Anda di halaman 1dari 4

V.

ANALISIS DATA

Pada percobaan metode fitokimia ini dilakukan dengan menggunakan 6 sampel yaitu
daun tapak dara, daun papaya, daun lidah buaya, daun mengkudu, daun jambu biji, dan daun
kelakai. Berikut ini adalah data hasil percobaan :

Kandungan
No Sampel
Alkaloid Triterpenoid Steroid Saponin Flavonoid
1 Daun Tapak Dara (+) (+++) (+++) (-) (++)
2 Daun Pepaya (++) (+++) (+++) (+) (++)
3 Lidah Buaya (-) (-) (-) (+) (-)
4 Daun Mengkudu (-) (+) (+) (-) (++)
5 Daun Jambu Biji (++) (-) (-) (+) (+++)
6 Daun Kelakai (-) (-) (-) (+) (+)
Keterangan : (+++) = Kandungan sangat banyak

(++) = Kandungan sedang

(+) = Kandungan sedikit

(-) = Tidak terdapat kandungan

A. Identifikasi Alkaloid

Sebelum sampel diuji smpeldiekstrak terlebih dahulu dengan cara memotong kecil-
kecil dan menggerusnya. Penggerusan ini dilakukan bersama-sam dengan kloroform yang
bertujuan untuk memutuskan ikatan antara tannin dan alkolid yang terikat secara ionic, atom
H dari alkaloid berikatan saling stabil dengan gugus hidroksil fenolik dari tannin. Dengan
terputusnya ikatan ini alkaloid akan lepas sedangkan tannin akan lengket dengan kloroform.
Penggerusan ini bertujuan untuk menghancurkan dinding-dinding sel darisampel yang
sifatnya kaku sehingga senyawa target (senyawa metabolisme sekunder yang berada di dalam
vakuola mudah diambil. Ekstrak masing-masing sampel menghasilkan warna hijau muda
sampai hijau tua, kecuali lidah buaya yangberwarna bening. Kemudian ekstrak ditambahkan
kloroform-amonia yang bertujuan memecah / mengubah alkaloid yang terdapat dalam
tanaman menjadi basa bebas dengan penambahan dan filtrate yangdihasikkan pada sampel
memiliki warna yang sama dengan ekstraknya.

Selanjutnya adalah penambahan H2SO4 5% . Penambahan asam sulfat ini agar suasana
bersifat asam. Secara alkaloid biasanya diekstraksi dari tumbuhan sebagian besar`antara
kondisi asam lemah. Perbadaan kepolaran yang besar antara air tentunya mengakibatkan
terbentuknya 2 lapisan. Kedua lapisan tersebut adalah lapisan atas adalah air dan lapisan
kloroform adalah kloroform. Hal ini dikarenakan massa jenis air 1g/mL sedangkan massa
jenis kloroformadalah 1,489 g/mL.

Pada sampel terbentuk 2 lapisan, dimana sampel lapisan atas bening dan lapisan
bawah berwarna sama dengan ekstraknya. Pada pengujian alkaloid ini lapisan yang telah
diambil (lapisan bawah) diditeksi dengan pereaksi Meyer. Apabila ekstrak tersebut
mengandung alkaloid akan terbentuk endapan putih atau kuning muda. Pereaksi Meyer
merupakan kalium raksa(II) iodide yang dibuat dari kalium iodide dan merkuri klorida.
Pereaksi Meyer berfungsi untuk mengendapkan alkaloid sehingga dapat diketahui ada atau
tidaknya kandungan alkaloid. Kandungan yangdimiliki senyawa yang memiliki alkaloid
adalah daun tapak dara, daun papaya, dan daun jambu biji, sedangkandaun mengkudu, daun
kelakai dan lidah buaya tidak menghasilkan endapan atau negatif mengandung alkaloid
(tidak terdapat alkaloid).

B. Uji Triterpenoid dan Steroid

Sebelum sampel diuji, sampel diekstrak terlebih dahuludengan cara memotong-


motong kecil sampel dan menggerusnya hingga halus sehingga senyawa
metabolismesekunder mudah diambil. Kemudian masing-masing sampel ditambahkan etanol
dan dipanaskan diatas penangas air. Penambahan etanol dan dilakukan pemanasan bertujuan
untuk mempercepat proses ekstraksi. Proses penyaringan bertujuan untuk memisahkan
ekstrak tanaman dan bagian padatnya (ampas) sehingga didapatkan filtrate dari masing-
masing sampel. Selanjutnya dilakukan penguapan yang bertujuan untuk membantu agar
pelarut etanol cepat menguap sehingga yang tertinggal adalah ekstrak yangkering. Ekstrak
yang telah kering ditambahkan dietil eter yang bertujuan untuk memisahkan senyawa
triterpenoid dan steroid dengan komponen yang bersifat polar. Dengan menguapkan etanol
maka padapengujian senyawa etanol tidak ikut teridentifikasi.

Mengidentifikasi adanya kandungan triterpenoid dan steroid pada sampel yang


digunakan adalah dengan uji Liebermann-Buchard yaitu dengan meneteskan anhidrida asetat
dan asam sulfat pekat pada ekstrak kering sampel yang dihasilkan pada prosedur sebelumnya.
Uji positif untuk triterpenoid terbentuk warna ungu terang, biru, atau merah muda kuat.
Sedangkan, untuk steroid terbentuk warna biru atau biru kekuningan. Hal ini dikarenakan
adanyarantai jenuh sehingga akan timbul warna tertentu ketika ditambahkan pereaksi
Liebermann-Buchard yang terdiri dari anhidrida asetat dan H2SO4 pekat. Hasilnya daun tapak
dara, daun papaya, daun mengkudu positif mengandung, sedangkan lidah buaya, daun jambu
biji, dan daun kelakai negatif mengandung triterpenoid atau steroid

C. Uji Busa dengan Metode Simes

Uji busa metode Simes ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan saponin
yang terdapat didalam sampel. Karena saponin merupakan glikosida yang membentuk busa di
dalam air. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika
dikocok. Oleh sebab itu untuk mengetahui adanya saponin dalam tanaman digunakan metode
Simes.

Dari hasil pengamatan yang menghasilkan busa adalah daun papaya, lidah buaya,
daun jambu biji, daun kelakai. Sedangkan sampel yang tidak menimbulkan busa adalah daun
tapak dara,dan daun mengkudu.

D. Uji Flavonoid dengan Pereaksi Shinoda

Pada uji flavonoid sampel diekstraksi dengan etanol panas selama 5 menit dalam
tabung reaksi. Hal ini dilakukan karena banyaknya senyawadari golongan flavonoid yang
mudah larut dalam air terutama bentuk glikosidanya bahwa senyawa yang hanya sedikit
didalam air, kepolarannya memadai untuk diekstraksi sebagai etanol. Jadi etanol digunakan
sebagai pelarut untuk ekstrak flavonoid.

Kemudian ekstrak disaring dan pada filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat
untukmemberikan suasana asam pada filtrate, dan selanjutnyamenambahkan serbuk Mg yang
digunakan sebagaiindikator pada sampel (indicator warna). Bila timbul warna merah muda
atau orange menandakan sampel mengandung flavonoid.

Dari hasil pengamatan didapatkan data bahwa sampel yang mengandung flavonoid
adalah daun tapak dara, daun papaya, daun mengkudu, daun jambu biji dan daun kelakai.
Sedangkan untuk lidah buaya negatif mengandung flavonoid karena tidak terjadi perubahan
warna.
VI. KESIMPULAN

1. Metode fitokimia dapat digunkan untukmengetahui kandungan senyawa dari


metabolisme sekunder pada tanaman.
2. Identifikasiawal dari senyawa alam seperti tumbuh-tumbuhan dapat
menggunakan metode alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, dan flavonoid.
3. Sampel yangmengandung alkaloid adalah daun tapak dara, papaya, dan jambu
biji.
4. Tumbuhan atau sampel yang mengandung triterpenoid dan steroid adalah daun
tapak dara, papaya, dan mengkudu.
5. Sampel yang mengandung saponin adalah daun papaya, lidah buaya, jambu biji,
dan kelakai.
6. Sampel yang mengandung flavonoid adalah daun tapak dara, papaya,
mengkudu, jambu biji, dan kelakai.

Anda mungkin juga menyukai