OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
2.1.Definisi
PT Nusantara Surya Sakti (NSS) adalah salah satu perusahaan yang memiliki
fokus usaha di bidang penjualan resmi sepeda motor Honda dan pelayanan perawatan
serta perbaikan sepeda motor Honda (perbengkelan). Perbengkelan merupakan suatu
tempat bekerja yang bergerak di bidang sektor informal yang berlangsung tiap hari
ataupun hanya di hari kerja saja (Senin-Jumat), yang memiliki pekerja (ada yang tetap
dan ada yang tidak) tergantung pada pemilik bengkel dalam mempekerjakan
pekerjanya. Dengan makin meningkatnya pertumbuhan jumlah motor dan minat
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi di Kota Makassar dan kepadatan
mobilitas masyarakatnya menyebabkan masyarakat di Kota Makassar ini akan
semakin membutuhkan sebuah tempat yang menawarkan jasa perawatan motor.
Apalagi dengan mobilitas masyarakat Kota Makassar yang padat menyebabkan
pemilik kendaraan pribadi melewatkan perawatan motor mereka sendiri. Mereka
yang tidak memiliki waktu lebih dalam merawat motor akan menyerahkan perawatan
motor mereka kepada tempat yang khusus memberikan jasa perawatan ini. 2
Kondisi pasar bengkel baik motor dan mobil di Kota Makassar saat ini sangat
menjanjikan. Hal ini tidak lain karena makin bertambahnya minat masyarakat dalam
bidang otomotif. Tercatat dari tahun 2000 hingga 2010 di Kota Makassar mengalami
kenaikan jumlah event otomotif dan peserta yang mengikuti event tersebut. Dengan
meningkatnya aktivitas event seperti ini menjadikan perkembangan bengkel semakin
banyak di Kota Makassar.
Setiap harinya, para pekerja bengkel kebanyakan menggunakan sikap atau
posisi jongkok yang terkadang membungkukkan bagian belakang badan yang
memiliki dengan waktu yang terkadang lama sesuai pekerjaan motor yang ada karena
setiap perbaikan atau perawatan motor bergantung pada kerusakan motor tersebut.
Hampir seluruh pekerja bengkel juga tidak menggunakan atau memperhatikan alat
pelindung diri selama bekerja. Hal ini dapat menimbulkan salah satu keecelakaan
kerja apabila tidak memperhatikan hal-hal tersebut.
2.6. Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan dan hazard pada
karyawan di bengkel motor
1. Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL)
adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka
waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan
kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang
paling sering dijumpai setelah presbikusis. Secara umum bising adalah
bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang intensitasnya 85 desibel ( dB )
atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti pada
telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya
terjadi pada kedua telinga. Banyak hal yang mempermudah seseorang
menjadi tuli akibat terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih
tinggi, berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising, kepekaan individu
dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian.8
2. Ganguan muskuloskeletal atau Musculoskeltal Disorder (MSD). Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan MSD, namun faktor utamanya
berupa tenaga yang dipaksakan (force), posisi yang tidak sesuai (awkward
postures) dan pengulangan pekerjaan (repetition). Pada pekerja bengkel
motor, mengangkat alat-alat bengkel maupun onderdil motor yang berat
dan berulang dengan posisi yang tidak sesuai bisa menjadi faktor
penyebab MSD. 9
3. Luka akibat benda tajam dan benda tumpul, ada banyak pemicu terjadinya
luka pada pekerja bengkel, di antaranya adalah tertusuk alat-alat
perbengkelan atau tertimpa barang berat saat bekerja.9
4. Luka bakar dan tersengat listrik. Flash atau luka bakar listrik adalah
cedera panas untuk kulit yang disebabkan oleh tegangan tinggi arus listrik
mencapai kulit dari konduktor. Luka panas untuk kulit yang intens dan
mendalam, karena arus listrik memiliki suhu sekitar 2500C (cukup tinggi
untuk melelehkan tulang). Api membakar pakaian dari sering memicu
bagian paling serius dari cedera. Setelah saat ini telah memasuki tubuh,
jalur bergantung pada resistensi itu pertemuan dalam berbagai organ.
Berikut ini adalah tercantum dalam urutan resistensi: tulang, lemak, urat,
kulit, otot, darah, dan saraf. Jalur dari menentukan saat ini bertahan hidup,
misalnya, jika sedang melewati jantung atau batang otak, kematian dapat
langsung dari fibrilasi ventrikel atau apnea. Lancar lewat melalui dapat
menyebabkan kejang otot cukup parah untuk menghasilkan patah tulang-
tulang panjang atau dislokasi. Hal seperti ini paling banyak terjadi pada
pekerja di bagian maintenance kelistrikan karena sangat sering
bersentuhan dengan alat-alat listrik.10
5. Carpal Tunnel Syndrome. Carpal tunnel syndrome (CTS), atau neuropati
median di pergelangan tangan, adalah kondisi medis di mana saraf median
dikompresi di pergelangan tangan, menyebabkan parestesia, mati rasa dan
kelemahan otot di tangan. Perdebatan internasional mengenai hubungan
antara CTS dan gerakan berulang dalam pekerjaan sedang berlangsung.
Keselamatan dan Kesehatan Administration (OSHA) telah mengadopsi
aturan dan peraturan mengenai gangguan trauma kumulatif. Faktor risiko
pekerjaan dari tugas yang berulang, gaya, postur, dan getaran telah
dikutip. Namun, American Society for Bedah Tangan (ASSH) telah
mengeluarkan pernyataan bahwa literatur saat ini tidak mendukung
hubungan sebab akibat antara aktivitas kerja spesifik dan perkembangan
penyakit seperti CTS. Sering terjadi pada kasir sebuah supermarket karena
setiap hari bertugas untuk menghitung uang saat selesai bekerja. 11
6. Rinitis alergi, adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan
alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi
paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (von Pirquet, 1986).
Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-
bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE.12
7. Depresi. Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi
manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala
penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan
bunuh diri. Depresi bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti biologis,
genetic, dan psikososial (pekerjaan, rumah tangga dll) 13
2.7. Upaya K3 lainnya yang dijalankan
1. Memonitor semua proses pekerjaan karyawan di bengkel, yang dilakukan
untuk memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang ditentukan
sudah dipenuhi dengan baik.11
2. Memberikan pembekalan terhadap karyawan mengenai bahaya di tempat
kerja, sanitasi lingkungan kerja serta melatih teknik-teknik bekerja secara
aman agar risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara
signifikan.11
3.1.2. Metode
Pemantauan dan pengidentifikasian aspek keselamatan dan kesehatan kerja pekerja
bengkel PT. AHSS Nusantara Sakti Sakti Makassar dilakukan melalui metode walk
through survey dengan menggunakan check list dan wawancara.
3.2.3. Biaya
Biaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya
BAB IV
HASIL SURVEI
PEMBAHASAN
PT Nusantara Surya Sakti (NSS) adalah salah satu perusahaan yang memiliki fokus
usaha di bidang penjualan resmi sepeda motor Honda dan pelayanan perawatan serta
perbaikan sepeda motor Honda (perbengkelan). Bangunan bengkel terletak di
pinggir jalan G.Bawakaraeng, bagian depan gedung dicat warna merah putih dan
terpampang logo serta nama perusahaan. gedung terdiri dari bangunan satu tingkat
dengan 2 ruang utama, yaitu ruang reparasi motor dan showroom motor. di ruang
reparasi, bagian terdepan merupakan tempat final inspection, lalu terdapat area kerja
untukservice advisor dan front desk. Terdapat dua ruangan khusus dengan dinding
kaca kedap suara, satu ruangan khusus untuk ruang tunggu konsumer dan satu
ruangan untuk kepala mekanik.
Alur Pekerjaan
Konsumer
Service Advisor
Front Desk
Kepala Mekanik
Mekanik
Front Desk
Kasir
Faktor Hazard
Dari hasil survei langsung di tempat kerja karyawan bengkel yang kami
lakukan didapatkan adanya faktor hazard yang dapat dialami para karyawan
tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan pada pada seluruh ruangan
kerja, kecuali ruang tunggu consumer dan kepala mekanik yang didesain
kedap suara, kemudian faktor fisik lainnya yaitu arus listrik yang dihasilkan
bisa berasal dari aki maupun tengangan listrik dari luar yang dapat
menyebabkan suatu kecelakaan kerja.Selain itu sumber percikan api yang bisa
berasal dari pengelasan dan sumber getaran dari gergaji listrik. Pada bagian
front desk, kasir, dan kepala mekanik tersedia satu unit computer yang
digunakan saat bekerja yang menghasilkan pancaran cahaya dari monitor
computer.
Terdapat juga faktor kimia yang berasal dari bahan bakar (bensin), oli, dan
minyak rem. Bahan-bahan ini dapat menjadi sumber iritan bagi para mekanik.
Faktor biologi juga menjadi faktor hazard bagi karyawan yang bertugas
sebagai kasir, yang bersumber dari uang yang berpindah dari tangan ke
tangan yang bisa saja terkontaminasi bakteri.
Faktor ergonomis juga berpengaruh dimana posisi tubuh saat berkerja yang
lebih sering duduk pada bagian kasir dan front desk yang dimana pada pekerja
ini sering mengeluh adanya sakit punggung ketika terlalu lama duduk. Bagian
mekanik seringkali menggunakan posisi jongkok dalam waktu yang lama
ketika melakukan reparasi mesin.
Alat kerja yang digunakan yaitu mesin kasir dan komputer yang dapat
menyebabkan penyakit CTS karena merupakan pekerjaan yang bersifat
repetitif dan berlangsung dalam waktu yang lama, yang melibatkan kedua
pergelangan tangan. Selain itu, radiasi cahaya dari layar komputer dapat
membuat mata pekerja menjadi perih dan kering serta iritasi jika terlalu sering
dan lama menggunakan computer. Percikan api dari alat las dapat
menyebabkan kerusakan struktur mata dan kulit. Alat mekanik yaitu berbagai
jenis obeng, kunci, dan gergaji berpotensi menyebabkan perlukaan jika tidak
digunakan hati-hati atau digunakan tanpa menggunakan alat pelindung diri.
Fasilitas kesehatan
Di bengkel ini terdapat satu buah kotak P3K, namun isi kotak tidak lengkap
dan sesuai dengan standar
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Di bengkel ini memiliki beberapa faktor hazard yang dapat dialami para
karyawan tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan , radiasi computer,
getaran, dan listrik dengan kekuatan tinggi. Terdapat juga faktor kimia berupa
asap kendaraan, debu, bensin, oli, dan minyak tem. Faktor biologi uang yang
berpindah dari tangan ke tangan yang bisa saja terkontaminasi bakteri. Faktor
ergonomi juga berpengaruh dimana posisi tubuh saat berkerja yang lebih
sering duduk pada bagian administrasi dan kasir, serta posisi tubuh mekanik
saat bekerja yang lebih sering jongkok.
2. Alat yang digunakan pada bengkel ini bisa menyebabkan penyakit CTS,
penyakit pada mata, kulit, dan sistem respirasi.
3. Kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja sangat kurang
dan belum sesuai standar keamanan
4. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel ini belum terlaksana
dengan baik.
5. Pencegahan atau pengendalian kecelakaan kerja belum dilakukan dan hanya
berdasar sikap hati-hati.
6. Fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja pada bengkel ini belum terlaksana
dengan baik.
5.2. Saran
1. Kesadaran penggunaan dan pengadaan alat pelindung diri standar yang
lengkap harus menjadi perhatian bagi para pekerja dan pemilik perusahaan.
2. Sebaiknya pihak perusahaan mengadakan program penyuluhan dan pelatihan
mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3. Sebaiknya dilakukan pelatihan/simulasi jika terjadi kebakaran. Selain itu,
harus ada pengadaan hydrant, detektor api dan alarm untuk mencegah terjadi
kebakaran yang besar.
4. Pihak perusahaan seharusnya mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin
kepada para pekerja dan pengadaan kotak P3K yang sesuai dengan standar.
DAFTAR PUSTAKA