FLU SINGAPURA
Oleh:
Kelompok 4B
2017/2018
PENYUSUN
No Nama NPM
1 Ayu Novie Lestari 1614201120656
2 Dina Sari 1614201120658
3 Rima Astuti 1614201120669
4 Krisno Bagus Widodo 1614201120675
5 Rahmidariani 1614201120678
6 Nuraida 1614201120680
7 Risty Auliah Ramadhan 1614201120681
8 Yuliana Pratiwi 1614201120687
9 Anggun Juniarti Putri 1614201120704
10 Ilmi Darmawan 1614201110707
ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : No. Reg :
Umur : ..Tahun Tgl. MRS : (Jam..)
Jenis Kelamin : L/P Diagnosis medis :
Suku/Bangsa : . Tgl Pengkajian:(Jam)
Agama : .
Pekerjaan : .
Pendidikan : .
Alamat : .
Upaya yang telah dilakukan : Upaya pasien yang dilakukan untuk mengatasi masalah
sebelum dilakukan pengkajian.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : Pengobatan/ operasi yang pernah di dapatkan
berhubungan dengan kasus sekarang sebelum Rawat inap di pelayanan kesehatan.
Penyakit yang dialami satu anggota keluarga, bila merupakan penyakit keturunan,
mengkaji 3 generasi ke atas. Mencangkup setiap kelainan genetic keluarga ( HT, DM )/
penyakit dengan kecenderungan keluarga ( cancer), penyakit menular ( TBC,Hepatitis,
HIV/AIDS ), gangguan psikiatrik ( skizofrenia ) dan penyalah gunaan obat.
Genogram :
Ket : .
3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1 Tanda-tanda Vital, TB dan BB :
S : C (SUHU. axial, rectal, oral)
N : . x/menit ( NADI. teratur, tidak teratur, kuat, lemah)
TD : ../..mmHg (lengan kiri, lengan kanan, berbaring, duduk)
RR : .x/menit (regular/ irregular)
TB : cm BB : . Kg ( cara menghitung berat badan ideal : TB -100 ( 10% dari
hasil ).
6. Intervensi keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum
Tujuan: jalan napas anak kembali efektif selama diberikan perawatan
kriteria hasil:
a. RR dalam batas normal (usia 3-4 tahun RR 20-30x/menit)
b. Ronkhi berkurang/tidak terdengar ronkhi
c. Sesak nafas berkurang/tidak sesak lagi
d. Produksi sputum berkurang
e. Batuk efektif
Intervensi:
(1) Jelaskan pada orangtua penyebab ketidakefektifan bersihan jalan nafas dan tindakan
yang akan dilakukan seperti memberikan nebulazer, suction atau fisioterapi nafas
R/ jalan napas anak tidak efektif disebabkan oleh stasis atau penumpukan sekret di
jalan napas tersebut sehingga menghambat aliran udara yang masuk ke paru. Selain
itu penjelasan dapat menigkatkan pengetahuan orang tua sehingga kooperatif dalam
tindakan yang akan dilakukan
(2) Anjurkan orang tua untuk memberi minum susu hangat atau air hangat
R/ uap panas yang diperoleh dari air hangat atau susu hangat dapat membantu
mengencerkan secret
(3) Lakukan kolaborasi nebulizer dengan terapi mukolitik dan bronkodilator.
R/ mukolitik membantu mengencerkan sekret dan bronkodilator dapat melebarkan
bronkus/jalan nafas.
(4) Berikan clapping dan fibrasi pada daerah paru yang terdapat sekret
R/ clapping dan fibrasi membantu merontokkan sekret pada dinding paru dan
membawanya ke saluran nafas yang lebih besar.
(5) Lakukan penghisapan/suction
R/ Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada pasien yang
tidak mampu batuk efektif.
(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antivirus atau agen mukolitik atau
broncodilator
R/ antivirus membantu menghambat replikasi virus di jalan napas.
(7) Observasi RR, suara nafas tambahan dan karakteristik sputum.
R/ menunjukkan keberhasilan tindakan keperawatan sehingga perlu dilakukan
tindakan.
Intervensi:
(1) Jelaskan pada ibu tentang pentingnya masukan oral yang adekuat bagi anak.
R/ Masukan oral yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan akibat demam.
(2) Jelaskan dan anjurkan ibu untuk tetap memberikan air atau susu.
