Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di

universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia

(2008), Definisi mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah, mereka yang terdaftar

sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin,

2008).

Dalam pengertian umum, stres terjadi jika seseorang dihadapkan

dengan suatu peristiwa yang dirasakan sebagai sesuatu yang mengancam

kesehatan fisik atau psikologisnya. Peristiwa yang mengancam tersebut

disebut sebagai stresor dan reaksi orang terhadap peristiwa tersebut disebut

respon stres (Atkinson, dkk. 1987)

Definisi lain berasal dari S Lazarus (dalam Christian M, dkk, 2005: 4)

yang berbunyi stress is a condition or feeling experienced when a person

perceives that demand exceed the personal and social resources the individual

is able to mobilize (Stres adalah situasi dan perasaan yang dialami ketika

seseorang merasakan adanya tuntutan yang melebihi daya kemampuan pribadi

dan sosial yang bisa dia kerahkan). Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa

stres terjadi ketika ada tekanan di luar kemampuan kita.

Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2013 di Provinsi Jawa Timur

didapatkan prevalensi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mencapai

0,22%, kejadian pasung 14,3%, dan Orang Dengan Masalah Kejiwaan

1
2

(ODMK) sebesar 6,5%. Sementara penderita lainnya mengalami depresi, stres,

dan tingkatan lain yang masih bisa disembuhkan melalui perlakuan khusus.

(Tempo Interaktif, 2011). Berdasarkan penelitian oleh Mayoral (2006)

melakukan penelitian terhadap 334 responden mahasiswa yang sedang dan

tidak sedang skripsi. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa mahasiswa yang

sedang skripsi lebih mengalami stres yaitu sebanyak 46,48% responden.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah di Universitas Kadiri

pada tahun 2015 bahwa tingkat stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa

semester VIII program studi bidan pendidik (D.IV) masih tinggi. Hal ini

menunjukan dari 20 mahasiswa seluruhnya mengatakan mengalami stres dari

wawancara diperoleh hasil pengukuran tingkat stres menggunakan Depression

Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42), 12 mahasiswa (60%) dalam kategori stres

ringan dimana mereka goyah, lemas, sulit untuk bersantai, merasa lega jika

situasi berakhir. 5 mahasiswa (25%) dalam kategori stres sedang, dimana

cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi, menemukan diri saya mudah

kesal, merasa sulit untuk beristirahat, merasa lelah, sulit untuk tenang setelah

sesuatu membuat saya kesal, menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan

dan sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang

dilakukan. Mudah tersinggung, gelisah, 3 mahasiswa (15%) dalam kategori

stres berat dikarenakan dimana stres yang dihadapi mahasiswa seperti

kesulitan dalam mencari tema, sampel, kesulitan mendapatkan referensi,

keterbatasan waktu penelitian, proses revisi yang berulang-ulang, dan alat

ukur skripsi.
3

Hasil survei pandahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri pada tanggal 01 November tahun 2016

menunjukan bahwa tingkat stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa

semester VII A, dari 10 mahasiswa (70%) mengalami stres dari kuesioner

diperoleh hasil pengukuran tingkat stres menggunakan Depression Anxiety

Stres Scale 42 (DASS 42), 4 mahasiswa (40%) dalam kategori stres ringan. 2

mahasiswa (20%) dalam kategori stres sedang, 1 mahasiswa (10%) dalam

kategori stres berat. Hal ini menunjukan bahwa tingkat stres mahasiswa dalam

menyusun skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri

masih tinggi.

Penyebab stres adalah segala situasi atau pemicu yang menyebabkan

individu merasa tertekan atau terancam. Stresor yang sama akan dinilai

berbeda oleh setiap individu. Penilaian individu terhadap stresor akan

mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan tindakan pencegahan

terhadap stresor yang membuat stres (Safaria & Saputra, 2009; Rawlins,

1993). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi ayu swanly

pada tahun (2013) menunjukan 8 dari 10 mahasiswa mengalami stres, stresor

atau memicu stres adalah sulitnya menyusun judul, sulit bertemu pembimbing,

perbedaan pendapat antar pembimbing dan belum memahami metodologi

penelitian dengan baik.

Dampak stres yang tidak tertangani akan menyebabkan gangguan

kesehatan, daya tahan tubuh menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan

terasa lesu, lemah dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain

menunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan


4

alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih serta

bersiko (Rahmadhani, 2012).

Upaya untuk mengatasi stres yang dialami oleh mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi meditasi, aromaterapi, bermain game, mendengarkan musik,

berpikir positif, tertawa. Tertawa adalah obat alami bagi tubuh, tawa

memperkuat daya tahan tubuh, melepaskan ketegangan pada tubuh dengan

menurunkan level hormon stres, kortisol, dan adrenalin. Tertawa akan

merelakskan otot-otot yang tegang. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah

sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Jadi bisa dikatakan

bahwa tertawa merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang

dinamis dalam waktu singkat (Taringan 2009; Plutchik, 2002.; Brighterlife,

2014).

Kelebihan terapi tertawa adalah, antara lain (Ariana, 2006) : 1. Terapi

tertawa merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak peralatan. Atau

tidak menggunakan peralatan sama sekali, 2. Terapi tertawa tidak memiliki

batasan ruang dan waktu dalam pelaksanaannya. Ini dapat diterapkan di kelas,

maupun ruangan terbuka dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, 3.

Terapi tertawa tidak menuntut kehadiran seorang terapis profesional dan dapat

diterapkan secara mandiri oleh individu atau kelompok yang meninginkannya,

4. Terapi tertawa dapat dilakukan dalam kelompok maupun individual.

Namun, untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, biasanya cenderung

dilakukan dalam kelompok.


5

Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul efektivitas terapi tertawa terhadap tingkat stres pada

mahasiswa yang menyusun skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Kadiri Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan permasalahan penelitian

yaitu apakah terapi tertawa efektif terhadap tingat stres pada mahasiswa yang

menyusun skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri

Tahun 2017 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas terapi tertawa terhadap tingkat stres pada

mahasiswa yang menyusun skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Kadiri Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat stres sebelum diberi terapi tertawa pada

mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri

Tahun 2017 pada kelompok perlakuan.

2. Mengidentifikasi tingkat stres sebelum pada mahasiswa di Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri Tahun 2017 pada kelompok

kontrol.
6

3. Mengidentifikasi tingkat stres sesudah diberi terapi tertawa pada

mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri

Tahun 2017 pada kelompok perlakuan.

4. Mengidentifikasi tingkat stres sesudah pada mahasiswa di Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri Tahun 2017 pada kelompok

kontrol.

5. Menganalisis tingkat stres sebelum dan sesudah diberi terapi tertawa

pada mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri

Tahun 2017 pada kelompok perlakuan.

6. Menganalisis tingkat stres sebelum dan sesudah pada mahasiswa di

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri Tahun 2017 pada

kelompok kontrol.

7. Menganalisis efektivitas terapi tertawa terhadap tingkat stres pada

mahasiswa yang menyusun skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Kadiri Tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara ilmiah penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan. Sebagai

tambahan informasi tentang efektivitas terapi tertawa terhadap tingkat stres

pada mahasiwa Program Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Kadiri

Tahun 2017.
7

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Responden

Diharapkan mahasiswa dapat mempraktekkan terapi tertawa kapan

saja dan dimana saja. Sehingga jika sewaktu-waktu mahasiswa megalami

stres, mahasiswa dapat melakukannya secara mandiri.

1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menambah pengetahuan

mahasiswa dan menjadi referensi bacaan ilmiah untuk peneliti selanjutnya

yang sejenis khususnya terapi tertawa.

1.4.2.3 Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti yang kemudian dapat diterapkan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai