Anda di halaman 1dari 25

Mengapa Doa Tak Diijabah

(KH. Abdullah Gymnastiar)

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau
hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata,
Ya Amirul Muminin, mengapa doa kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Quran,
Uduuni astajiblakum (berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-
Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan
mematikan syariatnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
3. Engkau membaca Al Quran yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
4. Engkau berkata, Samina wa aththana (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-
ayatnya.
5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari
syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
6. Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak
bersyukur kepada-Nya.
7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, Sesungguhnya syetan itu adalah
musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya
mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala (QS. Al Faathir [35] :
6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang
sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin doamu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan doa
tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar maruf
nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah doamu itu.

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki dating kepada Imam Jafar Ash Shiddiq, lalu berkata, Ada dua
ayat dalam Al Quran yang aku paham apa maksudmu?

Bagaimana dua bunyi ayat itu? Tanya Imam Jafar. Yang pertama berbunyi Uduuni astajib lakum
(Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mumin [40] : 60). Lalu aku
berdoa dan aku tidak melihat doaku diijabah, ujarnya.

Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya? tanya Imam Jafar.

Tidak, jawab orang itu.

Lalu ayat yang kedua apa? Tanya Imam Jafar lagi.

Ayat yang kedua berbunyi Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin
(Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki
yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya,
ujarnya.
Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya? tanya Imam Jafar lagi.

Tidak, jawabnya.

Lalu mengapa? Tanya imam Jafar.

Aku tidak tahu, jawabnya.

Imam Jafar kemudian menjelaskan, Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau
menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdoa kepada-Nya, maka
Allah akan mengijabah doamu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari
harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu
dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdoa kepada Allah,
maka berdoalah kepada-Nya dengan Jihad Doa. Tentu Alah akan menjawab doamu walaupun engkau
orang yang berdosa.

Apa yang dimaksud Jihad Doa? sela orang itu.

Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa
yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-
sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah
engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu.
Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu
dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak
kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau
tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan
serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah, Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun
dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang
Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa
menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu,
ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan doamu, papar Imam Jafar.
******************************************
Dengan membaca surat Yasin pada malam Jum'at saat dikepung oleh orang2 kafir termasuk Iblis
yang menyamar sebagai manusia, Nabi lolos dari kepungan mereka dan hijrah ke Madinah. Jadi
membaca surat Yasin pada malam Jum'at adalah sunnah Nabi yang penting agar kita mendapat
perlindungan Allah dari musuh2 kita.
Sebagai tambahan:
Estafet perjuangan Rasulullah SAW terus berlanjut. Para ulama pun berusaha agar dakwah yang
mereka lakukan berlangsung dengan damai. Ada hal penting: mereka juga memahami
asbabunnuzul (sebab-sebab turunnya) surat Yasin khususnya ayat ke-9 yang pernah dibaca
Rasulullah SAW dalam berbagai kesempatan saat dikepung oleh musuh hingga beliau dapat lolos,
termasuk pada malam menjelang hijrah. Oleh karena itu, para ulama terutama yang berdakwah ke
Nusantara berijtihad dengan mengadakan pembacaan surat Yasin berjama'ah tiap malam Jum'at.
Berkah pembacaan surat ini berdampak pada islamisasi yang tidak dapat dilihat oleh mata hati
nonmuslim hingga Nusantara jadi kawasan berpenduduk mayoritas muslim.
http://wakalanusantara.com//Hijrah.dari.Sistem.Ekonomi/130
Maka pada malam hari yang telah ditentukan merekapun berkumpul di depan pintu kamar
Rasulullah. Secara kasar dan tiba-tiba mereka mendobrak pintu. Namun yang mereka dapati di atas
pembaringan kamar tersebut ternyata hanya Ali bin Abu Thalib ! Karena tanpa mereka ketahui,
menjelang magrib Rasulullah telah menyelinap keluar kamar dan menuju rumah Abu Bakar ra.
Berdua mereka meninggalkan Mekah dengan mengendarai dua ekor unta terbaik yang telah
dipersiapkan sebelumnya oleh sahabat baik nabi tersebut. Beberapa riwayat menceritakan bahwa
ketika Rasulullah meninggalkan kamar, beliau menaburkan sejumlah pasir ke muka orang-orang
Quraisy yang ketika itu berjaga di depan kamar beliau sambil membaca ayat berikut :
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami
tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (QS.Yasin(36):9 ).
Tak seorangpun yang mengetahui kepergian Rasulullah kecuali Ali dan anak-anak Abu Bakar, yaitu
Abdullah, Asma dan Aisyah serta pembantu setia Abu Bakar.
http://vienmuhadi.com/2010/10/
Jefri Nofendi
setelah aku selidiki, teliti dan kaji ternyata membaca surah YASIN dimalam jum'at lah yang
merupakan SUNNAH NABI MUHAMMAD SAW dan RASULULLAH SAW sendiri yang pertama kali
melaksanakannya , sedangkan membaca SURAH AL KAHFI dimalam jum'at adalah ANJURAN
NABI namun tidak pernah dilakukan NABI MUHAMMAD SAW , apa buktinya ??? buktinya adalah
sejarah dan ASBABUN NUZUL atau turunnya wahyu tersebut
dalam sejarah kisah NABI MUHAMMAD SAW , disebutkan bahwa pada saat RASULULLAH SAW
dikepung oleh kaum KAFIR QURAISY dan diantara mereka ada IBLIS yang menyamar menjadi
manusia, peristiwa itu terjadi pada malam jum'at , RASULULLAH SAW saat itu berada didalam
rumah bersama SAHABAT SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB, maka pada malam jumat saat
peristiwa itu lalu wahyu ALLAHU pun turun berupa surah YASIN, RASULULLAH SAW berulang kali
membaca SURAH YASIN sambil terus memikirkan rahasia dan makna yang terkandung pada surah
YASIN tersebut , dan ketika RASULULLAH SAW berhenti membaca surah YASIN tersebut
RASULULLAH SAW melihat ke jendela ... SUBHANALLAHU sebuah keajaiban pun terjadi satu
pasukan KAFIR QURAISY dan juga IBLIS yang mengepung RASULULLAH SAW mendadak
TERTIDUR !!! lalu RASULULLAH SAW berkata kepada sayyidina ALI agar ia tetap berada dirumah
itu sebab ada barang-barang titipan orang, jika ALI ikut bersama RASULULLAH SAW dikhawatirkan
para KAFIR QURAISY malah merusak dan menjarah barang-barang titipan orang, ALI pun
mematuhi RASULULLAH SAW kemudian menutupi dirinya dengan selimut, kemudian
RASULULLAH SAW bergegas keluar menghampiri para pasukan KAFIR QURAISY yang tertidur
tersebut lalu mengambil segenggam pasir dan menaburkan nya kepada pasukan KAFIR QURAISY
tersebut maka yang terjadi maka semakin lelaplah para KAFIR QURAISY dan juga IBLIS dalam
tidurnya,
keesokan paginya IBLIS lah yang pertama kali bangun , IBLIS yang selama ini tidak pernah tidur
dan tidak pernah lalai menggoda manusia merasa dirinya malu dan terhina , IBLIS marah-marah
sambil mencak-mencak membangunkan para pasukan KAFIR QURAISY yang tertidur , lalu para
pasukan itu bergegas menuju rumah yang mereka kepung tersebut tapi mereka tidak mendapati
RASULULLAH SAW disana melainkan ALI , karena kesal dan marah mereka pun menghajar ALI
kemudian segera bergegas pergi menyusul dan mengejar NABI MUHAMMAD SAW yang pada
malam jum'at lolos dari pengepungan mereka
=======================================
dari kisah asbabun nuzulnya surah YASIN maka didapati :
1. surah YASIN turun pada malam jum'at
2. ketika wahyu surah YASIN turun , RASULULLAH SAW lah yang pertama sekali membaca surah
YASIN dan bahkan berulang-ulang kali membacanya
3. sebuah peristiwa ajaibpun terjadi yaitu tertidurnya satu pasukan KAFIR QURAISY dan juga IBLIS
4. IBLIS laknatullah yang tidak pernah tertidur dan tidak pernah lalai merasa marah, malu dan
terhina sebab kejadian itu
5. kisah RASULULLAH SAW yang menabur pasir pada pasukan KAFIR QURAISY yang membuat
mereka semakin tertidur lelap menjadi inspirasi dongeng terkenal yaitu "PRIA PENABUR PASIR"
jadi membaca surah YASIN dimalam jum'at adalah yang jelas mengikuti SUNNAH NABI
MUHAMMAD SAW , RASULULLAH SAW lah yang pertama kali membaca surah YASIN pada
malam jum'at
So .. jadi wajar saja IBLIS dan antek-anteknya membenci surah YASIN , sebab mereka tidak mau
tertidur dan tidak mau lalai untuk kedua kalinya dalam menggoda dan menyesatkan manusia, smile
emoticon
sungguh lucu rasanya mereka yang membid'ahkan dan menuduh membaca surah YASIN dimalam
jum'at selama ini takut mereka tertidur lagi,
************