R/ASI penting untuk mencegah kekurangan cairan,sebagai sumber nutrisi dan sebagai
antibodi untuk mencegah infeksi lanjut.
(3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui IV sesuai ketentuan untuk
dehidrasi.
R/ Cairan IV mengganti cairan yang hilang karena muntah agar terjadi keseimbangan
cairan. Kebutuhan cairan dihitung denga menggunakan rumus holiday segar 10 kg I
=100cc/kg BB, 10 kg II = 50 cc/kg/BB dan sisanya 20cc/ kg BB. Jumlah ditotal
merupakan kebutuhan cairan dalam 24 jam.
(4) Observasi intake dan output mukosa, turgor kulit, fontanela, nadi, mata tidak cowong.
R/ untuk mengetahui status hidrasi anak dan menentukan kebutuhan penambahan
cairan dan kemungkinan terjadinya syok.
4) Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan degradasi vesikel pada mukosa oral
Tujuan: Anak mengungkapkan nyeri pada mulut berkurang setelah diberikan perawatan
kriteria hasil: Keluhan nyeri berkurang saat memmbuka mulut, saat mengunyah dan
menelan
Intervensi
(1) Jelaskan penyebab nyeri pada mukosa mulut dan tenggorokan anak dan tindakan
yang akan dilakukan untuk membantu mengurangi nyeri
R/ adanya invasi virus ke mukosa oral, yang mana akan membentuk vesikel atau
lepuhan pada mulut, saat lepuhan ini pecah akan menyebabkan stomatitis atau
sariawan yang mengakibatkan adanya rasa nyeri
(2) Anjurkan orang tua untuk memberikan mainan yang disukai anak.
R/ Distraksi dengan mengalihkan perhatian pasien dari rasa sakit, misalnya dengan
menonton tv, membaca buku kesukaannya
(3) Anjurkan orang tua untuk menjaga agar mukosa mulut anak tetap lembab dengan cara
berkumur atau mengolesi air putih pada mukosa bibir atau oral
R/ Mukosa bibir yang lembab membantu menghambat terkupasnya mukosa bibir
(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic topikal dan antivirus per
oral
R/ Obat analgesic membantu mengahmbat transmisi nyeri sehingga nyeri yang
dirasakan anak berkurang. Selain itu antivirus yang diberikan peroeal membantu
menghambat replikasi virus pada mukosa oral
(5) Observasi keluhan nyeri pasien.
R/ Keluhan dapat membantu menentukan terapi selanjutnya
Intervensi
(1) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan pada orang
tua pasien.
R/ Intake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan protein untuk
proses penyembuhan.
(2) Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering, jika mungkin kombinasikan
dengan makanan yang disukai anak.
R/ Makanan dalam jumlah sedikit namun sering akan menambah energi. Makanan
yang menarik dan disukai dapat meningkatkan selera makan.
(3) Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik dan antijamur.
R/ Mengurangi nyeri stomatitis dan perkembangan stomatitis.
(4) Observasi BB dengan alat ukur yang sama, jumlah makanan yang dihabiskan serta
keluhan pasien .
R/ Peningkatan berat badan menandakan indikator keberhasilan tindakan.
Intervensi:
(1) Jelaskan kepada anak dan keluarga tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah.
R/ Pengetahuan yang cukup membantu meningkatkan pengetahuan sehingga
keluarga lebih kooperatif saat dilakukan tindakan.
(2) Anjurkan orang tua untuk menjaga kebersihan area kulit yang mengalami erupsi,
dan membersihkan area tersebut dengan sabun
R/ Kebersihan mambantu menjaga luka tetap bersih dan mencegah kontaminasi.
(3) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat secara topikal.
R/ membantu mengurangi bakteri atau kuman yang menginvasi.
(4) Observasi keadaan kulit dan keluhan pasien.
R/ Untuk mengetahui perkembangan luka dan menentukan terapi selanjutnya.
7) Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kurang pengetahuan orangtua
tentang penyakit anak .
Tujuan: Ansietas pada orangtua berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
kriteria hasil: wajah orang tua tampak rileks, orang tua dan anak menunjukkan perilaku
yang kooperatif dalam proses pengobatan dan perawatan, anak tidak menangis ketika
didekati perawat.
Intervensi:
(1) Jelaskan kepada orangtua tentang penyebab HFMD.
