Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati anak-anak dalam
setiap harinya akan menemukan bahwa masing-masing anak memiliki keunikan dan
keistimewaan tersendiri. Mulai dari pikiran, sikap dan tingkah lakunya yang membuat kita
memberi perhatian lebih, khususnya para orang tua. Bagi anak-anak masa kanak-kanak
adalah waktu untuk mengamati semua yang ada disekelilingnya, untuk belajar, mengalami,
dan tumbuh. Mereka bermain, bergembira, berfantasi, mengeksplorasi, dan percaya bahwa
dunia adalah tempat yang aman, tentram dan bersahabat.
Mengenal anak bagi orang tua merupakan hal utama. Orang tua tidak mungkin dapat
mendidik anaknya dengan cara yang benar jika mereka tidak mengenal anak yang mereka
didik. Anak yang sering menerima perlakuan negatif dari orang tuanya akan mengalami
kesulitan dalam prestasinya dan menghambat pertumbuhan serta perkembangannya. Pada
kenyataannya memang setiap orang tua selalu mencita-citakan anaknya menjadi manusia
pandai dan berbudi luhur, perkembangan dan pertumbuhan anaknya selalu diikuti setiap hari
tanpa henti-hentinya. Mulai dari anak yang normal sampai anak yang abnormal.
Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi salah satu di antaranya ialah mengasuh
anak. Dalam mengasuh anak orang tua dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan. Disamping
itu, orang tua juga diwarnai oleh sikapsikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan
mengarahkan anakanaknya. Sikap tersebut tercermin dari pola pengasuhan yang berbeda-
beda kepada anak.
Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama
mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing,
dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-
norma yang ada dalam masyarakat. Termasuk pola asuh bagi anak yang mengalami
keterbelakangan mental (Retardasi Mental), mereka menganggap anak yang terlahir dengan
kondisi seperti itu hanya menyusahkannya saja dan tidak berguna. Sayangnya orang tua yang
berjuang untuk memberikan anak-anak mereka dengan cinta, pengasuhan dan bimbingan,
sering tanpa pola asuh atau teladan yang disesuaikan dengan kondisi anak tersebut. Ada
banyak cara yang memang harus diperhatikan orang tua dalam pola asuh pada anak, salah
satu diantaranya dalam menghadapi anak yang memiliki keterbelakangan mental (Retardasi
Mental), hal ini mungkin saja bukan dari faktor keturunan tapi berasal dari penyakit genetik.
Seperti halnya kasus ini yang dialami oleh orang tua yang memiliki anak tunagrahita dengan
pola asuhnya yang otoriter.
Dari situlah perlu adanya bimbingan konseling islam oleh seorang konselor. Dimana
konselor sebagai orang yang membimbing agar orang tua tersebut dapat dengan sabar, terus
mengajarkan anak mereka untuk berbicara, melatih mereka untuk percaya diri agar mereka
dapat hidup mandiri saat dewasa. Dengan memanfaatkan prosedur terapi behavior yang
menggunakan teknik modeling sebagai suatu proses belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk pola orang tua yang otoriter dalam mengasuh perilaku
anak Tunagrahita Di Desa Cendoro Kec. Palang Kab. Tuban ?
2. Bagaimana proses BKI dengan teknik modeling dalam mengatasi kasus pola otoriter orang
tua yang mengasuh perilaku anak Tunagrahita Di Desa Cendoro Kec. Palang Kab. Tuban ?
3. Bagaimana hasil BKI dengan teknik modeling dalam mengatasi kasus pola otoriter orang tua
yang mengasuh perilaku anak Tunagrahita Di DesaCendoro Kec. Palang Kab. Tuban ?
C. Kajian Teori
Modeling merupakan salah satu teknik dalam terapi behavior yang menekankan pada
prosedur belajar. Pada prinsipnya terapi behavioral itu sendiri bertujuan untuk memperoleh
perilaku baru, mengeliminasi perilaku lama yang merusak diri dan memperkuat serta
mempertahankan perilaku yang diinginkan yang lebih sehat.
Teknik Modeling ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada
konseli, dan dapat memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini konselor
menunjukkan kepada konseli tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio,
model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang
hendak dicontoh.
D. Definisi Konsep
1. Bimbingan Konseling Islam
Koseling adalah memberikan bantuan yang selaras kepada individu untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan memahami dirinya agar individu tersebut itu
bisa lebih beraktualisasi diri baik di lingkungan keluarga maupun sosial masyarakat.Achmad
Mubarok dalam bukunya konseling agama memberikan pengertian bahwa konseling islam
adalah sebagai usaha memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang
sedang mengalami kesulitan lahir dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan
menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran batin
(iman) didalam dirinya untuk
mendorongnya mengatasi masalah yang dihadapinyaBimbingan konseling islam juga
dirumuskan sebagai proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup
dunia dan diakhirat.
3. Anak tunagrahita
Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai
kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah lain untuk tunagrahita ialah sebutan untuk
anak dengan hendaya atau penurunan kemampuan ayau berkurangnya kemampuan dalam
segi kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas.
Pengertian lain mengenai tunagrahita ialah cacat ganda. Seseorang yang mempunyai
kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu. Istilah cacat ganda
yang digunakan karena adanya cacat mental yang dibarengi dengan cacat fisik. Misalnya
cacat intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat
mata). Ada juga yang disertai dengan gangguan pendengaran.
Namun, tidak semua anak tunagrahita memiliki cacat fisik. Contohnya pada tunagrahita
ringan. Masalah tunagrahita ringan lebih banyak pada kemampuan daya tangkap yang
kurang. Secara global pengertian tunagrahita ialah anak berkebutuhan khusus yang memiliki
keterbelakangan dalam intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang membutuhkan perlakuan
khusus supaya dapat berkembang pada kemampuan yang maksimal
Jadi Dari judul penelitian diatas, terdapat beberapa penjelasan tentang pengertian yang
bersifat operasional dan konsep atau variabel penelitian sehingga bisa menjadi acuan dalam
menelusuri, menguji/mengukur variabel tersebut melalui penelitian, yakni:
1. Keluarga : Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
4. Bimbingan dan Konseling Islam: Dan proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapaikebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
E. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif.
Kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang erat
hubungannya dengan proses bimbingan dan konseling islam dengan teknik modeling dalam
mengatasi kasus pola otoriter orang tua yang mengasuh perilaku anak tunagrahita Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran sistematis, tekstual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan ciri-ciri orang-orang tertentu, kelompok-kelompok atau
keadaan-keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan
wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada, dan bergantung pada
pengamatan peneliti. Dengan cara mendiskripsikan keadaan yang berlangsung di lapangan,
mengamati, sekaligus menggali informasi dari subyek penelitian berdasarkan data-data yang
terkumpul, kemudian penulis akan mengungkapkan dengan kata-kata atau kalimat. Dengan
demikian metode yang digunakan oleh penulis adalah kualitatif deskriptif, dimana penelitian
tersebut bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi yang dapat
diamati, dari kata-kata tertulis, maupun lisan dari orang-orang yang menjadi subyek
penelitian ini.
2. Subyek Penelitian
Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti menjadikan konselor dankonseli sebagai
subyek penelitian. Dimana konselor adalah orang yang berperan langsung dalam pelaksanaan
konseling, yang berfungsi sebagaipembimbing sekaligus membantu menangani
permasalahan konseli.Subyek penelitian selanjutnya adalah konseli yang merupakan orang
tua anak penyandang tunagrahita, yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik
dan mental anak. Dan anak tunagrahitatersebut mengalami masalah dalam perilakunya karena
perkembangannya yang cukup lambat dan kondisi psikisnya yang labil. Oleh karena itu, anak
dengan kondisi seperti ini membutuhkan perhatian yang extra dari orang-orang di sekitarnya
termasuk orang tua dan lingkungan keluarganya. Sikap dan perilaku orang tua dalam
melakukan tugas-tugasnya serta pola asuh akan mempengaruhi perkembangan anaknya itu.
Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti menetapkan konselor dan konseli (orang tua)
sebagai sasaran penelitian berdasarkan pengamatan langsung terhadap masalah itu, dan akan
menggambarkan bagaimana keadaan yang sedang berlangsung di lapangan. Dengan cara
mempelajari danmendalami keadaan serta perkembangan secara terinci.
Lokasi Penelitian di lakukan secara sengaja, Pemilihan lokasi ini berdasarkan
pertimbangan bahwa sekolah tersebut terjangkau oleh peneliti dan selama ini sudah
ada Di MTS Muhammadiyah 02 cendoro palang tuban pada kelas rendah (1, 2 dan 3)
lebih ditekankan pada pembelajaran tematik. Sedangkan pada kelas tinggi (4,5, 6 ) lebih
bervariasi pada pembelajaran aktif, kontekstual dan kooperatif yang dipadukan dengan
pembelajaran berbasis portofolio. Khusus untuk mata pelajaran IPS, sesuai dengan kurikulum
1994 suplemen 2000 baru diberikan di kelas 3. Namun dengan berbagai inovasi dan progress
yang cukup positif, sekolah ini menerapkan KBK 2004 dan mulai memberikan atau
mengenalkan materi IPS di kelas I dengan mengintegrasikan pada Tema-tema tertentu,
misalnya: Keluarga, yang diintegrasikan dengan matapelajaran PPKn dan Bahasa
Indonesia. Kemudian sebagai ciri khas pembelajaran demokratis yang berbasis KKG dalam
hal substansi dan pengelolaan pembelajarannya diciptakan suasana saling penghargaan,
suasana kebebasan berbicara, ke-bebasan mengungkapkan gagasan, kemampuan hidup
bersama dengan teman yang berpandangan lain dan keterlibatan siswa dalam kehidupan
sekolah yang demokratis (terbuka, mengakui dan melindungi HAM, media berekspresi yang
bebas) dan meminimalisasi konsep the banking system yang sangat tidak demokratis.
2. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. dalam
penelitian ini sumber data berupa kata-kata atau kalimat-kalimat tertulis, tindakan maupun
lisan dari orang-orang yang menjadi subyek penelitian ini yaitu, konseli(orang tua) dan
konselor. Selebihnya adalah data tambahan atau data pendukung yang diperoleh dari
informan seperti orang tua konseli, saudara kandung konseli, ataupun tetangga terdekat.
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data menurut Suharsimi Arikunto dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
a. Person, yaitu sumber data yang memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadan
diam dan bergerak.
c. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar atau simbol-simbol lain.
Dari keterangan diatas maka peneliti membagi sumber data pada penelitian ini menjadi dua,
yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data inti yang diberikan oleh orang-orang yang menjadi subyek penelitian
yaitu konselor sebagai orang yang membimbing dan konseli sebagai orang yang dibimbing
yaitu orang tua yang mengasuh anak tunagrahita.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari informan, yang bisa berasal dari
orang tua konseli, saudara kandung konseli, ataupun tetangga terdekatnya. Dan data tersebut
digunakan sebagai data tambahan.
I. Tahap-tahap penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini dilakukan oleh peneliti sebelum kegiatan penelitian untuk itu diperlukan persiapan
sebagai berikut:
a. Menyusun rancangan penelitian
Rancangan penelitian berupa proposal yaitu deskripsi yang mendetail tentang rancangan
penelitian yang diusulkan.
b. Memilih lapangan penelitian
Penentuan lapangan penelitian ini dilakukan dengan jalan mendatangilapangan untuk melihat
apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan mengenai rumusan
masalah serta fokus penelitian.
c. Pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang
memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian.
d. Menjajaki dan memilih lapangan
Berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dam keadaan sekitar yang
dikemukakan diatas.
e. Memilih dan menetapkan konseli
f. Konseli yang dimaksudkan disini adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
K. Sistematika Penelitian
Untuk mengarahkan pembahasan dalam penulisan ini maka penulis terlebih dahulu
menyajikan struktur penulisan dalam sistematika penelitian sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Pada bab ini memuat tentang pendahuluan yang berisi ( 1 ) latar belakang masalah; (2)
Rumusan masalah; (3) Tujuan Penelitian; (4) Kajian Teori; (5) Definisi konsep; (6) Metode
Penelitian; (7) Sistematika Penelitian.
BAB II : Kerangka Teoritik
Merupakan bab kerangka teoritik yang dikemukakan sebagai landasan teori yang diperlukan
dari sumber acuan umum dan khusus dengan sajian sub babnya adalah kajian pustaka, kajian
teoritik, serta penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci dan operasional tentang metode dan teknik yang
digunakan dalam mengkaji obyek penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian,
obyek penelitian, teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data.