PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri yang dilakukan oleh penulis mulai tanggal 5 September
2016 - 30 Desember 2016 bertempat di PT Bayer Indonesia Cimanggis Plant
bagian Quality Control-Packaging Material Analyst yang berada di Jl. Raya
Bogor-Jakarta Km.32 Cimanggis, Depok.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Frekuensi sinar (v) dapat dikaitkan dengan frekuensi getaran molekul. Inti-
inti atom yang berikatan oleh ikatan kovalen mengalami getaran (vibrasi) atau
osilasi, yang serupa dengan dua bola yang terikat oleh suatu pegas. Bila molekul
menyerap radiasi inframerah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalam
amplitudo getaran-getaran atom-atom yang terikat. Jadi, molekul berada dalam
keadaan vibrasi tereksitasi (excited vibrational stat) energi yang diserap ini akan
dilepaskan dalam bentuk panas bila molekul itu kembali ke keadaan dasar.
Panjang gelombang absorbsi oleh suatu jenis ikatan tertentu, bergantung pada
macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu, tipe ikatan yang berlainan
(C-H, C-C, O-H) dan sebagainya menyerap radiasi infra merah pada panjang
gelombang yang berlainan. Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalin
berbagai macam osilasi. Hal ini menyebabkan suatu ikatan tertentu dapat
menyerap energi lebih besar dari satu panjang gelombang.
4
Misalnya suatu ikatan O-H menyerap energi radiasi emisi pada kira-kira
3300 cm-1 energi pada panjang ini akan menyebabkan kenaikan vibrasi ulur
(stretch vibration) ikatan pada panjang gelombang ini kenaikan vibrasi tekukan
(bending vibration). Jenis vibrasi yang berbeda-beda ini desebut cara fundamental
vibrasi (fundamental mode of vibration).
Banyaknya energi yang diserap juga beraneka ragam dari suatu ikatan ke
ikatan yang lain. Hal ini disebabkan oleh perubahan momen ikatan pada saat
diserap. Ikatan nonpolar seperti CH dan CC menyebabkan absorbsi lemah.
Ikatan polar seperti C=O menunjukkan absorbsi yang kuat.
Keterangan :
1. Sumber radiasi
2. Monokromator
3. Sampel
4. Detektor
5. Amplifier atau penguat
6. Rekorder
5
Pada gambar diatas terlihat sumber sinar memancarkan siar infra merah
pada lebih dari satu panjang gelombang. Sinar sumber ini di pecah oleh system
cermin menjadi dua berkas sinar, yaitu berkas rujukan (reference) dan berkas
cuplikan.
Berkas berselang-seling itu difraksi oleh suatu kisi, sehingga berkas itu
terpecah menurut panjang gelombangnya. Detektor mengukur beda intensitas
antara kedua macam berkas itu pada tiap-tiap panjang gelombang dan meneruskan
informasi ini ke rekorder (perekam), akhirnya menghasilkan spektrum infra
merah.
6
2.4 Sumber Sinar Infra Merah
Pada umumnya, sumber sinar infra merah yang biasa dipakai adalah
berupa zat padat inert yang dipanaskan dengan listrik sehingga mencapai suhu
antara 1500 - 2000K. Akibat pemanasan ini akan dipancarkan sinar infra merah
yang kontinyu.
3. Kawan Ni-Cr yang dipijarkan Sumber radiasi untuk instrumen ini berbentuk
gulungan kawan Ni-Cr yang dipanaskan dan diletakkan pada tiang keramik.
Gulungan kawat tersebut dipanaskan sampai kira-kira mencapai 1000oC,
menghasilkan suatu spektrum kontinyu dari energi elektromagnetik mencakup
daerah dari 4000 2000 cm-1 bilangan gelombang. Energi yang diradiasi oleh
sumber sinar akan dibagi menjadi dua bentuk kaca sferik M1 dan M 2.
7
b. Carbon Tertachloride (CCl4) untuk daerah spektrum 4000-1330 per cm.
c. Pelarut-pelarut polar misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.
2.6.2 Cuplikan Berupa Cairan Murni
2.7 Sel infra Merah Untuk Cuplikan Yang Berupa Padatan atau Gas
Sel untuk larutan dan cairan terdiri dari dua lempeng yang terbuat dari
bahan tembus infra merah, misalnya hablur NaCl. Diantara kedua lempeng itu
ditempatkan specer, sehingga ada jarak diantara kedua lempeng itu. Biasanya,
jarak itu antara 0,1 dan 1 mm. Karena bahan pembuat sel infra merah harus
kebanyakan bersifat higroskopik, maka sel-sel infra merah harus disimpan dalam
desikator dan pengerjaannya dilakukan dalam ruangan yang udaranya kering
(gunakan alat dehumidifier).
8
2.8 Cara Menganalisis Spektrum IR
1. Apakah terdapat Gugus Karbonil? Gugus C=O terdapat pada daerah 1820-1660
cm-1 (5,6- 6,1), puncak ini biasanya yang terkuat dengan lebar medium dalam
spektrum. Serapan tersebut sangat karateristik.
2. Bila gugus C=O ada, ujilah daftar berikut bila tidak ada langsung pada nomor 3
9
3. Jika tidak terdapat gugus C=O periksa gugus-gugus fungsional berikut:
C=C memiliki serapan lemah di dekat 1650 cm-1 (6,1). Serapan medium
tinggi kuat pada daerah 1650 1450 cm-1 (6,7) sering menunjukkan adanya
cincin aromatik. Buktikanlah kemungkinan diatas dengan memperhatikan serapan
di daerah CH. Aromatik dan Vinil CH terdapat di sebelah kiri 3000 cm-1 (3,3),
sedangkan CH alifatik terjadi di sebelah kanan daerah tersebut.
CN memiliki serapan medium dan tajam di dekat 2250 cm-1 (4,5). C-C
memiliki serapan lemah tapi tajam di dekat 2150 cm-1 (4,65). Ujilah C-H
asetilenik di dekat 3300 cm-1.
6. Gugus Nitro
Dua serapan kuat pada 1600 1500 cm-1 (6,25 66,7) dan 1390 1300
cm-1 (7,2 7,7).
7. Hidrokarbon
Bila keenam serapan di atas tidak ada serapan utama untuk CH di dekat
3000 cm-1 (3,3), spektrumnya sangat sederhana hanya terdapat serapan lain-lain
di dekat 1450 cm-1 (6,9) dan 1375 cm-1 (7,27).
10
DAFTAR PUSTAKA
http://ekaandrians.blogspot.co.id/2013/07/spektrofotometri-infra-merah-ir.html
(diakses tanggal 10-15-2016)
https://wocono.wordpress.com/2013/03/03/spektrofotometri-infra-merah.html
(diakses tanggal 10-15-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_inframerah.html
(diakses tanggal 11-15-2016)
http://anekakimia.blogspot.co.id/2011/06/instrumen-ftir-dan-membaca-spektra-
ftir.html (diakses tanggal 11-15-2016)
http://fatmanurul.blogspot.co.id/2013/06/analisis-ftir.html
(diakses tanggal 11-15-2016)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Gambar 2. Standar Pembanding
LAMPIRAN 2
Gambar 3. Spektrum Lapisan Alumunium Foil
LAMPIRAN 3
Gambar 4. Spektrofotometer FTIR
LAMPIRAN 4
Gambar 5. Skema Kerja Spektrofotometer FTIR
LAMPIRAN 5
Gambar 6. Sampel Hasil Pemisahan