Anda di halaman 1dari 334

SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan i


Pendahuluan

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B
PROFESIONAL :
PERAWATAN BERKALA CASIS, PEMINDAH TENAGA DAN
LISTRIK KENDARAAN RINGAN
Penulis :

Drs. Bintoro, S.T, M.T., 08123305762, email: bintorob@yahoo.com


Penelaah :
Ch. Wawan Darmawan, S.Pd, M.Pd., 081233072105, email:
chabdrakusuma@yahoo.com
Penyunting :

PEDAGOGIK :

TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN


YANG MENDIDIK

Penulis:
Astu Widodo, MPd.,08125226512; astuwidodo@yahoo.com
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengkopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ii
SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru
tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi.

Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska
UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber
belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda
TatapMuka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi
(kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan iii


Pendahuluan

(LP2KS )merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


Guru danTenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi.
Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

iv
SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.

Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian


Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.

Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk


meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Malang, Juli 2017


Kepala PPPPTK BOE Malang,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan v


Pendahuluan

vi
SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan vii


Pendahuluan

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B

PROFESIONAL :
PERAWATAN BERKALA CASIS, PEMINDAH TENAGA DAN
LISTRIK KENDARAAN RINGAN

Penulis :
Drs. Bintoro, S.T, M.T., 08123305762, email: bintorob@yahoo.com
Penelaah :
Ch. Wawan Darmawan, S.Pd, M.Pd., 081233072105, email:
chabdrakusuma@yahoo.com
Penyunting :

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengkopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Daftar Isi

Kata Sambutan.................................................................................................... III


Kata Pengantar.................................................................................................... V
Daftar Isi.............................................................................................................. IX
Daftar Gambar....................................................................................................XI
Daftar Tabel.................................................................................................................................XV
Pendahuluan........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi......................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup............................................................................................ 6
E. Saran Cara Penggunaan Modul.................................................................. 7
Kegiatan Pembelajaran 1.................................................................................... 15
A. Tujuan....................................................................................................... 15
B. Indikator Pencapaian Kompetensi............................................................. 15
C. Uraian Materi............................................................................................. 15
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................... 30
E. Latihan/Kasus/Tugas................................................................................. 38
F. Rangkuman............................................................................................... 38
G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut................................................................ 39
Kegiatan Pembelajaran 2.................................................................................... 41
A. Tujuan....................................................................................................... 41
B. Indikator Pencapaian Kompetensi............................................................. 41
C. Uraian Materi............................................................................................. 41
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................... 66
E. Latihan/Kasus/Tugas................................................................................. 74
F. Rangkuman............................................................................................... 74
G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut................................................................ 76
Kegiatan Pembelajaran 3.................................................................................... 78
A. Tujuan....................................................................................................... 79
B. Indikator Pencapaian Kompetensi............................................................. 79
C. Uraian Materi............................................................................................. 79

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ix


Pendahuluan

D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................122
E. Latihan/Kasus/Tugas...............................................................................129
F. Rangkuman.............................................................................................129
G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut..............................................................130
Kegiatan Pembelajaran 4.................................................................................134
A. Tujuan.....................................................................................................135
B. Indikator Pencapaian Kompetensi...........................................................135
C. Uraian Materi..........................................................................................136
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................153
E. Latihan/Kasus/Tugas...............................................................................158
F. Rangkuman.............................................................................................158
G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut..............................................................158
Pengembangan Soal........................................................................................162
Penutup............................................................................................................ 163
Evaluasi............................................................................................................166
Daftar Pustaka..................................................................................................172
Glosarium.........................................................................................................174

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Sistem Pemindah Tenaga.............................................................. 16


Gambar 1. 2 Kopling Kering Plat Tunggal Pegas Diafragma.............................. 17
Gambar 1. 3 Posisi Kopling Terhubung Dan Terlepas......................................... 18
Gambar 1. 4 Gerak Bebas Kopling..................................................................... 19
Gambar 1. 5 Mur Penyetel Gerak Bebas Kopling............................................... 19
Gambar 1. 6 Mekanisme Kopling Konvensional................................................. 20
Gambar 1. 7 Penyetel Pada Master Kopling....................................................... 21
Gambar 1. 8 Prinsip Pengungkit (Lengan) Pada Transmisi................................ 21
Gambar 1. 9 Prinsip Pengungkit Pada Roda Gigi Transmisi............................... 22
Gambar 1. 10 Transmisi Dengan Gigi Geser (Sliding Gear)............................... 22
Gambar 1. 11 Transmisi Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh)............................ 23
Gambar 1. 12 Transmisi Dengan Roda Gigi Geser............................................. 24
Gambar 1. 13 Transmisi Dua Poros.................................................................... 25
Gambar 1. 14 Transmisi Dua Poros.................................................................... 25
Diagram Posisi Gigi............................................................................................ 27
Gambar 1. 15 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan................27
Gambar 1. 16 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang...........28
Gambar 1. 17 Posisi Oli Transmisi Dan Gardan................................................. 29
Gambar 1. 18 Posisi Oli Transmisi Dan GardanERROR! BOOKMARK NOT
DEFINED.
Gambar 1. 19 Pengisian Oli Transmisi Automatis Dan Gardan........................... 29
Gambar 1. 20 Pengecekan Oli Transmisi........................................................... 30
Gambar 2. 1 Poros Penggerak (Propeller Shaft) Pada Kendaraan.....................42
Gambar 2. 2 Poros Penggerak (Propeller Shaft)................................................ 42
Gambar 2. 3 Poros Aksel (Poros Roda) Pada Aksel Rigid.................................. 43
Gambar 2. 4 Poros Penggerak Pada Suspensi Independen............................... 43
Gambar 2. 5 Penghubung Salib (Universal Joint)............................................... 44
Gambar 2. 6 Penghubung Bola Peluru (Pot Joint).............................................. 44
Gambar 2. 7 Penghubung Fleksibel (Flexible Joint)........................................... 45
Gambar 2. 8 Sambungan Salib (Universal Joint)................................................ 46

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xi


Pendahuluan

Gambar 2. 9 Sambungan Peluru (Cv Joint)........................................................46


Gambar 2. 10 Pemeriksaan Kebebasan Pada Sambungan Salib......................46
Gambar 2. 11 Nipel Pelumas Pada Poros Propeler............................................47
Gambar 2. 12 Kebocoran Pada Karet Penutup..................................................47
Gambar 2. 13 Sistem Kemudi Rak Dan Pinion...................................................48
Gambar 2. 14 Sistem Kemudi Dengan Penguat Tenaga Kemudi
49
Gambar 2. 15 Batas Permukaan Oli...................................................................50
Gambar 2. 16 Mur-Baut Penyetel Kebebasan Gigi.............................................51
Gambar 2. 17 Pemeriksaan Kondisi Sambungan Kemudi..................................52
Gambar 2. 18 Pemeriksaan Kondisi Karet Penutup...........................................52
Gambar 2. 19 Pemeriksaan Dan Pelumasan Sambungan Kemudi....................53
Gambar 2. 20 Suspensi Aksel Rigid...................................................................53
Gambar 2. 21 Suspensi Independen..................................................................54
Gambar 2. 22 Aksel Rigid Dengan Pegas Daun.................................................56
Gambar 2. 23 Pemeriksaan Aksel Rigid Dengan Pegas Daun...........................56
Gambar 2. 24 Pemeriksaan Dan Pelumasan Suspensi......................................56
Gambar 2. 25 Pemeriksaan Aksel Rigid Dengan Pegas Daun...........................57
Gambar 2. 26 Pemeriksaan Kelonggaran Ball-Joint...........................................57
Gambar 2. 27 Pemeriksaan Suspensi Idependen Jenis Mc. Pherson................58
Gambar 2. 28 Pemeriksaan Suspensi Idependen Jenis Wishbone....................58
Gambar 2. 29 Pemeriksaan Stabiliser................................................................59
Gambar 2. 30 Pemeriksaan Peredam Getaran (Sokbreker)...............................59
Gambar 2. 31 Pemeriksaan Peredam Getaran (Sokbreker)...............................59
Gambar 2. 32 Pelumasan Bagian-Bagian Yang Diperlengkapi Nipel..................60
Gambar 2. 33 Pemeriksaan Keausan Ban.........................................................61
Gambar 2. 34 Kontrol Sambungan Kemudi........................................................61
Gambar 2. 35 Periksa Kelonggaran...................................................................62
Gambar 2. 36 Kelonggaran Pada Bantalan Dan Joint / Bantalan Suspensi.......62
Gambar 2. 37 Pemeriksaan Persyaratan Pengukuran Toe-In.............................63
Gambar 2. 38 Persiapan Pengukuran Toe-In.....................................................63
Gambar 2. 39 Penyetelan Toe-In........................................................................64
Gambar 2. 40 Tidak Boleh Dipanaskan..............................................................64
Gambar 2. 41 Berbagai Macam Penyetelan Toe-In............................................65

xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 3. 1 Rem Tromol................................................................................... 80


Gambar 3. 2 Cara Kerja Rem Tromol................................................................. 81
Gambar 3. 3 Rem Cakram.................................................................................. 81
Gambar 3. 4 Cara Kerja Rem Cakram................................................................ 82
Gambar 3. 2 Pengereman Pada Roda................................................................ 83
Gambar 3. 3 Pengereman Pada Poros Propeller................................................ 84
Gambar 3. 4 Pemeriksaan Gerak Bebas Pedal Rem.......................................... 86
Gambar 3. 5 Pemeriksaan Kebocoran Pada Silinder Master.............................. 87
Gambar 3. 6 Pemeriksaan Saluran Dan Slang Rem........................................... 88
Gambar 3. 7 Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster)............................. 89
Gambar 3. 8 Sekrup Pembuang Udara............................................................... 89
Gambar 3. 9 Penggunaan Kunci Pembuangan Udara........................................ 90
Gambar 3. 10 Cara Pembuangan Udara............................................................ 91
Gambar 3. 11 Pengecekan Tahanan Pedal Rem................................................ 91
Gambar 3. 12 Tromol Diikat Pada Flens Roda.................................................... 93
Gambar 3. 13 Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda......................................... 93
Gambar 3. 14 Pemberian Tanda Pada Tromol.................................................... 94
Gambar 3. 15 Pelepasan Tromol Rem............................................................... 94
Gambar 3. 16 Pelepasan Tromol Sistem Pengikat Pada Flens Roda................95
Gambar 3. 17 Pelepasan Tromol Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda............95
Gambar 3. 18 Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol................................................ 96
Gambar 3. 19 Pemeriksaan/Pembersihan Rem Tromol...................................... 97
Gambar 3. 20 Penyetelan Sepatu Rem.............................................................. 98
Gambar 3. 21 Pelepasan Rem Tangan............................................................... 98
Gambar 3. 22 Penyetelan Sepatu Rem.............................................................. 98
Gambar 3. 23 Penyetel Otomatis (Rem Tromol)................................................. 99
Gambar 3. 24 Tanda Posisi Kedudukan Tromol Terhadap Flens.......................100
Gambar 3. 25 Macam-Macam Penyetel Rem Tangan...................................... 101
Gambar 3. 26 Penyetelan Rem Tangan............................................................ 102
Gambar 3. 27 Pemeriksaan Roda..................................................................... 102
Gambar 3. 28 Penyetelan Bantalan Roda......................................................... 112
Gambar 3. 29 Susunan Naf Roda Dengan Bantalan Rol Kerucut.....................112
Gambar 3. 30 Langkah Penyetelan.................................................................. 113
Gambar 3. 31 Pepasan Pen Pengunci............................................................. 113

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xiii


Pendahuluan

Gambar 3. 32 Kontrol Ketegangan Bantalan ................................................... 114


Gambar 3. 33 Pemasangan Dan Pembengkokan Pen Pengunci .................... 114
Gambar 3. 34 Pemasangan Tutup Naf Dan Kontrol Kembali Kelonggaran .... 115
Gambar 3. 35 Pelepasan Tutup Naf , Pen Pengunci Dan Mur Penyetel........... 115
Gambar 3. 36 Pelumasan Bantalan Roda ........................................................ 116
Tabel 3. 1 Macam-Macam Bantalan Roda ...................................................... 117
Gambar 3. 37 Tanda Keausan Ban ................................................................. 118
Gambar 3. 38 Profi Ban Sudah Aus ................................................................ 118
Gambar 3. 39 Pundak Ban Retak ................................................................... 119
Gambar 3. 40 Keolengan Radial ..................................................................... 119
Gambar 3. 41 Keolengan Aksial ..................................................................... 119
Gambar 3. 42 Pelek Retak .............................................................................. 120
Gambar 3. 43 Penukaran/Rotasi Posisi Roda .................................................. 120
Gambar 3. 44 Pemeriksaan Pada Katup Ban .................................................. 121
Gambar 3. 45 Tekanan Ban Dan Pengaruhnya Terhadap Keausan Profil Ban 121
Gambar 3. 46 Aquaplaning .............................................................................. 122
Gambar 4. 1 Sistem Penerangan .................................................................... 136
Gambar 4. 2 Sistem Tanda Blok Dan Relai ..................................................... 137
Gambar 4. 3 Rangkaian 2 Klakson .................................................................. 138
Gambar 4. 4 Melepas Tutup Lampu ................................................................. 141
Gambar 4. 5 Lampu Pijar Bayonet Satu Filamen ............................................. 142
Gambar 4. 6 Lampu Pijar Bayonet Dua Filamen .............................................. 142
Gambar 4.7 Lampu Tusuk ............................................................................... 143
Gambar 4. 6 Lampu Sofite ............................................................................... 143
Gambar 4. 8 Lampu Halogen ........................................................................... 143
Gambar 4. 9 Penghapus Kaca ......................................................................... 144
Gambar 4. 10 Nosel Pembasuh ....................................................................... 144
Gambar 4. 12 Persyaratan Penyetelan Pada Mobil ......................................... 148
Gambar 4. 13 Garis-Garis Pada Kaca Bias ...................................................... 149
Gambar 4.14 Hasil Proyeksi Lampu Europa .................................................... 151
Gambar 4.15 Penyetelan Lampu ..................................................................... 152

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Daftar Tabel

TABEL 0. 1 PETA KOMPETENSI GURU TKR.................................................... 3


TABEL 1. 1 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ........................................... 39
TABEL 2. 1 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT .......................................... 76
TABEL 3. 2 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ........................................ 130
TABEL 4. 1 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ........................................ 158

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xv


Pendahuluan

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modul Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Kelompok Kompetensi B ini


berisikan materi tentang Perawatan Berkala Casis, Pemindah Tenaga dan
Kelistrikan Kendaraan Ringan. Materi yang ada dirancang untuk dapat memenuhi
tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD)
yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru
paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Dalam mempelajari materi Pengetahuan, guru diharapkan membaca uraian


materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan
latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan
selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas.
Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak
diperkenankan mempelajari materi berikutnya.

Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan guru


peserta diklat memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan,
misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang
terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan
juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk
membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.

Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan,


khusus tentang materi ini, maka aspek penting yang perlu diperhatikan adalah
Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang
digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan guru mengidentifikasi terlebih
dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin
bisa terjadi. Dengan demikian guru akan dapat mengantisipasi dan
melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. Ketuntasan
pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan praktik
materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 1


Pendahuluan

karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk


mencapai ketuntasan keterampilan tersebut .Dan Modul ini telah
disempurnakan dengan memasukkan nilai-nilai PPK (Penguatan
Pendidikan Karakter)

B. Tujuan

Melalui proses pembelajaran yang mandiri, cermat, teliti, kreatif


bersemangat, bertanggung jawab dan didorong oleh rasa ingin tahu serta
peduli terhadap lingkungan dengan sumber belajar utama modul ini,
diharapkan guru memiliki kompetensi, dengan indikator sebagai berikut:
0 Menelaah prinsip kerja kopling
1 Merawat berkala kopling
2 Menelaah prinsip kerja transmisi manual
3 Merawat berkala transmisi manual
4 Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis
5 Merawat berkala transmisi otomatis
6 Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda
7 Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda
8 Menelaah prinsip kerja sistem kemudi
9 Merawat berkala sistem kemudi
10 Menelaah prinsip kerja sistem rem
11 Merawat berkala sistem rem
12 Menelaah kodefikasi peleg dan ban
13 Merawat berkala peleg dan ban
14 Menelaah prinsip kerja sistem suspensi
15 Merawat berkala sistem suspensi
16 Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman
17 Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman
18 Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca
19 Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca
20 Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian
21 Merawat berkala sistem starter dan pengisian

23 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B
C. Peta Kompetensi

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Jenjang : Guru SMK
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Tabel 0. 1 Peta Kompetensi Guru TKR

Kelompok Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Paket Keahlian

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem mekanisme katup


mekanisme katup Merawat berkala mekanisme katup

Menelaah prinsip kerja sistem pelumasan dan


Merawat berkala pendinginan
sistem pelumasan Menelaah minyak pelumas
dan pendinginan Merawat berkala sistem pelumasan dan
pendinginan

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem pemasukan dan


pembuangan
sistem pemasukan
Merawat berkala sistem pemasukan dan
dan pembuangan
A pembuangan

Menelaah prinsip kerja sistem pengapian


Merawat berkala konvensional dan elektronis
sistem pengapian Merawat berkala sistem pengapian konvensional
dan elektronis

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar bensin


sistem bahan bakar Merawat berkala sistem bahan bakar bensin
bensin

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar Diesel


sistem bahan bakar Merawat berkala sistem bahan bakar Diesel
Diesel

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem kopling


B sistem kopling Merawat berkala sistem kopling
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja transmisi manual
transmisi manual M erawat berkala transmisi manual
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 3
Pendahuluan

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis


transmisi otomatis Merawat berkala transmisi otomatis
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan
poros propeller, dan aksel roda
gardan dan aksel Merawat berkala poros propeller, gardan dan
roda aksel roda
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem kemudi
sistem kemudi Merawat berkala sistem kemudi
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem rem
sistem rem Merawat berkala sistem rem
Merawat berkala Menelaah kodefikasi peleg dan ban
roda Merawat berkala peleg dan ban
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem suspensi
sistem supensi Merawat berkala sistem suspensi
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda
sistem penerangan, dan pengaman
tanda dan Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan
pengaman pengaman

Merawat berkala Menelaah prinsip kerja penghapus/pembersih


sistem penghapus/ kaca
pembersih kaca Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih
kaca
Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem starter dan
sistem starter dan pengisian
pengisian Merawat berkala sistem starter dan pengisian
Memperbaiki blok Menelaah blok motor dan mekanisme engkol
Mendiagnosis kerusakan blok motor dan
motor dan
mekanisme engkol
mekanisme engkol
Memperbaiki blok motor dan mekanisme engkol
Memperbaiki kepala Menelaah kepala silinder dan mekanisme katup
Mendiagnosis kerusakan kepala silinder dan
silinder dan
mekanisme katup
mekanisme katup
Memperbaiki kepala silinder dan mekanisme katup
Memperbaiki sistem Menelaah sistem pemasukan dan pembuangan
Mendiagnosis kerusakan sistem pemasukan dan
pemasukan dan
pembuangan
pembuangan Memperbaiki sistem pemasukan dan pembuangan
C
Memperbaiki sistem Menelaah sistem pelumasan dan pendinginan
Mendiagnosis kerusakan sistem pelumasan dan
pelumasan dan
pendinginan
pendinginan
Memperbaiki sistem pelumasan dan pendinginan
D Memperbaiki sistem Menelaah sistem rem
rem Mendiagnosis kerusakan sistem rem
Memperbaiki sistem rem
Memperbaiki sistem Menelaah sistem penerangan, tanda dan
E penerangan, tanda pengaman
dan pengaman Mendiagnosis kerusakan sistem penerangan,
tanda dan pengaman

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Memperbaiki sistem penerangan, tanda dan


pengaman
Memperbaiki sistem Menelaah sistem penghapus/ pembersih kaca
penghapus/ Mendiagnosis kerusakan sistem penghapus/
pembersih kaca pembersih kaca
Memperbaiki sistem penghapus/ pembersih kaca
Menelaah sistem pengapian konvensional dan
elektronis
Memperbaiki sistem Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian
pengapian konvensional dan elektronis
F Memperbaiki sistem pengapian konvensional dan
elektronis
Memperbaiki sistem Menelaah sistem starter dan pengisian
starter dan pengisian Mendiagnosis kerusakan sistem starter dan
pengisian
Memperbaiki sistem starter dan pengisian
Memperbaiki sistem Menelaah sistem kopling
kopling Mendiagnosis kerusakan sistem kopling
Memperbaiki sistem kopling
Memperbaiki Menelaah transmisi
G transmisi Mendiagnosis kerusakan transmisi
Memperbaiki transmisi
Memperbaiki poros Menelaah poros propeller,gardan dan aksel roda
propeller,gardan dan Mendiagnosis kerusakan poros propeller,gardan
aksel roda dan aksel roda
Memperbaiki poros propeller,gardan dan aksel
roda
Menelaah sistem bahan bakar bensin
Memperbaiki sistem Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar
bahan bakar bensin bensin
H Memperbaiki sistem bahan bakar bensin
Menelaah sistem bahan bakar Diesel
Memperbaiki sistem Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar
bahan bakar Diesel Diesel
Memperbaiki sistem bahan bakar Diesel
Memperbaiki sistem Menelaah sistem kemudi
kemudi Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi
Memperbaiki sistem kemudi
Memperbaiki roda Menelaah peleg dan ban
Mendiagnosis kerusakan peleg dan ban.
I Memperbaiki peleg dan ban
Memperbaiki sistem Menelaah sistem suspensi
suspensi Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi.
Memperbaiki sistem suspensi
Melaksanakan Menelaah wheel aligment
Wheel Alignment Mendiagnosis kesalahan wheel aligment
Melaksanakan wheel aligment
J Memperbaiki sistem Menelaah sistem Air Conditioning (AC)
Air Conditioning (AC) Mendiagnosis kerusakan sistem Air Conditioning
(AC)
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 5
Pendahuluan

Memperbaiki sistem Air Conditioning (AC)


Memperbaiki Menelaah sistem audio video dan sistem
assesoris tambahan (GPS, dsb)
Mendiagnosis kerusakan pada sistem audio video
dan sistem tambahan (GPS, dsb)
Memperbaiki sistem audio video dan sistem
tambahan (GPS, dsb)

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah Perawatan
Berkala Casis, Pemindah Tenaga dan Kelistrikan Kendaraan Ringan , yang
meliputi:
0 Menelaah prinsip kerja kopling
1 Merawat berkala kopling
2 Menelaah prinsip kerja transmisi manual
3 Merawat berkala transmisi manual
4 Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis
5 Merawat berkala transmisi otomatis
6 Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda
7 Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda
8 Menelaah prinsip kerja sistem kemudi
9 Merawat berkala sistem kemudi
10 Menelaah prinsip kerja sistem rem
11 Merawat berkala sistem rem
12 Menelaah kodefikasi peleg dan ban
13 Merawat berkala peleg dan ban
14 Menelaah prinsip kerja sistem suspensi
15 Merawat berkala sistem suspensi
16 Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman
17 Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman
18 Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca
19 Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca
20 Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian
21 Merawat berkala sistem starter dan pengisian

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

E. Saran Cara Penggunaan Modul


Guru diharapkan memiliki sikap mandiri, cermat, teliti, kreatif bersemangat,
bertanggung jawab dan didorong oleh rasa ingin tahu serta peduli terhadap
lingkungan dalam belajar dan berlatih, dapat berperan aktif dan kreatif
berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu
langkah kerja berikut perlu diperhatikan secara baik :
0 Bacalah modul ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai
halaman paling belakang. Pahami dengan benar isi dari setiap
kegiatan belajar yang ada, dan gunakan sarana belajar yang relevan
(contoh; model-model media pembelajaran).
1 Untuk memudahkan guru dalam mempelajari modul ini, maka pelajari
terlebih dahulu Tujuan Akhir Pembelajaran dan Ruang Lingkup yang
akan dicapai dalam modul ini.
2 Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini secara
cermat, teliti, kreatif, bersemangat dengan didorong rasa ingin tahu
dan terampil agar kompetensi anda berkembang sesuai standar.
3 Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana
yang telah anda susun.
4 Sebelum anda dapat menjawab dengan baik latihan dan tugas atau tes
yang ada pada setiap akhir materi, berarti anda belum memperoleh
ketuntasan dalam belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas,
setelah itu diperbolehkan untuk mempelajari materi berikutnya.

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In.

Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 7


Pendahuluan

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

23 Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta


diklat untuk mempelajari :
23 Latar belakang yang memuatgambaranmateri
24 Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
25 Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
26 Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
27 langkah-langkah penggunaan modul

24 Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Keahlian Teknik


Kendaraan Ringan Kelompok kompetensi B, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 9


Pendahuluan

peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok


dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

5888 Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahamanmateri-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajara nmateri ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

5889 Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

5890 Refleksi

pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi
oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh
peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-

23 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

23 Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan


In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
23 latarbelakang yang memuat gambaran materi
24 tujuan kegiatan pembelajaran setia pmateri
25 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
26 Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
27 langkah-langkah penggunaan modul

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 11


Pendahuluan

5888 In Service
Learning 1 (IN-1)
Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Keahlian Teknik


Kendaraan Ringan Kelompok kompetensi B, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

0 Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metodeberfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada
on the job learning.

0 On the Job Learning (ON)


Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Keahlian Teknik


Kendaraan Ringan Kelompok kompetensi B, , guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

23 Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun


di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

23 In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON


yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

24 Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi
oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh
peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi Keahlian Teknik Kendaraan


Ringan Kelompok kompetensi B, teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran
yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman
dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 13


Pendahuluan
Tabel1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode Nama LK Keterangan


LK
1. LK.1.1. Fungsi Kopling Dan Cara Kerjanya TM, IN1
2. LK.1.2 Praktik Penyetelan Kopling TM, IN1
3. LK.1.3. Menggambar Aliran Tenaga Transmisi 2 TM, ON
Poros
4. LK.1..4. Menggambar Aliran Tenaga Transmisi 3 TM, IN1
Poros
5. LK.1.5. Praktik Pemeriksaan dan Pengisian Oli TM, ON
Transmisi manual dan Gardan
6. LK.1.6. Praktik Pengecekan Oli transmisi otomatis TM, ON
7. LK.2.1 Poros Propeller, Sambungan salaib dan TM, ON
sambungan geser
8. LK.2.2. Komponen Poros aksel roda TM. ON
9. LK.2.3. Praktik Pemeriksaan dan Pelumasan Poros TM. ON
penggerak
10. LK.2.4. Praktik Pemeriksaan dan Penyetelan Gigi TM, ON
Kemudi
11. LK.2.5. Praktik Pemeriksaan dan Pelumasan TM, ON
Suspensi
12 LK.3.1. Rem Tromol dan Rem Cakram TM. ON
13. LK. 3.2 Praktik Pemeriksaan Sistem hidroulis dan TM. IN1
pembuangan Udaara
14. LK.3.3. Macam-macam cairan Rem TM. ON
15. LK.3.4 Praktik pemeriksaam Pelek dan Ban TM ON
16. LK.4.1 Praktik Merangkai sistem Penerangan TM. IN 2
17. LK.4.2 Praktik Pengontrolan perlengkapan Listrik TM IN 2
18. LK.4.3. Praktik penyetelan lampu Kepala TM IN 2
19. LK.4 Pembuatan Soal HOT TM. ON
Khusus
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In service learning 1


ON : Digunakan pada on the job learning

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kegiatan Pembelajaran 1
Perawatan Berkala Kopling, Transmisi Manual Dan
Transmisi Otomatis

A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, cermat, teliti, kreatif, bersemangat dan
didorong rasa ingin tahu serta bertanggung jawab diharapkan guru mampu:
0 Menelaah prinsip kerja kopling
1 Merawat berkala kopling
2 Menelaah prinsip kerja transmisi manual
3 Merawat berkala transmisi manual
4 Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis
5 Merawat berkala transmisi otomatis

0.0 Indikator Pencapaian Kompetensi


0 Menelaah prinsip kerja kopling
1 Merawat berkala kopling
2 Menelaah prinsip kerja transmisi manual
3 Merawat berkala transmisi manual
4 Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis
5 Merawat berkala transmisi otomatis

0 Uraian Materi
1. Sistem Pemindah Tenaga

Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan torsi
dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi kebutuhan
kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan berjalan
lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali. Sistem pemindah
tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan torsi dan tenaga roda
kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas muatannya dapat berjalan
dengan baik pada berbagai kondisi jalan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 15


Kegiatan Pembelajaran 1

2
3
Gambar 1. 1 Sistem Pemindah Tenaga

0 Kopling 5888 Menghubung dan memutus putaran / tenaga motor ke


transmisi
1 Transmisi 5889 Mengatur perbandingan putaran motor dengan poros
penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir
yang diinginkan
2 Poros Penggerak 5890 Meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke
(Propeller Shaft ) penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi.
0 Penggerak Aksel 5891 Penggerak sudut, untuk memindahkan arah putaran
(Gardan/ poros penggerak kearah poros aksel.
Differensial) Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda
pada saat belok
1 Poros Aksel 5892 Meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda.

23 Kopling

Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga, torsi


dan putaran motor ke komponen pemindah tenaga.

a. Cara Kerja Kopling

Contoh : pada kopling plat tunggal dengan diafragma

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 1. 2 Kopling Kering Plat Tunggal Pegas Diafragma

Bagian utama kopling:


1. Tuas Pembebas 6. Bantalan pilot
2. Roda gaya 7. Plat kopling
3. Bantalan tekan 8. Pegas diafragma
4. Poros kopling 9. Plat penekan
5. Poros engkol 10. Unit penekan

1) Posisi Kopling Terhubung

Pada saat kaki pengemudi tidak menekan pedal kopling, maka tuas pembebas
pada unit kopling tidak tertarik, akibatnya pegas penekan diafragma menekan
plat penekan sehingga plat penekan terhubung / tertekan dan kanvas kopling
terjepit diantara roda gaya dan plat penekan, sehingga putaran motor pada roda
gaya dimana terdapat dudukan pelat kopling, akan diteruskan atau dipindahkan
ke poros kopling.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 17


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 3 Posisi Kopling Terhubung dan Terlepas

0 Posisi Kopling Terlepas

Selanjutnya pada saat kaki pengemudi menekan pedal kopling, maka tuas
pembebas pada unit kopling akan tertarik, akibatnya pegas penekan diafragma
mengungkit plat penekan sehingga plat kopling bebas dari penekanan. Akibatnya
kanvas kopling bebas dari penekan/jepitan, maka tenaga, torsi dan putaran
motor tidak dapat diteruskan/dipindahkan ke poros kopling.

b. Penyetelan Gerak Bebas Kopling

1). Peralatan yang digunakan untuk praktik:

0 Kotak alat
1 Lampu kerja
2 Alat pengangkat mobil
3 Penyangga mobil

1 Bahan yang digunakan untuk praktik:

0 Mobil

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Catatan

Ada bermacam-macam sistem penggerak kopling, pada dasarnya dapat


dibedakan :
0 Sistem penggerak dengan gerak bebas (kebanyakan mobil)
1 Sistem penggerak dengn penyetelan automatis (mis. Corolla GL)
Sistem penggerak kopling ada yang mekanis (kabel) dan ada yang hidraulis.

3) Penyetelan Sisitem Penggerak Opling Dengan Gerak Bebas

0Periksa kebebasan pada pedal, biasanya 20mm

Gambar 1. 4 Gerak Bebas Kopling

0 Pada sistem penggerak hidraulis, letak sekrup penyetel biasanya pada batang
penekan silinder kopling.

0 Mur kontra
1 Mur penyetel
2 Batang penekan

Gambar 1. 5 Mur Penyetel Gerak Bebas Kopling

0 Pada sistem penggerak mekanik biasanya dipakai kabel. Bagian penyetel


dapat terletak pada ujung kabel di atas atau di bawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Beri pelumas dan


stel disini

Gambar 1. 6 Mekanisme Kopling Konvensional

Mengapa gerak bebas kopling dapat berubah dan perlu distel?

Keausan pada kanvas kopling menyebabkan pengurangan gerak bebas. Jika


tidak ada gerak bebas, kopling berada dalam keadaan seperti ditekan sedikit,
akibatnya kopling mulai slip.

Informasi Tambahan : Penyetelan Gerak Bebas Kopling

Mengapa pada kopling sistem penggerak hidraulis yang baru distel, gerak
bebasnya dapat hilang setelah pedal kopling ditekan beberapa kali?
Gerak bebas hilang karena batang penekan pada silinder master tidak ada
celahnya. Akibatnya :
0 Pada saat pedal dilepas, torak master tidak dapat kembali sampai pada
pembatasnya.
1 Lubang kompensasi antara silinder reservoir tertutup oleh sil primer.
2 Cairan rem dari silinder kopling tidak dapat mengalir kembali ke resevoir,
maka tekanan dalam sistem hidraulis akan hilang dengan sempurna.
3 Kopling masih sedikit tertekan, walaupun pedalnya dilepas.

0Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Penyetelan dasar pada batang penekan silinder master :

Batang penekan

lubang kompresi

Stel disini !
Sil primer
Celah 0,2 - 1mm

Gambar 1. 7 Penyetel Pada Master Kopling

3. Transmisi Manual

Didalam kotak transmisi terdapat beberapa pasangan roda gigi. Dengan berbagai
pasangan roda gigi tersebut, transmisi dapat menaikkan dan menurunkan torsi,
tenaga dan putaran motor serta membalik arah putaran motor untuk keperluan
memundurkan kendaraan

a. Prinsip Dasar Kerja Transmisi

23 Lengan

Gambar 1. 8 Prinsip Pengungkit (Lengan) Pada Transmisi

Dari gambar tersebut diatas, maka:

M terhadap titik ungkit = 0


F1 x l1 = F2 x l2
Jika diketahui : F1 = 16 kg, l1 = 2 cm, l2 = 8 cm
Maka : F2 = 16 x 2 / 8 = 4 kg

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

Kesimpulan :
Dengan lengan pengungkit yang lebih panjang (l2) memungkinkan dapat
memindahkan beban berat (F1 = 16 kg) dengan tenaga kecil (F2 = 4 kg)

5888 Pasangan Roda Gigi

Pasangan roda gigi seperti gambar memiliki kesamaan dengan prinsip dasar
kerja lengan. Roda gigi penggerak akan mengungkit roda gigi yang
digerakkan. Gaya atau momen pada roda gigi dengan diameter yang lebih
kecil bisa berubah menjadi gaya atau momen yang semakin besar pada roda
gigi dengan diameter yang lebih besar dengan putaran yang lebih lambat.

