Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat yang terdapat di alam
dengan komposisi yang cukup kompleks bahan organic utamanya yaitu tumbuhan
yang dapat di tengarai berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora,
pollen, dammar, dan lain-lain.
Batubara berasal dari tumbuhan-tumbuhan yang mengalami proses
pembusukan, pemampatan, dan proses perubahan sebagai akibat bermaam-macam
pengaruh kimia dan fisika.
Konsep batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan
ditemukannya cetakan tumbuhan didalam lapisan batubara.
Sifat fisik dan kimia batubara adalah sebagai berikut:
1. Sifat fisik batubara meliputi nilai panas, kadar air, dan bahan mudah menguap
dan abu.
2. Sifat kimia batubara tergantung dari kandungan berbagai bahan kimia seperti
karbon, hydrogen, oksigen dan sulfur
3. Nilai kalor batubara beraneka ragam dari tambang batubara yang satu ke yang
lain.
Dalam pemanfaatannya, batubara harus diketahui dulu kualitasnya. Hal
ini dimaksudkan agar spesifikasi mesin atau peralatan yang memanfaatkan
batubara sebagai bahan bakarnya sesuai dengan mutu batubara yang akan
digunakan, sehingga mesin-mesin tersebut dapat berfungsi optimal dan tahan
lama.
Secara umum, parameter kualitas batubara yang lazim digunakan adalah
kalori, kadar kelembaban, kandungan zat terbang, kadar abu, kadar karbon, kadar
sulfur, ukuran, dan tingkat ketergerusan, dismping parameter lain seperti analisa
unsure terdapat dalam abu ( SiO2, Al2O3, P2O5, Fe2O3, dll), analisa komposisi
sulfur ( pyritic sulfur, sulfate sulfur, organic sulfur), dan titik leleh abu ( ash
fusion temperature)

1
1.2. Rumusan Masalah
2. Apa yang Dimaksud Dengan Batubara?
3. Apa Saja Sifat-sifat Batubara?

3.1. Tujuan
4. Mengetahui Apa itu Batubara
5. Mengetahui Sifat-sifat Dari Batubara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Batu Bara


Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Secara umum batu bara adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-
unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. The internasional hand
book of coal petrografi (1963) menyatakan batubara adalah batuan sedimen yang
mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman dari variasi tingkat pengawetan,
diikat proses kompaksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman
bervariasi, mulai dari dangkal sampai dengan dalam.
Beberapa pakar yang mendefinisikan batu bara diantaranya adalah :
1. Spakman (1958)
Batu bara sebagai suatu benda padat karbonan berkomposisi maseral tertentu.
2. Theiesen (1974)
Batu bara adalah suatu benda padat yang kompleks yang terdiri atas beragam
unsur kimia ataupun merupakan benda organik yang sangat rumit.
3. Achmad prijono, dkk (1992)
Batu bara adalah bahan bakar hidrokarbon terlambat yang terbentuk dari
tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen serta terkena pengaruh
temperatur dan tekanan yang berlangsung sangat lama.
4. Simon dan hopkins
Batu bara adalah batuan yang mudah terbakar yang berasal dari akumulasi
perubahan tumbuhan secara fisika dan kimia.
5. Muchjidin (2005)
Batu bara adalah batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah
heterogen dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan.
Dari beberapa definisi di atas, batu bara dapat di definisikan sebagai batuan
sedimen organik hidro karbon terlambat yang dapat terbakar serta terbentuk di
alam dari akumulasi tumbuhan yang telah mengalami perubahan, baik secara

3
kimia maupun fisika, dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada
tekanan dan temperatur tertentu dalam waktu yang sangat lama.

Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan
kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk
bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Batubara adalah bahan tambang non logam yang sifatnya seperti arang
kayu, tetapi panas yang dihasilkan lebih besar. Batubara adalah fosil dari tumbuh-
tumbuhan yang mengalami perubahan kimia akibat tekanan dan suhu yang tinggi
dalam kurun waktu lama. Komposisi penyusun batu bara terdiri dari campuran
hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu juga mengandung
senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang. Batubara diklasifikasikan menurut
kadar kandungan karbon yang ada di dalamnya, yaitu berturut-turut makin besar
kadarnya lignite, bitumen, dan antrasit

4
Gambar.1.1.Batu bara: (1) Lignite, (2) Bitumen, dan (3) Antrasit.
a. Lignite
Warna hitam, sangat mengkilat, kompak, kandungan karbon sangat tinggi,
kandungan airnya sedikit, kandungan abu sangat sedikit, kandungan sulfur
sangat sedikit.
b. Bitumen
Warna hitam mengkilat, kurang kompak, kandungan karbon relative
tinggi, nilai kalor tinggi, kandungan air sedikit, kandungan abu sedikit,
kandungan sulfur sedikit.
c. Anthracite
Warna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon sedikit, nilai kalor rendah,
kandungan air tinggi, kandungan abu banyak, kandungan sulfur banyak.

A. Umur Batubara
Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi
pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta
tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif di
mana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan
bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara
yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung
terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.

5
B. Kualitas Batubara
Batubara yang diperoleh dari hasil penambangan mengandung bahan
pengotor (impurities). Hal ini bisa terjadi ketika proses coalification
ataupun pada proses penambangan yang dalam hal ini menggunakan alat-
alat berat yang selalu bergelimang dengan tanah. Ada dua jenis pengotor
yaitu:
1. Inherent impurities
Merupakan pengotor bawaan yang terdapat dalam batubara. Batubara
yang sudah dibakar memberikan sisa abu. Pengotor bawaan ini terjadi
bersama-sama pada proses pembentukan batubara. Pengotor tersebut
dapat berupa gybsum (CaSO42H2O), anhidrit (CaSO4), pirit (FeS2),
silica (SiO2). Pengotor ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali,
tetapi dapat dikurangi dengan melakukan pembersihan.
2. Eksternalimpurities
Merupakan pengotor yang berasal dari uar, timbul pada saat proses
penambangan antara lain terbawanya tanah yang berasal dari lapisan
penutup.
Sebagai bahan baku pembangkit energi yang dimanfaatkan industri,
mutu batubara mempunyai peranan sangat penting dalam memilih
peralatan yang akan dipergunakan dan pemeliharaan alat. Dalam
menentukan kualitas batubara perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain:
a. Heating Value (HV) (calorific value/Nilai kalori)
Banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh batubara tiap satuan
berat dinyatakan dalam kkal/kg. semakin tingi HV, makin lambat
jalannya batubara yang diumpankan sebagai bahan bakar setiap
jamnya, sehingga kecepatan umpan batubara perlu diperhatikan. Hal
ini perlu diperhatikan agar panas yang ditimbulkan tidak melebihi
panas yang diperlukan dalam proses industri.

b. Moisture Content (kandungan lengas).


Lengas batubara ditentukan oleh jumlah kandungan air yang terdapat
dalam batubara. Kandungan air dalam batubara dapat berbentuk air

6
internal (air senyawa/unsur), yaitu air yang terikat secara kimiawi.
Jenis air ini sulit dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan cara
memperkecil ukuran butir batubara. Jenis air yang kedua adalah air
eksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan butir batubara.
Batubara mempunyai sifat hidrofobik yaitu ketika batubara
dikeringkan, maka batubara tersebut sulit menyerap air, sehingga tidak
akan menambah jumlah air internal.

c. Ash content (kandungan abu)


Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organik dan
senyawa anorgani, yang merupakan hasil rombakan batuan yang ada di
sekitarnya, bercampur selama proses transportasi, sedimentasi dan
proses pembatubaraan. Abu hasil dari pembakaran batubara ini, yang
dikenal sebagai ash content. Abu ini merupakan kumpulan dari bahan-
bahan pembentuk batubara yang tidak dapat terbaka atau yang
dioksidasi oleh oksigen. Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara
lain senyawa SiO2, Al2O3, TiO3, Mn3O4, CaO, Fe2O3, MgO, K2O,
Na2O, P2O, SO3, dan oksida unsur lain.

d. Sulfur Content (Kandungan Sulfur)


Belerang yang terdapat dalam batubara dibedakan menjadi 2 yaitu
dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Beleranga dalam
bentuk anorganik dapat dijumpai dalam bentuk pirit (FeS2), markasit
(FeS2), atau dalam bentuk sulfat. Mineral pirit dan makasit sangat
umum terbentuk pada kondisi sedimentasi rawa (reduktif). Belerang
organik terbentuk selama terjadinya proses coalification. Adanya
kandungan sulfur, baik dalam bentuk organik maupun anorganik di
atmosfer dipicu oleh keberadaan air hujan, mengakibatkan terbentuk
air asam. Air asam ini dapat merusak bangunan, tumbuhan dan biota
lainnya.