DEMI AL-QURAN Yang Penuh Hikmah








.
Artinya:
Yaasiin, (2) Demi Al Quran yang penuh nhikmah, (3) Sesungguhnya kamu salah seorang
rasul (4) yang berada di atas jalan yang lurus (5) Yang diturunkan oleh Yang
Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (6) Agar kamu memberi peringatan kepada kaum
yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. (7)
Sesungguhnya telahj pasti berlaku perkataan (adzab) terhadap kebanyakan mereka
karena mereka tidak beriman. (8).Sesungguhnya Kami telah memasang beleunggu di leher
mereka, lalu tangan mereka diangakt ke dagu. Karena itu, mereka tertengadah. (9). Dan
Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka pun dinding. Dan Kami
tutup mereka sehingga mereka tidak dapat melihat, (10) Sama saja bagi mereka apakah
kamu memberi peringatan kepada mereka atau kamu tidak memberi peringatan kepada
mereka, mereka tidak akan beriman. (11) Sesun gguhnya kamu hanya memberi
peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka berikanlah kabar
gembiran kepadanya dengan ampunan dan pahala yang mulia. (12) Sesunggunnya Kami
menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan
dalam Kitab Induk yang nyata.Yasiin

Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul ayat ini (QS. 36 Yasiin : 1-10) Menurut Kitab Lubabun Nuqul Fii Asbabin
Nuzul karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi :
166 / 1 (- )



10 - 1 [ ] .
Diriwayatkan oleh Abu Naim di dalam Kitab Ad-Dalail yang bersumber dari Ibnu Abbas ra :
Bahwa ketika Rasulullah saw membaca Surat As-Sajdah dengan nyaring, orang-orang Qurays
merasa terganggu, dan mereka bersiap-siap untuk menyiksa Rasulullah tetapi tiba-tiba tangan
mereka terbelenggu di pundak-pundaknya dan mereka menjadi buta sama sekali. Mereka sangat
mengharapkan pertolongan Nabi saw dan berkata : Kami sangat mengharapkan bantuanmu
atas nama Allah dan atas nama keluarga. Kemudian Rasulullah saw berdoa dan mereka pun
sembuh, akan tetapi tak seorang pun diantara mereka yang beriman. Sehubungan dengan
kejadian ini, maka turunlah ayat-ayat ini (QS. 36 Yasiin : 1-10).Tetapi tidak ada yang beriman
diantara orang-orang tersebut

Uraian Tafsirnya :
Terdapat dalam al Quran, beberapa surat yang dimulai ayat ke-1 dengan huruf yang terputus-
putus Ya dan siin - , yang tentu hanya Allah saja yang mengetahui maknanya, juga hakikat
dibalik huruf-huruf tersebut. Dalam surat-surat lain seperti (kaf ha ya `ain shaad awal surat
Maryam, asy syu`ara dan al qashash tha sin mim awal surat an Naml- ha mim, `ain sin qaf,
awal surat asy Syura) (Adlwaul Bayan, Syaikh asy Syanqithi, 4 hal. 317).
Huruf terputus-putus yang tak memiliki makna secara bahasa. Sebab di ayat lain Allah
menegaskan, Dia dibawa turun oleh ar Ruh al Amin (Jibril as), ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan dengan
bahasa Arab yang jelas, QS Asy Syu`ara: 193-195). Pendapat inilah yang dipilih oleh jumhur
`ulama Salaf, dari shahabat, tabi`in, tani`ut tabi`in dan para Imam Ahlus sunnah, Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah mengatakan, Huruf-huruf hijaiyah ini disebutkan dengan tujuan untuk
memperlihatkan ketidakmampuan bangsa Arab untuk melawan al Quran ini, padahal ia tidak
datang dengan kata-kata baru di dalam kosa kata (perkataan) mereka. (Lautan Hikmah Tafsir
Yasin, oleh Syaikh Muhamamd Shalih ibnu Utsaimin, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Jakarta, hal.
15-16).
Ayat-2, Allah bersumpah terhadap al Quran yang penuh hikmah. Penuh hikmah maknanya. Al
Quran disini adalah al Quran yang kit abaca. Al Quran berasal dari kata Qaraa yang artinya
membaca, atau Qaraa yang artinya mengumpulkan, karena ia merupakan kumpulan yang
mencakup segala sesuatu. Dengan demikian al Quranm merupakan gabungan dua makna, yaitu:
Bacaan dan Kumpulan, dimana ia merupakan kitab yang dibaca (al qiroah atau tilaawah) dan
yang menghimpun (jaami`un) serta kumpulan (majmuu`un). Kata-kata yang terhimpun satu
dengan yang lainnya, firman yang mencakup segala sesuatu yang mengandung kebaikan dan
perbaikan. (Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 18).
Al Quranul Hakim juga suatu kitab yang tidak mengandung kebatilan dalam segala sisinya
(Tafsir Ibnu Katsir, Mukhtashor, oleh Syaikh Muhammad Nasib ar Rifa`ie, 3 hal. 980, GIP
Jakarta).
Makna Al Quran al Hakim . Al Hakiim disebut muhkim, karena ia sempurna bagi segala
sesuatu, Lihat QS 6: 115
{
}
(Telah sempurnalah kalimat Rabb-mu (al Quran), sebagai kalimat yang benar dan adil).
Disebut juga muhkam: juga karena Allah telah menyusunnya secara baik dan sempurna,
sehingga tidak ada yang saling bertolak belakang dan tidak pula bertentangan. Al Quran juga
disebut al haakim, karena (1) ia sarat dengan hikmah dalam penyusunannya, maka setiap ayat
akan berdampingan dengan ayat-ayat lainnya, sekalipun kita mengira bahwa antara keduanya
tidak terdapat hubungan. Ini terjadi semata karena ketidak mampuan kita atau kelengahan kita.
(2) Mengandung hikmah dalam semua hokum-hukumnya, dimana semua ketetapan hukumnya
adil, sesuai dengan fitrah dan akal sehat. (3) penuh hikmah dalam gaya bahasanya, terkadang
menggunakan nada keras, sedang, dan lembut, sesuai dengan tuntutannya dan kondisi serta
obyeknya. Secara keseluruhan maka makna al Quran al hakim adalah al Quran yang memiliki
hikmah, muhkim, muhkam dan haakim. Sehingga dapat dikatakan bahwa al Quran itu pemberi
keputusan (al haakim), memiliki hikmah (dzu hikmah), hokum (al hukm), dan mencegah
(ihkam).Demikiahlah Syaikh Utsaimin menyebutkan (hal. 20).
Ayat berikutnya: 3-4: penegasan Allah tentang kebenaran Muhammad saw sebagai salah seorang
rasul dari rasul-rasulm yang Allah utus ke muka bumi, dan dia saw adalah rasul penutup (sabda
Nabi: ana al labinah wa ana khatamun nabiyyin).Berjalan di atas jal;an yang lurus, yaitu al
Islam. Dan ini ikuatkan oleh ayat lain:
}
. {

Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan
Allah Yang kepunyaan-NYa segala apa yang ada di langit dan apa yang ad adi bumi QS Asy
Syuura: 52-53).
`Ala shirathin mustaqim, adalah jalan nabi-nabi sebelummu berupa tauhid dan petunjuk.
Penggunaan kata sumpah dll adalah untuk membantah tuduhan orang-orang kafir kepada beliau,
Engkau bukan seorang rasul seperti firman Allah ini:
} {
Rasulullah saw menempuh jalan lurus, karena ia merupakan jalan yang sangat luas yang
mencakup semua umat, dari sejak beliau diutus hingga hari kiamat kelak, yang tidak akan
menyempit. Dia juga merupakan jalan yang sangat luas yang tidak mungkin mempersempit
ruang lingkup hokum-hukum syariat. Oleh karena itu syariat yang ada di dalam al Quran dan as
sunnah sudah sempurna dan tidak memerlukan penyempurnaan lagi. Dan ia juga sangat luas,
tidak mungkin menyempit oleh segala macam parsial yang terjadi sampai hari kiamat kelak
(Syaikh Utsaimin, hal. 24).
Shirothun mustaqim, sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim al Jauziyah (Dalam kitabnya :
Tafsir al Qayyim dan Madarijus Salikin), ketika menjelaskan QS 6: 153: ia disebut lurus karena
ia sebagai jalan satu-satunya yang bisa menyampaikan kita kepada Allah. Yang dengan nya
Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitabNya, dan seseorang tak akan sampai
kepada-Nya kecuali melalui jalan lurus ini. Dan andaikan ada orang yang mencoba menempuh
jalan-jalan lain, membuka pintu-pintu dan gang-gang serta lorong-lorong, niscaya ia akan
mendapatinya kebuntuan dan dan pintu-pintunya tertutup, kecuali dari jalan lurus ini. Jalan lurus
ini mempunyai lima criteria: lurus menyampaikan pada tujuan jarak terdekat luas bisa
dilalui orang banyak (semua umat) dan memang sebagai jalan tembus menuju tujuan.
(Madarijus salikin, 1: 10).
Ayat: 5 [sebagai wahyu yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang).
}{
Al Quran itu munazzal artinya turun sedikit demi sedikit (najman bi najmin), dimana Allah
berfirman: Dan al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian
}
{

Ayat 6 12:
1. Al Quran diturunkan sebagai Hujjah bagi kaum yang bapak-bapak dan nenek moyang mereka
belum didatangi peringatan (masa fatrah dari risalah kenabian), sehingga wajar apabila mereka
lalai (Ayat: 6). Inilah keadilan Allah yang paling sempurna, dimana Dia tidak akan menyiksa
siapapun dari makhlukNya, sebelum datang kepada mereka peringatan. Perhatikan QS 17: 15.
Imam Ahmad meriwayatkan hadits tentang 4 golongan manusia yang memiliki hujjah di akhirat
kelak di hadapan Allah, yang menyebabkan kelalaian mereka itu tidak diadzab, bahkan jika
masuk neraka maka mereka akan merasakan dingin dan selamat. 4 Golongan itu : orang yang
bisu tuli (al ashom), orang dungu (al ahmaq), orang tua pikun (al harim), dan yang mati pada
masa fatrah. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa adzab Allah tidak dijatuh kan pada
orang (mukmin) yang keliru dalam perkara wajib / pokok sehingga seharusnya membuat mereka
fatal hukumj nya (bias kufur), namun karena ia bodoh (jahil) yang dimaafkan, sehingga Allah
mengampuni kesalahannya. (Ingat hadits kisah seorang mukmin bodoh dalam pokok-pokok
tertentu, dimana ia tak ada amal-amal kebaikan yang bisa dibanggakan dan bahkan penuh dengan
dosa, lalu ia meminta kepada keluarganya apabila ia mati dibakar saja, sebagian abunya di tabor
kan di muka bumi dan sebagiannya lagi dimasukkan ke lautan. Ia dengan kejahilannya, menduga
Allah tidak mampu mengembalikan jasadnya utuh kembali kemudian Allah menyiksanya.
Namun Allah mengampuni kejahilannya itu. Kaum yang nenek moyang nya belum diberi
peringatan itu adalah kaum tertentu, yaitu bangsa Arab. Dan sekali-kali mereka itu bukan bangsa
Yahudi dan Nashrani, karena nenek moyang mereka telah didatangkan peringatan (hujjah
syari`iyah, risalah kenabian). Mereka (Yahudi dasn nashrani ketika datang Rasul Muhammad
saw kepada mereka, dan mereka tetap tidak mau mengikuti dan tak mau mengimaninya, bahkan
tetap ingkar, maka ketetapan Allah (Adzab) sudah pasti akan turun kepada mereka. Inilah
maksud ayat 7.
2. Namun Allah berketetapann untuk menyiksa (mengadzab) mereka yang tetap membangkang-
ingkar setelah datangnya per8ingatan (hujjah syar`iyah, risalah kenabian), karena mereka tetap
tidak mau beriman. (ayat: 7). Tentang kepastian adzab ini diperkuat oleh ayat lain, seperti QS
Yunus: 33 (Demikianlah telah tetap hukuman Rabb-mu terhadap orang-orang fasik, karena
seungguhnya mereka tidak beriman), Al Mukmin: 6 (Dan demikianlah telah pasti berlaku
ketetapan adzab Rabbmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah
penghuni Neraka), Az Zumar: 19 (Apakah [kamu hendak mengubah nasib] orang-orang yang
telah pasti ketentuan adzab atasnya. Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada di
dalam api Neraka).
33 : { } 7 : }
{