Gambar 1. 9 Prinsip Pengungkit Pada Roda Gigi Transmisi

b. Macam Macam Transmisi

0 Dengan Gigi Geser (Sliding Gear)

Gambar 1. 10 Transmisi Dengan Gigi Geser (Sliding Gear)

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Posisi Gigi 1 :

Roda gigi A dihubungkan dengan roda gigi D, maka roda gigi C lepas dengan
roda gigi B, hasilnya putaran output lebih rendah / lambat daripada putaran input.

Posisi Gigi 2 :

Roda gigi B dihubungkan dengan roda gigi C, maka roda gigi D lepas dengan
roda gigi A, hasilnya putaran output lebih tinggi / cepat daripada putaran input.

0 Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh)


Posisi Gigi 1 :

Kopling geser dihubungkan ke roda gigi D, maka aliran putaran dari putaran input
0 roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar), hasilnya putaran
output rendah/lambat.

Gambar 1. 11 Transmisi Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh)

Posisi Gigi 2 :
Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C, maka aliran putaran dari putaran input
0 roda gigi B (diameter besar) - roda gigi C (diameter kecil), hasilnya putaran
output tinggi/cepat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

a) Cara Kerja Transmisi Biasa Dengan Roda Gigi Geser (Gambar 1.12)

Gambar 1. 12 Transmisi Dengan Roda Gigi Geser


Nama komponen :

1 = Poros kopling / Poros input. 4 = Garpu pemindah


2 = Poros utama / Poros output . 5 = Roda gigi balik (mundur)
3 = Poros bantu / Counter Gear = Reserve Gear

Posisi Gigi 1 :

Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi F, maka roda gigi A D dan roda
gigi F - C berhubungan, akibatnya aliran putaran dari putaran input - roda gigi A
(diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) poros (3) - roda gigi F (diameter
kecil) - roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output rendah/lambat.

Posisi Gigi 2 :

Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi E, C F di lepas, maka roda gigi A
D dan roda gigi E - B berhubungan, akibatnya aliran putaran dari putaran input
0roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) poros (3) - roda gigi
F (diameter kecil) - roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output
tinggi/cepat.

Posisi Gigi 3 :

Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi A, C F di lepas, maka poros
output dan input seporos, sehingga putaran output dan input sama.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Posisi Gigi R :

Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi H (B dilepas), maka


berhubungan roda gigi A D poros (3) - dan roda gigi G - H - C, akibatnya
aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D
(diameter besar) poros (3) - roda gigi G (diameter kecil) - roda gigi H (diameter
lebih kecil) roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output lebih lambat
dengan arah putaran terbalik (mundur).

c. Transmisi Dua Poros

Disebut transmisi dua poros, karena untuk menghasilkan sejumlah posisi gigi
maju (pada gambar 1.19 menghasilkan 3 posisi maju) diperlukan 2 poros. Untuk
posisi gigi mundur diperlukan satu poros lagi.

0 Kedudukan Gigi pada


Poros
Pada poros input terdapat roda roda gigi tetap (permanen) dan pada poros
output terdapat roda roda gigi terhubung dan dapat digeser sepanjang alur
pada poros tersebut.

Gambar 1. 14 Transmisi Dua Poros

Gambar 1. 13 Transmisi Dua Poros

(2) Prinsip Kerja

Putaran poros input akan menghasilkan putaran poros output, jika salah satu
roda gigi poros output digeser dan berhubungan dengan roda gigi poros input.
Demikian juga untuk posisi gigi mundur, dengan menggeser gigi mundur pada
porosnya, maka akan diperoleh posisi gigi mundur.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 1

Transmisi dua poros umumnya digunakan pada kendaraan ringan dan


kendaraan dengan penggerak roda depan.

0 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan


Bagian bagian (gambar 1.20)

1. Poros input 4. Bantalan rol


2. Poros output 5. Bantalan naf
3. Unit sinkromesh 6. Roda gigi pinion

3
1

6 4 2
Posisi Gigi 4

Posisi Gigi 3
Posisi Gigi 2 Posisi Gigi 1

Posisi Gigi R

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Diagram Posisi Gigi

Posisi Gigi 1

Posisi Gigi 2

Posisi Gigi 3

Posisi Gigi 4

Posisi Gigi R

Gambar 1. 15 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan

Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi dan
poros output tergambar dalam diagram diatas.

(2) Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang

Nama komponen :
1. Poros intput 5. Bantalan bola pada poros
2. Poros bantu 6. Bantalan pilot
3. Poros output 7. Gigi spedometer
4. Unit sinkromes 8. Gigi balik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 1

6 4 3

Diagram Posisi Gigi

Posisi 1

Posisi 2

Posisi 3

Posisi 4

Posisi 5

Gambar 1. 16 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang

Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi
poros bantu - pasangan roda gigi dan poros output.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

d. Pemeriksaan Oli Transmisi


Pemeriksaan oli transmisi dan oli aksel dilakukan melalui baut pengontrol. Letak
baut tersebut selalu di bawah garis sumbu poros (t). Volume/isi oli dikatakan
cukup bila permukaannya masih dapat dicapai dengan jari.

Gambar 1. 17 Posisi Oli Transmisi dan Gardan

Oli transmisi dan oli aksel tidak perlu diganti baru. Permukaan oli yang terlalu
rendah disebabkan karena ada kebocoran , misalnya pada sil-sil.

e. Pengisian Oli Transmisi

Persyaratan : kendaraan harus berada pada posisi datar (tidak miring). Oli dapat
diisikan dengan menggunakan pompa tangan . Untuk aksel diperlukan oli roda
gigi dengan spesifikasi GL 5 atau 6. Pada transmisi bisa juga menggunakan oli
mesin .

Gambar 1. 18 Pengisian Oli Transmisi


Automatis dan Gardan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 1

Pada transmisi otomatis, tinggi permukaan oli diukur melalui batang pengontrol
oli. Pengukuran harus dilakukan ketika motor hidup, pada temperatur kerja, dan
tuas transmisi di posisi P.

0 Kontrol : F = maksimum L
= minimum

Gambar 1. 19 Pengecekan Oli Transmisi

0 Tinggi permukaan berubah sesuai temperatur oli transmisi . Dalam keadaan


dingin , kadang-kadang permukaan oli tidak mencapai batang pengukur.
1 Penambahan oli dilakukan melalui pipa batang pengontrol.
2 Gunakan corong untuk mengisi oli . Hati-hati kotoran tidak boleh masuk
(misal : benang-benang lap) karena bisa mengganggu kerja transmisi.
3 Gunakan hanya oli khusus ATF.

Oli dan saringan pada transmisi otomatis diganti 50' 000 km. Cara mengganti
lihat buku manual.

D. Aktifitas Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran
adalah:
0 Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca
uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas,
mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai
umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil
belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas,
maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan


pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan,
misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli
yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja,
melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan
siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.

Dalam mempelajari materi pengetahuan hendaknya cermat dan teliti dalam


pembacaan gambar, bersemangat dengan memanfaatkan secara optimal
sarana pembelajaran secara kreatif (contoh pemanfatan model/media
pembelajaran) dengan didorong semangat ingin tahu yang tinggi.

1 Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan,


khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan
bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar
mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran
dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan
dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan
dengan baik dan aman.

2 Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat


melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang
untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

Dalam mempelajari keteramplan/berlatih hendaknya bekerja secara teliti,


prosedural, memperhatikan ketentuan dan data-data teknis yang harus diikuti
dan dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 1

Kerjakan beberapa lembar kerja (LK) yang berkaitan


dengan KP. 1 dibawah ini :

LK 1.1. Teori tentang Kopling


Sebutkan nama bagian-bagian kopling tersebut

Jelaskan cara kerja kopling dan aliran tenaganya pada posisi terhubung dan
pada posisi bebas
23 Cara kerja kopling dan aliran tenaganya pada posisi terhubung..........
24 Cara kerja kopling dan aliran tenaganya pada posisi bebas ...............

Berikan warna pada gambar kopling diatas


Pelat penekan warna merah
Pelat kopling warna kuning
Roda gila warna hijau
Poros kopling warna biru

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK 1.2. Praktik Penyetelan Kopling

Lakukan Praktik Penyetelan gerak bebas kopling, untuk kopling hidroulis dan
mekanis.
Perhatikan Petunjuk dibawah ini

23 Sebelum melakukan praktik penyetelan gerak bebas kopling, identifikasi


peralatan dan bahan yang diperlukan dan persiapkan.
24 Carilah data berapa besarnya gerak bebas pedal kopling yang dsiperlukan.
25 Lakukan praktikpenyetelan gerak bebas kopling dan dan laporkan hasilnya
kepada fasilitator/Instruktur.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 1

LK 1.3. Aliran Tenaga Transmisi dua Poros

Perhatikan gambar pasangan gigi-gigi transmisi tersebut

Jelaskan proses kerja dari transmisi tersebut dengan mengisi tabel dibawah ini

No Posisi tingkat Proses hubungan Aliran tenaganya


gigi gigi

1 Tingkat 1 D digeser ke A Input, A, D terus ke output


2 Tingkat 2
3 Tingkat 3
4 Mundur

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK 1.4. Aliran Tenaga Transmisi tiga Poros


Perhatikan gambar pasangan gigi-gigi transmisi dibawah ini:

Kerjakan seperti pada LK 1.3. dengam menggunakan tabel dibawah ini:

No Posisi tingkat Proses hubungan Aliran tenaganya


gigi gigi

1 Tingkat 1
2 Tingkat 2
3 Tingkat 3
4 Tingkat 4
5 Mundur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 1

LK 1.5. Praktik Pemeriksaan dan Pengisian Oli Transmisi


dan Gardan
Lakukan praktik Pemeriksaaan dan Pengisian oli pada Transmisi dan pada Gardan

Perhatikan Petunjuk dibawah ini:


23 Sebelum melakukan praktik pemeriksaan dan pengisian oli pada
transmisi dan pada gardan, identifikasi peralatan dan bahan yang
diperlukan dan persiapkan.
24 Carilah data tentang oli yang digunakan baik untuk transmisi maupun
untuk Gardan
25 Identifikisa secara cermat langkah-langkah keselamatan kerja yang harus
dilakukan..
26 Lakukan praktik dan laporkan hasilnya kepada fasilitator/Instruktur.

Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk praktik pemeriksaan dan


pengisian oli transmisi dan oli gardan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalm praktik pemeriksaan dan


pengisian oli transmisi dan oli gardan

Identifikasi keselamatan kerja:

Laporan Hasil Praktik (bisa dilengkapi dengan gambar kerja)

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK 1.6.Praktik Pengecekan Oli Transmisi Otomatis

Lakukan praktik pengecekan oli transmisi otomatis


Perhatikan Petunjuk dibawah ini
a. Sebelum melakukan praktik pengecekan oli
transmisi otomatis, identifikasi peralatan dan bahan
yang diperlukan dan persiapkan.
23 Pastikan posisi mobil sudah benar pada saat dilakukan pengecekan
24 Identifikisa secara cermat langkah-langkah keselamatan kerja yang
harus dilakukan..
25 Lakukan praktik dan laporkan hasilnya kepada fasilitator/Instruktur.
Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk praktik pengecekan oli transmisi
otomatis

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalm praktik pengecekan transmisi


otomatis

Identifikasi keselamatan kerja:pada praktik pengecekan transmisi otomatis

Laporan Hasil Praktik (bisa dilengkapi dengan gambar kerja)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 37


Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan/Kasus/Tugas
Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan
merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut :
23 Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku
pedoman pemilik mobil tersebut terkait dengan kopling dan transmisi.
24 Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan berkala/
servis kopling dan transmisi dari masing-masing buku manual tersebut.

F. Rangkuman
23 Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan
torsi dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi
kebutuhan kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan
berjalan lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali.
Sistem pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan
torsi dan tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas
muatannya dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi jalan.
24 Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran / tenaga
motor ke transmisi
25 Transmisi berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran motor dengan poros
penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan
26 Poros penggerak (propeller shaft) berfungsi untuk meneruskan
putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang
bervariasi.
27 Penggerak aksel (gardan/differensial) berfungsi untuk penggerak sudut,
untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel.
Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok
28 Poros aksel berfungsi untuk meneruskan putaran dari penggerak aksel ke
roda.
Roda berfungsi untuk meneruskan tenaga dan torsi ke permukaan jalan
sehingga menjadi traksi yang menggerakkan kendaraan.

5888 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Tabel 1. 1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian sistem
pemindah tenaga ?

2 Apakah anda mampu menyebutkan komponen pemindah


tenaga?

3 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi komponen


sistem pemindah tenaga?

4 Apakah anda mampu menyebutkan sistem penggerak


roda kendaraan?

5 Apakah anda mampu menjelaskan keuntungan dan


kerugian sistem penggerak roda depan kendaraan?

6 Apakah anda mampu menjelaskan keuntungan dan


kerugian sistem penggerak roda belakang kendaraan?

7 Apakah anda mampu menjelaskan keuntungan dan


kerugian sistem penggerak empat roda kendaraan?

8 Apakah anda mampu menjelaskan bagian utama kopling


jenis kering ?

9 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja kopling jenis


kering ?

10 Apakah anda mampu menjelaskan bagian utama kopling


jenis basah ?

11 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja kopling jenis


basah ?

12 Apakah anda mampu menyetel gerak bebas kopling ?


13 Apakah anda mampu menjelaskan prinsip kerja transmisi?
14 Apakah anda mampu menyebutkan macam-macam
transmisi?

15 Apakah anda mampu memeriksa dan mengganti oli


transmisi?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 1

Kesimpulan :

Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 13 dari 15 pertanyaan, maka


dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan
pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi
pembelajaran pada tema materi yang kurang.

jika jawaban YA kurang dari 13, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar
belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar
mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kegiatan Pembelajaran 2
Perawatan Berkala Poros Propeller, Gardan, Aksel
Roda, Sistem Kemudi Dan Suspensi

A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, cermat, teliti, kreatif bersemangat,
didorong oleh rasa ingin tahu dan bertanggung jawab diharapkan guru mampu:
0 Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda
1 Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda
2 Menelaah prinsip kerja sistem kemudi
3 Merawat berkala sistem kemudi
4 Menelaah prinsip kerja sistem suspensi
5 Merawat berkala sistem suspensi

0 Indikator Pencapaian Kompetensi


0 Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda
1 Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda
2 Menelaah prinsip kerja sistem kemudi
3 Merawat berkala sistem kemudi
4 Menelaah prinsip kerja sistem suspensi
5 Merawat berkala sistem suspensi

0 Uraian Materi
0 Poros Penggerak (Propeller Shaft)

Poros penggerak berfungsi untuk meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke


penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi.
Untuk menjalankan fungsinya, poros penggerak harus mampu :
23 Tahan terhadap momen puntir
24 Dapat meneruskan putaran roda sudut yang bervariasi
25 Dapat mengatasi perpanjangan / perpendekan jarak antara transmisi dan
penggerak aksel (diferensial)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 2

5888 Dibuat seringan mungkin.

Gambar 2. 2 Poros Penggerak (Propeller Shaft) Pada Kendaraan

Nama komponen :
0 Poros penggerak (Poros propeler)
1 Penghubung sudut (joint)
2 Poros aksel (Poros roda)

a. Poros Penggerak (Propeller Shaft)


Kegunaan sambungan salip ( joint )

Meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi karena gerakan naik-turun


komponen kendaraan.

Kegunaan sambungan geser ( luncur )

Menyesuaikan perubahan panjang-pendek poros penggerak (jarak aksel dan


transmisi berubah panjang-pendek), karena gerakan naik-turun komponen
kendaraan.

Gambar 2. 3 Poros Penggerak (Propeller Shaft)

23 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 2. 4 Poros Aksel (Poros Roda) Pada Aksel Rigid

Nama komponen (Gambar 2.3) :


1. Flens Roda 4. Aksel
2. Penahan bantalan 5. Roda gigi matahari pada diferensial
3. Poros aksel

Sifat sifat yang harus dipenuhi :

0 Poros cukup kuat meneruskan momen pusat dan diferensial ke roda (baja
khusus) dan tahan terhadap getaran dan puntiran

24 Poros Penggerak Pada Suspensi Independen

Gambar 2. 5 Poros Penggerak Pada Suspensi Independen

Nama komponen (Gambar 2.4) :


1. Flens roda 3. Penghubung bola ( pot joint )
2. Bantalan naf 4. Poros aksel

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 2

c. Penghubung Sudut (Joint)


5888 Penghubung salib (universal joint)

Gambar 2. 6 Penghubung Salib (Universal Joint)

Hal penting pada penghubung salib (universal joint) :

!!!!!!!!!!!!!!7264.32 Penghub
ung dapat meneruskan tenaga/putaran maksimum pada sudut 150
!!!!!!!!!!!!!!7264.33 Putaran poros
tidak merata, jika sambungan memben tuk sudut besar

!!!!!!!!!!!!!!7264.34 Digunaka
n pada kendaraan kendaraan dengan peng gerak roda belakang motor
di depan ( memanjang )

7265 Penghubung Bola Peluru (Pot Joint)

Gambar 2. 7 Penghubung Bola Peluru (Pot Joint)


8 #16644 # Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

8#16644# Penghubung bola peluru (pot joint) memiliki


kemampuan sudut dapat meneruskan tenaga / putaran pada sudut
maximum 500 ( rata rata 300 )
8#16645# Memiliki sifat sifat kerja putarannya lebih
stabil ( konstan )
Penggunaan pada suspensi independen, pada aksel rigrid depan dengan
penggerak roda ( wheel drive )

3) Penghubung Fleksibel ( Flexible Joint )

Gambar 2. 8 Penghubung Fleksibel (Flexible Joint)


Kemampuan sudut : dapat meneruskan tenaga / putaran roda sudut

maximal 150
Penggunaan : pada perpanjangan poros penggerak ( propeller
) dari transmisi
Sifat sifat : dapat sedikit terpuntir guna meredam hantaran
0.00
0
0
0
#

0
#

0
#

0
#

0
#

0
#

0
#

A0
#

0
#

0
#

0
#

0

#

0
#

0
#

0
d. Pemeriksaan dan Pelumasan Poros Penggerak
0 Peralatan yang diperlukan:

0 Alat pengangkat mobil


1 Penyangga
2 Lampu
3 Pompa vet

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 2

0 Bahan yang diperlukan:


0 Mobil
1 Vet casis

Keterangan :

Aksel rigid biasanya digerakkan dengan poros propeler yang dilengkapi dengan
sambungan salib dan dengan nipel pelumas.

Gambar 2. 9 Sambungan Salib (Universal Joint)

Pada roda suspensi indenpenden biasanya digerakkan dengan poros penggerak


yang diperlengkapi dengan sambungan peluru.

Gambar 2. 10 Sambungan Peluru (CV Joint)

Langkah kerja : sambungan salib

0 Periksa kebebasan pada sambungan salib. Jika ada kebebasan yang


dapat terasa dengan jelas, sambungan salib harus diganti.

Gambar 2. 11 Pemeriksaan Kebebasan Pada Sambungan Salib

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Jika poros propeler dilengkapi dengan nipel, lumasi dengan pompa vet.
.
Letak nipel pelumas

Gambar 2. 12 Nipel Pelumas Pada Poros Propeler

Langkah kerja : sambungan peluru

0 Periksa kebebasan pada sambungan peluru. Jika ada kebebasan yang


dapat terasa dengan jelas, poros penggerak harus dioverhaul atau diganti
baru.
1 Memeriksa kebocoran pada karet penutup. Karet penutup yang rusak
harus diganti.

Gambar 2. 13 Kebocoran Pada Karet Penutup

Sambungan peluru tidak diperlengkapi nipel pelumas, tetapi sudah diberikan


pelumas berupa vet khusus yang tidak perlu diganti.

2. Sistem Kemudi

Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan
melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 2

b. Sistem Kemudi Rak dan Pinion

Pelindung poros kemudi

Poros pemindah

Bolt joint
Tire Rod

Gigi ( rak )
Lengan kemudi
Gigi pinion ( knuckle arm )

Gambar 2. 14 Sistem Kemudi Rak dan Pinion

Penggunaan : digunakan pada mobil mobil ringan


Keuntungan : konstruksi sederhana
Kerugian : ratio gigi kemudi terbatas

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Sistem Kemudi Dengan Penguat Tenaga Kemudi (Power


Steering)

Gambar 2. 15 Sistem Kemudi Dengan Penguat Tenaga Kemudi


(Power Steering)

Nama komponen :

0 Reservoir
1 Unit pompa
2 Pipa pendingin
3 Unit pengatur sirkit aliran minyak
4 Rumah gigi kemudi
5 Saluran pembagi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 2

d. Pemeriksaan dan Penyetelan Gigi Kemudi Cacing


0 Peralatan yang digunakan untuk praktik :

0 Alat pengankat mobil


1 Penyangga
2 Kotak alat
3 Batang pengukur (kawat las)
4 Pipet
5 Kan oli

1 Bahan yang digunakan untuk praktik : mobil


2 Keselamatan kerja
Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik.

0 Langkah kerja
Pemeriksaan batas permukaan oli

0 Buka baut pada lubang pengisi oli.


1 Periksa batas permukaannya dengan batang pengukur, (dapat dengan
kawat las).
2 Jika terlalu rendah, tambahkan loli. gunakan oli mesin atau oli transmisi.
3 Jika permukaan oli terlalu tinggi, kurangi oli dengan menggunakan karet
pengisap (pipet).

Gambar 2. 16 Batas Permukaan Oli

Pemeriksaan dan penyetelan gigi kemudi


0 Angkat kendaran, sehingga roda depan bebas dari lantai, dan luruskan
posisi roda depan.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Periksa kebebasan gigi kemudi, dengan cara menggerak-gerakkan roda


kemudi ke kiri dan ke kanan sambil memperhatikan lengan pitmen mulai
bergerak.
1 Jika ada kebebasan, stel pada baut penyetelnya.

Gambar 2. 17 Mur-Baut Penyetel Kebebasan Gigi

Catatan :
Jika penyetelan dilaksanakan pada posisi roda yang tidak lurus (belok ke kiriatau
ke kanan), maka hasil penyetelannya tidak akurat. Karena pada saat roda tidak
lurus, kebebasan gigi kemudinya adalah yang paling besar. Kalau penyetelan
dilakukan pada posisi tersebut, maka pada pada posisi roda lurus, kebebasan
kemudinya hilang, gigi kemudi menjadi rapat dan gerakan kemudi menjadi berat.

Informasi Tambahan : Sambungan Kemudi


Pemeriksaan
0 Jika terdapat gerak bebas pada roda kemudi, kondisi sambungan kemudi
perlu dikontrol. Sebelum mobil terangkat, suruh seseorang untuk
menggerakkan roda kemudi dan perhatikan kelonggaran pada joint-joint
sambungan kemudi. Joint yang longgar harus diganti.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 18 Pemeriksaan Kondisi Sambungan Kemudi

0 Angkat mobil dan periksa pemasangan pen pengunci pada joint-joint,


pengerasan klem tie-rod dan batang lain pada sambungan kemudi.
1 Pada gigi kemudi jenis rak, karet penutupnya harus diperiksa. Jika robek,
harus diganti dengan segera, supaya air dan kotoran tidak masuk dan
merusakkan gigi.

Gambar 2. 19 Pemeriksaan Kondisi Karet Penutup

Pelumasan Sambungan Kemudi

Sambungan kemudi dilumasi setiap 10000km, kalau diperlengkapi dengan


nipel-nipel pada tumpuan lengan idler (A). Lihat gambar!

Penambahan vet melalui nipel dinilai cukup, jika karet penutup joint mulai
mengembang. Nipel yang tersumbat harus diganti dan vet yang jatuh kelantai
harap dibersihkan dengan segera!

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 2. 20 Pemeriksaan dan Pelumasan Sambungan Kemudi

3. Suspensi Aksel Rigid


Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan
dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat
berjalan dengan nyaman dan aman
Untuk itu maka suspensi harus dapat :
0 Mengantar gerakan roda
1 Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan
2 Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan
3 Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman

Gambar 2. 21 Suspensi Aksel Rigid

Sifat sifat yang dimiliki :

0 Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain


1 Konstruksi sederhana, perawatan mudah
2 Gerakan pemegasan sedikilt mempengaruhi geometri roda
3 Memerlukan ruang pemegasan yang besar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 2

0 Titik berat kendaraan tidak dapat rendah, maka kenyamanan kurang


1 Massa tak berpegas (aksel, roda) berat, maka kenyamanan kurang
2 Bodi sedikit miring pada saat belok.

Penggunaan :

Pada aksel belakang tanpa/dengan penggerak roda (kendaraan ringan dan


berat), dan pada aksel depan (kendaraan berat) tanpa / dengan penggerak.

4. Suspensi Independen
Sifat sifat yang dimiliki secara umum :

0 Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain


1 Konstruksi agak rumit
2 Membutuhkan sedikit tempat
3 Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
4 Titik berat kendaraan dapat rendah ( nyaman dan aman )
5 Pegas dapat dikonstruksi lembut ( pegas tidak membantu mengantar
gerakan roda
6 Perawatan lebih sulit

Gambar 2. 22 Suspensi Independen

Penggunaan :

0 Aksel depan dan belakang ( kendaraan penumpang / sedan )


1 Aksel depan saja ( kendaraan menengah dan berat )

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Pemeriksaan dan Pelumasan Suspensi


Peralatan yang digunakan untuk praktik :

0 Alat pengangkat
1 Penyangga
2 Pompa vet
3 Pengungkit
4 Lampu kerja
5 Kereta tidur

Bahan yang digunakan untuk praktik :

0 Mobil-mobil dengan:
1 aksel rigid
2 suspensi indep
3 Vet
4 Kain lap

Keselamatan kerja

Jangan bekerja di bawah mobil, jika tanpa penyangga yang baik.

Perhatikan: Suspensi merupakan bagian pengaman pada mobil. Pengontrolannya


harus dengan cermat, kerusakan-kerusakan harus diperbaiki dengan segera.

Langkah kerja

0 Angkat mobil, pasang penyangga pada rangkanya


1 Kontrol suspensi, pegas-pegas dan peredam getaran (sokbreker) sesuai
dengan petunjuk pada halaman-halaman berikut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 2

Aksel rigid dengan pegas daun

Gambar 2. 23 Aksel Rigid Dengan Pegas Daun

Suspensi independen jenis wishbone, Suspensi independen kaki Mc. Pherson.

Gambar 2. 25 Pemeriksaan dan Pelumasan Suspensi


0 Stabiliser.
1 Peredam getaran.
2 Pelumasan suspensi.

Pemeriksaan aksel rigid dengan pegas daun

Gambar 2. 24 Pemeriksaan aksel rigid dengan pegas daun

0 Periksa kondisi bantalan karet gantungan pegas daun secara visual, dan
dengan pengungkit.
0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 2. 26 Pemeriksaan aksel rigid dengan pegas daun

0 Periksa kondisi pengikat pegas


1 Keraskan mur-mur pada klem U
2 Periksa kondisi karet pembatas gerak
3 Periksa perubahan bentuk,/patahnya pada pegas daun

Pemeriksaan suspensi idependen jenis Wishbone

0 Periksa kelonggaran ball-joint pada waktu seseorang menginjak pedal rem

Gambar 2. 27 Pemeriksaan Kelonggaran Ball-Joint

0 Periksa kelonggaran bantalan lengan suspensi dengan pengungkit

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 29 Pemeriksaan Suspensi Idependen Jenis Wishbone

Pemeriksaan suspensi independen jenis Mc. Pherson

0 Periksa kelonggaran ball-joint dan batang pengantar pada waktu


seseorang menginjak rem

Gambar 2. 28 Pemeriksaan Suspensi Idependen Jenis Mc. Pherson

0 Periksa kelonggaran bantalan lengan suspensi dengan pengungkit, lihat


halaman sebelumnya
1 Kontrol/tambah pengisian vet pada bantalan atas kaki Mc. Pherson.
Jangan lupa memasang kembali tutup plastiknya.

Pemeriksaan stabiliser

Stabiliser dapat dipasang pada aksel depan dan belakang.


0 Periksa bantalan karet dan klem-klemnya

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 2. 30 Pemeriksaan Stabiliser

Pemeriksaan Peredam Getaran (Sokbreker)

0 Periksa kebocoran oli


Kalau bocor tidak bisa diperbaiki, harus diganti.
0 Periksa kelonggaran pada bantalan-bantalan karet

Gambar 2. 31 Pemeriksaan Peredam Getaran (Sokbreker)

Turunkan mobil dan periksa bekerjanya peredam getaran.

Tekan mobil, kemudian lepas dan


perhatikan geraknya naik/turun.
bila geraknya segera berhenti
.......... baik!
bila geraknya lebih dari dua
Gambar 2. 32 Pemeriksaan peredam kali .......... jelek!
getaran (sokbreker)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 2

Pelumasan bagian-bagian yang diperlengkapi nipel


Bagian tsb. harus dilumasi setiap servis !

0 Bersihkan nipel dan periksa katup


bolanya. Nipel yang rusak harus
diganti.

Gambar 2. 33 Pelumasan bagian-


bagian
yang diperlengkapi nipel

0 Lumasi nipel dengan pompa vet. Pengisian vet pada ball-joint cukup
kalau karet penutupnya mulai mengembang. Bagian-bagian lain diisi
sampai vet keluar pada celah-celah.
1 Vet yang jatuh ke lantai harus segera dibersihkan.

1 Pengukuran & Penyetelan Toe-In


Peralatan Yang Digunakan Untuk Praktik :

0 Alat pengangkat
1 Penyangga
2 Rangka pengukur Toe-in
3 Kotak alat tang pipa
4 Lampu kerja

Bahan Yang Digunakan Untuk Praktik :

0 Monil dengan suspensi depan independen


1 Oli penetran
2 Lap
3 Kapur

Keselamatan kerja

Jangan bekerja di bawah mobil yang terangkat tanpa penyangga.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Persyaratan kerja

Kelonggaran pada joint-joint suspensi depan dan sambungan kemudi harus


diperbaiki sebelum toe-in distel.

Pemeriksaan Awal

0 Perksa keausan ban depan secara visyal. Jika keausa ban tidak merata
seperti pada gambar, berarti toe-in salah.

Gambar 2. 34 Pemeriksaan Keausan Ban

0 Kontrol kelurusan roda kemudi , jika salah lihat petunjuk pada halaman 8.
1 Kontrol sambungan kemudi pada saat mobil belum terangkat. Untuk ini,
suruh seseorang menggerakkan roda kemudi dan perhatikan kelonggaran
pada joint-joint . Bila terdapat berarti joint sudah aus, dan harus diganti.

Gambar 2. 35 Kontrol Sambungan Kemudi

0 Angkat mobil dan periksa kelonggaran dengan menggerakkan roda dengan


tangan.

Jika terdapat kelonggaran, pastikan di mana kelonggaran tersebut terjadi. Ikutlah


tahap-tahap di bawah ini :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 36 Periksa Kelonggaran


0 Minta tolong seseorang untuk menginjak rem dan perhatikan pengaruhnya
terhadap kelonggaran tersebut.
Tidak longgar Masih longgar

Kelonggaran terjadi pada joint / bantalan


Kelonggaran terjadi pada bantalan roda suspensi

Gambar 2. 37 Kelonggaran Pada Bantalan Dan Joint / Bantalan


Suspensi

Persyaratan Pengukuran Toe-In

Pilihlah tempat yang rata

Kontrol tekanan ban


Tambah atau kurangi bila perlu

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Beban kendaraan yang


diperbolehkan lihat buku
petunjuk.
Biasanya kendaraan tidak
berbeban (kosong)
Gambar 2. 38 Pemeriksaan Persyaratan
Pengukuran Toe-In

Pengukuran Toe-In

0 Turunkan mobil , berjalan beberapa meter untuk mendapat posisi suspensi


yang normal dan luruskan roda depan.
0 Ukur jarak roda pada pinggir pelek roda depan (A)
1 Beri tanda pada tempat pengukuran

0 Majukan kendaraan sampai roda berjalan 1/2 putaran


1 Ulangi pengukuran jarak roda pada tempat pelek yang telah diberi tanda
(B)

0 Jika toe-in tidak sesuai dengan spesifikasi, ikutlah tahap-tahap berikut.

Gambar 2. 39 Persiapan Pengukuran Toe-In

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 63


Kegiatan Pembelajaran 2

Penyetelan Toe-In

0 Stel toe-in dengan menyesuaikan panjang tie-rod kanan dan kiri .(Satu
putaran pada bagian penyetel mengakibatkan perubahan toe-in 4 mm)

Gambar 2. 40 Penyetelan Toe-In


0 Cek toe-in lagi dan ulangi penyetelan sampai hasilnya sesuai
1 Keraskan baut-baut pada bagian penyetel

Petunjuk

Besarnya toe-in umumnya 1-5 mm , pada mobil dengan penggerak depan 0


0 Jika bagian penyetel toe-in macet, tie-rod harus diganti baru. Jangan
memnaskannya dengan brander las. Bahan ujung tie-rod sering diperlukan
panas. Jika dipanaskan lagi, bahan menjadi lemah dan dapat patah.

Gambar 2. 41 Tidak Boleh Dipanaskan

0 Jika toe-in terlalu besar (misal 20 mm), kontrol suspensi dan rangkanya
secara baik. Perubahan yang besar dapat berasal dari kebengkokan
akibat kecelakaan / benturan dengan pinggir jalan.

Penyetelan Toe-In Pada Macam-Macam Konsturksi Sambungan Kemudi

a. Sambungan kemudi, dengan kemudi rak pinion

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

b. Sambungan kemudi pada aksel rigid


Kelurusan roda kemudi distel setelah
toe-in

Gambar 2. 42 Berbagai Macam Penyetelan Toe-In

Kelurusan Roda Kemudi


0 Perhatikan kelurusan roda kemudi akan menyimpang, jika hanya satu tie-rod
yang distel.

Keadaan yang benar adalah :


Bila mobil berjalan lurus , roda kemudi harus berposisi lurus, juga gigi kemudi
harus posisi tengah. Jika gigi kemudi pada posisi pinggir, akibatnya kemampuan
belok kanan / kiri tidak sama.

Jika kemiringan roda kemudi hanya sedikit , kita dapat menyesuaikan dengan
merubah panjang tie-rod kanan dan kiri (misal : kanan diperpanjang 1 putaran,
kiri diperpendek 1 putaran , sehingga toe-in tetap sama).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 2

D. Aktifitas Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran
adalah:
0 Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca
uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas,
mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai
umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil
belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas,
maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya.

1 Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan


pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan,
misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli
yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja,
melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan
siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.

Dalam mempelajari materi pengetahuan hendaknya cermat, teliti dalam


membaca gambar-gambar konstruksi dari suatu obyek yang dipelajari,
bersemangat dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai secara
kreatif dengan didorong rasa ingin tahu yang tinggi.

2 Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan,


khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan
bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar
mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran
dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan
dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan
dengan baik dan aman.

Dalam mempelajari keterampilan/praktik hendaknya bekerja secara teliti,


prosedural memperhatikan data-data teknis pekerjaan dan mempertimbangkan
segi tanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan dari suatu kecerobohan

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

(contoh: pengencangan baut-baut) yang dapat menimbulkan kecelakaan di


kemudian hari.

0 Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat


melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang
untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

Kerjakan beberapa lembar kerja (LK) yang berkaitan dengan KP 2 dibawah ini:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 2.1. Poros propeller,sambungan salib dan sambungan


geser
Berikan nama-nama bagian gambar dibawah ini

Nama komponen :
1. .................................................
2. .................................................
3. .................................................

Jelaskan kegunaan dari poros propeller


Kugunaan poros propeller adalah :
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
........
Berikan nama bagian dari poros penggerak dibawah ini

A.
.............................................
.
B
.............................................
..
C
.............................................
..

Jelaskan kegunaan dari sambungan geser (sambungan luncur)


Kegunaan sambungan geser (sambungan luncur adalah :
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 2.2. Komponen poros aksel roda


Sebutkan Nama-nama komponen dari poros aksel roda dibawah ini:
.

Nama-nama komponen:

1. ..........................................................
2. ..........................................................
3. ..........................................................
4. ..........................................................
5. ..........................................................

Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh poros roda:


Sifat-sifat poros roda adalah:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK 2.3. Praktik pemeriksaan dan pelumasan poros


penggerak

Lakukan praktik pemeriksaan dan pelumasan poros penggerak

Petunjuk:
a. Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
0 Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
1 Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
2 Laksanakan praktik pemeriksaan dan pelumasan poros penggerak, dan
laporkan hasilnya.

Peralatan dan bahan yang diperlukan;

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalm pemeriksaan dan pelumasan poros


penggerak

Identifikasi keselamatan kerja:

Laporan Hasil Praktik (bisa dilengkapi dengan gambar kerja)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 2.4. Praktik pemeriksaan dan penyetelan gigi kemudi


Petunjuk:
0 Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
1 Siapkan data-data teknis yang diperlukan
2 Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
3 Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
4 Laksanakan praktik pemeriksaan dan penyetelan gigi kemudi, dan laporkan
hasilnya.

Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik pemeriksaan dan penyetelan
gigi kemudi

Data-data penyetelan gigi kemudi dan persyaratannya

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalm pemeriksaan dan penyetelan gigi


kemudi

Identifikasi keselamatan kerja:

Laporan Hasil Praktik (bisa dilengkapi dengan gambar kerja)

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK 2.5. Praktik pemeriksaan dan pelumasan suspensi


Petunjuk:
0 Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
1 Siapkan data-data teknis yang diperlukan
2 Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
3 Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
4 Laksanakan praktik pemeriksaan dan pelumasan suspensi, dan laporkan
hasilnya

Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik pemeriksaan dan penyetelan
gigi kemudi

Data-data pemeriksaan dan pelumasan suspensi dan persyaratannya

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalm pemeriksaan dan pelumasan


suspensi

Identifikasi keselamatan kerja:

Laporan Hasil Praktik (bisa dilengkapi dengan gambar kerja)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 2

E. Latihan/Kasus/Tugas

Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan
merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut :
0 Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku
pedoman pemilik mobil tersebut yang terkait dengan poros propeller,
gardan dan aksel roda, serta sistem kemudi dan suspensi.
1 Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan
berkala/ servis poros propeller, gardan dan aksel roda, serta sistem kemudi
dan suspensi dari masing-masing buku manual tersebut.

0 Rangkuman
0 Poros penggerak berfungsi untuk meneruskan putaran / tenaga dari
transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi
1 Kegunaan sambungan salip ( joint ) pada poros propeler adalah untuk
meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas batas
tertentu
2 Kegunaan sambungan geser ( luncur ) pada poros propeler adalah untuk
mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak
aksel dan transmisi.
3 Kemampuan sudut penghubung bola peluru ( pot joint ) dapat meneruskan
tenaga / putaran pada sudut maximum 500 ( rata rata 300 )
5. Kemampuan sudut penghubung fleksibel ( flexible joint ) dapat meneruskan
tenaga / putaran roda sudut maximal 150
0 Aksel rigid biasanya digerakkan dengan poros propeler yang dilengkapi
dengan sambungan salib diperlengkapi dengan nipel pelumas.
1 Pada roda suspensi indenpenden biasanya digerakkan dengan poros
penggerak yang diperlengkapi dengan sambungan peluru.
2 Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak
kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi.
3 Penyetelan roda gigi kemudi yang dilaksanakan pada posisi roda yang tidak
lurus (belok kiri/kanan), maka hasil penyetelannya tidak akurat. Karena pada
saat roda tidak lurus, kebebasan gigi kemudinya adalah yang paling besar.
Kalau penyetelan dilakukan pada posisi tersebut, maka pada pada posisi roda

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

lurus, kebebasan kemudinya hilang, gigi kemudi menjadi rapat dan gerakan
kemudi menjadi berat.
0 Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi
kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga
kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Untuk itu maka
suspensi harus dapat :
0 Mengantar gerakan roda
1 Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan
2 Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan
3 Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman
1 Suspensi independen memiliki sifat sifat secara umum :
0 Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
1 Konstruksi agak rumit
2 Membutuhkan sedikit tempat
3 Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
4 Titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman)
5 Pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar
gerakan roda)
6 Perawatan lebih sulit
2 Pada suspensi Wishbone, lengan atas dibuat lebih pendek daripada lengan
bawah, supaya saat pemegasan :
0 Jarak roda tidak berubah ( keausan ban berkurang )
1 Tumpuan roda saat pemegasan ( belok ) baik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 2

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Tabel 2. 1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian poros
penggerak ?

2 Apakah anda mampu menjelaskan persyaratan yang


harus dipenuhi poros penggerak ?

3 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi poros


penggerak ?

4 Apakah anda mampu menyebutkan bagian-bagian poros


aksel (poros roda) pada aksel rigrid ?

5 Apakah anda mampu membedakan sifat-sifat poros aksel


(poros roda) pada aksel rigrid dengan poros penggerak
pada suspensi independen ?

6 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi penghubung


sudut ( joint ) ?

7 Apakah anda mampu membedakan sifat penghubung


sudut ( joint ) dengan penghubung fleksibel ?

8 Apakah anda mampu memeriksa dan memberi pelumas


poros penggerak ?

9 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja sistem


kemudi rak & pinion ?

10 Apakah anda mampu menjelaskan prinsip kerja sistem


kemudi dengan power steering ?

11 Apakah anda mampu membedakan sifat-sifat suspensi


aksel rigid dengan suspensi independen ?

12 Apakah anda mampu menjelaskan keistimewaan suspensi


Mac Pherson?

13 Apakah anda mampu menjelaskan prinsip kerja suspensi


Whisbon?

14 Apakah anda mampu memeriksa dan melumasi sistem


suspensi ?

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kesimpulan :

Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 12 dari 14 pertanyaan, maka


dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan
pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi
pembelajaran pada tema materi yang kurang.

jika jawaban YA kurang dari 12, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar
belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar
mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 3

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kegiatan Pembelajaran 3
Perawatan Berkala Sistem Rem, Peleg Dan Ban

A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, cermat, teliti, kreatif, bersemangat,
didorong rasa ingin tahu, bertanggung jawab dan peduli lingkungan diharapkan
guru mampu:
0 Menelaah prinsip kerja sistem rem
1 Merawat berkala sistem rem
2 Menelaah kodefikasi peleg dan ban
3 Merawat berkala peleg dan ban

0 Indikator Pencapaian Kompetensi


0 Menelaah prinsip kerja sistem rem
1 Merawat berkala sistem rem
2 Menelaah kodefikasi peleg dan ban
3 Merawat berkala peleg dan ban

0 Uraian Materi
1. Rem Kendaraan

Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung


aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus :
0 Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin
1 Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir

a. Fungsi Rem :
Rem kaki :

0 Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan


1 Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 3

Rem tangan

0 Untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir)


1 Berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki tidak
berfungsi)

0 Macam Macam Rem


0 Rem Tromol

Gambar 3. 1 Rem Tromol

Cara Kerja Rem Tromol

Pengereman terjadi saat pengemudi menginjak pedal rem. Pada saat pedal
rem diinjak, terbangunlah tekanan pada cairan rem dalam seluruh saluran
hidraulis, mulai dari silinder master, saluran sampai ke silinder roda.

Rem tidak bekerja


Tidak ada tekanan pada cairan rem,
akibatnya torak silinder roda tidak
tertekan, sehingga tromol tidak
tertekan kanvas sepatu rem, maka
tidak terjadi pengereman.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Rem bekerja
Terjadi tekanan pada cairan rem
akibatnya torak silinder roda tertekan
cairan rem, sehingga tromol tertekan
kanvas sepatu rem, maka terjadi
pengereman.

Gambar 3. 2 Cara Kerja Rem


Tromol

Rem Cakram

Gambar 3. 3 Rem Cakram

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 81


Kegiatan Pembelajaran 3

Cara Kerja Rem cakram

Rem tidak bekerja

Tidak ada tekanan pada cairan


rem, akibatnya torak tidak tertekan,
sehingga balok rem (pad) tidak
menekan piringan, maka tidak
terjadi pengereman.

Rem bekerja

Terjadi tekanan pada cairan rem,


akibatnya tekanan hidraulis
menekan torak, sehingga balok
rem (pad) menekan piringan,
maka terjadi pengereman

Gambar 3. 4 Cara Kerja Rem Cakram

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Rem Tangan

Pengereman Pada Roda

Gambar 3. 2 Pengereman Pada Roda

0 Tongkat
1 Batang tarik
2 Penyetel
3 Pengimbang
4 Kabel

Cara kerja
Dengan ditariknya tongkat rem tangan, maka gaya tarik diteruskan ke tuas
penghubung ke penyeimbang ke kawat rem ke sepatu rem, maka roda blokir/
macet (terjadi pengereman).

Pengereman Pada Poros Propeller

Transmisi Poros propeller Unit rem tangan

Dipasang di antara transmisi


dengan poros propeller

Unit rem tangan dipasang antara


transmisi dan poros propeller

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 83


Kegiatan Pembelajaran 3

1 1. Tongkat rem tangan


2. Kanvas rem
2 3. Anchor
4. Tromol
3 5. Mur Penyetel

4 5

Gambar 3. 3 Pengereman Pada Poros Propeller

Cara kerja

Tongkat rem tangan ditarik tangan, sehingga tuas rem tertarik yang
mengakibatkan kanvas rem mengembang, akibatnya tromol tertekan kanvas/terjepit .
Oleh karena tromol rem berhubugan rigid dengan poros propeller, maka putaran roda
belakang akan tertahan propeller atau terjadi pengereman.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Pemeriksaan Sistem Hidraulis dan Pembuangan Udara

0 Peralatan yang digunakan :


0 Kotak alat
1 Alat pengangkat mobil
2 Penyangga
3 Lampu
4 Kaleng
5 Slang plastic
6 Kunci ring terbuka

1 Bahan yang digunakan :


0 Kain lap
1 Cairan rem

2 Keselamatan kerja

Jangan bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyagga yang baik.
Hindarkan tumpahnya cairan rem. Jika ada tumpahan, bersihkan
langsung dengan air. Perhatikan : Cairan rem merusak cat.

Rem merupakan bagian pengaman pada mobil. Oleh karena itu, kontrol
hidrauliknya dengan cermat. Kerusakan-kerusakan harus diperbaiki dengan
segera.

0 Pemeriksaan awal

0 Periksa gerak bebas pedal rem. Gerak bebas yang besar disertai tahanan
pedal yang ringan menunjukkan bahwa udara ada dalam sistem hidraulis.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


Kegiatan Pembelajaran 3

Baik Salah
0 Periksa apakah sil primer silinder master bocor. Untuk ini, tekan pedal
rem dengan gaya kecil dan pelan. Jika pedal rem dapat ditekan sampai
pembatasnya, sil primer bocor.

Gambar 3. 4 Pemeriksaan Gerak Bebas Pedal Rem

Periksa batas permukaan cairan rem pada reservoir silinder master.


Ada dua penyebab batas permukaan yang terlalu rendah :
0 Keausan pada kanvasrem.
Makin aus kanvas rem, makin keluar posisi torak silinder roda, sehingga
cairan rem pada silinder roda bertambah. Akibatnya, tinggi batas
permukaan pada reservoir berkurang.
0 Kebocoran pada sistem hidraulis, yang langsung diperbaiki.

Jangan menambah cairan rem, jika belum diketahui penyebab batas permukaan
yang terlalu rendah!

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

?
MAX
MIN

Pemeriksaan kebocoran pada silinder master

0 Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir.


1 Periksa kebocoran pada sil sekunder. Jika ujung silinder dan kelilingnya
basah oleh cairan rem, silinder harus dioverhaul atau diganti.

Gambar 3. 5 Pemeriksaan Kebocoran Pada Silinder Master

0 Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung silinder
tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas slang vakum
penguat tenaga rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan rem,
lepas silinder pada flensnya untuk pemeriksaan pada sil sekundernya.
Periksa juga di sekeliling flens silinder master pada penguat vakum. Jika
basah oleh cairan rem, sil sekunder bocor. Jika ada cairan rem di dalam
penguat tenaga rem, alat tersebut harus dibersihkan/dioverhaul.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 87


Kegiatan Pembelajaran 3

Pemeriksaan saluran dan slang rem

Gambar 3. 6 Pemeriksaan Saluran Dan Slang Rem

0 Periksa pipa-pipa rem. Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem harus
diganti.
1 Periksa slang-slang rem. Jika permukaannya retak atau tergores, slang
harus diganti. Perhatikan pada pemasangan slang rem, jangan
bersinggungan dengan roda. Periksa hal tersebut juga sewaktu roda
depan dalam posisi terbelok.

Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster)

Kontrol ini harus dilaksanakan, kalau pedal rem harus ditekan keras sekali untuk
mencapai perlambatan/pengereman mobil yang cukup.
0 Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati.
1 Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga
berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut.
2 Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini, pada pedal
tidak boleh ada reaksi. Jika pedal akan terdorong kembali, katup anti-balik
pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 3. 7 Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster)

Pembuangan Udara Pada Sistem Hidraulis

Pekerjaan ini harus dilaksanakan, jika tahanan pedal ringan karena kemasukan
udara pada sistem hidraulis. Udara masuk waktu sistem hidraulis terbuka, atau
melalui sil sekunder silinder master yang bocor.
Setiap silinder rem biasanya dilengkapi dengan sekrup pembuang. Pada kaliper
rem cakram kadang-kadang ada lebih dari satu sekrup pembuang (Mercedes,
Volvo, BMW).

Gambar 3. 8 Sekrup Pembuang Udara

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 89


Kegiatan Pembelajaran 3

sekrup pembuang mempunyai lubang. Pada saat sekrup kendor, lubang tersebut
berhubungan dengan silinder rem, maka cairan rem dan udara mengalir keluar
jika pedal rem ditekan.

Kepala sekrup pembuang tertutup dengan karet, untuk mencegah lubang


pembuang tersumbat kotoran/karatan. Jangan lupa memasang karet penutup
setelah pembuangan udara! Sekrup pembuang yang tersumbat dapat
dibersihkan dengan angin.

Gunakan selalu kunci ring untuk


membuka/menutup sekrup pembuang.

Pada silinder rem dari aluminium, sekrup


pembuangnya sering macet. Untuk
mencegah sekrup patah saat melepas,
panaskan dahulu dengan brander.

Gambar 3. 9 Penggunaan Kunci


Pembuangan Udara

Cara Pembuangan Udaraq,/Penggantian Cairan Rem

0 Isi reservoir dengan cairan rem.


1 Mulai pada aksel belakang. Pasang kunci ring dan slang plastik yang
berhubungan denga kaleng pada sekrup pembuang.
0 Minta tolong seseorang untuk memompa pada pedal rem. Selama
pemompaan, buka sekrup pembuang dan perhatikan cairan rem yang
keluar melalui slang. Jika tidak ada lagi gelembung udara dalam cairan
rem yang keluar, tutuplah sekrup
1 Isi lagi cairan rem, kemudian buang udara pada silinder rem berikut, dst.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 3. 10 Cara Pembuangan Udara


0 Setelah pembuangaan, kontrol apakah tahanan pedal rem teratur/keras.
(Tidak boleh lembut).

Gambar 3. 11 Pengecekan Tahanan Pedal Rem


0 Jika tahanan pedal keras, tetapi langkahnya terlalu panjang, sepatu-
sepatu rem harus distel.
1 Tambah cairan rem sampai tanda maksimum.

Bagaimana, kalau hasil pembuangan udara tidak teratur?

0 Ulangi pembuangan dan buang juga udara pada sambungan-sambungan


silinder master.
1 Pembuangan akan lebih lancar, kalau aksel yang dikerjakan terangkat
sampai silinder roda mencapai tinggi yang sama dengan tinggi reservoir.
2 Jika jumlah cairan rem yang keluar pada sekrup pembuang sedikit,
bersihkan lubang pembuang pada sekrup tersebut dengan udara tekan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 91


Kegiatan Pembelajaran 3

0 Jika sil sekunder pada silinder master bocor, selama pemompaan, pada
setiap langkah pelepasan pedal, udara dapat diisap melalui sil tersebut.

Informasi Tambahan : Cairan Rem

Ada 3 macam cairan rem:


DOT 3 & 4 : Cairan rem berdasar etilglikol yang masih umum digunakan. Sifat
: beracun, korosif, mengabsorbsi air, merusak cat.
DOT 5 : Cairan rem berdasar oli silikon yang baru dipasarkan di Amerika
dan Europa. Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat.
LHM & LHS : Cairan rem berdasar oli hidraulik. Digunakan hanya pada mobil
Citroen.

Pemeriksaan / Pembersihan / Penyetelan Rem Tromol


Peralatan yang diperlukan :

0 Alat penyangga
1 Penyangga
2 Kotak alat
3 (kunci penyetel khusus )
4 Kunci roda
5 Palu baja
6 Alat cuci ( air )
7 Sikat baja
8 Pistol udara
9 Kunci momen

Bahan yang diperlukan :

0 Mobil atau aksel stand


1 Kertas gosok
2 Kan oli
3 Vet
4 Lap
5 Thiner A

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Keselamatan Kerja

Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik.
Dilarang membersihkan rem dengan angin. Debu asbes dari kanvas beracun !
Rem merupakan bagian pengaman pada mobil. Kerjakan dengan cermat dan
kontrol hasil pekerjaan dengan teliti. Perhatikan pada kebersihan : Kanvas dan
tromol yang kotor kena pelumas mengakibatkan rem membanting.

Macam Macam Sistem Pengikat Tromol Rem


0 Tromol Diikat Pada Flens Roda

Sistem ini dipakai pada semua aksel dengan penggerak roda. Memiliki nama
bagian: 1.Tromol; 2. Flens roda; 3. Baut pengikat roda; 4. Sekrup pengikat; 5.
romol ( kadang kadang tidak ada ); 6. Ulir penarik; 7. Pemusat tromol.

Gambar 3. 12 Tromol Diikat Pada Flens Roda


b) Sistem
Pengikat Pada Bantalan Roda

Sistem ini dipakai pada aksel tanpa penggerak roda

Gambar 3. 13 Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda


Nama bagian: 1.Pen pengunci; 2. Mur penyetel; 3. Ring penahan; 4. Bantalan
luar; 5. Tromol dengan baut roda; 6. Bantalan dalam; 7. Sil oli

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 93


Kegiatan Pembelajaran 3

Cara Melepas Tromol ( Sistem Pengikat Pada Flens Roda )


0 Beri tanda pada tromol dan bagian pemusat pada flens roda, agar dapat
dipasang kembali seperti posisi semula. Posisi pemasangan yang berlainan
dapat menimbulkan tromol oleng, akibatnya mobil bergetar pada saat direm.
1 Lepas tuas rem tangan sehingga tromol dapat dilepas.
2 Jika berkarat, bersihkan bagian pemusat pada flens roda dengan kertas
gosok dan beri oli untuk memudahkan pelepasan tromol.
3 Kalau tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, tarik tromol dengan
memakai sekrup pada lubang lubang ulir yang tersedia untuk pelepasan.
Putar sekrup ( biasanya M8 ) bergantian setiap satu putaran kedalam
sampai tromol terlepas

tanda

Gambar 3. 14 Pemberian Tanda Pada Tromol

0 Jika tidak ada lubang ulir untuk menarik tromol, pukul dengan palu baja pada
sisi tromol, sampai tromol dapat dilepas.

Gambar 3. 15 Pelepasan Tromol Rem

Kemungkinan lain, bila tromol macet keras : panaskan tromol dengan brander.
Dengan demikian, tromol mengembang dan kendor dengan sendirinya.
Kalau tromol sudah kendor tetapi tidak dapat dilepas, sepatu rem harus distel
lebih longgar. Pada tromol yang tua, kadang-kadang ada sisi karatan yang
menghalangi pelepasannya.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 3. 16 Pelepasan Tromol Sistem Pengikat Pada Flens Roda

Cara Melepas Tromol ( Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda )

Pada roda tanpa penggerak, tromol biasanya satu unit dengan naf roda. Untuk
melepas tromol, bantalan roda harus dilepas dan distel lagi pada waktu
pemasangan.

Bantalan roda luar dilepas,


kemudian tromol dapat dilepas.

Jagalah agar bantalan roda


terhindar kotoran

Gambar 3. 17 Pelepasan Tromol Sistem


Pengikat Pada Bantalan Roda

Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol

Periksa apakah silinder rem macet. Lepas tromol hanya pada rem yang sedang
diperiksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak toraknya tidak
tertekan keluar. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 95


Kegiatan Pembelajaran 3

Torak torak pada silinder rem yang diperiksa harus bergerak keluar pada waktu
bersamaan dan dapat kembali dengan sendirinya ke posisi semula. Jika tidak,
semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus diganti baru atau dioverhaul.

Periksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu abu sampai
hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus
dibersihkan dengan kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut / digerinda.
Sisi luar permukaan gesek harus dibersihkan dari karat sebaik mungkin.

Gambar 3. 18 Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol

Pemeriksaan / Pembersihan Bagian Bagian Rem Tromol


Bersihkan bagian bagian rem dengan kuas atau sikat.
Dilarang menggunakan angin ! Pakai air sabun, jika kotor keras.
Periksa kondisi dan pemasangan bagian bagian sepatu pengikat rem :
0 Kedudukan ujung sepatu
1 Kedudukan pegas
2 Pemasangan batang penghubung
3 Pengunci sepatu
4 Kedudukan pegas

Periksa permukaan kanvas. Kalau


permukaannya keras dan berkilat, nilai
geseknya kurang. Kanvas harus digosok
atau diganti baru agar tercapai efektifitas
rem yang normal.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Permukaan kanvas yang kotor karena oli


aksel atau cairan rem biasanya diganti
baru.

Permukaan yang buram atau berkilat


lemah menunjukkan kondisi kanvas
yang normal. Tidak perlu digosok !

Gambar 3. 19 Pemeriksaan/Pembersihan Rem

Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigit dengan
penggerak roda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros
aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru.

Periksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada
aksel yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru.
Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu
silinder rem.

Kontrol, apakah penyetel sepatu rem dapat diputar dengan ringan. Jika
tidak, bersihkan dan beri pelumas.

Penyetelan Sepatu Rem

Penyetelan rem biasanya dapat dilakukan melalui lubang pada piringan rem.
Lubang lubang tersebut biasanya tertutup dengan karet.
Juga ada mobil dengan lubang penyetel pada tromol (mis. VW, Suzuki). Pada
sistem ini, roda harus terpasang dengan posisi lubang pelg pada lubang tromol.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 97


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 20 Penyetelan Sepatu Rem

Penyetelan dapat dilakukan dengan obeng, tapi sering lebih sederhana dengan
alat khusus atau obeng yang dibengkokkan sesuai dengan keperluan.

Gambar 3. 21 Pelepasan Rem Tangan

Sebelum penyetelan, rem tangan harus dilepas. Penyetelan sepatu rem


dilakukan seperti berikut :
Rapatkan sepatu rem sampai rem mencekam.
Kemudian, kendorkan rem sampai roda dapat berputar bebas. Untuk itu,
mur penyetel harus diputar kembali 3 6 gigi.

Gambar 3. 22 Penyetelan Sepatu Rem

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Penyetel Automatis ( Rem Tromol )


Rem tromol kadang kadang dilengkapi dengan penyetel automatis. Konstruksi
yang paling umum terlihat pada gambar di bawah. Setiap kali rem tangan ditarik (
1 ), tuas penyetel akan terangkat ( 2 ). Bila penyetel sepatu kurang rapat, tuas
penyetel diangkat ke gigi berikut dari mur penyetel. Kemudian, pada saat rem
tangan dilepas, tuas penyetel bergerak ke bawah dan memutar mur penyetel
satu gigi, sehingga penyetelan sepatu rem menjadi lebih rapat.

Gambar 3. 23 Penyetel Otomatis (Rem Tromol)

Bila tromol rem harus dilepas, kadang kadang sepatu rem harus dikendorkan
dahulu ( ingat : sisi yang berkarat pada tromol menghalangi lepasnya tromol ).
Hal itu dilakukan melalui lubang dalam piringan rem. Tetapi, karena tuas penyetel
masih berada pada gigi murpenyetel, maka mur tersebut tidak dapat
dikendorkan. Untuk mengendorkan mur penyetel, tuas penyetel harus didorong
keluar dari gigi dengan obeng. Dalam keadaan ini, mur dapat dikendorkan.

Cara mengendorkan penyetel sepatu rem :


0 Dorong dengan obeng melalui lubang pada piringan rem, sehingga
tuas penyetel keluar dari gigi mur penyetel.
1 Dalam waktu bersamaan, kendorkan mur penyetel dengan alat khusus
( atau suatu obeng )

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 99


Kegiatan Pembelajaran 3

Pemeriksaan & Penyetelan Rem Tangan


Peralatan yang diperlukan :

0 Alat pangangkat
1 Penyangga
2 Kotak alat
3 Kunci roda
4 Palu baja (berat)
5 Kunci momen

Bahan yang diperlukan :

0 Mobil
1 Vet
2 Kan oli
3 Lap

Keselamatan kerja

Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik .
Sebelum menyetel rem tangan , rem kaki harus disetel. Jangan menyetel rem
yang panas , agar tidak terjadi kesalahan pada penyetelan. Dalam praktek ,
pemeriksaan rem tangan merupakan bagian pemeriksaan rem kaki .

Pemeriksaan Fungsi Rem Tangan

0 Beri tanda posisi kedudukan tromol rem terhadap flensnya.

Gambar 3. 24 Tanda Posisi Kedudukan Tromol Terhadap Flens

0 Lepas tromol rem tangan . (Biasanya pada aksel belakang).


1 Minta tolong kepada seseorang untuk menggerakkan tuas rem tangan

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Periksa apakah sepatu rem dapat ditekan dan kembali pada posisi semula.
Jika tidak, poros rem tangan (pada sepatu rem) atau kabel macet karena
karatan.
1 Pasang kembali tromol (tanda !) dan roda. Momen pengerasan baut roda
adalah 70-120 Nm untuk mobil sedan, colt dan sejenisnya.Untuk momen
yang tepat, lihat buku manual

0 Perhatikan: Pada rem tromol dengan penyetel automatis , penyetelan suatu


rem menjadi rapat selama rem tangan digerakkan . Akibatnya , tromol tidak
dapat dipasang kembalii.

Macam-Macam Penyetel Rem Tangan

Mur penyetel pada tuas


rem tangan .

Batang penyetel pada


bagian penyeimbang.

Gambar 3. 25 Macam-Macam Penyetel Rem


Tangan

Mur penyetel pada setiap kabel.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 101


Kegiatan Pembelajaran 3

Penyetelan Rem Tangan


0 Stel pada bagian penyetel sampai tercapai keadaan sesuai dengan gambar-
gambar di bawah .

Gambar 3. 26 Penyetelan Rem Tangan

Tarik penuh , gerak batang harus 10-20 gigi . Tarik penuh , gerak tuas harus 3-7 gigi .
Kontrol : Kontrol :
Tarik 3 gigi , roda masih harus dapat berputar Tarik 1 gigi , roda masih harus dapat berputar
bebas . bebas .

Gambar 3. 27 Pemeriksaan Roda

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kontrol kesamaan kerja rem kanan dan kiri


Tarik tuas rem tangan , gigi per gigi,
sampai rem tangan mulai berfungsi.
Kalau kondisi rem tangan baik,
hambatan gesek sama pada kedua
roda

Tarik tuas rem tangan lagi gigi per


gigi , sampai roda tak dapat diputar.
Kalau rem tangan berfungsi dengan
baik, hal itu terjadi dalam waktu
bersamaan pada kedua roda

Ketidaksamaan kerja rem dapat berasal dari :


0 Nilai gesekan yang berbeda (tromol, kanvas)
1 Kelancaran jalan kabel rem tangan yang berbeda

Pemeriksaan Dan Pembersihan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur


(Slide Caliper)
Peralatan yang dipergunakan :

0 Pengangkat mobil
1 Penyangga
2 Kunci roda
3 Kotak alat
4 Sikat baja
5 Mistar sorong
6 Lampu kerja
7 Kunci momen

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 103


Kegiatan Pembelajaran 3

Bahan yang dipergunakan :

0 Mobil dengan rem cakram


1 Cairan rem
2 Kertas gosok
3 Vet temperatur tinggi

Keselamatan kerja

Pemasangan penyangga mobil harus baik !


Hindarkan cat mobil dari cairan rem, jika terjadi tumpuhan/tetesan cairan
rem pada cat, langsung bersihkan dengan air.
Jangan lupa mengontrol fungsi rem setelah pekerjaan selesai.
Pengontrolan tersebut harus dilaksanakan sebelum mobil dijalankan. Sering
terjadi kecelakaan akibat kelalaian !

Langkah Kerja
Pemeriksaan awal

0 Angkat mobil
1 Minta tolong pada seseorang untuk menekan pedal rem.
Periksa, apakah rem cakram pada kedua roda bekerja.

0 Lepaskan pedal rem. Periksa, apakah roda dapat berputar bebas. Jika
terdapat sedikit suara gesekan, tidak menjadi masalah.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

0 Lepas roda
1 Kontrol tebal balok rem, dengan cara melihat melalui lubang untuk memeriksa
balok rem. Kanvas tidak boleh terlepas dari plat dudukannya dan
tebal minimal kanvas harus 2 mm.
Kalau pada pemeriksaan awal tersebut diketahui bahwa kondisi rem cakram
tidak baik, maka rem cakram harus diperbaiki.

Susunan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 105


Kegiatan Pembelajaran 3

1. Kaliper luncur 6. Tabung pengantar


2. Rangka tetap 7. Baut pengantar
3. Balok rem ( pad ) 8. Karet pelindung kotoran
4. Batang pengantar 9. Klip

0 Busing pengantar

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Pembongkaran
Lepas baut pengunci kaliper
Angkat kaliper dan keluarkan balok
balok rem.

Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas


mulai lepas dari plat dudukannya atau
jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok
rem harus diganti baru.

Periksa kondisi cakram. Cakram yang


berkarat atau hitam pada permukaan
gesek, harus digerinda atau diganti baru.
Permukaan gesek cakram yang beralur
tidak mempengaruhi fungsi rem.

Cakram dengan tebal yang kurang


harus diganti baru.
Tebal baru : 7 12 mm, tebal minimal
biasanya tebal baru dikurangi 1 mm

Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada
waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 107


Kegiatan Pembelajaran 3

Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk


mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan
khusus atau tang pompa air. Pada waktu itu, cairan
rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi,
untuk menghindarkan tumpahan cairan rem. Jika
menggunakan tang pompa air, perhatikan karet
pelindung debu! karet pelindung yang robek harus
diganti baru.

Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar / lepas.


Kaliper kedua harus terpasang atau dipres dengan sebuah klem C.
Periksa busing, batang dan tabung
pengantar. Pasang kaliper pada kerangka,
keraskan baut pengikatnya. Kaliper harus
dapat bergerak ke kanan dan ke kiri
dengan baik.
Jika gerakannya berat atau macet, maka
busing, batang dan tabung pengantar
harus diperbaiki.
Pembersihan
Bersihkan bagian sisi dan permukaan gesek cakram dengan skrap / kertas
gosok. Jika berkarat keras, harus digerinda.
Bersihkan busing, batang dan tabung pengantar, jika pada pemeriksaan
gerakkan kaliper berat. Kemudian beri vet temperatur tinggi.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Pemasangan
0 Pasang balok balok rem pada
dudukannya dalam kerangka.
1 Perhatikan dudukan klip klipnya !

2 Jika busing, batang dan tabung


pengantar pada busing dalam kaliper.
Perhatikan vet dan karet pelindung
kotoran !

3 Pasang kaliper pada kerangka dengan


cara memasukkan busing kaliper pada
batang pengantar tetap. Perhatikan vet
dan karet pelindung kotoran !

4 Turunkan kaliper, pasang dan


keraskan baut pengikatnya pada
kerangka.

Kontrol Akhir

Pengotrolan terakhir sangat penting, karena kesalahan pada perbaikan rem


dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius.
0 Kaliper harus dapat digeser dengan tangan pada pengantarnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 109


Kegiatan Pembelajaran 3

0 Tekan pedal rem beberapa kali, sampai terjadi gerak bebas pedal yang
normal

0 Tambah cairan rem sampai bertanda MAX

0 Pasang roda dan keraskan baut pengikatnya dengan kunci momen


( Momen pengerasan adalah 70 120 Nm, lihat spesifikasi )
1 Periksa kembali fungsi rem sesusi dengan yang tertulis pada hal . 2
2 Periksa fungsi rem pada saat kendaraan berjalan.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Penyetelan & Pelumasan Bantalan Roda


Peralatan yang digunakan :

0 Alat pengangkat
1 Penyangga
2 Kotak alat
3 Bak cuci
4 Pistol udara

Bahan yang digunakan :

0 Naf roda (mobil)


1 Vet
2 Pen pengunci
3 Bensin cuci
4 Kain lap
5 (Sil naf)

Keselamatan kerja

Jangan bermain-main bantalan dengan angin! Akibatnya , bantalan dapat


menjadi rusak . Kalau bantalan macet , tangan akan terlukai.
Roda merupakan komponen yang menentukan keamanan kendaraan. Kontrol
pekerjaan perawatan dengan cermat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 111


Kegiatan Pembelajaran 3

Penyetelan Bantalan Roda


Pemeriksaan Awal
0 Angkat mobil
1 Periksa kelonggaran roda dengan tangan

Gambar 3. 28 Penyetelan Bantalan Roda

Kalau kurang jelas apakah kelonggaran pada bantalan atau dalam suspensi ,
maka ulangi tes sewaktu rem kaki ditekan . Dengan begitu , kelonggaran
bantalan tidak dapat dirasakan . Kalau masih ada kelonggaran , berarti keausan
pada elemen-elemen suspensi .

Susunan Naf Roda Dengan Bantalan Rol Kerucut

Gambar 3. 29 Susunan Naf Roda Dengan Bantalan Rol Kerucut

Nama komponen : 1. Tutup naf; 2. Penutup pengunci; 3. Pen pengunci; 4. Mur


penyetel; 5. Ring tekan; 6. Bantalan rol kerucut luar; 7. Bantalan rol kerucut
dalam; 8. Sil.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Langkah Penyetelan
0 Lepas tutup naf dengan memakai pengungkit , obeng besar , kunci pas besar
atau pahat dingin , seperti pada gambar .

Gambar 3. 30 Langkah Penyetelan

Perhatikan : Juga ada tutup naf yang berulir. Itu dapat diketahui dari
bentuk tutup , yang berbentuk persegi enam untuk kunci.
0 Lepas pen pengunci dengan memakai tang potong

Gambar 3. 31 Pepasan Pen Pengunci

0 Keluarkan penutup pengunci


1 Keraskan sedikit mur penyetel, lebih disukai dengan kunci sok tanpa
pemegang seperti pada gambar. Kalau tidak ada, pakailah kunci biasa dan
keraskan sedikit sampai terasa tidak ada kelonggaran.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 113


Kegiatan Pembelajaran 3

0 Penyetelan baik , jika bantalan ditegangkan sedikit saja . Kontrol dengan


menggerakkan ring tekan di belakang mur penyetel dengan obeng (tanpa
tenaga besar!) . Penyetelan baik , jika ring tekan dapat sedikit bergeser.

Gambar 3. 32 Kontrol Ketegangan Bantalan

0 Pasang penutup pengunci dan letakkan posisinya yang cocok untuk


pemasangan pen pengunci . Pada aksel kadang-kadang terpasang dua
lubang pen.
1 Pasang pen pengunci yang baru . Jangan lupa membengkokkan kedua
ujungnya.

Gambar 3. 33 Pemasangan dan Pembengkokan Pen Pengunci

0 Pasang kembali tutup naf , dengan memukul pada sisinya . Gunakan sebuah
pipa yang cocok , atau pakai obeng dan palu.
1 Pasang roda dan kontrol kembali kelonggaran .

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 3. 34 Pemasangan Tutup Naf dan Kontrol Kembali Kelonggaran

Pelumasan Bantalan Roda


Langkah kerja
0 Lepas tutup naf , pen pengunci dan mur penyetel
1 Keluarkan naf . Untuk ini , lepas baut-baut pengikat kerangka kaliper. Slang
rem tidak perlu dilepas.

Gambar 3. 35 Pelepasan Tutup Naf , Pen Pengunci Dan Mur Penyetel

0 Keluarkan bantalan luar dan ring tekannya (pada naf)


1 Lepas sil bantalan dalam dengan obeng , kemudian bantalan dapat
dikeluarkan
2 Cuci bantalan dan naf
3 Periksa kausan pada bantalan dan ringnya yang masih terpasang pada naf .
Bantalan yang bernoda-noda harus diganti baru
4 Periksa kausan pada aksel naf , khususnya dudukan sil naf.
5 Beri vet pada bantalan . Tekan vetdengan tangan dari satu ujung ke dalam
bantalan , sampai vet keluar pada ujung yang lain. Yang penting : bantalan
harus diisi penuh.
6 Beri vet pada ring bantalan luar yang dipasang dalam naf
7 Pasang naf kembali , dengan memakai sil yang baru.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 115


Kegiatan Pembelajaran 3

Beri vet pada bibir sil


0 Pasang naf pada aksel naf , kemudian stel ketegangan bantalan seperti
telah dijelaskan

Gambar 3. 36 Pelumasan Bantalan Roda

Petunjuk
Kapan bantalan roda harus diberi pelumas baru ?

Pada kebutuhan normal , pelumasan dengan vet baru harus dilaksanakan setiap
60'000 - 100'000 km.
Kalau mobil kadang-kadang berjalan dalam air dengan kedalaman lebih tinggi
dari naf roda, maka air dapat masuk naf melalui sil . Kalau hal itu terjadi ,
bantalan roda harus diberi pelumas baru setiap 20'000 km.

Jenis vet yang mana dipakai untuk bantalan roda ?

Ada vet bantalan roda khusus , juga ada vet universal , misal Pertamina SG.
Jangan memakai vet casis yang murah.

Kapan bantalan roda harus hanya distel ?

Periksalah kelonggaran bantalan pada setiap servis 10'000 km. Kalau ada
kelongggaran yang dapat dirasakan dengan baik , bantalan harus distel baru.

0 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Bantalan roda yang mana dapat dilumasi dan diset ?


Tabel 3. 1 Macam-macam Bantalan Roda
Macam-macam Keterangan
0 Bantalan peluru
Biasanya dipakai pada sisitem penggerak roda depan.
0 Tdak dapat distel
1 Harus diganti , jika kelonggarannya besar .
2 Tidak dapat dilumasi baru (pada bantalan sudah
terisi vet khusus, yang tertutup sil)
1 Bantalan rol silinder
Kadang=kadang dipakai pada aksel rigid yang
menggerakkan roda.
0 Tidak dapat distel
1 Tidak perlu dilumasi baru (pelumasannya dari
dalam rumah aksel/diferensial)
2 Bantalan rol kerucut
Biasanya dipakai pada naf yang tidak
menggerakkan roda.
0 Dapat distel
1 Dapat dilumasi

Pemeriksaan Pelek Dan Ban


Peralatan yang diperlukan :

Alat pengangkat
Penyangga
Pengukur tekanan ban
Kunci roda
Pompa / kompresor udara
Kunci momen

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 3

Peralatan yang diperlukan :


Mobil
Vet

Keselamatan kerja

Jangan bekerja di bawah mobil tanpa penyangga yang baik.

Langkah kerja

Angkat mobil
Periksa kedalaman profil ban . Untuk mempermudah pengukuran , pada profil
sering terdapat indikator keausan (lihat gambar) . Bila kedalaman profil ban
kurang dari 1,6 mm, permukaan atas baris indikator menjadi rata dengan
permukaan profil, maka baris indikator dapat dilihat dengan jelas.

Gambar 3. 37 Tanda Keausan Ban

Kedalaman profil yang kurang dari 1,6 mm sangat mempengaruhi keamanan


mobil, khususnya pada jalan yang basah atau tergenang air.
Periksa keteraturan keausan ban. Keausan yang tidak merata seperti pada
gambar diakibatkan oleh penyetelan geometri roda yang tidak sesuai.

Gambar 3. 38 Profi Ban Sudah Aus

Keausan seperti pada gambar di bawah ini terjadi karena peredam getaran
(sokbreker) yang aus.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Jika terdapat retak pada pundaknya, ban harus diganti baru. Hal itu sering terjadi
pada ban yang divulkanisir.

Gambar 3. 39 Pundak Ban Retak

Periksa keolengan roda, aksial dan radial . Putar roda dengan tangan.
Keolengan keras diakibatkan oleh pelek yang bengkok atau ban berkualitas
rendah.

Keolengan radial

Gambar 3. 40 Keolengan radial

Keolengan aksial

Gambar 3. 41 Keolengan aksial

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 3

Lepas roda dan periksa kondisi pelek . Jika retak atau lubang-lubang baut ada
yang rusak , maka pelek harus diganti. (Tidak usah mengelas , karena penyebab
retak adalah bahan yang lemah).

Gambar 3. 42 Pelek Retak

Tukar tempat roda , supaya keausan ban menjadi teratur. Jangan menukar ban
radial secara silang , arah putarannya tidak boleh bergantian.

Gambar 3. 43 Penukaran/Rotasi Posisi Roda

Perhatikan pada pemasangan roda . Beri vet pada baut-baut, keraskan mur
secara silang. Momen pengerasannya adalah 70-120 Nm untuk mobil Colt,
sedan dan sejenisnya. Untuk lebih tepat, lihat buku manual.
Periksa tekanan ban , tambah / kurangi sampai tekanannya 160 - 200 kPa.
Tekanan yang tepat lihat buku manual.
Pada roda cadangan beri tekanan 250 kPa , karena kita sering lupa kontrol.
Periksa kebocoran pada katup ban, dengan memberi cairan pada ujung
katup. Jika terjadi gelembung, bersihkan / ganti bagian katupnya.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 3. 44 Pemeriksaan pada katup ban

Tekanan ban dan pengaruhnya terhadap keausan profil ban

Gambar 3. 45 Tekanan Ban Dan Pengaruhnya Terhadap Keausan Profil Ban

Getaran pada karoseri dan roda kemudi pada kecepatan 80 km/h


Getaran tsb. diakibatkan oleh keolengan roda atau oleh balans roda yang
kurang. Balans roda dapat diseimbang dengan bobot timah. Getaran akibat
keolengan hanya dapat diperbaiki dengan mengganti pelek atau ban yang oleng.

Menghemat uang pada ban ?

Profil ban yang habis sering mengakibatkan kecelakaan .Oleh karena itu , pemilik
mobil harus mengganti ban bila kedalaman profil kurang dari 1,6 km.

Aquaplaning

Kalau mobil dengan ban yang aus berjalan pada jalan yang tergenang air , pada
kecepatan lebih dari 60 km/h ban mobil dapat mengapung di atas lapisan air ,
akibatnya mobil slip, tidak daoat dikendalikan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 121


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 46 Aquaplaning

D. Aktifitas Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran
Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca
uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas,
mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan
balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar
belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak
diperkenankan mempelajari materi berikutnya.
Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan
pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan,
misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli
yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja,
melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan
siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.
Dalam mempelajari materi pengetahuan hendaknya belajar dengan cermat,
teliti dalam pembacaan gambar, bersemangat dengan memanfaatkan sumber
belajar secara kreatif (contoh: pemanfatan model/media pembelajaran)
dengan didorong rasa ingin tahu yang tinggi.
Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan,
khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan
yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi
terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan


dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan
dengan baik dan aman.
Dalam mempelajari keterampilan/praktik pembelajar hendaknya bekerja
secara teliti, prosedural, memperhatikan data-data teknis pekerjaan dan
bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan yang
ceroboh (contoh: pengencangan baut-baut roda) yang dapat menimbulkan
kecelakaan dikemudian hari. Juga peduli akan lingkungan terhadap bahan
beracun dan berbahaya (contoh: membersihkan debu rem tidak
diperkenankan memakai pistol udara, disarankan dicuci dengan air sabun)
debu kanvas rem beracun, juga cairan rem beracun, setelah pekerjaan
selesai, tempat, alat dan mobil harus dibersihkan.
Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat
melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang
untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

Kerjakan beberapa Lembar Kerja (LK) yang terkait dengan Kegiatan


Pembelajar 3 (KP 3) dibawah ini:
LK. 3.1. Tentang rem tromol dan rem cakram
LK. 3.2. Praktik pemeriksaan sistem hidroulis rem dan pembuangan
udara LK. 3.3. Macam-macam cairan rem
LK. 3,4, Praktik pemeriksaan pelek dan Ban

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 123


Kegiatan Pembelajaran 3

LK. 3.1. Tentang rem tromol dan rem cakram


Jelaskan cara kerja dari rem tromol dan rem cakram
dibawah ini:

Cara kerja rem tromol:


......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Cara kerja rem Cakram:


......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
................

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 125


Kegiatan Pembelajaran 3

LK. 3.2. Praktik pemeriksaan sistem hidroulis rem dan


pembuangan udara
Lakukan praktik pemeriksaan sistem hidroulis dan pembuangan udara pada
sistem rem
Petunjuk:
Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
Siapkan data-data teknis yang diperlukan
Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
Laksanakan praktik pemeriksaan sistem hidroulis rem dan pembuangan udara,
dan laporkan hasilnya.

Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik pemeriksaan hidroliss dan
pembuangan udara pada sistem rem

Data-data pemeriksaan sistem hidroulis dan pembuangan udara

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pemeriksaan sistem hidroulis dan


pembuangan udara sistem rem.

Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan

Lakukan Praktik pemeriksaan sistem hidroulis dan pembuangan udara sistem


rem secara teliti dan cermat, laporkan hasilnya

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK. 3.3. Macam-macam cairan rem


Sebutkan macam-macam cairan rem yang beredar dipasaran dan jelaskan
maksudnya, guankan tabel berikut

Jenis cairan rem Penjelasan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 127


Kegiatan Pembelajaran 3

LK. 3,4, Praktik pemeriksaan pelek dan Ban


Lakukan praktik pemeriksaan pemeriksaan pelek dan ban

Petunjuk:
Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
Siapkan data-data teknis yang diperlukan
Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
Laksanakan praktik pemeriksaan pemeriksaan pelek dan ban, dan laporkan
hasilnya.
Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik pemeriksaan pelek dan ban

Data-data pemeriksaan pelek dan ban

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pemeriksaan pelek dan ban

Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada praktik pemeriksaan


peelek dan ban

Lakukan Praktik pemeriksaan pelek dan ban secara teliti dan cermat, laporkan
hasilnya

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

E. Latihan/Kasus/Tugas
Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan
merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut :
Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku pedoman
pemilik mobil tersebut yang terkait dengan sistem rem, pelek dan ban.
Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan berkala/
servis sistem rem, pelek dan ban dari masing-masing buku manual tersebut.

F. Rangkuman
Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung
aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus :
Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin
Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir

Rem kaki berfungsi :

Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan


Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda

Rem tangan berfungsi :

Untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir)


Berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki
tidak berfungsi)

Sistem rem terdiri atas rem tromol dan rem cakram


Rem cakram memiliki kelebihan dibandingkan rem tromol, yaitu pendinginan
udara lebih baik dan tidak peka kotoran yang menyebabkan koefisien gesek
berubah banyak.
Kendaraan dengan 2 sistem rem, menempatkan rem cakram pada roda depan
dan rem tromol pada roda belakang kendaraan.
Rem tangan ditempatkan pada roda atau pada poros propeler.
Cara mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster) adalah :
Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 129


Kegiatan Pembelajaran 3

Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi,
pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut.
Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini, pada pedal tidak
boleh ada reaksi. Jika pedal akan terdorong kembali, katup anti-balik
pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti.

Ada 3 macam cairan rem:


DOT 3 & 4 : Cairan rem berdasar etilglikol yang masih umum digunakan.
Sifat : beracun, korosif, mengabsorbsi air, merusak cat.
DOT 5 : Cairan rem berdasar oli silikon yang baru dipasarkan di Amerika dan
Europa. Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat.
LHM & LHS : Cairan rem berdasar oli hidraulik. Digunakan hanya pada mobil
Citroen.

Pengertian aquaplaning
Kalau mobil dengan ban yang aus berjalan pada jalan yang tergenang air ,
pada kecepatan lebih dari 60 km/h ban mobil dapat mengapung di atas
lapisan air , akibatnya mobil tidak daoat dikendalikan, maka akan terjadi slip.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Tabel 3. 2 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian sistem rem
kendaraan ?

2 Apakah anda mampu menyebutkan macam-macam sistem


rem kendaraan ?

3 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi rem kaki ?


4 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi rem tangan ?
5 Apakah anda mampu menyebutkan nama komponen rem
tromol ?

6 Apakah anda mampu menyebutkan nama komponen rem


cakram ?

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

7 Apakah anda mampu menjelaskan sifat-sifat rem tromol ?


8 Apakah anda mampu menjelaskan sifat-sifat rem cakram ?
9 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja rem tromol ?
10 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja rem cakram ?
11 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala rem
tromol ?

12 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala rem


cakram ?

13 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala rem


tangan ?

14 Apakah anda mampu menjelaskan tanda-tanda pada peleg


dan ban ?

15 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala peleg


dan ban?

Kesimpulan :

Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 13 dari 15 pertanyaan, maka


dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan
pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi
pembelajaran pada tema materi yang kurang.

jika jawaban YA kurang dari 13, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar
belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar
mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 131


Kegiatan Pembelajaran 4

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kegiatan Pembelajaran 4
Perawatan Berkala Sistem Penerangan, Tanda,
Pengaman, Penghapus/ Pembersih Kaca, Sistem
Starter Dan Sistem Pengisian

A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, cermat, teliti kreatif , bersemangat
didorong oleh rasa ingin tahu dan bertanggung jawab diharapkan guru mampu:
Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman
Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman
Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca
Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca
Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian
Merawat berkala sistem starter dan pengisian

Indikator Pencapaian Kompetensi


Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman
Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman
Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca
Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca
Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian
Merawat berkala sistem starter dan pengisian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 135


Kegiatan Pembelajaran 4

C. Uraian Materi
1. Sistem Penerangan

Termi Arti Diagram terminal


nal

Kunci kontak

30/B+ Baterai +

31/B- Baterai
(massa)

31 b Massa dengan
sakelar

Lampu rem

Lampu kabut

Sakelar lampu
kepala

56a Lampu jauh

56b Lampu dekat


58 L ampu kota

Gambar 4. 1 Sistem Penerangan

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

No. Simbol Diagram terminal

Masuk flesher
49a. Keluar flesher

Lampu kontrol

Kiri
Keluar relai
(arus pengendali)

Masuk relai (arus


utama)

87a. Keluar relai

pemutus
(arus utama)

Masuk relai
penghubung
(arus utama)

88a. Keluar relai

penghubung
(arus utama)

Gambar 4. 2 Sistem Tanda Blok Dan Relai

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 137


Kegiatan Pembelajaran 4

Sistem Tanda (Klakson)


1. Rangkaian 2 klakson :
Kedua klakson melalui relai.
Klakson 1 bisa bunyi bersama/tidak bersama klakson 2.
Pada waktu di kota hanya menggunakan klakson 1, tetapi kalau di luar kota
membutuhkan 2 klakson supaya keras suaranya.

Gambar 4. 3 Rangkaian 2 klakson

Pengontrolan Perlengkapan Listrik


Peralatan yang dipergunakan :

Kotak alat
Sikat pembersih

Peralatan yang dipergunakan :

Mobil
Bola lampu

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Keselamatan Kerja

Bola lampu yang terbakar kacanya


mudah pecah : Untuk mengganti,
lindungi jari dengan lap.

Langkah Kerja

Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang yang
membantu memeriksa :
Lampu menyala atau tidak
Terang cahaya lampu
Kondisi kaca bias dan reflektor
Frekuensi tanda belok

Kontrol sistem listrik menurut daftar kontrol dan lembar-lembar petunjuk !

Daftar Kontrol Sistem Listrik

Perlengkapan standar Baik Rusak Keterangan


Lampu kota
Lampu dekat
Lampu jauh, blit
Lampu tanda belok
Lampu rem
Lampu mundur
Lampu nomor
Lampu ruang penumpang
Penerangan papan instrumen
Lampu kontrol tekanan oli
Lampu kontrol pengisian
Lampu kontrol rem tangan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 139


Kegiatan Pembelajaran 4

Lampu kontrol jauh


Lampu kontrol tanda belok
Instrumen temperatur motor
Instumen pengontrol bahan bakar
Penghapus kaca (semua kecepatan)
Pompa air pembasuh
Klakson

Pada kendaraan bermotor Diesel


Lampu kontrol pemanas mula

Perlengkapan khusus/kenyamanan
Lampu jauh tambahan
Lampu kabut
Hazard (lampu darurat)
Lampu ruang bagasi
Lampu ruang motor
Lampu kontrol pintu
Penyala rokok
Ventilator (semua kecepatan)
A.C
Pemanas kaca jendela belakang
Penggerak listrik jendela pintu
Jam

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Perbaikan lampu
Bila lampu tidak hidup, kontrol pertama sekeringnya.

Melepas tutup lampu

Melepas dari luar

Melepas unit lampu

(kaca dan reflektor idak


bisa dipisah)

Gambar 4. 4 Melepas tutup lampu

Mengganti bola lampu

Jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak putus, kontrol rangkaian
listrik dengan cara menghubungkan lampu kontrol antara terminal plus
dan tabung soket.
Perhatikan : Jangan sampai terjadi hubungan singkat !
Bersihkan soket yang berkarat dengan sikat. Supaya tidak terjadi hubungan
singkat, sakelarnya harus Off terlebih dahulu !

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 141


Kegiatan Pembelajaran 4

Melepas dan memasang macam-macam bola lampu


Lampu pijar bayonet satu filamen

Dorong Masuk Putar Tarik Keluar

Gambar 4. 5 Lampu pijar bayonet satu


filamen
Lampu pijar bayonet dua filamen
Perhatikan perbedaan posisi nok-nok !

Gambar 4. 6 Lampu pijar bayonet dua filamen

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Lampu tusuk

Gambar 4.7 Lampu tusuk

Lampu sofite

Gambar 4. 6 Lampu sofite

Lampu halogen

Penghapus Kaca Gambar 4. 8 Lampu halogen

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Kegiatan Pembelajaran 4

Kontrol kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan
penghapus !

Gambar 4. 9 Penghapus Kaca

Nosel Pembasuh

Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh !

Gambar 4. 10 Nosel Pembasuh

......dengan tang ..........dengan jarum (kawat


yang digerinda pada ujungnya)

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Petunjuk

Operasi sakelar-sakelar
Sakelar kombinasi (kanan & kiri roda kemudi)

Lampu kota tingkat I Lampu


jauh/dekat, tingkat 2

Lampu blit
Ganti posisi jauh/dekat

Lampu tanda belok

- Motor penghapus kaca


- Pembasuh

Lampu mundur Lampu ruangan penumpang

Kunci kotak ON

Macam-Macam Simbol Lampu Kontrol

Pengisian Tekanan oli

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 145


Kegiatan Pembelajaran 4

Rem tangan & kerusakan Pemanas mula (Diesel)


Rem kaki

Lampu jauh Tanda belok

Gambar 4.11 Macam-Macam Simbol Lampu Kontrol

Penyetelan Lampu Kepala


Peralatan yang diperlukan :

Kotak alat
Papan penyetel
Lampu
Meteran
Manometer ban
Tutup fender

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Bahan yang diperlukan :

Mobil dengan :
Lampu kepala sistem Europa
Lampu kepala sistem Amerika
Oli / penetran

Langkah Kerja
Persyaratan Penyetelan Pada Mobil

Pemasangan lampu tidak boleh longgar


atau terputar. Reflektor dan kaca bias
harus bersih, tanpa kotoran, korosi dan
air. Jika baut penyetel lampu macet
karena berkarat, bersihkan dan beri
pelumas.

Ban tidak boleh kempis !


Periksa tekanan ban dan tambah
atau kurangi angin bila perlu.

Mobil harus tanpa beban, supaya


sinar lampu tidak menuju ke atas!

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 147


Kegiatan Pembelajaran 4

Pilihlah lantai yang rata !

Kalau roda dengan berbelok, bagian


depan mobil akan sedikit terangkat,
akibatnya sinar lampu menuju ke
atas. Posisikan kemudi lurus !

Gambar 4. 12 Persyaratan Penyetelan


Pada Mobil

Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel. Jarak penyetel


tergantung pada jenis lampu kepala, yang dapat ditentukan dengan
memperhatikan garis-garis pada kaca bias. Lihat gambar !

Sistem Europa Sistem Amerika "Sealed beam"


Jarak penyetel P = 5m Jarak penyetel P = 7,5 m

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Ukurlah tinggi pusat lampu pada kendaraan (T), kemudian stel tali horosontal
pada papan 10 % kurang tinggi (t).

Contoh : Tinggi lampu (T) = 70 cm


Tinggi tali (t) = T - 10 % = 70 - 7 = 63 cm

Tempatkan tanda-tanda vertikal pada papan penyetel segaris dengan sumbu


lampu-lampu kendaraan.

Gambar 4. 13 garis-garis pada kaca bias

Kontrol, apakah papan penyetel disiapkan sesuai dengan gambar di bawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 149


Kegiatan Pembelajaran 4

= Jarak antara pusat lampu-lampu, tanda-tanda harus pada sumbu


lampu kendaraan.
= tinggi tali horisontal (sama dengan tinggi pusat lampu pada kendaraan,
yang dikurangi 10%)
Tutup salah satu lampu kepala dengan tutup fender, nyalakan lampu dekat dan
perhatikan proyeksi sinar lampu pada papan.

Hasil Proyeksi Lampu Europa


Pusat sudut proyeksi harus pada perpotongan tanda !

Hasil proyeksi lampu Amerika "Saeled beam"


Lapangan paling terang harus di bawah kiri perpotongan tanda !

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Gambar 4.14 Hasil Proyeksi Lampu Europa

Penyetelan Lampu
Baut-baut penyetel dapat dipasang pada bagian depan rumah lampu, atau di
belakang (ruangan motor). bila penyetel terpasang di depan, penyetelan dapat
lebih mudah setelah ring hias dilepas.

Dengan baut penyetel yang terletak di


atas, kita stel lampu ke atas / bawah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 151


Kegiatan Pembelajaran 4

Dengan baut penyetel yang terletak di


samping, kita stel lampu ke kanan / kiri.

Sebagai kontrol, kita nyalakan lampu


jauh. Jika penyetelan sesuai, pusat
sinar proyeksi harus pada tanda
vertikal, sedikit di atas tanda
horisontal.

Gambar 4.15 Penyetelan Lampu

Batas terang-gelap yang kurang tajam, karena:

1. Reflektor buram/kotor Ganti dengan yang baru!


2. Filamen lampu pijar tak Kontrol kedudukan lampu pijar.
terletak pada pusat Jika benar, lampu pijar harus diganti
parabola reflektor

Sudut batas terang-gelap kurang teratur, karena:


Sendok pada filamen lampu pijar kurang presis ganti lampu pijar dengan
kualitas yang lebih baik

Bagaimana, jika sinar lampu kurang terang ?


Pertama tama periksa kondisi reflector. Pada lampu eropa, reflector yang lama
sering buram / berkarat. Pada lampu Amerika Sealad beam yang sudah
lama, bagian atas reflector dapat menjadi hitam karena penguapan bahan
filamen.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Terang sinar lampu berkurang, jika terjadi kerugiantegangan pada


pengabelannya. Ukurlah tegangan pada saat lampu hidup, antara kaki massa
dan kaki filamen!

D. Aktifitas Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran
adalah:
Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca
uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas,
mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai
umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil
belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas,
maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya.
Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan
pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan,
misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli
yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja,
melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan
siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.
Dalam mempelajari materi pengetahuan hendaknya cermat, teliti dalam
pembacaan gambar dan simbol-simbol, bersemangat dengan memanfaatkan
sarana/media pembelajaran secara kreatif dengan didorong rasa ingin tahu
yang tinggi.
Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan,
khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan
bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar
mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran
dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan
dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan
dengan baik dan aman.
Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat
melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 153


Kegiatan Pembelajaran 4

Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk


mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.
Dalam mempelajari keterampilan/praktik hendaknya bekerja secara teliti,
prosedural, memperhatikan data-data dan persyaratan teknis lainnya, serta
bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.

Kerjakan beberapa Lembar kerja (LK) yang berkaitan


dengan Kegiatan pembelajaran 4 (KP 4) dibawah ini:

LK. 4.1. Praktik merangkai sistem penerangan


LK. 4.2. Praktik pengontrolan perlengkapan listrik
LK. 4.3. PraktikPenyetelan lampu Kepala

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK. 4.1. Praktik merangkai sistem penerangan


Lakukan praktik merangkai lampu kepala pada model kelistrikan bodi standar
Petunjuk:
Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
Siapkan data-data teknis, gambar rangakaian, simbol-simbol dan kode-kode
yang diperlukan
Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
Laksanakan praktik merangkai sistem penerangan dan laporkan hasilnya.

Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik merangkai sistem penerangan

Data-data teknis, gambar rangkaian, simbol-simbol dan kode-kode yang berlaku

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada merangkai sistem penerangan

Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada praktik merangkai


sistem penerangaan

Lakukan Praktik merangkai sistem penerangan secara teliti dan cermat, laporkan
hasilnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 155


Kegiatan Pembelajaran 4

LK. 4.2. Praktik pengontrolan perlengkapan listrik


Petunjuk:
Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
Siapkan data-data teknis, simbol-simbol dan kode-kode yang diperlukan
Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara cermat dan teliti
Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
Laksanakan pengontrolan perlengkapan listrik dan laporkan hasilnya.

Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik pengontrolan perlengkapan


listrik

Siapkan Data-data teknis, simbol-simbol dan kode-kode yang berlaku dalam


pekerjaan pengontrolan perlengkapan listrik

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pekerjaan pengontrolan


perlengkapan listrik

Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada pengontrolan


perlengkapan listrik

Lakukan Praktik pengontrolan perlengkapan listrik secara teliti dan cermat,


laporkan hasilnya

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

LK. 4.3. Praktik Penyetelan lampu Kepala


Petunjuk:

Sebelum melakukan praktik siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan


Siapkan data-data teknis, simbol-simbol dan kode-kode yang diperlukan
Rencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan dan persyaratan penyetelan
lampu kepala secara cermat dan teliti
Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan
Laksanakan praktik penyetelan lampu kepala dan laporkan hasilnya.

Peralatan dan bahan yang diperlukan pada praktik penyetelan lampu kepala

Siapkan Data-data teknis, simbol-simbol dan kode-kode yang berlaku dalam


praktik penyetelan lampu kepala

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada praktik penyetelan lampu kepaala

Identifikasi keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada praktik penyetelan


lampu kepaala

Lakukan Praktik penyetelan lampu kepala secara teliti dan cermat, laporkan
hasilnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 157


Kegiatan Pembelajaran 4

E. Latihan/Kasus/Tugas
Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan
merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut :
Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku
pedoman pemilik mobil tersebut yang terkait dengan sistem penerangan
dan tanda.
Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan
berkala/ servis sistem penerangan dan tanda dari masing-masing buku
manual tersebut.

Rangkuman

Untuk dapat memahami sistem penerangan, maka pengetahuan tentang simbol-


simbol listrik yang berlaku sangat penting
Kendaraan yang ada di Indonesia berasal dari berbagai merk luar negeri Jepang,
Korea, China, Eropa, Amerika. Oleh karena itu untuk dapat memahami
sistem penerangan tersebut perlu mempelajari buku pabrikan kendaraan
tersebut, maka modul ini jelas tidak bisa menjangkau kebutuhan tersebut,
tetapi sebagai dasar sudah memadai.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Tabel 4. 1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian sistem
listrik penerangan kendaraan ?

2 Apakah anda mampu menyebutkan simbol-simbol sistem


listrik penerangan kendaraan?

3 Apakah anda mampu mengganti bohlam lampu ?


4 Apakah anda mampu menyambung kabel?
5 Apakah anda mampu menggunakan AVO-meter?
6 Apakah anda mampu menyetel lampu kepala?

Kesimpulan :

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 5 dari 6 pertanyaan, maka


dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan
pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi
pembelajaran pada tema materi yang kurang.

jika jawaban YA kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar belum
tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar mengulangi
lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 159


Kegiatan Pembelajaran 4

PENGEMBANGAN SOAL HOTs

Dalam menulis soal bentuk pilihan ganda PG, penulis soal harus memperhatikan
kaidah-kaidah sebagai berikut:

Materi
Soal harus sesuai dengan indikator.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

Konstruksi
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, Semua pilihan jawaban di
atas salah atau Semua pilihan jawabandi atas benar.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa

Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan
untuk daerah lain atau nasional.
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Untuk dapat memenuhi kaidah-kaidah tersebut diatas, sebaiknya penulis soal


menggunakan bantuan kartu telaah seperti tersebut dibawah:

Untuk memudahkan Pembuatan soal dapat dikontrol dengan menggunakan kartu


telaah seperti ditunjukkan dibawah ini

KARTU TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA


Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Penelaah :
No Aspek yang ditelaah Nomor soal
1 2 3 4 5
A Materi

1 Apakah soal sesuai dengan indikator?


2 Apakah pilihan jawaban homogen dan logis?
3 Apakah hanya ada satu kunci jawaban yang paling tepat?

B. Konstruksi

4 Apakah pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas?


5 Apakah rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan saja?
6 Apakah pokok soal memberi petunjuk kunci jawaban?
7 Apakah pokok soal bersifat negatif ganda?
8 Apakah gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan
berfungsi?
9 Apakah panjang pilihan jawaban relatif sama?
10 Apakah pilihan jawaban menggunakan pernyataan "semua jawaban di
atas salah/benar" dan sejenisnya?
11 Apakah pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya?
12 Apakah butir soal bergantung pada jawaban soal sebelumnya?

C. Bahasa

13 Apakah butir soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah


bahasa Indonesia?
14 Apakah butir soal menggunakan bahasa yang komunikatif?
15 Apakah butir soal menggunakan bahasa yang berlaku setempat (bias
budaya/bias bahasa)?
16 Apakah butir soal pilihan jawaban mengulang kata/kelompok kata yang
sama?

Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

Contoh soal HOTs

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 161


Kegiatan Pembelajaran 4

LK. 4-khusus
Tugas:
Pada lember kerja ini anda minta membuat 3 butir soal pilihan ganda (PG)
yang terkait dengan materi yang telah anda pelajari
Dalam pembuatan soal tersebut anda dminta mengikuti/berdasar pada modul
Pedagogik H, yaitu tentang Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran

Pengembangan Soal
Prosedur Kerja
Bacalah bahan bacaan berupa modul penilaian dan modul pedagogik H Kelompok
Kompetensi tentang Penilaian dan Evaluasi pembelajaran.
Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut.
(Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah anda)

Kisi-kisi penulisan soal tes prestasi akademik


Jenis Sekolah :
Kompetensi Keahlian :
Kelompok Kompetensi :

No. Kompetensi Dasar Bahan Materi Indikator Bentuk Soal

Urut Kelas

PG Level

1 Pengetahuan dan
Pemahaman

2 PG Level Aplikasi

3 PG Level

162 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Penalaran


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari
pada modul ini

LK. 19-Pembuatan Soal


Kembangkan soal Pilihan Ganda (PG) sebanyak 3 soal.
Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 soal

KARTU SOAL
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 163


Kegiatan Pembelajaran 4

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Penutup

Dengan selesainya pembelajaran modul ini yang dilaksanakan dengan semangat,


cermat, kreatif, didorong oleh rasa ingin menguasai kompetensi yang dipelajari,
bertanggung jawab dan peduli lingkungan. Secara runtut dari awal sampai akhir
tema sesuai dengan petunjuk penggunaan modul ini, seharusnya para guru sudah
dapat memiliki kompetensi perawatan berkala mesin/motor kendaraan ringan.

Kompetensi pengetahuan yang didapat akan semakin kuat yaitu minimal sampai
kemampuan menelaah, apabila guru selalu mendapatkan penguatan melalui
belajar atau latihan secara mandiri, cermat, teliti, kreatif, bersemangat, didorong
oleh asa ingin tahu dan bertanggung jawab serta peduli terhadap lingkungan
dalam menyelesaikan kasus-kasus yang ada secara kontinyu. Sebaliknya
apabila setelah mempelajari modul ini, tidak melakukan latihan atau
menyelesaikan kasus, maka dipastikan kompetensi pengetahuan yang diperoleh
akan menurun bahkan hilang.

Untuk kompetensi keterampilan yang telah didapat, akan sampai minimal tingkat
mahir apabila guru setelah mempelajari modul ini melakukan latihan praktik
secara terus menerus. Semakin banyak latihan apalagi pada kondisi yang nyata
di masyarakat akan semakin menguatkan kompetensi keterampilan yang ada.
Jika tidak banyak latihan secara kontinyu, dipastikan kompetensi
keterampilannya akan menurun juga.

Pembelajaran melalui modul ini tentunya tidak dapat menjawab semua


permasalahan Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Ringan pada semua
kendaraan yang ada di masyarakat. Artinya, untuk memperkaya kemampuan
perawatan berkala mesin kendaraan ringan harus mempelajari sumber belajar
lainnya yang mendukung.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 165


Kegiatan Pembelajaran 4

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Evaluasi

Soal

Jelaskan fungsi dari sistem pemindah tenaga kendaraan


Sebutkan komponen dan fungsi dari dari sistem pemindah tenaga kendaraan
Jelaskan fungsi dari poros penggerak pada kendaraan
Jelaskan kegunaan sambungan salip (joint) dan sambungan geser (luncur) pada
poros propeler
Jelaskan kemampuan sudut penghubung bola peluru (pot joint) dan kemampuan
sudut penghubung fleksibel (flexible joint)
Jelaskan fungsi sistem kemudi pada kendaraan.
Jelaskan fungsi sistem suspensi pada kendaraan.
Jelaskan sifat-sifat suspensi independen.
Jelaskan fungsi dari rem kendaraan.
Jelaskan fungsi rem kaki.
Jelaskan fungsi rem tangan.
Jelaskan cara kerja rem cakram kendaraan.
Cara mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster)
Jelaskan 3 macam cairan rem yang Anda ketahui
Apa yang dimaksud dengan aquaplaning?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 167


Kegiatan Pembelajaran 4

Kunci Jawaban

Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan torsi
dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi kebutuhan
kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan berjalan
lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali. Sistem
pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan torsi dan
tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas muatannya
dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi jalan.

a. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran / tenaga


motor ke transmisi
Transmisi berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran motor dengan
poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan
Poros penggerak (propeller shaft) berfungsi untuk meneruskan
putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang
bervariasi.
Penggerak aksel (gardan/differensial) berfungsi untuk penggerak sudut, untuk
memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel. Differensial,
untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok
Poros aksel berfungsi untuk meneruskan putaran dari penggerak aksel ke
roda.
Roda berfungsi untuk meneruskan tenaga dan torsi ke permukaan jalan
sehingga menjadi traksi yang menggerakkan kendaraan.

Poros penggerak berfungsi untuk meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke


penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi.

Kegunaan sambungan salip ( joint ) pada poros propeler adalah untuk


meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas batas
tertentu dan kegunaan sambungan geser ( luncur ) pada poros propeler
adalah untuk mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi
perubahan jarak aksel dan transmisi.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Kemampuan sudut penghubung bola peluru ( pot joint ) dapat meneruskan


tenaga / putaran pada sudut maximum 500 ( rata rata 300 ), dan
kemampuan sudut penghubung fleksibel ( flexible joint ) dapat meneruskan
tenaga / putaran roda sudut maximal 150.

Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan
melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi.

Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan


dengan roda.

Suspensi independen memiliki sifat sifat secara umum :


Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
Konstruksi agak rumit
Membutuhkan sedikit tempat
Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
Titik berat kendaraan dapat rendah, nyaman dan aman
Pegas dapat dikonstruksi lembut, pegas tidak membantu mengantar
gerakan roda
Perawatan lebih sulit

Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung


aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus :
Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin
Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir

Rem kaki berfungsi :


Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan
Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda

Rem tangan berfungsi :


Untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 169


Kegiatan Pembelajaran 4

Berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki
tidak berfungsi)

Cara Kerja Rem cakram

Tidak Bekerja

Tekanan hidraulis
tidak ada torak
tidak tertekan
balok rem ( pad )
tidak menekan
piringan tidak
terjadi pengereman

Bekerja

Tekanan hidraulis
menekan torak, balok
rem piringan terjadi
pengereman

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Cara mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster) adalah :


Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati.
Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga
berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut.
Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini, pada pedal
tidak boleh ada reaksi. Jika pedal akan terdorong kembali, katup
anti-balik pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti.

Ada 3 macam cairan rem:


DOT 3 & 4 : Cairan rem berdasar etilglikol yang masih umum
digunakan. Sifat : beracun, korosif, mengabsorbsi air, merusak cat.
DOT 5 : Cairan rem berdasar oli silikon yang baru dipasarkan di
Amerika dan Europa. Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat.
LHM & LHS : Cairan rem berdasar oli hidraulik. Digunakan hanya pada
mobil Citroen.

Pengertian aquaplaning
Kalau mobil dengan ban yang aus berjalan pada jalan yang tergenang
air , pada kecepatan lebih dari 60 km/h ban mobil dapat mengapung di
atas lapisan air , akibatnya mobil tidak daoat dikendalikan, maka akan
terjadi slip.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 171


Kegiatan Pembelajaran 4

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Daftar Pustaka

BPM Arends, H.Berenschot, Motor Bensin, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1980,


PPPPTK BOE/VEDC Malang, 2012, Modul Teknik Kendaraan ringan, PPPPTK
BOE/VEDC Malang.
3. -----------------, Teknik-Teknik Servis Dasar 1,2,3,4, Toyota, pub. No. 351151
Bohner, Max, Fachkunde Kraftfahrzeugtechnik, 27 Auflage 2001, Verlag
Europa Lehrmittel, Nourney, Vollmer GmbH & Co., 42781 Hanan-Gruiten.
Bohner, Max, 1985, Tabellenbuch Kraftfahrzeugtechnik, Wuppertal: Verlag
Europa-Lehrmittel
TAM _____.Materi Pelajaran Engine Group Step 2.Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor
7. -----------------, Bosch Technical Instruction, Batery, Robert Bosch GMBH,
Stuttgart, 1985
8. -----------------, Bahan Ajar Diklat Otomotif, PPPPTK BOE/VEDC Malang,
2012.
9. --------------------, Pedoman Reparasi Mesin 5 K, 7 K, PT. TOYOTA-ASTRA
MOTOR, 1997
10. -------------------, Pedoman Pemilik Toyota Avanza, 2010.
11. -------------------, Pedoman Pemilik Daihatsu Luxio, 2012.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 173


Kegiatan Pembelajaran 4

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


SMK Teknik Kendaraan Ringan KK B

Glosarium

Servis berkala adalah istilah yang sama pengertiannya dengan Perawatan


Berkala atau Pemeliharaan Berkala. Setiap pembelian kendaraan baru,
pemilik kendaraan mendapatkan Buku Servis atau Buku Pemeliharaan
Kendaraan atau Buku Perawatan Kendaraan bagi pemilik, sehingga
pemilik mengetahui kapan harus membawa kendaraannya ke bengkel
untuk dilakukan perawatan berkala.
Penyangga tripot adalah penyangga tetap berkaki tiga yang digunakan untuk
mengangkat kendaraan.
SOP (Standard Operation Procedure) adalah standar dari langkah-langkah
atau prosedur pelaksanaan pekerjaan.
Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan
torsi dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi
kebutuhan kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan,
kendaraan berjalan lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti
kembali. Sistem pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai
kebutuhan torsi dan tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan
kapasitas muatannya dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi
jalan.
Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran / tenaga
motor ke transmisi
Transmisi berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran motor dengan
poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang
diinginkan
Poros penggerak (propeller shaft) berfungsi untuk meneruskan
putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang
bervariasi.
Penggerak aksel (gardan/differensial) berfungsi untuk penggerak sudut,
untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel.
Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 175


Kegiatan Pembelajaran 4

Poros aksel berfungsi untuk meneruskan putaran dari penggerak aksel ke


roda.
Roda berfungsi untuk meneruskan tenaga dan torsi ke permukaan jalan
sehingga menjadi traksi yang menggerakkan kendaraan.
Kegunaan sambungan salip ( joint ) pada poros propeler adalah untuk
meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas batas
tertentu
Kegunaan sambungan geser ( luncur ) pada poros propeler adalah untuk
mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak
aksel dan transmisi.
Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi
kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga
kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman.
Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung
aspek keamanan berkendaraan.
Rem kaki berfungsi untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan
jalannya kendaraan
Rem tangan berfungsi untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat
parkir) dan berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan
rem kaki tidak berfungsi)

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Sampul dalam pedagogik
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN/ KOMPETENSI


KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B
PEDAGOGIK:
TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
Penulis:
Astu Widodo, MPd.,08125226512; astuwidodo@yahoo.com
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedagogik KK B

Daftar Isi

Hal
Daftar Isi............................................................................................................. iii
Daftar Gambar.................................................................................................... iv
Daftar Tabel........................................................................................................ iv
Pendahuluan....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi.................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup........................................................................................ 3
E. Cara Penggunaan Modul........................................................................ 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran 11
A. Tujuan................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi........................................................ 11
C. Uraian Materi........................................................................................ 11
D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 31
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................ 32
F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut............................................................ 32
Kegiatan Pembelajaran 2 Pendekatan, Strategi, Metode Dan Teknik
Pembelajaran.................................................................................................... 35
A. Tujuan................................................................................................... 35
B. Indikator Pencapaian Kompetensi........................................................ 35
C. Uraian Materi........................................................................................ 36
D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 74
E. Latihan/Tugas....................................................................................... 75
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 75
Kunci Jawaban................................................................................................ 103
Penutup........................................................................................................... 105
Daftar Pustaka................................................................................................. 107
Lampiran......................................................................................................... 111

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


Daftar Gambar

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka......................................................4


Gambar 2. ALur Pembelajaran Tatap Muka Penuh....................................................5
Gambar 3. Alur pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In.....................................7
Gambar 4. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek..............................................49

Daftar Tabel

Tabel 1. Implikasi Teori Belajar....................................................................................18


Tabel 2. Perbedaan Antara Teori Behaviorisme, Kognitivisme, 21
Konstruktivisme, dan Humanisme ............................................
Tabel 3. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran....................................................28
Tabel 4. Deskripsi Langkah Pembelajaran Berpendekatan Saintifik...............38
Tabel 5. Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah...................................................44
Tabel 6. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model 46
Discovery Learning ...................................................................
Tabel 7. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model 49
Project Based Learning ............................................................
Tabel 8. Langkah Metode Drill dan deskripsinya...................................................68

| Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Daftar Lampiran

Lampiran 1. LK-01. Teori Belajar dan Implikasinya...............................................111

Lampiran 2. LK-02. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya..............113

Lampiran 3. LK-03. Implementasi Teori belajar behaviorisme, 115


kognitivisme, konstrukivisme, dan humanistik
dalam pembelajaran ................................................

Lampiran 4. LK-04. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran..............117

Lampiran 5. LK-05. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran............................118

Lampiran 6. LK-06. Metode dan Teknik Pembelajaran.......................................122

Lampiran 7. LK-07. Rangkuman Pendekatan, Strategi, Metode dan 124


teknik Pembelajaran ................................................

Lampiran 8. LK-08. Rancangan Kegiatan Berpendekatan Saintifik................125

Lampiran 9 LK-09. Pengembangan Soal............................................................... 128

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


| Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Pedagogik KK B

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.


Persoalan itu memang harus kita pecahkan dan dicari solusinya, masalah yang
ada karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan
pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kemajuan masyarakat. Dalam hal ini perubahan kurikulum selalu
mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan
karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu
adanya revitalisasi kurikulum. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya
kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan,
yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa
dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
kesejahteraan pedagogik kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa
dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh
peran guru. Belajar merupakan kegiatan atau aktivitas kompleks manusia untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan
perilaku serta memperkuat kepribadian untuk mengembangkan pribadi
seutuhnya. Mengingat tugas pokok guru adalah mengajar, karena itu diwajibkan
untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 1


Pendahuluan

Kompetensi yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran adalah


kompetensi pedagogik. Agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru berjalan
dengan baik dan lancar serta tujuan dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan
dasar-dasar teori yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran.

Salah satu teori yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam


mengimplementasikan kegiatan pembelajaran adalah teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik serta berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu. Oleh karena itu teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik serta berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif merupakan salah satu mata
diklat yang diberikan dalam diklat kompetensi pedagogik.

B. Tujuan

Tujuan disusunnya modul ini adalah untuk memberikan pemahaman yang


lengkap dan jelas tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik dalam rangka menunjang peningkatan kompetensi guru dalam
mengembangkan pembelajaran berbasis karakter.

C. Peta Kompetensi

Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

POSISI MODUL

KODE UNIT NAMA UNIT KOMPETENSI


KOMPETENSI
PED0A00000-00 Perkembangan Peserta Didik
PED0B00000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang
mendidik
PED0C00000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0D00000-00 Pembelajaran Yang Mendidik
PED0E00000-00 Pemanfaatan TeknologiInformasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0F00000-00 Pengembangan potensi peserta didik
PED0G00000-00 Komunikasi efektif
PED0H00000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran
PED0I00000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran
PED0J00000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

D. Ruang Lingkup

Modul teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik ini berisi tentang
materi yang berkaitan dengan:
Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Teori Belajar dan Implikasinya

Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik dan Implikasinya

Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran Yang Mendidik


Pendekatan Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Metode dan Teknik Pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 3


Pendahuluan

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksankan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur di bawah.

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

PENDAHULUAN

Mengkaji Materi
(Dipandu oleh fasilitator dan
dalam kelompok)

Melakukan aktivitas
pembelajaran
(diskusi/eksperimen/latihan/LK

Presentasi dan konfirmasi

Selesai Pelatihan
Persiapan Tes AKhir

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 5


Pendahuluan

Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B - Pedagogi
tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar.

Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara mandiri maupun


berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

Presentasi dan konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti.

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu
In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning
2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.

PENDAHULUAN

In Service Learning 1
Mengkaji Materi
(Mengkaji materi secara menyeluruh sebagai bekal pengetahuan
pada kegiatan on the job learning)

Melakukan aktivitas pembelajaran (berpikir


reflektif/diskusi/brainstorming/simulasi/studi kasus/LK).

On the Job Learning


Mengkaji Materi
(mengkaji materi secara mandiri dan berkomunikasi dengan
peserta lain atau fasilitator)

Melakukan aktivitas pembelajaran


(praktik/eksperimen/sosialisasi/implementasi/peer discussion/LK).

In Service Learning 2

Presentasi produk/tagihan on the job learning dan konfirmasi

Selesai Pelatihan
Persiapan Tes AKhir

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 7


Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan


In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:

latar belakang yang memuat gambaran materi

tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

langkah-langkah penggunaan modul


In Service Learning 1 (IN-1)
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B - Pedagogik
tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi
secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di
kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif,
diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya
dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada In 1.

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali


informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada
on the job learning.

On the Job Learning (ON)


Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B - Pedagogik
tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik,
guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada
in service learning 1 (In 1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas
yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada
modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah
maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada On.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan
pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

In Service Learning 2 (In-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 9


Pendahuluan

3. Lembar Kerja
Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi B -
Pedagogik tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik, terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya
terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Daftar Lembar Kerja Modul


No Kode LK Nama LK Keterangan
1. LK-01. Teori Belajar dan Implikasinya TM, ON

2. LK-02. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan TM, ON


Implikasinya
3. LK-03. Implementasi Teori belajar behaviorisme, TM, ON
kognitivisme, konstrukivisme, dan
4. LK-04. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip TM, ON
Pembelajaran
5. LK-05. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran TM

6. LK-06. Metode dan Teknik Pembelajaran TM, ON

7. LK-07. Rangkuman Pendekatan, Strategi, TM, ON


Metode dan teknik Pembelajaran
8. LK-08. Rancangan Kegiatan Berpendekatan ON
Saintifik
9. LK-09 Pengembangan Soal ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kegiatan Pembelajaran 1
Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 ini, melalui kegiatan individu dan


diskusi kelompok diharapkan peserta pelatihan dapat menjelaskan tentang teori
belajar dan prinsip pembelajaran, mampu menerapkan dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan matapelajaran yang diampu serta mampu
menerapkan pendidikan Karakter.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah
dengan indikator sebagai berikut:

Berbagai teori belajar (behavioristik, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dijelaskan dengan benar

Implikasi dari keempat teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme,


dan Humanisme) dijelaskan dengan benar.

Keempat teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dijelaskan perbedaannya dengan benar.

Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dijelaskan dengan tepat.

Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dijelaskan dengan benar.

C. Uraian Materi

Teori Belajar dan Implikasinya


Teori belajar merupakan rangkaian dua kata yaitu teori dan belajar yang memiliki
satu pemahaman berkaitan dengan proses pembelajaran. Secara terpisah
sebenarnya masing-masing kata memiliki arti berbeda satu dengan yang lain.
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Sedangkan teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang
didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji kebenarannya. Dengan demikian teori belajar adalah suatu
teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Secara ringkas dapat dikatakan teori
belajar merupakan hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi
terjadinya belajar. Teori belajar dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan
konsep-konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam melaksanakan
pembelajaran.

Belajar adalah kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi


seutuhnya (Suprijono, 2011). Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2009, 7),
mendefinisikan belajar sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dan
masih ada banyak lagi tentang pengertian belajar, namun secara umum memiliki
kesamaan.

Teori Belajar
Beberapa perspektif dalam teori belajar, empat diantaranya adalah
Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanistik

Teori belajar behaviorisme


Teori belajar behaviorisme merupakan teori dengan pandangan tentang
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari stimulus dan
respon. Teori Belajar Classical Conditioning dari Pavlov, Connectionisin dari
Thorndike, dan Behaviorism dari Watson merupakan teori-teori dasar dari
aliran perilaku yang menjadi tonggak sejarah aliran perilaku dalam teori
belajar. Teori-teori ini kemudian dikembangkan dan atau dimodifikasi oleh
berbagai ahli menjadi beragam teori-teori baru dalam aliran perilaku, yang
kemudian disebut aliran perilaku baru (neo-Behaviorism). Tercatat ahli-ahli
yang tergabung dalam aliran perilaku baru antara lain:
Thorndike dengan teori connectionism menyatakan bahwa belajar
merupakan proses coba-coba sebagai reaksi terhadap stimulus.

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Watson menyatakan bahwa belajar merupakan proses terjadi refleks atau


respon bersyarat melalui stimulus pengganti. Semua tingkah laku lainnya
terbentuk oleh hubungan stimulus respon baru melalui connditioning.
Clark Hull dengan teori sistem perilaku menyatakan bahwa kebutuhan
biologis dan pemuasan kebutuhan menjadi sentral dalam seluruh
kegiatan manusia. Kebutuhan yang timbul akan menyebabkan
terbentuknya suatu perilaku yang akan mereduksi kebutuhan secara
berangsur-angsur yang dapat dipelajari responnya.
Edwin Guthrie dergan teori Contiguous Conditioning menyatakan bahwa
gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu
timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Respon
atas suatu situasi cendrung diulang, bilamana individu menghadapi
suatu yang sama.
B.F. Skinner dengan teori Operant Conditioning menyatakan bahwa
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan
tingkah laku.
Teori belajar Kognitivisme
Istilah Cognitive berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian.
Pengertian yang lebih luas, cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan. Selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental
yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan,
berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga
berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang
bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitivisme, tingkah
laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Beberapa ahli yang mengembangkan teori belajar kognitivisme antara lain:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

Gestalt dengan teori phenomena menyatakan bahwa proses belajar adalah


fenomena kognitif. Seseorang cenderung mempersepsikan apa yang
terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Kurt Lewin dengan teori field theory menyatakan bahwa masing-masing
individu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat
psikologis. Medan dimana individu bereaksi disebut life space
(perwujudan lingkungan di mana individu bereaksi, misalnya ; orang
orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapi serta fungsi
kejiwaan yang ia miliki).
Jean Piaget dengan teori cognitive developmental menyatakan bahwa
proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari
konkret menuju abstrak.
Jerome Bruner dengan discovery learning menyatakan bahwa proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika seseorang menemukan sendiri
suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupan (enaktif, ikonik, dan simbolik).
Vygotsky menyatakan bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis. Dimensi kesadaran
social bersifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat turunan
dan bersifat skunder. Artinya, pengetahuan dan pengembangan kognitif
individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya.
David Ausubel dengan teori meaningful learning menyatakan bahwa suatu
proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur
pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati.

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Teori belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis


(asumsi) bahwa dengan merefleksi pengalaman, kita membangun,
mengkonstruksi pengetahuan kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono
dan Hariyanto, 2011). Sedangkan menurut Cahyo (2013) konstruktivisme
merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekan bahwa
pengetahuan adalah buatan kita sendiri sebagai hasil konstruksi kognitif
melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan
skema yang diperlukan untuk membangun pengetahuan tersebut. Trianto
(2007) juga berpendapat bahwa teori pembelajaran konstruktivisme
merupakan teori pembelajaran kognitif baru dalam psikologi pendidikan
yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori belajar
konstruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik
mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi
kompleks untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Beberapa ahli
yang mengembangkan teori belajar konstruktivisme antara lain:
Jean Piaget dengan personal constructivism menyatakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang,
melainkan melalui tindakan. Sehingga penekanan proses untuk
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun
(mengkonstruksi kemampuan kognitif) dari realitas lapangan
(praktik).
Vygotsky menyatakan bahwa teori ini menekankan pada sosiokultural dan
pembelajaran, artinya dalam mengkonstruksi pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosial di sekitarnya (a. Zone
Of Proximal Development adalah jarak antara perkembangan
sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial dimana
siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan
orang dewasa. b. Scaffolding merupakan pemberian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 1

bantuan awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan


mmemberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab
yang makin besar setelah dapat melakukannya sendiri).
John Dewey menyatakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan
minat peserta didik sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling
terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain.
Sehingga suasana belajar menyenangkan dan mendorong untuk proaktif
dan berpikir kratif dalam memecahkan setiap permasalahan.
Teori belajar Humanisme
Humanistic theory telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi
modern. Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan
determinisme lingkungan dari teori pembelajaran. Pendukung humanis
memiliki pandangan yang sangat positif dan optimis tentang kodrat
manusia. Pandangan humanisme menyatakan bahwa manusia adalah
agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan
simbol-simbol dan berpikir secara abstrak. Jadi, orang mampu membuat
pilihan yang cerdas, untuk ber-tanggungjawab atas perbuatannya, dan
menyadari potensi penuhnya sebagai orang yang mengaktualisasikan diri.
Humanist memiliki pandangan holistik mengenai perkembangan manusia,
yang melihat setiap orang sebagai makhluk keseluruhan yang unik dengan
nilai independen. Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar
kumpulan dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga tokoh
terkemuka teori belajar humanistik antara lain:
Abraham Maslow (19081970) menyatakan bahwa ada hierarki kebutuhan
manusia yaitu tingkat yang lebih rendah mempertahankan hidup dan
rasa aman, memiliki dan dicintai, kebutuhan akan harga diri dalam
kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan
kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual,
penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
Carl Rogers (19021987) menyatakan bahwa belajar dipandang sebagai
fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang
sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual
maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

humanisme bahwa motivasi belajar harus bersumber pada diri peserta


didik.
Arthur Combs (1912-1999) menyatakan bahwa belajar terjadi bila
mempunyai arti (meaning) bagi individu, guru tidak bisa mamaksakan
materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Oleh karena itu bila terjadi tingkah laku menyimpang adalah akibat
yang tidak ingin dilakukan, tetapi dia tahu bahwa dia harus melakukan.

Humanisme menggunakan pandangan yang sangat positif dari sifat dasar


manusia dan mengatakan bahwa orang bebas menggunakan kemampuan
mereka yang unggul/superior untuk membuat pilihan cerdas dan
mewujudkan potensi penuh mereka sebagai orang yang
mengaktualisasikan diri.

Mencermati empat macam teori belajar tersebut, akan memandu guru


pembelajar untuk menentukan pilihan. Teori belajar mana yang paling
efektif untuk dapat digunakan sebagai acuan pengembangan pembelajaran
yang diampu. Tentu semua itu tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan.
Tidak ada yang terbaik, yang terpenting adalah teori belajar mana yang
paling sesuai.

Implikasi Teori Belajar

Implikasi teori belajar merupakan suatu bagian penting yang berpotensi dalam
mengoptimalkan peningkatan pendidikan dengan memanfaatkan dukungan
sarana dan prasarana yang tersedia. Bagi pendidik perlu memperhatikan teori
belajar tersebut, agar menjadikan pertimbangan dalam menetapkan proses
pembelajaran di kelas yang tepat sehingga menghasilkan proses
pengembangan pendidikan yang efisien. Berikut implikasi teori-teori belajar
dalam pembelajaran di kelas atau dalam dunia pendidikan dapat dilihat pada
tabel 1.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 1

Tabel 1. Implikasi Teori Belajar


Teori Belajar Implikasi

Behaviorisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori


behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah
obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Karena
pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga
belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan
mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer
of knowledge) ke orang yang belajar, implikasinya
antara lain:
1. Kegiatan pembelajaran berproses berdasarkan
bahan pembelajaran yang sudah siap, sehingga
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
dapat disampaikan secara utuh oleh guru.
2. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi
memberikan instruksi singkat dan diikuti contoh-
contoh baik yang dilakukan sendiri maupun
melalui simulasi.
3. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang
dapat diukur dan diamati.
4. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku
yang tampak.
5. Metode yang digunakan sangat cocok untuk
mendapatkan kemampuan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur-unsur
kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya
tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan
bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan
komputer, berenang, olahraga dan sebagainya.
Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang
masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen
atau pujian.
Kognitivisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori
kognitivisme memandang bahwa tingkah laku seseorang
itu senantiasa didasarkan pada kognisi, implikasinya
antara lain:
1. Perlakuan individu didasarkan pada tingkat
perkembangan kognitif peserta didik
2. Pembangkitan motivasi berdasarkan atas
pengalaman atau pengetahuan yang telah
dikuasai peserta didik.

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kurikulum dan metode-metode berfungsi untuk


mengembangkan ketrampilan berfikir peserta
didik.
Tujuan pembelajaran yang dirancang difokuskan
untuk mengembangkan kemampuan kognisi
dengan bantuan interaksi sosial.
Bentuk pengelolaan kelas berpusat pada aktivitas
peserta didik dan guru membimbing agar peserta
didik melaksanakan eksplorasi dan menemukan
sendiri, sehingga diperlukan partisipasi aktif
peserta didik dalam belajar.
Untuk lebih mengefektifkan pembelajaran sangat
diperlukan dukungan program-program
pengembangan pengetahuan secara terpadu.
(Adrian Yelon, 1977)

Konstruktivisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori


konstruktivisme memandang bahwa proses
pembelajaran merupakan proses mengondisikan siswa
untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru,
pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan
data hingga menjadikan sebuah pengetahuan yang
bermakna, dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-
ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar, implikasinya antara lain:
1. Pemberian kesempatan kepada peserta didik,
memerhatikan dan mengembangkan motivasi
terhadap topik materi pembelajaran (fase
orientasi).
2. Bantuan kepada peserta didik meggali ide-ide
yang dimilikinya dengan memberi kesempatan
untuk mendiskusikan atau menggambarkan
pengetahuan dasar atau ide mereka (fase
elisitasi).
3. Peserta didik melakukan klarifikasi ide dengan
cara mengontraskan ide-idenya dengan ide
orang lain (fase restrukturisasi ide)
4. Pengaplikasian ide atau pengetahuan peserta
didik yang dibentuk pada bermacam-macam
situasi yang dihadapi (fase aplikasi ide).
5. Merevisi gagasannya dengan menambah suatu
keterangan atau dengan cara mengubahnya
menjadi lebih lengkap (fase reviu).
Humanisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori
humanisme memandang bahwa proses belajar harus
berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri,
sehingga belajar dianggap berhasil jika peserta didik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 1

memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori ini


mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia
serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya, sehingga berimplikasi pada guru sebagai
fasilitator. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
guru sebagai fasilitator, yaitu:
Guru sebaiknya memberi perhatian kepada
penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas.
Guru hendaknya membantu memperoleh dan
memperjelas tujuan-tujuan perorangan di
dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok
yang bersifat umum.
Guru harus mempercayai adanya keinginan dari
masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya,
sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi
di dalam belajar yang bermakna tadi.
Guru harus mengatur dan menyediakan sumber
seluas-luasnya agar mudah dimanfaatkan peserta
didik dalam mencapai tujuan mereka.
Guru menempatkan dirinya sendiri sebagai
suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik.
Guru mencoba untuk menanggapi dengan cara
yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi
kelompok
Guru harus mengambil prakarsa untuk ikut serta
dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga
tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil
secara pribadi yang boleh saja digunakan atau
ditolak oleh siswa.
Guru harus mencoba untuk mengenali dan
menerima keterbatasan-keterbatasannya
sendiri.

Perbedaan Keempat Teori Belajar


Dalam dunia pendidikan salah satu pertanyaan penting tentang belajar dari
guru adalah: Kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan
perubahan yang diinginkan dalam tingkah laku? Atau bagaimana bisa apa
yang kita ketahui tentang belajar diterapkan dalam instruksi? Sebelum kita
menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melihat pada penjelasan-
penjelasan psikologis tentang belajar, khususnya tentang teori belajar.
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga


membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia,
dengan segala tindakan dan keberpengaruhannya.

Pada satuan pendidikan umumnya terdapat pembelajaran-pembelajaran


yang berbeda antara tingkat satuan pendidikan yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini dikarenakan adanya pendapat para ahli yang berbeda-beda
mengenai pembelajaran. Jadi, antara sekolah yang satu dengan sekolah
yang lain berbeda-beda dalam menerapkan teori pembelajaran, yang
mereka terapkan di sekolahnya yaitu teori pembelajaran yang dianggapnya
sejalan dengan pemikiran mereka. Teori pembelajaran itu sendiri
merupakan suatu pendekatan terhadap suatu konsep yang membahas
tentang upaya mengefektifkan proses perubahan tingkah laku khususnya
berkaitan dengan bidang pengetahuan. Terdapat teori-teori dalam
pembelajaran diantaranya teori kognitivisme, teori konstruktivisme, teori
humanisme, teori behaviorisme seperti yang telah diuraikan atau dibahas
di atas. Dari beberapa teori tersebut terdapat perbedaan seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan antara teori Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme, dan


Humanisme
Teori Belajar Perbedaan

Behaviorisme Belajar adalah perubahan tingkah laku, yang


merupakan hasil dari stimulus-respon. Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Ahmadi dan Supriyono,
1991: 121). Aliran ini menganggap seseorang telah
belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku. Untuk membuat seseorang belajar,
perlu adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik.
Menekankan pada stimulus dan respon dalam
pembentukan perilaku.
Setiap perilaku dapat dipelajari.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 1

Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah


laku baru.
Menekankan pada perubahan perilaku yang
teramati.

Kognitivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh


peserta didik pada pengalamannya melalui asimilasi
dan akomodasi yang menuju pada pembentukan
struktur kognitifnya, sehingga lebih menekankan
pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi
dalam akal pikiran manusia. Belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Winkel,
1996: 53).
Menekankan pada perubahan atau proses-proses
mental dan perilaku tidak kasat mata.
Konstruktivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh
peserta didik kepada pengalamannya melalui
asimilasi (proses merespon lingkungan sesuai
dengan struktur kognitif) dan akomodasi (proses
memodifikasi struktur kognitif) yang menuju pada
pembentukan struktur kognitifnya.
Individu membangun pemahamannya melalui
eksplorasi
Menyatakan bahwa peserta didik adalah orang
yang secara individual harus menemukan ,
mentransformasi, dan mengecek kemballi,
serta merevisi informasi yang lama.
Siswa memiliki pemahaman satu persepsi.

Humanisme Pada dasarnya, teori humanistik adalah teori belajar


yang memanusiakan manusia. Pembelajaran
dipusatkan pada pribadi seseorang. Teori ini tidak
lepas dari pendidikan yang berfokus pada bagaimana
menghasilkan sesuatu yang efektif, bagaimana
belajar yang bisa meningkatkan kreativitas dan
memanfaatkan potensi yang ada pada seseorang.
Menekankan pada keunikan sikap individu.
Individu adalah orang yang bebas menentukan
apa yang dipelajarinya.
Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi
atau pengalaman dan menemukan maknanya
secara personal atau pribadi.

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya

Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses
belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip
orang belajar. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat
mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip
belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Banyak teori
dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli, namun secara
umum memiliki persamaan.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum menurut Rusman (2015)
antara lain berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
serta perbedaan individual.

Perhatian Dan Motivasi


Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan
timbul pada peserta didik, apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu
yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga
motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada
perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu
dibangkitkan perhatiannya. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk
mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-
masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada
masalah yang harus diselesaikan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 1

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan


belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat.
Siswa yang memiliki minat terhadap bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya sehingga timbul motivasi untuk mempelajarinya.
Misalnya, peserta didik yang menyukai pelajaran matematika akan merasa
senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat,
karenanya adalah kewajiban guru untuk bisa menanamkan sikap positif
pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan bersungguh-sungguh
menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat
untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; berusaha keras dan memberikan
waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; dan terus bekerja
sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.

Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan
juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan
bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar
pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognetif, belajar menunjukan
adanya jiwa yang sangat aktif, jika mengolah informasi yang kita terima,
tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun
kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis
misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan
dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling
baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pembelajaran itu akan lebih
bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan
"mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru. Dari berbagai
pandangan para ahli tersebut menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan
siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya
keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey
dengan "learning by doing"-nya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh
Confocius, bahwa: apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat,
saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak
ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam
pembelajaran. Sementara itu serapan pengalaman belajar adalah sebagai
berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita
dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan
dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita
katakan dan lakukan. Dengan demikian guru dapat menetapkan rancangan
pengalaman pembelajaran yang dipengaruhkan kepada peserta didik
seperti apa yang efektif.

Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori psikologi
daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya
pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih dengan
pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna. Dalam

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 1

proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka semakin


ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang.

Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya


pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan"
akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara
langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah
mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya
dengan membuat ringkasan. Teori lain yang menekankan prinsip
pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori
koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon
benar.

Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa peserta
didik dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan tetapi
selalu menghadapi hambatan yaitu mempelajari bahan pelajaran, maka
timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan
belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi artinya tujuan belajar
telah tercapai maka ia akan memasuki dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi
hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif
yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran
harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat
siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang
banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa
tertantang untuk mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri,
discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih
giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan
menantang siswa dan menimbulkan motif untuk

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang tidak


menyenangkan.

Balikan dan Penguatan


Prinsip belajar yang berkaiatan dengan balikan dan penguatan adalah teori
belajar operant conditioning dari B.F. Skinner. Kunci dari teori ini adalah
hukum effeknya Thordike, hubungan stimulus dan respon akan bertambah
erat, jika disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa lenyap
jika disertai perasaan tidak senang. Artinya jika suatu perbuatan itu
menimbulkan efek baik, maka perbuatan itu cenderung diulangi.
Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif, maka cenderung
untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar lebih
semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila
hasilnya baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh
baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja
dari penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan,
atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dapat
memperkuat belajar. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat
nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning
atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek
pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak
naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Disini nilai jelek dan
takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat,
inilah yang disebut penguatan negatif.

Perbedaan Individual
Peserta didik merupakan makhluk individu yang unik yang mana masing-
masing mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan intelegensi,
minat, bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam
hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya.
Guru harus memahami perbedaan peserta didik secara individu, agar dapat
melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Peserta didik
akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Setiap

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 1

peserta didik memiliki tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru


dapat memberi pelajaran sesuai dengan temponya masing-masing.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta
didik. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasik yang dilakukan di sekolah
kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat peserta didik sebagai
individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama,
demikian pula dengan pengetahuannya.

Prinsip-prinsip belajar lain yang disampaikan oleh Rothwal adalah berikut: (1)
Prinsip kesiapan individu yang memungkinkan ia dapat belajar, (2) Prinsip
Motivasi, (3) Prinsip persepsi, (4) Prinsip tujuan, (5) Prinsip perbedaan
individual, (6) Prinsip Transfer dan Retensi, (7) Prinsip belajar kognitif dalam
rangkan membentuk perilaku baru, berfikir, bernalar, dan berimajinasi, (8)
Prinsip belajar Afektif, (9) Prinsip Belajar Psikomotor, (10) Prinsip Belajar
Evaluasi.

b Implikasi prinsip pembelajaran

Implikasi dari prinsip-prinsip belajar yang secara umum berkaitan dengan


perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual
dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran


Prinsip Implikasi Bagi Guru Implikasi Bagi Siswa
Belajar
Perhatian Merangsang atau Siswa dituntut untuk
dan Motivasi menyiapkan bahan ajar memberikan perhatian terhadap
yang menarik. semua rangsangan yang
Mengkondisikan proses mengarah kearah tujuan belajar.
belajar aktif. Mengunakan Adanya tuntutan untuk selalu
metode yang bervariasi. memberikan perhatian ini,
menyebabkan siswa harus
membangkitkan perhatiannya
kepada segala pesan yang
dipelajari.

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Keaktifan Memberikan kesempatan Dituntut dapat memproses dan


melakukan pengamatan, mengolah hasil belajarnya
penyelidikkan atau inkuiri secara efektif serta aktif baik
dan eksperimen. Serta secara fisik, intelektual dan
memberikan tugas emosional misal berwujud
individual dan kelompok perilaku-perilaku seperti mencari
melalui kontrol guru. sumber informasi yang
dibutuhkan, menganalisis hasil
percobaan, ingin tahu hasil dari
suatu reaksi kimia, karya tulis,
membuat klipping dan perilaku
lainnya.
Keterlibatan Menggunakan media Dengan keterlibatan langsung
Langsung/ secara langsung dan ini secara logis akan
Berpengalam melibatkan peserta didik menyebabkan peserta didik
an untuk melakukan berbagai memperoleh pengala man.
percobaan atau Peserta didik dituntut
eksperimen, mencari mengerjakan sendiri tugas yang
informasi, merangkum diberikan guru kepada mereka.
informasi dan Contohnya peserta didik
menyimpulkan informasi. melakukan reaksi kimia pada
suatu zat.
Pengulangan Merancang kegiatan Dituntut kesadaran peserta didik
pengulangan dan untuk bersedia mengerjakan
mengembangkan soal-soal latihan-latihan yang berulang
latihan dan bervariasi. untuk satu macam
permasalahan.

Tantangan Memberikan tugas-tugas Dituntut memiliki kesadaran


dan tanggungjawab pada diri peserta didik akan
untukmemecahkan adanya kebutuhan untuk selalu
masalah secara mandiri. memperoleh, memproses, dan
mengo lah pesan. Peserta didik
juga harus memiliki
keingintahuan yang besar
terhadap segala permasalahan
yang dihadapi.
Balikan atau Memberikan kepada Segera mencocokkan jawaban
Penguatan peserta didik jawaban yang dengan kunci jawaban, dan
benar, serta mengoreksi menerima kenyataan terhadap
sekaligus membahas nilai yang dicapai.
pekerjaan siswa.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 1

Perbedaan Mendorong peserta didik Memilih tempat duduk di kelas,


Individual dalam memahami potensi belajar sesuai tempo kecepatan
dirinya dan untuk masing-masing siswa.
selanjutnya mampu
merencanakan dan
melaksanakan suatu
kegiatan. Menentukan
metode yang dapat
melayani seluruh siswa,
karena heterogenitas

Prinsip pembelajaran berdasarkan peraturan yang berlaku


Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fiisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
eifisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,


sesuai dengan ketetapan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah prinsip yang digunakan sebagai
berikut:
Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan


keterampilan mental (softskills);
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
(tut wuri handayani);
Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran 1 tentang Teori Belajar dan


Prinsip-Prinsip Pembelajaran terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan
aktivitas mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas
pembelajaran tersebut secara mandiri dan kerjasama dengan disiplin dan penuh
tanggung jawab yang tinggi.
Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan
dalam kelompok. Selanjutnya perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.
Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran secara
seksama, Anda dapat mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 1

disajikan dalam lembar kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi
dalam modul.
Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam
kelompok masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin
sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan menggunakan Lembar Kerja 1
4 (terlampir).

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan latihan berikut secara mandiri dan dengan penuh kejujuran, jawablah
dengan singkat dan jelas!
Jelaskan perbedaan antara teori behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme,
dan humanisme!

Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran secara umum dan implikasinya!

Jelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan


Permebndikbud no 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah!

F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Umpan balik
Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik ?
Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ?
Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pokok teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

2. Tindak lanjut
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri Anda
dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda
masih kurang dari 75% sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari bab ini
dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras. Berdiskusi dan
bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan menumbuhkan sikap
saling menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis
secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum Anda kuasai.

Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah mencapai 75%,
berarti Anda telah menguasai materi Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari materi
selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan dukungan
informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi guru yang
belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan disiplin dalam belajar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 1

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kegiatan Pembelajaran 2
Pendekatan, Strategi, Metode Dan Teknik
Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 ini, melalui kegiatan individu dan


diskusi kelompok diharapkan peserta pelatihan dapat memahami tentang:
pendekatan pembelajaran khususnya berkaitan dengan saintifik, strategi dan
model-model pembelajaran, serta berbagai metode dan teknik pembelajaran
serta mampu menerapkan pendidikan Karakter.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah
dengan adanya indikator sebagai berikut:
Pendekatan pembelajaran teacher center dan student center dijelaskan dengan
tepat
Pendekatan pembelajaran saintifik diterapkan sesuai dengan karakteristik materi
yang akan diajarkan.
Strategi pembelajaran (menurut Rowntree) dijelaskan dengan benar
Model-model pembelajaran (Problem based learning, Project based learning,
Discovery learning dan inquiry learning) dibedakan dengan tepat.
Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based
learning, Discovery learning dan inquiry learning) diterapkan sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
Berbagai metode dan teknik pembelajaran dijelaskan dengan benar
Berbagai metode dan teknik pembelajaran diterapkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 2

Uraian Materi

1. Pendekatan Pembelajaran
Menurut pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola
kegiatan belajar dan perilaku peserta didik agar ia dapat aktif melakukan tugas
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan
menurut Sanjaya (2008) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Di
dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide
dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini akan
menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang
diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan ditangani.

Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches).
Namun masih ada jenis pendekatan yang lain, misalnya pendekatan saintifik.
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher
centered approach)
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru memiliki ciri bahwa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh guru. Peran
peserta didik pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan
petunjuk guru. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran
guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun
penentuan proses pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student


centered approach).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik adalah pendekatan
pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, menejemen,


dan pengelolaannya ditentukan oleh peserta didik. Pada pendekatan ini
peserta didik memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas
dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai
dengan minat dan keinginannya.

Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery dan


inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. Pada strategi ini peran guru
sebagai fasilitator, dan pembimbing sehingga kegiatan belajar peserta didik
menjadi lebih terarah. Pendekatan pembelajaran sebagai pedoman umum
dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.

Pendekatan Saintifik
Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
karena itu Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalararan induktif (inductive reasoning)
dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).

Penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik, kemudian


menarik simpulan secara keseluruhan. Penalaran induktif menempatkan
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 2

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan


keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan
proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya
peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dikenal atau
sering disebut memiliki lima M yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan secara jelas dapat dilihat
deskripsinya pada Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Langkah Pembelajaran Berpendekatan Saintifik


Langkah Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
Mengamati Mengamati melalui indra Perhatian pada waktu
(observing) (membaca, mendengar, mengamati suatu objek/
menyimak, melihat, membaca suatu tulisan/
menonton, dan mendengar suatu
sebagainya) suatu obyek penjelasan, catatan yang
dengan atau tanpa alat. dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu
(on task) yang digunakan
untuk mengamati.
Menanya Membuat dan Jenis, kualitas, dan jumlah
(questioning) mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang diajukan
tanya jawab, berdiskusi peserta didik (pertanyaan
tentang informasi yang faktual, konseptual,
belum dipahami, informasi prosedural, dan hipotetik).

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

tambahan yang ingin


diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
Mengumpulkan Mengeksplorasi, Jumlah dan kualitas
informasi/ mencoba, berdiskusi, sumber yang
mencoba mendemonstrasikan, dikaji/digunakan,
(experimenting) meniru bentuk/gerak, kelengkapan informasi,
melakukan eksperimen, validitas informasi yang
membaca sumber lain dikumpulkan, dan
selain buku teks, instrumen/alat yang
mengumpulkan data dari digunakan untuk
nara sumber melalui mengumpulkan data.
angket, wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengem-
bangkan
Menalar/ Mengolah informasi yang Mengembangkan
Mengasosiasi sudah dikumpulkan, interpretasi, argumentasi
(associating) menganalisis data dalam dan kesimpulan mengenai
bentuk membuat kategori, keterkaitan informasi dari
mengasosiasi atau dua fakta/ konsep,
menghubungkan interpretasi argumentasi
fenomena/informasi yang dan kesimpulan mengenai
terkait dalam rangka keterkaitan lebih dari dua
menemukan suatu pola, fakta/ konsep/ teori,
dan menyimpulkan. menyintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis fakta/
konsep/ teori/ pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/konsep/ teori dari
dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan
kesimpulan dari konsep/
teori/ pendapat yang
berbeda dari berbagai
jenis sumber.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 2

Mengomunikasi Menyajikan laporan dalam Menyajikan hasil kajian


kan bentuk bagan, diagram, (dari mengamati sampai
(communicating atau grafik; menyusun menalar) dalam bentuk
) laporan tertulis; dan tulisan, grafis, media
menyajikan laporan elektronik, multi media
meliputi proses, hasil, dan dan lain-lain.
kesimpulan secara lisan.

2. Strategi dan Model Pembelajaran


Strategi dan model pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena
pemilihan strategi dan model pembelajaran yang tepat akan menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan sehingga mampu
meningkatkan peran aktif peserta didik.
Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan (Martinis Yamin, 2009).
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikan digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan a plan of operation achieving something
sedangkan metode adalah a way in achieving something (Sanjaya, 2008).
Jadi, metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Jenis Strategi Pembelajaran


Menurut Rowntree (Sanjaya, 2008), strategi pembelajaran dibedakan
dalam tiga kelompok, yaitu: strategi penyampaian penemuan (exposition-
discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi
pembelajaran individual (groups-individual learning).

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Strategi Penyampaian (exposition-discovery))


Strategi pembelajaran eksposition merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara intensif
dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud
agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari
dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut
juga sebagai strategi pembelajaran tidak langsung.

Strategi Pembelajaran Kelompok


Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini
bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga
dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan
kecepatan belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu,
dalam belajar kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik yang
kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya, peserta didik
yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh peserta
didik yang kemampuannya tinggi.

Strategi Pembelajaran Individual


Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta didik secara mandiri.
Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan peserta didik sangat
ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan.
Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk
belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar
melalui modul atau melalui kaset audio.

Pertimbangan Penentuan Strategi Pembelajaran


Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
pembelajaran tertulis di bawah ini.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 41


Kegiatan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang
ada di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran,
diarahkan dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan
pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki
mahapeserta didik setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Tingkah laku tersebut dalam dikeleompokkan ke dalam kelompok
pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik), dan
sikap (aspek afektif)

Materi Pembelajaran
Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa
implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran.
Secara teoritis di dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi,
yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan
sikap (nilai).

Peserta didik
Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses
pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk
mengubah perilaku peserta didik itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ialah jumlah peserta didik yang terlibat di dalam proses
pembelajaran.
Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan
kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah
jam pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang
menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan.
Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi.

Guru
Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan,
teknik penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat


bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah
yang pada akhirnya mempengaruhi proses pembelajaran.

Model Pembelajaran
Proses belajar mengajar dalam Kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan saintifik, mengharuskan seorang guru menggunakan model atau
metode yang sejalan dengan pendekatan tersebut. Model pembelajaran yang
diamanatkan dalam implementasi Kurikulum 2013, antara lain model problem
based learning, discovery based learning, dan project based learning, yang
memungkinkan siswa dapat terjun langsung dalam pemecahan masalah dan
menemukan data di lapangan sebagai pondasi dalam menemukan ilmu
pengetahuan.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai


pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis
untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial,
prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joyce, 1980). Sedangkan menurut
Arends dalam Trianto (2007), mengatakan model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Sehingga model pembelajaran dapat
dikonsepkan pengertiannya menjadi suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Model pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam proses


pembelajaran. Model yang dipilih dan ditetapkan guru harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan khususnya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Dengan model pembelajaran yang sesuai diharapkan siswa menjadi
aktif dan dapat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.
Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning disingkat PBL)
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan
kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Kegiatan Pembelajaran 2

melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari


pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah (Ward, 2002; Stepien,
dkk.,1993). Selaras denagn itu Boud dan felleti, (1997), Fogarty(1997)
menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah-masalah
praktis, berbentuk ill-structured (masalah tidak dideskripsikan secara jelas)
atau sering disebut juga dengan istilah open ended melalui stimulus dalam
belajar. Dengan demikian pembelajaran berbasis masalah merupakan
strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dari materi pelajaran.

Langkah-langkah model problem based learning (pembelajaran berbasis


masalah) antara lain: orientasi masalah, organisasi belajar, penyelidikan
individu maupun kelompok, pengembangan dan penyajian hasil, analisis
dan evaluasi proses hasil pemecahan masalah. Untuk lebih jelas tahap dan
deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah


Tahap Deskripsi Kegiatan

I. Orientasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


Masalah menjelaskan logistik yang diperlukan, pengajuan
masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
II. Mengorganisasi Guru membagi peserta didik menjadi kelompok-
Belajar kelompok kecil, membantu siswa mendefenisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
III. Penyelidikan Guru mendorong peserta didik untuk
Individu mengumpulkan informasi yang diperlukan,
Maupun melaksanakan eksperimen dan penyelidikan
Kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

IV. Pengembangan Guru membantu peserta didik dalam


dan Penyajian merencanakan dan menyiapkan hasil kerja atau
Hasil karya antara lain berupa: laporan, dokumentasi,
atau model dan membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama temannya.
V. Analisis dan Guru membantu peserta didik untuk melakukan
Evaluasi refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil
Proses Hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
Pemecahan
Masalah

Discovery Based Learning


Discovery Based Learning merupakan model pembelajaran yang
diperkenalkan oleh Jerome Bruner, dan merupakan pembelajaran berbasis
penyelidikan (inquiry). Teori ini sangat populer dalam mendorong peserta
didik untuk membangun pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,
menggunakan intuisi, imajinasi dan kreativitas mereka, dan mencari
informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi dan kebenaran baru.
Mengingat bahwa belajar tidak sama dengan penyerapan apa yang
dikatakan atau dibaca, tapi justru peserta didik secara aktif mencari
jawaban dan solusinya. Menurut Bruner (1961): pembelajaran penemuan
adalah teori pembelajaran konstruktivis berbasis penyelidikan yang terjadi
dalam situasi pemecahan masalah dimana pelajar memanfaatkan
pengalaman masa lalunya dan pengetahuan yang ada untuk menemukan
fakta dan hubungan dan kebenaran baru untuk dipelajari. Selanjutnya
ditegaskan dalam pernyataannya Practice in discovering for oneself
teaches one to acquire information in a way that makes that information
more readily viable in problem solving" (Berlatih dalam menemukan sendiri
mengajarkan seseorang untuk memperoleh informasi yang membuat lebih
mudah dalam memecahankan masalah).

Discovery learning merupakan suatu pembelajaran proses yang berfokus


pada pengaktifan peserta didik untuk menemukan konsep, makna, dan
hubungan kausal (hubungan sebab akibat atau dampak) melalui
pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Kegiatan Pembelajaran 2

Pengaplikasian model discovery learning dalam pembelajaran antara lain:


fase persiapan dan fase pelaksanaan, berikut akan diuraikan di bawah..
Persiapan menurut Budiningsih (2005) meliputi:
Menentukan tujuan pembelajaran
Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
Memilih materi pelajaran.
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi)
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Pelaksanaan
(a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
(b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
(c) Data collection (Pengumpulan Data)
(d) Data Processing (Pengolahan Data)
(e) Verification (Pembuktian)
(f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Untuk memperjelas pelaksanaan pembelajaran dalam model discovery
learning ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model Discovery


Learning
Tahap Deskripsi Kegiatan

I. Stimulation Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang


(stimulasi/pem menimbulkan kebingungannya, kemudian
berian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
rangsangan) timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di
samping itu guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

lainnya yang mengarah pada persiapan


pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan.
II. Problem Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
statement untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
(pernyataan/ agenda masalah yang relevan dengan bahan
identifikasi pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
masalah) dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah)
III. Data collection Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
(Pengumpulan kesempatan kepada para peserta didik untuk
Data) mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-
banyaknya guna membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan
demikian peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar
secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja
siswa menghubungkan masalah dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
IV. Data Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
Processing data dan informasi yang telah diperoleh para
(Pengolahan peserta didik baik melalui wawancara, observasi,
Data) dan sebagainya, lalu ditafsirkan (Syah, 2004:244).
Semua informasi hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data
processing disebut juga dengan
pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Kegiatan Pembelajaran 2

V. Verification Peserta didik melakukan pemeriksaan secara


(Pembuktian) cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing (Syah, 2004:244). Verifikasi menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya (Budiningsing, 2005:41).
VI. Generalization Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah
(menarik proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
kesimpulan/ge dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
neralisasi) kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Yang
perlu diperhatikan peserta didik setelah menarik
kesimpulan adalah proses generalisasi
menekankan pentingnya penguasaan pelajar atas
makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta
pentingnya proses pengaturan dan generalisasi
dari pengalaman-pengalaman itu (Slameto,
2003:119).

Project Based Learning


Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Model pembelajaran project based learning
adalah sebuah model pembelajaran yang dalam penerapannya peserta
didik dituntut untuk memecahkan suatu permasalahan yang kompleks dan
membutuhkan waktu tidak sebentar dalam pelaksanaannya. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Thomas (2000) model pembelajaran project based
learning adalah tugas-tugas kompleks, yang didasarkan pada beberapa
pertanyaan menantang atau permasalahan yang melibatkan peserta didik
pada tahap desain, pemecahan permasalahan, aktivitas investigasi atau
pengambilan keputusan; sampai akhirnya peserta didik menghasilkan
produk nyata. Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek dapat

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

diartikan suatu model pembelajaran yang menggunakan


proyek/pekerjaanalat sebagai alat (media) untuk mengaktifkan peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang


berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Gambar di bawah memperlihatkan tahap
pembelajaran berbasis proyek (Gambar 4).

2. Perancangan 3. Penyusunan jadwal


1. Penentuan proyek langkah-langkah
pelaksanaan proyek
penyelesaian proyek

5. Penyusunan 4. Penyelesaian
6. Evaluasi proses laporan dan proyek dengan
dan hasil proyek presentasi/publikasi fasilitas dan
Gambar 4. TahapanhasilPembelajaranproyek BerbasismonitoringProyek guru

Untuk melengkapi kejelasan dari masing-masing tahap dari pembelajaran


berbasis proyek dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model Project


Based Learning
Tahap Deskripsi Kegiatan

I. Penentuan Dengan bantuan guru peserta didik menentukan


proyek tema/topik proyek yang akan dikerjakan sesuai
dengan yang diinginkan baik secara kelompok
maupun mandiri berdasarkan tujuan pembelajaran.
Tema atau topik yang dipilih sesuai dengan realitas
kehidupan nyata sesuai dengan ketentuan tugas
yang disampaikan oleh guru dan relevan untuk para
peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Kegiatan Pembelajaran 2

II. Perancangan Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang


langkah- langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek
langkah beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan
penyelesaian proyek berisikan ketentuan-ketentuan dalam
proyek pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian
berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek,
perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat
mendukung penyelesaian tugas proyek, dan
bagaimana kerja sama antar anggota kelompok.
III. Penyusunan Guru memberikan pendampingan kepada peserta
jadwal didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
pelaksanaan telah dirancangnya. Misal tahap demi tahap apa
proyek yang dikerjakan, kapan dan berapa lama akan
diselesaikan, siapa bertanggungjawab, dan
seterusnya.
IV. Penyelesaian Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik
proyek dengan dalam merealisasikan rancangan projek yang telah
fasilitasi dan dibuat (proses eksekusi rancangan proyek). Aktivitas
monitoring guru yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek antara
lain dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi,
d) interviu, e) merekam, f) berkarya seni, g)
mengunjungi objek proyek, atau h) akses internet.
Guru bertanggung jawab memonitor seluruh aktivitas
peserta didik dalam melakukan tugas proyek mulai
awal hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat
merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.
V. Penyusunan Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa
laporan dan produk karya tulis, karya seni, atau karya
presentasi/publi teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau
kasi hasil dipublikasikan ke khalayak umum, misal kepada
proyek peserta didik yang lain, guru atau masyarakat dalam
bentuk pameran produk dalam rangka untuk
mendapatkan input.
VI. Evaluasi proses Guru dan peserta didik pada akhir proses
dan hasil pembelajaran melakukan refleksi terhadap kegiatan
proyek yang telah dilakukan dan hasil tugas proyek. Proses
refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,
peserta didik diberi kesempatan mengemukakan
pengalaman dan perasaannya selama
menyelesaikan tugas proyek yang berkembang
dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama
menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk


yang telah dihasilkan.

Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi


pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk
materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan
dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.
Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD,
apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry
Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan
Project Based Learning).

Metode dan Teknik Pembelajaran


Metode dan teknik pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Metode
berperan sebagai rambu-rambu atau bagaimana memproses pembelajaran
sehingga dapat berjalan baik dan sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses
pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Karena itu, setiap
guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka memproses
pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran
yang ditargetkan. Sedangkan secara implementatif metode pembelajaran
dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan sesungguhnya yang dilakukan
guru untuk mencapai tujuan.

Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan atau
cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008) metode didefinisikan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini
berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah
ditetapkan. Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting (2008), metode pembelajaran
dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip
dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran
adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kegiatan Pembelajaran 2

seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas
baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap,
dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik.

Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (http://adityatriastuti. blogspot.
com). Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode,
sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

Macam Metode Pembelajaran


Metode memiliki peran yang sangat strategis dalam mengajar. Metode
berperan sebagai rambu-rambu atau bagaimana memproses pembelajaran
sehingga dapat berjalan baik dan sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses
pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Karena itu, setiap
guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka memproses
pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan
pembelajaran yang ditargetkan. Secara implementatif metode pembelajaran
dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan apa yang sesungguhnya
terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat


banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode
yang sering digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah,
diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan
secara singkat beberapa metode pembelajaran dan langkahnya.
Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik
yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk


menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham
peserta didik.
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam
pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan
dan pelaksanaan.
Tahap Persiapan, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
(1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
(2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan
(3) Mempersiapkan alat bantu.
Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
(1) Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah
yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat
ditentukan oleh langkah ini.
(2) Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran
dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian peserta didik agar
tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedan g disampaikan.
(3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi, agar
materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik tidak
terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
peserta didik tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan,
bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode
lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain.

Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan memecahkan masalah (problem solving). Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (2006) metode diskusi adalah cara penyajian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Kegiatan Pembelajaran 2

pelajaran, dimana peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah, yang


bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama.

Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation).

Metode Diskusi dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan,


pelaksanaan, dan penutup.
Tahap Persiapan:
(1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun tujuan khusus.
(2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
(3) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
(4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala
fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan
tim perumus, manakala diperlukan.
Tahap Pelaksanaan:
(1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi;
(2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan;
(3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya;
(4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;
(5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas; Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Tahap Penutup:
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan
hasil diskusi;
Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari.
Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan
selanjutnya dilakukan oleh peserta didik. Metoda ini dapat dilakukan untuk
kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan
berulang-ulang oleh peserta didik. Metode demonstrasi dikatakan juga metode
yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Langkah-langkah metode Demonstrasi


Perencanaan, hal yang dilakukan adalah:
Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi
berakhir;
Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan;
Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan;
Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi
diri apakah:
Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta
didik;
Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik
sehingga setiap peserta didik dapat melihat;
Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 55


Kegiatan Pembelajaran 2

Pelaksanaan, hal dilakukan adalah:


Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya (terutama memeriksa
alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran);
Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan;
Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik
(Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik)
Mengingatkan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran;
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan
lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk
mengajukan pertanyaan (memberi peluang kepada peserta didik
untuk mencoba sebelum latihan);
Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau latihan)
terhadap hasil demonstrasi;
Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan cara
mengaktifkan peserta didik;
Sebagai catatan selama pelaksanaan demonstrasi menghindari
ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan
suasana yang harmonis, dan selalu memperhatikan keamanan dan
keselamatan.
Evaluasi,
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi
dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik
mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah
sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Metode Penugasan
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
maksud agar peserta didik melakukan kegiatan belajjar. Pemberian tugas
dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

peserta didik atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda. Agar
pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran,
maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh peserta didik atau kelompok
peserta didik, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan
presentasi oleh peserta didik dari satu kelompok dan ditanggapi oleh
peserta didik dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan,
serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.

Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang


harus dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik
untuk mempelajari lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan
karena materi pelajaran banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar
materi pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka
metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa
dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya.
Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu
maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya
tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.

Metode Penugasan mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya


pertanggungjawaban dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-
suruhan guru seperti contoh-contoh di atas. Tetapi dapat pula timbul atas
insiatif murid setelah disetujui oleh guru. Cara menilai hasil tugas tertulis
kadang-kadang menimbulkan kesukaran. Langkah-langkah metode
penugasan sebagai berikut:
Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu.
Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak
perlu bertanya-tanya lagi.
Mengontrol apakah tugas dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh
siswa sendiri atau oleh orang lain.
Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja
yang lebih luas.

Dalam menerapkan langkah-langkah metode penugasan guru perlu


memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 57


Kegiatan Pembelajaran 2

Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan


penugasan dan cara pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan
dikomuni kasikan kepada peserta didik (peserta didik) agar tahu arah
tugas yang dikerjakan.
Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan
mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas
tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
Hal-hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas penggunaan
metode penugasan dalam pembelajaran.
Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar
seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses
penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan
di luar kelas.
Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang
dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas
guru berkeliling mengontrol pekerjaan peserta didik, sambil memberikan
motivasi dan bimbingan terutama bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian
tugas melalui konsultasi dari pada peserta didik.
Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya
menitikberatkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula
bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping
akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga
menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus
diperiksa.

Metode Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan
diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru
dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

manipulasi mampu melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam


kelompok. Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat
mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan
peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: (a) fasilitas yang
tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan
belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal peserta
didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam
kelompok; dan (g) berdasarkan pada lotere/random.

Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-


sama dalam kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu
harus cukup kompleks isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga
dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang cukup memadai bagi setiap
kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan dan informasi dari
berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa diselesaikan
hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk
ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan
perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan
minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin
dicapai. Berdasarkan tugas yang harus diselesaikan, peserta didik dapat
dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas
yang sama, dan kelompok komplementer dimana setiap kelompok
berbeda-beda tugas yang harus diselesaikan.

Langkah-langkah dalam metode kerja kelompok adalah sebagai berikut:


Kegiatan Persiapan
(1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
(2) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut
ke dalam tugas-tugas kelompok.
Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan
kerja kelompok.
(4) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 59


Kegiatan Pembelajaran 2

Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan Membuka Pelajaran.
Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran
sebelumnya.
Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan
dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
Membentuk kelompok.
Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau
langsung kepada semua peserta didik.
Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama peserta
didik melakukan kerja kelompok.
Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, memberikan
balikan dari kelompok lain atau dari guru.
Kegiatan Penutup
Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui
kerja kelompok.
Melakukan evaluasi hasil dan proses.
Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang
belum dikuasai peserta didik maupun memberi tugas pengayaan bagi
peserta didik yang telah menguasai materi metode kerja kelompok
tersebut.
Metode Karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan ke suatu tempat atau objek dalam rangka
memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang
atau sekelompok orang. Metode karya wisata adalah suatu metode
mengajar yang dilakukan dengan cara berkunjung ke suatu tempat atau
objek yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan peserta
didik membuat laporan dan diskusi bersama dengan peserta didik yang lain
serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian hasilnya dituliskan. Metode

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

karyawisata hampir sama dengan pembelajaran outdoor yaitu aktivitas


pembelajaran sama-sama dilaksanakan di luar kelas. Perbedaannya
adalah karayawisata biasanya bukan sebatas mengajak peserta didik
keluar kelas, tetapi lebih jauh dari kelas atau sekolah dalam rangka
mengunjungi tempat-tempat yang ada hubungannya dengan materi
pelajaran. Sedangkan pembelajaran outdoor sifatnya lebih sederhana dan
biasanya lokasi kunjungan masih di sekitar sekolah.

Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata lebih disukai peserta didik.


Namun yang sering terjadi di lapangan, peserta didik belum memiliki panduan
belajar yang cukup sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang dirasakan
manfaatnya. Disinilah perlunya peran guru untuk mempersiapkan perencanaan
yang baik agar hasil yang dicapai benar-benar menjadi pengalaman peserta
didik yang dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut:


Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik
Merencanakan tujuan
Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan
Melaksanakan kegiatan
Menilai kegiatan
Melaporkan hasil kegiatan
Merancang dan melaksanakan tindak lanjut.

Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk
mengoptimalkan metode karyawisata,

Guru harus:
Menentukan tempat atau objek wisata yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
Merencanakan dan mempersiapkan panduan peserta didik dalam
melaksanakan karyawisata;
Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan;
Membimbing dan mengontrol aktivitas peserta didik saat berkaryawisata;
Menilai hasil kegiatan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 61


Kegiatan Pembelajaran 2

Peserta didik harus:


Memahami dan melaksanakan panduan peserta didik yang diberikan guru;
Belajar secara mandiri atau berkelompok;
Menggunakan peralatan dan bahan yang diperlukan;
Menyusun laporan hasil karyawisata.

Metode Tanya jawab


Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru
kepada peserta didik, yang mengarahkan peserta didik memahami materi
tersebut. Sementara itu metode tanya jawab ada yang mengartikan suatu
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta
didik kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk
merangsang perhatian peserta didik dan mengukur kemampuan peserta
didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk
mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan sebagai
selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan
menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi,
meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

Persiapan
Menentukan topik
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK
tertentu
Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan peserta
didik

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Pelaksanaan
(1) menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran khusus (TPK).
(2) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (peserta didik
tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun
peserta didik yang lain).
(3) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
(4) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.
(5) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
(6) guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik menjawab
atas pertanyaannya.
(7) guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan memberi
penguatan atau penghapusan atas respon peserta didik (bila
jawaban peserta didik belum tepat dapat dilempar lagi pertanyaan
kepada peserta didik yang lain untuk menjawab).
(8) Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam rangka
menggali kejelasan pemahaman.
(9) Menyimpulkan materi yang sedang dipelajari berdasarkan sumber
yang relevan.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini peserta
didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau
kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah
alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila
alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.

Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri , mencari


kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Hal ini selaras dengan yang

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 63


Kegiatan Pembelajaran 2

diungkapkan oleh satu penulis buku tentang strategi belajar nengajar


(Djamarah, 2006) bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami
sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan
metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
obyek, keadaan atau proses sesuatu.

Langkah-langkah metode eksperimen Menurut Moedjiono dan Moh Dimyati


(1995) antara lain:
a Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen yang mencakup
kegiatan kegiatan:
Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan tujuan
yang hendak dicapai
menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa
ketersediannya disekolah
Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri
untuk menguji ketetapan proses dan hasilnya) sebelum
menugaskan kepada siswa, sehingga guru dapat mengetahui apa
apa saja kemungkinan yang akan terjadi
Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan
untuk eksperimen yang akan dilakukan
Guru menyediakan lembar kerja
Pelaksanaan metode eksperimen, dengan kegiatan kegiatan:
Mendiskusikan dengan bersama sama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal hal yang
perlu dicatat dan diamati selama eksperimen
Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan
oleh siswa dimana para siswa mengamati serta mencatat hal hal
yang dieksperimenkan
Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang
eksperimennya.

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, melalui kegiatan


kegiatan:

Mendiskusikan hambatan hambatan yang ditemui dan hasil


hasil eksperimen
Membersihkan dan mengumpulkan peralatan peralatan lalu
disimpan, bahan atau saran lainnya
Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.

Metode Role Playing


Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Hadari Nawawi dalam
Kartini (2007) yang menyatakan bahwa bermain peran (role playing) adalah
mendramatisasikan cara bertingkah laku orang-orang tertentu dalam posisi
yang membedakan peranan masing-masing dalam suatu organisasi atau
kelompok di masyarakat. Bermain peran ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Model
pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran
Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing
kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru.
Peserta didik diberi kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-
batas skenario dari guru.

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan


emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang
secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran,
secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab)
bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Lebih lanjut prinsip
pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai
keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi
kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan
pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan
sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 65


Kegiatan Pembelajaran 2

berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka


pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :


Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam
waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar;
Guru membentuk kelompok peserta didik dan menetapkan dengan jelas
masalah dan peranannya;
Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan;
Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan;
Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar
kerja untuk membahas/memberi penilaian dan mendiskusikan atas
penampilan masing-masing kelompok;
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
Guru memberikan kesimpulan secara umum.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan
mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu
masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini
diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan Amerika yang bernama John
Dewey. Metode ini dinamakan Problem Method. Sedangkan Crow&Crow
dalam bukunya Human Development and Learning, mengemukakan nama
metode ini dengan Problem Solving Method (http://aginista.blogspot.com).
Sebagai prinsip dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam
mempelajari sesuatu. Timbulnya aktivitas peserta didik kalau sekiranya guru
menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi peserta didik dan masyarakat.
John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah harus
bermakna artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan yang biasa

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dilakukan dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode problem solving


bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode problem solving peserta
didik dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian peserta didik akan
dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja. Untuk
memecahkan suatu masalah John Dewey.

Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai


berikut:
Identifikasi keberadaan masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini
harus tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.
Mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca
buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban
ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada
langkah kedua di atas.
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta
didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin
bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan
jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji
kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya
seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Metode Drill
Drill merupakan latihan yang diulang-ulang. Oleh karena metode drill dikenal
juga dengan metode latihan. Metode ini sebagai sarana untuk memelihara
kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata diterima. Metode tersebut dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan
dan keterampilan melalui letihan-latihan tentang sesuatu yang dipelajari.
Dengan melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan
dan dikembangkan. Dengan demikian metode drill bukan hanya sekedar
melaksanakan latihan secara membabi buta, bukan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 67


Kegiatan Pembelajaran 2

hanya asal mengulang, tetapi melaksanakan latihan dengan pengertian


yang mempunyai tujuan tertentu.

Menurut Nana Sudjana (2011) metode drill adalah suatu kegiatan


melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi
permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa
pengulangan yang berkali-kali. Selanjutnya dikuatkan oleh Roestiyah N.K
(2001) bahwa melalui kegiatan latihan peserta didik akan memiliki
ketangkasan dan ketrampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Demikian
juga Shalahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan melakukan secara
berulang-ulang dengan sungguh-sungguh dimaksudkan untuk
menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode drill


adalah suatu cara dalam pembelajaran melalui kegiatan latihan dengan
praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk mendapatkan
keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang
dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali
dengan pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh
guru, siswa diminta mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan
terampil. Metode drill dapat lebih maksimal dengan melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara runtut, langkah-langkah metode drill dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Langkah Metode Drill dan Deskripsinya
Langkah Deskripsi Kegiatan

Persiapan Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang akan


dicapai, menetapkan, merancang latihan secara
berurutan yang akan dikerjakan oleh peserta didik serta
menyediakan kunci jawaban.

Pelaksanaan Membuka
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan bentuk-bentuk latihan

Melaksanakan

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana


dulu untuk mengetahui keterampilan yang telah
dikuasai peserta didik (dalam rangka
penjajagan).
Guru memberi memberikan pengarahan atau
penjelasan dari hasil penjajagan untuk dapat
menambah kekurangan dan dapat
meningkatkan keterampilan peserta didik.
Guru memberikan latihan secara terbimbing
dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan
sebelumnya (didasarkan atas hasil penjajagan)
kepada peserta didik.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengerjakan latihan secara terus menerus
mulai dari yang mudah hingga ke tingkat yang
lebih sulit, dan guru mendengarkan atau
memperhatikan respon peserta didik
Selama peserta didik berproses melakukan
latihan, guru mengamati untuk menemukan
kesukaran yang dialami peserta didik, serta
memungkinkan untuk mengubah situasi
sehingga menimbulkan optimisme dan rasa
senang belajar pada peserta didik selalu terjaga.
Mengakhiri

Guru memberi motivasi kepada peserta didik


agar tetap melakukan latihan-latihan secara
terus menerus sehingga hasil belajar yang
dikuasai tertanam baik pada diri siswa.
Penutup Guru melakukan perbaikan terhadap kesalahan-
kesalahan peserta didik sebagai bentuk penguatan
terhadap hasil pembelajaran, serta memberikan latihan
sebagai bentuk pengayaan agar terjadi pembiasaan.

12) Metode Proyek


Metode proyek berangkat dari pemikiran John Dewey tentang metode
pemecahan masalah yang selanjutnyan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam
bentuk metode proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan kerja tangan
pada awal 1920, dan menunjuk pada setiap masalah praktik yang melibatkan
penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk. Pada waktu metode
proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan keluarga, metode
proyek tidak hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 69


Kegiatan Pembelajaran 2

merupakan sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam sebuah


metode.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang


memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek,
kreativitas dan motivasi peserta didik akan meningkat. Metode ini dapat
dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning,
dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi
penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha
kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode
tertentu (Made Wena, 2010). Yang pokok dalam metode proyek ialah the
active purpose of the learner. Peserta didik itu sendiri harus menerima
proyek itu dan melaksanakannya. Kalau peserta didik sedang membuat
jembatan atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika
peserta didik membaca buku didorong oleh keinginan mencari atau
memahami sesuatu, itu termasuk proyek.

Sehingga dalam pembelajaran metode proyek dapat diartikan sebagai


salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan
peserta didik pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara
berkelompok.

Langkah-langkah metode proyek dalam pembelajaran sebagai berikut:


Tahap perencanaan
(1) Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran yang
menjadi tema dari proyek tersebut.
(2) Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan dari
mata pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran
lain).
(3) Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode proyek
tersebut.
(4) Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing- masing
mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek.

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

(5) Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar,


termasuk metode dan pendekatannya.
(6) Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar-
mengajar (misalnya bekerja dalam kelompok).
(7) Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau
museum, maka diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya
mengadakan peninjauan lebih dulu kesitus sejarah atau museum).
(8) Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik.
(9) Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.
Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.
Tahap pelaksanaan
Guru mengemukakan tema pokok.
Guru mengajak peserta didik menelaah kemungkinan untuk
mengkaitkan tema dengan berbagai bidang studi.
Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi.
Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk,
guru membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang
studi yang ada (terkait).
Setiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema.
(6) Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati
oleh peserta didik.
(7) Data informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta
siap untuk dilaporkan.
(8) Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik
memimpin pelaporan. Peserta didik yang lain memberi komentar atau
saran dan dicatat oleh anggota kelompok yang sedang melaporkan.
Guru kadang-kadang memberi saran apabila diskusi kurang lancar.
(9) Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan
dan bersikap sepakat untuk menambah atau mengurangi dan
menyempurnakan laporan.
Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta didik
dalam memahami hubungan tema dengan bidang studi yang lain.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 71


Kegiatan Pembelajaran 2

Tahap tindak lanjut


Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan
adalah pameran. Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana
sampai pameran yang lebih luas. Materi pameran dapat menjadi sumber
bagi pelajaran lainnya.

Tahap penilaian
Tahap penilaian ini sebenarnya merupakan refleksi dari semua kegiatan
yang telah dilakukan selama proyek berlangsung. Tujuan penilaian
adalah dalam rangka untuk memperbaiki proses belajar-mengajar,
mengetahui apa yang telah dipelajari peserta didik, apakah sikap- sikap
dan keterampilan tertentu telah dimiliki oleh peserta didik. Cara
penilaian dapat dilakukan:
Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi;
Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi, dan tes;
Penilaian hasil karya, seperti gambar, bagan, model, alat sederhana,
diorama, dan market. Penilaian hasil karya wisata dapat ditujukan
kepada individu atau kelompok, misalnya pada waktu hasil karya tiap
peserta didik dipajang di kelas atau pada waktu pameran tiap stand
dinilai (nilai kelompok).

Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi,
perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya
tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh L. James Havery tentang
teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk


berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang
telah ditentukan (http://adityatriastuti.blogspot.com).

Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, tidak


salah bila teknik pembelajaran menjadi suatu cara yang digunakan oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

Sehingga teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang


sedang menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi yang
dihadapi saat proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dilakukanlah penyesuaian tindakan. Seperti
halnya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi
atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
Teknik Umum, teknik umum merupakan cara-cara yang dapat digunakan
untuk semua bidang studi dan biasanya dikenal dengan metode
pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas, namun wujudnya
berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup
pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah
juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik
ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu
pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.
Teknik khusus, adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan)
bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran
bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena
teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang kecil. Sebagai
contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik
pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran
berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata
bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca
terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik
pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak
macam. Begitulah, teknik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 73


Kegiatan Pembelajaran 2

khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu


berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia,
hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus
pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejumlah pendekatan dan
prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun
khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk mendapatkan
ketepatan dan keefisiensian.

Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Pendekatan, Strategi,


Metode dan Teknik Pembelajaran terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan
aktivitas mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas
pembelajaran tersebut secara mandiri dan kerjasama dengan disiplin, serta
penuh tanggung jawab yang tinggi.
Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan
dalam kelompok. Selanjutnya perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Pendekatan, Strategi, Metode dan teknik
Pembelajaran secara seksama, Anda dapat mencoba melakukan kegiatan
yang dalam modul ini disajikan dalam lembar kerja. Pastikan Anda sudah
menguasai seluruh materi dalam modul.

Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam


kelompok masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai
dengan waktu yang ditentukan dengan menggunakan Lembar Kerja 5 7
(terlampir).

74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

E. Latihan/Tugas

Diskusikan dalam kelompok secara musyawarah mufakat dan hasilnya silahkan


dipresentasikan!
Baca secara seksama secara mandiri kegiatan pembelajaran 2.
Berbagi informasi dan bekerjasamalah dalam kelompok dengan teman
sejawat untuk menjawab pertanyaan di bawah.
Presentasikan hasil pembahasan dalam kelompok.

Pertanyaan-pertanyaan:
Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran menurut Roykillen!
Jelaskan secara singkat konsep saintifik dalam pembelajaran!
Jelaskan konsep strategi pembelajaran menurut Rowntree!
Jelaskan perbedaan model pembelajaran discovery learning, problem based
learning, dan project based learning!
Jelaskan 6 metode pembelajaran yang sering anda lakukan sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu!
Jelaskan konsep teknik pembelajaran!

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik
Pengalaman apa yang sudah anda lakukan dan anda rasakan berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran yang telah anda lalui ?.
Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran tersebut
?.
Materi apa yang belum ditulis dalam materi kegiatan pembelajaran yang telah
anda diskusikan ?.
Apa manfaat yang anda temukan dalam pembahasan materi kegiatan
pembelajaran ini?.
Apa saran anda untuk lebih memperbaiki materi kegiatan pembelajaran yang
telah dibahas ?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 75


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Tindak Lanjut
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 75% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, tidak memaksakan kehendak,
berpikir terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada bagian-bagian
yang belum Anda kuasai.

Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah mencapai
75%, berarti Anda telah menguasai materi Pendekatan, Strategi, Metode dan
Teknik Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari
materi selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan
dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi
guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan disiplin dalam
belajar.

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

KUNCI JAWABAN LATIHAN/TUGAS


Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 tentang Teori Belajar dan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran.

Perbedaan teori belajar behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan


Humanisme
Teori Perbedaan
Belajar

Behaviorisme Aliran ini menganggap seseorang telah belajar jika ia telah


mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Untuk
membuat seseorang belajar, perlu adanya stimulus yang
diberikan oleh pendidik.
Menekankan pada stimulus dan respon dalam
pembentukan perilaku.
Setiap perilaku dapat dipelajari.
Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku
baru.
Menekankan pada perubahan perilaku yang teramati.
Kognitivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta
didik pada pengalamannya melalui asimilasi dan
akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur
kognitifnya, sehingga lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran
manusia. Menekankan pada perubahan atau proses-proses
mental dan perilaku tidak kasat mata.
Konstruktivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta
didik kepada pengalamannya melalui asimilasi (proses
merespon lingkungan sesuai dengan struktur kognitif) dan
akomodasi (proses memodifikasi struktur kognitif) yang
menuju pada pembentukan struktur kognitifnya.
Individu membangun pemahamannya melalui
eksplorasi
Menyatakan bahwa peserta didik adalah orang yang
secara individual harus menemukan ,
mentransformasi, dan mengecek kemballi, serta
merevisi informasi yang lama.
Siswa memiliki pemahaman satu persepsi.
Humanisme Pada dasarnya, teori humanistik adalah teori belajar yang
memanusiakan manusia. Pembelajaran dipusatkan pada
pribadi seseorang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 77


Kegiatan Pembelajaran 2

Menekankan pada keunikan sikap individu.


Individu adalah orang yang bebas menentukan apa
yang dipelajarinya.
Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau
pengalaman dan menemukan maknanya secara
personal atau pribadi.

Prinsip-prinsip pembelajaran dan implikasinya antara lain:


Prinsip Uraian Implikasi

Guru Siswa
Perhatian dan Perhatian terhadap Merangsang atau Siswa dituntut untuk
motivasi pelajaran akan timbul menyiapkan bahan memberikan
pada peserta didik, ajar yang menarik. perhatian terhadap
apabila bahan Mengkondisikan semua rangsangan
pelajaran sesuai proses belajar aktif. yang mengarah
dengan Mengunakan kearah tujuan
kebutuhannya. metode yang belajar. Adanya
Peserta didik bervariasi. tuntutan untuk
mempunyai motivasi, selalu memberikan
ia akan bersungguh- perhatian ini,
sungguh menyebabkan siswa
menunjukkan minat, harus
mempunyai membangkitkan
perhatian, dan rasa perhatian nya
ingin tahu yang kuat kepada segala
untuk ikut serta pesan yang
dalam kegiatan dipelajarinya.
belajar; berusaha
keras dan
memberikan waktu
yang cukup untuk
melakukan kegiatan
tersebut; dan terus
bekerja sampai
tugas-tugas tersebut
terselesaikan.
Keaktifan Peserta didik Memberikan Dituntut dapat
mempunyai dorongan kesempatan memproses dan
untuk berbuat melakukan mengolah hasil
sesuatu, mempunyai pengamatan, belajarnya secara
kemauan dan penyelidikkan atau efektif serta aktif
aspirasinnya sendiri, inkuiri dan baik secara fisik,
tidak bisa dipaksakan eksperimen. Serta intelektual dan
oleh orang lain dan memberikan tugas emosional misal
juga tidak bisa individual dan berwujud perilaku-
dilimpahkan kepada kelompok melalui perilaku seperti
orang lain. Belajar kontrol guru. mencari sumber
hanya mungkin informasi yang
terjadi apabila anak dibutuhkan,

78 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

aktif mengalami menganalisis hasil


sendiri. percobaan, ingin
tahu hasil dari suatu
reaksi kimia, karya
tulis, membuat
klipping dan perilaku
lainnya.
Keterlibatan Belajar adalah Menggunakan media Dengan keterlibatan
langsung/ mengalami dan tidak secara langsung dan langsung ini secara
berpengalaman bisa dilimpahkan ke melibatkan peserta logis akan
orang lain. didik untuk menyebabkan
Pengalaman tersebut melakukan berbagai peserta didik
dialami sendiri secara percobaan atau memperoleh
langsung. eksperimen, mencari pengala man.
informasi, Peserta didik
merangkum dituntut
informasi dan mengerjakan sendiri
menyimpulkan tugas yang
informasi. diberikan guru
kepada
mereka.Contohnya
peserta didik
melakukan reaksi
kimia pada suatu
zat.
Pengulangan Pengulangan Merancang kegiatan Dituntut kesadaran
merupakan induk pengulangan dan peserta didik untuk
belajar adalah mengembangkan bersedia
pengulangan, soal-soal latihan dan mengerjakan
semakin sering bervariasi. latihan-latihan yang
materi pelajaran berulang untuk satu
diulangi (melatih macam
daya-daya yang ada permasalahan.
pada manusia ) maka
semakin ingat dan
melekat pelajaran itu
dalam diri seseorang.
Tantangan Tantangan yang Memberikan tugas- Dituntut memiliki
dihadapi dalam tugas dan kesadaran pada diri
bahan belajar tanggungjawab peserta didik akan
membuat siswa untukmemecahkan adanya kebutuhan
bersemangat untuk masalah secara untuk selalu
mengatasinya. mandiri. memperoleh,
memproses, dan
mengo lah pesan.
Peserta didik juga
harus memiliki
keingintahuan yang
besar terhadap
segala
permasalahan yang
dihadapi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 79


Kegiatan Pembelajaran 2

Balikan dan Kunci dari prisip ini Memberikan kepada Segera


penguatan adalah hukum effek, pesertya didik mencocokkan
hubungan stimulus jawaban yang benar, jawaban dengan
dan respon akan serta mengoreksi kunci jawaban, dan
bertambah erat, jika sekaligus menerima
disertai perasaan membahas kenyataan terhadap
senang atau puas pekerjaan siswa. nilai yang dicapai.
dan sebaliknya bisa
lenyap jika disertai
perasaan tidak
senang.
Perbedaan Peserta didik Mendorong peserta Memilih tempat
individual merupakan makhluk didik dalam duduk di kelas,
individu yang unik memahami potensi belajar sesuai
yang mana masing- dirinya dan untuk tempo kecepatan
masing mempunyai selanjutnya mampu masing-masing
perbedaan yang merencanakan dan siswa.
khas, seperti melaksanakan suatu
perbedaan kegiatan.
intelegensi, minat, Menentukan metode
bakat, hobi, tingkah yang dapat melayani
laku maupun sikap, seluruh siswa,
mereka berbeda pula karena
dalam hal latar heterogenitas
belakang
kebudayaan, sosial,
ekonomi dan
keadaan orang
tuanya.

Prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan peraturan antara lain:

Sesuai dengan ketetapan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar


Proses Kegiatan Pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut:
Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

80 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;


Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 tentang Teori Belajar dan


Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Konsep pendekatan pembelajaran menurut Roykillen

Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches), memiliki ciri


bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh guru.
Peran peserta didik pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai
dengan petunjuk guru. Pada pendekatan ini menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan
isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran.

Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches),


pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai
subjek belajar. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta
didik, menejemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh peserta

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 81


Kegiatan Pembelajaran 2

didik. Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran


discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran induktif. Pada strategi
ini peran guru sebagai fasilitator, dan pembimbing sehingga kegiatan
belajar peserta didik menjadi lebih terarah

Konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang dirancang sedemikian


rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan

Konsep strategi pembelajaran menurut Rowntree

Strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery learning). Exposition


merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara intensif dari seorang guru kepada
sekelompok peserta didik. Sedangkan strategi discovery, yang mana
bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui
berbagai aktivitas, sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai
fasilitator dan pembimbing

Strategi pembelajaran kelompok, belajar dilakukan secara beregu


(kelompok). Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran
kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok
kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual,
semua dianggap sama.

Strategi pembelajaran individual (groups-individual learning), dilakukan


peserta didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan
peserta didik sangat ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik
yang bersangkutan.

82 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Metode pembelajaran yang sering anda lakukan sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu oleh guru dalam pembelajaran (hanya 6 jawaban dari metode
yang tersedia).

Metode Deskripsi Langkah


Metode Merupakan metode Persiapan meliputi: merumuskan
Ceramah mengajar dengan tujuan, Menentukan pokok-pokok
menyampaikan materi, Mempersiapkan alat bantu.
informasi dan Pelaksanaan meliputi: pembukaan,
pengetahuan saecara
penyajian, penutupan
lisan kepada sejumlah
peserta didik yang pada
umumnya mengikuti
secara pasif.
Metode Merupakan cara Tahap Persiapan meliputi:
Diskusi penyajian pelajaran, Merumuskan tujuan, menentukan
dimana peserta didik jenis diskusi, menetapkan masalah
dihadapkan kepada yg dibahas, persiapan teknis
suatu masalah, yang pendukung)
bisa berupa pernyataan Tahap pelaksanaan meliputi:
atau pertanyaan yang
memverifikasi persiapan,
bersifat problematis
pengarahan sebelum dilaksanakan
untuk dibahas dan
diskusi, melaksanakan diskusi,
dipecahkan bersama.
memberikan kesempatan kepada
semua peserta diskusi
untukmengungkapkan gagasan,
pengendalian pembicaraan pada
pokok materi
Tahap penutup meliputi:
menyimpulkan pokok-pokok
bahasan, umpan balik untuk
perbaikan.
Metode Merupakan Perencanaan meliputi: Merumuskan
Demonstrasi pengelolaan tujuan, Menetapkan garis-garis besar
pembelajaran dengan langkah-langkah demonstrasi,
memperagakan atau menentukan waktu, dukungan teknis.
mempertunjukkan Pelaksanaan meliputi: memeriksan
kepada peserta didik
kesiapan, memberikan penjelasan
suatu proses, situasi,
tentang topik, melaksanakan
benda, atau cara kerja
demonstrasi, mengingatkan pokok-
suatu produk teknologi
pokok materi, pemberian
yang sedang dipelajari.
kesempatan kepada peserta untuk

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 83


Kegiatan Pembelajaran 2

ikut aktif, melaksanakan penguatan,


menyimpulkan
Evaluasi merupakan tindak lanjut
demonstrasi dan mengevaluasi
terhadap pelaksanaan.
Metode Merupakan cara Langkah yang dilakukan sebagai
Penugasan mengajar atau berikut: mempertimbangkan tujuan
penyajian materi yang akan dicapai dengan tugas itu,
melalui penugasan memberikan tugas yang cukup jelas
peserta didik untuk dipahami peserta didik sehingga
melakukan suatu mereka tidak perlu bertanya-tanya
pekerjaan dengan lagi, mengontrol apakah tugas
maksud agar peserta dikerjakan dengan baik, apakah
didik melakukan dikerjakan oleh peserta didik sendiri
kegiatan belajar. atau oleh orang lain, mengevaluasi
Pemberian tugas dapat hasil peserta didik untuk
secara individual atau menumbuhkembangkan semangat
kelompok kerja yang lebih luas.
Metode Merupakan metode Persiapan meliputi: merumuskan
Kerja mengajar dengan tujuan, menyiapkan materi,
Kelompok mengkondisikan mengidentifikasi sumber belajar,
peserta didik dalam menetapkan ketentuan kelompok.
suatu group atau Pelaksanaan meliputi: membuka
kelompok sebagai satu
pelajaran, melaksanakan apersepsi,
kesatuan dan diberikan
memotivasi peserta didik dengan
tugas untuk dibahas
mengemukakan kasus,
dalam kelompok
mengemukakan tujuan pelajaran,
tersebut
mengemukakan lingkup materi
pelajaran, membentuk kelompok,
mengemukakan tugas,
mengemukakan peraturan dan tata
tertib, mengawasi, memonitor, dan
bertindak sebagai fasilitator,
pelaporan dan umpan balik.
Penutup meliputi: peserta didik
merangkum, evaluasi, tindak lanjut.
Metode Merupakan suatu Langkah yang dilakukan sebagai
Karyawisata metode mengajar yang berikut: menetapkan kompetensi
dilakukan dengan cara yang akan dicapai peserta didik,
berkunjung ke suatu merencanakan tujuan, merumuskan
tempat atau objek yang kegiatan yang akan dilakukan,
dirancang terlebih melaksanakan kegiatan, menilai
dahulu oleh pendidik kegiatan, melaporkan hasil kegiatan,
dan diharapkan peserta tindak lanjut.
didik membuat laporan
dan diskusi bersama

84 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dengan peserta didik


yang lain serta
didampingi oleh
pendidik, yang
kemudian hasilnya
dituliskan
Metode Merupakan metode Persiapan yang meliputi:
Tanya jawab yang digunakan dalam menentukan topik, merupuskan
proses belajar tujuan, menyusun pertanyaan,
mengajar dengan mengidentifikasi kemungkinan
menggunakan pertanyaan siswa.
pertanyaan yang Pelaksanaan yang meliputi:
diajukan oleh guru
menjelaskan tujuan,
kepada peserta didik
mengomunikasikan penggunaan
(untuk menjawab),
metode tanya jawab, memberikan
yang mengarahkan
permasalahan (apersepsi),
peserta didik
mengajukan pertanyaan,
memahami materi.
memberikan waktu yang cukup
dalam menjawab, memeperhatikan
jawaban peserta didik dengan
seksama, menentukan status
jawaban dan memberikan penguatan
maupun penghapusan, memberikan
kesempatan kepada peserta didik,
menyimpulkan materi yang sedang
dipelajari berdasarkan sumber yang
relevan.
Metode Merupakan cara Persiapan meliputi: penetapan
Eksperimen pengelolaan tujuan; penetapan kebutuhan
pembelajaran di mana peralatan, bahan, sarana lainnya;
peserta didik melakukan uji eksperimenn (guru),
melakukan aktivitas menyediakan lembar kerja.
percobaan dengan Pelaksanaan meliputi:
mengalami dan
Mendiskusikan peserta didik tentang
membuktikan sendiri
prosedur, peralatan, dan bahan
suatu yang
untuk eksperimen; Membantu,
dipelajarinya.
membimbing, dan mengawasi
eksperimen; peserta didik membuat
kesimpulan dan laporan.
Tindak lanjut meliputi: Mendiskusikan
hambatan dan hasil hasil
eksperimen; membersihkan dan
mengumpulkan peralatan peralatan
lalu disimpan, bahan atau saran
lainnya; Evaluasi akhir eksperimen
oleh guru.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 85


Kegiatan Pembelajaran 2

Metode Role Merupakan suatu cara Langkah yang dilakukan sebagai


Playing penguasaan bahan- berikut: Guru menyusun/menyiapkan
bahan pelajaran melalui skenario; Guru menunjuk beberapa
pengembangan peserta didik untuk mempelajari
imajinasi dan skenario dalam waktu tertentu; Guru
penghayatan peserta membentuk kelompok peserta didik
didik sesuai dengan dan menetapkan peranannya; Guru
tokoh yang diperankan. menjelaskan kompetensi yang akan
dicapai; setiap peserta didik
mempelajari skenario yang ada untuk
diperankan; melaksanakan
permainan peran sesuai
tanggungjawab masing-masing;
pasca tampil masing-masing peserta
didik diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian dan
mendiskusikan atas penampilan
masing-masing kelompok; masing-
masing kelompok menyampaikan
hasil kesimpulannya; Guru
memberikan kesimpulan secara
umum.
Metode Merupakan suatu cara Langkah yang dilakukan sebagai
Pemecahan menyajikan pelajaran berikut: Identifikasi keberadaan
Masalah dengan mendorong masalah yang bersumber dari
(Problem peserta didik untuk peserta didik. Mencari dan
Solving) mencari dan mengumpulkan data atau
memecahkan suatu keterangan. Menetapkan jawaban
masalah/persoalan sementara (dugaan) dari masalah.
dalam rangka Menguji kebenaran jawaban.
pencapaian tujuan Menarik kesimpulan.
pengajaran.
Metode Drill Merupakan suatu cara Persiapan meliputi: merumuskan
dalam pembelajaran tujuan pembelajaran yang akan
melalui kegiatan latihan dicapai, menetapkan, merancang
dengan praktek yang latihan secara berurutan yang akan
dilakukan berulang kali dikerjakan oleh peserta didik serta
secara kontinyu untuk menyediakan kunci jawaban.
mendapatkan Pelaksanaan meliputi kegiatan:
keterampilan dan
ketangkasan praktis a Membuka antara lain:
tentang pengetahuan menyampaikan tujuan,
yang dipelajari. menyampaikan bentuk-
bentuk latihan
b Melaksanakan antara lain:
memulai dengan hal
sederhana (penjajagan),

86 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

penjelasan hasil penjajagan,


latihan secara terbimbing,
pemberian kesempatan untuk
latihan secara kontinyu,
mengamati dan menemukan
kesulitan peserta didik untuk
mengubah situasi agar
kesenangan belajar terjaga.
c Mengakhiri, guru memberi
motivasi kepada peserta didik
agar tetap melakukan latihan-
latihan secara terus menerus
sehingga hasil belajar yang
dikuasai tertanam baik pada
diri siswa.
Penutup, guru melakukan perbaikan
terhadap kesalahan-kesalahan
peserta didik sebagai bentuk
penguatan terhadap hasil
pembelajaran, serta memberikan
latihan sebagai bentuk pengayaan
agar terjadi pembiasaan.
Metode Merupakan salah satu Tahap perencanaan meliputi:
Proyek cara pemberian Mempelajari pokok bahasan dalam
pengalaman belajar GBPP, Membuat diagram kaitan
dengan menghadapkan antara tema dengan pokok bahasan
peserta didik pada dari mata pelajaran lain,
persoalan sehari-hari merumuskan tujuan, menentukan
(kerja proyek) yang materi pelajaran dari masing-masing
harus dipecahkan pokok bahasan, menentukan langkah
secara berkelompok. kegiatan, merencanakan organisasi
kels, menyaipkan format,
merencanakan kegiatan tindak lanjut,
menyiapkan penilaian.
Tahap pelaksanaan meliputi: guru
mengemukakan tema, menelaah
secara bersama kaitan tema dengan
bidang studi, pembagian kelompok,
kelompok merencanakan kegiatan,
guru menyampaikan hal yg perlu
diamati, pengerjaan proyek sesuai
rencana kegiatan dan pengumpulan
data untuk diolah menjadi laporan,
melaksanakan laporan dan input dari
kelompok lain, penyempurnaan
laporan berdasarkan input.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 87


Kegiatan Pembelajaran 2

Tahap tindak lanjut dalam bentuk


melaksanakan publikasi (pameran).
Tahap penilaian berupa refleksi dari
seluruh kegiatan pelaksanaan proyek
berlangsung

Perbedaan model pembelajaran discovery learning, problem based learning, dan


project based learning.
No Komponen Discovery Based Problem Based Project Based
Learning Learning Learning
1. Deskripsi Merupakan suatu Merupakan Merupakan suatu
pembelajaran strategi pembelajaran yang
proses yang pembelajaran menggunakan
berfokus pada yang proyek/media
pengaktifan peserta menggunakan sebagai media
didik untuk masalah dunia untuk
menemukan nyata sebagai mengaktifkan
konsep, makna, suatu konteks peserta didik
dan hubungan untuk belajar melakukan
kausal (hubungan tentang cara eksplorasi,
sebab akibat atau berpikir kritis dan penilaian,
dampak) melalui keterampilan interpretasi,
pengorganisasian pemecahan sintesis, dan
pembelajaran yang masalah, serta informasi
dilakukan oleh untuk
peserta didik. memperoleh
pengetahuan dan
konsep yang
esensial dari
materi pelajaran.
2. Dasar Mendasarkan pada Mendasarkan Mendasarkan
Pembelajaran penyelidikan/eksper pada masalah pada kerja
imen yang (inovatif), peserta
menghasilkan didik berpeluang
penemuan yang bekerja secara
dilakukan siswa otonom
sendiri. mengkonstruksi
belajarnya.
3. Hasil belajar Temuan konsep Alternatif Produk inovasi
atau prinsip yang pemecahan
sebelumnya tidak masalah
diketahui

88 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

4. Materi Fakta, konsep Prinsip, Prosedural,


prosedural metakognitif
5. Langkah- Persiapan, Orientasi Penentuan proyek,
Langkah pelaksanaan masalah, Perancangan
(stimulasi/pemberia organisasi langkah-langkah
n rangsangan, belajar, penyelesaian
pernyataan/ penyelidikan proyek,
identifikasi individu maupun Penyusunan
masalah, kelompok, jadwal
Pengumpulan Data, pengembangan pelaksanaan
Pengolahan Data, dan penyajian proyek,
Pembuktian, hasil, analisis Penyelesaian
menarik dan evaluasi proyek dengan
kesimpulan/ proses hasil fasilitasi dan
generalisasi). pemecahan monitoring guru,
masalah Penyusunan
laporan dan
presentasi/
publikasi hasil
proyek, Evaluasi
proses dan hasil
proyek.

