Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

Disusun Oleh :

Nama : Budiman Gunawan


NIM : 14/16774/TP
Kelas : STIK SMART
Kelompok : I (Satu)
Acara II : Pengukuran Debit dengan V-Notch

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
I. JUDUL ACARA :Pengukuran Debit dengan V-Notch
II. HARI/TANGGAL :Kamis, 8 April 2017.
III. TUJUAN :
1) Mengetahui Pembuatan Instalasi V-Notch
2) Mengetahui Cara Kerja V-Notch
3) Mengetahui Pengukuran Debit dengan V-Notch
4) Mengetahui Perhitungan Debit dengan V-Notch dan Effesiensi
Pompa
IV. DASAR TEORI
Ada beberapa metode pengukuran debit aliran sungai yaitu, Area-
velocity methodFload area method,Metode kontinyu.
1) Velocity Method
Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan
kecepatan aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar
permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau
kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode
current-meter dan metode apung (Nugroho, 2015).
2) Pengukuran Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)
Prinsipnya yaitu kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan
kecepatan pelampung (U)luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan
pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D) (Nugroho, 2015).
Debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta.
Q=AxkxU
Q = debit (m3/det)
U = kecepatan pelampung (m/det)
A = luas penampang basah sungai (m2)
k = koefisien pelampung
Sedangkan menurut Sumantry (2012) metode apung merupakan
metode tidak langsung dalam pengukuran debit air, karena hanya
kecepatan aliran yang diukur, yaitu dengan mengukur waktu yang

19
dibutuhkan benda apung untuk melewati jarak yang telah ditentukan pada
suatu aliran sungai.
3) Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu
Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan
penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar
sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama. Pada metode ini
terdapat dua metode, diantaranya metode mid area dan metode mean
area(Nugroho, 2015).
Pada metode mid area, currentmeter diturunkan ke dalam aliran air
bendungan tepat di tengah perbatasan daerah yang dibatasi, sedangkan
pada metode mean area, currentmeter diturunkan ke dalam aliran air
bendungan tepat garis perbatasan daerah yang dibatasi.
Sekat Thompson (V-Notch) Sekat ukur ini berbentuk segitiga sama
kaki dengan sudut 90, disebut sesuai dengan nama orang yang
menggunakan pertama kali yaitu orang Inggris bernama Y. Thomson.
Sekat ukur ini digunakan untuk mengukur debit yang relative kecil dan
sering dipakai untuk mengukur air saluran tersier dan kwarter.
Alat ini dapat dibuat dalam bentuk yang dapat dipindah-pindahkan
(portable). Sekat V-Notch, dibuat dari pelat logam (baja, alumunium dan
lain-lain) atau dari kayu lapis.
Persamaan Pintu Ukur V-Notch dalah Persamaan V-Notch yang
sesuai Standar: Persamaan V-Notch telah distandarkan oleh ISO (1980),
ASTM (1993), dan USBR (1997) semuanya memberikan hasil
menggunakan rumus Kindsvater-Shen:
5
= 2 ...(1)
Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada
hubungan tunggal antara head dengan debit. Dengan kata lain Q hanya
merupakan fungsi h saja (Alfian, 2015). Pada umumnya hubungan H
dengan Q. Besarnya konstanta k dan n ditentukan dari turunan pertama
persamaan energi pada penampang saluran yang bersangkutan.

20
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
a. Pembuatan Instalasi
1. Pipa PVC 1
2. Gate Valve
3. Globe Valve
4. Elbow
5. Tee
6. Solar Lite Alumunium
7. Wadah V-Notch
8. Tangki Air
9. Pompa
b. Alat Ukur
1. Pressure Gage
2. Flowmeter
3. Stopwatch
4. Timbangan
B. Bahan
1. Air

21
VI. CARA KERJA
A. Melakukan Pembuatan Instalasi Pemipaan serta V-Notch

B. Melakukan Pengambilan Data


1. Pengaturan bukaan Valve pada posisi
2. Lakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gage dan
debit pada flowmeter, terhadap ketinggian air pada V-Notch serta
terhadap volume ember apakah telah penuh atau belum yang
kesemuanya dilakukan secara bersamaan, catat data yang telah di
ambil.
3. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
4. Pengaturan bukaan Valve pada posisi .
5. Lakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gage dan
debit pada flowmeter, terhadap ketinggian air pada V-Notch serta
terhadap volume ember apakah telah penuh atau belum yang
kesemuanya dilakukan secara bersamaan catat data yang telah di
ambil.
6. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
7. Pengaturan bukaan Valve pada posisi .
8. Lakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gage dan
debit pada flowmeter, terhadap ketinggian air pada V-Notch serta
terhadap volume ember apakah telah penuh atau belum yang
kesemuanya dilakukan secara bersamaan catat data yang telah di
ambil.

22
9. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
10. Pengaturan bukaan Valve pada posisi bukaan full.
11. Lakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gage dan
debit pada flowmeter, terhadap ketinggian air pada V-Notch serta
terhadap volume ember apakah telah penuh atau belum yang
kesemuanya dilakukan secara bersamaan catat data yang telah di
ambil.
12. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

23
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan Debit
1. Bukaan Valve
A. Debit Flowmeter (Qflowmeter)

Pengulangan Q (m3/s)
1 0,0003112
2 0,0002493
3 0,0002741
Rataan 0,0002782
B. Debit V-Notch (Qv-notch)
1. Debit Nyata (Q1)
Pengulangan Massa Air (kg) Waktu(s)
1 7 36,95
2 7 44,13
3 7 40,21
Rataan 7 40,43


1 =
60
7
1 =
60 1000 3 40,43
Q1 =0,000002886 m3/s
Dimana:
G = Massa Air (kg)
= berat jenis air (1000 kg/m3)
= waktu (s)
2. Debit Teoritis (Q2)
Pengulangan h (m)
1 0,037
2 0,033
3 0,034
Rataan 0,0347
8 5
2 = 2 2
15 2

24
Maka :
5
2 = 2,36 2
5
2 = 2,36 0,03472
2 = 0,000531 m3/s
Dimana:
= percepatan gravitasi (m/s2)
= 900
h = Tinggi air pada penampang V-notch (m)
3. Koefisien Aliran (CQ)
1
=
2
0,000002886
=
0,000531
= 0,0055
2. Bukaan Valve
A. Debit Flowmeter (Qflowmeter)

Pengulangan Q (m3/s)
1 0,0004233
2 0,0002611
3 0,0003740
Rataan 0,0003527
B. Debit V-Notch (Qv-notch)
1. Debit Nyata (Q1)
Pengulangan Massa Air (kg) Waktu(s)
1 7 30,71
2 7 34,13
3 7 29,38
Rataan 7 31,41
7
1 =
60 1000 3 31,41
Q1 = 0,000003714 m3/s
Dimana:
G = Massa Air (kg)

25
= berat jenis air (1000 kg/m3)
= waktu (s)
2. Debit Teoritis (Q2)
Pengulangan h (m)
1 0,048
2 0,038
3 0,039
Rataan 0,0417
8 5
2 = 2 2
15 2

Maka :
5
2 = 2,36 2
5
2 = 2,36 0,04172
2 =0,000855 m3/s
Dimana:
= percepatan gravitasi (m/s2)
= 900
h = Tinggi air pada penampang V-notch (m)
3. Koefisien Aliran (CQ)
1
=
2
0,000003714
=
0,000855
=0,00434

26
3. Bukaan Valve
1. Debit Flowmeter (Qflowmeter)

Pengulangan Q (m3/s)
1 0,000423
2 0,000261
3 0,000374
Rataan 0,000353
2. Debit V-Notch (Qv-notch)
1. Debit Nyata (Q1)
Pengulangan Massa Air (kg) Waktu(s)
1 7 30,61
2 7 29,53
3 7 29,11
Rataan 7 29,75


1 =
60
7
1 =
60 1000 3 29,75
Q1 = 0,000003921 m3/s
Dimana:
G = Massa Air (kg)
= berat jenis air (1000 kg/m3)
= waktu (s)
2. Debit Teoritis (Q2)
Pengulangan h (m)
1 0,049
2 0,040
3 0,041
Rataan 0,043
8 5
2 = 2 2
15 2

Maka :
5
2 = 2,36 2

27
5
2 = 2,36 0,0432
2 = 0,0009376 m3/s
Dimana:
= percepatan gravitasi (m/s2)
= 900
h = Tinggi air pada penampang V-notch (m)
3. Koefisien Aliran (CQ)
1
=
2
0,000003921
=
0,0009376
= 0,0042
4. Bukaan Valve Full
1. Debit Flowmeter (Qflowmeter)

Pengulangan Q (m3/s)
1 0,000481
2 0,000475
3 0,000474
Rataan 0,000477
2. Debit V-Notch (Qv-notch)
1. Debit Nyata (Q1)
Pengulangan Massa Air (kg) Waktu(s)
1 7 28,87
2 7 29,3
3 7 29,39
Rataan 7 29,18


1 =
60
7
1 =
60 1000 3 29,18
Q1 = 0,000003998 m3/s

28
Dimana:
G = Massa Air (kg)
= berat jenis air (1000 kg/m3)
= waktu (s)
2. Debit Teoritis (Q2)
Pengulangan h (m)
1 0,049
2 0,043
3 0,042
Rataan 0,0447
8 5
2 = 2 2
15 2

Maka :
5
2 = 2,36 2
5
2 = 2,36 0,04472
2 = 0,001004 m3/s
Dimana:
= percepatan gravitasi (m/s2)
= 900
h = Tinggi air pada penampang V-notch (m)
3. Koefisien Aliran (CQ)
1
=
2
0,000003998
=
0,001004
= 0,0040

29
C. Grafik

Grafik Pengaruh Bukaan Valve Terhadap Q1,Q2,


dan Qf
0.001
0.0009
0.0008
0.0007
Debit (m3/s)

0.0006
0.0005 Q1
0.0004 Q2
0.0003
0.0002 Qf
0.0001
0
0.25 0.5 0.75 1
Bukaan Valve

B. Hasil Pengamatan Effesiensi Pompa


A. Pengamatan Tekanan
1. Pada Bukaan Valve
Pengulangan Ps (barg) Pd (barg)
1 0 0,9
2 0 1,1
3 0 1
Rataan 0 1
= 0,22 barg
= 0,48 barg
= 10 +
= 10,22 barg
= 13,6 102 +
= 0,48 barg
=
= 9,74 barg

30
2. Pada Bukaan Valve
Pengulangan Ps (barg) Pd (barg)
1 0 0,2
2 0 0,2
3 0 0,25
Rataan 0,2167
= 0,22 barg
= 0,48 barg
= 10 +
=2,387 barg
= 13,6 102 +
= 0,48 barg
=
= 1,91 barg
3. Pada Bukaan Valve
Pengulangan Ps (barg) Pd
(barg)
1 0 0,15
2 0 0,15
3 0 0,2
Rataan 0 0,167
= 0,22 barg
= 0,48 barg
= 10 +
= 1,8867 barg
= 13,6 102 +
= 0,48 barg
=
= 1,40 barg

31
4. Pada Bukaan Valve Full
Pengulangan Ps (barg) Pd
(barg)
1 0 0,1
2 0 0,12
3 0 0,15
Rataan 0 0,123
= 0,22 barg
= 0,48 barg
= 10 +
= 1,453 barg
= 13,6 102 +
= 0,48 barg
=
= 0,973 barg
Dimana:
Pd = Pressure Delivery (barg)
Ps = Pressure Suction (barg)
Hpd = Head Pressure gage Delivery (barg)
Hps = Head Pressure gage Suction (barg)
Hd = Head Delivery (barg)
Hp = Head Suction (barg)
Ht = Head Total (barg)
B. Perhitungan Effesiensi Pompa
A. Tabel Spesisikasi Pompa
Merk WILO Pump
Model PW-175E
Tegangan 220 V
Daya 125 W
Head Total 35 m
Suction Lift 9m
Capacity Max. 35 m3/minute

32
B. Perhitungan
1. Bukaan Valve
3
=
1000
3 15 220 0,8 85
=
1000
=0,129 kW
1
=
102
1000 0,000002886 9,74
=
102
=0,000275 kW

=

=0,00213
2. Bukaan Valve
3
=
1000
3 15 220 0,8 85
=
1000
=0,129 kW
1
=
102
1000 0,000003714 1,91
=
102
=0,00000695 kW

=

= 0,000539
3. Bukaan Valve
3
=
1000
3 15 220 0,8 85
=
1000

33
=0,129 kW
1
=
102
1000 0,000003921 1,40
=
102
=0,0000538 kW

=

=0,000417
4. Bukaan Valve Full
3
=
1000
3 15 220 0,8 85
=
1000
=0,129 kW
1
=
102
1000 0,000003998 0,973
=
102
= 0,0000381 kW

=

=0,000295
Dimana:
A = Arus Listrik (A)
V = Tegangan Listrik (V)
Pf= Power factor (0,85)
= Effesiensi motor (85 %)
Pin= Daya Input Pompa (kW)
Pout = Daya Output Pompa (kW)
= Effesiensi Pompa

34
C. Grafik

Grafik Pengaruh Bukaan Valve Terhadap Efisiensi Pompa

0.0022
0.002
0.0018
0.0016
Efisiensi Pompa

0.0014
0.0012
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
0.25 0.5 0.75 1
Bukaan Valve

35
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran debit aliran fluida cair yang
dalam hal ini adalah air dengan menggunakan V-Nocth. Adapun alat ukur
yang digunakan dalam praktikum ini adalah pressure gauge, flowmeter,
timbangan, penggaris dan stopwatch. Dalam pelaksanaannya, praktikum
ini dilakukan dalam tiga kegiatan dimana pada tiap-tiap kegiatan dilakukan
tiga kali pengulangan. Kegiatan yang dimaksud adalah mengamati
pengukuran dari alat ukur yang disebutkan diatas ketika fluida cair
dialirkan pada instalasi yang telah dibuat dimana variabel bebasnya adalah
bukaan valve yang meliputi , , , dan 1.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan data-data
seperti yang ditampilkan pada hasil pengamatan. Dari data-data tersebut
terlihat bahwa nilai debit nyata, debit teoritis, dan debit flowmeter
berbanding lurus. Semakin tinggi nilai debit flowmeter, semakin tinggi
pula nilai debit teoritis dan debit nyata. Hal ini terbukti ketika debit
flowmeter meningkat akibat pembesaran bukaan valve saat itu juga debit
teoritis dan debit nyata ikut meningkat.
Dari data tersebut juga terlihat bahwa pembesaran bukaan valve
berbanding terbalik dengan koefisien aliran. Semakin besar bukaan valve
maka semakin besar nilai ketinggian muka air yang terbaca pada V-Nocth.
Disisi lain besarnya bukaan valve juga menyebabkan waktu pengisian
wadah semakin pendek. Naiknya ketinggian muka air dan pengurangan
waktu pengisian tersebut tidak seimbang yang mana nilai kenaikan
ketinggian muka air lebih kecil daripada pengurangan waktu sebagai
akibat dari kenaikan debit air. Hal ini menyebabkan membesarnya selisih
antara nilai debit teoritis dan debit nyata. Pembesaran selisih inilah yang
menyebabkan nilai koefisien aliran menurun.
Selain pengamatan debit aliran, pada praktikum ini juga dilakukan
pengamatan tekanan. Tujuannya adalah untuk mengetahui efisiensi dari
pompa yang digunakan. Adapun data-data hasil pengamatannya juga
ditampilkan pada hasil pengamatan. Berdasarkan data-data tersebut

36
diketahui bahwa pembesaran bukaan valve berbanding terbalik dengan
selisih antara tekanan masuk (Ps) dan keluar (Pd) pompa. Semakin besar
bukaan valve maka semakin kecil selisih tekanan masuk dan keluar
pompa.
Dalam perhitungan, selisih tekanan masuk dan keluar pompa
terjemahkan sebagai head total pompa pada saat itu. Semakin besar nilai
head total tersebut maka semakin besar pula daya yang dapat dihasilkan
pompa (Pout) yang mana semakin besar daya yang dapat dihasilkan pompa
(Pout) maka semakin besar pula nilai efisiensi pompa tersebut. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pembesaran bukaan valve
berbanding terbalik terhadap nilai efisiensi pompa.
Dalam pengamatan tekanan, ditemukan kendala berupa tidak
terbacanya tekanan pada aliran sebelum pompa sehingga semua hasil
pembacaan pressure gauge sebelum pompa bernilai Nol. Hal ini
mungkin saja dikarenakan oleh vacumnya nilai tekanan pada aliran
sebelum pompa sehingga pressure gauge tidak dapat membacanya.
Permasalahan ini menyebabkan ketelitian dari perhitungan efisiensi pompa
menjadi kurang akurat.

37
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Debit nyata, debit teoritis, dan debit flowmeter memiliki nilai yang
berbanding lurus.
2. Ketidakseimbangan nilai kenaikan ketinggian muka air dan
pengurangan waktu pengisian akibat dari kenaikan debit air
menyebabkan membesarnya selisih antara nilai debit teoritis dan debit
nyata.
3. Pembesaran bukaan valve berbanding terbalik dengan koefisien aliran.
4. Pembesaran bukaan valve berbanding terbalik dengan selisih antara
tekanan masuk (Pin) dan keluar (Pout) pompa.
5. Pembesaran bukaan valve berbanding terbalik terhadap nilai efisiensi
pompa.

38
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Rizqan. 2015. Laporan Observasi Praktikum Pengukuran Debit Air


Saluran Irigasi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Anonim. 2017. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Gajah
Mada.Yogyakarta.
Hidayat, Acep. 2011. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta: Universitas Mercu
Buana
Nugroho Y. S. H., Hunggul dan M. Kudeng Sallata. 2015. Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET
Soekardi, Chandrasa. 2015. Termodinamika Dasar Mesin Konversi Energi.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET
Sumantry, Teddy. 2012. Pengukuran Debit dan Kualitas Air Sungai Cisalak pada
Tahun 2012. Batan: Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Wahid, Abdul. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Debit Sungai
Mamasa. Jurnal SMARTek. Volume 7 Nomor 3, hal 204-218. Palu:
Universitas Tadulako

39

Anda mungkin juga menyukai