Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tindakan
1. Tahap persiapan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas memerlukan banyak persiapan
untuk hasil yang maksimal. Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan semua
instrumen penelitian yang dibutuhkan yang terdiri dari perangkat pembelajaran
dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran dalam penilitian ini
terdiri dari silabus (Lampiran A, hal 62), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
untuk empat kali pertemuan yang mana setiap pertemuan masing-masing
terdiri dari satu kali pertemuan (Lampiran B1-4, hal 65-95), kartu soal dan kartu
jawaban (Lampiran C1-4, hal 99-111).
Sedangkan instrumen pengumpulan data terdiri dari rubrik lembar
pengamatan aktivitas guru (Lampiran D, hal 112), lembar pengamatan aktivitas
guru (Lampiran E1-4, hal 115-118). Rubrik lembar pengamatan aktivitas siswa
(Lampiran F, hal 119), lembar pengamatan aktivitas siswa (Lampiran G1-4, hal
120-123).Seperangkat tes hasil belajar IPS untuk ulangan harian siklus I dan
soal ulangan harian siklus II. Perangkat tes hasil belajar IPS terdiri dari Kisi-
kisi Ulangan Harian I (Lampiran H1, hal 124-130), Soal Ulangan Harian Siklus
I (Lampiran H2, hal 131-134), Jawaban Ulangan Harian Siklus I (Lampiran H3,
hal 135), Kisi-kisi Ulangan Harian II (Lampiran I1, hal 136-142), Soal Ulangan
Harian Siklus II (Lampiran I2, hal 143-146), Jawaban Ulangan Harian Siklus II
(Lampiran I3, hal 147).
Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu melakukan diskusi
dengan wali kelas IVSDN 181 Pekanbaru mengenai prestasi siswa di kelas dan
peneliti juga meminta hasil nilai ulangan harian IPS terakhir kelas IV yang
akan dijadikan skor dasar. Skor dasar ini digunakan untuk menyusun kelompok
kooperatif pada siklus I yang terdiri dari enam kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari enam orang siswa yang memiliki kemampuan akademik heterogen.
Kelompok yang dibentuk berjumlah
32 enam kelompok, masing-masing
33

kelompok terdiri dari enam siswa berdasarkan kelas atas, kelas tengah dan
kelas bawah.Selanjutnya pada siklus II yang juga terdiri dari 6 kelompok setiap
kelompok terdiri dari 6 orang sisiwa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali
dalam satu minggu yang terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) dalam setiap
pertemuan. Kegiatan pembelajaran tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi
dan Transportasi ini dilaksanakan enam kali pertemuan dengan dua siklus. Siklus
pertama terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan dengan dua Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menyajikan materi dengan model make a
matchsatu kali pertemuan untuk Ulangan Harian I, sedangkan pelaksanaan siklus
kedua terdiri dari tiga kali pertemuan dengan dua pertemuan dengan dua Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menyajikan materi dengan model make a
match satu kali pertemuan untuk Ulangan Harian II.
Selama satu siklus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dan dilakukan refleksi
guna mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
dan merencanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan
tindakan pada siklus II.
a. Siklus Pertama
1. Pertemuan Pertama (Rabu, 28 Maret 2012)
Pelaksanaan penelitian pada siklus I pertemuan pertama yang
dilakukan sesuai dengan judul penelitian tindakan kelas ini adalah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan
pelaksanaan kegiatan sebagai berikut.
Pada pertemuan pertama dalam siklus I ini kegiatan pembelajaran
membahas tentang perkembangan teknologi komunikasi, yang mana siswa
hadir semua berjumlah 36 siswa. Proses belajar mengajar berjalan dengan
baik, walaupun belum optimal. Dengan berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1). (Lampiran B1)
34

Pada kegiatan awal (5 menit) sebelum pembelajaran dimulai guru


membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyuruh siswa
merapikan tempat duduk, menyiapkan siswa berdoa dan mengabsen
kehadiran siswa. Selanjutnya memberikan appersepsi berupa pertanyaan
yaitu Anak-anak ibu, coba sebutkan alat-alat komunikasi yang ada di
rumah mu?. Setelah itu guru menulis materi pelajaran dipapan tulis,
Selanjutnya guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe make a match(mencari pasangan) dengan menggunakan
kartu.Selama proses pembelajaran siswa memperhatikan guru dalam
memberikan penjelasan.
Selanjutnya pada kegiatan inti ( 55 menit) guru menjelaskan
garis-garis besar materi pelajaran tentang perkembangan teknologi
komunikasi, yaitu apa itu komunikasi, bagaimana perkembangan dari
zaman dahulu hingga kini, serta manfaat dari alat-alat komunikasi itu
sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Setelah guru memberikan informasi
materi pelajaran. Guru membentuk kelompok siswa, satu kelompok terdiri
dari enam siswa.Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibentuk
guru.Pada saat guru mengorganisasikan siswa, masih banyak siswa yang
bingung dan bertanya-tanya kepada guru sehingga kelas menjadi ribut.
Kemudian guru membacakan kembali pembagian kelompok siswa agar
siswa tidak bingung dan tidak ribut lagi. Setelah itu guru membagikan satu
set kartu tentang perkembangan teknologi komunikasi kepada setiap
kelompok, pada saat menerima kartu siswa terlihat ribut dan banyak
bertanya, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan kartu
dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, sebelum batas waktu 30 menit,
siswa yang berhasil menemukan satu set pasangan kartunya dengan benar
akan di beri poin dan bagi siswa yang tidak berhasil menemukan satu set
pasangan kartunya akan dihukum menyanyi sambil menari. Sehingga
dengan waktu yang telah ditentukan setiap siswa dalam kelompok mencari
pasangan kartu yang cocok dengan kartunya (soal/jawaban) dengan
35

bertukar informasi dengan teman lain dalam kelompoknya. Pada


pengenalan model make a match ini siswa masih banyak yang belum
paham, sehingga masih perlu dibantu guru dalam pelaksanaannya. Pada
saat berdiskusi guru berkeliling memperhatikan, membimbing dan
memotivasi siswa untuk aktif menentukan pasangan kartu (soal/jawaban)
secara benar. Setelah waktu habis untuk mengerjakan/mencari kartu soal
atas jawabanya, wakil dari tiap kelompok mengumpulkan kartu soal dan
kartu jawaban, lalu guru memanggil perwakilan siswa yang telah
menemukan pasangannya ke depan kelas, itu pun dibantu guru memeriksa
kebenaran pasangan kartu soal dan jawabannya. guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan tindak lanjut
berupa penguatan kepada siswa untuk lebih jelas dan lebih memahami
perkembangan teknologi komunikasi maka banyak-banyaklah membaca
dan bertanya kepada orang tua atau kakak dirumah, apabila masih ada
yang tidak dimengerti.
Pada kegiatan akhir (10 menit) Selanjutnya guru memberikan soal
evaluasi untuk masing-masing siswa guna melihat perkembangan siswa
dalam memahami materi yang telah dipelajari. Dan diakhir kegiatan, guru
memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Pada
pertemuan pertama ini, seluruh kelompok mendapat prediket hebat.
Penghargaan diberikan pada awal pertemuan kedua dikarenakan
keterbatasan waktu pada pertemuan pertama.
Pada pertemuan pertama ini menurut observer proses pembelajaran
telah berjalan sesuai rencana guru. Namun, masih banyak kekurangan,
diantaranya di awal pertemuan guru lupa menyampaikan kesepakatan
hukuman kepada siswa, guru belum maksimal membagi kelompok siswa
sehingga kelas menjadi ribut.
2. Pertemuan Kedua ( Jumat, 30 Maret 2012)
Pada pertemuan kedua dalam siklus I ini kegiatan pembelajaran
membahas tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi, yang mana
siswa hadir semua berjumlah 36 siswa. Proses belajar mengajar berjalan
36

dengan baik. Dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP-2) (Lampiran B2).
Pada kegiatan awal (5 menit) sebelum pembelajaran dimulai guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyuruh siswa
merapikan tempat duduk, menyiapkan siswa berdoa dan mengabsen
kehadiran siswa.Selanjutnya guru memberikan appersepsi yaitu Pernakah
melihat orang menghubungi seseorang yang jaraknya jauh?, Apa alat
komunikasi yang digunakan? selanjutnya guru memberikan motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa
memperhatikan guru dalam memberikan penjelasan.
Selanjutnya pada kegiatan inti (55 menit) guru menjelaskan garis-
garis besar materi pelajaran tentang perkembangan teknologi komunikasi,
yaitu kelebihan dan kekurangan komunikasi masa lalu dan masa kini, cara
penggunaan alat komunikasi masa lalu, membandingkan teknologi
komunikasi masa lalu dan masa kini.Setelah guru memberikan informasi
materi pelajaran guru membentuk kelompok siswa, satu kelompok terdiri
dari enam siswa.Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibentuk guru,
lalu guru membagikan satu set kartu yang berisi tentang perkembangan
teknologi komunikasi kepada setiap kelompok. Pada saat guru
membagikan kartu, siswa sudah mulai tertib dan menunggu intruksi guru.
Selanjutnya, sebelum batas waktu 30 menit, siswa yang berhasil
menemukan satu set pasangan kartunya dengan benar akan diberi poin dan
bagi siswa yang tidak berhasil menemukan satu set pasangan kartunya
akan dihukum mengutib sampah yang ada di halaman sekolah. Selanjutnya
setiap siswa dalam kelompok mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya (soal/jawaban) dengan bertukar informasi dengan teman lain
dalam kelompoknya.Pada saat berdiskusi guru berkeliling memperhatikan,
membimbing dan memotivasi siswa untuk aktif menentukan pasangan
kartu (soal/jawaban) secara benar. Setelah waktu habis untuk
mengerjakan/mencari kartu soal atas jawabanya, wakil dari tiap kelompok
mengumpulkan kartu soal dan kartu jawaban, untuk guru memanggil
37

perwakilan siswa yang telah menemukan pasangannya ke depan kelas,


dengan dibantu guru memeriksa kebenaran pasangan kartu soal dan
jawabannya. Selanjutnya guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dan memberikan tindak lanjut berupa penguatan
kepada siswa untuk lebih jelas dan lebih memahami perkembangan
teknologi komunikasi maka banyak-banyaklah membaca dan bertanya
kepada orang tua atau kakak dirumah, apabila masih ada yang tidak
dimengerti.
Pada kegiatan akhir (10 menit) guru memberikan soal evaluasi
untuk masing-masing siswa guna melihat perkembangan siswa dalam
memahami materi yang telah dipelajari.Dan diakhir kegiatan guru
menyampaikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Guru juga
menginformasikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan
ulangan harian I, dan karena keterbatasan waktupenghargaan kelompok
diberikan pada akhir kegiatan pertemuan ketiga.
3. Pertemuan Ketiga ( Rabu, 4 April 2012)
Setelah melewati dua kali pertemuan yang telah dipelajari dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, maka pada
pertemuan ketiga diadakan ulangan harian pada siklus I dengan jumlah
siswa 36 siswa (hadir semua). Pada pertemuan ini guru tidak memberi
pembelajaran tetapi memberikan soal ulangan harian. Pelaksanaan ulangan
harian ini berupa soal objektif dengan jumlah soal 25 butir. Ulangan harian
I ini dikerjakan sendiri oleh masing-masing siswa. Pada saat mengerjakan
soal ulangan harian pada siklus I ini, ada beberapa siswa yang
menanyakan soal yang tidak ia pahami. Selebihnya, seluruh siswa terlihat
tenang dan serius. Guru tidak melihat adanya tanda-tanda siswa
mencontek hasil temanya atau bekerjasama dengan teman sebangkunya.
Ulangan pun dikumpulkan 10 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Agar
siswa di bantu guru bisa membahas beberapa soal yang dianggapsulit pada
ulangan ini.
38

Pada saat hampir habis, guru mengingatkan kepada siswa yang


telah selesai agar memeriksa kembali jawaban mereka sebelum
dikumpulkan kepada guru.Setelah seluruh siswa mengumpulkan lembar
jawaban, guru membacakan penghargaan bagi masing-masing kelompok
berdasarkan hasil evaluasi pada pertemuan sebelumnya (kedua), dan
setelah itu siswa diperbolehkan pulang.
Tujuan diadakannya ulangan harian ini adalah untuk mengetahui
hasil proses belajar siswa. Sehingga dapat diketahui nilai siswa yang sudah
tuntas dengan siswa yang belum tuntas. Siswa yang nilainya 65 keatas
dianggap sudah tuntas, nilai 65 ini ditetapkan berdasarkan KKM yang
sudah ditetapkan oleh sekolah. Jadi, siswa yang nilainya dibawah 65
dinyatakan belum tuntas.
b. Refleksi Siklus I
Berdasarkan pengamatan observer selama proses pembelajaran
berlangsung selama tiga kali pertemuan, kemudian dianalisis dan didiskusikan
dengan peneliti dengan kesimpulan:
a. Pertemuan pertama, aktivitas guru belum sempurna dan kurang sitematis.
Dalam pelaksanaannya siswa masih merasa bingung dan sebagian siswa
asik dengan permainan kartu, sehingga guru mengingatkan dan membantu
siswa agar memahami makna pembelajaran.
b. Pertemuan kedua, lembar observasi guru sudah masuk kedalam kategori
baik hanya beberapa indikator yang perlu diperbaiki dan pada lembar
observasi siswa juga sudah mulai baik, tetapi belum meningkat terlalu
tinggi.
c. Pertemuan ketiga, ulangan berjalan dengan tertib dan baik. Rencana yang
akan guru lakukan adalah kekurangan-kekurangan pada siklus I akan
diperbaiki pada siklus II.
c. Siklus Kedua
1. Pertemuan Pertama (Jumat, 6 April 2012)
Pertemuan pertama ini membahas tentang perkembangan teknologi
transportasi dengan berpedoman pada RPP-3.(Lampiran B3).
39

Sebelum pelajaran dimulai seperti biasa pada kegiatan awal (5


menit) guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyuruh
siswa merapikan tempat duduk, menyiapkan siswa berdoa dan mengabsen
kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan appersepsi yaitu
menanyakan kepada siswa, Manakah yang memiliki kecepatan lebih
cepat antara delman dengan sepeda motor?,selanjutnya guru memberikan
motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selama proses
pembelajaran siswa memperhatikan guru dalam memberikan penjelasan.
Pada kegiatan inti(55 menit) guru menjelaskan garis-garis besar
materi pelajaran tentang perkembangan teknologi transportasi, yaitu apa
itu transportasi, jenis-jenis teknologi transportasi yang digunakan
masyarakat pada masa lalu dan masa kini serta manfaat transportasi itu
sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Setelah guru memberikan informasi
materi pelajaran dan menunggu siswa selesai mencatat. Lalu
gurumembentuk kelompok siswa, satu kelompok terdiri dari enam
siswa.Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibentuk guru, lalu guru
membagikan satu set kartu yang tentang perkembangan teknologi
transportasi kepada setiap kelompok.Selanjutnya, sebelum batas waktu
30 menit, siswa yang berhasil menemukan satu set pasangan kartunya
dengan benar akan di beri poin dan bagi siswa yang tidak berhasil
menemukan satu set pasangan kartunya akan dihukum menyanyi sambil
menari.Selanjutnya setiap siswa dalam kelompok mencari pasangan kartu
yang cocok dengan kartunya (soal/jawaban) dengan bertukar informasi
dengan teman lain dalam kelompoknya. Pada saat berdiskusi guru
berkeliling memperhatikan, membimbing dan memotivasi siswa untuk
aktif menentukan pasangan kartu (soal/jawaban) secara benar. Setelah
waktu habis untuk mengerjakan/mencari kartu soal atas jawabanya, wakil
dari tiap kelompok mengumpulkan kartu soal dan kartu jawaban, untuk
guru memanggil perwakilan siswa yang telah menemukan pasangannya
ke depan kelas, itu pun dibantu guru memeriksa kebenaran pasangan kartu
soal dan jawabannya. Selanjutnya guru bersama-sama siswa
40

menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan tindak lanjut


berupa penguatan kepada siswa untuk lebih jelas dan lebih memahami
perkembangan teknologi transportasimaka banyak-banyaklah membaca
dan bertanya kepada orang tua atau kakak dirumah, apabila masih ada
yang tidak dimengerti.
Pada kegiatan akhir (10 menit) guru memberikan soal evaluasi
untuk masing-masing siswa guna melihat perkembangan siswa dalam
memahami materi yang telah dipelajari. Dan diakhir kegiatan, guru
memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Pada
pertemuan pertama ini, seluruh kelompok mendapat prediket hebat.
Penghargaan diberikan pada awal pertemuan kedua dikarenakan
keterbatasan waktu pada pertemuan pertama.

2. Pertemuan kedua ( Rabu, 11 April 2012)


Pada pertemuan kedua dalam siklus II ini kegiatan pembelajaran
membahas kelanjutan tentang perkembangan teknologi transportasi, yang
mana siswa hadir semua berjumlah 36 siswa. Proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP-4). (Lampiran B4)
Pada kegiatan awal (5 menit) sebelum pembelajaran dimulai guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyuruh siswa
merapikan tempat duduk, menyiapkan siswa berdoa dan mengabsen
kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan appersepsi yaitu
menanyakan kepada siswa, Dengan apa kamu berangkat ke sekolah?
dilanjutkan guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa memperhatikan guru
dalam memberikan penjelasan.
Selanjutnya pada kegiatan inti (55 menit) guru menjelaskan garis-
garis besar materi pelajaran tentang perkembangan teknologi transportasi.
Setelah guru memberikan informasi materi pelajaran dan siswa pun
mencatat selesai. guru membentuk kelompok siswa, satu kelompok terdiri
41

dari enam siswa.Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibentuk guru,
lalu guru membagikan satu set kartu tentang perkembangan teknologi
transportasi kepada setiap kelompok.Selanjutnya, sebelum batas waktu
30 menit, siswa yang berhasil menemukan satu set pasangan kartunya
dengan benar akan di beri poin dan bagi siswa yang tidak berhasil
menemukan satu set pasangan kartunya akan dihukum menyanyi sambil
menari.Selanjutnya setiap siswa dalam kelompok mencari pasangan kartu
yang cocok dengan kartunya (soal/jawaban) dengan bertukar informasi
dengan teman lain dalam kelompoknya.Pada saat berdiskusi guru
berkeliling memperhatikan, membimbing dan memotivasi siswa untuk
aktif menentukan pasangan kartu (soal/jawaban) secara benar. Setelah
waktu habis untuk mengerjakan/mencari kartu soal atas jawabanya, wakil
dari tiap kelompok mengumpulkan karru soal dan kartu jawaban, untuk
guru memanggil perwakilan siswa yang telah menemukan pasangannya
ke depan kelas, dengan dibantu guru memeriksa kebenaran pasangan kartu
soal dan jawabannya. Selanjutnya guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan tindak lanjut
berupa penguatan kepada siswa untuk lebih jelas dan lebih memahami
perkembangan teknologi transportasimaka banyak-banyaklah membaca
dan bertanya kepada orang tua atau kakak dirumah, apabila masih ada
yang tidak dimengerti.
Pada kegiatan akhir (10 menit) guru memberikan soal evaluasi
untuk masing-masing siswa guna melihat perkembangan siswa dalam
memahami materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru juga
menginformasikan kepada siswa untuk belajar dirumah karna pada
pertemuan selanjutnya akan dilakukan ulangan harian II.Di akhir kegiatan
guru membacakan penghargaan kepada masing-masing kelompok.Karena
keterbatasan waktu, penghargaan diberikan diakhir kegiatan pada
pertemuan ketiga.
Pada pertemuan ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pada RPP dengan maksimal.
42

3. Pertemuan Ketiga ( Jumat, 13 April 2012)


Setelah melewati 2 (dua) kali pertemuan yang telah dipelajari
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match,
maka pada pertemuan ini diadakan ulangan harian II pada siklus II dengan
jumlah siswa 36 siswa (hadir semua). Pelaksanaan ulangan hari ini, berupa
soal objektif dengan jumlah soal 25 butir.Pada saat mengerjakan soal
ulangan harian pada siklus II ini, ada beberapa siswa yang menanyakan
soal yang tidak ia pahami. Selebihnya, seluruh siswa terlihat tenang dan
serius. Ulangan pun dikumpulkan 10 menit sebelum jam pelajaran
berakhir. Agar siswa di bantu guru bisa membahas beberapa soal yang
dianggap sulit pada ulangan ini.
Pada saat hampir habis, guru mengingatkan kepada siswa yang telah
selesai agar memeriksa kembali jawaban mereka sebelum dikumpulkan
kepada guru.Setelah seluruh siswa mengumpulkan lembar jawaban, guru
membacakan penghargaan bagi masing-masing kelompok berdasarkan
hasil evaluasi pada pertemuan sebelumnya (kedua), dan setelah itu siswa
diperbolehkan pulang.
d. Refleksi Siklus II
Pada proses pembelajaran siklus II dengan penerapan pembelajaran
model kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari lembar observasi guru
dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pada siklus II
pertemuan pertama aktivitas guru dan siswa meningkat dengan kategori baik.
Adapun pada catatan lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan pertama
mencapai nilai rerata yang baik dan pada penemuan kedua juga meningkat
mencapai nilai rerata sangat memuaskan, begitu juga dengan catatan di lembar
pengamatan aktivitas siswa. Begitu juga dengan hasil ulangan harian II lebih
baik dari sebelumnya. Kesimpulannya pada kegiatan pembelajaran pada siklus
II sudah sesuai dengan yang diharapkan, guru telah dapat melaksanakan model
pembelajaran tipe make a match dengan baik. Siswa juga telah
43

memperlihatkan keaktifan dan keseriusan dalam melaksanakan tugasnya


dalam meningkatkan hasil belajar.

B. Analisis Hasil Tindakan


Data yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah data tentang
aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
1. Aktifitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match, maka dilakukan pengamatan
pada setiap proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut terlihat dalam
lembar pengamatan guru dan siswa (Lampiran E dan G)
a. Aktifitas guru
Dari hasil pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang
dilakukan oleh observer adalah mengisi tabel berdasarkan indikator yang
terdapat pada lembar observasi yang telah disediakan sebagai analisis data
tentang aktivitas guru dan siswa.
Pada pertemuan pertama, secara keseluruhan aktifitas guru dapat
dikategorikan baik. Hanya saja terdapat beberapa kekurangan-kekurangan,
diantanya guru kurang jelas menyampaikan cara pelaksanaan
pembelajaran make a match sehingga siswa terlihat kebingungan dan
banyak bertanya. Kurangnya guru mengecek kerjasama yang dilakukan
siswa dalam kelompok sehingga ada beberapa siswa yang malas mencari
pasangan kartunya.
Di pertemuan kedua, aktivitas guru juga dikategorikan baik.
Observer mengatakan bahwa ada sedikit peningkatan yang dilakukan guru
maupun siswa dalam pembelajaran. Hanya terdapat beberapa kekurangan,
diantaranya guru kurang membimbing siswa pada saat siswa menulis soal
dan jawaban dari kartu yang didapatnya.
Pada pertemuan pertama siklus kedua, aktivitas guru menunjukkan
kategori sangat baik. Hanya saja observer mengatakan bahwa ada
44

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan agar pembelajaran semakin


baik. Guru perlu memberikan motivasi lebih kepada siswa selain
penekanan terhadap jawaban siswa yang menemukan pasangan kartu yang
benar dan memberi point atau hadiah kepada siswa serta memberikan
hukuman pada siswa yang tidak dapat menemukan kartunya.
Di pertemuan kedua siklus kedua, aktifitas guru berjalan dengan
sangat baik. Seluruh kegiatan telah dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah. Diawal kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyiapkan siswa untuk belajar dengan sangat baik. Pada saat guru
menyampaikan materi seluruh siswa sudah memperhatikan dengan serius.
Pada saat mencari pasangan kartu dalam kelompoknya juga berjalan
dengan baik, sebagian besar siswa terlihat sangat antusias menemukan
pasangan kartunya. Tidak terlihat siswa yang curang dan bersikap
menerima hukuman jika pasangan kartu yang ia dapat salah.
Berdasarkan lembar pengamatan aktifitas guru selama proses
pembelajaran. Maka pada proses pembelajaran untuk pada siklus I
pertemuan dan keduadan siklus II pada pertemuan pertama dan
keduadiperoleh data seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1
Analisis Persentase Aktivitas Guru dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
pada Siklus I dan Siklus II

Penilaian

Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2


Jumlah skor 26 29 31 33
Persentase 2,88 3,22 3,44 3,66
Persentase 72,22% 80,55% 86,11% 91,66%
Kategori Baik Baik Amat Baik Amat Baik
45

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada setiap pertemuan


mengalami peningkatan. Dari rata-rata terlihat pada siklus I pertemuan
pertama ke pertemuan dua naik 0,34, pada pertemuan kedua ke siklus II
pertemuan pertama mengalami peningkatan sebesar 0,22, pada pertemua
pertama ke pertemuan dua mengalami kenaikan sebesar 0,22.
Sedangkan dari persentase, terlihat pada siklus I pertemuan
pertama ke pertamuan kedua mengalami peningkatan sebesar 8,33%, pada
pertemuan kedua ke siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan
sebesar 5,56%, pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua mengalami
peningkatan sebesar 5,55%. Untuk peningkatan ketegori tiap siklus, dapat
dilihat bahwa siklus I dikategorikan baik sedangkan siklus II dikategorikan
sangat baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru tiap pertemuan dari
siklus I ke siklus II meningkat. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat
padagrafik dibawah ini :
Gambar 4.1
Aktivitas Guru Dengan Penerapan Model Pembelajaran Tipe Make a Match

Persentase Aktivitas Guru


100% 91.66%
86.11%
90% 80.55%
80% 72.22%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV

b. Aktivitas Siswa
Dari hasil pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, yang
dilakukan oleh observer adalah mengisi tabel berdasarkan aktivitas yang
terdapat pada lembar observasi yang telah disediakan.
46

Aktivitas siswa pada pertemuan pertama ini dikategorikan baik.


Tetapi masih banyak kekurangan yang dilakukan oleh siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Siswa belum terbiasa terhadap pembelajaran
yang dilakukan guru. Beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan guru
saat guru menyampaikan cara pelaksanaan pembelajaran dengan make a
match (mencari pasangan) sehingga pada saat pembelajaran siswa
kebingungan dan banyak bertanya, suasana kelas pun jadi ribut.
Aktivitas siswa pada pertemuan kedua ini dikategorikan baik dan
menunjukkan peningkatan. Siswa lebih antusias dalam melukukan
kegiatan, diantanya pada saat guru menyampaikan materi dan mencari
pasangan kartu. Walaupun suasana kelas masih terlihat ribut dan ada siswa
yang tidak benar-benar menjalankan hukuman yang telah disepakati.
Aktifitas siswa pada pertemuan pertama siklus kedua berjalan
dengan baik. Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang
diterapkan guru.
Aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus kedua dikategorikan
sangat baik dan berjalan dengan sangat baik. Seluruh kegiatan telah
dilakukan sesuai dengan langakah-langkah. Pada saat guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk belajar serta
menyampaikan materi seluruh siswa sudah memperhatikan dengan serius
dan siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan guru. Pada saat
mencari pasangan kartu dalam kelompoknya juga berjalan sangat baik,
sebagian besar siswa terlihat antusias menemukan pasangan kartunya.
Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa selama peroses
pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel persentase
aktivitas siswa dibawah ini.
Tabel 4.2.
Analisis Persentase Aktivitas Siswa dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
pada Siklus I dan Siklus II
47

Penilaian

Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2


Jumlah skor 25 29 32 34
Rata-rata 2,77 3,22 3,55 3,77
Persentase 69,44% 80,55% 88,88% 94,44%
Kategori Baik Baik Amat Baik Amat Baik

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada setiap pertemuan


mengalami peningkatan. Dari rata-rata terlihat pada siklus pertemuan
pertama ke pertemuan kedua naik 0,45%, pada pertemuan kedua ke siklus
II pertemuan pertama mengalami peningkatan sebesar 0.33%, pada
pertemuan pertama ke pertemuan kedua naik sebesar 0.22%.
Sedangkan dari persentese, terlihat pada siklus I pertemuan
pertamadankedua mengalami peningkatan sebesar 11,11%, pada
pertemuan kedua dan ke siklus II pertemuan pertama mengalami
peningkatan sebesar 8,33% dan pada pertemuan pertama ke pertemuan
kedua mengalami peningkatan sebesar 5,56%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa tiap pertemuan dari siklus I ke
siklus II meningkatkan. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:
Gambar 4.2
Aktivitas Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Tipe Make a Match
48

Persentase Aktivitas Siswa


100% 94.44%
88.88%
90% 80.55%
80%
69.44%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV

c. Analisis Hasil Belajar Siswa


Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa siklus pertama dan
kedua dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a
matchpada siswa kelas IV di SDN 181 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012
dilakukan analisis hasil IPS siswa yaitu peningkatan hasil belajar IPS siswa. Dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Jumlah Rata- Peningkatan


No Data Keterangan
Siswa Rata SD UH I SD - UH II

1 Skor Dasar 58
36 34,67% 44,62% Meningkat
2 Siklus I 78,11
49

3 Siklus II 83,88

Sebelum dilakukan tindakan, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 58.


Setelah dilakukan tindakan, pada siklus 1 menjadi 78,11 meningkat sebesar
34,67%. Kemudian pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar 83,88
meningkat sebesar 44,62%.

d. Ketuntasan Belajar Siswa


Perbandingan kentuntasan individu dan klasikal, skor dasar, siklus I dan
siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
pada siswa SDN 181 Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Ketuntasan Secara Individu dan Klasikal

Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal

Jumlah
Siklus Jumlah Siswa
siswa yang Persentase Kategori
Siswa yang
tidak Ketuntasan
tuntas
tuntas
Skor Dasar 10 26 27,78% TT

UH I 36 29 7 80,55% T

UH II 34 2 94,44% T

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan hasil


belajar siswa antara skor dasar, ulangan harian I dan ulangan harian II.Frekuensi
siswa mencapai KKM lebih banyak pada UH I dan UH II dibandingkan sebelum
tindakan.Pada skor dasar jumlah siswa yang tuntas 10 orang sedangkan yang tidak
tuntas 26 orang.Pada siklus I siswa yang tuntas meningkat sebanyak 29 orang
50

sedangkan yang tidak tuntas 7 orang.Pada ulangan harian siklus II siswa yang
tuntas meningkat sebanyak 34 orang dan yang tidak tuntas menjadi 2 orang saja.
Secara klasikal persentase kelas pada skor dasar adalah 27,78% dengan
kategori tidak tuntas. Pada UH I meningkat menjadi80,55% dengan kategori
tuntas dan pada UH II meningkat lagi menjadi 94,44% dengan kategori tuntas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dari skor dasar
ke siklus I dan siklus II.
Berdasarkan ketercapaian ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 75%,
maka dapat disimpulkan bahwa dapat perubahan hasil belajar kearah yang lebih
baik. Peningkatan ketuntasan klasikal siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match

100 94.44%
80.55%
80

60
Skor Dasar
40 34
26 29 27.78% Siklus I
20 7 10 Siklus II
2
0
Siswa Tidak Siswa Tuntas Persentase
Tuntas Ketuntasan

C. Pembahasan Hasil Tindakan


Pembahasan hasil tindakan yaitu berdasarkan analisis hasil penelitian yang
diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam materi
perkembamgan teknologi komunikasi dan transportasi dengan mencari pasangan
kartu soal/jawaban dengan bekerja sama dan berdiskusi dengan teman
kelompoknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
51

Pembentukan kelompok secara heterogen dapat memupuk kerjasama antar


siswa, saling bertukar pikiran sehingga siswa dengan kemampuan lebih dapat
membantu siswa lain yang mempunyai kemampuan kurang.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model
pembelajaran dengan menerapkan kerjasama kelompok siswa untuk mencari
pasangan kartu soal dan jawaban dengan benar sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Siswa yang berhasil mendapatkan pasangan kartunya akan diberi poin,
sebaliknya jika tidak berhasil atau salah akan mendapatkan hukuman yang telah
disepakati oleh guru dan siswa sebelum memulai pembelajaran. Pada saat
pembelajaran berlangsung, guru memberikan atau menyampaikan informasi
tentang materi yang akan dipelajari kepada siswa sebelum permainan make a
match (mencari pasangan) dalam kelompok. Guru juga bertanggung jawab
membimbing dan memotivasi siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan siswa.
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian, dapat diperoleh aktivitas guru
dan siswa serta hasil belajar. Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa telah
sesuai dengan perencanaan. Semua siswa bersemangat dan aktif dalam
pembelajaran, hal ini terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe make a
match memiliki kelebihan siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dengan demikian materi
pelajaran mudah dipahami oleh siswa dan pada gilirannya meningkatkan hasil
belajarnya karena konsep-konsep pembelajaran telah diperoleh bersama dengan
pasangannya dalam kelompok.
Berdasarkan pengamatan pada siklus pertama, siswa masih belum terbiasa
dengan belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match,
sehingga siswa dan peneliti masih canggung dalam penerapannya. Guru belum
dapat menguasai siswa disaat mengorganisir siswa kedalam kelompok belajar
karena siswa masih sedikit bingung sehingga kelas menjadi sedikit ribut.
Hasil pengamatan siklus kedua, siswa dan guru sudah terbiasa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Hal ini terlihat siswa sangat
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, aktivitas yang
52

dilakukan oleh guru dan siswa sangat berjalan lancar, hasil aktivitas guru dan
siswa juga meningkat.
Berdasarkan proses pembelajaran siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa secara klasikal telah mencapai ketuntasan. Hal ini disebabkan guru
telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan sangat baik serta siswa
pun melakukan seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan arahan
guru.
Dari analisis hasil penelitian siklus I dan siklus II diperoleh kesimpulan
bahwa aktivitas yang dilakukan guru dan siswa terjadi peningkatan dalam proses
pembelajaran. Guru telah terbiasa menerapkan materi pelajaran dan siswa juga
aktif dalam proses pembelajaran.
Analisis data tentang ketuntasan hasil belajar diperoleh fakta bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar IPS siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata skor dasar
yaitu 58 meningkat menjadi 78,11 pada ulangan akhir siklus I dengan peningkatan
20,11 poin (34,67%). Selanjutnya pada ulangan akhir II nilai rata-rata siswa
meningkat 5,77 poin (7,38%) dari ulangan akhir siklus I menjadi 83,88. Secara
klasikal siswa telah tuntas dengan persentase 94,44%.
Berdasarkan ketercapaian ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 75%,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan hasil belajar kearah yang lebih
baik. Sehingga dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
make amatch (mencari pasangan) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SDN 181 Pekanbaru pada materi pokok perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tujuan
penelitian ini tercapai dan hipotesis penelitian dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai