Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

B. Klasifikasi

C. Etiologi

D. Faktor Resiko

E. Patofisiologi

F. Manifestasi Klinis
Pada fase prakanker (tahap displasia), sering tidak ada gejala atau tanda-
tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari
vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang kemudian
berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
3. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan dan
berbau busuk.
4. Bisa terjadi hematuria karena infiltrasi kanker pada traktus urinarius
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Kelemahan pada ekstremitas bawah
7. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah,
kemungkinan terjadi infiltrasi kanker pada serabut saraf lumbosakral.
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian
bawah (rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal,
atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.

G. Komplikasi
Komplikasi dari kanker serviks dapat dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Sebagai efek samping pengobatan
a. Menopause Dini
Jika ovarium mengalami pembedahan, atau jika rusak
selama pengobatan dengan radioterapi, maka akan memicu
menopause dini. Kebanyakan wanita mengalami menopause di
awal usia lima puluhan.
Menopause terjadi ketika ovarium berhenti
memproduksi hormon, estrogen dan progesteron. Hal ini bisa
diatasi dengan memberikan obat yang merangsang produksi
estrogen dan progesteron. Perawatan ini dikenal sebagai terapi
penggantian hormon (HRT).

b. Penyempitan Vagina
Radioterapi untuk mengobati kanker serviks sering dapat
menyebabkan vagina menjadi lebih sempit. Hal ini dapat
membuat hubungan seks menyakitkan atau sulit. Ada dua
pilihan pengobatan utama jika pasien mengalami vagina
menyempit. Yang pertama adalah untuk mengoleskan krim
hormon ke vagina pasien. Ini dapat meningkatkan kelembaban
di dalam vagina pasien dan membuat hubungan seks lebih
mudah. Yang kedua adalah untuk menggunakan dilator vagina,
yang merupakan perangkat berbentuk tampon yang terbuat dari
plastik. Pasien memasukkannya ke dalam vagina dan dirancang
untuk membantu membuat vagina lebih kenyal. Pasien biasanya
dianjurkan untuk memasukkan dilator selamalima sampai 10
menit pada waktu siang hari secara teratur selama enam sampai
12 bulan.

c. Limfedema
Jika kelenjar getah bening di panggul
diangakat/dioperasi, kadang-kadang dapat mengganggu kerja
normal dari sistem limfatik. Salah satu fungsi dari sistem
limfatik adalah untuk membuang cairan yang berlebihan dari
jaringan tubuh. Kehilangan kelenjar getah bening menyebabkan
penumpukan cairan dalam jaringan. Hal ini dapat menyebabkan
bagian-bagian tubuh tertentu menjadi bengkak, biasanya pada
lengan dan kaki.

2. Akibat dari kanker serviks stadium lanjut


Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus kanker
serviks stadium lanjut, antara lain :
a. Nyeri
Jika kanker menyebar ke ujung saraf, tulang atau otot
sering dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Namun,
sejumlah obat-obatan penghilang rasa sakit yang efektif
biasanya dapat digunakan.

b. Gagal ginjal
Ginjal menghilangkan bahan limbah dari darah. Limbah
dibuang keluar dari tubuh dalam urin melalui tabung yang
disebut ureter. Dalam beberapa kasus kanker serviks stadium
lanjut, tumor kanker (pertumbuhan jaringan abnormal) dapat
menekan ureter, menghalangi aliran urin keluar dari ginjal.
Sehingga urin tertampung dalam ginjal dikenal sebagai
hidronefrosis dan dapat menyebabkan ginjal menjadi bengkak
dan rusak.

c. Bekuan darah
Kanker serviks, seperti kanker lainnya, dapat membuat
darah lebih lengket dan membuatnya lebih rentan terhadap
penyumbatan. Istirahat di tempat tidur setelah operasi dan
kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko mengalami
penggumpalan darah sehingga menyumbat aliran darah.
Biasanya terjadi pada ektermitas bawah.

d. Pendarahan
Jika kanker menyebar ke usus vagina atau kandung
kemih, dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan,
mengakibatkan pendarahan. Perdarahan dapat terjadi pada
vagina, rektum (bagian belakang), atau mungkin mengeluarkan
darah ketika buang air kecil.

e. Fistula
Fistula merupakan komplikasi yang jarang terjadi namun
menyedihkan yang terjadi di sekitar 1 dalam 50 kasus kanker
serviks stadium lanjut. Fistula adalah saluran abnormal yang
berkembang antara dua bagian tubuh. Dalam kebanyakan kasus
yang melibatkan kanker serviks, fistula berkembang antara
kandung kemih dan vagina. Dan kadang-kadang fistula
berkembang antara vagina dan dubur.

f. Keputihan
Komplikasi lain jarang tapi menyedihkan dari kanker
serviks stadium lanjut adalah cairan berbau tidak menyenangkan
dari vagina.

H. Pemeriksaan Penunjang

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap kanker serviks, antara lain:
1. Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan
serviks paling luar), seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan
bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP (loop electrosurgical
excision procedure) atau konisasi. Dengan pengobatan tersebut,
penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali
kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear
setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan
untuk menjalani histerektomi. Pembedahan merupakan salah satu terapi
yang bersifat kuratif maupun paliatif. Kuratif adalah tindakan yang
langsung menghilangkan penyebabnya sehingga manifestasi klinik
yang ditimbulkan dapat dihilangkan. Sedangkan tindakan paliatif
adalah tindakan yang berarti memperbaiki keadaan penderita.
Histerektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang bertujuan untuk
mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun salah satunya (subtotal).
Biasanya dilakukan pada stadium klinik IA sampai IIA (klasifikasi
FIGO). Umur pasien sebaiknya sebelum menopause, atau bila keadaan
umum baik, dapat juga pada pasien yang berumur kurang dari 65 tahun.
Pasien juga harus bebas dari penyakit umum (resiko tinggi) seperti
penyakit jantung, ginjal dan hepar.

2. Terapi Penyinaran (Radioterapi)


Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks
serta mematikan parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker
serviks stadium II B, III, IV sebaiknya diobati dengan radiasi. Metoda
radioterapi disesuaikan dengan tujuannya yaitu tujuan pengobatan
kuratif atau paliatif. Pengobatan kuratif ialah mematikan sel kanker
serta sel yang telah menjalar ke sekitarnya atau bermetastasis ke
kelenjar getah bening panggul, dengan tetap mempertahankan sebanyak
mungkin kebutuhan jaringan sehat di sekitar seperti rektum, vesika
urinaria, usus halus, ureter. Radioterapi dengan dosis kuratif hanya akan
diberikan pada stadium I sampai III B. Apabila sel kanker sudah keluar
ke rongga panggul, maka radioterapi hanya bersifat paliatif yang
diberikan secara selektif pada stadium IV A. Terapi penyinaran efektif
untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah
panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk
merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada dua
jenis radioterapi yaitu radiasi eksternal yaitu sinar berasal dari sebuah
mesin besar dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit,
penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6
minggu. Keduannya adalah melalui radiasi internal yaitu zat radioaktif
terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks.
Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat
di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2
minggu. Efek samping dari terapi penyinaran adalah iritasi rektum dan
vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum dan ovarium berhenti
berfungsi.

3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan pemberian
obat melalui infus, tablet, atau intramuskuler. Obat kemoterapi
digunakan utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat
perkembangannya. Tujuan pengobatan kemoterapi tegantung pada jenis
kanker dan fasenya saat didiag nosis. Beberapa kanker mempunyai
penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat sembuh dengan
pengobatan kemoterapi. Dalam hal lain, pengobatan mungkin hanya
diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan
adjuvant. Dalam beberapa kasus, kemoterapi diberikan untuk
mengontrol penyakit dalam periode waktu yang lama walaupun tidak
mungkin sembuh. Jika kanker menyebar luas dan dalam fase akhir,
kemoterapi digunakan sebagai paliatif untuk memberikan kualitas
hidup yang lebih baik. Kemoterapi secara kombinasi telah digunakan
untuk penyakit metastase karena terapi dengan agen-agen dosis tunggal
belum memberikan keuntungan yang memuaskan. Contoh obat yang
digunakan pada kasus kanker serviks antara lain CAP (Cyclophopamide
Adrem ycin Platamin), PVB (Platamin Veble Bleomycin) dan lain-lain.

J. Pencegahan
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan skrining pada
seluruh wanita terutama yang memiliki faktor risiko. Pap smear adalah salah
satu cara yang efektif untuk mendeteksi dini kanker serviks dan penanganan
lebih awal serta adekuat. Metode lainnya adalah inspeksi visual dengan asam
asetat (VIA) atau dengan Lugols Iodine (VILI) serta HPV-hybrid capture. Tes
tersebut mudah dilakukan dan memiliki hasil yang efektif. Skrining dilakukan 3
tahun setelah aktif secara seksual dan diulangi setiap tahunnya

Anda mungkin juga menyukai