Makalah Pleno Blok 7 Sken 8
Makalah Pleno Blok 7 Sken 8
Abstract
Human needs of energy will not stop for a lifetime. In the process provisioning energy, oxygen is
needed and carbondioxide which sould be taken out, will be produced. This process occures by
respiratory system. Nose, paranasal sinusses, phaynx, larynx are part of upper respiratory organs.
Abstrak
Kebutuhan energi manusia tidak akan berhenti selama hidupnya. Dalam proses penyediaan energi,
dibutuhkan oksigen dan juga menghasilkan karbondioksida yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Proses ini berlangsung melalui sistem respirasi. Hidung, sinus paranasal, pharynx, larynx
merupakan bagian dari saluran pernapasan atas. Hampir dari seluruh mekanisme pernapasan terjadi
di paru paru.
Pendahuluan
Setiap saat manusia membutuhkan energi untuk kelangsungan hidupnya. Dalam proses
penyediaan energi, dibutuhkan oksigen. Penggunaan energi dalam tubuh juga akan menghasilkan
karbondioksida yang harus dibuang dari tubuh. Penyediaan oksigen dan pengeluaran
terancamnya kehidupan manusia. Pentingnya sistem respirasi dalam kehidupan manusia mendorong
1
Struktur Makroskopis Saluran Pernapasan Atas
Sistem pernapasan manusia dibagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Saluran pernapasan
Hidung terdiri dari bagian root, dorsum nasal, apex nasal, naris nasal, nasal septum, dan ala nasal.
Hidung terdiri dari os. nasal, dan processus frontalis os maxilla. Hidung memiliki beberapa
kartilago, antara lain kartilago assesorius nasal, kartilago septal nasal, dan kartilago major alar).3
Gambar 1. Hidung3
Rongga hidung terbagi menjadi dua, yaitu rongga kiri dan kanan oleh septum nasalis. Fungsi
hidung antara lain sebagai organ penghidu, organ respirasi, filtrasi udara dari debu, melembabkan
2
udara yang masuk, dan penerimaan dan pengeluaran sekret yang dihasilkan oleh sinus paranasal
Tepi atas rongga hidung melengkung dan sempit, kecuali pada ujung posterior, dimana rongga
badan dari sphenoid membentuk atasnya. Ia terbagi menjadi tiga bagian (frontonasal, ethmoidal,
dan sphenoidal).3
Tepi bawah rongga hidung lebih lebar daripada bagian atas dan dibentuk oleh processus palatina
Dinding tengah dari rongga hidung dibentuk oleh septum nasal. Dindung lateral dari rongga hidung
tidak menentu, tergantung dari tiga plate tulang, konka nasal, yang menjorok ke inferior, seperti
jalur.3
Rongga hidung diperdarahi oleh arteri ethmoidal anterior dan posterior, arteri palatina superior,
arteri sphenopalatina, dan arteri superior labial, kelima areri ini beranastomosis di area kiesselbach.
Persarafan rongga hidung dipersarafi oleh nerves olfactorius, nerves oftalmika, dan nerves
maxillaris.3
3
Gambar 4. Perdarahan dan Persarafan Rongga Hidung3
Pharynx merupakan bagian superior yang melebar yang merupakan bagian dari sistem alimentari
posterior ke rongga nasal dan oral, meluas ke arah inferior melewati larynx. Pharynx meluas dari
basis cranii ke batas inferior dari kartilago cricoid secara anterior dan batas inferior dari C6 vertebra
secara posterior. Pharynx paling lebar sekitar 5 cm pada daerah yang berlawanan dengan hyoid dan
paling sempit sekitar 1,5 cm pada ujung inferior, dimana ia berhubungan dengan esophagus.
