Anda di halaman 1dari 69

Tugas Merancang Kapal III 2017

General Arrangement

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rencana umum dari sebuah kapal merupakan gambaran penyusunan
ruangan-ruangan, peralatan-peralatan serta pintu-pintu yang tepat. Langkah-
langkah dalam penyusunan rencana umum dari sebuah kapal antara lain pembagian
ruangan-ruangan utama, pengaturan batas-batas tiap ruangan, penempatan
perlengkapan-perlengkapan di dalam ruangan serta penyusunan pintu-pintu pada
tiap ruangan.
Dalam merancang sebuah kapal tidak dapat dihindari adanya berbagai
macam kepentingan yang akan saling bertentangan dan itu akan didapatkan pada
penyusunan rencana umum ini.
Efisiensi dari suatu kapal salah satunya ditentukan oleh penyusunan
ruangan-ruangan yang tepat serta penempatan pintu-pintu yang efektif di antara
ruangan-ruangan tersebut. Dapat dikatakan bahwa penyusunan ruangan-ruangan
yang baik akan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis dari sebuah
kapal. Hal ini mempengaruhi pada konstruksi dan biaya operasional kapal tersebut.
Langkah pertama untuk pembuatan rencana umum adalah pembagian
ruangan-ruangan utama dalam kapal, misalnya pembagian ruangan pada lambung
kapal untuk ruang muat, kamar mesin dan tangki-tangki serta pembagian ruangan-
ruangan pada bangunan atas untuk ruangan akomodasi dan lain-lain
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
rencana umum, antara lain :
1. Besarnya volume ruang muat didasarkan pada jenis dan jumlah muatan
2. Cara penyimpanan muatan dalam ruang palkah dan sistem penanganan
muatan (Cargo Handling)
3. Besarnya volume ruang akomodasi didasarkan pada jumlah anak buah kapal
dan penumpang serta standard ruang akomodasi
4. Besarnya volume tangki terutama tangki ballast dan tangki bahan bakar
didasarkan pada tipe mesin yang digunakan dan jalur pelayarannya

Ridwan Muhammad
21090115140121 1
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

5. Standard pembagian sekat baik sekat melintang maupun sekat memanjang


6. Ukuran utama kapal
7. Gambar Rencana Garis

Permasalahan dalam penyusunan rencana umum biasanya tergantung dari


tipe kapal yang direncanakan. Namun pada dasarnya pembuatan rencana umum
untuk semua tipe memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti dalam
penyusunan ruangan akomodasi dan daya mesin meskipun untuk kapal yang
berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan kapasitas.

1.2 Definisi Rencana Umum


Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan
di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan
yang di maksud sperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam
hal ini di sebut superstructure (bangunan atas). Di samping itu juga direncanakan
penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan
perlengkapan lainnya.
Ada 4 bagian/karateristik rencana umum menurut Ship Design and
Construction :
1. Penentuan lokasi ruang muat
2. Penentuan batas-batas ruang termasuk kamar pribadi
3. Penentuan dan pemilihan perlengkapan kamar mandi
4. Penentuan jalan atau lintasan yang cukup

Langkah pertama yang dihadapi dalam membuat rencana umum adalah


penentuan lokasi ruangan dan batas dari lambung kapal dan bangunan atas, ruangan
yang di maksud :
1. Ruang kamar mesin
2. Ruang muat
3. Crew, penumpang, ruangan pada crew yang utama
4. Tangki-tangki
5. Beberapa ruangan lainnya

Ridwan Muhammad
21090115140121 2
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Pada saat yang bersamaan juga ditentukan kebutuhan lain seperti :


Sekat kedap masing-masing ruangan
Stabilitas yang cukup
Struktur konstruksi
Penyediaan jalan yang cukup

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur di susun dan ini
dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada
(pembanding). Informasi yang mendukung rencana umum :
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang akan di
muat
2. Metode dan sistem bongkar muat
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari tipe mesin
dan dimensi mesin
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk
minyak, ballast, pelumas mesin
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang, dan
standard akomodasi
6. Pembagian sekat melintang
7. Penentuan dimensi kapal
8. Lines Plan

Ridwan Muhammad
21090115140121 3
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB II
DAYA MOTOR INDUK KAPAL

Perhitungan tenaga mesin induk kapal diawali dengan menghitung besarnya


tahanan kapal. Pada rencana umum kapal ini dalam menghitung atau menentukan
besarnya tahanan menggunakan metode Holtrop dengan data-data sebagai berikut
:
2.1 Ukuran Utama Kapal
Panjang kapal ( Lpp ) : 56,846 m
Panjang kapal yang tercelup air ( LWL ) : 59,688 m
Lebar kapal ( B ) : 10,283 m
Sarat kapal ( T ) : 4,237 m
Tinggi sampai Upper Deck ( H ) : 6,665 m
Kecepatan Dinas Kapal ( Vs ) : 14,7 knot
Data data berikut diambil dari hasil analisis TR sebelumnya.
Koefisien Block ( Cb ) : 0,55
Koefisien Prismatic ( Cp ) : 0,6751
WSA kapal ( S ) : 761,841 m2
LCB kapal : -1,16 (csaTR1perhitunganm
Volume displacement ( ) : 1425,28 m3
Displacement ( ) : 1460,91 ton
Koefisien midship ( CM ) : 0,81
Radius pelayaran (S) : Semarang Jakarta
( 292 Nautical miles)

2.1 Jalur Pelayaran (Sumber :Sea-distances.com)

Ridwan Muhammad
21090115140121 4
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

2.2 Perhitungan Tahanan Total Kapal


Perhitungan tahanan kapal ini menggunakan metode Holtrop (1984), Dalam
menghitung tahanan kapal dengan menggunakan metode Holtrop ada beberapa
komponen tahanan yang harus kita tentukan. Komponen komponen tahanan
tersebut antara lain menentukan :
1. Tahanan gesek ( Rv )
2. Tahanan gelombang ( Rw )
3. Perhitungan hubungan model dengan kapal (model ship allowance) RCA
RT = Rv + Rw + RCA
Rw
= ..V2.Cf.(1+k).Stot + W+ ..V2. Stot. CA
W

V 2 S TOT C F 1 k C A
1
RW
= 2
W
W
Dimana :
= Massa jenis air laut
= 1,025 ton/m3
V = Kecepatan dinas kapal
= 14,7 knots
= 7,561 m/sec
Stot = Luas permukaan basah kapal total (m2)
Cf = Koefisien tahanan gesek kapal
(1+k) = Koefisien karena pengaruh bentuk kapal
Perhitungan koefisien tahanan gesek kapal (Cfo).
Dalam perhitungan tahanan gesek kapal Holtrop mengunakan rumus ITTC
(1957), dimana pada rumus ini akan dihitung koefisien tahanan gesek kapal
(Cfo):
0,075
Cf (PNA. Vol II. Hal 90)
0 (logRn 2) 2

Dimana :
Cfo = Koefisien tahanan gesek kapal
Rn = Bilangan Reynold
VT .L
Rn = ( Menurut ITTC - 1957 )

Ridwan Muhammad
21090115140121 5
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

VT = Kecepatan Percobaan
= 1,06 x Vs
= 1,06 x 7,561
= 8,0146 m/sec
L = Panjang kapal yang tercelup air (Lwl) = 59,688 m
= Koefisien kekentalan kinematis
= 0,94252.10-6 m/s
(Reff: PNA Vol II Hal.58 Tabel.10 untuk suhu air laut =25 o C , suhu
daerah tropis)
8,0146 x 59,688
Rn =
0,94252.10 6
= 402297421
Jadi koefisien tahanan gesek kapal :
0,075
Cf0 =
(log 402297421 2) 2
= 0,00171939
Perhitungan luas permukaan basah total (Stot)
Stot = Total luas permukaan basah lambung kapal & appendages
Stot = WSA + Sapp
dimana :
WSA = 761,841m2
Sapp = Skemudi + Sboss

TL
2
B
S kemudi 1 25
100 L

4.237 59,688
2
10,284
Skemudi = 1 25
100 59,688
Skemudi = 4,40549 m2
Sboss = 0 m2
Sapp = 4,40549 m2
Stot = 761,841 + 4,40549 = 766,24649 m2

Ridwan Muhammad
21090115140121 6
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Perhitungan (1+k)
Sapp ( Dari PNA. Vol II. Hal 93)
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)].
Stot
Dimana :

0 ,1216 0 , 3649
L L3
1, 0681 0 , 4611
B T
(1+k1) = 0,93 0,4871 C 1 Cp 0,6042
L L LR V

Dalam hal ini :


LR = Length of of run
(1 Cp 0,06Cp.LCB)
= L.[ ]
(4.Cp 1)
Cp = 0,6751 ( Data dari Software Delftship )
LCB = -1,16 ( Data dari Software Delftship )
(1 0,6751 (0,06.0,6751.(1,16))
LR = 59,688[
(4.0,608 1)
LR = 13,054 m
c = Koefisien bentuk bagian belakang
= 1 + 0,011Cstern
Berikut ini harga Cstern berdasarkan pada tabel (PNA Vol. II hal. 91)
Tabel. II.1 Koefisien Harga Cstern
Cstern -25 For pram with gondola
Cstern -10 For V-Shaped section
Cstern 0 For normal section shape
Cstern 10 For U-shaped section with hogner stern

Karena bentuk potongan stern normal maka :


Cstern = 0
c = 1
1,0681
B
= 0,1528341
L
0,4611
T
= 0,295307957
L

Ridwan Muhammad
21090115140121 7
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

0,1216
L
= 1,2030
LR
0 , 3649
L3
= 6,2116

1 Cp 0,6042 = 1,9724
Sehingga :

(1+k1) = 0,93+(0,4871.1. 0,179. 0,334. 1,166. 5,759. 1,7609)

= 1,2540
(1+k2) merupakan Koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di
bawah permukaan garis air
Harga (1+k2) ini ditunjukan oleh tabel.25 PNA Vol. II hal.92
Tabel. II.2 Harga Koefisien (1+k2)
Type of appendages Value of (1+k2)
Rudder of single screw ship 1,3 to 1,5
Spade type rudder of twin screw ship 2,8
Skeg rudder of twin screw ship 1,5 to 2,0
Shaft bracket 3,0
Bossing 2,0
Bilge keel 1,4
Stabilizer fins 2,8
Shafts 2,0
Sonar dome 2,7
Karena kapal direncanakan dengan rudder of single screw ship maka
diambil harga
(1+k2) = 1,5+2,0+2,0 = 5,5
Sehingga didapatkan :
S tonjolan
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)].
S tot

4,405
(1 k ) (1,254) [(5,5 1,254). ]
766,2465
(1+k) = 1,2784

Ridwan Muhammad
21090115140121 8
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Tahanan Gelombanga Kapal

Rw
C1C 2 C3 e
m1 Fn d m2 Cos Fn 2 (Dari PNA. Vol II. Hal 92)
W

Dimana :
Vt
Fn
gL
8,009
Fn
9,8.59,688

Fn = 0,331
Untuk Fn 0,4
C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 iE)-1,3757
C4 = koefisien yang tergantung pada rasio B/L
C4 = 0,2296 (B/L)0,3333 Untuk B/L 0,11
C4 = B/L Untuk 0,11 B/L 0,25
C4 = 0,5 0,0625.(B/L) Untuk B/L 0,25
B/L = 0,172 (0,11 B/L 0,25)
Maka, C4 = B/L
C4 = 0,172
C43.7861 = 0,001275

