Anda di halaman 1dari 2

Cahaya merupakan faktor penting bagi tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.

Tanpa
adanya cahaya, tumbuhan tidak mungkin bisa melakukan fotosintesis. Setiap tumbuhan
memerlukan panjang gelombang cahaya berbeda-beda dalam penggunaannya pada proses
fotosintesis. Ada tumbuhan yang hanya memerlukan panjang gelombang 400nm, namun ada
juga yang memerlukan hingga 700nm. Cahaya matahari akan masuk ke dalam dan dan mengenai
lempeng tilakoid di dalam grana. Grana sendiri terdapat di dalam sebuah organel sel yang
disebut klorofil. Selain cahaya, proses fotosintesis juga memerlukan karbondioksida dan air
sebagai bahan bakunya (Campbell,2002).

Klorofil adalah senyawa ester dan larut di dalam solvent organik. Ekstraksinya dilakukan
dengan menggunakan pelarut organik polar, khususnya acetone dan alkohol. Kandungan klorofil
bersifat tidak stabil dan lebih mudah rusak bila terkena sinar, panas, asam dan basa ( Abdul,
2008).

Salah satu cara untuk dapat menentukan kadar klorofil adalah dengan metoda
spektofotometri (Dwijoseputro, 1985). Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat
yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan
ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang gelombang
yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi melewati
banyaknya panjang gelombang tertentu (Noggle, 1979). Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan
sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet (Cairns 2009).

Pada hasil praktikum ini dapat diketahui bahwa daun sedang pada daun nangka memiliki
jumlah klorofil yang lebih banyak dari daun muda dan lebih dari sedikit dari daun tua yaitu
klorofil a total= 18,986 mg/l, total klorofil b=11,553 mg/l dan klorofil totalnya = 30,68 mg/l.
Perbedaan kadar klorofil tersebut berbeda-beda disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Kandungan klorofil pada suatu daun akan meningkat sejalan dengan bertambahnya
umur daun. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun
tua, tanaman masih melakukan biosintesis klorofil. Dan pada analisis data kelompok lain dapat
dilihat bahwa semua daun sedang memiliki jumlah klorofil yang lebih bnyak dari daun muda dan
daun tua, namun pada suatu kelompok terdapat ketidak sesuaian dengan teori, yaitu jumlah
klorofil daun sedang lebih banyak dari daun tua.

Umur daun dan tahapan fisiologis suatu tanaman merupakan faktor yang menentukan
kandungan klorofil. Tiap spesies dengan umur yang sama memiliki kandungan kimia yang
berlainan dengan jumlah genom yang berlainan pula. Hal ini mengakibatkan metabolisme yang
terjadi juga berlainan terkait dengan jumlah substrat maupun enzim metabolismenya (Setiari,
2009).

Sumber:

Abdul. 2008. Ekstraksi Klorofil dari Daun Pepaya dengan Solvent 1-Butanol. Semarang:
Universitas Dipenogoro.

Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Penerjemah : Puspita Rini. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece., Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi ke 5 Jilid 1.
Jakarta : Erlangga

Dwijoseputro, D. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.

Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New Delhi : Mall of
India Private Ilmited.

Setiari, Nintya dan Yulita Nurchayati. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada beberapa
Sayuran Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement. (Online)
http://eprints.undip.ac.id/1989/1/Bioma_Nintya_Juni_2009.pdf Diakses Pada 13
November 2014

Anda mungkin juga menyukai