Pharynx terbagi menjadi tiga bagian, antara lain: nasopharynx (posterior hidung dan superior dari
soft palate, merupakan perpanjangan dari rongga nasal), oropharynx (posterior mulut), dan
Larynx merupakan suatu organ yang kompleks dalam produksi suara (sang kotak suara) terdiri
dari sembilan kartilago (kartilago epiglotica, thyoid, cricoid, sepasang aritenoid, sepasang
corniculata, sepasang cuneiformis) yang terhubung dengan membran membran dan ligamen
ligamen dan mengandung lipatan vokal (vocal chords). Larynx berada pada anterior dari leher
4
setinggi C3 C8 pada vertebra. Ia menghubungkan bagian inferior dari pharynx (oropharynx)
dengan trakea. Fungsi larynx adalah sebagai penghasil suara, menjaga saluran udara, khususnya
pada saat menelan, ia bertindak sebagai sphincter atau valve dari saluran pernapasan bawah.3,4
Gambar 5. Larynx4
Sinus Paranasal
Sinus paranasal merupakan rongga yang terisi udara lanjutan dari sistem respirasi pada rongga nasal
menuju ke tulang tulang kranial, yaitu frontalis, ethmoidis, sphenoidis, dan maxillaris.3
Sinus frontalis berada diantara bagian luar dan dalam tulang frontal, posterior terhadap arkus
supersilia dan root nasal. Ia melalui duktus frontonasal ke infundibulum ethmoidalis yang terbuka
ke semilunar hiatus di meatus medial. Sinus ini diperdarahi oleh arteri supra-orbitalis dan
Sinus ethmoidalis terbagi menjadi tiga, yaitu anterior yang mendrainase meatus medial melalui
infundibulum ethmoidalis, medial yang terbuka ke meatus medial dan sering disebut sebagai sel
bullar, sebab ia membentuk bulla ethmoidal (pembengkakan pada meatus medial) dan posterior
yang terbuka ke meatus superior. Sinus ini diperdarahi oleh arteri ethmoidal anterior dan posterior
5
Sinus sphenoidalis berada di badan sphenoid, tetapi bisa juga melebar ke bagian sayap dari tulang
ini. Formasi sel sel udara ini membuat badan spenoid rapuh. Hanya lapisan tipis dari tulang yang
memisahkan sinus dari beberapa struktur penting, seperti nervus opticus dan chiasma opticum,
glandula pituitari (hipofisis), arteri carotis interna dan sinus cavenous. Sinus ini diperdarahi oleh
Sinus maxillaris merupakan sinus terbesar dari sinus paranasal. Ia dibatasi dengan tulang zygomatic
pada bagian apex, inferior dari dinding lateral ruang nasal pada base, dasar dari orbit pada bagian
atasnya, dan berbatasan dengan dua gigi molar pertama pada bagian bawahnya. Ia berada di badan
maxillaris dan berhubungan dengan meatus medial. Sinus ini mendrainase dari satu atau lebih
bukaan, ostium maxillaris, menuju meatus medial dari ruang nasal lewat hiatus semilunaris.
Pendarahan sinus maxillaris berasal dari cabang alveolar superior dari arteri maxilaris, sedangkan
persarafannya oleh nervus alveolar superior bagian anterior, medial, dan posterior.3
6
Struktur Mikroskopis Saluran Pernapasan Atas
Sebagian besar dari rongga hidung dan sistem respiratori terdiri dari mukosa yang memiliki epitel
silindris bersilia bersel goblet yang disebut dengan epitel respiratori. Epitel ini terdiri dari sel sel
silindris bersilia, sel sel goblet (sekresi mukosa), sel sel brush (reseptor kemosensoris), sel sel
Kulchitsky (bagian dari DNES/Diffuse neuroendocrine system) dan sel sel basal (sel yang aktif
membelah).6
Kemoreseptor olfactorius untuk sensasi penghidu berada di epitel olfaktorius, daerah yang
terspesialisasi dari membran mukosa yang berada di konka nasalis superior pada atap dari rongga
hidung. Epitel ini memiliki tiga jenis sel, yaitu neuron olfaktorius (bipolar, menerima rangsangakn
berupa bau), sel penyokong (berbentuk silindris, menjaga lingkungan dagar fungsi dan kehidupan
olfaktori terjaga), dan sel basal (kecil, berfungsi untuk regenerasi sel setiap 2 3 bulan).6
7
Di larynx terlihat vocal chord sebagai penghasil suara (pita suara asli, yang memiliki jaringan otot
skelet. Di atas vocal chord terdapat lipatan vestibular yang merupakan pita suara palsu yang tidak
memiliki otot skelet. Diantara vocal chord dan lipatan vestibular terdapat sebuah ventrikel.6
8
Mekanisme Pernapasan
Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah, disebut
sebagai gradien tekanan. Terdapat 3 jenis tekanan yang penting dalam pernapasan, antara lain
tekanan atmosfir (tekanan udara luar, 760 mm Hg), tekanan intra-alveoar (tekanan di dalam
Paru paru cenderung untuk mengembang, hal ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu kekohesifan
cairan intrapleura (cairan bersifat polar dan saling mengikat, sehingga kedua pleura cenderung
lebih positif daripada tekanan intra-pleura, sehingga paru paru cenderng mengembang, sedangkan
tekanan atmosfer cenderung membuat paru paru mengempis). Udara dapat masuk kedalam paru
paru sebab tekanan intra-alveolar lebih kecil dari tekanan atmosfer, maka udara akan masuk ke
dalam paru paru, ketika udara keluar, hal sebaliknya terjadi, karena paru paru terisi udara,
volume paru paru menurun, tekanan intra-alveolar akan meningkat, sehingga terjadi ekspirasi.