Konsep teknik pembelajaran!

Teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang sedang


menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi yang
dihadapi saat proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dilakukanlah penyesuaian tindakan. Teknik
pembelajaran dibagi atas dua bagian yaitu: (1) Teknik umum merupakan
cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi dan biasanya
dikenal dengan metode pembelajaran; (2) Teknik khusus cara mengajarkan
(menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi
tertentu, karena teknik ini mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup
yang kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa
terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis,
teknik pembelajaran berbicara, dst.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 89


Kegiatan Pembelajaran 2

90 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

PENGEMBANGAN SOAL
Petunjuk pengembangan soal:

Untuk memahami lebih lanjut dan lebih jelas bacalah modul yang berkaitan
dengan Penilaian Proses Hasil Belajar pada kelompok kompetensi H
(Pedagogik).
Untuk melaksanakan pengembangan soal, kerjakan dengan menggunakan
LK 9 (Terlampir)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 91


Kegiatan Pembelajaran 2

92 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

EVALUASI

A. Soal Uraian

Pada pembelajaran produktif di bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, program


keahlian, paket keahlian Teknik Pemesinan, Pak Widodo mengajar praktik kerja
bangku di kelas IX. Dengan seksama seluruh peserta didik memperhatikan
pengajaran Pak Widodo yang memang beliau menjelaskan secara bergairah dan
enak untuk didengarkan dalam berkomunikasi. Elaborasi beliau tentang kerja
bangku menunjukkan hasil pengikiran yang baik dan yang buruk. Karena
pengajaran dilakukan pada kelas IX semester awal (ganjil) dengan topik
mengikir, maka beliau menjelaskan bagaimana posisi berdiri seseorang kala
mengikir dengan benar, cara memegang kikir dan cara mengikir (mengayun
permukaan kikir) dengan benar, kemudian bagaimana cara mengontrol
permukaan hasil pengikirannya. Tanya jawabpun diberikan kesempatan kepada
peserta didik setelah beliau memberikan penjelasan (instruksi) tetang mengikir
yang benar dalam rangka lebih memahami instruksi yang telah dilakukan Pak
Widodo namun dianggap oleh peserta pendidik belum jelas.

Untuk mencapai kompetensi sesuai dengan indikator yang diformulasikan dan


rancangan pembelajaran, peserta didik selanjutnya melaksanakan kegiatan
praktik mengikir sesuai dengan instruksi guru dan sesuai dengan jobsheet yang
telah dibagikan kepada peserta didik. Pada kegiatan akhir pembelajaran peserta
didik diharuskan membuat kesimpulan secara tertulis tentang bagaimana cara
mengikir dengan benar sehingga menghasilkan hasil kikiran yang bagus,
termasuk hambatan-hambatan dalam mengikir dan alternatif solusinya.
Setelah anda membaca teks di atas secara seksama tentang situasi
pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Widodo, jawablah secara mandiri dan
penuh kejujuran pertanyaan berikut di bawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 93


Kegiatan Pembelajaran 2

Pertanyaan:

Agar pembelajaran efektif, sebutkan 3 teori belajar yang sesuai untuk digunakan
sebagai acuan? Dan kapan teori belajar tersebut digunakan?
Agar pembelajaran efektif, sebutkan 3 prinsip belajar yang harus digunakan?
Dan kapan prinsip belajar tersebut digunakan?

B. Soal Pilihan Ganda

Petunjuk pengerjaan soal

Bacalah secara cermat terlebih dahulu soal-soal berikut dalam mengerjakan.


Kerjakan secara mandiri dan dengan pebuh kejujuran.
Silanglah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat dari 4 item pilihan
jawaban (A, B, C, D) dari soal di bawah.
Bila hendak mengganti pilihan jawaban yang anda sudah tersilang meragukan,
maka lingkarilah jawaban tersebut dan silanglah dengan pilihan jawaban yang
baru, contoh sebagai berikut: A , B , C , D.
Waktu 20 menit

Konsep teori belajar merupakan ...

seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang memuat ide,


konsep, prosedur dan prinsip yang dipelajari, dianalisis dan
diuji kebenarannya.
Hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi
terjadinya belajar.
suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.
kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya.

94 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Teori humanisme merupakan teori belajar yang memanusiakan manusia.


Pembelajaran dipusatkan pada pribadi seseorang. Belajar terjadi bila
mempunyai arti (meaning) bagi individu, sehingga motivasi belajar harus
bersumber dari diri peserta didik sendiri. Tokoh terkenal tentang teori
humanisme adalah ....

John Dewey
Carl Rogers
Vygotsky
Thorndike

Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati merupakan
implikasi dari teori belajar ....

Behaviorisme
Kognitivisme
Konstruktivisme
Humanisme

Teori belajar kognitif merupakan teori belajar yang mengutamakan proses


pembelajaran dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Berikut ini
beberapa implikasi dari teori belajar kognitif:

Perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembangan


kognitif peserta didik
Tujuan pembelajaran difokuskan pada pengembangan kognisi.
Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi memberikan instruksi
singkat.
Kurikulum dan metode-metode berfungsi untuk mengembangkan
ketrampilan berfikir peserta didik.
Pembangkitan motivasi berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

Implikasi yang benar pada pernyataan di atas adalah ....

A. 1, 2, 3, 6

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 95


Kegiatan Pembelajaran 2

1, 2, 3, 4
1, 3, 4, 5
1, 2, 5, 6

Pernyataan berikut ini yang tepat sehubungan dengan perbedaan antara teori
belajar behaviorisme dan teori belajar konstruktivisme adalah ....

Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari


hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia.
Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari
hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada suatu proses perubahan perilaku yang teramati.
Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari
hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada keunikan sikap individu.
Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari
hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru.

Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran salah satunya bahwa belajar


menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan
pengarah. Sehubungan dengan hal tersebut maka termasuk prinsip ....

Perhatian dan motivasi


Keterlibatan langsung/pengalaman
Keaktifan
Balikan dan penguatan

Di bawah merupakan prinsip-prinsip belajar antara lain:

Umpan balik
Minat dan bakat
Kesiapan kondisi individu

96 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Tujuan yang tergambar untuk dicapai


menyimpan dan menerapkan hasil belajar (transfer dan retensi)
afektif

sedangkan prinsip belajar yang dinyatakan oleh Rothwall adalah ....

1, 2, 3, 4
2, 4, 5, 6
3, 4, 5, 6
1, 4, 5, 6

Pendidik memberikan tugas-tugas dan tanggungjawab untukmemecahkan


masalah secara mandiri merupakan implikasi bagi guru berkaitan dengan
prinsip ....

Tantangan
Keaktifan
Pengulangan
Balikan

Implikasi prinsip pembelajaran balikan dan penguatan bagi guru adalah ....

Mencocokan jawaban dengan kunci jawaban dan menerima hasil


yang dicapai.
Memberikan jawaban yang benar kepada peserta didik dan
sekaligus mengoreksinya.
Mendorong peserta didik dalam memahami potensi dirinya dan
menentukan metode.
Memilih tempat duduk sesuai dengan kondisi fisik peserta didik.

Peserta didik dituntut dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara
efektif serta aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional misal
berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu
reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan perilaku lainnya,
merupakan implikasi peserta didik berkaitan dengan prinsip ....

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 97


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterlibatan Langsung
Tantangan
Perhatian dan Motivasi
Keaktifan

Dua pendekatan dalam pembelajaran menurut Roykillen adalah ....

expository dan exposition


discovery dan inquiri
student-centred approaches dan teacher-centred approaches
Problem based learning dan project based learning

Pernyataan yang bukan menjadi karateristik student centered approach


adalah ....

Guru hanya sebagai pembimbing, peserta didik yang aktif.


Peserta didik memecahkan masalah sendiri, guru hanya akan
memberikan feed back dan memjelaskan persoalan-persoalan yang
melenceng.
Kelas bising.
Guru yang berperan aktif, peserta didik menjadi pendengar yang
baik.

Dalam pendekatan pembelajaran saintifik seperti yang tertuang dalam


Permendikbud no 22 tahun 2016 dikenal dengan lima M. Hal yang
dimaksud tersebut adalah .....

Mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, mengomunikasikan


Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mencoba,
mengomunikasikan
Mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan
Mengamati, menanya, mengasosiasi, mencoba, mengomunikasikan

98 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Strategi pembelajaran menurut Rowntree dikelompokkan sebagai berikut


.....

Strategi penyampaian, strategi pembelajaran kelompok, dan strategi


pembelajaran individual.
Strategi penyampaian, strategi pembelajaran, dan strategi
pembelajaran diskusi
Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi pembelajaran
kolaboratif
Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi
pengadministrasian

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan


informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik. Tahap
pelaksanaan metode ceramah ada tiga langkah yang harus dilakukan .....

Langkah persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,


penutup pembelajaran
Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran
Langkah persiapan, pelaksanaan pembelajaran, refleksi, penutup
Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran,
mengakhiri atau menutup

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving). Langkah dalam metode diskusi
adalah .....

Langkah persiapan, pelaksanaan diskusi, penutup diskusi


Memeriksa persiapan, memberi pengarahan, melaksanakan diskusi, dan
mengendalikan pembicaraan
Merumuskan tujuan, menentukan masalah yang akan dibahas,
pelaksanaan diskusi, melaporkan hasil diskusi.
Pengaturan teknik diskusi, pemanduan diskusi, pelaporan hasil diskusi,
refleksi dan penutup.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 99


Kegiatan Pembelajaran 2

Langkah metode demonstrasi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.


Tidakan di bawah berikut ini yang bukan termasuk dalam langkah
pelaksanaan metode demonstrasi adalah .....

Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik (sambil


memperhatikan atensi peserta didik)
Memberi tugas sebagi bentuk tindak lanjut dan mengadakan evaluasi
terhadap demonstrasi yang telah dilakukan.
Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan
lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk
mengajukan pertanyaan.

Beberapa pernyataan di bawah merupakan langkah-langkah dari metode karya


wisata, antara lain:

Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik,


Merencanakan tujuan,
Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan,
Melaksanakan kegiatan,
Menilai kegiatan,
Melaporkan hasil kegiatan

Urutan yang tepat langkah-langkah metode karya wisata adalah .....

1, 3, 2, 4 ,5, 6.
1, 2, 3, 4 ,5, 6.
1, 3, 2, 4 , 6, 5.
1, 2, 3, 4 , 6, 5.

Metode proyek dalam pembelajaran yang sebenarnya berawal dari pemikiran


John Dewey tentang metode pemecahan masalah merupakan

100 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Kilpatrick. Langkah-


langkahnya metode proyek sebagai berikut: ....

A. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap


tindak lanjut, tahap penilaian, tahap refleksi.
B. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut,
pameran, tahap penilaian.
C. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, tahap
penilaian.
D. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
tindak lanjut, tahap penilaian.

Dalam pembelajaran produktif di program keahlian tata boga yang membahas


tentang lauk pauk masakan Indonesia, metode yang paling cocok unutk
digunakan oleh guru yang mengajar adalah ....

Metode drill, karena memberikan peluang kepada pesrta didik


untuk latihan
Metode eksperimen, karena memberikan peluang kepada pesrta
didik untuk latihan
Metode demonstrasi, karena memberikan peluang kepada pesrta
didik untuk latihan
Tidak ada satu metodepun yang paling cocok

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 101


Kegiatan Pembelajaran 2

102 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kunci Jawaban

Soal 1
Pertanyaan Jawaban, Alasan Skor Skor (S)
Maks
1 Behavioristik, 2

Ketika pendidik memberi contoh, 2


kemudian peserta didik
menirukan
Kognitif, 2

Ketika peserta didik 2


mempraktikkan apa yang telah
dicontohkan oleh pendidik.
Konstruktivistik, 2

Ketika peserta didik membuat 2


kesimpulan, bagaimana cara
mengikir rata dengan baik
2 Prinsip tujuan 2

Ketika pendidik menyampaikan 2


tujuan pembelajaran
Prinsip kesiapan, 2

Ketika pendidik menunjukkan 2


hasil pengikiran yang baik dan
buruk, untuk memberikan bekal
pengetahuan awal
Prinsip belajar psikomotorik 2

Ketika peserta didik 2


mempraktikkan apa yang telah
dicontohkan oleh pendidik.
24

Nilai ( S/24 x 100)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 103


Kunci Jawaban

Soal 2
Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang digunakan dalam materi pokok 1 ini adalah :

Satu soal jika betul mendapatkan skor : 4, sehingga total skor : 20 x 4 = 100,
maka rumus nilai akhir adalah :

Nilai Akhir Materi Pokok 1 = Jumlah jawaban betul x 4

Kunci jawaban

Kunci jawaban evaluasi materi pokok 2 yaitu Pendekatan, Strategi, Metode


dan Teknik Pembelajaran

NO JAWABAN NO JAWABAN

1. B 11. C
2. B 12. D
3. A 13. C
4. D 14. A
5. A 15. D
6. C 16. A
7. C 17. B
8. A 18. B
9. B 19. C
10. D 20. D

104 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Penutup

Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip


belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperiment. Jenis-jenis teori belajar antara lain teori belajar
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan teori humanisme. Dalam
melaksanakam proses belajar mengajar selain memperhatikan berbagai
teori belajar juga memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran itu adalah prinsip
perhatian & motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan & penguatan serta prinsip perbedaan
individual. Sedangkan prinsip pembelajaran menurut Rothwal adalah
kesiapan, motivasi, persepsi, tujuan, perbedaan individual, transfer &
retensi, prinsip kognitif, afektif dan psikomotor serta prinsip evaluasi.
Selain itu pemerintah juga telah menyiapkan beberapa prinsip
pmbelajaran yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Prinsip-
prinsip tersebut tertuang dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016.

Beberapa teori belajar tersebut di atas perlu diimplementasikan dalam


proses pembelajaran. Disamping itu proses pembelajarannya harus
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil belajar dapat
tercapai secara optimal.

Setiap proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode


dan teknik pembelajaran. Banyak pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang dapat digunakan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, namun setiap pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran tidak ada yang paling baik. Setiap guru harus
mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih metode mana yang
digunakan dalam proses pembelajarannya. Cara tepat untuk memilih

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 105


Penutup

pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat harus


disesuaikan dengan keberadaan siswa, karakteristik substansi, kondisi
guru, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang
memungkinkan.

106 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Daftar Pustaka

Abdurrahman Ginting. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


Humaniora.
Adityatriastuti. 2014. pengertian dari Strategi, Pembelajaran, Metode, Teknik,
dan Model, Menurut Beberapa Ahli. http://adityatriastuti.blogspot.com
Agus Suprijono. (2011). Cooperative Learning:Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi dan Supriyono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arends, R I. (2012). Learning to Teach ninth edition. New York: McGraw-Hill.
Bell-Gredler, M.E. (1986). Learning and Instruction: Theory into Practice. New
York: Macmil'.an Publishing
Bruner, J. S. (1961). The act of discovery. Harvard educational review.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Diva Press
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permendikbud No. 103 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permendikbud No. 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Depdiknas.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
Dick and Carey. 2005. Systemic Design Instruction. Glenview: Illois harper
Collins Pubhliser.
Dimjati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan
Pengayaan di SMA. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.
Jakarta : Dipdiknas,.
Fogarty, R. 1997. Problem Based Leraning and Multiple Intelligences Classroom.
Melbourne: Hawker Brownlow Education.
Hamzah B.Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, Hani T, dan Reksohadiprodjo Sukanto.1996. Organisasi Perusahaan.
Edisi kedua Yogyakarta: BPFE

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 107


Daftar Pustaka

Harsono. 2009. Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran dalam


www.belajar.usd.ac.id
Hendyat Soetopo. 2005. Pendidikan Dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Joyce, Bruce and Weil, Marsha. 1980. Models of Teaching (Second Edition).
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, In.
Kartono Kartini. (2007). Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Made Wena. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Martinis Yamin dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: GP Press
Mudjiono dan Dimyati. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Edisi Keenam. Alih Bahasa: Wahyu Indianti, dkk.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996.
Roestiyah, N.K. 2001. Didaktik Metodik, Jakarta: PT. Bina Aksara.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian .
Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta : Kencana prenada Media Group.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Solso, Robert L., Cognitive Psychology, New York: Pearson Educational, 2004.
Suparman Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU Universitas Terbuka.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplkasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

108 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Rosda
Syah, M. (2004). Psikologi Belajar. Bandung : Grafindo Persada.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Thomas, J.W. (2000). A review of research on project-based learning. San
Rafael, CA: Autodesk. http://web.archive.org/web/20030812124529.
Tim Pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung:
Tarsito.
Winkel,W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
http://indrierb.blogspot.com/2014/01/teori-belajar-konstruktivisme-dan.html
http://irdye07.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran.html
http://sainsmatika.blogspot.com/2012/04/teori-kognitif-dari-bruner-dan-teori.html
http://syamsinarthamar.blogspot.com/2014/05/macam-macam-metode-
pembelajaran-serta.html
https://filediamant.wordpress.com/model-pembelajaran-dan-15-metode-
pembelajaran.
http://file.upi.edu/direktori/
Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik.pdf
http://www.emakalah.com/2013/04/model-teori-belajar-bruner-dan-ausubel.html
http://www.emakalah.com/2013/04/perkembangan-teori-belajar.html
http://www.gurukelas.com/2012/08/metode-brainstorming-sumbang-saran.html
https://penembushayalan.wordpress.com/kuliah/tokoh-dan-teori-belajar/teori-
pembelajaran-vygotsky/
http://kristianawidi.blogspot.co.id/2012/02/makalah-teori-humanistik-carl-
rogers.html.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 109


Daftar Pustaka

110 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-01. Teori Belajar dan Implikasinya

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu bahan bacaan.
Selanjutnya diskusikan sesama teman dengan cara saling menghargai
pendapat untuk mendapatkan kemufakatan.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Tugas:

Jelaskan yang dimaksud dengan teori belajar!

.................................................................................................................................
..........................................................................................................................

Jelaskan konsepsi masing-masing teori belajar sesuai dengan pandangan


para tokohnya!

Teori Tokoh Konsepsinya


belajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 111


Lampiran

Jelaskan perbedaan antara masing-masing teori belajar!

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

Jelaskan implikasi masing-masing teori belajar dalam pelaksanaan


pembelajaran!

Teori Implikasi
belajar

112 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-02. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu bahan bacaan.
Selanjutnya diskusikan sesama teman dengan cara saling menghargai
pendapat untuk mendapatkan kemufakatan.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Tugas:

Jelaskan yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran!


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran secara umum dan implikasinya!


Prinsip Uraian Implikasi
Pembelajaran

.... dst

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 113


Lampiran

Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No 22


tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dan Menengah!

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.........................................................................................................................

114 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-03. Implementasi Teori belajar behaviorisme, kognitivisme,
konstrukivisme, dan humanistik dalam pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu.
Selanjutnya diskusikan sesama teman untuk saling menghargai pendapat
untuk mendapatkan kemufakatan.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Behaviorisme dalam


pelaksanaan pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan
dan berbagi pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Kognitivisme dalam pelaksanaan


pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan berbagi
pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 115


Lampiran

Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Konstruktivisme dalam


pelaksanaan pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan
berbagi pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Humanisme dalam pelaksanaan


pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan berbagi
pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Apa yang bisa anda simpulkan sehubungan dengan bentuk


pengimplementasian teori belajar yang terjadi di sekolah?

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

116 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-04. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional dan


bertanggungjawab!

Baca uraian materi kegiatan pembelajaran 1 tentang Teori Belajar dan Prinsip-
Prinsip Pembelajaran sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan rasa ingin tahu yang
tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam bentuk peta pikiran
(mindmap) secara mandiri!

Perhatikan dan yakinkan komputer anda atau laptop ada fasilitas untuk
mengerjakan rangkuman dengan program Mindmap.

Bila tidak tersedia tool untuk mengerjakan rangkuman maka installah terlebih
dahulu program mindmanager di laptop anda. Mintalah bantuan pada
fasilitator atau teman sejawat bila anda mendapatkan kesulitan untuk
menginstal.

Presentasikan hasil rangkuman dan diskusikan dengan saling menghargai


pendapat satu sama lain untuk mendapatkan masukan maupun
pemahaman.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 117


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-05. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu.
Selanjutnya diskusikan sesama teman untuk saling menghargai pendapat
untuk mendapatkan kemufakatan.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!

Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran!

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
..........................................................................................................................

Jelaskan bagaimana konsepsi pendekatan saintifik dalam pembelajaran?

Langkah Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Nilai-Nilai Karakter


Pembelajaran Belajar yang
dikembangkan

118 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Strategi Pembelajaran
a. Jelaskan konsepsi strategi pembelajaran menurut Rowntree!

................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
..........................................................................................................................

Apa yang menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan strategi


pembelajaran, jelaskan!

................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.........................................................................................................................

Model pembelajaran
a Jelaskan konsepsi tentang model pembelajaran

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

Jelaskan bagaimana model pembelajaran problem based learning?


Konsepsi:

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

2) Langkah-langkah pembelajaran

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 119


Lampiran

Jelaskan bagaimana model pembelajaran discovery based learning?


Konsepsi:

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

2) Langkah-langkah model pembelajaran discovery based learning?

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

Jelaskan bagaimana model pembelajaran project based learning?


Konsepsi:

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

2) Langkah-langkah model pembelajaran project based learning?

..........................................................................................................................
.....................................................................................................................

Kerjasamalah secara mufakat untuk memilih KD dan IPK dalam rangka membuat
rancangan kegiatan pembelajaran berpendekatan saintifik sesuai dengan
bahasan matapelajaran yang dipilih oleh kelompok anda. Selanjutnya
diskusikan dalam kelompok untuk membuat rancangan kegiatan
pembelajaran!

120 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

Fase Kegiatan Media

Kegiatan Penutup

Simulasikan kegiatan pembelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:


Pilihlah secara musyawarah mufakat 1 orang dari kelompok anda
bertanggungjawab untuk memandu simulasi.
Pilihlah secara musyawarah 1 orang bertanggungjawab untuk memerankan
menjadi pengajar, yang merealisasikan rancangan tersebut.
Anggota kelompok yang lain secara tulus diharapkan kerjasamanya dan aktif
serta untuk berperan menjadi peserta pendidikan dan pelatihan.
Setelah presentasi masing-masing kelompok silahkan memberikan masukan
sebagai bentuk rasa empati kepada kelompok yang telah dengan ikhlas
melakukan simulasi dan dengan penuh semangat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 121


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-06. Metode dan Teknik Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!

Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri


dari 4-5 orang.
Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu bahan bacaan.
Selanjutnya diskusikan sesama teman dengan cara saling menghargai
pendapat untuk mendapatkan kemufakatan.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Tugas:

Jelaskan yang dimaksud dengan metode dan teknik dalam pembelajaran!


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

Jelaskan perbedaan antara metode dan teknik pembelajaran!

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

Jelaskan langkah-langkah dari metode ceramah, metode diskusi, metode


tanya jawab, metode demonstrasi, metode drill metode eksperimen!

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........................................................................................................................

122 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Jelaskan langkah-langkah dari metode ceramah, metode diskusi, metode


tanya jawab, metode demonstrasi, metode drill metode eksperimen!
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.........

Simulasikan metode yang sering digunakan dalam pembelajaran, pilih satu


diantara: metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen!
Pilihlah secara musyawarah mufakat 1 orang dari kelompok anda
bertanggungjawab untuk memandu simulasi.
Pilihlah secara musyawarah 1 orang bertanggungjawab untuk memerankan
menjadi pengajar, yang merealisasikan metode yang terpilih untuk
disimulasikan.
Anggota kelompok yang lain secara tulus diharapkan kerjasamanya dan aktif
serta untuk berperan menjadi peserta pendidikan dan pelatihan.
Setelah presentasi masing-masing kelompok silahkan memberikan masukan
sebagai bentuk rasa empati kepada kelompok yang telah dengan ikhlas
melakukan simulasi dan dengan penuh semangat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 123


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-07. Rangkuman Pendekatan, Strategi, Metode dan teknik
Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional, jujur dan
bertanggungjawab!

Baca uraian materi kegiatan pembelajaran 2 tentang Teori Belajar dan


Prinsip-Prinsip Pembelajaran sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan rasa ingin
tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam bentuk peta
pikiran (mindmap) secara mandiri!

Perhatikan dan yakinkan komputer anda atau laptop ada fasilitas untuk
mengerjakan rangkuman dengan program Mindmap.

Bila tidak tersedia tool untuk mengerjakan rangkuman maka installah terlebih
dahulu program mindmanager di laptop anda. Mintalah bantuan pada
fasilitator atau teman sejawat bila anda mendapatkan kesulitan untuk
menginstal.

Presentasikan hasil rangkuman dan diskusikan dengan saling menghargai


pendapat satu sama lain untuk mendapatkan masukan maupun
pemahaman.

124 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-08. Rancangan Kegiatan Berpendekatan Saintifik

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!

Kerjakan secara mandiri, kreatif dan dengan penuh tanggungjawab!


Cari referensi dan baca dengan seksama terlebih dahulu bahan bacaan.
Selanjutnya mencari tahulah bila anda belum menemukan jawabnya atau
berusaha bertanyalah kepada teman sejawat untuk mendapatkan
pemecahan masalahnya.
Carilah bantuan kepada teman untuk memberi masukan atas ide kreatif
dalam mengerjakan tugas ini!

Tugas:

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional dan


bertanggungjawab!

Baca uraian materi kegiatan pembelajaran tentang Teori Belajar dan Prinsip-
Prinsip Pembelajaran yang Mendidik sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan
rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam
bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri!

Buatlah rancangan kegiatan pembelajaran berpendekatan saintifik sesuai


dengan bahasan matapelajaran yang anda ampu!, pilihlah KD dan IPKnya
terlebih dahulu, selanjutnya rancang kegiatannya (gunakan format 1)!

Realisasikan rancangan yang anda susun secara jujur dan disiplin,


bertanggungjawab, penuh semangat dan profesional dalam
melaksanakannya. Buatlah laporan keterlaksanaan (gunakan format 2)!

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 125


Lampiran

Format 1

RANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN


SAINTIFIK

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi waktu :

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

Fase Kegiatan Metode

Kegiatan Penutup

...................., ..........................................

Mengetahui,
Kepala Sekolah Perancang,

( ................................................. ) ( ......................................................... )

126 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Format 2

LAPORAN REALISASI PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN SAINTIFIK

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi waktu :

Situasi kegiatan selama pembelajaran

Temuan

Rekomendasi

Tindak lanjut

...................., ..........................................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Pelapor,

( ................................................. ) ( ......................................................... )

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 127


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-09. Pengembangan Soal

PETUNJUK:

Kerjakan secara mandiri, kreatif dan dengan penuh tanggungjawab!


Cari referensi dan baca dengan seksama terlebih dahulu bahan bacaan.
Selanjutnya mencari tahulah bila anda belum menemukan jawabnya atau
berusaha bertanyalah kepada teman sejawat untuk mendapatkan
pemecahan masalahnya, dalam rangka untuk mengembangkan rasa
ingin tahu.
Carilah bantuan kepada teman untuk memberi masukan atas ide kreatif
dalam mengerjakan tugas ini!
Perhatikan juga kaidah-kaidah penulisan soal (baik pilihan ganda maupun
uraian) seperti yang diuraikan di bawah!

KAIDAH PENULISAN SOAL

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

Materi
Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Artinya semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama
seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus
setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
paling benar.
Konstruksi
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang
benar.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

128 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua


jawaban salah", atau "Semua jawaban benar".
Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban
berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara
kronologis.
Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi.
Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
Bahasa
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut
pada pokok soal.

Kaidah penulisan soal uraian


Materi
Soal harus sesuai dengan indikator.
Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas.
Isi materi sesuai dengan pelajaran.
Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang
sekolah/kelas.
Konstruksi
Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah
yang menuntut jawaban terurai.
Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan
pendekatan skor 1 benar dan salah 0.
Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca.
Bahasa
Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif.
Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung
perasaan siswa.
Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran
ganda.

Higher-Order Thinking (Berpikir Tingkat Tinggi)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 129


Lampiran

Higher-order thinking adalah ketika mengingat kembali informasi (recall


atau ingatan) diminimalkan dan penekanan diberikan terhadap:
mentransfer informasi dari satu konteks ke konteks lainnya.
memproses dan menerapkan informasi.
melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda.
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah.
secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi.

Rambu Penyusunan Soal HOT


Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur.
Kontekstual ya keberfungsian stimulus WAJIB.
Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi
bukan level tertinggi.

Praktek Penilaian HOTS


Gunakan konteks dunia nyata.
Berikan Pertanyaan yang terkait analisa visual.
Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan.
Soal pilihan ganda dan soal obyektif DAPAT mengukur HOTS.

TUGAS:

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional dan


bertanggungjawab!

Untuk memberikan konsep pemahaman baca bacaan tentang penilaian hasil


belajar sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Buatlah 5 (tiga) soal pilihan ganda dan 3 (tiga) soal uraian HOTS (Higher Order
Thinking Skill)!
Masing-masing soal ditulis di kartu soal.!

130 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B
KISI-KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran :

No Kompetensi Kelas Materi Indikator Bentuk


Dasar Soal
1.

2.

3.

4.

5.

KARTU SOAL
Tahun Ajaran:

Jenis Sekolah : Nama Penyusun :

Kelas/Semester :

Mata Pelajaran :

Kompetensi Buku Sumber :


Dasar
SOAL
Materi

Indikator

NO. SOAL KUNCI JAWABAN

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 131


Lampiran

Sampul Belakang

132 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 133


Lampiran

134 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai