BKPM Manaj Morbid Mort Terbaru
BKPM Manaj Morbid Mort Terbaru
Disusun Oleh :
Tim Dosen Manajemen Data Morbiditas dan Mortalitas
Puji syukur pada Allah swt, atas tersusunnya Buku Kerja Praktek (BKPM)
Mata Kuliah Manajemen Data Morbiditas dan Mortalitas. Semoga BKPM ini
dapat membantu mahasiswa rekam medis terhadap penguasaan teori sehingga
dapat mahasiswa memahami sumber data morbiditas dan mortalitas serta mampu
melakukan pengumpulan, pengelolaan dan analisis data morbiditas/ mortalitas
yang berguna untuk pengambilan keputusan serta menilai mutu pelayanan.
Hal ini sangat penting bagi Perekam Medis sebagai pengelola data medis
pada fasilitas pelayanan kesehatan dan membantu pemegang kebijakan dalam
pengambilan keputusan.
Sebelum menggunakan BKPM ini, mahasiswa diharapkan memperhatikan
instruksi dosen/ teknisi dan membeca petunjuk dengan seksama. Semoga tujuan
praktikum dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
BKPM................................................................................................................................1
PRAKATA.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
Ukuran Mortalitas............................................................................................................18
Sensus Harian..................................................................................................................25
Penyajian Data.................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................49
3
Acara : 1
Pokok Bahasan : Ukuran Frekuensi Penyakit
Acara Praktikum : Menghitung Rate, Ratio, Proporsi, Prevalens,
dan Incidens
Alokasi Waktu : 2 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI
B. Dasar Teori
1. Rate
Rate merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan dengan dua
bentuk pecahan yang terdahulu.
Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas
bila terjadi perubahan pada kuantitas lain.
Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah
kuantitas waktu.
Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan
proporsi.
Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu
rate.
kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat,
maka yang diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut.
kecepatan (speed) diukur dengan membagi jarak tempuh mobil tersebut
dengan waktu yang digunakan untuk mencapainya.
Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1
jam. Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.
Ciri Rate
4
Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai
tak terhingga.
2. Ratio
Ratio adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari
penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan proporsi. Ratio
menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu
dengan yang lain.
Jenis Rasio
Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:
Jumlah dokter per 100.000 penduduk
Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.
Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan
penyebutnya mempunyai satuan yang sama, misalnya: Ratio antara satu
proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara satu rate dengan rate yang
lain, contohnya Relative Risk dan Odds Ratio.
3. Proporsi
Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian
dari penyebutnya. Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu
dengan mengalikan pecahan ini dengan 100%.
Contoh: Pada populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya
menderita penyakit malaria.
Proporsi penderita malaria = ?
......
Pr oporsi 100 0 0 .....%
......
5. Insidens
Insidens terdiri dari
a. Cumulative insidence/ Incidence Risk yaitu mengukur risiko untuk
sakit
Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama
periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh
karena penyebab lain.
Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit
yang pertama pada orang sehat tersebut.
Misalnya: Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan
penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita
penyakit jantung.
CI
kasus baru
populasi pada6permulaan periode
Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan
ini adalah individu yang tidak sakit pada permulaan periode
pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang.
Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at
risk atau populasi yang berisiko.
Ciri dari cumulative insidens
1) Berbentuk proporsi
2) Tidak memilik satuan
3) Besarnya berkisar antara 0 dan 1
b. Insidens rate (insidence density) yaitu mengukur kecepatan untuk
sakit.
Insidens rate menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu.
D. Prosedur Kerja
1. Menghitung nilai Rate
2. Menghitung nilai Ratio
3. Menghitung nilai Proporsi
4. Menghitung Prevalens
5. Menghitung Incidens
E. Lembar Kerja
1. Antara tahun 1971 1975, dalam Survei Nutrisi dan Kesehatan
Nasional (NHANES), 7381 orang dengan usia 40-77 terlibat dalam
studi jangka panjang (dengan pengamatan). Pada saat rekruitmen,
setiap partisipan diklasifikasikan menjadi pengidap diabetes dan
bukan pengidap diabetes. Selama 1982-1984, dilakukan pencatatan
terhadap status kematian dan direkam sebagai meninggal atau hidup.
Hasilnya diringkas dalam tabel dibawah:
8
2. Kota Jember mempunyai jumlah penduduk 500,000 orang dan
jumlah klinik yang ada sekitar 300. Hitung ratio jumlah klinik
terhadap jumlah penduduk di Kota Jember!
9
4. Pilih salah satu jawaban : Ratio, Rate, Proporsi
5. Dalam suatu studi diabete, 100 dari 189 orang lelaki meninggal selam
13 tahun pengamatan. Hitung incidence proportion (risk) nya?
10
6. Dalam suatu kejadian KLB gastroenteritis pada peserta piknik, dari
99 orang yang makan salad kentang 30 diantaranya mengalami
gastroenteritis. Hitung risiko menjadi sakit pada orang yang makan
salad kentang!
11
9. One thousand men who were working in factory A were screened for
HIV on 1 January 2002 and 50 of them were found to be positive for
HIV antibodies. The screening was repeated in the same 1000 men on
1 January 2003 and this time 62 men were positive, including the 50
men who were positive on the first screening (no one had died or was
lost to follow-up).
What is the prevalence of HIV in men working in factory A on 1
January 2002, and on 1 January 2003?
10. One thousand men from factory B were screened for HIV on 1 January
2002 and 50 men were found to be HIV-positive. All the men were tested
for HIV once a month until 31 December 2002. Twelve men became HIV-
positive during these 12 months. Figure.1 shows when these 12 men
became HIV-positive. Tests were always carried out at the end of the
month. The remaining 938 men were still HIV-negative by 31 December
2002. No one died or was lost to follow-up during this period.
12
b. What is the incidence rate of HIV infection in men working in
factory B?
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.
13
Acara : 2
Pokok Bahasan : Sumber Data Morbiditas dan Mortalitas
Acara Praktikum : Mengidentifikasi Sumber Data Morbiditas dan
Mortalitas
Alokasi Waktu : 2 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI
B. Dasar Teori
1. Morbiditas
Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu
populasi. Mortalitas Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat
dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit.
2. Mortalitas
(Setyawan, 2008)
D. Prosedur Kerja
1. Mengidentifikasi sumber data morbiditas pada sarana pelayanan kesehatan
2. Mengidentifikasi sumber data mortalitas pada sarana pelayanan kesehatan
E. Lembar Kerja
1. Sumber data morbiditas pada sarana pelayanan kesehatan
15
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.
16
Acara : 3
Pokok Bahasan : Ukuran Mortalitas
B. Dasar Teori
1. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertengahan waktu yang bersangkutan.
17
d. Penyakit infeksi, terutama ISPA
e. Pertolongan persalinan
18
6. Postneonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca Neonatal)
Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di
Negara belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal
pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan
penyakit infeksi.
19
a. Mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
b. Membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c. Menghitung rata-rata angka harapan hidup.
20
10. Cause Specific Mortality Rate
Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu
jangka waktu tertentu (1 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut.
(Setyawan, 2008)
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector
D. Prosedur Kerja
Menghitung nilai mortalitas
E. Lembar Kerja
Apabila jumlah kematian di Indonesia tahun 1960 adalah 1.702.000 dan
jumlah penduduk di Indonesia tanggal 1 Juli 1960 adalah 180.676.000,
maka hitung nilai CDR!
21
Diketahui kematian bayi di Indonesia tahun 1996 110.873 sedangkan
jumlah bayi yang terdaftar di Indonesia tahun 1996 sejumlah 4.257.850,
maka tentukan nilai Infant Mortality Rate?
22
Apabila jumlah bayi neonatus yang mati di Indonesia tahun 1990 adalah
21.260 sedangkan jumlah bayi yang tercatat lahir di Indonesia tahun 1990
1.821.841, maka berapakah nilai Neunatus Death Rate?
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.
Acara : 4
Pokok Bahasan : Sensus Harian
Acara Praktikum : Identifikasi Sensus Harian Rawat Jalan dan
Sensus Harian Rawat Inap
Alokasi Waktu : 1 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI
23
B. Dasar Teori
1. Manfaat Sensus Harian
Menurut (Huffman, 1992) sensus harian dilakukan untuk mengetahui
jumlah layanan yang diberikan kepada pasien selama 24 jam.
Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan laporan di RS
yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 sampai dengan 24.00 setiap
harinya.
2. Sensus Harian Rawat Jalan
Pengumpulan lembar sensus ke unit rekam medik dilakukan setiap kali
setelah selesai pelayanan. Sensus harian rawat jalan merupakan
merupakan perhitunganjumlah kunjungan pasien yang mendapatkan
pelayanan rawat jalan di setiap klinik.
3. Sensus Harian Rawat Inap
Pengumpulan sensus pada pagi harinya, hal ini karena akhir pelayanan
pada rawat inap adalah jam 24.00 sehingga sensus baru bisa dikumpulkan
ke unit rekam medik pada pagi harinya.
Sensus pasien rawat inap merupakan jumlah pasien rawat inap disuatu
fasilitas pelayanan kesehatan pada waktu tertentu.
D. Prosedur Kerja
24
1. Mengidentifikasi Sensus Harian Rawat Jalan
2. Mengisi Sensus Harian Rawat Jalan
3. Mengidentifikasi Sensus Harian Rawat Inap
4. Mengisi Sensus Harian Rawat Inap
5. Menghitung Hari Perawatan
(Budi, 2011)
E. Lembar Kerja
1. Identifikasi Sensus Harian Rawat Jalan
25
26
3. Identifikasi Sensus Harian Rawat Inap
27
5. Menghitung Hari Perawatan
F. Evaluasi
28
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.
Acara : 5
Pokok Bahasan : Pelaporan Rumah Sakit
Acara Praktikum : Identifikasi dan Membuat Laporan Internal
dan Eksternal Rumah Sakit
Alokasi Waktu : 3 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI
29
JENIS DATA NAMA KODE PERIODE JADUAL KETERANGAN
FORMULIR PELAPORAN PELAPORAN
DATA STATUS RL 2c BULANAN Tgl 15 bulan Hanya untuk Dinkes
IMUNISASI berikut Prop Kab/ Kota
DATA RL 2b1 BULANAN Tgl 15 bulan Hanya untuk Dinkes
KEADAAN berikut Prop Kab/ Kota
MORBIDITAS
PASIEN
RAWAT JALAN
SURVALANS
TERPADU RS
DATA RL 2.1 TRIWULAN Tgl 25 bulan Hanya untuk Dinkes
INDIVIDUAL RL 2.2 (sampling 10 sampling Prop Kab/ Kota
MORBIDITAS RL 2.3 hari)
PASIEN
RAWAT INAP
Pasien umum
Pasien obstetric
Bayi Baru lahir/
lahir mati
30
Terdiri dari:
a. Tingkat pemanfaatan sarana pelayanan
b. Mutu pelayanan
c. Tingkat efisiensi pelayanan
(Budi, 2011)
D. Prosedur Kerja
1. Mengidentifikasi laporan internal rumah sakit
2. Membuat laporan internal RS
3. Mengidentifikasi laporan eksternal rumah sakit
4. Mengisi lembar RL 2a, RL 2c, RL 2b1 dan RL 5
E. Lembar Kerja
1. Identifikasi Laporan internal rumah sakit
31
2. Membuat Laporan Internal RS
32
3. Identifikasi Laporan Eksternal RS
33
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi
34
Acara : 6
Pokok Bahasan : Analisis Trend Morbiditas dan Mortalitas
Acara Praktikum : Trend Morbiditas dan mortalitas berdasarkan
data Lima Tahunan
Alokasi Waktu : 3 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI
B. Dasar Teori
1. Analisis Trend
Analisis Trend meruapakan suatu metode analisis yang ditunjukkan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan untuk masa yang akan datang.
Peramalan yang baik, diperlukan data dalam jumlah banyak, pada waktu
yang relative panjang. Sehingga hasil analisis tersebut dapat diketahui
sampai seberapa besar fluktuasi yang terjadi dari factor-fakor yang
mempengaruhi perubahan. Dalam analisis team series yang paling
menentukan adalah kualitas atau keakuratan data pada saat pengumpulan
(Kristanto, 2011).
2. Trend Morbiditas di Rumah Sakit
Rekapitulasi laporan lima tahunan di rumah sakit dapat disusun dalam
bentuk grafik data team series, misalnya data 10 besar diagnosis
terbanyak, sehingga menghasilkan Trend Morbiditas.
3. Trend Mortalitas di Rumah Sakit
Selain itu, rekapitulasi laporan lima tahunan rumah sakit juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuat trend mortalitas. Sehingga dalam
lima tahun dapat diketahui penyebab kematian terbesar di rumah sakit.
Tindak lanjut dari pembuatan trend mortalitas dan mortalitas adalah analisis
secara mendalam terhadap diagnosa terbesar dalam lima tahun terakhir bagi
kesehatan masyarakat adalah untuk diketahui faktor risikonya sehingga dapat
35
disusun upaya pencegahannya. Seperti yang telah dilakukan diamerika
terhadap trend penyakit asma (Association, 2012).
Sedangkan bagi rumah sakit, analisis trend morbiditas bermanfaat untuk
estimasi terhadap kebutuhan pelayanan di masa yangakan datang.
D. Prosedur Kerja
1. Membuat data team series morbiditas 5 tahunan
2. Mementukan diagnosis terbesar selama 5 tahun terakhir
3. Menentukan faktor risiko terhadap diagnosis terbesar
4. Membuat data team series mortalitas 5 tahunan
5. Mementukan kematian terbesar selama 5 tahun terakhir
6. Menentukan penyebab kematian terbesar
E. Lembar Kerja
1. Data team series morbiditas 5 tahunan
36
2. Diagnosis terbesar selama 5 tahun terakhir
37
4. Membuat data team series mortalitas 5 tahunan
38
5. Mementukan kematian terbesar selama 5 tahun terakhir
39
6. Menentukan penyebab kematian terbesar
G. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi
40
Acara : 7
Pokok Bahasan : Penyajian Data
Acara Praktikum : Menyajikan data dalam Tekstural dan Grafik
Alokasi Waktu : 3 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI
41
frekuensi kejadian/penyakit. Tiap sumbu harus diberi keterangan yng
menjelaskan tentang sumbu tersebut.
Jenis Grafik:
a.Histogram
b. Poligon Frekuensi
c.Grafik lingkaran
d. Grafik tebar
e.Box Plot
(Trihandini, 2012)
D. Prosedur Kerja
1. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk tekstural
2. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk Tabel
3. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk Grafik
E. Lembar Kerja
1. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk
tekstural
42
2. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk
Tabel
43
Grafik
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi
44
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. (2011). JUKNIS SIRS 2011. Jakarta.
45