Perubahan terhadap volume paru paru dan tekanan intra-alveolar, secara tidak langsung terjadi
9
Otot inspirasi yang utama adalah diafragma dan M. Intercosta externus, sedangkan untuk inspirasi
dalam, otot otot inspirasi dibantu oleh M. Sternocleidomastoideus dan M. Scalenus anterior,
medial, dan posterior. Sedangkan pada saat respirasi, M. Intercosta externus dan diafragma
relaksasi. Otot otot dinding abdomen dan M. Intercosta internus akan berfungsi sebagai otot otot
ekspirasi pada saat dibutuhkan untuk menurunkan volume rongga dada dan paru paru.7
Oksigen dalam darah memiliki dua bentuk, oksigen yang terlarut dalam plasma dan oksigen yang
terikat dalam hemoglobin. Oksigen yang terlarut dalam plasma hanya berkisar 1,5% hal ini
disebabkan karena oksigen sulit larut dalam cairan tubuh, sedangkan oksigen yang terikat dalam
hemoglobin membentuk oksigemoglobin (HbO2) berkisar sebesar 98,5%. Proses transpor oksigen
ditentukan oleh PO2 (tekanan oksigen) yang menyebabkan oksigen dapat berikatan dengan
hemoglobin memiliki 4 heme yang masing masing memiliki ion Fe yang dapat mengikat 1
oksigen.7
10
Faktor lain yang mempengaruhi transpor oksigen adalah PCO2, saturasi Hb bergantung pada PO2
tetapi untuk penambahan PO2 lebih sedikit ikatan oksigen dan Hb yang akan terbentuk. Kehadiran
karbondioksida akan menurunkan afinitas Hb terhadap oksigen, sehingga Hb akan melepas oksigen
lebih dari biasanya pada jaringan. pH akan mempengaruhi kurva, sebab karbondioksida akan
membentuk asam karbonat (H2CO3) yang melemahkan afinitas Hb terhadap oksigen. Temperatur
akan menggeser kurva ke kanan, yang menyebabkan pelepasan oksigen semakin banyak, pada
jaringan yang aktif, sel selnya akan menghasilkan panas, sehingga oksigen lebih banyak lepas dari
Hb dan dapan digunakan pada jaringan yang aktif. Faktor lainnya adalah 2,3-bisphopsphogycerate
(BPG) yang di hasilkan selama metabolisme eritrosit, kehadiran BPG akan menurunkan afinitas Hb
terhadap oksigen, seperti karbondioksida dan ion hidrogen, ia akan meningkatkan pelepasan
oksigen pada jaringan, tetapi ia juga akan mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat oksigen.7
Transpor karbondioksida dilakukan melalui tiga cara, antara lain karbondioksida terlarut, terikat
dengan hemoglobin, dan dalam bentuk bikarbonat. Karbondioksida terlarut bergantung pada jumlah
dari CO2 atau PCO2 pada darah. Karbondioksida lebih mudah larut daripada oksigen, sehingga 10%
dari transpor karbondioksida ditranspor dengan cara ini. 30% lainnya melalui hemoglobin. Hb yang
tidak mengikat oksigen lebih tinggi afinitasnya terhadap karbondioksida daripada HbO2. Karena itu
pelepasan oksigen dari Hb di jaringan memfasilitasi pengangkutan karbondioksida oleh Hb. Dengan
bikarbonat, CO2 akan bergabung dengan H2O membentuk H2CO3. Ia dengan cepat berubah menjadi
ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3-). Proses ini berlangsung cepat di dalam eritrosit sebab
adanya enzim karbonat anhidrase. Ion H+ berikatan dengan Hb menjadi HHb, sedangkan ion HCO3-
akan mengalami perpindahan klorida dimana ia akan bertukar tempat dengan ion Cl- yang akan
11
Spirometri
Spirometri merupakan cara untuk mempelajari ventilasi pulmonal dengan merekam pergerakan
Spirometer memiliki sebuah tabung terbalik di atas sebuah wadah berisi air, dengan berat tabung
yang diimbangi dengan sebuah beban. Di dalam tabung tersebut terdapat udara untuk bernapas,
biasanya udara atau oksigen; sebuah selang menghubungkan mulut dengan tabung tersebut. Ketika
seseorang bernapas melalui wadah, tabung itu akan naik dan turun, dan rekaman yang sesuai akan
12
Spirogram mengindikasi perubahan volume paru paru dalam berberapa kondisi peranapasan.
Untuk mempermudah menentukan kondisi pada ventilasi pulmonal, maka diagram dibagi menjadi
Volume pulmonal terdiri atas volume tidal (volume udara yang masuk ke atau keluar dari paru
paru dari pernapasan biasa, 500 ml), volume inspirasi reserve (volume udara yang masih dapat
masuk ke paru paru setelah inspirasi biasa, 3000 ml), volume ekspirasi reserve (volume udara
yang masih dapat keluar dari paru paru setelah ekspirasi biasa, 1100 ml), dan volume residu
(volume yang masih ada di dalam paru paru setelah ekspirasi maksimal, 1200 ml). Jumlah dari
keempat volume paru paru ini merupakan volume maksimal dari paru paru.8
Kapasitas paru paru memiliki empat jenis yaitu, kapasitas inspirasi merupakan volume udara yang
dapat masuk ke paru paru melalui inspirasi maksimal (volume tidal + volume inspirasi reserve,
3500 ml), kapasitas fungsional residu merupakan volume udara yang masih ada di paru paru
setelah ekspirasi biasa (volume ekspirasi reserve + volume residu, 2300 ml), kapasitas vital
merupakan volume udara yang dapat di keluarkan dari paru paru melalui ekspirasi maksimal
setelah inspirasi maksimal (volume inspirasi reserve + volume tidal + volume ekspirasi reserve,
4600 ml), dan kapasitas total paru paru merupakan volume maksimal udara yang dapat masuk ke
Semua volume dan kapasitas pulmonal lebih sedikit 20 25 persen pada wanita daripada pria.8
Kesimpulan
Benturan menyebabkan perubahan strustur anatomi, khusunya pada tulang hidung. Fraktur pada
tulang hidung menyebabkan sinus paranasalis teluka dan arteri arteri di sekitarnya menjadi rapuh,
13
Daftar Pustaka
1. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi ke-4. Jakarta: PT
http://pennmedicine.adam.com/content.aspx?productId=28&pid=28&gid=000141, 18 May
2015.
3. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. 7th Ed. China: Lippincott
4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas of human anatomy. 15th Ed. Canada: Elsevier; 2011:
p. 60, 181,5.
5. Netter FH. Atlas of human anatomy. 6th Ed. Philadelphia: Saunders; 2014: p. 38.
6. Mescher AL. Junqueiras basic histology text & atlas. 13th Ed. United States of America:
7. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 7th Ed. Canada: Cengage; 2010: p.
465-72,90-6.
8. Hall JE. Guyton and hall textbook of medical physiology. 12th Ed. United States of
14