6 :{ }
.19 :}
3. Pada leher-leher mereka, Allah memasang belenggu, lalu tangan mereka (diangkat ) ke dagu,
sampai mereka dibuat menengadah (simak ayat: 8). Imam Jalaluddin as Suyuti
menafsirkannya sebagai tangan diangkat ke dagu, terangkat kepalanya sehingga tidak dapat
menurunkannya kembali (Tafsir al jalalaian), maksudnya adalah mereka itu tidak mau tunduk
kepada keimanan dan tidak pula mau menundukkan kepala mereka kepada keimanan.
4. Di hadapan mereka Allah adakan dinding (membatasi kebenaran), dan di belakang mereka juga
ada dinding. Dinding- dinding itulah yang menutup (mata hati mereka) sehingga enggan
menerima kebenaran dan tetap dalam kesesatan dan kekafiran mereka. Dengan demikian
karena sikap mereka itu maka mereka tidak dapat meraih kebaikan dan tidak beroleh petunjuk
kepada Islam. Ikrimah meriwayatkan bahwa Abu Jahal pernah berkata, Jika aku melihat
Muhammad, aku akan melakukan begini dan begitu. Kemudian turunlah ayat, (ayat: 8 surat
Yasin ini). Ikrimah melanjutkan, Orang-orang berkata kepada Abu Jahal, Inilah Muhammad.
Lalu Abu Jahal berkata, Dimana dia ? Abu Jahal tak mampu melihatnya. Inilah riwayat Ibnu
Jariri. (Syaikh Muhamamd Nasib ar Rifa`ie dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, GIP, 3 hal.981).
5. Pada ayat berikutnya (ayat: 9) Allah menegaskan bahwa bagi mereka itu sama saja, diberi
peringatan ataukah tidak diberi, mereka tetap saja tidak akan beriman. Allah telah mengunci
mereka dalam kesesatan. Ayat ini dikupas juga pada awal surat al Baqarah. Bahwa ada dan
tidaknya peringatan yang datang dari siapapun (dari Rasul Nabi maupun rasul Tabligh) tetap saja
ingkar. Dalam hal ini Allah menjelaskan tentang fungsi Nabi Muhammad saw, bahwa dia hanya
lah sebagai penyampai peringatan, dan tentu akan bermanfaat bagi orang-orang yang
mengikutinya. Disini Muhammad saw sebagai Rasul Nabi yang membawa hujjah bagi umat
manusia, namun mereka yang mengikutinya akan selamatlah kelak di akhirat, dan yang menolak
serta membangkang maka qaulul haq (adzab) Allah akan tegak atas mereka karena hujjah telah
sampai, dan mereka menolak. Orang-orang yang mengikuti beliau saw, mereka lah yang dapat
mengambil manfaat dari peringatannya, dan mereka itu orang-orang beriman dan mengikuti al
Quran yang agung, dan yang takuta kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walau pun dia tidak
melihat-Nya. Maka berita gembira bagi mereka, berupa pahala yang mulia (besar) dan ampunan
dari dosa-dosanya
6. Pada ayat berikutnya, ayat : 10-11, Allah berfirman, Sesungguhnya Kami menghidupkan
orang-orang yang mati, pada hari kiamat, dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan,
berupa amal-ama kebaikan. Ada dua pengertian: (Pertama): Allah menuliskan amal-amal yang
mereka lakukan sendiri semasa hidupnya dan jejak langkah yang mereka tinggalkan. Sabda Nabi
saw: Barangsiapa yang menciptakan jalan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dari
rintisannya itu dan pahala orang yang mengerjakannya sepeninggalnya tanpa dikurangi
sedikitpun dari pahala mereka barangsiapa yang menciptakan jalan yang buruk dalam Islam,
maka baginya dosa dari ruintisannya itu dan dosa dari orang-orang yang mengikuti
sepeninggalkannya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka (HR Muslim dari Jabir bin
Abdullah al Bajali secara marfu`), juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Jarir ra sexara
marfu` pula. (Kedua): Yang dimaksud jejak ialah jejak langkah kaki mereka ketika menuju
kepada ketaatan atau kemaksiatan. Sehubungan dengan makna ini, terdapat sejumlah hadits.
(Begitu tutu Syaikh Muhamamd Nasib ar Rifa`ie, 3 hal. 982-983). Imam Ahmad meriwayatkan
hadits dari jalan Jabir bin Abdullah ra, dia berkata, Daerah sekitar masjid kosong. Bani Salamah
bermaksud pindah ke dekatnya. Berita itu sampai kepada Rasulullah saw. Lalu beliau saw
bersabda kepada mereka, Aku mendapat berita bahwa kamu akan pindah ke dekat masjid,
benarkah ? Mereka berkata, Benar, ya Rasulullah, kami bermaksud demikian. Rasulullah saw
kemudian bersabda:

}

{
Hai Bani Salamah, perumahanmu mencatat jejakmu. Perumahamanmu mencatat
jejakmu (HR Muslim).
Ayat 12 ditutup dengan firmanNya Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk
yang nyata. Ibnu Katsir berkata, Segala yang ada ditulis di dalam Kitab, digariskan, dan
ditetapkan di dalam Lauh Mahfuzh. Yang dimaksud dengan (al Imam al Mubiin) ialah ummul
kitab. Kitab amal merupakan tempat data kalkulasi amal kaum mukallaf, apakah ia baik
ataukah buruk. Hal ini didukung oleh ayat lain dalam QS al kahfi: 49:
{
}
(Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar melainkan ia
mencatat semuanya).
}{
(Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada rabbnya Yang Tidak tampak, mereka akan
memperoleh ampuan dan pahala yang besar), QS al Mulk: 12.

Manfaat Lain dari ayat-ayat ini:


1. Keuntungan orang yang takut kepada Allah, dimana rasa takut ini menjadi bagian dari factor
pendorong untuk mengambil manfaat dari al Quran. Semakin orang takut kepada Allah, maka ia
akan semakin memahami firman-Nya.
2. Rasa takut ini menjadin rasa takut yang sesungguhnya jika dilakukan ketika dalam keadaan
sembunyi. Adapun orang yang takut pada Allah pada saat di tengah banyak orang, terkadang rasa
takut ini mudah tercemari oleh factor riya.
3. Berita gembira yang Allah sampaikan pada ayat di atas, adalah berisfat umum, bukan bersifat
ta`yiin, menyangkut kesesuaian dengan orang perorang.. Oleh karena itu, apabila kita
menyaksikan seseorang beriman dan sangat ta`at kepada syariat-Nya, yang secara ITHLAQ
sebagai cirri masuk surga, namun kita tak boleh memastikan ia bakal masuk surga (secara
TA`YIN, secara individu). Seperti orang yang secara zhahir kita saksikan gugur di medan jihad
membela Islam, maka hokum dunia-nya kita perlakukan sebagai orang yang mati syahid, tidak
dimandikan, tidak dikafani, tidak dishalatkan dan dikubur ditempat dimana ia gugur. Tetapi
apakah ia pasti ke surga atau tidak, maka bukan wilayah kita, ini adalah hokum akhirat,
wewenang Allah semata. Wallahu a`lam.

Keutamaan Surat Yasin

1.Ibnu Katsir meyebutkan didalam tafsirnya bahwa sebagian ulama mengatakan,


Diantara kekhususan surat ini adalah tidaklah seseorang membaca surat ini dalam keadaan sulit
kecuali Allah akan memberikan kemudahan kepadanya. Dan sepertihalnya ketika surat ini
dibacakan terhadap orang yang menjelang kematiannya maka akan turun kepadanya rahmat dan
keberkahan dan untuk memberikan kemudahan keluarnya ruh dari jasadnya.

2.Imam Ahmad mengatakan bahwa telah bercerita kepada kami Abdul Mughirah,
Telah bercerita kepada kami Shafwan berkata bahwa para syeikh telah mengatakan,Apabila
dibacakansurat yasinterhadap orang yang menjelang kematian maka akan diringankan
bebannya. (Tafsir al Quranil Azhim juz VI hal 562)

3.Hadits-hadits lain tentang keutamaan surat yasin seperti sabda Rasulullah saw,
Barangsiapa yang membaca yasin maka Allah akan tuliskan pembacaannya itu sama dengan
membaca al quran sepuluh kali selain yasin. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini
gharib yaitu diriwayatkan hanya oleh satu orang saja.

