Anda di halaman 1dari 7

CLUB PROLANIS

PUSKESMAS PASAR
BARU TANGERANG

2017
A. Penyakit Jantung

1. Pengertian Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung mengalami kerusakan akibat
penumpukan lemak atau kolesterol di pembuluh darah jantung. Akibatnya, jantung mengeras dan
menyempit sehingga menyumbat aliran darah sehingga jantung tidak mendapat oksigen dan makanan
yang diperlukan untuk berfungsi secara normal.

2. Tanda dan Gejala

1. Nyeri dada sebelah kiri saat beraktivitas


2. Pusing dan sakit kepala
3. Sesak nafas
4. Kehilangan kesadaran

3. Siapa saja yang bisa terkena penyakit jantung?

1. Lansia
Semakin tua usia seseorang maka kekenyalan pembuluh darah pun juga akan berkurang.

2. Perokok

Bahan dalam asap rokok yang membahayakan kesehatan jantung adalah nikotin dan karbon. Tiap
batang rokok yang dibakar akan menghasilkan 3-6% karbonmonoksida dan sekitar 0,5 mg nikotin. Kadar
karbon dalam darah seorang perokok dapat mencapai 5%. Keadaan ini akan menyebabkan penebalan
dinding pebuluh darah. Akibatnya perokok memiliki risiko 3x lebih besar terkena penyakit jantung
dibandingkan denganorang yang tidak merokok (Wiryowidagdo, 2002)

3. Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi

Timbunan lemak jahat atau biasa disebut dengan kolesterol yang terlalu tinggi akan menumpuk pada
dinding pembuluh darah dan akan membentuk plak. Hal ini membuat pembuluh darah menjadi lebih
sempit sehingga menghambat aliran darah ke otot jantung yang mengganggu kerja jantung.

4. Orang dengan hipertensi/ tekanan darah tinggi

Tkanan darah yang tinggi akan menyebabkan tumpukan plak pada dinding pembuluh darah terlepas
sehingga akan menyumbat daerah pembuluh darah yang lebih sempit. Jika plak menyumbat pembuluh
darah pada jantung akan menyebabkan menurunnya atau bahkan terhentinya suplai oksigen dan nutrisi
ke bagian organ jantung sehingga akan terjadi penyakit jantung.

5. Penderita Diabetes Mellitus atau kencing manis

Penderita diabetes saat kadar gula arah tinggi akan menyebabkan pengerasan dan kekakuan pada
pembuluh darah. Pada kondisi lebih parah pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi untuk
tubuh akan mati.

6. Obesitas/ kegemukan

Pada orang obesitas, beban kerja jantung bertambah untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.

7. Orang dengan stressor tinggi/ sering stress

8. Kurang berolahraga

9. Memiliki riwayat keturunan penyakit jantung

Hal ini bergantung pada gen yang diwariskan dari orang tua yang rentan terkena kolesterol tinggi,
tekanan darah tinggi, ataupun diabetes. Selain itu kesamaan gaya hidup juga menentukan, misalnya
gaya hidup merokok dan gemar makan makanan tinggi lemak.

3. Penanganan awal
Hal yang harus dilakukan orang awam jika menemukan orang yang mengalami serangan penyakit
jantung sampai di bawa ke RS maka berikan pertolongan petama sebelum membawa ke rumah sakit
untuk mendapatkan penanganan medis. Pertolongan petama dikenal dengan sebutan CPR
(cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru). Hal ini hnya dilakukan untuk orang
yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Segeralah memanggil pertolongan dan membawa ke
rumah sakit untuk medapt petolongan medis (Hermawati, 2014).

B. Manajemen Pembatasan Cairan

1. Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan
dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk
kelebihan atau kekurangan.

2. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki
proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Secara keseluruhan,
kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan,
pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45%
dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam
tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria
karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria. Kebutuhan air
berdasarkan umur dan berat badan:
Jumlah air dalam 24 Fungsi ml/kg berat
Umur
jam badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50

Kebutuhan cairan manusia berdasarkan


usia
2400-2600 20-30
(Asmadi, 2008)

Dewasa
3. Manajemen Cairan

1. Prinsip Diet

Terapi gizi bagi pasien-pasien jantung, khususnya pada pasien gagal jantung harus berfokus pada
kesimbangan status cairan dan elektrolit.

1. Pemantauan kadar kalium, jika pasien mendapatkan terapi diuretik, pada hipokalemia,
kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium,
seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.
2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 gr natrium perhari (konsumsi garam
yang berlebihan dan menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala
edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung).
3. Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut:

a. Respon pasien terhadap pengobatan.


b. Kepatuhan terhadap pembatasan natrium.
c. Intensitas/progresivitas penyakit
d. Cairan: dibatasi, bila ada edema paru keseimbangan cairan harus negatif,
cairan yang masuk (infus & minuman/makanan) lebih sedikit dari pada cairan
yang keluar (Urine & IWL)
e. Vitamin, mineral & elektrolit

a. Natrium dibatasi: 1500 2000 mg/hari


b. Kalium: 2000 6000 mg/hari
c. Magnesium: 300 350 mg/hari

Pedoman praktis untuk pasien gagal jantung juga mendemonstrasikan untuk restriksi diet sodium.
Pembatasan konsumsi sodium 2-3 gram per hari direkomendasikan, berdasarkan konsensus ahli, untuk
pasien gagal jantung simtomatis dengan terapi medis optimal termasuk diuretik. Diet tinggi sodium
dikaitkan dengan keluaran pada populasi sehat, termasuk insiden hipertensi dan terkait dengan keluaran
stroke dan gagal jantung. The Dietary Reference Intake merekomendasikan sodium untuk dewasa sehat
(usia 14-50 tahun ) yaitu 1.5 gram/ hari dan intake terbanyak yang masih bisa ditoleransi sebesar 2.3
gram/ hari.

Pemantauan berat badan harian merupakan bagian yang penting dari manajemen diri- sendiri. Pasien
harus mengukur berat badan harian, pada jam dan alat ukur yang sama, dan merespon apabila terdapat
penambahan berat badan mendadak >2 kilogram dalam 3 hari. Tidak disarankan adanya restriksi cairan
rutin pada pasien stabil dengan gagal jantung ringan hingga sedang. Restriksi cairan sebesar 1,5-2
liter/hari dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala berat. Dari literatur disebutkan bahwa
kepatuhan terhadap pemantauan berat badan 6 dari 7 hari akan menurunkan angka hospitalisasi dan
kunjungan ke bagian emergensi terkait gagal jantung.

2. Tujuan

Asupan cairan harus dibatasi, tidak lebih dari 8 gelas per hari. Ini mencakup semua jenis cairan yang
diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika natrium darah berada pada tingkat yang
rendah, pasien mungkin harus secara drastis mengurangi asupan cairan agar tubuh dapat mengimbangi
kadar natrium darah.

Pembatasan asupan air pada penderita penyakit jantung sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya edema. Air yang masuk ke dalam tubuh dibuat seimbang dengan air yang keluar,
baik melalui urin maupun Insensible Water Lass. Dengan konsumsi bahwa air yang keluar melalui
Insensible Water Lass antara 500-800 ml/hari (sesuai dengan luas permukaan tubuh) maka air yang
masuk dianjurkan 500-800 ml ditambah jumlah urin. (Sudoyo dkk, 2006)

C. Manajemen Diet

Terapi nutrisi pada pasien jantung harus ditujukan kepada hal-hal berikut ini:

1. Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh, seperti daging merah, jeroan, otak sapi, kuning
telur, keju dan lain-lain.
2. Tingkatkan asupan serat seperti buah pir, pepaya, oatmeal, roti gandum untuk mengikat
kolesterol yang dihasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu sehingga
kolesterol tidak diserap kembali oleh usus. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih
seperti ayam kampung dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai
mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol).
3. Perbanyak minum air putih. Orang dengan sakit jantung harus banyak mengkonsumsi serat
dan air agar menghindari sembelit dan mengejan. Sebab, mengejan dapat berefek buruk. Jika
ada pembekuan darah, mengejan dapat menyebabkan bekuan darah lepas dan akhirnya
menyumbat pembuluh darah di jantung. Akibatnya peredaran darah ke jantung berhenti dan
memicu terjadinya serangan berulang pada jantung. Namun, tidak semua pasien dengan
penyakit jantung harus banyak minum, ada juga yang harus dibatasi minumnya karena ada
indikasi penumpukan cairan dalam tubuh seperti penumpukan cairan di paru ataupun
bengkak.
4. Tingkatkan konsumsi ikan, khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-3, paling
tidak 2-3kali seminggu.
5. Sering mengkonsumsi buah dan sayuran.
6. Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau dengan jelantah. Gunakan
minyak dalam jumlah sedikit sekali pakai. Kalau bisa pilih minyak tak jenuh tunggal seperti
minyak zaitun.
7. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yogurt non-fat dari pada susu fullcream.
8. Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dll untuk memepes ikan daripada
menggorengnya dengan mentega atau margarine.

D. Manajemen Aktivitas

Seringkali penderita jantung yang di rawat di rumah sakit dianjurkan agar lebih banyak melakukan
aktivitas di tempat tidur sehingga untuk urusan buang air kecil maupun buang air besar dilakukan juga di
tempat tidur. Tujuan pasien dianjurkan untuk melakukan aktivitasnya di tempat tidur adalah, dimana
dengan melakukan pemenuhan aktivitas ditempat tidur diharapkan pasien menghindari aktivitas berlebih.
Jika pasien melakukan aktivitas berlebih sementara jantung pasien dalam keadaan kurang baik maka
bisa berakibat jantung bekerja semakin keras dan akhirnya berakibat fatal. Aktivitas seperti mengangkat
beban, mandi bahkan berjalan merupakan aktivitas yang biasa bagi orang kebanyakan tapi aktivitas yang
terlihat mudah itu akan terlihat berbeda jika dilakukan pasien jantung. Jika pada orang kebanyakan
jantung dapat dengan mudah berkompensasi terhadap aktivitas yang dilakukan maka pada pasien
jantung (terjadi pembesaran jantung, kematian jaringan pada jantung, kelainan katub dan lain-lain) hal ini
susah untuk dilakukan karena kelainan pada jantung yang akan memaksa jantung untuk bekerja ektra
keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Aktivitas tadi akan membuat jantung penderita berdetak lebih
kencang yang mana detakan ini tidak dilakukan dengan sempurna sehingga kebutuhan oksigen yang
kaya akan nutrisi yang mengalir melalui darah akan menjadi berkurang atau terhambat ke jantung. Hal
inilah yang menyebabkan aktivitas berlebih mesti dihindari oleh pasien jantung karena bukan hanya nyeri
dada saja yang dirasakan, tapi bisa juga berujung kematian.
Setelah tahap pemulihan, untuk menjaga agar tubuh selalu dalam kondisi fit, olahraga yang teratur
memang sangat diperlukan. Aktivitas fisik ini tidak saja bermanfaat bagi yang sehat, tetapi juga bagi
mereka yang mempunyai masalah penyakit jantung. Tetapi khusus penderita sakit jantung, olahraga
dapat diibaratkan buah simalakama. Dilakukan salah, tidak dilakukan justru dapat berakibat lebih buruk.
Menurut spesialis bedah jantung, paru dan pembuluh darah dari MRCCC Siloam, Yanto Sandy Tjang,
bagi mereka yang sudah divonis sakit jantung, olahraga tetap harus dilakukan tetapi intensitasnya harus
dikurangi. Pasien juga harus memilih olahraga ringan untuk menghindari beban kerja jantung yang
terlalu berat. Dengan berolahraga 30 menit tiap hari dapat memperbaiki kesehatan jantung dan memberi
manfaat efektif bagi kesehatan, misalnya jalan pagi.

Anda mungkin juga menyukai