PENDAHULUAN
Cahaya dan sinar, kedua kata ini sepintas mempunyai makna yang sama.
Namun bila kita kaji lebih mendalam, cahaya dan sinar sangatlah berlainan.
Cahaya adalah suatu bentuk pancaran energi yang mana mempunyai
kapasitas/kemampuan untuk merangsang indra penglihatan manusia. Mata kita
peka terhadap sebagian dari total energi pancaran yang diemisi melalui suatu zat.
Agar dapat melihat, cahaya harus datang dari suatu objek dan masuk kedalam
mata. Cahaya dapat memperlihatkan karakternya sebagai gelombang, tetapi dalam
gerakan cahaya itu merupakan garis lurus dan dalam hal tertentu cahaya disebut
pula sebagai sinar.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, matahari adalah sumber
cahaya utama di Bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat
makanan dengan bantuan klorofil/zat hijau daun. Sejak dimulainya peradaban
hingga sekarang, manusia menciptakan cahaya hanya dari api, walaupun lebih
banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan
prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar.
Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih
canggih dan beraneka ragam.
Cahaya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang-gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang
dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya
dalam spektrum elektromagnetisnya. Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk
gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga
merupakan dasar ukuran meter. Satu meter adalah jarak yang dilalui cahaya
1
1
melalui vakum pada detik. Kecepatan cahaya adalah 299.792.458
299.792.458
meter per detik.
2
BAB II
TEORI DASAR
Cahaya pada hakikatnya berupa gelombang dan partikel yang tidak dapat
dilihat dan dapat dilihat apabila cahaya tersebut mengenai benda. Melalui
pendekatan cahaya sebagai gelombang dan partikel maka peristiwa refraksi,
difraksi dan refleksi dapat dijelaskan dengan teori gelombang sedangkan
peristiwa panas yang ditimbulkan oleh cahaya hanya dapat di jelaskan melalui
teori foton kuantum atau partikel (Gabriel,1988).
Cahaya merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia, terutama
untuk mengenali lingkungan dan menjamin aktivitas penghuninya. Penggunaan
pencahayaan dan cara bagaimana bagian ruang disinari atau tidak disinari akan
menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang. Tanpa cahaya dunia
menjadi gelap dan tidak ada keindahan visual. Dengan cahaya, manusia dapat
melihat lingkungan dan warna serta beraktivitas dengan nyaman serta menikmati
interior bangunan dan keindahan arsitektur.
Dalam ilmu fisika pembahasan cahaya dibagi dalam dua bagian yaitu
ditinjau dari segi geometris (optika geometris) dan dari segi fisik (optika fisik).
Tujuan dari pembagian tersebut adalah untuk menjelaskan peristiwa cahaya dan
untuk memenuhi rumusan tertentu. Cahaya dapat ditransformasikan kedalam
bentuk energi lain misalnya panas. Energi panas ini dapat ditransfer dari satu
tempat ke tempat lain melalui suatu gerakan partikel (energy kinetic) atau
melalui perambatan vibrasi yang dikenal sebagai suatu gelombang. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa cahaya berupa gelombang atau partikel.
(Ardiyanto,2008)
3
Issac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah suatu partikel dan
merambat dalam satu garis lurus. Pendapat Newton ini kemudian dikenal sebagai
teori korpuskuler. Pada permulaan abad XIX, Young dan Fresnel menunjukan
bahwa cahaya pada hakikatnya berupa gelombang transfersal. Mereka
menyatakan dalam perambatan cahaya diperlukan medium berupa eter. Namun
pada kenyataannya eter tersebut tidak ada (exsist). Dengan memakai teori
gelombang ini, dapat menjelaskan peristiwa interferensi dan polarisasi.
Pada tahun 1864, James C. