A. Pelaksanaan Tindakan
1. Tahap persiapan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas memerlukan banyak persiapan
untuk hasil yang maksimal. Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan semua
instrumen penelitian yang dibutuhkan yang terdiri dari perangkat pembelajaran
dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran dalam penilitian ini
terdiri dari silabus (Lampiran A, hal 62), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
untuk empat kali pertemuan yang mana setiap pertemuan masing-masing
terdiri dari satu kali pertemuan (Lampiran B1-4, hal 65-95), kartu soal dan kartu
jawaban (Lampiran C1-4, hal 99-111).
Sedangkan instrumen pengumpulan data terdiri dari rubrik lembar
pengamatan aktivitas guru (Lampiran D, hal 112), lembar pengamatan aktivitas
guru (Lampiran E1-4, hal 115-118). Rubrik lembar pengamatan aktivitas siswa
(Lampiran F, hal 119), lembar pengamatan aktivitas siswa (Lampiran G1-4, hal
120-123).Seperangkat tes hasil belajar IPS untuk ulangan harian siklus I dan
soal ulangan harian siklus II. Perangkat tes hasil belajar IPS terdiri dari Kisi-
kisi Ulangan Harian I (Lampiran H1, hal 124-130), Soal Ulangan Harian Siklus
I (Lampiran H2, hal 131-134), Jawaban Ulangan Harian Siklus I (Lampiran H3,
hal 135), Kisi-kisi Ulangan Harian II (Lampiran I1, hal 136-142), Soal Ulangan
Harian Siklus II (Lampiran I2, hal 143-146), Jawaban Ulangan Harian Siklus II
(Lampiran I3, hal 147).
Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu melakukan diskusi
dengan wali kelas IVSDN 181 Pekanbaru mengenai prestasi siswa di kelas dan
peneliti juga meminta hasil nilai ulangan harian IPS terakhir kelas IV yang
akan dijadikan skor dasar. Skor dasar ini digunakan untuk menyusun kelompok
kooperatif pada siklus I yang terdiri dari enam kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari enam orang siswa yang memiliki kemampuan akademik heterogen.
Kelompok yang dibentuk berjumlah
32 enam kelompok, masing-masing
33
kelompok terdiri dari enam siswa berdasarkan kelas atas, kelas tengah dan
kelas bawah.Selanjutnya pada siklus II yang juga terdiri dari 6 kelompok setiap
kelompok terdiri dari 6 orang sisiwa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali
dalam satu minggu yang terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) dalam setiap
pertemuan. Kegiatan pembelajaran tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi
dan Transportasi ini dilaksanakan enam kali pertemuan dengan dua siklus. Siklus
pertama terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan dengan dua Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menyajikan materi dengan model make a
matchsatu kali pertemuan untuk Ulangan Harian I, sedangkan pelaksanaan siklus
kedua terdiri dari tiga kali pertemuan dengan dua pertemuan dengan dua Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menyajikan materi dengan model make a
match satu kali pertemuan untuk Ulangan Harian II.
Selama satu siklus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dan dilakukan refleksi
guna mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
dan merencanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan
tindakan pada siklus II.
a. Siklus Pertama
1. Pertemuan Pertama (Rabu, 28 Maret 2012)
Pelaksanaan penelitian pada siklus I pertemuan pertama yang
dilakukan sesuai dengan judul penelitian tindakan kelas ini adalah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan
pelaksanaan kegiatan sebagai berikut.
Pada pertemuan pertama dalam siklus I ini kegiatan pembelajaran
membahas tentang perkembangan teknologi komunikasi, yang mana siswa
hadir semua berjumlah 36 siswa. Proses belajar mengajar berjalan dengan
baik, walaupun belum optimal. Dengan berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1). (Lampiran B1)
34
dari enam siswa.Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibentuk guru,
lalu guru membagikan satu set kartu tentang perkembangan teknologi
transportasi kepada setiap kelompok.Selanjutnya, sebelum batas waktu
30 menit, siswa yang berhasil menemukan satu set pasangan kartunya
dengan benar akan di beri poin dan bagi siswa yang tidak berhasil
menemukan satu set pasangan kartunya akan dihukum menyanyi sambil
menari.Selanjutnya setiap siswa dalam kelompok mencari pasangan kartu
yang cocok dengan kartunya (soal/jawaban) dengan bertukar informasi
dengan teman lain dalam kelompoknya.Pada saat berdiskusi guru
berkeliling memperhatikan, membimbing dan memotivasi siswa untuk
aktif menentukan pasangan kartu (soal/jawaban) secara benar. Setelah
waktu habis untuk mengerjakan/mencari kartu soal atas jawabanya, wakil
dari tiap kelompok mengumpulkan karru soal dan kartu jawaban, untuk
guru memanggil perwakilan siswa yang telah menemukan pasangannya
ke depan kelas, dengan dibantu guru memeriksa kebenaran pasangan kartu
soal dan jawabannya. Selanjutnya guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan tindak lanjut
berupa penguatan kepada siswa untuk lebih jelas dan lebih memahami
perkembangan teknologi transportasimaka banyak-banyaklah membaca
dan bertanya kepada orang tua atau kakak dirumah, apabila masih ada
yang tidak dimengerti.
Pada kegiatan akhir (10 menit) guru memberikan soal evaluasi
untuk masing-masing siswa guna melihat perkembangan siswa dalam
memahami materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru juga
menginformasikan kepada siswa untuk belajar dirumah karna pada
pertemuan selanjutnya akan dilakukan ulangan harian II.Di akhir kegiatan
guru membacakan penghargaan kepada masing-masing kelompok.Karena
keterbatasan waktu, penghargaan diberikan diakhir kegiatan pada
pertemuan ketiga.
Pada pertemuan ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pada RPP dengan maksimal.
42
Penilaian
b. Aktivitas Siswa
Dari hasil pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, yang
dilakukan oleh observer adalah mengisi tabel berdasarkan aktivitas yang
terdapat pada lembar observasi yang telah disediakan.
46
Penilaian
Tabel 4.3
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
1 Skor Dasar 58
36 34,67% 44,62% Meningkat
2 Siklus I 78,11
49
3 Siklus II 83,88
Jumlah
Siklus Jumlah Siswa
siswa yang Persentase Kategori
Siswa yang
tidak Ketuntasan
tuntas
tuntas
Skor Dasar 10 26 27,78% TT
UH I 36 29 7 80,55% T
UH II 34 2 94,44% T
sedangkan yang tidak tuntas 7 orang.Pada ulangan harian siklus II siswa yang
tuntas meningkat sebanyak 34 orang dan yang tidak tuntas menjadi 2 orang saja.
Secara klasikal persentase kelas pada skor dasar adalah 27,78% dengan
kategori tidak tuntas. Pada UH I meningkat menjadi80,55% dengan kategori
tuntas dan pada UH II meningkat lagi menjadi 94,44% dengan kategori tuntas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dari skor dasar
ke siklus I dan siklus II.
Berdasarkan ketercapaian ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 75%,
maka dapat disimpulkan bahwa dapat perubahan hasil belajar kearah yang lebih
baik. Peningkatan ketuntasan klasikal siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match
100 94.44%
80.55%
80
60
Skor Dasar
40 34
26 29 27.78% Siklus I
20 7 10 Siklus II
2
0
Siswa Tidak Siswa Tuntas Persentase
Tuntas Ketuntasan
dilakukan oleh guru dan siswa sangat berjalan lancar, hasil aktivitas guru dan
siswa juga meningkat.
Berdasarkan proses pembelajaran siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa secara klasikal telah mencapai ketuntasan. Hal ini disebabkan guru
telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan sangat baik serta siswa
pun melakukan seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan arahan
guru.
Dari analisis hasil penelitian siklus I dan siklus II diperoleh kesimpulan
bahwa aktivitas yang dilakukan guru dan siswa terjadi peningkatan dalam proses
pembelajaran. Guru telah terbiasa menerapkan materi pelajaran dan siswa juga
aktif dalam proses pembelajaran.
Analisis data tentang ketuntasan hasil belajar diperoleh fakta bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar IPS siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata skor dasar
yaitu 58 meningkat menjadi 78,11 pada ulangan akhir siklus I dengan peningkatan
20,11 poin (34,67%). Selanjutnya pada ulangan akhir II nilai rata-rata siswa
meningkat 5,77 poin (7,38%) dari ulangan akhir siklus I menjadi 83,88. Secara
klasikal siswa telah tuntas dengan persentase 94,44%.
Berdasarkan ketercapaian ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 75%,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan hasil belajar kearah yang lebih
baik. Sehingga dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
make amatch (mencari pasangan) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SDN 181 Pekanbaru pada materi pokok perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tujuan
penelitian ini tercapai dan hipotesis penelitian dapat diterima.