuh tempo dalam
waktu kurang dari tiga bulan.
4. Berdasarkan data yang ada, apa sumber pendanaan perusahaan ?
Sumber-sumber pendanaan perusahaan berasal dari :

a. Liabilitas jangka pendek


Merupakan utang perusahaan kepada pihak ketiga (perbankan) untuk pendanaan
operasional yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
b. Utang usaha dari pihak ketiga & berelasi
Merupakan utang perusahaan kepada pihak ketiga yang berasal dari transaksi/kegiatan
operasionalnya dan jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
c. Utang lain-lain dari pihak ketiga & berelasi
Merupakan utang perusahaan kepada pihak ketiga yang berelasi diluar kegiatan
operasional perusahaan dan jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
d. Utang pajak penghasilan dan lainnya
e. Beban yang masih harus dibayar, pendapatan yang diterima dimuka dan uang muka
penjualan.
f. Utang jangka panjang berupa imbalan pasca kerja dan liabilitas pajak tangguhan setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

5. Bagaimana modal kerja perusahaan berdasarkan data yang ada ?


Modal kerja perusahaan berasal dari :

a. Aset lancar, terdiri dari :


Kas dan setara kas
Deposito Berjangka
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Persediaan
Uang muka
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
b. Aset tidak lancar, terdiri dari :
Uang muka pembelian asset tetap
Investasi penyertaan saham
Asset tetap bersih
Goodwill
Beban pensiun dibayar dimuka
Asset tidak lancar lain lain

Berdasarkan data-data yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan perusahaan per
31 Desember 2015, maka komposisi modal kerja dengan Rasio Lancar (Current Ratio) adalah
:
Rasio Lancar = Total Aset Lancar = 1.707.436 juta = 9,3
Total Liabilitas Lancar 184.060 juta

Disimpulkan bahwa kondisi modal kerja perusahaan adalah sangat baik, karena
nilainya diatas standar minimal rasio lancar 2 kali nilai liabilitas lancar, artinya perusahaan
mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.

6. Hitung secara sederhana nilai perusahaan berdasarkan neraca


Nilai Perusahaan (Firms Value) = Shareholders Equity Preferred Stocks
= Rp. 2.598.314.000.000 0
= Rp. 2.598.314.000.000,-
7. Jika anda ingin berinvestasi di perusahaan tersebut, pertimbangan apa saja yang
Saudara ambil berdasarkan data laporan keuangan perusahaan tersebut ?
Jika kita ingin berinvestasi di suatu perusahaan, maka pertimbangan-pertimbangan yang
diambil berdasarkan data laporan keuangan sebagai berikut :
1. Modal Cukup;
Modal yang dimaksudkan harus sesuai dengan syarat pendirian suatu perusahaan, dan hal
tersebut harus dipenuhi sebagai minimal modal yang harus dimiliki oleh perusahaan. Dan
hal ini harus secara fair dipenuhi oleh pemilik perusahaan, dan mereka tidak boleh menarik
kembali modal tersebut yang seringkali dianggap sebagai formalitas untuk pendirian
perusahaan saja.
2. Manajemen Perusahaan Yang Baik;
Pemahaman manajemen perusahaan, seperti: manajemen SDM, manajemen keuangan,
manajemen operasional atau produksi, manajemen pemasaran dan manajemen strategik
sangat diperlukan dalam mengelola perusahaan agar perusahaan tersebut bisa terkelola
dengan baik dan dapat mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba dan bisa berkembang.
Bukti kepemilikan manajemen yang baik harus bisa dibuktikan secara tertulis dengan
adanya sistem manajemen yang baik, SOP dan sebagainya. Untuk perusahaan besar
seringkali ditunjukkan dengan kepemilikan sertifikasi ISO dan sebagainya.

3. Asset Quality Berkembang;


Misalnya adanya peningkatan asset perusahaan, seperti di tahun pertama hanya
1 kantor maka di tahun ketiga sudah memiliki 3 kantor cabang. Hal ini membuktikan
bahwa perusahaan tersebut berkembang.
4. Likuiditas Tinggi;
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang perusahaan
jangka pendek. Hal ini yang paling sering dijadikan tolok ukur dalam mengukur kesehatan
suatu
perusahaan.
5. Solvabilitas Tinggi;
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang perusahaan
jangka panjang.
6. Rentabilitas Wajar;
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memberikan keuntungan secara
wajar kepada nasabah.(Jadi, kalau ada perusahaan yang menjanjikan nasabah dengan
bunga yang sangat tinggi, itu perlu diwaspadai).
7. Aspek lain yang menunjang meliputi SDM dan sarana;
SDM perusahaan harus smart dan memiliki etos kerja yang baik dan kultur perusahaan
harus mendukung ke arah sana. Sarana pun harus memadai dan sesuai perkembangan
zaman.
8. Semua kegiatan usaha dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.

Anda mungkin juga menyukai