4. Lahan Gambut/Rawa/Pesisir
Gambut tersusun oleh lingkungan yang khas, yaitu rawa atau suasana
genangan yang terjadi hampir sepanjang tahun. Kondisi langka udara
(anaerob) akibat keadaan hidro-topografi berupa genangan, ayunan pasang
surut, atau keadaan yang selalu basah telah mencegah aktivitas
mikroorganisme yang diperlukan dalam perombakan. Sehingga laju
penimbunan bahan organik lebih besar dari pada mineralisasinya. Laju
penimbunan gambut dipengaruhi oleh paduan antara keadaan topografi dan
curah hujan dengan curahan perolehan air yang lebih besar daripada
kehilangan air.
Tanah gambut selalu terbentuk di tempat yang kondisinya jenuh air atau
tergenang, misalnya cekungan-cekungan di daerah perlembahan, rawa bekas
danau, atau di daerah depresi/basin di dataran pantai diantara dua sungai besar.
Pada cekungan-cekungan tersebut terdapat bahan organik dalam jumlah
banyak yang dihasilkan oleh tumbuhan alami yang telah beradaptasi dengan
lingkungan jenuh air. Secara fisik, lahan gambut merupakan tanah organosol
atau tanah histosol yang umumnya selalu jenuh air atau terendam sepanjang
tahun kecuali di drainase.
Sebagian besar lahan gambut masih berupa hutan yang menjadi habitat
tumbuhan dan satwa langka. Hutan gambut dicirikan oleh keberadaan jenis-
jenis pohon yang khas diantaranya Ramin (Gonystylus bancanus), Jelutung
(Dyera costulata), Punak (Tetramerista glabra), Perepat (Combretocarpus
rotundatus), Mentibu (Dactylocladus stenostachys) dan Bintangur
(Calophyllum sclerophyllum). Terdapat fauna/satwa penting dan beberapa
diantaranya dilindungi seperti harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrensis), harimau dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos
malayanus), dan napu (Tragulus napu). Terdapat beberapa jenis primata dan
dilindungi seperti seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk
(Macaca nemestrina), dan Kokah (Presbytis melalophos). Terdapat berbagai
jenis ikan seperti ikan toman, gabus, lele, toman, silais, tapa, buju, patin,
baung dan ada jenis ikan yang dilindungi seperti ikan arwana (Schleropages
formosus). Selain itu, terdapat Reptil yang dilindungi seperti buaya sinyulong
(Tomistoma Schlegelii) dan buaya muara (Crocodylus porosus).
Fungsi gambut secara hidrologis menyimpan air. Gambut yang masih
mentah (fibrik) dapat menyimpan air sangat besar antara 500-1000% bobot.
Gambut rawa alami selain sebagai daerah tampung air juga penyeimbang
sistem tatai air wilayah (control water system). Gambut merupakan kawasan
penyerap dan penyimpan air (aquafer) selama musim hujan, tetapi pada saat
curah hujan sedikit secara perlahan melepaskan air simpanannya. Gambut
pantai diperlukan sebagai penyangga antara wilayah marin dan wilayah air
tawar.
Pemendaman karbon berkaitan dalam pengukuhan iklim global dan
kemantapan ekosistem alami. Kemampuan memendam karbon dari lahan
gambut cukup besar yang dapat membatasi emisi gas rumah kaca seperti CO2
ke atmosfer. Selain emisi gas CO2, lahan gambut juga menghasilkan emisi gas
CH4 (metan) sebagau hasil dari perombakan atas bahan organik secara
anaerob. Peningkatan emisis gas seperti CO2 dan CH4 dalam jumlah besar
akan mempengaruhi iklim global yang menimbulkan pemanasan secara
global, yaitu naiknya suhu permukaan planet bumi.