T B 1.0796 = 0,384

iE = Setengah sudut masuk garis air (.17)


= 8,5 o
= 0,148353 rad (dimana 1 o = /180 rad)

90 iE 1,3757 = 0,00273
C1 = 2223105.C43,7861(T/B)1,0796(90 iE)-1,3757
= 2223105.(0,172) 3,7861.(4,237/10,284)1,0796.(0,00273)
= 0,300
C2 = 1 (kapal dirancang tanpa bulb)
AT
C3 = 1 0,8( )
BTCm

Ridwan Muhammad
21090115140121 9
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

AT = Luas transom yang tercelup air (V=0)


= WSA cant part
= 1,39 m2 (dari tabel E, TR Hidrostatik Bonjean)
1,39
C3 = 1 0,8( )
10,283.4,237.0,79
= 0,968
d = -0,9

L 1 / 3 B
m1 = 0,01404 1,7525 4,7932 C5
T L L
Nilai c5 adalah dihitung sebagai berikut :
C5 = 8,0798Cp 13,8673Cp2 + 6,9844Cp3 Untuk Cp 0,8
C5 = 1,7301 0,7067.Cp Untuk Cp 0,8
Cp = 0,6751
C5 = (8,0798. (0,6751)13,8673.(0,6751)2+ 6,9844. (0,67513))
= 1,283
59,688 1425,28 1/3 10,283
m1 = 0,01404 1,7525 4,7932 1,283
4,237 59,688 59,688
= -2,242
e = 2,7182818
d
e m1Fn = 2,7183 (-2,242)(2,704)
= 0,002
3 , 29
0, 034. Fn
m2 = c6 .0,4.e
Fn-3,29 = 0,331-3,29
= 37,940
3 , 29
e0,034Fn = 0,275
c6 = -1,69385 L3/ 512
c6 = -1,69385 + (L/1/3 8)/2,3 512 < L3/ 1727
c6 = 0 L3/> 1727
L3/ = 149,197
c6 = -1,694
3 , 29
m2 = 1,69385.0,4.e 0,034.Fn
= -0,187

Ridwan Muhammad
21090115140121 10
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

= 1,446.Cp 0,03.L/B Unt L/B 12


= 1,446.Cp 0,36 Unt L/B > 12
L/B = 5,804532
= (1,446 . 0,6751) (0,03 . 5,804)
= 0,802
Cos (.Fn-2 ) = 0,514
m2. cos(.Fn-2 ) = -0,096
Jadi tahanan gelombang kapal (Rw) adalah :
RW
W

C1C 2 C 3 e m1Fn m2 cos Fn 2
d

W = berat kapal pada muatan penuh = ..g
= 1,025 . 1425,28. 9,8
= 14331,5 N
= 14,331 kN
Rw/W = (0,300 x 1 x 0,910 x 0,002) + (-0,096)
= -0,095
Rw = -1,365
CA = 0,006 . (Lwl + 100)-0,16 0,00205 (dari PNA vol II hal 93)
= 0,00061
Jadi Tahanan total kapal adalah :

V S tot C F (1 k ) C A W W
1 2 R
Rt =
2 W

= 2 .1,025.((7,56)^2).766,2460,0017194 .1,2784 0,00061 (1,365)


1

= 61,695 kN
2.3 Perhitungan Daya Efektif (EHP)
EHP = Rt x V (dari PNA. Vol.II Hal. 161)
EHP = 61,695 . 7,56
EHP = 494,122 kW
EHP = 494,122 x 1000/ 735,499 1 HP = 735,499 Watt
EHP = 671,818 hp

Ridwan Muhammad
21090115140121 11
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

2.4 Perhitungan SHP (Shaft Horse Power) dan DHP (Delivery Horse Power)
Untuk SHP dengan metode Holtrop harus ditentukan efisiensi propulsinya.
SHP = EHP/Pc
Pc = Propulsive coefiscient
Pc = Hx R x O
H = Hull efficiency ( diambil dari tabel 6 PNA vol II Hal 161)
H = 1,196
O = Open propeller efficiency (efisiensi Propeller)
O = 0,653
R = Relative-rotative efficiency
R = 1,014

Setelah masing masing efisiensi propulsi diketahui maka quasi-propulsive


coefficient ( D ) dapat diketahui.
Pc = H x O x R
= 1,196 x 0,653 x 1,014
Pc = 0,792
Setelah D diketahui maka SHP dapat dihitung dengan cara :
SHP = EHP / Pc
= 671,818 / 0,792
= 848,339 hp
DHP = SHP x 0.98
= 848,339 x 0.98
= 831,372 hp

2.5 Perhitungan BHP (Brake Horse Power)


Perhitungan BHP menggunakan dua koreksi yaitu :
Koreksi sebesar 3 % DHP untuk letak kamar mesin di belakang (ITTC 1957 )
BHP = SHP + 3 % SHP
= 848,339 + 3 % x 848,339
= 873,789 hp

Ridwan Muhammad
21090115140121 12
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Koreksi untuk jalur pelayaran dalam negeri sebesar 1525% DHP(ITTC 1957)
BHP = SHP + x %.SHP ( dimana: x diambil 20% )
BHP = SHP + 20 % SHP
= 848,339 + 20 % x 848,339
BHP = 975,59 hp 1000 hp

2.6 Pertimbangan Pemilihan Mesin Induk (berdasarkan L. Harrington, Roy,


dalam buku Marine Engineering)
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan mesin induk :
1) Maintainability
Perawatan maupun perbaikan mesin yang mudah dengan biaya yang murah
juga perlu diperhatikan dalam memilih motor penggerak kapal (mesin
induk). Hal ini berakibat langsung terhadap biaya operasional kapal dan
jumlah crew kapal
2) Reliability
Keberadaan permesinan di pasaran dan mudah-tidaknya memperoleh tipe
mesin tersebut merupakan faktor yang utama, karena mempengaruhi faktor
yang lain:
3) Space and Arrangement Requirement
Perencanaan ruangan untuk tipe mesin induk yang dimaksud seharusnya
tidak memerlukan tempat yang sangat luas, sehingga dapat mengurangi
dimensi kamar mesin.
4) Weigth Requirement
Berat permesinan sangat mempengaruhi kapasitas/jumlah muatan (full
load) kapal, khususnya pada kapal tanker yang kapasitas cargonya sangat
tergantung dengan sarat kapal.
5) Type of Fuel Required
Dari berbagai jenis bahan bakar yang dipakai mesin induk (padat, cair
maupun gas), yang lebih banyak digunakan adalah cair (petroleum
fuels).Selain mudah diperoleh juga murah.Yang penting adalah sesuai
dengan mesin sehingga memperpanjang umur mesin tersebut.
6) Fuel Consumption

Ridwan Muhammad
21090115140121 13
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Mesin induk yang dipilih seharusnya memerlukan bahan bakar sehemat


mungkin/tidak boros karena bisa mengurangi biaya operasional kapal.
7) Fractional Power and Transient Performance
Kemampuan mesin saat beroperasi, baik pada saat kapal di pelabuhan
dengan kecepatan rendah maupun saat kapal berlayar dengan kecepatan
penuh juga perlu dipertimbangkan.
8) Interrelations with Auxilaries
Keberadaan mesin bantu dalam melayani kebutuhan mesin induk, cargo
handling, ship handling, dan lain-lain juga harus diperhatikan.
9) Reversing Capability
Kemampuan bermanuver dari mesin induk untuk menghentikan kapal
maupun membelokkan kapal berpengaruh terhadap olah gerak kapal
sehingga mendapat perhatian khusus.Hal ini terkait dengan tipe propeller
yang dipakai.
10) Operating Personnel
Jumlah maupun crew yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin induk
dan kemampuan mengoperasikannya merupakan hal yang juga harus
diperhatikan.
11) Costs
Biaya instalasi mesin maupun biaya operasionalnya merupakan faktor yang
sangat penting karena berpengaruh terhadap ekonomis kapal.
12) Rating Limitations
Sebagai pertimbangan lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.Engine speed classifications.
Specifications Piston Speed [rpm] Shaft Speed [rpm]
Low speed 1000 1200 100 514
Medium speed 1200 1800 700 1200
High speed 1800 3000 1800 4000

Tabel 2.Keuntungan dan kerugian mesin putaran rendah dan putaran tinggi.

Ridwan Muhammad
21090115140121 14
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Tinjauan Putaran Rendah Putaran Tinggi


Dimensi mesin Besar Kecil
Umur pemakaian komponen Lama Cepat
Berat mesin Berat Ringan
Harga mesin Mahal Murah
Komsumsi bahan bakar Irit Boros
Biaya operasional Murah Mahal
Biaya instalasi mesin Murah Mahal

2.7 Pemilihan Mesin Induk


Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dapat dipilih mesin yang
sesuai dengan daya yang diharapkan, yaitu dari segi efisiensi dan keekonomisan.
BHP mesin induk 1000 HP dengan data mesin sebagai berikut :
Merk Mesin : Caterpillar
Tipe Mesin : 3508 B
Daya Mesin : 1000 hp
RPM : 1200-1800 putaran/menit (rpm)
Berat Mesin : 9500 lbs (4309 kg)
Panjang : 2136 mm
Lebar : 1703 mm
Tinggi : 1720 mm

Ridwan Muhammad
21090115140121 15
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB III
JUMLAH DAN SUSUNAN CREW KAPAL

3.1 Penentuan Jumlah Crew Kapal


Dengan rumus pendekatan (Ship Resistance and Propulsion, hal 168) sebagai
berikut:
Z = Cst . {Cdk (L.B.H . 35/105)1/6 + Ceng (BHP/103)1/5} + Cdet
Dimana : Z = jumlah crew
Cst = Coefisien Steward Dept 1,2 1,33
Cdk = Coefisien Deck Dept 11,5 14,5
Ceng = Coefisien Engine Dept 8,5 11,0 Diesel
11,0 15 Turbine Single
13,73 16,5 Turbine Double
Cdet = Cadangan = 1,00
Maka:
Z = Cst . {Cdk (L.B.H . 35/105)1/6 + Ceng (BHP/103)1/5} + Cadets
= 1,2.{ 11,5 .(63,47.12,69.3,35.35/105))1/6 + 9,0 (340/103)1/5} + 1
Z = 29,56 ; Jumlah crew ditetapkan sebanyak 18 orang.

3.2 Pembagian / Susunan Crew Kapal


Susunan Crew Kapal Secara garis besar tugas-tugas dari crew kapal dapat
di kelompokkan pada:
1) Deck Department, dipimpin oleh Mualim I, bertanggung jawab terhadap
navigasi, peralatan geladak, bongkar muat di atas kapal.
2) Engine department, dipimpin oleh Kepala Kamar Mesin (KKM), bertanggung
jawab terhadap jalannya mesin induk, mesin bantu, ketel dan seluruh instalasi
mesin di atas kapal.
3) Catering department, dipimpin oleh Chief Steward, bertanggung jawab pada
kelancaran pelayanan makanan, pelayanan kamar, dan lain-lain pekerjan di atas
kapal.

Ridwan Muhammad
21090115140121 16
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Susunan Anak Buah Kapal


Master/Kapten = 1 orang
I. Deck department
Chief Officer = 1 orang
Juru Mudi (Q Master) = 1 orang
Radio Officer = 1 orang
Crew
Seaman = 1 orang
II. Engineering Department
Engineer = 1 orang
Electrician = 1 orang
Engine Crew
Oiler = 1 orang
III. Catering Department
Cook = 1 orang
Steward = 1 orang
IV. Fisherman = 1 orang
Total = 11 orang

Ridwan Muhammad
21090115140121 17
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB IV
LWT, DWT, DAN PAYLOAD

4.1 Berat Baja Kapal (Wet Steel Weight)


Menurut rumus Watson, Rina 1977 (Lectures on Ship Design And Ship
Theory, Herald Poehls)
E = L (B + T) + 0,85 L (H - T) + 0,85 lh
Dimana :
E = Parameter steel weight
lh = (l1 x h1) + (l2 x h2)
L = Lpp kapal = 56,846 m
B = Lebar Kapal = 10,28 m
H = Tinggi kapal = 6,665 m
T = Sarat Kapal = 4,23 m
l1 = panjang Forecastle = 9,362 m
l2 = panjang Poop = 15,042 m
h1 = tinggi Forecastle = 2,4 m
h2 = tinggi Poop = 2,4 m
lh = (9,362 x 2,4) + (15,042 x 2,4)
= 58,57
maka :

E = 992,51
Berat baja kapal Wst
Wst = k.E1,36 (Tons), k = 0,033 0,04, diambil k = 0,035
= 0,035 x 992,511,36
= 416,5102 ton

Ridwan Muhammad
21090115140121 18
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

4.2 Berat Outfit dan Akomodasi (Woa)


(Menurut Rumus Watson, RINA 1977)
Woa = 0,4 Lpp.B
= 0,4 x 56,846 x 10,283
= 233,819 ton
Atau dengan menggunakan rumus Rumus katsoulis (Lectures on ship design
and ship theory)
Woa = K x L1,3 x B0,8 x H0,3
K = 0,045 untuk Tanker/Bulker
K = 0,065 untuk General Cargo/Container
Jadi Woa yang digunakan adalah 233,819 ton

4.3 Berat Instalansi Permesinan(Wpe)


(Menurut Rumus Watson, RINA 1977)
Wm = Wpe + Wme
Wm = Berat total Permesinan
Wme = Berat main engine
Wpe = Berat remainder = 0,56 x BHP0,7
Wm = {0,56 x (BHP0,7)} + Wme
= {0,56 x (10000,7)} + 4899
= 75,3988 ton

4.4 Berat Cadangan


Untuk menghindari kesalahan yang tidak disengaja pada perencanaan akibat
perkiraan yang tidak tepat serta hal-hal yang belum dimasukkan dalam perhitungan
maka perlu faktor penambahan berat (2 - 3 )% LWT.
Wres = ( 2 ~ 3) % x LWT diambil 3 %
LWT = Wst + Woa + Wm

Wres = 21,625 ton

Ridwan Muhammad
21090115140121 19
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Maka :
LWT total = Wst + Woa +Wm + Wres

= 742,4538 ton
4.5 Menghitung Bagian-Bagian DWT
Dari perhitungan diatas maka kita dapat menentukan DWT kapal yaitu:
DWT = - LWT
Nilai diketahui dari Tabel hidrostatik = 1460,91 Ton
Jadi, DWT = 1460,91 742,4538
= 718,456 ton
Koefisien ruang muat = DWT /
= 718,456/742,4538
= 0,4918

4.6 Komponen-komponen DWT


4.6.1 Berat Fuel oil(Wfo)
a EHPMe EHPAe Cf
Pf
V 1000
dimana:
a = Radius pelayaran = 292 Seamiles
V = Kecepatan dinas = 14,7 Knots
EHP Me = 98% x BHP Me
= 98% x 1000
= 980 HP
EHP Ae = 20% x EHP Me
= 20% x 980
= 196 HP
Cf = Koefisien berat pemakaian bahan bakar untuk diesel
= 0,18 ton/BHP/jam (0,17 ~ 0,18)
292 980 196 0,18
Pf =
14,7 1000
Pf = 4,2 Ton

Ridwan Muhammad
21090115140121 20
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Untuk cadangan bahan bakar ditambah 10% :


Pf = 110% x 4,2
Pf = 4,63 Ton
Spesifikasi volume bahan bakar =0,99 m3/ton
Vf = 4,63/ 0,99
Vf = 4,67 m3
Untuk tangki yang diletakan di dasar ganda ditambah 2%
Vf = 102% x 4,67
= 4,765 m3
4.6.2 Berat Diesel oil (Wdo)
Berat bahan bakar diesel oil:
Pd = (0,1~0,2) Wfo
= 0,2 x 4,2 (Pf)
= 0,841 ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 0,85 ton/m3
Vd = 0,841 / 0,85
= 0,989 m3
4.6.3 Berat Lubricant oil (Wlo)
a EHPMe EHPAe Cl
Pl
V 1000
Cl = Koefisien berat minyak lumas
= 0,0025 Kg/HPjam (0,002 ~ 0,0025)
292 980 196 0,003
Pl =
14,7 1000
Pl = 0,058 Ton
Untuk cadangan minyak lumas ditambah 10% :
Pl = 110% x 0,058
Pl = 0,0642 Ton
Spesifikasi volume minyak lumas = 0,99 m3/ton
Vl = 0,0642 / 0,99
Vl = 0,0514 m3

Ridwan Muhammad
21090115140121 21
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

4.6.4 Air Tawar (Wfw)


Berat air tawar terdiri dari 2 macam :
- Berat air tawar untuk ABK (Pa1)
- Berat air tawar untuk pendingin mesin (Pa2)
a. Berat air tawar untuk ABK :
a Z Ca1
Pa1
24 Vs 1.000
Dimana :
Z = Jumlah ABK = 18 orang
Ca1 = 80 Kg/org/hari (50 ~ 100) Kg/org/hari
Jadi :
292 18 80
Pa1
24 14,7 1.000
Pa1 1,32 Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa1 110% 1,32

Pa1 1,46 Ton

b. Berat air tawar untuk pendingin mesin :


a EHPMe EHPAe Ca2
Pa2
V 1000
Dimana :
Ca2 = Koefisien pemakaian air pendingin mesin
= 0,05 Kg/BHP/jam (0,02 ~ 0,05) Kg/BHP/jam
Jadi :
292 980 196 0,04
Pa2 =
14,7 1000
= 0,93 Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa2 110% 0,93

Pa2 1,03 Ton

Berat air tawar total adalah :

Ridwan Muhammad
21090115140121 22
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Wfw = Pa1 + Pa2


Wfw = 1,46 + 1,03
Wfw = 2,484 Ton
Spesifikasi volume air tawar = 1,000 m3/ton 3
Jadi volume tangki air tawar yang diperlukan :
Vfw = 1,000 x Pa
= 1,000 x 2,48
Vfw = 2480 m3
Ditambah 2% untuk tangki di dasar ganda, maka:
Va = 102% x 2480
Va = 2529,6 m3

4.6.5 Berat Bahan Makanan (Wm)


a Z Cm
Pm =
24 Vs 1000
Dimana :
Cm = Koefisien kebutuhan bahan makanan = 2 ~ 5 Kg/org/hari
= 4 Kg/org/hari
a = 292 seamiles
Z = 18 orang crew kapal
Vs = 14,7 knots
Jadi :
727 12 4
Pm =
24 14,11 1.000
Pm = 0,05 Ton
Untuk cadangan ditambah 10%, maka :
Pm = 110% x 0,05
Pm = 0,055 Ton
Spesifikasi volume bahan makanan = 2,61 m3/ton
Sehingga volume bahan makanan yang dibutuhkan :
Vm = 2,61 x Pm
Vm = 0,14 m3

Ridwan Muhammad
21090115140121 23
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

4.6.6 Provision / Person / Luggage (Wc)


a. Berat Provision = 3 ~ 5 kg/orang/hari
= Z x Cm x (1500/Vs) x (1/24) x 10-3
= 0,10 ton/hari
b. Berat Person = 80 kg/orang
= Z x 80 x 10-3
= 1,44 ton
c. Berat Luggage = 40 kg/orang
= 18 x 40 x 10-3
= 0,72 ton
Maka :
Wc = 0,10+ 1,44 + 0,72
= 2,2593 ton
Untuk cadangan ditambah 10% sehingga total berat: provision
Wc = (110% x 2,2593)
Wc = 2,4853 ton
Berat Peralatan Tangkap (Ppt)
Cpt = Ga + La

Dimana :

Ga = Koefisien mesin penggerak 15 20 kg/m3

diambil 15 kg/m3

La = Koefisien berat alat penarik = 0,021 kg/m3

d = Diameter tali = 0,002 m

l = Panjang tali = 2000 m

La = 0,021 x d x l

= 0,021 x 0.002 x 2000

= 0,084 kg/m3

Cpt = Ga + La

= 15 + 0.084.

Ridwan Muhammad
21090115140121 24
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

= 15,084 kg/m3

Berat peralatan tangkap

Ppt = Cpt . L . B . H

= 15,084 x 56,846 x 10,28 x 6,665

= 58767,39 kg = 58,7674 Ton

4.6.7 Berat Cadangan (Pr)


Untuk mengatasi adanya kesalahan kesalahan dalam perencanaan maka
perlu disediakan berat cadangan :
Pr = 1% displacement kapal
Pr = 0,01 x 1460,91 ton
= 14,6091 ton
Maka berat komponen DWT keseluruhannya adalah :
Wtotal = Wfo+Wdo+Wlo+Wfw+Wm+Wc+Pr+Wr
= 4,63 + 0,841 + 0,0642 + 2,48 + 0,05 + 2,485 + 58,7674 +14,609
= 83,9259 ton

4.6.8 Perhitungan Payload


Dari hasil diatas maka besarnya payload adalah:
Payload = DWT - Wtotal
= 718,4562 83,9259
= 634,5302 ton
Spesifikasi volume muatan untuk kapal mengangkut ikan tuna = 1,080 ton/
m3 maka volume ruang muat adalah :
V = Payload / densitas kapal ikan tuna
V = 634,5302/1,080
V = 685,2927 m3
(Reff : Buku Konstruksi Kapal Baja Jilid 1)

Ridwan Muhammad
21090115140121 25
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB V
PERHITUNGAN KONSTRUKSI

5.1 Penentuan Jarak Gading


1. Jarak gading normal (ao) antara 0,2 L dibelakang FP sampai dengan sekat
ceruk buritan ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut ( Ref. BKI vol.
II 2013 Sec.6 Chap. A. 1 )
ao = L/500 + 480 mm dimana: L = 56,84 m
ao = 56,84/500 + 480 mm
ao = 593 mm
Di ambil jarak gading normal (ao) = 600 mm
2. Jarak gading didepan sekat ceruk haluan dan dibelakang sekat ceruk buritan
tidak boleh lebih dari 600 mm. Jarak yang diambil 600 mm.
3. Jarak gading dikamar mesin diambil 500 mm.

5.2 Tinggi Dasar Ganda


Berdasarkan peraturan BKI Vol II 2014 Sec. 8 Chap.B.1.3, tinggi dasar
ganda ditentukan dengan rumus:
h = B/20
= 10,284/20
= 333,2 mm
350 + 45B
= 350 + 45 (10,284)
= 812,78 mm
h min = 760 mm
diambil tinggi dasar ganda 812,78 mm ???
Tinggi double bottom dikamar mesin disesuaikan dengan peletakan untuk
pondasi mesin, pondasi mesin direncanakan setinggi 1 m.

Ridwan Muhammad
21090115140121 26
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

5.3 Perencanaan Letak Sekat


1) Sekat tubrukan
Kapal dengan L 200 m jarak sekat tubrukannya tidak boleh kurang 0,05L
dan tidak boleh lebih 0,08L dari Forward Perpendicular (FP).( BKI 2013
Vol. II, Sec. 11.A.2.1)
Minimum : 0,05 L = 0,05 x 56,846 = 2,8423 m
Maksimum : 0,08 L = 0,08 x 56,846 = 4,5476 m
Direncanakan letak sekat tubrukan 3 m dari FP
2) Sekat ceruk buritan
Berdasarkan BKI 2013 vol. II Sec. 11.A.2.2, Sekat ceruk buritan diletakan
sekurang-kurangnya 3 jarak gading dari ujung depan boss propeller.
Direncanakan sekat ceruk buritan diletakan pada gading no.12 dari AP bila
AP disebut sebagai gading no. 0.
Jarak sekat ceruk buritan = 4 x 0,5 mm = 2,00 mm dari AP. ???
3) Sekat depan Kamar Mesin
Panjang kamar mesin disesuaikan dengan kebutuhan permesinan. Panjang
mesin 2362,2 mm = 2,362 m.
Direncanakan panjang kamar mesin = 12 jarak gading
= 12 x 0,5 m = 6 m
maka sekat depan kamar mesin diletakkan pada gading nomor 16
Kapal ini direncanakan mempunyai 2 ruang muat dan 1 freezer, dengan
panjang keseluruhan = 29,406 m
a. Ruang muat no. 1 sepanjang 14,7059 m atau 28 jarak gading terletak pada
gading no. 44 sampai gading no 72.
b. Ruang muat no. 2 sepanjang 12,6 m atau 24 jarak gading terletak pada
gading no. 20 sampai gading no 44.
c. Ruang muat freezer sepanjang 2,1 m atau 4 jarak gading terletak pada
gading no. 16 sampai gading no 20.

Ridwan Muhammad
21090115140121 27
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

0
BAB VI
PERENCANAAN TANGKI

6.1 Tangki Bahan Bakar (FOT)


Tangki bahan bakar (Fuel oil tank) diletakkan di double bottom. Panjang Fuel
Oil Tank 3 jarak gading (ao= 0,525 m) [1,5752 m], terletak pada gading no. 17
sampai gading no 20.
6.2 Tangki Bahan Bakar Mesin Bantu (DOT)
Tangki bahan bakar mesin bantu (Fuel oil AE tank) diletakkan di double
bottom panjang Fuel Oil AE Tank 2 jarak gading (ao= 0,525 m) [1,05 m],
terletak pada gading no. 23 sampai gading no 25.
6.3 Tangki Minyak Pelumas (Lubricant Oil)
Tangki minyak lumas diletakkan diantara gading no.21 s/d 22.
6.4 Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)
Tangki air tawar diletakkan diantara gading no.1 s/d 4.
6.5 Tangki Ballast I
Tangki ballast I diletakkan di dasar ganda sepanjang 16 jarak gading
normal (a0) di antara gading no 56 s/d 72.
6.6 Tangki Ballast II
Tangki ballast II diletakkan di dasar ganda sepanjang 12 jarak gading
normal (a0) di antara gading no 44 s/d 52.
6.7 Tangki Ballast III
Tangki ballast III diletakkan di dasar ganda sepanjang 12 jarak gading
normal (a0) di antara gading no 32 s/d 44.
6.8 Tangki Ballast IV
Tangki ballast IV diletakkan di dasar ganda sepanjang 7 jarak gading
normal (a0) di antara gading no 25 s/d 32.

Ridwan Muhammad
21090115140121 28
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB VII
RUANG AKOMODASI

7.1 Ruang Akomodasi


Ruang akomodasi meliputi: sleeping room, mess room, sanitary
accomodation, hospital direncanakan sesuai dengan Crew Accomodation
Convention dari International Labour Organization.
A. Sleeping Room
Luas lantai didasarkan pada BRT (Bruto Register Tonnage) atau gross
tonnage kapal :
Persyaratan :
1) Tidak boleh ada hubungan langsung di dalam ruang tidur dan ruang untuk
palkah, ruang mesin, dapur, ruang cuci untuk umum, WC, lamp room, paint
room, dan drying room ( ruang pengering)
2) Ruang tidur harus diletakan diatas garis air muat di tengah atau di belakang
kapal. Bila keadaan tak memungkinkan, ruang tidur boleh di letakkan di
bagian depan kapal, tetapi tidak di depan sekat tubrukan.
3) Luas lantai untuk ruang tidur per orang : untuk kapal > 3000 BRT yaitu 2,78
m2
4) Tinggi ruangan dalam keadaan bebas adalah 2200 mm.
5) Ruang tidur perwira diusahakan satu kamar untuk satu orang (master, chief
officer, chief engineer, chief steward, radio officer).
6) Bintara (petty officer) untuk satu kamar bisa untuk dua orang max.
7) Kelasi dapat satu kamar bisa untuk 3 orang untuk kapal-kapal biasa
8) Ukuran tempat tidur :
a. Ukuran minimal : (1900 x 680) mm2
b. Jarak tempat tidur tak boleh di letakan berjajar, sehingga tak ada jarak
cukup diantaranya
c. tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun, dengan tempat tidur bawah
jaraknya minimal 300 mm dari lantai, untuk tempat tidur atas terletak di
tengah tempat tidur bawah dan langit-langit

Ridwan Muhammad
21090115140121 29
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

d. Tempat tidur tidak boleh di letakan memanjang kapal, apabila tersusun


dua di mana side ligth terpasang di situ, jadi hanya boleh satu tempat
tidur saja.
9) Sleeping room tidak boleh diletakan memanjang kapal, sleeping room untuk
radio officer/ operator, harus mempunyai ruang tidur yang letak dan
keadanya sesuai dengan tugasnya di kapal. Bila ada auto alarm, sleeping
room untuk radio officer harus cukup dekat dengan radio room dan dapat
dicapai dalam waktu 30 detik. Jarak horizontal 50 yard ~ 30 detik, bila ada
tangga, Jarak vertical di kalikan 3 (Jarak datarx3)

B. Mess Room
Persyaratan :
1) Setiap kapal harus punya mess room accommodation yang cukup
2) Kapal berukuran > 1000 BRT harus dilengkapi dengan mess room yang
terpisah antara lain :
a. Master officer (Perwira)
b. Petty officer (bintara) deck department dan engine department
c. Tingkatan lain department dan engine department
Untuk catering department bisa menggunakan fasilitas mess room tersebut,
tetapi untuk kapal > 500 BRT dengan crew Catering department lebih 5
orang harus dipertimbangkan adanya mess room terpisah
3) Mess room harus dilengkapi dengan meja, kursi dan perlengkapan lain yang
bisa menampung seluruh crew kapal pada saat yang bersamaan ( jumlah
crew = jumlah kursi )

C. Sanitary Accomodation
Ketentuan untuk sanitary accomodation :
1) Setiap kapal harus diperlengkapi dengan sanitary accomodation, minimal 1
toilet, 1 wash basin dan 1 bath tub/shower untuk 8 orang ABK.
2) Untuk kapal 1000 BRT, harus dilengkapi minimal 4 WC.
3) Pada radio room harus terdapat sanitary accomodation.

Ridwan Muhammad
21090115140121 30
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

D. Hospital Accomodation
Ketentuan dalam merencanakan hospital accommodation :
1) Kapal dengan ABK lebih dari 15 orang dan berlayar lebih dari 3 hari maka
harus dilengkapi dengan hospital accomodation.
2) Fasilitas sanitari untuk ruang ini harus disediakan tersendiri.

E. Tempat Ibadah
Pada kapal ini disediakan satu ruangan tempat ibadah untuk yang dapat
menampung 5 orang.

7.2 Ruang Navigasi


Terdiri dari chart room, wheel house dan radio room yang terletak pada
tempat yang tertinggi pada bangunan atas kapal
1) Wheel House
Pandangan wheel house ke arah depan dan samping tidak boleh terganggu
dan garis pandang ke arah haluan harus memotong garis air tidak boleh
1,25 panjang kapal.
2) Chart Room
Diletakan di belakang wheel house
Ukurannya tidak boleh 8 x 8 ft ( 2,4 x 2,4 m)
Antara chart dengan wheel house dihubungkan sliding door.
3) Radio Room
Luasnya tidak boleh 120 sqft = 11,15 m2
Ditempatkan setinggi mungkin di atas kapal, terlindung dari air, tidak
ada gangguan suara dan terpisah dari kegiatan lain.
Radio room harus dihubungkan dengan wheel house.

7.3 Ruangan Lain Yang Direncanakan :


1) Cargo control room
2) Steering gear compartement
3) ESEP ( Emergency Source Electric Power) pada navigation deck

Ridwan Muhammad
21090115140121 31
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

4) Store (rope store, boatswain store, lamp store, electrical store, paint store)
diletakan pada main deck.
5) Dry provision store room, harus diletakkan dekat dengan dapur atau pantry.
6) Cold provosion store room yang terdiri dari :
a. Meat room ( max 180F)
b. Vegetable room ( max 350F )
Luas provision store room 0,8 1 m2 / orang dan untuk cold store room
adalah 1/3 darinya.
7) Ship Officer
Pada kapal berukuran 3000 BRT harus dilengkapi dengan satu ruangan
untuk deck departement dan engine departement.
8) Galley
Dengan ketentuan :
a. Diletakkan berdekatan dengan mess room, bila jauh harus ada pantry
untuk tempat penyimpanan dan memanaskan masakan.
b. Harus terhindar dari asap dan debu.
c. Harus ada penerangan, sirkulasi udara, perawatan dan perbaikan.
d. Tidak boleh ada bukaan ke sleeping room. Luas galley adalah 0,5 m2 /
orang, sehingga luasnya = 13 m2
9) Pantry, Laundry, CO2 room, Foam Tank room, Library

Ridwan Muhammad
21090115140121 32
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB VIII
PERLENGKAPAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI

8.1 Perlengkapan navigasi


1) Lampu navigasi
1. Mast Head / lampu tiang
- Warna putih.
- Sudut penerangan 225 0 .
- Diletakkan disisi depan tiang dan harus dapat dilihat pada jarak 5 mil.
- Letaknya 0,5 LOA < 12 < 100 m.
- Tinggi 15 sampai 40 feet.
- Mast head light ini ada 2 lampu yaitu fore mast light dan after mast head
light.

Merk : Highroad
Type : MSL- 31SP
Jarak Pancaran : 6 n.m
Sudut Penerangan : 2250
Bulb dan Lamp Holder : P28S 24V / 40W,
230V/60W, 115V/60W
Protection class : IP56
Warna : Putih
Material : Plastik 8.1 Lampu Navigasi

Berat : 2,6 kg

2. Anchor Light
- Warna putih.
- Sudut penerangan 360o.
- Dipasang pada saat lego jangkar (kalau siang dipasang bohlam hitam).
- Letaknya : L < 0,25 LOA.
- Tinggi dari main deck 31,16 feet = 9.5 m.

Ridwan Muhammad
21090115140121 33
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Merk : Highroad
Type : MSL-51SP
Jarak Pancaran : 3 n.m
Sudut Penerangan : 3600
Bulb dan Lamp Holder : P28S 24V /
40W, 230V/60W, 115V/60W
Protection class : IP56
8.2 Anchor Light Warna : Putih
Material : Plastik
Berat : 2,2 kg

3. Side light.
- Sudut penerangan 112,5o.
- Pada sisi kanan kapal (Starboard) berwarna hijau
- Pada sisi kiri kapal (Port side) berwarna merah
- Diletakkan pada bagian atas geladak whell house.
a. Port side
Merk : Highroad
Type : MSL-21SP
Jarak Pancaran : 3 n.m
Sudut Penerangan : 112,50
Bulb dan Lamp Holder : P28S 24V /
40W, 230V/60W, 115V/60W
Protection class : IP56
Warna : Merah
8.3 Lampu Portside Material : Plastik
Berat : 2,6 kg

Ridwan Muhammad
21090115140121 34
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

b. Starboard
Merk : Highroad
Type : MSL-11SP
Jarak Pancaran : 3 n.m
Sudut Penerangan : 112,50
Bulb dan Lamp Holder : P28S 24V /
40W, 230V/60W, 115V/60W
Protection class : IP56
Warna : Hijau
8.4 Lampu Starboard Material : Plastik
Berat : 2,6 kg

4. Stern Light
- Warna putih
- Sudut penerangan 135o.
- Diletakkan pada buritan kapal.
- Tingginya kurang dari Anchor light.
Merk : Highroad
Type : MSL-41SP
Jarak Pancaran : 3 n.m
Sudut Penerangan : 135
Bulb dan Lamp Holder : P28S 24V /
40W, 230V/60W, 115V/60W
8.5 Lampu Stern Protection class : IP56
Warna : Putih
Material : Plastik
Berat : 2,7 kg

Ridwan Muhammad
21090115140121 35
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

5. Morse signal lamp/Lampu morse


Lampu yang digunakan untuk mengirin isyarat morse
Harus bisa digunakan pada siang atau malam hari.

8.6 Lampu Navigasi

6. Flood light/Lampu pancar


Lampu yang terletak pada ujung kapal
Arah sinarnya dapat diatur

8.7 Lampu Pancar


7. Search lamp/Lampu sorot
Lampu dengan reflektor yang dipasang pada anjungan kapal yang
dipergunakan untuk menerangi suatu objek pada jarak yang jauh pada kapal.

8.8 Lampu Sorot


8. Boat deck light/Lampu geladak sekoci

Ridwan Muhammad
21090115140121 36
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Lampu yang dipergunakan untuk pada malam hari apabila kapal


dalam keadaan darurat.

8.9 Lampu Geladak Skoci


9. Daylight signal lamp/Lampu isyarat siang hari
Lampu dikapal yang berfungsi untuk mengirim isyarat pada siang
hari.

8.10 Lampu Isyarat Siang Hari


2) Peralatan navigasi lainnya
a. Bell
Digunakan sebagai tanda untuk menyatakan waktu pergantian jaga pada
crew, kadang-kadang dipakai sebagai peringatan keadaan berbahaya.
b. Fog horn/terompet kabut,
Biasanya dibunyikan dengan memakai uap, udara atau ditiup.
c. Black ball/bola jangkar,
Sebagai tanda bahwa kapal sedang turun jangkar yang terlihat pada siang
hari dengan menggunakan plat bulat berdiameter 2 feet yang dibuat tegak
lurus satu sama lain.
d. Bendera isyarat/ signal flag, Bendera nasional/national flag

Ridwan Muhammad
21090115140121 37
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

e. Rocket or socket signal 12 bh, Signal code book, Daftar dari kapal-kapal
niaga
f. Termometer (for sea water), barometer, binocular/teropong,
g. Hand lead tidak kurang dari 3,2 kg (berikut tali-talinya tidak boleh kurag
dari 46 m), dan deap sea lead tidak kurang dari 12,7 kg ( dan tali-talinya
tidak kurang dari 230 m.
h. Deep sea sounding machine.
i. Sextant/sektan, alat astronomi jinjing yang dipergunakan untuk mengukur
sudut dengan bantuan cermin.
j. Magnetic kompas, yang diletakkan di geladag navigasi dan posisinya
kesemua arah.

8.2 Peralatan Komunikasi


1) Telegraph, berupa Telegraph kamar mesin, Telegraph ruang kemudi,
geladag dan Telegraph jangkar.
2) Voice tube, peralatan ini biasanya terbuat dari pipa yang digalvanis, pipa
suara digunakan untuk jarak pendek dengan diameter 38 m/m, sedangkan
jarak panjang 50 atau 64 m/m.
3) Telephon dan bel pemanggil (Calling bell)
Telephon yang dipakai ummnya sama dengan telephon yang dipakai di
darat. Biasanya digunakan pada kapal barang modern.
Calling bell umumnya dipasang pada catering service, dimana bell dipencet
pada kamar-kamar penumpang, public room, kamar mandi, kamar perwira,
dsb.

Ridwan Muhammad
21090115140121 38
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB IX
PERALATAN TAMBAT

9.1 Jangkar dan Rantai Jangkar


Pemilihan perlengkapan kapal seperti jangkar, rantai jangkar dan alat-alat
tambat lainnya tergantung dari angka penunjuk (equipment number). Menurut
BKI volume II 2013 sec. 18. B.1 angka penunjuk dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
A
Z D 2 / 3 2hB
10
dimana :
D : displacement (ton) = 613,12 ton
B : lebar kapal = 12,69 m
h : free board + tinggi bangunan atas
= (3,35-5,90 )+(2,2x4) = 9,17 m
A : luas bidang lateral dari badan dan bangunan atas yang berada di
atas garis air
Lambung kapal : (H-T) x Lwl
: (3,35 5,90) x 63,47 = 44,50 m2
Bangunan atas (Fcle) : 6,01 x 2,0 = 12,02 m2
Bangunan atas (Poop) : 11,85 x 2,0 = 23,70 m2
Boat deck : 7,50 x 2,2 = 16,50 m2
Brige deck : 6,00 x 2,2 = 13,20 m2
Navigation deck : 5,50 x 2,2 = 12,10 m2
= 122,02 m2
Z = 613,122/3+(2 x 3,35 x 12,69)+(122,02/10)
= 139,7822

Ridwan Muhammad
21090115140121 39
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Dari BKI volume II 2013 section 18 tabel 18.2 untuk angka penunjuk
Tabel 9.1 Penentuan Anchor berdasarkan Z

Z = 139,7822
sehingga diperoleh :

1) Jangkar
Jumlah jangkar 2 buah pada Haluan
Berat satu jangkar 420 kg
Berdasarkan berat jangkar maka dipilih jangkar berengsel dan tanpa tongkat
dari tipe Hall Anchor dengan ukuran sebagai berikut :
Merk = Wortelboer
Type = A-6 Hall Anchor
Berat = 420 kg
A = 1220 mm
B = 860 mm
C = 380 mm
D = 630 mm
E = 630 mm
9.1 Hall Achor

Ridwan Muhammad
21090115140121 40
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

2) Rantai jangkar
Panjang total : 275 m
D1 = 20,5 mm
D2 = 17,5 mm
D3 = 17,5 mm
Dipilih rantai jangkar dengan diameter 20,5 mm
Merk : Wortelboer
a. Anchor D Type Anchor Shackle
A = 213,2 mm
B = 130 mm
D = 36,4 mm
Berat = 7 kg
b. Kenter joining schackle 9.2 Anchor D Endshsck
A = 156 mm
B = 109,2 mm
C = 39,5 mm
Berat = 2,6 kg 9.3 Kenter Join Shackle
c. Pear Shackle Baldt
Type = 3
A = 238 mm
B = 167 mm
C = 46 mm
D = 30 mm
E = 38 mm
F = 65 mm
K = 32 mm
9.4 Pearl Shackle Baldt Shackle
L = 46 mm
Berat = 9 kg
d. Shortlink chaincables
T = 64 mm
B = 72 mm

Ridwan Muhammad
21090115140121 41
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Berat = 12 kg
9.5 Shortlink Chainkable
e. GJW Super swivel
A = 37,4 mm
B = 157,85 mm
C = 28,6 mm
D = 260,35 mm
E = 123,2 mm
H = 48,4 mm
K = 30,8 mm
L = 82 mm 9.6 GJW Super Swivle
Berat = 9 kg

f. Swivel
A = 199 mm
B = 98,5 mm
C = 78 mm
Berat = 3,5 kg
9.7 Swivle

9.2 Tali Temali


Tali tarik Tali tambat (3 buah)
Panjang = 180 m panjang = 120 m
Beban putus = 100 KN Beban putus = 50 KN

9.3 Chain Locker


Perhitungan volume bak penyimpanan rantai jangkar dapat ditentukan
sebagai berikut:
V = 1,1 x d2 x L/105
Dimana :
L = panjang rantai jangkar = 475 m
d = diameter rantai jangkar = 20,5 mm
V = 1,1x 20,52 x (275/105)
V = 1,27 m3

Ridwan Muhammad
21090115140121 42
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Penambahan volume untuk cadangan 10%, maka volume menjadi :


V = 10,54 + [10,54 x 10%]
= 1,4 m3

Ukuran volume chain locker yang direncanakan


P x L x T = 1,4 x 1 x 1 = 1,4 m3

9.4 Penentuan Daya Mesin Jangkar


Berdasarkan Principal Ship Building Part B, untuk diameter rantai jangkar
70mm diperoleh spesifikasi mesin jangkar sebagai berikut :
Derek jangkar harus mampu menghasilkan tenaga angkat atau tarik nominal
sebesar:
Z = 4,25 d2
Dimana: Z = gaya angkat/tarik nominal (kg).
d = diameter rantai jangkar = 20,5 mm
maka:
Z = 4,25 x 20,52
= 1786,063 kg
Tenaga penggerak yang dibutuhkan pada kecepatan rata-rata 9 m/menit
adalah:
Z v
E
75 60
dimana: E = tenaga penggerak yang dibutuhkan (HP)
Z = Gaya angkat/tarik nominal (kg)
V = Kecepatan rata-rata 9 m/menit.
= effisiensi = 0,7
maka:
1786,063 9
E
75 60 0,7
= 5,10 HP

Ridwan Muhammad
21090115140121 43
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Merk : HI-SEA MARINE


Tipe : Hydraulic windlass
Diameter rantai : 36 mm
Daya tarik : 55,1 kN
Kecepatan : 9 m/det
Daya : 22 kW

9.8 Windlass
9.5 Bollard
Bollard berfungsi untuk tempat pengikatan tali tambat saat bersandar di
dermaga dan kadang-kadang digunakan juga sebagai ventilasi. Terbuat dari besi
tuang, baja tuang atau plat yang dilas. Ada 2 type yaitu vertical dan oblique bollard.
Ukuran tergantung dari tali tambat. Dipilih bollard tipe vertikal. Di dapatkan
ukuran bollard :
Diamater nominal : 180 mm
Panjang(L) : 780 mm
Lebar(B) : 258 mm
Tinggi(H) : 597 mm

9.9 Bollard
9.6 Fairlead dan Chock
Ukuran fairleads tergantung juga dengan diameter tali tambat yang dipakai.
Merupakan suatu roll yang dipasang pada geladak yang berfungsi untuk
mengarahkan tali.
Fungsi : Untuk mengurangi adanya gesekan antara tali dengan lambung
kapal pada saat penambatan kapal dilakukan.

Ridwan Muhammad
21090115140121 44
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Panjang total (L1) : 800 mm


Lebar (B) : 165 mm
Tinggi (H) : 160 mm
Panjang(L) : 350 mm
Bahan : Cast Iron
9.10 Fairlead & Chock

9.7 Capstan
Fungsi : Untuk penarikan tali trost dan spring pada waktu penambatan kapal
di dermaga (untuk menggulung tali tambat).
Warping Winch : untuk meggulung tali satu arah, untuk warping winch
karena peralatannya jadi satu dengan winlass maka tidak perlu ditantukan
lagi.
Capstain : menggulung tali dari semua arah.
Digunakan electric capstain tipe B, dengan dimensi sebagai berikut
- Kekuatann tarik = 3.000 kg
- Daya = 16 HP
- Berat = 2.000 kg

Merk :Mailto
Model : FSC 15
A : 610 mm
B : 1230 mm
C : 1460 mm
Berat : 2000 kg
Muatan penuh : 6 ton
Kecepatan muatan penuh : 15 m / menit
Kecepatan muatan minimum : 30 m / menit 9.11 Capstan

Ridwan Muhammad
21090115140121 45
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB X
PERLENGKAPAN KESELAMATAN

10.1 Sekoci Penolong (Life Boats)


Merupakan fungsi dari jumlah ABK (Crew)
Harus memenuh\i persyaratan keselamatan (SOLAS 1974)
Life boat dipasang bagian stern pada geladak sekoci (Boat deck)

Dipakai sistem Free Fall dengan persyaratan:


Sekoci jatuh bebas (free fall)
adalah sebuah sekoci tertutup dengan
proses peluncuran yang mengendalikan
proses aerodinamis di alam, dengan
demikian sekoci bisa menembus air
tanpa merusak badan sekoci saat
diluncurkan dari kapal. Sekoci ini
terletak di bagian belakang kapal, yang
menyediakan area yang jelas
10.10 Free Fall
maksimum untuk jatuh bebas. Jenis ini biasanya hanya disediakan satu saja
dikapal. Tipe sekoci ini wajib digunakan untuk kapal yang memiliki
freeboard lebih dari 7 m.
Merk : SCHAT HARDING
Type : 20TECB
Dimensi (P x L x T) : 5,9 x 2,3 x 2.7 (m)
Daya angkut : 25 orang
Tinggi peluncuran : max 21400 mm
Beban : 2860 kg

Ridwan Muhammad
21090115140121 46
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

10.2 Pelampung Penolong (Lifebuoy)


Persyatatan life buoy menurut solas:
Kapal dengan panjang antara 60 m ~ 122 m jumlah pelampung minimal 12
buah, 6 buah dilambung kanan dan 6 buah dilambung kiri.
Warnanya mencolok dan mudah dilihat.
Dilengkapi dengan tali.
Dilengkapi dengan lampu yang bisa menyala secara otomatis jika jatuh ke
laut pada malam hari.
Diletakan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau.
Berat : 2,5 Kg
Ukuran : 730x470 mm.
Syarat : Warna orange
dengan band khusus dari
SOLAS

10.3 Life Buoy


10.3 Baju Penolong (Life Jacket)
Persyaratan menurut SOLAS:
Setiap ABK minimal satu baju penolong.
Disimpan ditempat yang mudah dicapai.
Dibuat sedemikian rupa sehingga kepala
pemakai yang pingsan tetap berada di
atas air.
Untuk jumlah crew 12 orang minimal
harus disediakan 15 life jackets.

10.4 Life Jacket

Ridwan Muhammad
21090115140121 47
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

10.4 Cerawat Tangan (Hand Flare)


Hand flare adalah alat pemberi isyarat yang berupa
tabung yang dapat menyala dengan warna merah terang,
dan dapat menyala dalam jangka waktu 1 menit dan juga
dapat terus menyala dalam air dalam jangka waktu 10 detik.

10.5 Cerawat Tangan


10.5 Roket Pelontar Cerawat Payung (Parachute Flare Rocket)
Parachute flare rocket adalah alat pemberi isyarat
yang berupa pelontar yang secara teknisnya ditembakan
secara vertikal yang mampu mencapai ketinggian tidak
kurang 300 meter. Ketika puncaknya cerawat berparasut
dapat menyala dengan warna merah terang, dan dapat
menyala dalam jangka waktu 40 detik.
10.6 Parachute Flare Rocket

10.6 Isyarat Asap (Smoke Signal)


Smoke signal adalah alat pemberi isyarat yang berupa
tabung yang mengeluarkan asap berwarna menyolok selama 3
menit dan selama 10 detik dalam air.

10.7 Smoke Signal

10.7 Pemadam Api Portable (Powder Fire Extinguishers) 10.8 Powder Fire Extinguisher
Merupakan alat yang digunakan untuk memadamkan api
yang terdapat pada ruangan didalam kapal. Alat ini diletakkan di
setiap ruangan yang memiliki benda-benda yang mudah terbakar
(engine room, galley, electric room). Alat harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau. Alat pemadam
kebakaran portable untuk material A (kertas, plastik, kayu) B
(cairan mudah meledak), C (gas mudah meledak) , dan D (alat
elektronik).

Ridwan Muhammad
21090115140121 48
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB XI
PERENCANAAN PROPELLER, RUDDER DAN
STEERING GEAR

11.1 Propeller
1) Perhitungan Propeller
Diameter Propeller (Dp) :
Dp = 0,60*T
= 0,60 * 5,90 m
= 1,788 m
Diameter bos poros Propeller(Db) :
Db = 1/6*Dp
= 1/6*1,788
= 1/6 *1,788 m
= 0,298 m
Jarak dasar sampai bos poros Propeller:
= (0,045*T + 0,50* Dp)
= (0,045* 5,90 + 0,50*1,788)
= 0,1341 + 0.894
= 1,0281
= 1,0281 m
Jarak AP sampai bos poros Propeller:
= 0,0266*Lpp
= 0,0266* 42,43
= 1,13 m
Luas poros Propeller
= 0,60*Dp
= 0,60* 1,788
= 1,0728 m2

Ridwan Muhammad
21090115140121 49
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

2) Rongga propeller
a = 0,1 x Dp e = 0,18 x Dp
= 0,1 x 1,788 = 0,18 x 1,788
= 0,1788 m = 0,32184 m
b = 0,09 x T f = 0,04 x Dp
= 0,09 x 5,90 = 0,04 x 1,788
= 0,2682 m = 0,07152 m
c = 0,17 x Dp g = 2 - 5 inchi
= 0,17 x 1,788 = 2 inchi
= 0,30396 m = 2 x 0,0254 m
d = 0,15 x Dp = 0,0508 m
= 0,15 x 1,788
= 0,2682 m

11.2 Sepatu kemudi


Tinggi pada sepatu kemudi
= 0,09*T
= 0,09*5,90
= 0,2682 m
Tinggi sepatu kemudi
= 0,04*T
= 0,04*5,90
= 0,1192 m
Lebar sepatu kemudi
= 0,07*T
= 0,07*5,90
= 0,2086 m

Ridwan Muhammad
21090115140121 50
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

11.3 Daun Kemudi (Rudder)


1) Perhitungan Daun Kemudi
Dari Det Norse Veritas didapat rumus untuk menghitung luas daun
kemudi sebagai barikut :
A = C1 x C2x C3 x C4 x (1,75 x L x T ) / 100

Dimana : T = 5,90 m
L = 42,43 m
C1 = 1 for general
C2 = 1 for general
C3 = 1 for NACA profiles and plate rudders
C4 = 1 for rudders in the propeller jet
A = 1 x 1 x 1 x 1 x (1,75 x 42,43 x 5,90)/100
= 2,213 m2
Luas bagian balansir kemudi
A = 23% x A
= 23% x 2,213
= 0,51 m2
Tinggi kemudi
h = 0,7 x T
= 0,7 x 5,90
= 2,086 m
Lebar Kemudi
c = A/h
= 2,213 / 2,086
= 0,77 m
Lebar bagian balansir
c = A/h
= 0,51/ 2,086
= 0,178 m
Sudut kecondongan propeller (120 150)

Ridwan Muhammad
21090115140121 51
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

2) Gaya kemudi
Dari BKI vol II 2013 diperoleh rumus sebagai berikut :
Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
dimana :
A = luas kemudi total = 2,213 m2
Vo = kecepatan kapal pada sarat penuh di air tenang = 11,12 knots
K1 = koefisien diperoleh dari rumus
K1 = ( + 2)/3
dimana :
= c2/At
=0,772/2,213
= 0,27
K1 = (0,27+ 2)/3
= 0,76
K2 = koefisien berdasarkan tipe kemudi

Untuk tipe kemudi NACA maka :


K2 = 1,1
K3 = 1,0
Untuk koefisien berdasarkan letak kemudi untuk kemudi tepat dibelakang propeller
Kt = 1 (normal)

Maka :

Ridwan Muhammad
21090115140121 52
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
= 132 x 2,213 x 11,122 x 0,76 x 1,1 x 1,0 x 1,0
Cr = 30197,51 N
3) Momen torsi kemudi
Qr = Cr x r (Nm)
dimana :
r = c( - kb) (m)
c = lebar kemudi = 0,77 m
= 0,66 for astern condition (general)
kb = faktor balance
= A/A
= 0,51/ 2,213
= 0,23
r = 0,77 x (0,66 0,23)
= 0,3311 m
maka :
Qr = Cr x r
= 30197,51 x 0,3311
= 9998,397 Nm

4) Diameter tongkat kemudi


Dt 4,23 Qr / Kr (mm)
0.75 0.75
Re H 235
kr 1
235 235
ReH = tegangan yield material
= 235 N/mm2
Dt 4,23 Qr / Kr (mm)

Dt = 90,48142 mm 100 mm

Ridwan Muhammad
21090115140121 53
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

11.4 Steering Gear


1) Perhitungan Mesin Steering Gear
Momen yang bekerja pada daun kemudi (Mrs) adalah :
Mrs = Pn x (X1 a) (kg m)

Dimana :
Pn = 11 x F x Vd 2 x sin (kg)
Keterangan :
F : luas daun kemudi (2,213 m 2 )
Vd : kecepatan dinas kapal (11,12 knot)
: sudut kerja maksimum kemudi (35 0 )
jadi :
Pn = 11 x 2,213 x 11,12 2 x sin 35
= 1726,53
X1/b = (0,43 ~ 0,46) ; diambil 0,45
X1 = 0,45 x b ; b = lebar daun kemudi = 0,77
= 0,3465 m
a = jarak dari poros kemudi ketepi depan kemudi
= 0,1 x Dp
= 0,1 x 1,788
= 0,1788 m
Maka :
Mrs = 1726,53 (0,3465 0,1788)
= 289,54 kg m

2) Perhitungan Daya Mesin Elektrik Steering Gear


Mrs a
Nm = (HP)
2148,6 sg r
Keterangan :
Mrs : momen yang bekerja pada daun kemudi
sg : efisiensi motor (0,1 ~ 0,35) = 0,1

: sudut kerja maksimum kemudi (35 0 )

Ridwan Muhammad
21090115140121 54
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

r : waktu dari 35 SB ke 35 PS dalam merubah posisi daun kemudi


(25~35 detik) = 30 detik
maka :
289,54 35
Nm =
2148,6 0,1 30

= 1,572 HP
= 1,572 x 0,743 = 1,17 KW

Merk : Hydroster
System : Space Saving In Steering Geer Room
Tipe : MDEE060-HS17
Torsi : 2500 KNm
Derajat Sudut : 70-90
Diameter : 700 mm

Gambar 11.1 Steering Gear

Ridwan Muhammad
21090115140121 55
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB XII
PERHITUNGAN VOLUME TANGKI DAN RUANG
MUAT

12.1 Volume Tangki Bahan Bakar (FOT)


Tangki dasar ganda I terletak antara gading nomor 17 sampai dengan nomor
24
Volume = 6,051 m3

12.2 Volume Tangki Minyak Pelumas (LOT)


Tangki dasar ganda II terletak antara gading nomor 27 sampai dengan nomor
28
Volume = 1,054 m3

12.3 Volume Tangki Bahan Bakar Bantu (DOT)


Tangki dasar ganda III terletak antara gading nomor 25 sampai dengan nomor
26
Volume = 1,012 m3

12.4 Volume Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)


Tangki dasar ganda IV terletak antara gading AP sampai dengan nomor 4
Volume = 12,7 m3

12.5 Volume Tangki After Peak


Tangki dasar ganda V terletak antara gading nomor AP sampai dengan nomor
-7
Volume = 6,082 m3

Ridwan Muhammad
21090115140121 56
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

12.6 Volume Tangki Fore Peak


Tangki dasar ganda VI terletak antara gading nomor 77 sampai dengan nomor
83
Volume = 7,752 m3

12.7 Volume Tangki Dasar Ganda I


Tangki dasar ganda VII terletak antara gading nomor 56 sampai dengan nomor
72
Volume = 8,454 m3

12.8 Volume Tangki Dasar Ganda II


Tangki minyak pelumas terletak antara gading nomor 44 sampai dengan
nomor 56
Volume = 11,754 m3

12.9 Volume Tangki Dasar Ganda III


Tangki bahan bakar diesel terletak antara gading nomor 32 sampai dengan
nomor 44
Volume = 13,880 m3

12.10 Volume Tangki Dasar Ganda IV


Tangki bahan bakar utama terletak antara gading nomor 28 sampai dengan
nomor 32
Volume = 4,390m3

12.11 Volume Fish Hold I


Tangki bahan bakar utama terletak antara gading nomor 44 sampai dengan
nomor 72
Volume = 231,485 m3

12.12 Volume Fish Hold II

Ridwan Muhammad
21090115140121 57
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Tangki bahan bakar utama terletak antara gading nomor 20 sampai dengan
nomor 44
Volume = 240,863 m3

12.13 Volume Tangki Frezzer


Tangki bahan bakar utama terletak antara gading nomor 16 sampai dengan
nomor 20
Volume = 35,778 m3

Ridwan Muhammad
21090115140121 58
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB XIII
PINTU, JENDELA DAN TANGGA

Berdasrkan Practical Shipbuilding III B, maka :


13.1 Pintu
1) Untuk keluar lebarnya : 600 750 mm, direncanakan 750 mm
2) Untuk kabin lebarnya : 640 660 mm, direncanakan 600 mm
3) Tinggi dari deck : 1850 1950 mm, direncanakan 1900 mm
4) Tinggi ambang untuk kabin : 120 200 mm, direncanakan 150 mm
5) Tinggi ambang untuk keluar : 300 450 mm, direncanakan 300 mm

13.2 Jendela
1) Jendela boat deck dan navigation deck berbentuk segiempat dengan ukuran
350 x 500 mm
2) Jendela untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship bridges :
a. Bagian depan harus membentuk sudut 150 keluar
b. Sisi bawah jendela harus 1.2 2 m diatas deck
c. Jarak antara sesama jendela tidak boleh lebih dari 100 mm
3) Jendela pada main deck dan poop deck berbentuk lingkaran dengan diameter
400 mm

13.3 Tangga
1) Lebar tangga diluar bangunan minimal 750900 direncanakan 800 mm
(kemiringan 500 - 600)
2) Lebar tangga didalam bangunan minimal 500 mm direncanakan 500 mm
(kemiringan 500 - 600)
3) Pegangan diluar bangunan minimal 9501600 mm direncanakan 1000 mm
4) Pegangan didalam bangunan minimal 830 mm direncanakan 1000 mm
5) Jarak anak tangga 200 mm
6) Ukuran standar tangga menurut Japan Ship Design Standard :

Ridwan Muhammad
21090115140121 59
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

a. Anak tangga 180 x 10 mm2 ; 180 x 9.5 mm2


b. Vertikal Ladder
c. Lebar 250 300 mm
d. Jarak antar tangga 250 x 350 mm
e. Anak tangga 65 x 9 mm2

13.4 Port Gang Way (Accomodation Ladder)


Memiliki standard sebagai berikut :
1) Lebar minimum 600 mm
2) Sudut kemiringan 450 diukur pada keadaan ballast waterline
3) Sarat kapal kosong (T1)
LWT
T1 =
L x B x Cb x

249,06
=
44,13x8,27 x0,55 x1.025
= 1,211 m
4) Panjang port gangway (I)
I = H To/sin 550
H = tinggi kapal + tinggi poop
= 3,35 + 2,00 = 5,53 m
I = 5,35 1,211/sin 550
= 3,873 m
Port Gang Way Dipasang pada sisi kiri dan kanan lambung kapal
menggantung pada poop deck.

Ridwan Muhammad
21090115140121 60
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB XIV
PERENCANAAN RAILING DAN BULWARK

A. RailIing
1) Railing dipasang ditempat dimana pemasangan bulwark tidak begitu
penting.
2) Berjarak 1 kali jarak gading normal (a0).
3) Pada pelat bilah jarak pipa datar 300 mm.
4) Ketinggian railing dari atas geladak sebesar 1,00 m.
5) Pipa railing teratas lebih besar dari pada pipa yang lainnya.
B. Bulwark
Tinggi bulwark minimal 1 m. Direncanakan tinggi bulwark 1 m.
Dipasang di tepi geladak dengan fungsi:
a. Menjamin keselamatan penumpang dan crew.
b. Mencegah jatuhnya benda-benda di atas geladak akibat gerakan oleng
kapal.
(Reff : BKI Vol II Rules for Hull 2013
Sec. 6.K.2.)

Ridwan Muhammad
21090115140121 61
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB XV
SISTEM PEMUATAN DAN BONGKAR MUAT

15.1Cara Penyimpanan Ikan di Palka


Pengunaan es untuk mengawetkan ikan didalam kapal, merupakan penanganan
yang paling baik. Sebab es disamping sebagai media pengawet, bagi kapalnya
sendiri tidak memerlukan fasilitas yang mahal. Cara pemberian es pada ikan bisa
dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung dari jarak penangkapan.
Penyimpanan ikan didalam palka yang menggunakan es sebagai media pengawet
dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

a. Menimbun Ikan di Palka (Bulking)


Yang dimaksud dengan menimbun ialah menumpuk ikan di lantai palka
tanpa menggunakan penyekat datar atau peti. Cara ini pada umumnya dilakukan
dikapal ikan yang kecil dan palkanya rendah. Dasar palka terlebih dahulu dilapisi
es setebal +15 cm (atau lebih tebal jika dinding palka tidak diisolasi). Ikan
ditumpuk di atas lapisan es itu setebal 10-12 cm; di atasnya diberi lapisan es lagi,
kemudian lapisan ikan; demikian seterusnya sampai tingginya cukup; lapisan
paling atas adalah lapisan es.
Tinggi timbunan ikan sebaiknya tidak melebihi 60 cm. Penimbuanan yang
lebih tinggi lagi dapat merusak ikan pada lapisan yang di bawah, karena
menerima tekanan yang cukup besar. Biasanya setiap 1 ton ikan yang disimpan
di palka dengan cara penimbunan memerlukan ruang palka yang bervolume 2-
2,5 m3
b. Menyimpan Bersusun Lapis (Shelfing)
Cara penyimpanan ini umumnya di lakukan di kapal ikan yang palkanya
cukup besar dengan tinggi palka >140 cm. Palka disiapkan dengan konstruksi
khusus: di lengkapi dengan rak-rak vertikal dan horisontal yang hidup (dapat di
lepas). Sekat-sekat vertikal berjarak 1 meter atau kurang, sedangkan sekat-sekat
horisontal berjarak 20-35 cm. Biasanya rak-rak itu disusun membujur, di sisi kiri
dan kanan, sedang ditengah-tengahnya dipakai sebagai lorong. Ikan disusun di

Ridwan Muhammad
21090115140121 62
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

atas rak-rak horisontal dengan diselimuti es. Ikan yang besar di susun
membujur.
Pemakaian rak-rak di palka ini dapat menghasilkan ikan yang lebih baik
karena ikan tidak terlalu banyak menerima tekanan, tetapi diperlukan
penanganan yang lebih banyak dan di perlukan ruangan yang lebih besar. Tiap 1
ton ikan memerlukan ruang palkah 3-4,5 m3 tergantung dari ukuran ikan.
c. Menyimpan Ikan Di Palka Dengan Peti (Boxing)
Peti untuk menyimpan ikan di kapal umumnya dibuat dari kayu atau plastik
yang dirancang dengan ukuran yang disesuaikan dengan kemampuan manusia
setempat, yaitu 20-30 kg. Ukuran yang labih besar dirancang untuk diangkut oleh
2 orang. Peti dari plastik lebih mudah dibersihkan. Peti kayu hendaknya dibuat
dari papan yang diserut halus dan dengan sudut-sudut yang mudah di bersihkan.
Ikan di susun di dalam peti dengan di campur dan di selimuti es. Karena
peti-peti itu akan di tumpuk di palka, maka pengisian ikan /es tidak boleh
melebihi permukaan peti agar ikan tidak tertekan peti diatasnya. Dengan cara
penyimpanan ini, tiap 1 ton ikan memerlukan ruang palka 2,5 - 3 m3.

d. Merendam Ikan Dalam Air Dingin


Palka ikan dibangun berupa tangki-tangki khusus untuk menampung air laut
yang di dinginkan. Ikan direndam di dalam tangki-tangki tersebut sampai saat
dibongkar di pelabuhan. Jika dilakukan dengan baik, cara ini menghasilkan ikan
dengan mutu yang lebih baik; pendinginan berlangsung lebih cepat, ikan tidak
menerima tekanan. Ikan-ikan besar seperti tuna dan ikan-ikan kecil seperti
lemuru dan kembung dapat diperlakukan dengan cara ini.
Air laut didinginkan dengan mesin pendingin yang sudah mulai dijalankan
sejak kapal meninggalkan pelabuhan menuju daerah penangkapan, dengan
maksud agar air sudah cukup dingin pada waktu hasil tangkapan pertama
dinaikkan. Sering kali tangki-tangki diisi dengan sejumlah es sebelum kapal
meninggalkan pelabuhan.

Ridwan Muhammad
21090115140121 63
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

Menurut Ditjen Tangkap (2007), palka ikan dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
Palka dipasang secara tidak permanen
Palka dipasang secara tidak permanen ialah palka yang penempatannya
tidak permanen (dapat dipindah-pindahkan) yang dapat dibuat di darat dan
konstruksinya dapat dibongkar-pasang. Pada umumnya digunakan pada kapal-
kapal berukuran kecil (< 10 GT) dengan kapasitas volume ruang palka ikan yang
juga relatif kecil. Contohnya : cool box.

Palka dipasang secara permanen (tetap)


Palka dipasang secara permanen ialah palka yang penempatannya permanen
(tetap) yang pembuatannya dilakukan di dalam kapal dan konstruksinya
biasanya menyatu dengan lambung kapal. Pada umumnya digunakan pada kapal
yang berukuran sedang sampai besar dengan kapasitas volume ruang palka ikan
yang relatif besar.
Ruang palka berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan agar
tetap terjamin mutu kesegarannya sejak tertangkap sampai tiba di
tempat pendaratan (pelabuhan perikanan), oleh karena itu ruang palka harus
mempunyai dinding insulasi (Ditjen Tangkap, 2007).

15.2 Pengesan Ikan


Bahan yang digunakan sebagai media pendingin yakni berupa es memiliki
fungsi untuk mempertahankan kesegaran ikan. Untuk mendapatkan hasil ikan yang
mempunyai kesegaran yang baik, perlu diperhatikan jumlah es yang digunakan dan
lamanya pengesan. Banyaknya es yang digunakan atau rasio antara banyaknya es
dan banyaknya ikan yang didinginkan merupakan faktor yang menentukan. Hal ini
menyangkut suhu ikan yang ingin dicapai. Jika rasionya kecil, suhu yang dicapai
tidak cukup rendah untuk tetap mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu yang
lama. Sebaiknya jika rasionya terlalu besar akan dapat menyebabkan ikan dapat
rusak secara fisik, karena himpitan atau tekanan dari bongkahan atau pecahan es
yang digunakan. Pada prinsipnya es yang ditambahkan harus dapat menurunkan

Ridwan Muhammad
21090115140121 64
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

o
suhu ikan sampai 0 C, kemudian mempertahankan suhu tersebut selama
penyimpanan (Hadiwiyoto, 1993).
Cara yang ideal untuk mencampur ikan dengan es ialah dengan membuat
lapisan es pada dasar, kemudian diatasnya diletakkan selapis ikan. Berikutnya,
dibuat lapisan es dan ikan berganti-ganti dan ditutup dengan lapisan es sebagai
lapisan teratas. Ikan tidak boleh menyinggung dinding wadah antara ikan dan
wadah harus diberi es.
Tabel 15.1 Pengaruh Ukuran Es terhadap Kecepatan Pendinginan
Jumlah es yang Lama Pendinginan
dipakai Potongan es Potongan es Potongan es kecil
besar (10x10x10 sedang (4x4x4 (1x1x1 cm)
cm) cm)
100% dari berat 154 menit 134 menit 89 menit
ikan
75% dari berat 161 menit 137 menit 95 menit
ikan
50% dari berat 192 menit 164 menit 120 menit
ikan

Pengesan ikan, sebaiknya menggunakan hancuran es yang lembut yang terbuat


dari air bersih atau es curai supaya himpitan atau tekanan pada ikan dapat dikurangi.
Hancuran es yang digunakan harus dapat menutupi seluruh ikan yang didinginkan.
Cara pemberian es hanya pada bagian atas permukaan akan menghasilkan produk
yang kurang baik karena distribusi suhunya tidak merata. Jika jumlah ikannya
banyak, pemberian hancuran es dilakukan dengan cara menyusun ikan dan es
bergantian sehingga membentuk lapisan-lapisan antara es dan ikan. Lapisan yang
terbawah dan teratas adalah lapisan es. Es bekas tidak boleh digunakan lagi untuk
tujuan ini. Pendinginan ikan dapat pula dilakukan dengan air laut yang
direfrigasikan sehingga dengan usaha pendinginan tersebut suhu ikan dapat
mencapai sekitar 0 oC. Apabila digunakan wadah untuk tempat ikan, maka jumlah
ikan dan es yang diisikan jangan berlebihan, agar tidak memungkinkan
tergencetnya ikan apabila wadah-wadah tersebut disusun. Ikan yang ditangkap pada

Ridwan Muhammad
21090115140121 65
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

saat yang berlainan harus dipisahkan pengesannya dalam wadah-wadah yang diberi
kode dan tanggal sehingga mudah diketahui mutunya pada saat dibongkar dan
dilelang (Hadiwiyoto, 1993).

15.3Pembongkaran Ikan
Pembongkaran hasil tangkapan merupakan tahap yang sangat kritikal terhadap
mutu ikan berhubung ikan tersebut dihadapkan pada faktor suhu dan waktu selama
pembongkaran. Oleh karena itu pembongkaran hasil tangkapan harus dilaksanakan
dengan cepat dan baik tanpa penundaan, sehingga ikan tidak mengalami penurunan
mutu yang gawat selama berlangsungnya kegiatan pembongkaran (Pusat penelitian
dan pengembangan perikanan, 1994).
Penanganan ikan sejak pembongkaran di pelabuhan atau di pelelangan
selanjutnya juga memegang peranan penting guna mempertahankan mutu ikan
segar (Moeljanto, 1992). Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
pembongkaran ikan adalah Pembongkaran dilakukan dengan hati-hati dan sedapat
mungkin tidak memakai sekop atau garpu untuk menghindari luka/memar pada
tubuh ikan,Pisahkan es dari ikan untuk memudahkan penimbangannya. Setelah ikan
ditimbang harus segera di beri es lagi, wadah (container) sebaiknya dibuat dari
bahan-bahan yang mudah dibersihkan, seperti aluminium, stainless steel, plastik
keras tetapi tidak mudah pecah, atau peti kayu yang ringan, kuat dan mudah
dibersihkan (isinya kira-kira 25 - 30 kg), ikan-ikan jangan dibiarkan terkena sinar
matahari langsung, dan selalu tambahkan esnya bila lama menunggu saat
pelelangan, pengangkutan atau pengolahan. Kalau terlalu lama, sebaiknya disimpan
di kamar dingin (chilling room).
Pelabuhan yang besar volume kegiatannya, penggunaan konveyor pelabuhan,
pompa ikan atau lainnya guna pembongkaran ikan dari kapal akan mempercepat
operasi. Penggunaan konveyer ini memungkinkan inspeksi ikan yang didaratkan,
membebaskan es dari ikan, menyemprot dan mencucinya, lalu menyalurkannya
melalui timbangan pencatat berat otomatik menuju pelelangan. Pembongkaran
muatan jangan mencampurkan hasil dari tangkapan yang berbeda harinya, karena
akan menurunkan nilai ikan yang lebih tinggi mutunya. Oleh karena itu perlu

Ridwan Muhammad
21090115140121 66
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

adanya catatan dan rencana penyimpanan dalam palka untuk menghindarkan


kemungkinan pencampuran (Ilyas, 1983).

15.4Penanganan Ikan Diatas Dek


Lantai geladak dan setiap alat yang di pakai dalam penanganan ikan segar
harus di bersihkan sebelum di pakai. Setelah dinaikkan ke kapal, jika keadaan
memungkinkan ikan segera disiangi (dikeluarkan isi perut dan insangnya)
kemudian dicuci bersih dengan air laut. Umumnya penyiangan hanya di lakukan
terhadap ikan-ikan yang berukuran besar; ikan-ikan kecil seperti lemuru dan
kembung tidak praktis untuk di siangi di kapal.
Pencucian dilakukan dengan menggunakan air laut. Sisa-sisa darah dan sisa-
sisa isi perut dihilangkan, demikian pula lendir-lendir yang ada. Selanjutnya jika
keadaan memungkinkan, ikan disortir menurut jenis dan ukurannya dan masing-
masing disimpan di palka secara terpisah, baik didalam peti-peti maupun
menggunakan rak yang terpisah.
Selama bekerja di geladak, ikan perlu di lindungi dari sinar matahari dan hujan,
misalnya dengan memasang tenda. Ikan yang bertumpuk banyak karena menunggu
disiangi dapat di tutup dengan terpal basah. Geladak harus di cuci bersih setelah
pekerjaan pencucican ikan selesai sebelum hasil tangkapan yang lain dinaikkan ke
kapal.

Ridwan Muhammad
21090115140121 67
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

BAB XVI
PENUTUP

16.1. Kesimpulan
Rencana umum dari sebuah kapal merupakan gambaran penyusunan
ruangan-ruangan, peralatan-peralatan serta pintu-pintu yang tepat.
Langkah-langkah dalam penyusunan rencana umum dari sebuah kapal
antara lain pembagian ruangan-ruangan utama, pengaturan batas-batas tiap
ruangan, penempatan perlengkapan-perlengkapan di dalam ruangan serta
penyusunan pintu-pintu pada tiap ruangan .
Dalam penyusunan Rencana Umum didapatkan hasil :
Wilayah pelayaran = Balikpapan Makassar
Jarak pelayaran = 292 NM
BHP main engine = 1000 Hp
Jumlah crew = 18 Orang
Jenis muatan = Ikan Tuna (Tuna Fish)
DWT = 718,456 Ton
Jumlah tanki ruang muat = 2 Tanki
Jumlah sekat ruang muat = 4 Sekat
Jumlah tanki ballast = 4 Tanki

16.2. Saran
Untuk memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan Tugas Rancang 1
sampai Tugas Rancang 5, hendaknya pihak jurusan menerbitkan buku
panduan / diktat dasar pengerjaan Tugas Rancang.

Ridwan Muhammad
21090115140121 68
Tugas Merancang Kapal III 2017
General Arrangement

DAFTAR PUSTAKA

1. Djaya, Indra Kusna. 2008 TEKNIK KONSTRUKSI KAPAL BAJA Jilid 1 Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Suhardjito, Gaguk.2006 TENTANG RENCANA UMUM archimedia2006 (e-
book).
3. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Vol. II Tahun 2013.
4. Principal Of Naval Architecture (PNA) Vol. II.
5. SOLAS 1976.
6. ITTC 1957.
7. Watson Rina 1977.
8. Principal Ship Buliding Part B.
9. Wortelbour.com
10. http://joe-pencerahan.blogspot.sg/2011/07/loading-and-unloading-system.html

Ridwan Muhammad
21090115140121 69

Anda mungkin juga menyukai