RETENSI-RS Paru
RETENSI-RS Paru
1
PENDAHULUAN
organisasi.
Tingginya tingkat turnover tenaga kerja dapat diprediksi dari seberapa besar
2
meningkatkan retensi (tidak keluar/bertahan) karyawan disuatu perusahaan
(Hasibuan, 2000).
3
RETENSI MSDM
Baik para pemberi kerja maupun para karyawan telah mengetahui bahwa
1. Komponen organisasi
4
anggota organisasional.Nilai organisasional utama yang mempengaruhi
Banyak manajer yakin bahwa uang merupakan faktor retensi karyawan yang
besarkaryawan menyebutkan gaji yang lebih baik atau kompensasi yang lebih
pengakuan.
5
4. Rancangan tugas dan pekerjaan
Faktor mendasar yang mempengaruhi retensi karyawan adalah sifat dari tugas
retensi karyawan.
5. Hubungan karyawan
membutuhkan data dan analisis daripada kesan subjektif, anekdot dari situasi
individual yang dipilih, atau reaksi panic terhadap hilangnya beberapa orang
penting.
6
Mengukur Perputaran
Angka perputaran untuk sebuah organisasi dapat dihitung dengan cara yang
berbeda. Rumus yang berasal dari Departemen Tenaga Kerja AS berikut ini
meninggalkan organisasi.
100
Biaya Perputaran
Survey Karyawan
secara negative
Satu jenis wawancara yang digunakan secara luas adalah wawancara keluar
meninggalkan organisasi.
7
Berdasarkan pada apa yang terlihat dalam data pengukuran dan penilaian,
cara.
Setelah terpilih, individu yang menerima orientasi dan pelatihan yang efektif
Kompensasi
Hal ini juga pentng karena system gaji yang kompetitif, adil, dan pantas dapat
pemberi kerja yang lain menawarkan tingkat kompensasi yang lebih tinggi
8
Hal ini dapat membantu organisasi mempertahankan para karyawan.Apabila
Hubungan Karyawan
untuk melakukan evaluasi atas usaha tersebut serta tindak lanjut dan
seluruh organisasi.
9
Pada saat ini karyawan mengharapkan perusahaan dapat memberikan
Manajemen Kesehatan
1. Kesehatan emosional/mental.
2. Depresi.
3. Promosi kesehatan.
4. Program kesejahteraan.
Manajemen Keamanan
5. Pencarian.
Manajemen Keselamatan
10
1. Pemeliharaan dan pengawasan kinerja ditempat kerja.
2. Disiplin karyawan.
Serikat kerja merupakan asosiasi formal para pekerja yang mendukung minat
3. Kerjasama pekerja.
KESIMPULAN
perusahaan maupun karyawan harus memiliki tujuan yang jelas apa yang
11
akan diraih sehingga keduanya dapat bertahan dalam era kompetisi yang
tidak dapat dihindari saat ini jika tidak kedua-duanyapun tidak akan
12
ANALISIS
Tingginya tingkat turnover tenaga kerja dapat diprediksi dari seberapa besar
(Hasibuan, 2000).
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini mobilitas para karyawan semakin meningkat. Beberapa
karyawan potensial dengan cepat dapat berpindah dari satu perusahaan
ke perusahaan lain. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan bagi
perusahaan yang ditinggalkan.Untuk itu penting bagi perusahaan untuk
melakukan berbagai upaya dalam mempertahankan karyawannya.
Upaya untuk mempertahankan karyawan telah menjadi persoalan
utama dalam banyak organisasi. Oleh karena itu sangatlah penting
organisasi mengakui bahwa retensi karyawan merupakan perhatian
SDM yang berkelanjutan dan tanggung jawab signifikan bagi semua
supervisor dan manajer. Istilah retensi terkait dengan istilah
perputaran (turnover) yang berarti proses dimana karyawan- karyawan
meninggalkan organisasi dan harus digantikan (Mathis dan
Jackson,2009). Perputaran secara sukarela atau karyawan meninggalkan
lembaga karena keinginannya sendiri dapat disebabkan oleh banyak
faktor, termasuk peluang karier, gaji, pengawasan, geografi, dan alasan
keluarga/ pribadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan retensi karyawan?
2. Apa tujuan dilaksanakannya retensi karyawan bagi perusahaan?
14
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi retensi karyawan?
4. Bagaimana strategi dalam melaksanakan retensi karyawan?
C. Tujuan
1. Memahami pentingnya retensi karyawan.
2. Memahami tujuan pelaksanaan retensi karyawan bagi
perusahaan.
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi retensi karyawan.
4. Memahami strategi dalam melaksanakan upaya retansi karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Retensi Karyawan
Retensi karyawan (employee retention) adalah praktek dan kebijakan
yang dirancang untuk menciptakan lingkungan kerja yang membuat
karyawan ingin tetap bersama organisasi, sehingga mengurangi
perputaran karyawan.
Pemeliharaan Karyawan atau Retensi karyawan/Employee Retention
merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan
potensial yang dimiliki perusahaan untuk tetap loyal terhadap
perusahaan. Pengembangan program EmployeeRetention haruslah
merupakan komponen yang krusial bagi Rumah Sakit. JikaEmployee
Retention buruk, maka akan meningkatkan employee turnover yang
secaranegatif mempunyai dampak terhadap pelayanan terhadap
pelanggan, standar produksikerja dan profitability. Secara umum,
hubungan antara Employee Retention terhadapkinerja sangatlah
kompleks, terdapat bukti bahwa kinerja dapat menurun jika
EmployeeRetention karyawan buruk dan ada kemungkinan terdapat
15
stagnasi karyawan jika turnover terlalu rendah (Abelson dan Baysinger,
1984 serta Glebbek dan Back, 2004).
16
Gambar 2.2 Faktor penentu retensi karyawan
(Sumber: Mathis & Jackson, 2009)
1. Komponen organisasi
Beberapa komponen organisasi mempengaruhi karyawan
dalam memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan pekerjaan
mereka. Organisasi yang memiliki budaya dan nilai yang positif dan
berbeda mengalami perputaran
karyawanyanglebihrendah.Budayaorganisasiadalahpola nilai dan
keyakinan bersama yangmemberikan arti dan peraturan perilaku bagi
anggota organisasional. Nilai organisasional utama yang
mempengaruhi keinginan
17
karyawanuntukbertahanadalahkepercayaan.
Komponenorganisasilainyangmempengaruhiretensikaryawan
berhubungandenganstrategi,peluangdan manajemenorganisasi.Semua
pengurangankaryawan,pemberhentiansementara,mergerdan
akuisisi,serta penyusunan ulang organisasional telah
mempengaruhi loyalitas dan retensi karyawan.
2.Peluangkarierorganisasi
Survei yang dilakukan AON Consulting (sebuah lembaga
independen yang mengkaji loyalitas di tempat kerja) terhadap
karyawan di semua jenis pekerjaan tetap menunjukkan bahwa usaha
pengembangan karir organisasional dapatmempengaruhi
tingkatretensikaryawan secarasignifikan. Peluanguntuk
perkembanganpribadi memunculkanalasan
mengapaindividumengambil pekerjaannyasaatini
danmengapamerekabertahan.Usahapengembangankarir
organisasionaldirancanguntukmemenuhiharapanpara
karyawanbahwapara pemberikerja
merekaberkomitmenuntukmempertahankanpengetahuan,
ketrampilandankemampuannyasaatini.Perencanaankarirorganisasijuga
meningkatkanretensikaryawandenganmengupayakanperencanaankarirf
ormal.
