2013 1 87201 231409010 Bab2 26072013055713
2013 1 87201 231409010 Bab2 26072013055713
KAJIAN TEORI
menerus, namun tidak semua perubahan sosial mengarah ke perubahan yang positif,
Perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change) dapat
dipisahkan untuk keperluan teori, akan tetapi di dalam kehidupan nyata, keduanya
tidak terpisahkan. Kebudayaan dihasilkan oleh masyarakat, dan tidak ada masyarakat
pengertian antara perubahan sosial dan perubahan budaya terletak pada pengertian
pelembagaan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat (Usman Pelly dkk,
1994 :189).
Perubahan terus berjalan terus, sampai suatu saat keujung perubahan, yang
6
merupakan batasan akhir perubahan sosial (Harston dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996
: 231).
Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang perbubahan sosial
yaitu :
7
seterusnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan
organisasi sosial.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan
bahwa terdapat pengertian yang sama tentang perubahan sosial yaitu perubahan-
hubungan sosial.
lebih kompleks.
Sedangkan Auguste Comte (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 232) seorang
ahli sosiologi prancis yang sering pula disebut sebagai pendiri sosiologi,
berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diciri dari perkembangan
masyarakat melalui 3 tahap. Tahap-tahap yang dimaksud 1) tahap teologis
(theological stage) yaitu tahap yang didasarkan atas nilai-nilai agamis, 2)
tahap metafisik (methaphisical stage) merupakan tahap peralihan dari tahap
percaya atas adikodrati tergeser oleh nilai-nilai budaya, dan 3) tahap positif
atau ilmiah (positive of scientific stage) suatu tahap dimana masyarakat
8
berkeyakinan akan adanya prinsip-prinsip ilmiah dalam perubahan
masyarakat.
Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 263)
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah suatu perubahan-
perubahan yang terjadi dalam pola-pola kehidupan sosial yang menyangkut struktur
bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial yang merujuk ke arah yang lebih
menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
karena tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak
9
mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Dengan
pengertian tersebut dapat dirumuskan, dalam kehidupan nyata garis pemisah tersebut
sukar dapat dipertahankan. Hal yang jelas adalah perubahan-perubahan sosial dan
dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu
Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari
cepat.
10
d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang
spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Pada
pokok revolusi adalah adanya perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut
11
tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu perubahan yang dinamakan revolusi,
sebenarnya bersifat relatif karena revolusi dapat memakan waktu yang lama.
tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan model
pakaian misalnya tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara
dari perubahan sosial budaya dibedakan atas dua golongan besar, yaitu :
kemudian mengubah kehidupan manusia. Jika pada zaman dahulu manusia mencari
dengan dinding alang-alang, maka saat ini manusia tinggal di rumah-rumah yang
12
lebih sehat dengan bermacam-macam model rumah. Jika dahulu alat angkut manusia
sangat sederhana, maka saat ini manusia telah menggunakan alat-alat transportasi
b. Jumlah penduduk
13
kelambanan dalam pembangunan, antara lain karena tenaga-tenaga potensial yang
Pertentangan (konflik) dalam nilai dan norma-norma, politik, etnis dan agama
istiadat yang telah berjalan lama akan menimbulkan perubahan bila individu-individu
tersebut beralih dari nilai, norma, dan adat kebiasaan yang telah diikuti selama ini.
dapat berlangsung pula melalui komunikasi satu arah, yakni komunikasi masyarakat
budaya lainnya. Suatu masyarakat dapat saja menolak, atau menyeleksinya terlebih
14
b. Peperangan
menimbulkan berbagai dampak seperti halnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya
ditimbulkan oleh peperangan lebih dasyat karena peralatan perang biasanya lebih
canggih pula.
Di samping kedua faktor besar di atas, perubahan sosial budaya dapat terjadi
karena penyebab alam, misalnya terjadinya kebanjiran, angin topan yang memaksa
penduduk pindah ke pemukiman baru, yang tidak jarang berbeda situasi dan
kondisinya dari pemukiman yang lama sehingga memaksa penduduk pula untuk
menyesuaikan dirinya dengan keadaan alam, sosial dan budaya setempat (Usman
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dapat dibedakan atas dua
faktor, yakni yang bersumber dari masyarakat itu sendiri dan yang bersumber dari
alam fisik, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Usman Pelly dkk,
1994 : 39).
berikut :
15
a. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan :
maju.
8. Orientasi ke muka
vested interest
7. Hambatan ideologis
8. Kebiasaan
16
9. Nilai pasrah (Soerjono Soekanto, 1982 : 287).
merupakan bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya
kebudayaan berasal dari kata latin colera. Artinya mengelolah atau mengerjakan,
yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colera kemudian
culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia mengolah dan mengubah
alam.
secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. Selain itu, kebudayaan adalah suatu
sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang definisi kebudayaan adalah
sebagai berikut :
17
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan
mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyrakat.
Menurut Koentjaraningrat (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 22) menulis kata
buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat
Senada dengan Bekker (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 22) menduga bahwa
asal kata kebudayaaan berasal dari kata Abhyudaya, dari bahasa Sansekerta,
dan mengartikan secara singkat kebudayaan sebagai penciptaan, penerbitan
dan pengolaan nilai-nilai insani. Tercakup di dalamnya usaha menbudayakan
bahan alam mentah serta hasilnya. Di dalam bahan alam, alam diri dan alam
lingkungannya baik fisik maupun sosial, nilai-nilai diidentifikasikan dan
dikembangkan sehinggah sempurna. Membudayakan alam memanusiakan
manusia, menyempurnakan hubungan keinsanian merupakan kesatuan tak
terpisahkan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, terdapat kesamaan arti tentang
berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan adalah sesuatu yang telah dihasilkan oleh masyarakat, yang menyangkut
18
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
Soekanto, 1982 : 151) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti panyampaian buah fikiran secara
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat yang mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti panyampaian buah fikiran secara
adalah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur
19
Menurut C. Kluckhohn dan W.H Kelly (dalam Harsojo, 1999 : 92-93)
merumuskan kebudayaan adalah pola hidup yang tercipta dalam sejarah, yang
eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang terdapat pada setiap
suatu kesimpulan bahwa bagi ilmu sosial, arti kebudayaan sangat luas, meliputi
seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang
harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
a. Unsur-unsur Kebudayaan.
Kebudayaan dari tiap-tiap bangsa dapat dibagi ke dalam suatu jumlah unsur
yang tidak terbatas jumlahnya. Unsur kebudayaan dari yang terkecil sampai kepada
kebudayaan.
maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat
sebagai kesatuan. Kluckhohn, dan juga ahli-ahli lain berpendapat bahwa ada tujuh
20
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (Pertanian, peternakan,
6. Sistem pengetahuan
Menurut Hoebel (dalam Paul B. Horton dkk, 1999 : 72) mengatakak bahwa
unsur adalah suatu kesatun corak perilaku yang dipelajari dan dianggap tak dapat
diperkecil lagi, atau produk nyata yang dihasilkan oleh perilaku tersebut.
sama dari kebudayaan, yang dapat ditemukan pada setiap kebudayaan mana pun juga.
Hal ini dapat dibedakan dengan sub-culture, yaitu kebudayaan khusus, yang
membedakan masyarakat yang satu dengan yang lain. Misalnya, kebudayaan Sunda,
kebudayaan Batak, kebudayaan Dayak dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga
disebut counter culture, yaitu suatu kebudayaan yang berlawanan dengan kebudayaan
21
2.2.2. Konsep Perubahan Budaya
karena pada suatu masyarakat sudah tidak adanya lagi unsur-unsur kesesuaian dalam
kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi
fungsinya bagi kehidupan. Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam
bentuk dan aturan-aturan organisasi sosial. Perubahan ini akan berjalan terus-menerus
penyebab perubahan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri terjadi akibat adanya
kelahiran, juga hal-hal baru serta media yang mereka lihat biasanya akan
menimbulkan pengaruh positif maupun negatif bagi masyarakat itu sendiri. Begitu
datangnya masyarakat dari luar yang biasanya terjadi karena adanya bencana alam,
tinggalnya yang sebelumnya, tetapi sulit bagi mereka meninggalkan budaya yang
sudah ada dan menggantikannya dengan budaya yang baru. Salah satu contoh
perubahan yang dilakukan masyarakat atau penduduk yang datang dari desa ke kota
22
atau sebaliknya. Masyarakat di desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya
yang dilakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya,
mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan
contoh, akibatnya mereka terkadang terjebak akan hal-hal negatif baru yang mereka
tidak ketahui sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, penduduk kota yang merasa lebih
modern dan pintar akan teknologi biasanya cenderung pamer dengan budaya yang
mereka biasa lakukan tanpa berfikir dampak negatif dan positif bagi masyarakat desa.
Akibatnya tidak sedikit dari masyarakat desa justru meniru hal-hal buruk saja, tapi
banyak juga hal-hal baik yang mereka contoh. Hal inilah yang terkadang dapat
zaman dan majunya IPTEK perbedaan pandangan tentang kebudayaan tersebut mulai
hilang dan surut. Hal ini disebabkan karena mereka ingin budaya yang mereka miliki
dapat disatukan dengan budaya-budaya dari kota dan dapat memperkaya budaya yang
1. Gotong Royong
solidaritas khas masyarakat agraris tradisional. Masyarakat ini terkait satu sama lain
biasanya masyarakat menjalin sebuah kerja sama demi tujuan bersama. Dilihat secara
aspek sosiologis yang ditimbulkan oleh pola ini menjadikan masyarakat yang saling
23
hidup berinteraksi mempunyai jiwa persatuan dan kesatuan yang berlandaskan
dengan kebersamaan. Hal inilah yang menjadikan seluruh elemen masyarakat kuat
bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya dengan kegiatan
Budaya gotong royong adalah cerminan perilaku yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Bilamana dilakukan kajian di seluruh wilayah
berbagaimacam istilah dan bentuknya, baik sebagai nilai maupun sebagai perilaku.
Gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luar
kalangan keluarga untuk mengisi kekurangan pada masa-masa sibuk dalam aktivitas
yang memerlukan tenaga banyak, misalnya dalam rangka bercocok tanam. Untuk
keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap, seorang petani meminta
sawahnya untuk masa penanaman yang baru. Petani tuan rumah hanya harus
menyediakan makan siang tiap hari untuk temannya yang datang membantu selama
24
pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain tidak ada, tetapi yang minta bantuan tadi,
Menurut Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo (dalam Selvi S. Padeo, 2012 : 88)
mengemukakan gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong
antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial, baik
berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang berdasarkan efisien yang
sifatnya praktis dan ada pula aktifitas kerja sama yang lain.
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan gotong royong adalah merupakan adat
istiadat tolong menolong dan bentuk kerja sama antara warga dalam berbagai macam
2. Konsep Masyarakat
setiap warga kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Selain itu, Masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu
wilayah yang tidak terlalu jelas batas-batasnya, berinteraksi menurut kesamaan pola
25
tertentu, diikat oleh suatu harapan dan kepentingan yang sama, yang keberadaannya
Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society, yang berasal dari kata latin,
socius, yang berarti : teman atau kawan. Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab,
syirk sama-sama menunjuk pada apa yang kita maksud dengan kata masyarakat,
yakni sekelompok orang yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu
karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur serta harapan dan
keinginan yang merupakan kebutuhan bersama. Hal-hal yang disebut terakhir inilah
merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang yang disebut masyarakat (Antonius
Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep masyarakat adalah
sebagai berikut :
Menurut Bouman (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 12) mengatakan bahwa
masyarakat adalah pergaulan hidup yang akrab antara manusia, dipersatukan dengan
26
dalam suatu wilayah tertentu, yang memiliki pembagian kerja yang berfungsi
khusus dan saling tergantung (interdependent), dan memiliki sistem sosial
budaya yang mengatur kegiatan para anggota, yang memiliki kesadaran akan
kesatuan dan perasaan memiliki, serta mampuh untuk bertindak dengan cara
yang teratur.
Menurut Linton (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 28) mengemukakan bahwa
masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan bekerjasama,
sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan
satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu-membantu
Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengambil suatu kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup
bersama-sama untuk mendiami wilayah tertentu dan saling bergaul serta mempunyai
kebudayaan, dan memiliki pembagian kerja, dalam waktu relatif lama, saling
para anggota, serta memiliki kesadaran akan kesatuan dan perasaan memiliki,
mampuh untuk bertindak dengan cara yang teratur, dan bekerja sama dalam
27
Menurut M. J. Herskovitz (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 28) mengatakan
satu cara hidup tertentu. Kemudian J.L. Gillin dan J.P. Gillin (dalam Abu Ahmadi,
1986 : 56) mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar
dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
Menurut Banks, Clegg dan Stewart (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 79)
wilayah tertentu, yang telah berlangsung dari generasi ke generasi, dan sedikit banyak
yang telah cukup lama hidup dalam suatu wilayah tertentu dan saling bekerja sama,
28
kebiasaan-kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama untuk
Perubahan budaya suatu bangsa dari masa ke masa disebabkan karena budaya
hidup, tumbuh, berkembang, dan kerena itu selalu berubah. Gerak perubahan ini
tampak lambat pada bangsa-bangsa sederhana dan cepat pada bangsa-bangsa modern.
maka di samping itu pula karena adanya hubungan-hubungan yang baru. Mungkin
pada suatu saat ada penemuan yang besar pengaruhnya bagi pertumbuhan
kebudayaan.
Tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Setiap individu dan setiap generasi
masa lampau ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan tuntutan zaman baru. Generasi
baru tidak hanya mewarisi suatu edisi kebudayaan baru, melainkan suatu versi
misalnya perubahan iklim, kekuranagan bahan makanana atau bahan bakar, atau
29
berkurangnya jumlah penduduk. Semua ini memaksa orang untuk beradaptasi.
Mereka tidak dapat mempertahankan cara hidup lama, tetapi harus manyesuaikan
berbeda. Kontak budaya bisa terjadi secara damai, bisa juga tidak, bisa dengan
(penciptaan bentuk baru). Discovery adalah suatu bentuk penemuan baru yang berupa
persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat hubungan antar dua gejala atau
lebih. Discovery biasanya membuka pengetahuan baru tentang sesuatu yang pada
dasarnya sudah ada. Misalnya, penemuan penemuan bahwa bukan matahari yang
pengetahuan dan meteri-materi yang ada. Misalnya penciptaan mesin uap, pesawat
terbang.
Keempat, perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau suatu bangsa
bersangkutan dimungkinkan oleh yang disebut difusi, yakni proses persebaran unsur-
30
unsur kebudayaan dari masyarakat yang satu ke masayarakat yang lain. Pengadopsian
hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena
perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. Perubahan ini
biasanya berkaitan dengan munculnya pemikiran ataupun konsep baru dalam bidang
filsafat, IPTEK dan agama (dalam Rafael Raga Maram, 2007 : 50-52).
hubungan internasional)
jelas kebudayaan yang datang dari luar bisa mengubah sifat atau corak kebudayaan
yang asli. Dalam keadaan semacam ini maka ada yang disebut dengan asimilasi,
31
Asimilasi yaitu suatu proses pencampuran kebudayaan dari kelompok-
sehingga menimbulkan budaya baru. Dengan kata lain, bercampur menjadi satu atau
meninggal sehingga terjelma suatu kebudayaan baru dari hasil pencampuran itu.
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari kebudayaan asing yang berbeda,
1. Faktor Intern
a. Perubahan Demografis
32
b. Konflik Sosial
para transmigran.
c. Bencana Alam
contoh bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi
dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan
kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun
akulturasi.
sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim
setempat.
33
2. Faktor Ekstern
a. Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur
b. Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur Agama Hindu dari India atau Budaya Arab bersamaan
proses penyebaran Agama Hindu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya
Kolonialisme.
c. Peperangan
keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur
http://alukmalay.blogspot.com/2013/04/perubahan-kebudayaan-dan-faktor-
faktor.html
34