Anda di halaman 1dari 45

BKPM

(BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA)

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS DAN MORTALITAS


(Semester VII)

Disusun Oleh :
Tim Dosen Manajemen Data Morbiditas dan Mortalitas

PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


TAHUN 2016
1
PRAKATA

Puji syukur pada Allah swt, atas tersusunnya Buku Kerja Praktek (BKPM)
Mata Kuliah Manajemen Data Morbiditas dan Mortalitas. Semoga BKPM ini
dapat membantu mahasiswa rekam medis terhadap penguasaan teori sehingga
dapat mahasiswa memahami sumber data morbiditas dan mortalitas serta mampu
melakukan pengumpulan, pengelolaan dan analisis data morbiditas/ mortalitas
yang berguna untuk pengambilan keputusan serta menilai mutu pelayanan.
Hal ini sangat penting bagi Perekam Medis sebagai pengelola data medis
pada fasilitas pelayanan kesehatan dan membantu pemegang kebijakan dalam
pengambilan keputusan.
Sebelum menggunakan BKPM ini, mahasiswa diharapkan memperhatikan
instruksi dosen/ teknisi dan membeca petunjuk dengan seksama. Semoga tujuan
praktikum dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua.

Tim Dosen Manajemen Data Morbiditas dan Mortalitas

2
DAFTAR ISI

BKPM................................................................................................................................1

PRAKATA.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

Ukuran Frekuensi Penyakit................................................................................................5

Sumber Data Morbiditas dan Mortalitas..........................................................................15

Ukuran Mortalitas............................................................................................................18

Sensus Harian..................................................................................................................25

Pelaporan Rumah Sakit....................................................................................................32

Analisis Trend Morbiditas dan Mortalitas........................................................................38

Penyajian Data.................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................49

3
Acara : 1
Pokok Bahasan : Ukuran Frekuensi Penyakit
Acara Praktikum : Menghitung Rate, Ratio, Proporsi, Prevalens,
dan Incidens
Alokasi Waktu : 2 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menghitung Rate,
Ratio, Proporsi, Prevalens, dan Incidens.

B. Dasar Teori
1. Rate
Rate merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan dengan dua
bentuk pecahan yang terdahulu.
Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas
bila terjadi perubahan pada kuantitas lain.
Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah
kuantitas waktu.
Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan
proporsi.
Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu
rate.
kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat,
maka yang diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut.
kecepatan (speed) diukur dengan membagi jarak tempuh mobil tersebut
dengan waktu yang digunakan untuk mencapainya.
Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1
jam. Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.
Ciri Rate

4
Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai
tak terhingga.
2. Ratio
Ratio adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari
penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan proporsi. Ratio
menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu
dengan yang lain.
Jenis Rasio
Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:
Jumlah dokter per 100.000 penduduk
Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.
Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan
penyebutnya mempunyai satuan yang sama, misalnya: Ratio antara satu
proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara satu rate dengan rate yang
lain, contohnya Relative Risk dan Odds Ratio.
3. Proporsi
Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian
dari penyebutnya. Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu
dengan mengalikan pecahan ini dengan 100%.
Contoh: Pada populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya
menderita penyakit malaria.
Proporsi penderita malaria = ?

......
Pr oporsi 100 0 0 .....%
......

Ciri dari Proporsi


a. Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan
penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan.
b. Nilainya antara 0 dan 1.
4. Prevalens
5
Prevalens adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu
saat tertentu.

Jumlah individu yang sedang sakit


pada satu saat tertentu
Pr evalens
Jumlah individu dalam populasi tersebut
pada saat tertentu itu
Prevalens terdiri dari:
a. Point Prevalence
Point Prevalens, yaitu probabilitas dari individu dalam populasi berada
dalam keadaan sakit pada satu waktu tertentu
b. Period Prevalence
Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode
tertentu.
Kegunaan Prevalens:
a. Menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu
b. Merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan

5. Insidens
Insidens terdiri dari
a. Cumulative insidence/ Incidence Risk yaitu mengukur risiko untuk
sakit
Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama
periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh
karena penyebab lain.
Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit
yang pertama pada orang sehat tersebut.
Misalnya: Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan
penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita
penyakit jantung.

CI
kasus baru
populasi pada6permulaan periode
Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan
ini adalah individu yang tidak sakit pada permulaan periode
pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang.
Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at
risk atau populasi yang berisiko.
Ciri dari cumulative insidens
1) Berbentuk proporsi
2) Tidak memilik satuan
3) Besarnya berkisar antara 0 dan 1
b. Insidens rate (insidence density) yaitu mengukur kecepatan untuk
sakit.
Insidens rate menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu.

Jumlah kasus insidens terjadi dalam periode waktu


Insidence Density
Jumlah orang waktu

Insidens density mengukur:


Jumlah orang yang berpindah status dari tidak sakit ke status sakit
selama periode waktu tertentu merupakan hasil paduan antara tiga
faktor, yaitu
1) Ukuran besarnya populasi
2) Lama periode pengamatan
3) Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
Oleh karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah
ditentukan oleh pengamat/peneliti, maka yang diukur dengan insidens
density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit (Force of Morbidity).
(Mahkota, 2012)

C. Alat dan Bahan


7
Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector

D. Prosedur Kerja
1. Menghitung nilai Rate
2. Menghitung nilai Ratio
3. Menghitung nilai Proporsi
4. Menghitung Prevalens
5. Menghitung Incidens

E. Lembar Kerja
1. Antara tahun 1971 1975, dalam Survei Nutrisi dan Kesehatan
Nasional (NHANES), 7381 orang dengan usia 40-77 terlibat dalam
studi jangka panjang (dengan pengamatan). Pada saat rekruitmen,
setiap partisipan diklasifikasikan menjadi pengidap diabetes dan
bukan pengidap diabetes. Selama 1982-1984, dilakukan pencatatan
terhadap status kematian dan direkam sebagai meninggal atau hidup.
Hasilnya diringkas dalam tabel dibawah:

a. Hitung ratio lelaki yang mengidap diabetes terhadap lelaki


yang tidak mengidap diabetes pada saat enrollment

b. Hitung ratio kematian wanita yang mengidap diabetes


terhadap kematian wanita yang tidak mengidap diabetes

8
2. Kota Jember mempunyai jumlah penduduk 500,000 orang dan
jumlah klinik yang ada sekitar 300. Hitung ratio jumlah klinik
terhadap jumlah penduduk di Kota Jember!

3. Dengan menggunakan data pada nomor 1. Hitunglah


a. Proporsi lelaki yang mengidap diabetes pada studi tersebut?

b. Proporsi kematian lelaki dalam studi tersebut?

c. Berapakah proporsi subyek penelitian diatas yang berjenis


kelamin lelaki?

9
4. Pilih salah satu jawaban : Ratio, Rate, Proporsi

5. Dalam suatu studi diabete, 100 dari 189 orang lelaki meninggal selam
13 tahun pengamatan. Hitung incidence proportion (risk) nya?

10
6. Dalam suatu kejadian KLB gastroenteritis pada peserta piknik, dari
99 orang yang makan salad kentang 30 diantaranya mengalami
gastroenteritis. Hitung risiko menjadi sakit pada orang yang makan
salad kentang!

7. Jika kita ingin menghitung insidensi kanker payudara pada


perempuan di Kabupaten X tahun 2009, apa yang akan kita jadikan
numerator dan denominatornya?. Dan diasumsikan kita memulai
pengamatan pada 1 Januari 2009.

8. Dalam suatu survey yang melibatkan 1150 wanita yang melahirkan di


Maine, 2000, 468 dilaporkan mengkonsumsi multivitamin paling
tidak 4 kali seminggu selama sebulan sebelum melahirkan. Hitung
prevalensi penggunaan multivitamin pada grup ini.

11
9. One thousand men who were working in factory A were screened for
HIV on 1 January 2002 and 50 of them were found to be positive for
HIV antibodies. The screening was repeated in the same 1000 men on
1 January 2003 and this time 62 men were positive, including the 50
men who were positive on the first screening (no one had died or was
lost to follow-up).
What is the prevalence of HIV in men working in factory A on 1
January 2002, and on 1 January 2003?

10. One thousand men from factory B were screened for HIV on 1 January
2002 and 50 men were found to be HIV-positive. All the men were tested
for HIV once a month until 31 December 2002. Twelve men became HIV-
positive during these 12 months. Figure.1 shows when these 12 men
became HIV-positive. Tests were always carried out at the end of the
month. The remaining 938 men were still HIV-negative by 31 December
2002. No one died or was lost to follow-up during this period.

a. What is the total number of person-months at risk of HIV


infection observed in this study?

12
b. What is the incidence rate of HIV infection in men working in
factory B?

F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

13
Acara : 2
Pokok Bahasan : Sumber Data Morbiditas dan Mortalitas
Acara Praktikum : Mengidentifikasi Sumber Data Morbiditas dan
Mortalitas
Alokasi Waktu : 2 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi data
morbiditas dan mortalitas.

B. Dasar Teori
1. Morbiditas
Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu
populasi. Mortalitas Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat
dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit.
2. Mortalitas

Merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian.


Dikalangan masyarakat kita. Ada 3 hal umum yang menyebabkan
kematian, yaitu :
a. Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b. Status penyakit,
c. Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri,
Kecelakaan, Pembunuhan, Bencana Alam, dsb)

(Setyawan, 2008)

C. Mortalitas Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
14
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector

D. Prosedur Kerja
1. Mengidentifikasi sumber data morbiditas pada sarana pelayanan kesehatan
2. Mengidentifikasi sumber data mortalitas pada sarana pelayanan kesehatan

E. Lembar Kerja
1. Sumber data morbiditas pada sarana pelayanan kesehatan

2. Sumber data mortalitas pada sarana pelayanan kesehatan

15
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

16
Acara : 3
Pokok Bahasan : Ukuran Mortalitas

Acara Praktikum : Menghitung Nilai Mortalitas

Alokasi Waktu : 2 x 240 Menit


Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menghitung nilai
mortalitas.

B. Dasar Teori
1. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertengahan waktu yang bersangkutan.

2. Perinatal Mortality Rate (Angka Kematian Perinatal)/ PMR


Periode yang paling besar risiko kematiannya bagi umat manusia adalah
periode perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran
klinis, evaluasi terhadap kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa
jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal yang penting agar
kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode
tersebut bisa dicegah.
PMR adalah: Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan
28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang
berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama.
Manfaat PMR adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi.
Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :
a. Banyaknya Bayi BBLR
b. Status gizi ibu dan bayi
c. Keadaan social ekonomi

17
d. Penyakit infeksi, terutama ISPA
e. Pertolongan persalinan

3. Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Neonatal)/ AKN


Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Manfaat NMR adalah untuk mengetahui :
a. Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
b. Program imunisasi
c. Pertolongan persalinan
d. Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.

4. Infant Mortality Rate (Angka kematian Bayi)/ AKB


Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Manfaat : sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan


masyarakat.
Rumus :

5. Under Five Mortality Rate/ Angka Kematian Balita


Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama.
Manfaat : Untuk mengukur status kesehatan bayi.
Rumus :

18
6. Postneonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca Neonatal)
Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di
Negara belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal
pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan
penyakit infeksi.

7. Fetal Mortality Rate (Angka Kematian Janin/ Angka Lahir Mati)


Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati
Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau
dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika
bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan saat
lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tandatanda kehidupan biasanya
ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau
Gerakan Otot Volunter. Tanda kehidupan biasanya ditentukan dari
Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter.
Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah kematian janin yang
dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya
1 tahun.

8. Maternal Mortality Rate (Angka Kematian Ibu)


Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :
a. Social ekonomi
b. Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
c. Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.

9. Age Specific Mortality Rate


Manfaat ASMR/ASDR adalah :

19
a. Mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
b. Membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c. Menghitung rata-rata angka harapan hidup.

20
10. Cause Specific Mortality Rate
Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu
jangka waktu tertentu (1 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut.

11. Case Fatality Rate


Yaitu: perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu
penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat
kematian yang tinggi.

(Setyawan, 2008)
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector

D. Prosedur Kerja
Menghitung nilai mortalitas

E. Lembar Kerja
Apabila jumlah kematian di Indonesia tahun 1960 adalah 1.702.000 dan
jumlah penduduk di Indonesia tanggal 1 Juli 1960 adalah 180.676.000,
maka hitung nilai CDR!

21
Diketahui kematian bayi di Indonesia tahun 1996 110.873 sedangkan
jumlah bayi yang terdaftar di Indonesia tahun 1996 sejumlah 4.257.850,
maka tentukan nilai Infant Mortality Rate?

22
Apabila jumlah bayi neonatus yang mati di Indonesia tahun 1990 adalah
21.260 sedangkan jumlah bayi yang tercatat lahir di Indonesia tahun 1990
1.821.841, maka berapakah nilai Neunatus Death Rate?

F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

Acara : 4
Pokok Bahasan : Sensus Harian
Acara Praktikum : Identifikasi Sensus Harian Rawat Jalan dan
Sensus Harian Rawat Inap
Alokasi Waktu : 1 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi
Sensus harian rawat jalan dan sensus harian rawat inap.

23
B. Dasar Teori
1. Manfaat Sensus Harian
Menurut (Huffman, 1992) sensus harian dilakukan untuk mengetahui
jumlah layanan yang diberikan kepada pasien selama 24 jam.
Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan laporan di RS
yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 sampai dengan 24.00 setiap
harinya.
2. Sensus Harian Rawat Jalan
Pengumpulan lembar sensus ke unit rekam medik dilakukan setiap kali
setelah selesai pelayanan. Sensus harian rawat jalan merupakan
merupakan perhitunganjumlah kunjungan pasien yang mendapatkan
pelayanan rawat jalan di setiap klinik.
3. Sensus Harian Rawat Inap
Pengumpulan sensus pada pagi harinya, hal ini karena akhir pelayanan
pada rawat inap adalah jam 24.00 sehingga sensus baru bisa dikumpulkan
ke unit rekam medik pada pagi harinya.
Sensus pasien rawat inap merupakan jumlah pasien rawat inap disuatu
fasilitas pelayanan kesehatan pada waktu tertentu.

4. Hari Perawatan/ Hari pelayanan pasien rawat inap


Suatu ukuran yang menunjukkan pelayanan yang diterima oleh seorang
pasien rawat inap dalam suatu periode dua puluh empat jam (Huffman,
1992).
Hari Perawatan untuk mengetahui jumlah pasien yang masih dirawat di
rumah sakit dan pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama.
Sehingga pada lembar rekapitulasi sensus pasien rawat inap, hari
perawatan merupakan jumlah pasien yang masih dirawat dengan pasien
yang keluar dan masuk pada hari yang sama.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector
4. Sensus Harian Rawat Jalan
5. Sensus Harian Rawat Inap

D. Prosedur Kerja
24
1. Mengidentifikasi Sensus Harian Rawat Jalan
2. Mengisi Sensus Harian Rawat Jalan
3. Mengidentifikasi Sensus Harian Rawat Inap
4. Mengisi Sensus Harian Rawat Inap
5. Menghitung Hari Perawatan
(Budi, 2011)

E. Lembar Kerja
1. Identifikasi Sensus Harian Rawat Jalan

2. Mengisi Sensus Harian Rawat Inap

25
26
3. Identifikasi Sensus Harian Rawat Inap

4. Mengisi Sensus Harian Rawat Inap

27
5. Menghitung Hari Perawatan

F. Evaluasi

28
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

Acara : 5
Pokok Bahasan : Pelaporan Rumah Sakit
Acara Praktikum : Identifikasi dan Membuat Laporan Internal
dan Eksternal Rumah Sakit
Alokasi Waktu : 3 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi
Laporan Internal dan Eksternal Rumah Sakit serta dapat membuatnya.
B. Dasar Teori
1. Laporan Rumah Sakit
Kewajiban pembuatan sistem pencatatan RS diatur dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No 1410 tahun 2003 tentang sistem informasi rumah
sakit (Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2011).
2. Laporan Eksternal yang wajib dibuat rumah sakit
JENIS DATA NAMA KODE PERIODE JADUAL KETERANGAN
FORMULIR PELAPORAN PELAPORAN
DATA DATA RL 1 TRIWULAN Tgl 15 Bln ke- Ditjen YNMED Dinkes
KEGIATAN KEGIATAN 1/I s.d 31/III 4 Prop Kab/Kot
RS
DATA DATA RL 2a TRIWULAN Tgl 15 Bln ke- Ditjen YNMED Dinkes
MORBIDITAS KEADAAN 1/I s.d 31/ 4 Prop Kab/Kot
MORBIDITAS
PASIEN
RAWAT INAP
RS
DATA RL 2b TRIWULAN Tgl 15 Bln ke- Ditjen YNMED Dinkes
KEADAAN 1/I s.d 31/ 4 Prop Kab/Kot
MORBIDITAS
PASIEN
RAWAT
JALAN RS
DATA RL 2a1 BULANAN Tgl 15 bulan Hanya untuk Dinkes
KEADAAN berikut Prop Kab/ Kota
MORBIDITAS
PASIEN
RAWAT INAP
SURVALANS
TERPADU RS

29
JENIS DATA NAMA KODE PERIODE JADUAL KETERANGAN
FORMULIR PELAPORAN PELAPORAN
DATA STATUS RL 2c BULANAN Tgl 15 bulan Hanya untuk Dinkes
IMUNISASI berikut Prop Kab/ Kota
DATA RL 2b1 BULANAN Tgl 15 bulan Hanya untuk Dinkes
KEADAAN berikut Prop Kab/ Kota
MORBIDITAS
PASIEN
RAWAT JALAN
SURVALANS
TERPADU RS
DATA RL 2.1 TRIWULAN Tgl 25 bulan Hanya untuk Dinkes
INDIVIDUAL RL 2.2 (sampling 10 sampling Prop Kab/ Kota
MORBIDITAS RL 2.3 hari)
PASIEN
RAWAT INAP
Pasien umum
Pasien obstetric
Bayi Baru lahir/
lahir mati

DATA DASAR DATA DASAR RL 3 TAHUNAN 31 Tgl 15 Januari Ditjen YNMED


RS Desember Dinkes Prop
Kab/Kot
DATA DATA RL 4 SEMESTER Tanggal 15 Juli Ditjen YNMED
KETENAGAAN KETENAGAAN 30 Junibdan 31 dan 15 Januari Dinkes Prop
RS Desember Kab/Kot
DATA RL 4a TAHUNAN 31 Tgl 15 Januari Ditjen YNMED
INDIVIDUAL Desember Dinkes Prop
KETENAGAAN Kab/Kot
RS VERTIKAL
DEPKES
DATA DATA RL 5 TAHUNAN 31 Tgl 15 Januari Ditjen YNMED
PERALATAN PERALATAN Desember Dinkes Prop
MEDIK RS Kab/Kot
DATA INFEKSI DATA RL 5 BULANAN Tgl 15 Januari Ditjen YNMED
NOSOKOMIAL PELAPORAN Bulan Berikut Dinkes Prop
INFEKSI Kab/Kot
NOSOKOMIAL
RS

Data kegiatan RS baik pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap


dikumpulkan dengan formulir standar yang telah ditetapkan. Sumber data
pelaporan di RS berasal dari sensus harian rawat jalan, sensus harian rawat
inap, register masing-masing unit pelayanan dan berkas RM.
3. Laporan Internal RS
Laporan internal dibuat sesuai kebutuhan rumah sakit. Laporan yang
dihasilkan untuk menilai tingkat keberhasilan dan memberikan gambaran
tentang keadaan pelayanan di RS.

30
Terdiri dari:
a. Tingkat pemanfaatan sarana pelayanan
b. Mutu pelayanan
c. Tingkat efisiensi pelayanan
(Budi, 2011)

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector
4. Laporan Internal RS
5. Laporan Eksternal RS

D. Prosedur Kerja
1. Mengidentifikasi laporan internal rumah sakit
2. Membuat laporan internal RS
3. Mengidentifikasi laporan eksternal rumah sakit
4. Mengisi lembar RL 2a, RL 2c, RL 2b1 dan RL 5

E. Lembar Kerja
1. Identifikasi Laporan internal rumah sakit

31
2. Membuat Laporan Internal RS

32
3. Identifikasi Laporan Eksternal RS

4. Mengisi lembar RL 2a, RL 2c, RL 2b1 dan RL 5

33
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi

34
Acara : 6
Pokok Bahasan : Analisis Trend Morbiditas dan Mortalitas
Acara Praktikum : Trend Morbiditas dan mortalitas berdasarkan
data Lima Tahunan
Alokasi Waktu : 3 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa membuat trend morbiditas
dan mortalitas bedasarkan data laporan rumah sakit.

B. Dasar Teori
1. Analisis Trend
Analisis Trend meruapakan suatu metode analisis yang ditunjukkan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan untuk masa yang akan datang.
Peramalan yang baik, diperlukan data dalam jumlah banyak, pada waktu
yang relative panjang. Sehingga hasil analisis tersebut dapat diketahui
sampai seberapa besar fluktuasi yang terjadi dari factor-fakor yang
mempengaruhi perubahan. Dalam analisis team series yang paling
menentukan adalah kualitas atau keakuratan data pada saat pengumpulan
(Kristanto, 2011).
2. Trend Morbiditas di Rumah Sakit
Rekapitulasi laporan lima tahunan di rumah sakit dapat disusun dalam
bentuk grafik data team series, misalnya data 10 besar diagnosis
terbanyak, sehingga menghasilkan Trend Morbiditas.
3. Trend Mortalitas di Rumah Sakit
Selain itu, rekapitulasi laporan lima tahunan rumah sakit juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuat trend mortalitas. Sehingga dalam
lima tahun dapat diketahui penyebab kematian terbesar di rumah sakit.
Tindak lanjut dari pembuatan trend mortalitas dan mortalitas adalah analisis
secara mendalam terhadap diagnosa terbesar dalam lima tahun terakhir bagi
kesehatan masyarakat adalah untuk diketahui faktor risikonya sehingga dapat

35
disusun upaya pencegahannya. Seperti yang telah dilakukan diamerika
terhadap trend penyakit asma (Association, 2012).
Sedangkan bagi rumah sakit, analisis trend morbiditas bermanfaat untuk
estimasi terhadap kebutuhan pelayanan di masa yangakan datang.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector
4. Laporan 10 besar diagnosis mulai tahun 2008 s.d 2012

D. Prosedur Kerja
1. Membuat data team series morbiditas 5 tahunan
2. Mementukan diagnosis terbesar selama 5 tahun terakhir
3. Menentukan faktor risiko terhadap diagnosis terbesar
4. Membuat data team series mortalitas 5 tahunan
5. Mementukan kematian terbesar selama 5 tahun terakhir
6. Menentukan penyebab kematian terbesar

E. Lembar Kerja
1. Data team series morbiditas 5 tahunan

36
2. Diagnosis terbesar selama 5 tahun terakhir

3. Faktor risiko terhadap diagnosis terbesar

37
4. Membuat data team series mortalitas 5 tahunan

38
5. Mementukan kematian terbesar selama 5 tahun terakhir

39
6. Menentukan penyebab kematian terbesar

G. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi

40
Acara : 7
Pokok Bahasan : Penyajian Data
Acara Praktikum : Menyajikan data dalam Tekstural dan Grafik
Alokasi Waktu : 3 x 240 Menit
Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menyajikan data
dalam bentuk tekstural maupun grafik.
B. Dasar Teori
1. Penyajian Tekstural
Penggambaran isi dari data dilakukan dengan penulisan yang ditulis dalam
beberapa kalimat, singkat kadang dapat pula dimasukkan symbol dari tanda-
tanda statistik. Seperti dari data kategorik dapat di presentasikan dengan
rasio, proporsi dan rate. Sedangkan untuk data numerik dapat
dipresentasikan dalam dengan ukuran tengah, ukuran posisi dan ukuran
variasi.
Penulisan harus singkat, mengalir dan menggambarkan informasi yang
lengkap.
2. Penyajian Tabel
Tabel bermanfaat untuk memperlihatkan pola kecenderungan, kekhususan,
perbedaan dan hubungan lain yang ada pada data. Tabel dapat juga
merupakan dasar untuk membuat tampilan yang lain, seperti grafik.
Tabel harus bersifat menerangkan dirinya sendiri (self explanatory).
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat tabel:
a. Gunakan judul yang jelas dan singkat
b. Berikan keterangan yang jelas untuk tiap kolom dan baris
c. Tampilkan jumlah untuk tiap baris dan kolom
d. Jelaskan semua kode, singkatan atau simbol pada catatan kaki
e. Jelaskan sumber data pada catatan kaki
3. Penyajian Grafik
Grafik terdiri dari dua sumbu yaitu vertikal dan horizontal. Umumnya
sumbu horizontal untuk menunjukkan variabel independen. Umumnya
berupa kategori pengelompokan seperti jenis kelamin, umur dan lain-lain.
Sumbu vertikal digunakan untuk menampilkan variabel dependen seperti

41
frekuensi kejadian/penyakit. Tiap sumbu harus diberi keterangan yng
menjelaskan tentang sumbu tersebut.
Jenis Grafik:
a.Histogram
b. Poligon Frekuensi
c.Grafik lingkaran
d. Grafik tebar
e.Box Plot
(Trihandini, 2012)

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Komputer
3. LCD Projector
4. Laporan Internal RS
5. Laporan Eksternal RS

D. Prosedur Kerja
1. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk tekstural
2. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk Tabel
3. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk Grafik

E. Lembar Kerja
1. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk
tekstural

42
2. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk
Tabel

3. Menyajikan data pada laporan internal/ eksternal dalam bentuk

43
Grafik

F. Evaluasi
Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi

44
DAFTAR PUSTAKA

Association, A. L. (2012). Trends in Asthma Morbidity and Mortality. USA.

Budi, S. C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum


Sinergis Media.

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. (2011). JUKNIS SIRS 2011. Jakarta.

Huffman, E. (1992). Health Information Management. Sydney: Record Company.

Kristanto, H. (2011). Analisis Trend. Keuangan.

Mahkota, R. (2012). Ukuran Frekuensi Penyakit. Jakarta: UI-Press.

Setyawan, D. A. (2008). Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan. Stikes Duta


Guna Klaten.

Trihandini, E. (2012). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana


Pelayanan Kesehatan. (G. Hatta, Ed.) (Revisi 2.). Jakarta: UI-Press.

45

Anda mungkin juga menyukai