Sabda Rasulullah saw,Barangsiapa yang membaca yasin pada suatu malam dengan mengharapkan
wajah Allah maka dia akan diampuni. (HR. Malik, Ibnus Sunni dan dishahihkan oleh Ibnu
Hibban) dan hadits dinyatakan lemah oleh Imam al Haitsami. WALLAH ALAM BISHAWAH

Rujukan
1. Taisirul `Aliyyil Kabir Li ikhtishor Tafsir Ibni Katsir, Syaikh Muhamamd Nasib ar Rifa`ie,
Maktabah Ma`arif Riyadl
2. Lautan Hikmah Tafsir Surat Yasin, Syaikh Muhammad b. Shalih al-Utsaimin, Pustaka Ibnu
Katsir Jakarta.
3. Aisarut tafasir Li Kalamil `Aliyyil Kabir, Syaikh Abu Bakar Jazairi.
4. Adlwaul Bayan, Syaikh Amin Asy Syanqithi.
5. Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Karimirrahman, Syaikh Abdurrahman as Sa`di.
*****

4 NABI YANG MASIH HIDUP

Nabi Khidir dan Tiga Nabi Lainnya yang Masih Hidup

1. Kisah Nabi Isa Alaihissalam


Al-Quran menerangkan dalam surat AnNisaa:157 bahwa Nabi Isa AS tidaklah dibunuh
maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk
dan rupanya diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa AS (sebagian ulama berpendapat
orang yang diserupakan adalah muridnya yang berkhianat yang bernama Yudas Iskariot) dan
karena ucapan mereka:
Sesungguhnya kami telah membunuh AlMasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
(An Nisaa : 157)
Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan
disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. AlQuran menjelaskan tentang
peristiwa penyelamatan ini. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa :158)
(Khotib)
2. Kisah Nabi Khidir Alaihissalam
Pada saat Raja Iskandar Dzul Qarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi
bumi, Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofail untuk mendampingi Raja
Iskandar Dzul Qarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja Iskandar Dzul
Qarnain berkata kepada malaikat Rofail: Wahai malaikat Rofail ceritakan kepadaku tentang
ibadah para malaikat di langit ,
malaikat Rofail berkata, Ibadah para mailaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak
mengangkat kepalanya selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala
selama-lamanya .
Kemudian raja berkata, Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam
beribadah kepada Allah .
Lalu malaikat Rofail berkata, Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air bumi,
namanya Ainul Hayat yang berarti, sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya
seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar
supaya dimatikan .
Kemudianya raja bertanya kepada malaikat Rofail, Apakah kau tahu tempat Ainun Hayat
itu?.
mailaikat Rofail menjawab, Bahwa sesungguhnya Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap
.
Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rofail tentang Ainul hayat, maka raja segera
mengumpulkan Alim Ulama pada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang Ainul
Hayat itu, tetapi mereka menjawab, Kita tidak tahu khabarnya, namun seoarng yang alim di
antara mereka menjawab, Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS,
beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap .
Di manakah tempat bumi gelap itu? tanya raja.
Seorang yang alim menjawab, Di tempat keluarnya matahari.
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya.
Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap ?.
Para sahabat menjawab, Kuda betina yang perawan.
Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang perawan-perawan, lalu raja memilih-
milih di antara tentaranya, sebanyak 6000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli
mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri.
Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka
jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat.
Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga
sampai ditepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti
gelapnya waktu malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah Raja masuk ke
tempat gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata ia kepada raja. Wahai Raja, sesungguhnya raja-
raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat yang gelap ini karena tempat yang gelap ini
berbahaya.
Lalu Raja berkata: Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak.
Kemudian ketika Raja hendak masuk, maka meraka semua membiarkannya. Kemudian Raja
berkata kepada pasukannya: Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku
bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan menunggu kalian
termasuk baik, dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri
kalian.
Kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofail: Apabila kita melewati tempat yang gelap ini,
apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ?.
Tidak bisa kelihatan,jawab malaikat Rofail, akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau
mutiara, jika merjan itu ke atas bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang
keras, dengan demikian maka kawan- kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada
kalian.
Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok
pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat
matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan
binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khidlir AS.
Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu keapda Nabi Khidlir AS, Bahwa
sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku
khususkan untuk kamu .
Setelah Nabi Khidlir menerima wahyu tersebut, kemudian beliau berkata kepada sahabat-
sahabatnya: Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian
meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian.
Kemudian beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang, maka didapatilah oleh beliau sebuah
Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan beliau
langsung melepas pakaiannya dan turun ke Ainul Hayat (sumber air kehidupan) tersebut, dan
beliau terus mandi dan minum sumber air kehidupan tersebut, maka dirasakan oleh beliau airnya
lebih manis daripada madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut, kemudian
beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain, sedangkan
raja tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Nabi
Khidlir AS, tentang melihat Ainul Hayat dan mandi.
(Menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbah), dia berkata, bahwa Nabi Khidlir
AS adalah anak dari bibi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain keliling di
dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat, maka
terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah
kaki kuda, kemudian Raja bertanya kepada Malaikat Rofail: Gemercik ini adalah suara benda
apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya,
niscaya ia akan menyesal juga.
Kemudian di antara pasukan ada yang membawanya namun sedikit, setelah mereka keluar dari
tempat yang gelap itu, ternyata bahwa benda tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan
jambrut yang berwarna hijau, maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena
mengambilnya hanya sedikit, demikianlah pula pasukan yang tidak mengambilnya, bahkan lebih
menyesal. Diriwayatkan oleh Ats-tsaLabi dari: Iman Ali Rodliayllohu anhu.
1. Cerita ini dikutib dari kitab Baidaiiz karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas
halaman 166 168. Penerbit: Usaha Keluarga s Semarang.
2. Cerita dari Kitab Nuzhatul Majalis Karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri.
Penerbit Darul Fikri Bairut Halaman 257 258.
(Salafy Tobat)
3. Kisah Nabi Idris Alaihissalam
Lalu keduanya menerusakan perjalanan sampai empat hari lamanya dan selama itu pula Nabi
Idris AS menemukan keanehan yang ada pada Malaikat itu dan Nabi Idris AS bertanya: Hai
tuan, kamu ini sebenarnya siapa?,
Malaikat itu menjawab: Saya adalah malaikat pencabut nyawa.
Nabi Idris AS bertanya: Apakah kamu akan mencabut nyawa manusia?,
Malaikat menjawab:Ya,
Nabi Idris AS bertanya: Apakah kamu juga mencabut nyawa selama dalam perjalanan bersama
saya?,
Malaikat menjawab: Ya, saya telah mencabut beberapa nyawa manusia dan sesungguhnya
nyawa manusia itu adalah bagaikan hidangan makanan, sebagai mana kamu menghadapi sesuap
makanan saja.
Nabi Idris AS berkata: Dan apakah kamu datang ini untuk mencabut nyawa saya atau sekedar
berkunjung?,
Malaikat menjawab: Saya datang hanya untuk berkunjung,
Nabi Idris AS berkata: kalau begitu saya punya hajat kepadamu,
Malaikat menjawab: Hajat apa, hai Nabi Idris?
Nabi Idris AS berkata: Saya ingin agar kamu mencabut nyawa saya, lalu memohonlah kepada
Allah untuk menghidupkan saya sehingga saya bisa beribadah kepada Allah sesudah merasakan
sakitnya mati.
Malaikat menjawab: Sungguh saya tidak bisa mencabut nyawa seseorang tanpa seijin Allah.
Lalu Allah SWT berfirman kepada Malaikat: Cabutlah nyawa Idris!.
Kemudian malaikat itu mencabut nyawa Nabi Idris AS dan matilah Nabi Idris AS lalu Malaikat
menangis sambil merendahkan diri untuk memohon kepada Allah SWT agar menghidupkan
Nabi Idris AS kembali, kemudian Allah menghidupkan Nabi Idris AS, lalu malaikat bertanya:
Hai Nabi Idris bagaimana rasanya mati itu?.
Nabi Idris AS berkata:Sungguh rasanya mati itu bagaikan binatang yang dikuliti dalam keadaan
masih hidup, sedang rasa mati itu melebihi 100X lipat rasa sakit binatang yang dikuliti dalam
keadaan masih hidup.
Malaikat menjawab:Hai Nabi Idris, padahal saya mencabut nyawamu itu dengan cara hati-hati
dan sangat halus dan ini belum pernah saya lakukan kepada siapapun.
Nabi Idris AS berkata: Saya mempunyai hajat yang lain kepadamu, yaitu ingin melihat neraka
jahannam, agar saat melihat itu saya lebih banyak beribadah kepada Allah.
Malaikat menjawab: Sungguh saya tidak bisa masuk neraka jahannam tanpa ada izin dari
Allah, lalu Allah SWT berfirman kepada Malaikat: Pergilah kamu bersama Nabi Idris ke
neraka jahannam.
Kemudian malaikat bersama Nabi Idris AS pergi ke neraka jahannam, maka Nabi Idris AS dapat
melihat segala yang dipersiapkan untuk menyiksa di neraka jahannam, lalu keduanya kembali
dari neraka jahannam. Nabi Idris AS berkata: Saya punya hajat lagi kepada kamu, agar kamu
mengajakku pergi ke syurga,dan setelah itu saya akan menjadi hamba yang lebih taat dalam
beragama.
Malaikat berkata: Saya tidak bisa masuk syurga tanpa ada ijin dari Allah.
Lalu Allah AS berfirman: Hai Malaikat pergilah kamu bersama Idris ke syurga.
Dan keduanya pergi ke syurga dan berhanti di depan pintu syurga, maka Nabi Idris AS dapat
melihat segala kenikmatan yang ada dalam syurga, melihat kerajaan yang banyak, melihat
anugerah yang banyak dan melihat pepohonan dan buah-buahan yang beraneka macam
ragamnya.
Nabi Idris berkata: Wahai Malaikat, saya telah merasakan mati, telah melihat segala macam
siksaan dalam neraka, lalu mohonlah kepada Allah, agar ia memberi izin saya masuk ke syurga,
sehingga saya dapat minum air syurga dan sakit saya menjadi hilang serta terhindar dari neraka
jahannam.
Lalu Allah Berfirman kepada malaikat: Masuklah kamu ke syurga bersama Idris,
kemudian keduanya masuk syurga dan Nabi Idris AS meletakan sandalnya di bawah salah satu
pohon di syurga, dan setelah keluar dari syurga.Nabi Idris berkata kepada Malaikat: Sungguh
sandal saya tertinggal di syurga, maka kembalikan saya ke syurga,
dan setelah Nabi Idris AS tiba di syurga, Nabi Idris AS tidak mau di ajak keluar, ia ingin tetap
tinggal dalam syurga, hingga Malaikat berteriak:Hai Nabi Idris, keluarlah,
dan Nabi Idris AS tetap tidak mau keluar, dan berkata: Karena Allah telah berfirman: Tiap-
tiap yang berjiwa akan merasakan mati(Q.Surat Aliimran ayat 185), Sedang saya telah
merasakan mati. Dan Allah Berfirman: Dan tidak seorangpun darimu, melainkan mendatangi
neraka itu. (Q.Surat Maryam ayat 71). Dan sungguh saya telah memasuki neraka jahannam,
dan Allah juga berfirman: .. dan sekali-kali mereka tidak akan di keluarkan dari padanya
(syurga). (Q.Surat AL Hijr ayat 48).
Malaikat berkata: Lantas siapa yang akan mengeluarkan mu?.
Lalu Allah berfirman kapada Malaikat: Tinggalkanlah Nabi Idris di syurga, sungguh Aku telah
menetapkannya, bahwa ia termasuk ahli syurga,
kemudian Malaikat itu meninggalkan Nabi Idris AS di syurga dan tetaplah Nabi Idris AS berada
dalam syurga untuk selama-lamanya.
(Blog Anak Indonesia Timur)
4. Kisah Nabi Ilyas Alaihissalam
Ketika sedang beristirahat datanglah Malaikat kepada Nabi Ilyas AS, Malaikat itu datang untuk
menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis.
Mengapa engkau bersedih? tanya Malaikat maut.
Tidak tahulah. Jawab Nabi Ilyas AS.
Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut ? tanya
Malaikat.
Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali karena aku menyesal tidak boleh lagi berzikir
kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berzikir memuji Allah, jawab Nabi Ilyas
AS.
Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Malaikat agar menunda pencabutan
nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berzikir sesuai dengan
permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena ingin berzikir kepada Allah
SWT. Maka berzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya.
Wallah alam bishawab
Dalam hidup kita sehari-hari, dua hal berbeda yang silih berganti adalah
adalah kesenangan dan kesusahan. Bahkan menurut beberapa orang, kalau
hidup itu indah karena perbedaan tersebut. Bayangkan kalau orang senang
terus atau susah terus, tentu bukan sesuatu yang baik. Ketika kita senang,
maka kita diharapkan ingat ketika dulu pernah susah. Dan ketika kita susah
ingatlah bahwa suatu saat akan ada kesenangan. Hal ini seperti firman Allah
SWT:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah 5-6)
Hal penting yang perlu diperhatikan bagaimana sifat dasar seorang manusia
dalam menghadapi kedua hal tersebut. Allah SWT berfirman:

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia;
dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan
niscaya dia berputus asa. (QS. Al Israa 83)
Dalam ayat ini, Allah SWT menyebutkan sifat manusia terhadap kesenangan
terlebih dahulu karena ujian terhadap kesenangan adalah lebih berat.

Dari Amr bin Auf r.a. berkata: Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin al-
Jarrah r.a. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali
dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan
kembali Abu Ubaidah itu terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun
shalat Shubuh bersama Rasulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat
mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka
kemudian bersabda, Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah
yang membawa harta banyak? Jawab mereka, Benar, ya Rasulullah. Lalu Nabi
saw bersabda, Sambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk
mencapai semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan
atas kamu, tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana
telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba-
lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan kamu
sebagaimana telah membinasakan mereka. (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada saat inipun bisa kita lihat. Seorang miskin apabila dia tidak sabar maka
yang dicuri adalah hape atau sepeda motor. Sedang orang yang menjadi
tersangka KPK telah didakwa dengan korupsi sampai miliard rupiah. Hal ini
menunjukkan orang tidak tahan dengan kesenangan dan kemewahan. Atau
hal ini tersebut dalam Al Quran tentang orang yang mendapat musibah di
lautan akan berdoa kepada Allah, tetapi lupa ketika sudah sampai darat.

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu
seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu
berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih (QS. Al Israa 67)
Secara psikologis, seorang muslim apabila ditimpa musibah maka dia akan
mendekat kepada Allah SWT dan bersabar, sedang orang yang berhasil
biasanya memiliki ego bahwa keberhasilan itu adalah karena hasil jerih
payahnya.

Kembali kepada sifat manusia jika mendapat kebahagian seperti yang tertera
pada QS. Al Israa 83. Jika mendapatkan kesenangan maka dia memiliki dua
kecenderungan yaitu berpaling dari Allah SWT dan sombong terhadap
manusia. Jika kesuksesan terjadi pada orang yang tidak beriman maka akan
memperkuat keyakinannya bahwa tidak perlu percaya kepada Allah SWT
untuk meraih kesuksesan. Mereka akan mencibirkan kaum Muslim yang rajin
sholat tapi kehidupannya masih miskin. Sedang bila keberhasilan pada orang
munafik, maka mereka berkata Buat apa sholat? Toh saya masih bisa
mendapatkan rizki dari Allah. Memang Allah SWT melimpahkan rizqi pada
setiap manusia di dunia ini tanpa pandang bulu apakah mereka beriman atau
mengingkari.
Bagi seorang muslim, keberhasilan masih membuat dia melaksanakan sholat
dan ibadah lain. Tapi ada hal lain yang mungkin tidak kalah bahayanya, yaitu
adanya perasaan sombong terhadap apa yang didapatkannya. Apa sombong
itu? Rasulullah SAW pernah bersabda:

Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia (HR.


Muslim)
Hal ini yang sering sulit untuk dihindari. Orang yang sukses terkadang sulit
untuk menerima kebenaran yang disampaikan oleh orang lain, apalagi dari
orang yang lebih muda, lebih miskin atau lebih rendah derajatnya. Penolakan
kebenaran tersebut biasa dibarengi dengan merendahkan orang lain, karena
dia menganggap dialah yang lebih tinggi, lebih berhasil dan lebih berkuasa.

Demikianlah, kita semoga kita selalu bisa menjaga hati dalam setiap keadaan.

Alangkah menakjubkannya kehidupan seorang mukmin. Sungguh seluruh


kehidupannya baik. Hal itu tidak dimiliki melainkan oleh mukmin. Jika dikaruniai
kebaikan; maka ia bersyukur, dan itu baik untuknya. Dan jika ditimpa keburukan;
maka ia bersabar, dan itu baik untuknya (HR. Muslim)
Dan memang kita harus siap dalam setiap kondisi, seperti yang disampaikan
oleh sahabat Umar bin al-Khaththab: Kalaulah sabar dan syukur itu ibarat dua
ekor unta, maka aku tidak peduli unta mana yang aku kendarai (Uddatus Shobirin
wa Dzakhiratus Syakirin hal.144).

Pemahaman terhadap Agama


Ada 3 hal penting yang sering disebut diperlukan oleh setiap seorang Mukmin yaitu
iman, ilmu dan amal. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan harus dimiliki untuk
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk dapat beramal dengan benar, maka
seseorang harus memiliki ilmu. Beramal tanpa ilmu akan menimbulkan banyak
kerusakan. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mengetahui hakikat puasa, maka dia
berpuasa hanya menahan haus dan lapar saja, tidak menahan ucapan atau perbuatan
keji yang dapat merusak ibadah puasa.

Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: Barang siapa yang beramal tanpa didasari
ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak daripada mashlahatnya (Sirah wa
manaqibu Umar bin Abdul Azis, oleh Ibnul Jauzi).

Orang yang ikhlas beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dapat
merusak amalannya dan bahkan dapat memberikan madhorot kepada orang lain.
Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa adalah orang yang sesat padahal
mereka melaksanakan sholat, puasa, dan amalan lainnya yang sangat banyak.

Rasulullah SAW bersabda, (Ada sekelompok kaum), mereka menganggap sholat


yang dilakukan oleh kamu sangat kecil bila dibandingkan sholat mereka, dan
puasanya dianggap lebih rendah dari puasa mereka. Mereka membaca Al Quran,
tetapi tidak melampaui kerongkongan mereka. (Fathul Bari 6/714).
Imam Ibnu Taimiyah berkata: Meskipun sholat, puasa dan tilawah Quran mereka
banyak, namun mereka keluar dari kelompok ahlus Sunah wal Jamaah. Mereka
adalah kaum ahi ibadah, wara dan zuhud, tetapi itu semua tidak didasari dengan
ilmu.

Maksudnya mereka beribadah dan membaca Al Quran, tetapi amalan tersebut


dilaksanakan hanya sebagai rutinitas, tanpa pemahaman terhadap apa yang dilakukan.
Mereka memahami ibadah itu suatu perintah yang harus dilaksanakan tanpa
memahami hikmah dibaliknya.

Terkadang pelaksanaan ibadah dibuat untuk rutinitas saja. Ada pelaksanaan sholat
Jumat berjamaah dengan khutbah yang berisi nasihat dari beberapa ayat Quran dan
doa yang sudah tertulis pada beberapa lembar kertas. Dan cara ini sudah dilakukan
bertahun-tahun. Tentu saja sangat disayangkan jamaah yang sholat Jumat di masjid
tersebut. Tidak ada nasehat atau taujih yang dapat dipahami dan amal yang dapat
dilaksanakan.

Terdapat cerita nyata pada suatu perumahan dimana beberapa ibu rumah tangga
terjerat hutang dengan rentenir yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang
mencekik. Ternyata para rentenir terebut adalah ibu-ibu yang terlibat aktif dalam
pengajian pekanan. Kisah ini menunjukkan bahwa kegiatan pengajian rutin yang
dilaksanakan tidak memberikan dampak positif pada aktifitas muamalah yang
dilakukan.

Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya ilmu, hafalan atau amalan,
akan tetapi dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman terhadap agama Islam secara
menyeluruh. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW pernah bersabda, Satu orang faqih itu
lebih berat bagi setan daripada seribu ahli ibadah. HR. Tirmidzi.
Sahabat Umar bin Khathab ra juga pernah berkata, Kematian seribu ahli ibadah
yang selalu sholat di waktu malam dan berpuasa di siang hari itu lebih ringan
daripada kematian orang cerdas yang mengetahui halhal yang dihalalkan dan
diharamkan oleh Allah.

Bagusnya pemahaman terhadap agama mengalahkan faktor yang lainnya. Sebagai


contoh, khalifah Umar bin Khathab ra pernah mengangkat sahabat Ibnu Abbas ra
yang pada saat itu masih berusia 15 tahun untuk menjadi anggota majelis syuro. Umar
bin Khathab ra menjulukinya sebagai pemuda tua karena ketinggian pemahamannya
pada usia yang sangat muda.

Oleh karena itu berusahalah kita mendapatkan pemahaman yang benar terhadap Islam
yaitu pemahaman yang jernih, murni, integral dan universal. Hal ini akan
menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim pernah
berkata,Benarnya kepahaman dan baiknya tujuan merupakan nikmat terbesar yang
Allah berikan kepada hamba-Nya. Tiada nikmat yang lebih utama setelah nikmat
Islam melebihi kedua nikmat tersebut. Karena nikmat itulah seseorang memahami
Islam dan komitmen pada Islam. Dengannya seorang hamba dapat terhindar dari
jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu orang yang buruk tujuannya. Juga terhindar
dari jalan orang-orang yang sesat, yaitu orang yang buruk pemahamannya, serta
akan menjadi orang-orang yang baik tujuan dan pemahamannya.

Wallahu alam.
Memberikan peringatan kepada hati

ceramah singkat Bila hati baik maka semua anggota tubuh akan dibawa
kepada kebaikan, sebaliknya bila hati ini tidak baik maka sekujur tubuh akan berbuat kerusakan,
begitulah isi hadits Nabi saw, atas dasar itulah menata hati menjadi aktifitas yang sangat vital dalam
kaitannya dengan ibadah kepada Allah swt. Adapun caranya adalah dengan sesering
mungkin memberikan peringatan kepada hati, bentuk peringatannya adalah memerintahkan hati
agar selalu berjalan di koridor agama yang benar, sesuai petunjuk Allah swt.

Pertanyaan selanjutnya kepada adalah, benarkah kita sudah sering memperingatkan kepada hati
untuk berbuat yang sebaik baiknyay secara fithrah, jawabnya jelas tidak, terbukti masih banyaknya
kemungkaran yang terjadi, dan kebaikan yang masih ingin diakui oleh orang lain, demikian ini terjadi
disebabkan terhalang oleh tabir yang merupakan bawaan sejak lahir, yakni ujian dan hiasan yang
dibuat sedemikian rupa oleh Allah untuk menguji kemampuan setiap individu sufi dalam menjaga
kefithrahan dirinya.








.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). (Ali Imran: 14)

Dijadikan indah atau sebuat saja hiasan, hiasan adalah sesuatu yang menutupi barang aslinya,
seumpama kecantikan, sesungguhnya kecantikan bukanlah dari perhiasan bedak, gincu dan lain
sebagainya, karena bedak dan gincu tidak akan bertahan lama tapi hanya untuk sesaat saja, ketika
perhiasan itu terkikis maka kecantikannya akan menjadi habis. Orang yang cerdas tentu orang yang
tidak tertipu dengan hiasan, bisa membedakan antara hiasan dan hakekat aslinya, bukan sekedar
bayangannya saja tetapi benda aslinya. Pendek kata hiasan tidak akan bisa bertahan lama.

Hiasan tersebut bersifat menipu karena menutupi hakikat yang sebenarnya, hakekat sesungguhnya
manusia adalah diciptakan dengan tabiat yang fithrah, berdasarkan hadits Nabi saw,

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan bersih (fithrah), maka kedua orang tuanya yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi

Pada dasarnya semua orang dengan fithrahnya ia menginginkan kehidupan yang selamat di dunia
dan akhirat, jangankan berbuat baik hatta orang orang yang berbuat maksiat sekalipun pasti akan
mengharapkan selamat. Seorang koruptor pun ingin selamat dari jeratan hukum, meskipun pada
saat melakukan tindak korupsi ia sadar bahwa perbuatanya adalah salah, apalagi orang orang yang
berbuat baik, tentu akan sangat berharap untuk mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat.

Keinginan selamat itu tidak lain adalah atas dasar dorongan fithrah yang diciptkan sejak lahir. Jadi
pencitaannya manusia ini sejak lahir memang sudah bercampur aduk, pada saat bertemunya ruh
dengan jasad, bercampur antararuh yang fithrah dan nafsu. Untuk mengembalikannya kepada
fithrah yang sesungguhnya maka kita harus berupaya semaksimal mungkin memberikan peringatan
kepada hati agar selalu ingat kepada Allah (dzikrullah) dalam setiap langkah. Terkait dengan
campuran penciptaan tersebut, Allah berfirman di dalam QS. Al-Insan: 2;





Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan
melihat.

Kalau kita merenungi awal penciptaan manusia berdasarkan ayat di atas, maka kita akan
menemukan penyebab tabir menuju fithrah seperti permulaan penciptaan Allah kepada manusia
adalah bercampur dengan ujian, nafsu, syahwat. Campuran inilah yang membuat tabir hati
menghalangi nur diri kepada Allah.

Oleh karena itu, silahkan kita memiliki apapun termasuk jabatan tapi semua itu adalah ujian dari
Allah, silahkan kita mempunyai, silahkan kita bernafsu untuk memperkaya diri dan lain sebagainya
atau cinta terhadap lawan jenis, tetapi jangan sekali kali penampakan lahiriyah tersebut tembus
hingga menutupi hati yang asalnya bersih (fithrah) karena semua itu adalah hanya hiasan
duniawiyah saja. Semoga manfaat dan kita bisa menjauhkan diri dari setiap yang merusak
kejernihan hati, sehingga kita kembali kepada Allah dalam keadaan suci, intinya utnuk menciptakan
kejernihan hati adalah dengan cara maksimalisasi memberikan peringatan kepada hati
Marga Batak, Asal-usul / Sejarahnya
Anda pasti tahu, orang Batak yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia terkenal dengan marganya (simbol
keluarga). Saking banyaknya marga Batak, kita yang bukan orang Batak sulit menghapalnya. Marga didapat dari
dari garis keturunan ayah, yang diturunkan kepada penerusnya.

Menurut kepercayaan, induk marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang punya dua anak yakni Guru Tatea Bulan
dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatea mempunyai istri bernama Si Boru Baso Burning dan memiliki 5 putra dan 4
putri.

Putra :

1. Si Raja Biak-Biak.
2. Tuan SaribuRaja.
3. Limbong Mulana.
4. Sagala Raja.
5. Malau Raja.

Putri :

1. Si Boru Pareme, kawin dengan Tuan SaribuRaja.


2. Si Boru Anting Sabungan, kawin dengan Tuan SorimangaRaja, putra Raja Isumbaon.
3. Si Boru Biding Laut, juga kawin dengan Tuan SorimangaRaja.
4. Si Boru Nan Tinjo, tidak kawin.

Sementara itu Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yaitu, Tuan SorimangaRaja, Si Raja Asiasi, dan
Sangkar Somalindang.

1. SaribuRaja dan Marga-marga Keturunannya

SaribuRaja adalah nama putra kedua dari Guru Tatea Bulan. Dia dan adik kandungnya perempuan yang bernama Si
Boru Pareme dilahirkan marpohas (anak kembar berlainan jenis).

Mula-mula SaribuRaja kawin dengan Nai Margiring Laut, dan melahirkan seorang putra yang bernama Raja
Iborboron (Borbor). Tetapi kemudian Si Boru Pareme menggoda abangnya SaribuRaja, sehingga antara mereka
terjadi perkawinan incest. Karena saudara-saudara yang lainnya tidak suka, maka

SaribuRaja pergi mengembara ke hutan dengan meninggalkan Si Boru Pareme dalam keadaan hamil. Ketika Si Boru
Pareme akan melahirkan, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan belantara. Di sana dia bertemu dengan
SaribuRaja yang sudah mempunyai istri seekor harimau betina.

Si Boru Pareme melahirkan seorang putra yang bernama Si Raja Lontung. Dari istrinya sang harimau, SaribuRaja
memperoleh putra yang bernama Si Raja Babiat. di kemudian hari Si Raja Babiat mempunyai banyak keturunan di
daerah Mandailing. Mereka bermarga BayoAngin.
A. Si Raja Lontung
Putra pertama dari Tuan SaribuRaja ini mempunyai 7 orang putra dan 2 orang putri, yaitu :

Putra :

1. Tuan Situmorang, keturunannya bermarga Situmorang.


2. Sinaga Raja, keturunannya bermarga Sinaga.
3. Pandiangan, keturunannya bermarga Pandiangan.
4. Toga Nainggolan, keturunannya bermarga Nainggolan.
5. Simatupang, keturunannya bermarga Simatupang.
6. Aritonang, keturunannya bermarga Aritonang.
7. Siregar, keturunannya bermarga Siregar.

Putri :

1. Si Boru AnakPandan, kawin dengan Toga Sihombing.


2. Si Boru Panggabean, kawin dengan Toga Simamora.

Dari keturunan SITUMORANG, lahir marga-marga cabang Lumban Pande, Lumban Nahor, SuhutNihuta,
SiringoRingo, Sitohang, Rumapea, Padang, Solin.
Dari keturunan SINAGA, lahir marga-marga cabang Simankorang, Simandalahi, Barutu.
Dari keturunan PANDIANGAN, lahir marga-marga cabang Samosir, Gultom, PakPahan, Sidari, Sitinjak, Harianja.
Dari keturunan NAINGGOLAN, lahir marga-marga cabang Rumahombar, Parhusip, Bautbara, Lumabn Tungkup,
Lumban Siantar, Hutabalian, Lumban Raja, Pusuk, Buaton, Nahulae.
Dari keturunan SIMATUPANG lahir marga-marga cabang Togatorop (SiTogatorop), Sianturi, Siburian.
Dari keturunan ARITONANG, lahir marga-marga cabang Ompu Sunggu, RajaGukguk. Simaremare.
Dari keturunan SIREGAR, lahir marga-marga cabang Silo, Dongaran, Silali, Siagian, Ritonga, Sormin.

Anda mungkin juga menyukai