7
2.2. Sifat-Sifat Batubara
1. Sifat Fisik
Sifat fisik batubara tergantung kepada unsur kimia yang membentuk
batubara tersebut, semua fisik yang dikemukakan dibawah ini mempunyai
hubungan erat satu sama lain.

A. Berat jenis
Berat jenis (specific gravity) batubara berkisar dari 1,25g/cm3 sampai 1,70
g/cm3, pertambahannya sesuai dengan peningkatan derajat batubaranya.
Tetapi berat jenis batubara turun sedikit dari lignit (1,5g/cm3) sampai
batubara bituminous (1,25g/cm3), kemudian naik lagi menjadi 1,5g/cm3
untuk antrasit sampai grafit (2,2g/cm3). Berat jenis batubara juga sangat
bergantung pada jumlah dan jenis mineral yang dikandung abu dan juga
kekompakan porositasnya. Kandungan karbon juga akan mempengaruhi
kualitas batubara dalam penggunaan. Batubara jenis yang rendah
menyebabkan sifat pembakaran yang baik.
B. Kekerasan
Kekerasan batubara berkaitan dengan struktur batubara yang ada. Keras
atau lemahnya batubara juga terkandung pada komposisi dan jenis
batubaranya. Uji kekerasan batubara dapat dilakukan dengan mesin
Hardgrove Grindibility Index (HGI). Nilai HGI menunjukan niali kekersan
batubara. Nilai HGI berbanding terbalik dengan kekerasan batubara.
Semakin tinggi nilai HGI , maka batubara tersebut semakin lunak. Dan
sebaliknya, jika nilai HGI batubara tersebut semakin rendah maka
batubara tersebut semakin keras.
C. Warna
Warna batubara bervariasi mulai dari berwarna coklat pada lignit sampai
warna hitam legam pada antrasit. Warna variasi litotipe (batubara yang
kaya akan vitrain) umumnya berwarna cerah.
D. Goresan
Goresan batubara warnanya berkisar antara terang sampai coklat tua. Pada
lignit, mempunyai goresan hitam keabu-abuan, batubara berbitumin

8
mempunyai warna goresan hitam, batubara cannel mempunyai warna
goresan dari coklat sampai hitam legam.
E. Pecahan
Pecahan dari batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara
dalam sifat memecahnya. Ini dapat pula memeperlihatkan sifat dan mutu
dari suatu batubara. Antrasit dan batubara cannel mempunyai pecahan
konkoidal. Batubara dengan zat terbang tinggi, cenderung memecah dalam
bentuk persegi, balok atau kubus.

2. Sifat Kimia
Sifat kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dengan senyawa
penyusun dari batubara tersebut, baik senyawa organik ataupun senyawa
anorganik. Sifat kimia dari batubara dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Karbon
Jumlah karbon yang terdapat dalam batubara bertambah sesuai dengan
peningkatan derajat batubaranya. Kenaikan derajatnya dari 60% sampai
100%. Persentase akan lebih kecil daripada lignit dan menjadi besar pada
antrasit dan hamper 100% dalam grafit. Unsur karbon dalam batubara
sangat penting peranannya sebagai penyebab panas. Karbon dalam
batubara tidak berada dalam unsurnya tetapi dalam bentuk senyawa. Hal
ini ditunjukkan dengan jumlah karbon yang besar yang dipisahkan dalam
bentuk zat terbang.
b. Hidrogen
Hidrogen yang terdapat dalam batubara berangsur-angsur habis akibat
evolusi metan. Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar antara 5%, 6%
dan 4.5% dalam batubara berbitumin serta sekitar 3% smpai 3,5% dalam
antrasit.
c. Oksigen
Oksigen yang terdapat dalam batubara merupakan oksigen yang tidak
reaktif. Sebagaimana dengan hidrogen kandungan oksigen akan berkurang
selam evolusi atau pembentukan air dan karbondioksida. Kandungan
oksigen dalam lignit sekitar 20% atau lebih, dalam batubara berbitumin

9
sekitar 4% sampai 10% dan sekitar 1,5% sampai 2% dalam batubara
antrasit.
d. Nitrogen
Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa organik yang
terbentuk sepenuhnya dari protein bahan tanaman asalnya jumlahnya
sekitar 0,55% sampai 3%. Batubara berbitumin biasanya mengandung
lebih banyak nitrogen daripada lignit dan antrasit.
e. Sulfur
Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan
kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur.
Sulfur dalam batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal
sulfurnya bisa mempunyai konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam
tiga bentuk, yaitu

Sulfur Piritik (piritic Sulfur)


Sulfur Piritik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur
yang terdapat dalam makrodeposit (lensa, urat, kekar, dan bola) dan
mikrodeposit (partikel halus yang menyebar).
Sulfur Organik
Sulfur Organik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur,
biasanya berasosiasi dengan konsentrasi sulfat selama pertumbuhan
endapan.
Sulfat Sulfur
Sulfat terutama berupa kalsium dan besi, jumlahnya relatif kecil dari
seluruh jumlah sulfurnya.

3. Sifat Sifat Batubara Lainnya


Dalam perdagangan dikenal istilah Hard coal dan brown Coal. Hard Coal
adalah jenis batubara yang menghasilkan gross kalori lebih dari 5.700 kcal/kg dan
dibagi:
a. Kandungaan zat terbang (volatile matter) hingga 33 %, termasuk klas 1-5.
b. Kandungan zat terbang (volatile matter) lebih besar 33 %, termasuk klas 6-9.

10
Hard coal merupakan jenis batubara dengan hasil kalori yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bitumine / subbitumine dan lignit (brown coal).
Sifat batubara jenis Antrasit :
1. Warna hitam sangat mengkilat dan kompak
2. Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.
3. Kandungan air sangat sedikit.
4. Kandungan abu sangat sedikit
5. Kandungan sulfur sangat sedikit.

Sifat batubara jenis bitumine / subbitumine:


1. Warna hitam mengkilat, kurang kompak.
2. Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi.
3. Kandungan air sedikit.
4. Kandungan abu sedikit.
5. Kandungan sulfur sedikit.

Sifat batubara jenis lignit (brown coal) :


1. Warna hitam, sangat rapuh.
2. Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit.
3. Kandungan air tinggi.
4. Kandungan abu banyak.
5. Kandungan sulfur banyak.

4. Sifat-sifat batubara dapat dilihat dengan analisa sebagai berikut :


a. Analisa Proksimate, terdiri dari :
1. Lengas (moisture) yang berupa lengas bebas (free moisture), lengas
bawaan (inherent moisture), Lengas total (total moisture)
2. Kadar Abu (ash)
3. Carbon (Fixed carbon)
4. Zat terbang (volatile matter)
b. Analisa Ultimate, terdiri dari analisa unsur C, H, O, N, S, P dan Cl
c. Nilai kalor, terdapat 2 macam nilai kalor yaitu :
1. Nilai kalor net (net calorific value atau low heating value), yaitu nilai kalor
pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan ujjud gas.
11
2. Nilai kalor gross (grosses calorific value atau high heating value), yaitu
nilai kalor pembakarandimana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan
ujud cair. Nilai kalor ini dinyatakan dalam cal/gram, Btu/lb atau Mj/kg.
d. Total sulfur
Sulfur atau belerang dalam batubara dapat dijumpai sebagai mineral pirit,
markasit, calsium sulfat atau belerang organik yang pada saat pembakaran akan
berubah menjadi SO2.
e. Analisa abu
Abu yang terjadi pada pembakaran batubara akan membentuk oksida-oksida
sebagai berikut : SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O.
Abu inilah yang terutama akan secara padatan bercampur dengan klinker (pada
industri semen) dan akan mempengaruhi kualitas semen.
f. Indeks gerus (Hardgrove Index)
Merupakan suatu bilangan yang dapat menunjukan mudah atau tidaknya
batubar digerus menjadi bahan bakar serbuk. Makin kecil bilangannya makin
keras keadaan batubaranya. Harga hardgrove index untuk batubara Indonesia
berkisar antara 35-60.
g. Sifat batubara kaitannya dengan volatile matter
Sesuai dengan sifatnya, batubara umumnya dibagi atas 4 macam :
1. Antrasit, mengandung sedikit volatile matter
2. Bitumine, mengandung medium volatile matter
3. Lignit, mengandung banyak volatile matter
4. Gambut (peat).

Gambar.1.2. Batubara Berdasarkan Sifatnya

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Secara umum batubara
adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon,
hidrogen dan oksigen.
2. Sifat-Sifat Batubara
1. Sifat Fisik
Sifat fisik batubara tergantung kepada unsur kimia yang membentuk
batubara tersebut, semua fisik yang dikemukakan dibawah ini mempunyai
hubungan erat satu sama lain.
1. Berat jenis
2. Kekerasan
3. Warna
4. Goresan
5. Pecahan
2. Sifat Kimia
Sifat kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dengan senyawa
penyusun dari batubara tersebut, baik senyawa organik ataupun senyawa
anorganik. Sifat kimia dari batubara dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Karbon
2. Hidrogen
3. Oksigen
4. Nitrogen
5. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk, yaitu:

Sulfur Piritik (piritic Sulfur)


Sulfur Organik
Sulfat Sulfur

13
3. Sifat Sifat Batubara Lainnya
Hard coal merupakan jenis batubara dengan hasil kalori yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bitumine / subbitumine dan lignit (brown coal).
Sifat batubara jenis Antrasit :
1. Warna hitam sangat mengkilat dan kompak
2. Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.
3. Kandungan air sangat sedikit.
4. Kandungan abu sangat sedikit
5. Kandungan sulfur sangat sedikit.

Sifat batubara jenis bitumine / subbitumine:


1. Warna hitam mengkilat, kurang kompak.
2. Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi.
3. Kandungan air sedikit.
4. Kandungan abu sedikit.
5. Kandungan sulfur sedikit.

Sifat batubara jenis lignit (brown coal) :


1. Warna hitam, sangat rapuh.
2. Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit.
3. Kandungan air tinggi.
4. Kandungan abu banyak.
5. Kandungan sulfur banyak.

6. Sifat-sifat batubara dapat dilihat dengan analisa sebagai berikut :


1. Analisa Proksimate
2. Analisa Ultimate, terdiri dari analisa unsur C, H, O, N, S, P dan Cl
3. Nilai
4. Total sulfur
5. Analisa abu
6. Indeks gerus (Hardgrove Index)
7. Sifat batubara kaitannya dengan volatile matter
Sesuai dengan sifatnya, batubara umumnya dibagi atas 4 macam :
1. Antrasit, mengandung sedikit volatile matter
14
2. Bitumine, mengandung medium volatile matter
3. Lignit, mengandung banyak volatile matter
4. Gambut (peat).

3.2 Soal
1. Jelaskan definisi batubara menurut Achmad prijono?
2. Buatlah struktur rumus bangun batubara?
3. Sebutkan sifat-sifat batubara?
4. Apa yang di maksud dengan sifat fisik dan sifat kimia dari batubara?
5. Jelaskan secara singkat dari sifat fisik didalam batubara?
6. Jelaskan secara singkat dari sifat kimia didalam batubara?
7. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk? Jalaskan!
8. Tuliskan ciri dari sifat batubara jenis bitumine / subbitumine?
9. Mengapa kita harus mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia dari batubara?
10. Apa penyebab batu bara memiliki warna yang berbeda setiap tingkatan batu
bara tersebut?

15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara

http://www.pengertianahli.com/2015/03/pengertian-pembentukan-manfaat-batu-
bara.html#

http://batu-bara123.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-batu-bara.html

http://wawasanpertambangan.blogspot.co.id/2014/03/sifat-sifat-fisik-
batubara-1.html

http://puballattack.blogspot.co.id/2013/06/sifat-sifat-batubara.html

https://pojanwibawa.wordpress.com/tag/sifat-batubara/

https://www.google.co.uk/search?q=Sesuai+dengan+sifatnya,+batubara+um
umnya+dibagi+atas+4+macam&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwj2zs_az4jTAhUFNY8KHSL5C1UQ_AUIBygC&biw=1366&bih=635#tb
m=isch&q=Sesuai+dengan+sifatnya,+batubara+umumnya+dibagi+atas+4+m
acam+gambar&*&imgrc=wFeLhkykx_vBjM:

16

Anda mungkin juga menyukai