3.Penghargaandanretensikaryawan
Banyak manajeryakin bahwa uang merupakan faktor retensi
karyawan yangutama.Sekitar89%respondendalamsebuahsurveidan
sebagianbesar karyawanmenyebutkan
gajiyanglebihbaikataukompensasi yanglebihtinggi sebagai alasan
untuk berpindah kerja. Akan tetapikenyataannya sedikit lebih
rumit.Persoalanlainyangmempengaruhiretensikaryawanadalahprogram
tunjangankompetitifdanbonusspecial,kinerjadankompensasisertapenga
kuan.
4.Rancangantugasdanpekerjaan
18
Faktormendasaryangmempengaruhi
retensikaryawanadalahsifatdari tugas dan pekerjaan yang
dilakukan. Selanjutnya fleksibilitas kerja juga
membanturetensikaryawan.
5.Hubungankaryawan
Kumpulanfaktorterakhiryang
diketahuimempengaruhiretensikaryawan didasarkan pada hubungan
yang dimiliki para karyawan dalam organisasi. Hubungan karyawan,
termasuk perlakuan adil/ tidak diskriminatif dan
pelaksanaankebijakanSDM,jugadapatmeningkatkanretensikaryawan.
Asas-asasumummanajemen(generalprinciplesof
management)menurut
HenryFayolsepertidikutipHasibuanmenyebutkanasas
kestabilanmasajabatan (stability ofturn-over personnel)
yangmaksudnya, pimpinan perusahaan harus berusahaagarmutasidan
keluarmasuknyakaryawantidakterlalusering.Karena
akanmengakibatkanketidakstabilanorganisasi,biaya-biayasemakinbesar
dan perusahaantidakmendapatkaryawanyang
berpengalaman.Pimpinanperusahaan harusberusaha,agar
setiapkaryawanbetahbekerjasampaimasapensiunnya.Jika
seringkeluarmasuk karyawan,manajerperlu
menyelidikipenyebabnya.Apakah karena gaji terlalu kecil, perlakuan
yang kurang baik dan lain sebagainya (Hasibuan,1996).
Cushway(1996)mengatakanbaiksebagaibagiandari
prosesperencanaan
ataubagiandarimanajemenkinerjayangefektif,perlubagi organisasiuntuk
membentuk strategikepemilikan. Kegagalan akanmenyebabkan tingkat
perputaran yangtinggi.Hal-halumumyangmempengaruhi
pergantianpegawai adalah:
1. Upah dan fasilitas ini harus dianggap adil, karena
ketidakpuasan dapattumbuhbila merekadiperlakukantidak
19
sama denganrekannya. Demikianjugabila
organisasitidakmenggajisebaikyangditawarkan
competitor/pesaingmakalamakelamaanakankehilanganpegawai.
2.Pengakuandanprospek setiapadakesempatan,manajerharus
memberikanapresiasiataspekerjaanyangterselesaikan
denganbaik. Pekerja yangefektif sedapat-dapatnya
dipromosikan asalkan mereka dilengkapidengan keahlianuntuk
pekerjaanberikutnya,tetapi jika promosi tak dapat diberikan,
paling tidak pujian yang harus disampaikan.
3. Kondisikerja Kondisikerjayangburukakanmenyebabkan
ketidakpuasan
4. Desainkerjapekerjaanitusendiriharussedapat-
dapatnyadirancang untukmemenuhikebutuhanindividudan
harusmemungkinkanadanya variasiminatdan
kesempatanuntukbelajardan bertumbuh,jikatidak,
kekecewaanlahyangmungkintimbul.
5.Hubungankerja hubungankerjayangburukakanmenyebabkan
kekecewaan dan mengakibatkan ketidakhadiran serta
manambah tingkatperputaranpegawai
6. Kinerjajikamanusiamerasatidakcukupdanhatinyatidakberadadi
pekerjaannya,makasecaramoralmerekaakanmenderita,olehkaren
a itu mereka harus diberi petunjuk yang jelas tentang apa
yang
diharapkandarimerekadandiberikanjugapelatihanyangperlu.
7. Perjanjian jikamanusia tidak merasa bertanggung jawab
terhadap organisasi,maka
merekaakanmencarikesibukansendiri.Adalahtugas manajer
untukmenjelaskan tujuan organisasi dan berusaha
mendapatkanrasatanggungjawabmereka.
8. Promosidanseleksiyangburukmengangkat seseorangyangtidak
siap untuksuatupekerjaanakanmenyebabkantingginyatingkat
20
perputarankaryawan.
9. Harapanjikaadapengharapan akankemajuandidalamorganisasi
atau tersedianya imbalan, namun kemudian tidak terpenuhi,
akan
munculketidakpuasandanmenambahtingkatperputarankaryawa
n.
10.Supervisidanmanajemenyangtidakefektif.
D. StrategiRetensiKaryawan
TorringtondalamAtiCahayani(2009)mengatakan,ada5 macamstrategi
retensikaryawan,yaitukompensasi,pemenuhanharapan,induksi,praktikSD
M yang memperhatikan keluarga karyawan, serta pelatihan dan
pengembangan. Kelimahalitutidakserta-mertabisamempertahankan
karyawan.Adasejumlah
hallainyangperludiperhatikan,terkaitdenganstrategiretensikaryawan.
Strategi retensi pertama adalah kompensasi. Kompensasi
dimasukkan sebagai strategi retensi pertama, karena hal ini sering kali
dianggap sebagai pemicu utama ketidakpuasan karyawan yang pada
akhirnya menyebabkan ketiadaan loyalitas. Di dalamTeori Dua Faktor
oleh Hertzberg, kompensasi
adalahsalahsatufaktorhigiene(Gibsonetal,2003,h.132dalamAtiCahayani,
2009).Bila organisasitidakbisa
memenuhifaktorhigiene,karyawanmerasatidak puas.Bila
merekamerasatidak puas,merekamungkintidakbekerjaseperti
seharusnya,danpadaakhirnya,kitasulitmengharapkanloyalitasmereka.Teta
pi
bilakompensasiyangditerimasudahsesuaidengankebutuhankaryawan,mak
a yang
terjadihanyalahpemeliharaantingkatkepuasan,bukankepuasanyang
meningkat pesat.
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa upah yang baik
21
hanyabisamempertahankan karyawan
bilaadafaktorlainyangjugamembuat merekasenang.Contoh,
selainmendapat upahyangbaik,karyawan akansetia pada
perusahaanbilamerekamemilikilingkungankerja yangmenyenangkanserta
diberi kesempatan untuk mewujudkan aktualitasi diri mereka.
Berdasarkan informasi sejumlah informan, alasan mereka atau bawahan
atau rekan kerja mereka keluar dari tempat kerja mereka sebagian besar
lebih disebabkan oleh faktorlingkungankerjadan
ketiadaanharapanuntukpromosi(dead-endcarrier). Jadi, selainmasalah
kompensasi, perusahaan harus mampu untuk memenuhi
harapankaryawan.
Karyawan masuk kedalamorganisasi dengan sejumlah harapan,
antara lain harapan untuk mendapat promosi, harapan untuk bekerja
dengan tenang, harapan untuk mendapat imbalan yang sesuai
dengan tenaga yang telah
dicurahkan.Pemenuhanharapankaryawansebenarnyatermasukdi
dalamkontrak psikologis.Menurut Armstrong(2000) dalam AtiCahayani
(2009), darisudut pandangkaryawan,kontrakpsikologismencakup:
1. Kepercayaan terhadapmanajemen organisasi untuk memenuhi janji
merekadalammenyampaikankesepakatan;
2. Bagaimanamerekadiperlakukansecaraadildankonsisten;
3. Cakupanuntukmenunjukkankompetensi;
4. Harapankarierdanpeluanguntukmengembangkanketerampilan;
5. Keterlibatandanpengaruh
Strategiketigaadalahinduksi.Induksiterkait denganmasa orientasi
karyawan baru. Ada sejumlah tujuan induksi, yaitu membantu karyawan
baruuntukmenyesuaikan
emosinyadengantempatkerjabaru,menjadiwadahuntuk menyampaikan
informasi dasar tentang organisasi, dan menyampaikan aspek
kulturalyangdimilikiperusahaan,sepertikebiasaanyangadadi
perusahaanitu (Torringtonetal.,2003,h.219dalamAtiCahyani,2009).
22
Strategiretensikeempatadalah praktikSDM yang
memerhatikankeluarga karyawan.Contoh,bila seorangkaryawanyang
sudahberkeluargaakandipindahtugaskan,pihakperusahaanharusmempert
imbangkannasib keluargainti
karyawantersebut.Satusolusiyangbaikadalah,saat
menugaskankaryawanyang
sudahberkeluargakeluarkota,pihakperusahaanharusmemikirkan
akomodasibagikeluarga karyawan tersebut, setidaknya membantu
mencarikan akomodasi bagikeluargakaryawanitu.
Strategiretensikelimaadalahdalambidangpelatihandan
pengembangan
karyawan.Penugasanuntukmengikutipelatihandanpengembangan
yangtidak adilpunbisamengurangi loyalitas karyawan. Perusahaan
harusmenyampaikan alasanyangmasukakaldan transparansaat
akanmengirimkaryawanmengikuti pelatihandanpengembangan.
Tanpatransparansi,akantimbulkecurigaan.Rasa curigabisa
memicukonflik,menghasilkansituasikerjayangtidaksehat,dan pada
akhirnyamengurangiloyalitaskaryawan.
Saran Chusway(1996) untuk mengurangi tingkat perputaran
pegawai adalahprosesperencanaanharusmemperhitungkanrencana-
rencanaterhadap:
1. suplaiSDM;
2. organisasidanstruktur;
3. rekrutmendanmempertahankankepemilikan(terhadappegawai);
4. penggunaandanfleksibilitaspegawai;
5. pelatihandanpengembangan;
6. komunikasi;
7. manajemenkinerja;
8. upah
23
Ada beberapa hal yang mendasar, yang menjadikan Employee
Retention sangatlah penting dan mendesak, terutama pada industri
pelayanan seperti rumah sakit,yakni tingginya biaya yang harus
dikeluarkan jika tingkat perputaran pegawai(employee turnover)
meningkat. Hal ini disebabkan antara lain: tingginya biayarekrutmen
pegawai, tingginya biaya yang dikeluarkan dalam pendidikan dan
pelatihanpegawai, menurunnya pendapatan yang disebabkan oleh
menurunnya produktivitas(rata-rata pegawai baru hanya berproduktivitas
sekitar 25%-50% pada tiga bulanpertama). Hal ini sangatlah berpengaruh
terhadap kinerja rumah sakit secarakeseluruhan. Oleh karena itu
dibutuhkan program Employee Retention yang tepat danberkelanjutan,
karena jika suatu organisasi tidak dapat mempertahankan
karyawannyayang ditandai dengan meningkatnya employee turnover,
maka hal ini merupakan suatusinyal bahwa perusahaan/organisasi
tersebut memiliki manajemen/ pengelolaan yangburuk dan perencanaan
yang tidak matang dalam hal SDM.
Ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mengembangkan strategipengelolaan sumber daya manusia di rumah
sakit. Rumah sakit membutuhkan pengelolaan sumber daya manusia
yang efektif yang mampu memberikan danmengembangkan kualitas dan
kenyamanan pelayanan. Pengelolaan sumber dayamanusia yang efektif
dapat membuat karyawan dalam kondisi yang baik, kepuasankerja yang
tinggi, tingkat tidak masuk kerja (absenteeism) dan turnover yang
rendah,mendapatkan keuntungan finansial (menurunkan biaya,
meningkatkan produktivitas)dan kualitas pelayanan yang baik terhadap
pasien dengan tingkat kepuasan pasien yangtinggi. Strategi sumber daya
manuia yang efektif akan menjadi sukses poin bagi rumahsakit (Jamal &
Tchaghchagian). Tantangan paling berat bagi pengelolaan sumber
dayamanusia khususnya di rumah sakit ialah kebijakan mengenai proses
penundaanrekrutmen pegawai dan Employee Retention, pengelolaan
sumber daya manusia yangsentralistik dan parsial, insentif karyawan
24
yang kurang.
Program Employee Retention yang buruk akan meningkatkan niat
untuk pindah (Turnover Intention), jika karyawan mendapatkan apa yang
mereka inginkan maka haltersebut akan meningkatkan kinerja dan
sebaliknya, jika pelaksanaan program EmployeeRetention mempunyai
pesan yang salah diterima oleh karyawan maka penelitiberpendapat akan
meningkatkan turnover intention para karyawan, turnover
intentionmerupakan niat dari individu untuk keluar dari perusahaan
dalam hal ini rumah sakitsecara sukarela menurut pilihannya sendiri.
Dengan semakin banyaknya rumah sakitrumah sakit swasta yang
bermunculan, kebutuhan akan tenaga medis yang tinggi,terutama di
daerah pedesaan, keterbatasan tenaga medis professional yang terlatih
danberpengalaman yang ada saat ini, meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnyamenjaga kesehatan, meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatanyang memadai dan
komprehensif, sebagai wujud dari meningkatnya kesejahteraan
danpendidikan masyarakat, hal ini menyebabkan daya saing tenaga
medis yang professionalsemakin meningkat. Hal ini pula yang
menyebabkan akan lebih sulit untuk menahanseseorang dalam suatu
orgasisasi/perusahaan jika ada organisasi/perusahaan yang dalamhal ini
rumah sakit lain menawarkan paket kesejahteraan yang lebih baik.
Turnoverintention akan meningkat jika karyawan melihat bahwa program
retensi yang sedangdijalankan tidak tepat sasaran atau buruk.
Pemeliharaan karyawan atau Employee Retention yang buruk dan
tidak tepatsasaran akan memperburuk keadaan para karyawan yang
pada akhirnya akanmenyebabkan menurunnya kepuasan kerja
karyawan. Penurunan kepuasan kerjamerupakan sebuah sikap yang
ditunjukkan oleh setiap individu yang disebabkan aspk- aspekyang tidak
terpenuhi atau tidak seperti yang mereka harapkan seperti upah,peluang
untuk dipromosikan, kondisi kerja, hubungan dengan atasan, dan
hubungandengan sejawat.Aspek psikologis yang muncul karena
25
penurunan kepuasan kerjatersebut adalah menurunnya komitmen dari
setiap individu untuk bekerja dengansepenuh hati dalam memberikan
kontribusi bagi tercapainya tujuan perusahaan.Konsekuensi yang muncul
dari penurunan kepuasan kerja dan penurunan komitmenadalah aspek
nonpsiklogis berupa perilaku yang diwujudkan oleh karyawan
denganadanya keinginan untuk keluar atau meninggalkan perusahaan
atau intensi turnover(Wening, 2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya untuk mempertahankan karyawan telah menjadi persoalan
utama dalambanyak organisasi.Oleh karena itu sangatlah penting
organisasi mengakui bahwa retensikaryawan merupakan perhatian SDM
yang berkelanjutan dan tanggung jawab signifikan bagi semua supervisor
dan manajer.Employee Retention atau pemeliharaan adalah usaha
mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap
karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
B. Saran
26
Mengelola karyawan yang mempunyai potensi bagi perusahaan
adalah suatu keharusan karena akan menjadikan keuntungan bagi
perusahaan di masa mendatang, Employee Retention harusnya
dilaksanakan semenjak proses rekrutmen karyawan. Dengan melakukan
seleksi karyawan yang tepat sesuai dengan kebutuhan kerja, serta
melakukan rekrutmen karyawan yang mempunyai skill/kemampuan yang
memang dibutuhkan oleh perusahaan.
27