Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah (high risk pregnance) adalah kehamilan dimana jiwa dan
kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. ( Mochtar,1992 ; 217).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk
apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal.
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun
janin pada kehamilan yang di hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-faktor yang
menaikkan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan prematuritas,
retardasi perumbuhan intrauterin, penyakit janin atau neonatus, malformasi congenital, retardasi
mental atau kecacatan (handicaps). (nelson: 2000;543)
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come
pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawwasan lebih intensif dan mungkin
tindakan proaktif. Pengawasan dan tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan
memperkecil kesulitan komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born babydan well
mother. (Manuaba, 2007:6)
1.2 Faktor yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi
Menurut J.S Lesinski dalam buku manuaba ( 2001 :106) faktor yang mempengaruhi kehamilan
risiko tinggi di kelempokkan berdasarkan waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi
kehamilan. Mengelompokkkan factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan
factor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan
a. Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil
1. Factor genetika
Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehinggga perlu dilakukan
pemeriksaan sebelum hamil
Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan.
2. Factor lingkunagn
Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan
penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.
b. Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil
Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan
sirkulasi retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu
akan menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin.
1. Faktor keadaan umum menjelang kehamilan
2. Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)
3. Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum)
c. Faktor risiko yang bekerja saat persalinan
1. Sebagai akibat mekanis dalam hubungan 3P.
Kelainan letak: sungsang atau lintang
Malpresentasi
Ketuban pecah didi
Distress janin
Perdarahan antepartum
Grandemultipara
2. Factor nonmekanis
(a). Pengaruh obat analgesic atau sedative
(b). Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
d. Factor yang bekerja langsung pada neonatus
1. Sindrom distress pernafasan
(a). Asfiksia neonatorum
(b). Aspirasi air ketubab atau mekonium
2. Faktor umu hamil yang mengganggu neonatus
(a). Prematuritas
(b). Neonatus dengan termoregulator premature
(c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan,
hipofibrinogemia, gangguan congenital)
3. Penyakit ibu
(a). Hipertensi
(b). Diabetes melitus
(c). Jantung
(d). Paru-paru
(e). Hepar.
(f). Pertumbuhan intrauterin
(g). Perdarahan antepartum
(h). Infeksi intrauterin
(i). Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis
(j). Toksemia (gestosis)
(k). Kelainan kongenital (hidrosefalus, anasefalus, kembar siam)

1.3 Penilaian faktor resiko kehamilan


Dalam menentukan adanya faktor resiko ada 2 cara yaitu:
1). Cara Kriteria
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:
a). Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO),
Seperti Primipara muda terlalu muda umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil
pertama umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10
tahun lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih,Tinggi badan
kurang dari 145 cm, Riwayat persalinan yang buruk, Pernah keguguran,Pernah persalinaan
premature, Riwayat persalinan dengan tindakan (VE, ekstraksi forcep, opersi S.C)
Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan pada deteksi faktor resiko ibu hamil
kelompok I yaitu Ada potensi Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang
perlu diwaspadai. Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat ditemukan dengan mudah
oleh petugas kesehatan khususnya kader melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan
periksa pandang pada kehamilan muda atau pada saat kontak.

b). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO),


Ibu hamil dengan penyakit, Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau gameli, kembar air
atau hidramnion, bayi mati dalam kandungan, , Kehamilan dengan kelainan letak,hamil lewat
bulan..
Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya kader hanya dapat menduga
adanya faktor resiko pada ibu hamil untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke
bidan atau puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat
yang lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di RS.

c). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO),


Perdarahan sebelum bayi lahir dan pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelempok faktor
resiko III, ini harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah
buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga dalam upaya
menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang terancam, pertolongan yang dapat diberikan tenaga
non kesehatan (kader) antara lain : melaporkan ke bidan atau ke puskesmas terdekat,
memberikan KIE pad ibu dan keluarga untuk segera dirujuk ke rumah sakit.

2). Cara skor


Menurut Rochati (2003), kartu SKOR digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis
keluarga yang mempunai 5 fungsi yaitu :
(a). Melakukan skrining antenatal atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil.
(b). Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
(c). Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
(d). Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman dan terencana.
(e). Validasi data mengenai perawatanPuji Rochjati membagi faktor kehamilan risiko tinggi
berdasarkan kelompok faktor risiko dengan menggunakan scor.

Berdasarkan jumlah skor faktor resiko kehamilan di bagi menjadi 3 kel ( Depkes; 2007)
(a). Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 kehamilan tanpa masalah atau faktor
resiko, fisiologis dan kemungkinan besar di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu sehat.
(b). Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10.
(c). Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10,

SKRINING/DETEKSI DINI IBU RISIKO TINGGI OLEH


PKK DAN PETUGAS KESEHATAN
Nama : Alamat :
Umur ibu : Kec/Kab :
Pendidikan : Pekerjaan :
Hamil ke....... Haid Terakhir:........Perkiraan tgl: ................bl
Periksa I
Umur kehamilan : ..... bulan

I II III IV
KEL F-R NO Masalah/faktor Risiko Skor Tanggal Periksa
Skor Awal Ibu Hamil 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1. Terlalu muda, hamil pertama 16 tahun 4
2. a.Terlalu tua, hamil pertama 35 th 4
b.Terlalu lambat hamil pertama 41 th 4
3. Terlalu lama hamil lagi ( 10 th) 4
4. Terlalu cepat hamil lagi ( 2 th) 4
5. Terlalu banyak punya anak, 4/lebih 4
6. Terlalu tua, umur 35 tahun 4
7. Terlalu pendek 145 cm 4
8. Pernah gagal kehamilan 4
9. Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan tang/vakum 4
b. Uri di rogoh 4
c. Diberi infus/tansfusi 4
10. Pernah operasi sesar 4
11. Penyakit pada ibu hamil :
a. Kurang darah 4
b. Malaria 4
c. TBC 4
d. Payah Jantung 4
e. Kencing manis (Diabetes) 4
12. Bengkak pada muka/tungkai (tekanan darah tinggi)- PER 4
13. Hamil kembar 2 atau lebih 4
14. Hamil kembar air (Hidramnion) 4
15. Bayi mati dalam kandungan 4
16. Kehamilan lebih bulan 4
17. Letak sungsang 4
18. Letak lintang 4
19. Perdarahan waktu hamil ini 4
20. Pre-eklampsi berat/kejang-kejang 4
Jumlah skor

a). Cara pencatatan


Berisi nilai skor awal 2 untuk semua ibu hamil. Skor untuk masing-masing faktor risiko adalah 4
atau 8. untuk pemberian dan pencatatan skor dari faktor risiko yang ditemukan pada tiap kontak
dengan ibu hamil atau petugas kesehatan.
b). Pengelompokkan Risiko
Pada tiap kontak, jumlah skor di hitung. Jumlah skor 2. 6-10 dan 12 atau lebih. Berdasarkan
jumlah skor, ibu hamil dapat ditentukan 3 kelompok risiko

Kehamilan dengan jumlah skor 2 termasuk kehamilan risiko rendah dengan periksa kehamilan
bidan, rujukan kehamilan tidak di rujuk, tempat persalinan rumah ibu hamil atau polindes dan
penolong bidan.

Kehamilan dengan jumlah skor 6-10 termasuk kehamilan risiko tinggi dengan periksa
kehamilan bidan atau dokter, rujukan kehamilan bidan atau puskesmas, temapat persalinan
rumah, polindes, rumah sakit, penolong bidan.

Kehamilan dengan jumlah skor > 12 termasuk kehamilan risiko sangat tinggi dengan periksa
kehamilan ke dokter, rujukan kehamilan rumah sakit dan penolong persalinan dokter.
Penggunaan sistem scoring cukup cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin
dalam melakukan skrining antenatal. Sistem ini dalam pelayanan kesehatan ibu dapat membantu
melakukan identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk mendapatkan perhatian lebih
khusus. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, di ingat, di mengerti sebagai
ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk
rujukan, sehingga berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke RS
untuk mendapatkan penanganan yang intensif. Lebih tinggi jumlah skor di butuhkan kritis
penilaian atau pertimbangan klinis pada ibu risiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.

PENYULUHAN KEHAMILAN / PERSALINAN AMAN-RUJUKAN TERENCANA


KEHAMILAN PERSALINAN DENGAN RISIKO
Jml
Skor Kel
Resiko Perawatan Rujukan Tempat Penolong
RDB RDR RTW
2 KRR Bidan Tidak di rujuk Rumah
Polindes Bidan
6-10 KRT Bidan/
Doktrer Bidan PKM Polondes/PKM/RS Bidan
Dokter
12 KRST Dokter RS RS Dokter

d. Penanganan
Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, dan
berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap
tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.

1). Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko tinggi adalah:
a). Melakukan anamnesis yang intensif (baik)
b). Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
(1). Pemeriksaan laboratorium
(2). Pemeriksaan rontgen.
(3). Pemeriksaan USG
(4). Pemeriksaan lab yang di anggap perlu

2). Berdasarkan waktu, keadaan risiko tinggi ditetapkan pada :


a). Menjelang kehamilan
b). Saat hamil muda
c). Saat hamil pertengahan
d). Saat trimester III
e). Saat persalinan/pasca partus.

3). Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara dini resiko tinggi.
a). Apakah kehamilan berjalan dengan baik
b). Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin
c). Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin
d). Apakah terjadi penyulit pada kehamilan
e). Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin
f). Jika diperlukan terminasi kehamilan
(1). Apakah terminasi untuk menyelamatkan ibu
(2). Apakah janin dapat hidup di luar kandungan
(3). Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin.
g). Kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan memperhitungkan :
(1). Tempat pertolongan itu dilakukan
(2). Persiapan alat yang diperlukan untuk tindakan
(3). Kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan
h). Sikap yang akan di ambil menghadapi kehamilan adalah:
(1). Kehamilan dengan resiko rendah dapat di tolong di tempat
(2). Kehamilan dengan resiko tinggi meragukan perlu pengawasan intensif
(3). Kehamilan dengan resiko tinggi perlu di rujuk.

4). Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko tinggi pada ibu dan janin
dapat:
(1). Melakukan pengawasan yang lebih intensif
(2). Memberikan pengobatan sehingga ririko dapat dikendalikan
(3). Melakukan rujukan mendapatkan tindakan yang adekuat
(4). Segera merujuk untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
(5). Segera melakukan terminasi kehamilan

5). Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan
paling kecil jika.
a). Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai umur paling sedikit 20 tahun.
b). Mempunyai anak tidak lebih dari empat.
c). Jarak kelahiran paling tidak 2 tahun.
d). Tidak mempunyai anak lagi setelah berumur 35 tahun. (Erica,1994:191)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depertemen Kesehatan RI.
Manuaba, IBG, dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC
Manuaba, IBG. 2007. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta. EGC
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Bidan.
Jakarta. ECG
Meuthia. Ino, 2008 kehamilan resiko tinggi http/www.medicaltrol.com
Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga Universitas Press.
Royston, Erica, 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta. Binarupa Aksara.
Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan.. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

A. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : 14 Oktober 2014
I. Data Umum
Kepala Keluarag : Tn. R

Alamat dan Telepon : Jl. Kali Brantas RT/RW 03/05

Pekerjaan KK : Tukang Bangunan

Pendidikan KK : SD

Komposisi Keluarag :

No Nama J.Klm Hub. Dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan Status


kes.
1 Ny. Y P Istri 34 Thn SD IRT Sakit
2 Ad L Anak 13 Thn SD Masih Sehat
sekolah
3 Dn L Anak 4 Thn PAUD Masih Sehat
sekolah
4 Ag L Keponakan 21 Thn SMA Sehat

Genogram

6. Tipe Keluarga : Keluarga Eksteded


7. Suku / Kebangsaan : Jawa
8. Agama : Islam
9. Status Sosial Ekonomi :
Penghasilan keluarga Rp. 1000.000,- perbulan yang diperoleh dari hasil kerja bapak R. Ibu Y
tidak bekerja, terkadang penghasilan keluarga dibantu oleh keponakannya Ag. Menurut ibu Y,
penghasilan yang ada hanya cukup untuk memenuhi keb. Sehari-hari dan membayar kridit motor
10. Aktivitas Rekreasi
Kegiatan yang dilakukan anak-anak yaitu bermain disekitar rumah, menonton televisi bersama
keluarga saat sore hari
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : Keluarga dengan anak usia sekolah
2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi : Tidak ada tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi

3. Riwayat kesehatan keluarga inti : Ny. Y mengatakan memiliki penyakit keturunan


yaitu tekanan darah tinggi. Pada saat melahirkan anak pertama dan kedua, Ny. Y melahirkannya
tidak secara normal, karena Ny. Y tidak kuat lagi saat pembukaan 5, sehingga dilakukan operasi
sesar. Pak R saat ini dalam kondisi sehat. Anak-anak juga dalam keadaan sehat. Status imunisai
balitanya semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan, begitupun dengan keponakannya
dalam keadaan sehat.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Ayah dari Ny. Y meninggal karena usia tua dan
memiliki riwayat tekanan darah tinggi

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Tipe banguna permanen, terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, dapur dan kamar mandi berada
diluar. Tiap kamar tidur terdapat jendela, begitupun di ruang tamu
Denah Rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah baik dari rumah dengan keluarga Ny. Y, terkadang
tetangga juga menanyakan keadaanya. Keluarga Ny. Y cukup dikenal dilingkungannya
3. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga ini tidak pernah pindah rumah sejak menikah pak R
bekerja dari pagi sampai sore,Ny. Y memasak, jalan diluar rumah, anak-anak pergi kesekolah dan
keponakannya pergi bekerja dari pagi sampai sore terkadang juga mengikuti acara pengajian
diluar rumah
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Keluarga ini sering mengikuti kegiatan pengajian dilingkungannya tetapi semenjak bekerja pak R
jarang mengikuti pengajian karena capek bekerja. Sekarang kegiatan tersebut dilanjutkan oleh
keponakannya. Sedangkan Ny. Y saat ini tidak melakukan kegiatan diluar rumah, karena merasa
lemas jika banyak melakukan kegiatan
5. Sistem pendukung keluarga
Yang mengantar Bu Y periksa kandungan ke puskesmas adalah suaminya. Bu Y mengatakan
terkadang yang mengantarkan adalah keponakannya
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
Bapak R sebagai kepala keluarag yang harus mencari nafkah. Bu Y sebagai istri yang harus
mengurus anak dan rumah. Bapak R juga berperan sebagai pengambil keputusan
2. Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut sesuai dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku dimasyarakat
3. Pola komunikasi keluarag
Bu Y mengatakan komunikai dilakukan dengan cara musyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada dalam keluarga dan pak R sebagai pengambil keputusan
4. Struktur kekuatan keluarga
Bu Y mengatakan jika pak R memiliki kekuasan dalam mengatur anggota keluarga yang lain
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi ekonomi
Ny Y mengatakan jika penghailannya didapatkan dari Pak R yang bekerja sebagai tkang
bangunan dan sebagai selingan juga menjadi pengambil sampah warga sekitar hitung-hitung
sebagai tambahan untuk bayar kridit
2. Fungi mendapatkan status sosial
Keluarga selalu berusaha bekerja keras agar penghasilannya dapat bertambah dan dapat
menabung sedikit-sedikit
3. Fungi pendidikan
Keluarga selalu mendukung dan menyemangati anak-ankanya untuk selal sekolah dan belajar
yang giat agar nilai-nilainya bagus
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan kedua anaknya ntuk selalu berbuat naik bagi seluruh teman dan
keluarga
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan sudah tau jika Ny Y menderita hipertensi beresiko untuk ibu hamil
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Ny Y mengatakan mengambil keputusan dalam keluarga adalah Pak R sehingga pabila Ny Y
sakit segala pengobatan diputuskan oleh Pak R
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Selama Ny Y sakit seluruh pekerjaan rumah dikerjakanny tapi saat ini suami juga membantu
membersihkan rumah. Jika kontrol ke puskesmas suami terkadang juga mengantar. Untuk
makan, saat ini Ny Y sering mual dan muntah dan mala untuk makan. Pak R terkadang juga
mengingatkan apakah sudah makan apa belum.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Ny Y selalu membersihkan rumah dan merapikan rumah, tapi sekarang pekerjaan itu tidak selalu
ia lakukan karena badan lemas
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Ny Y selalu rutin untuk cek kehamilan ke Pustu karena lebih dekat dengan rumah
6. Fungsi religius
Keluarga mengatakan selalu mengajarkan kedua anaknya untuk selalu berdoa kepad allah SWT
7. Fungsi rekreasi
Keluarga mengatakan rekreasi/ hiburannya di rumah menonton TV
8. Fungsi reproduksi
Ny Y mengatakan 2 anak sudah cukup tapi anak ke 3 ini adalah titipan dari allah jadu harus
diterimanaya dan setelah ini beliau akan melakukan operai sesar
9. Fungsi afeksi
Hubungan keluarga baik, saling mendukung dan saling menguatkan

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Sejak 2 bulan terakhir ini, kondisi Ny Y tidak terlalu fit karena lagi hamil muda sedangkan Ny Y
juga haru mengurus rumah dan merawat anak-anaknya
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap tressor
Keluarga merasa kasihan dengan kondisi Ny Y sehingga terkadang Pak R juga membantu
membersihkan rumah
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan Ny Y dengan rasa ikhlas dan tabah dan untuk sementara keluarga
saling membantu agar pekerjaan rumah dapat terselesaikan
4. Strategi adaptasi difungsional
-
VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
VIII. Harapan Keluarga
Ny. Y berharap agar kondisi tubuhnya dapat kembali sehat lagi dan dapat melahirkan dengan
selamat. Ny. Y juga berharap agar anak dan keluarganya sehat selalu

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg Nadi : 82x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,5 C
BB/TD:
Indeks Masa Tubuh :
Keadaan Umum : Baik
Status Mental : Baik dan Normal
Sistem kardiovakuler :
Denyut nadi 82x/menit, regular, ictus cordis tak terlihat, bunyi jantung S1 S2 tunggal
Sistem pernapasan :
Pergerakan dada teratur, pola pernafasan regular 18x/menit
Bunyi nafas normal (vesikular)
Sistem Integumen :
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, turgor kulit kembali < 2 detik
Suhu kulit normal 36,6 C
Sistem Perkemihan :
BAK : 5-6x/hari, warna kuning jernih, bau khas urin, tidak ada masalah
Genetalia dan anus : Tidak terkaji
Sitem Mukulokeletal : ektremitas simetris, tonus otot 5 5 5 5
Sistem Pencernaan :
BAB : 1x/hari, warna kuning, bau khas feses, tidak ada masalah
Bising usus 10x/menit, tidak ada nyeri tekan
Sistem persyarafan :
Kesadaran Composmentis
GCS 456
Reflek Pupil : Normal
Nyeri speifik : tidak ada
- Lokasi :-
- Tipe :-
- Durasi: -
- Intenitas :-

Riwayat pengobatan : Tidak ada


- Alergi obat :-
- Jenis obat yang dikonsumsi : -

Pemeriksaan Laboratorium : Tidak ada


- Gula darah puasa/2 jam PP/acak :-
- Hb :-
- Kadar Asam Urat :-
- Colesterol :-

Anda mungkin juga menyukai