Anda di halaman 1dari 20

STATISTIKA

OLEH :

WIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2011
TEKNIK SAMPLING
III. TEKNIK SAMPLING

Sampling (Penarikan Contoh) = proses pemilihan


objekobjek tertentu dari sekian banyak objek yang
ada.

Unit Sampling = objek yang dipilih dalam sampling.

Kerangka Sampling = daftar unit sampling beserta


pelungnya.

Populasi Sasaran = populasi yang menjadi ruang


lingkup generalisasi kesimpulan suatu penelitian.
III. TEKNIK SAMPLING

Rencana Sampling adalah langkahlangkah


menentukan unit sampling, banyaknya unit
sampling yang akan dipilih dan cara memilih unit
unit tersebut ke dalam sampel.

Rancangan Sampling adalah rencana sampling


ditambah dengan analisisnya.
III. TEKNIK SAMPLING

3.1 Alasan Sampling


1. Ukuran Populasi tak hingga atau terhingga
tetapi n besar

2. Keterbatasan Sumberdaya (biaya, tenaga,


waktu).
3. Masalah Ketelitian

4. Faktor Ekonomis
3.2 Cara Sampling

A. Sampling Peluang

Setiap anggota populasi mempunyai


peluang (kesempatan) yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel.

B. Sampling Non Peluang


3.2 Cara Sampling

A. Sampling Peluang

1. Sampling Acak Sederhana


2. Sampling Sistematik
3. Sampling Berstrata
4. Sampling Kluster
3.2 Cara Sampling

B. Sampling Non Peluang

1. Sampling Seadanya

2. Sampling Pertimbangan

3. Sampling Kuota

4. Snow Ball Sampling


A. Sampling Peluang

1. Sampling Acak Sederhana

unit sampling mempunyai peluang yang sama


untuk dipilih.
dapat dilakukan dengan cara (a) undian dan
(b) daftar angka acak.
cocok diterapkan untuk populasi yang
homogen.
1. Sampling Acak Sederhana

Misal Populasi Tanaman per Petak 40 tanaman,


diambil sampel sebanyak 20 % atau 8 tanaman.

1 2 3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31 32

33 34 35 36 37 38 39 40
1. Sampling Acak Sederhana

Misal Populasi Petani 300 orang, diambil sampel


sebanyak 75 orang.
No Nama Petani Lahan (ha) Alamat Ket
001
002
003
.
.
096
.
.
300
2. Sampling Sistematik

unit sampling diambil dari populasi pada


jarak interval waktu, ruang atau urutan
yang uniform.
pengambilan anggota pertama dilakukan
secara acak.
pengambilan unit sampel : (a) N kelipatan
dari n N/n, dan (b) N/n pecahan
pembulatan.
2. Sampling Sistematik
Misal N = 300 diambil n = 75 N/n = 4.
No Nama Petani Lahan (ha) Alamat Ket
001
Acak 002

006

098
.
300
3. Sampling Berstrata

N = 300 n = 75, Luas : 0,14 ha 2,00 ha ; Interval


Luas Lahan = (2,00 0,14)/3 = 0,62 ha

No Strata Lahan (Ha) Ni ni ni


1 0,14 0,76 160 40 25
2 0,77 1,38 80 20 25
3 1,39 2,00 60 15 25
Jumlah 300 75 75

Unproporsional
Proporsional
4. Sampling Kluster = Sampling Wilayah

Prov. Jawa Barat

Kab. Garut Bandung

Kec. Kec-1 Kec-2 Kec-1 Kec-2


Kec-3 Kec-3

Ds.
B. Sampling Non Peluang

Ketelitian dan kerepresentatifan sampel non


peluang tidak dapat ditaksir, akibatnya tidak
mungkin menyimpulkan hasil sampel terhadap
populasi dengan derajat keyakinan tertentu.

1. Sampling Seadanya
Sampling Seadanya berdasarkan seadanya
data dan kemudahannya mendapatkan data.
Misalnya mengumpulkan pendapat tentang
sesuatu dari orangorang lewat.
B. Sampling Non Peluang

2. Sampling Pertimbangan
Berdasarkan pertimbangan peneliti.

3. Sampling Kuota
teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan. Misal ada 5
peneliti dengan ukuran sampel 100 orang,
maka setiap peneliti dapat memilih secara
bebas sebanyak 20 orang.
B. Sampling Non Peluang

4. Sampling Snow Ball


Biasanya digunakan apabila populasi target
tidak diketahui secara jelas identitasnya.
3.3 Ukuran Sampel

Ukuran sampel tergantung dari tingkat keragaman


dan ukuran populasi. Semakin besar tingkat
keragaman dan ukuran populasi, semakin besar pula
ukuran sampelnya agar diperoleh derajat kepercayaan
yang tinggi.

Taro Yamane (1967) dalam Jalaluddin Rakhmat (1999) :

n = ukuran sampel ; N = ukuran populasi ; d = 0,1

Anda mungkin juga menyukai