R/ penyakit yang disebabkan oleh virus coxakie dan entero virus yang lain dengan
ujud kelainan yang khas yaitu enanthem (erupsi pada kulit) dan vesikel di mulut dan
eksanthem (erupsi pada mukosa oral) dan vesikel di tangan dan kaki.
(2) Jelaskan kepada orang tua mengenai kondisi anaknya
R/ meningkatkan pengetahuan orang tua dan orang tua menjadi kooperatif dalam
tindakan yang dilakukan
(3) Libatkan orang tua dalam proses perawatan anak
R/ keterlibatan dalam proses perawatan membantu orang tua memahami
peerkembangan kesehatan anak
(4) Fasilitasi orang tua untuk bertemu dengan dokter yang merawat
R/ membantu memberikan dukungan kepada orang tua dan membantu mengurangi
kecemasan orang tua
(5) Observasi tingkat kecemasan orangtua meliputi ekspresi dan tingkah laku orang tua.
R/ Mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.
8) Ansietas pada anak berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan actual akibat
hospitalisasi, tindakan traumatik .
Tujuan : Ansietas pada anak berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
kriteria hasil:
a. Wajah anak tampak rileks
b. Anak tidak menangis saat didatangi petugas
c. Anak menunjukkan perilaku yang kooperatif dalam proses pengobatan dan perawatan
Intervensi :
(1) Bina hubungan saling percaya dengan anak.
R/ meningkatkan rasa nyaman pada anak.
(2) Berikan dukungan kepada anak dengan mengajak anak kenalan
R/ Dukungan dapat menurunkan kecemasan.
(3) Anjurkan orangtua untuk membawakan mainan kesukaan anak.
R/ Membawakan mainan kesukaan anak membantu anak untuk mengalihkan
ketakutan anak ke mainan.
(4) Ciptakan lingkungan yang kondusif.
a. Kenalkan dengan teman sekamar
b. Orientasikan lingkungan kamar
c. Kenalkan dengan petugas
R/ menurunkan ansietas anak dan anak tidak merasa asing dengan lingkungan.
(5) Libatkan orangtua dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
R/ keikutsertaan orangtua dalam memonitor anak, dapat mengurangi kecemasan
anak berhubungan tindakan keperawatan yang diberikan.
(6) Observasi tingkat kecemasan anak.
R/ mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.
9) Defisit pengetahuan orang tua dan keluarga tentang penyakit HFMD (penularan,
penanganan awal dan pencegahan) berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan: Pasien atau keluarga mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit
(penularan, penanganan dan pencegahan) setelah dilakukan tindakan
kriteria hasil:
a. Pasien atau keluarga mampu menjelaskan cara penularan, penanganan awal dan
pencegahan HFMD.
b. Pasien atau keluarga dapat melaksanakan tindakan penanganan dan pencegahan
selanjutnya dengan menyebut contoh konkritnya.
Intervensi :
(1) Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakitnya.
R/mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan pasien tentang
penyakitnya.
(2) Berikan penjelasan pada pasien /keluarga tentang penyakitnya (penularan dan
penanganan).
R/ penularan HFMD dapat melalui kontak langsung dengan pasien yang menderita
HFMD maupun melalui kontak tidak lansung seperti penggunaan barang-barang
pribadi seperti pakaian, handuk, maunan, peralatan makan atau minum dll.
(3) Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
R/ lingkungan rumah yang bersih membantu mencegah penularan virus.
(4) Observasi pemahaman tentang materi penulayang diberikan.
R/ keluarga mampu menjelaskan kembali materi yang diberikan, menunjukkan
pemahaman tentang penyakit.
7. Evaluasi
1) Tidak terjadi syok hipovolemik.
2) Informasi kesehatan terpenuhi.
3) Jalan nafas dalam konndisi optimal.
4) Pasien tidak mengalami injuri.
5) Nyeri berkurang atau teradaptasi.
6) Tidak terjad infeksi luka.
7) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit tidak terjadi.
8) Intake nutrisi harian terpenuhi.
9) Tingkat kecemasan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Wong,Donna L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6. Jakarta: EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_Singapura
http://klinikanakonline.com/2009/04/19/flu-singapura-atau-infeksi-ktm-kaki-tangan-dan-mulut/
http://www.jawapos.com/baca/artikel/606/Flu-Singapura-Cepat-Menyebar-pada-Anak