Disusun oleh :
GITA PUSPITASARI
220112170022
1. Definisi
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2,
nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi
yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan
zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Anemia defisiensi
zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh,
sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum dan jumlah
jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total meninggi dan cadangan besi
dalam sumsum tulang serta tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama
2
2. Faktor Resiko
a. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil
berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang
b. Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko
1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi
pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial,
ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat
sebagainya.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui
resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS). Pengukuran
3
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi dalam
jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk
tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK
adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA<23.5 cm. Deteksi KEK
protein dalam intake makanan sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan
kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu
2003).
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh
agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar
Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang
cacing tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004). Ibu yang sedang hamil
bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui
saat kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan.
4
Pada kondisi terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan
e. Jarak kehamilan
dengan prioritas 1 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata
kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko
terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih.
f. Pendidikan
dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat
rendah.
5
3. Etiologi
Secara umum ada tiga penyebab anemia pada ibu hamil yaitu:
Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian anemia karena wanita
tidak mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorbsi Fe ke dalam tubuh tidak
terjadinya anemia.
gizi yaitu 26 mikogram/hari. Secara rata-rata wanita mengonsumsi 6,5g per hari
melalui diet makanan. Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi dari konsumsi
makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur dan lain-lain), tetapi
dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Variasi ini disababkan oleh perubahan
bagi tubuh, tipe Fe yang dikonsumsi. Jenis Fe yang dikonsumsi jauh lebih penting
daripada jumlah Fe yang dimakan. Heme iron dari Hb dan mioglobin hewan lebih
mudah dicerna. Non heme iron yang membentuk 90% Fe dari makanan non
Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah
yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa
6
kehamilan dan menyusui. Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk
bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah kuku menjadi rapuh dan
menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok, gejala seperti ini disebut koilorika.
Selain itu, anemia jenis ini juga mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin,
dinama hal ini karena adanya peradangan pada sudut mulut dan nyeri pada saat
menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang paling sering dijumpai yaitu cepat
lelah, sering pusing, mata berkunangkunang , malaise, lidah luka, nafsu makan
turun, konsentrasi hilang dan nafas pendek jika sudah parah. Bila kadar Hb <
7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang
digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO
a. Normal : 11 gr/dl
7
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat
dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal. Anemia
adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau
kadar
8
5. Pathway Anemia pada ibu hamil
9
6. Klasifikasi
diklasifikasikan menjadi:
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi
dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi
untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk
Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan
(2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram sehari, baik per os
maupun parenteral.
10
c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak %
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan viamin
B12. Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya
ialah memberikan makanan yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam
Dampak Anemia Pada Ibu Hamil dan Janin Akibat yang akan terjadi pada
congenital,
gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan
11
dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu
saat mengedan untuk melahirkan bayi (Smith et al., 2012). Bahaya anemia pada
Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat
atonia uteri
Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
8. Penatalaksanaan
Terapi oral
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang
12
menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan
tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi
cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya
4. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
5. Therapi parenteral Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi
1. Pencegahan Primer
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Promosi kesehatan,
dalam pencegahan primer. Dalam hal ini pencegahan primer ditujukan kepada ibu
hamil yang belum anemia. Tujuan pencegahan ini untuk mencegah atau menunda
13
terjadinya kasus baru penyakit dan memodifikasi faktor risiko atau mencegah
a. Edukasi (Penyuluhan)
education berupa dorongan agar ibu hamil mengkonsumsi bahan makanan yang
tinggi Fe dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah minimal selama 90
hari. Edukasi tidak hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum
itu, petugas kesehatan juga dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber
berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan.31
berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya. Banyak faktor yang
keseimbangan ini bervariasi antara satu wanita dengan yang lainnya tergantung
pada riwayat reproduksi. Jika kebutuhan Fe tidak cukup terpenuhi dari diet
makanan, dapat ditambah dengan suplemen Fe terutama bagi wanita hamil dan
14
masa nifas. Suplemen besi dosis rendah (30mg/hari) sudah mulai diberikan sejak
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat
fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari
2. Pencegahan Sekunder
hal ini pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada ibu
hamil yang sudah mengalami gejala-gejala anemia atau tahap pathogenesis yaitu
mulai pada fase asimtomatis sampai fase klinis atau timbulnya gejala penyakit
atau gangguan kesehatan. Pada pencegahan sekunder, yang dapat dilakukan oleh
mendeteksi apakah ibu hamil anemia atau tidak, jika anemia, apakah ibu
15
hamil masuk dalam anemia ringan, sedang, atau berat. Selain itu, juga
sesuai dengan hasil tersebut. Jika anemia berat ( Hb < 9 g/dl) dan Hct
pertolongan medis.
b. Pemberian terapi dan Tablet Fe, Jika ibu hamil terkena anemia, maka
3. Pencegahan Tersier
sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Dalam hal ini pencegahan tersier
ditujukan kepada ibu hamil yang mengalami anemia yang cukup parah dilakukan
16
b. mengeliminasi faktor risiko seperti intake nutrisi yang tidak adekuat
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Riwayat penyakit hepatic, alergi obat, alergi makanan, plester dan larutan.
3. Pengkajian Dasar
kepala
4. Pemeriksaan Penunjang
17
a. Pemeriksaan darah lengkap : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
g. Tes stress kontraksi atau tes nonstress, untuk mengkaji respon janin
mengenai anemia
18
19
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Hasil Intervensi Rasional
1 Ketidakefektifan perfusi Setelah diberikan 1. Perhatikan status fisiologis 1. kejadian perdarahan potensial
jaringan perifer b.d asuhan keperawatan ibu, status sirkulasi dan merusak hasil kehamilan,
penurunan suplai O2 ke selama. ..x24 volume darah. kemungkinan menyebabkan
jaringan jam,perfusi ke 2. Auskultasi dan laporkan DJJ, hipovolemia atau hipoksia
jaringan/ke sel efektif catat bradikardi, atau uteroplasenta.
dengan kriteria hasil : takikardi. Catat perubahan 2. mengkaji berlanjutnya hipoksia
Tidak terdapat pada aktivitas janin (hipoaktif janin. Pada awalnya janin
perubahan istik kulit atau hiperaktif). berespon pada penurunan kadar
(rambut, kuku, 3. Anjurkan tirah baring pada oksigen dengan takikardia dan
kelembaban) posisi miring kiri peningkatan gerakan. Bila tetap
Tidak terdapat 4. Kolaborasi pemberian deficit, bradikardia dan
kebiruan pada kulit Oksigen sesuai kebutuhan penurunan aktivitas terjadi.
CRT dalam batas 5. Kolaborasi pemberian terapi 3. menghilangkan tekanan vena
normal (kembali tablet besi kava inferior dan meningkatkan
dalam kurun waktu 6. Kolaborasi pemberian sirkulasi plasenta atau janin dan
kurang dari 2 detik) transfusi pertukaran oksigen.
4. meningkatkan ketersediaan
oksigen untuk ambilan
janin.sehingga kapasitas oksigen
yang dibawa janjin meningkat.
5. Suplementasi tablet besi
diberikan untuk memenuhi
kebutuhan Fe
6. mempertahankan volume
sirkulasi yang adekuat untuk
20
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Hasil Intervensi Rasional
transport oksigen. Bila
penyimpanan oksigen menetap,
janin kehabisan tenaga untuk
melakukan mekanisme koping,
dan kemungkinan SSP rusak /
janin meninggal.
2 Ketidakseimbangan nutrisi setelah dilakukan 1. Tentukan keadekuatan 1. kesejahteraan janin dan ibu
kurang dari kebutuhan asuhan keperawatan kebiasaan asupan mutrisi tergantung pada nutrisi ibu
tubuh berhubungan dengan selama. ...x.... jam dulu/sekarang selama 24 jam. selama kehamilan.
diharapkan kebutuhan 2. Berikan informasi 2. Menambah pengetahuan klien
mual, muntah
nutrisi klien terpenuhi tertulis/verbal yang tepat dalam memperbaiki pola makan
dengan kriteria hasil: tentang diet prenatal dan 3. ketidak adekuatan penambahan
Berat badan klien suplemen vitamin/zat besi berat badan pranatal dan/atau di
dalam batas normal. setiap hari. bawah berat badan normal masa
Klien tidak 3. Timbang berat badan klien; kehamilan, meningkatkan risiko
mengalami mual- Berikan informasi tentang reetardasi pertumbuhan
muntah penambahan pranatal yang intrauterin (IUGR) pada janin
Klien tidak optimum. dengan berat badan lahir rendah.
menunjukkan 4. Kaji ulang mual/muntah Penelitian menemukan adanya
penurunan nafsu 5. Pantau kadar hemoglobin hubungan positif antara
makan (Hb)/hematokrit (Ht). kegemukan ibu pregravid dan
6. Kolaborasi pada ahli gizi peningkatan angka morbiditas
terkait diet yang cocok bagi perinatal berkenaan dengan
klien kelahiran preterm
7. Lakukan pemasangan kateter. 4. mual/muntah trimester pertama
dapat berdampak negatif pada
21
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Hasil Intervensi Rasional
status nutrisi pranatal, khususnya
pada periode kritis
perkembangan janin.
5. mengidentifikasi adanya anemia
dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu.
Klien dengan kadar Hb kurang
dari 12 g/dL atau kadar Ht
kurang atau sama dengan 37 %
dipertimbangkan anemia pada
trimester pertama. Membantu
mengurangi nyeri, meningkatkan
kenyamanan klien.
6. Menentukan kebutuhan kalori,
jumlah dan nutrisi yang
diperlukan oleh ibu hamil
3 Intoleransi aktivitas Tujuan : Setelah 1. Kaji kemampuan klien dalam 1. Untuk menentukan intervensi
berhubungan dengan diberikan asuhan beraktifitas : apa saja yang selanjutnya
ketidakseimbangan antara keperawatan selama. masih ditoleransi 2. Tindakan ini ditujukan untuk
..x24 jam diharapkan 2. Jelaskan alasan perlunya tirah mempertahankan janin jauh dari
kebutuhan dan suplai
pasien dapat baring, penggunaan posisi serviks dan meningkatkan perfusi
oksigen beraktivitas dengan rekumben lateral kiri/miring, uterus. Tirah baring dapat
baik. Kriteria hasil : dan penurunan aktivitas. menurunkan peka rangsang
Nadi dan tekanan 3. Pantau TTV dan tekanan uterus.
darah dalam batas hemodinamik, sebelum dan 3. Hipotensi, takikardia, dan
normal (nadi 60- sesudah aktifitas. penurunan tekanan hemodinamik
22
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Hasil Intervensi Rasional
100x/menit; TD 4. Berikan aktivitas pengalihan, menunjukkan tingkat toleransi
90/60-140/90 seperti membaca, terhadap aktifitas
mmHg) mendengarkan radio, dan 4. Membantu klien dalam koping
Pasien tidak menonton televisi, atau dengan penurunan aktivitas.
mengeluh lemah kunjungan dengan teman yang
dan lelah dipilih atau keluarga.
4 Risiko cedera terhadap janin Tujuan: Setelah 1. Perhatikan kondisi ibu yang 1. Faktor yang mempengaruhi atau
dilakukan asuhan berdampak pada sirkulasi menurunkan sirkulasi/oksigenasi
keperawatan janin. ibu mempunyai dampak yang
selama..x24jam 2. Ajari ibu untuk mengobservasi sama pada kadar oksigen
diharapkan risiko gerakan janin janin/plasenta. Janin yang tidak
cedera pada janin dapat 3. Pantau DJJ secara berkala mendapatkan cukup oksigen
tertanggulangi, dengan 4. Lakukan pemeriksaan leofold untuk kebutuhan metabolisme
kriteria hasil : untuk mengetahui keadaan anaerob yang menghasilkan asam
Denyut jantung bayi janin terutama mengukur laktat yang menimbulkan kondisi
dalam batas normal tinggi fundus. asidosis.
(120-160 x/menit) 2. secara normalnya dalam
USG tidak kandungan janin bergerak dan
menunjukan tanda- merupakan tanda yang sehat pada
tanda abnormalitas janin. Jika janin tidak bergerak
Tinggi fundus arteri perlu diwaspai terjadi cedera
sesuai umur pada janin akibat kekurangan
kehamilan nutrisi.
3. hipoksia ibu, khusus pada
trimester ketiga dapat
mengakibatkan kelainan SSP
23
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Hasil Intervensi Rasional
janin. Krisis berulang
mempredisposisikan klien dan
janin pada peningkatan mortalitas
dan laju morbiditas
4. tinggi fundus sesuai usia
kehamilan merupakan satu tanda
bahwa pertumbuhan janin dalam
kandungan ibu tidak mengalami
gangguan.
5. Aktivitas betahap dapat
dilakukan klien sesuai keinginan,
memberikan rasa tenang dan
aman pada klien.
9 Kurang pengetahuan b.d. Setelah diberikan 1. Kaji kesiapan dan motivasi 1. Pendidikan ksesehatan diberikan
kurang informasi mengenai asuhan keperawatan klien untuk belajar. untuk membantu meningkatkan
penyakit selama. ..x24 jam 2. Libatkan orang terdekat dalam kemampuan ibu dalam perawatan
diharapkan proses belajar-mengajar. diri.
pengetahuan pasien 3. Memberikan pendkes tentang 2. Dukungan dari orang terdekat
mengenai anemia penyebab anemia, tanda dan dapat membantu menghilangkan
menjadi adekuat. gejala anemia, ansietas yang nantinya
Kriteria hasil : penatalaksanaan anemia menguatkan prinsip-prinsip
Dapat menjelaskan 4. Anjurkan pemberian intake belajar dan mengajar.
kembali mengenai yang adekuat, banyak nutrisi 3. Meningkatkan pengetahuan klien
pengertian anemia untuk kebutuhan ibu dan janin. terhadap penyakitnya
Dapat mengikuti
instruksi dan
24
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Hasil Intervensi Rasional
prosedur perawatan 4. Intake nutrisi yang adekuat dapat
Dapat menunjukkan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu
prilaku kesehatan dan janin terutama zat besi, asam
yang positif untuk folat, vit. B 12, dll. Dan berikan
menanggulangi informasi kepada pasien tentang
anemia dampak obat-obatan terutama SF
yang dapat menyebabkan mual
dan muntah oleh karena itu
ajarkan cara memakan obat
dengan benar misalnya
mengkonsumsi buah-buahan
yang mengandung vitamin C
untuk membantu mempercepat
reabsorpsi obat dan
menganjurkan pasien untuk tidak
meminum kopi atau teh selama
meminum obat karena akan
memperlambat reabsorpsi obat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak, Irene M. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi
VIII, Philadelphia, Lippincot Company, USA
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi :
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi
II, EGC, Jakarta.
Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-
2002,Philadelphia,USA.
Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Mc Closky & Bulechek. 2005. Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America: Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Pitriani, Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(ASKEB III). Yogyakarta: Deepublish
Wong, D.L., Perry, S.E., Hockenberry, M.J. 2002. Maternal Child Nursing Care.
Second Edition. USA : Mosby.Inc
26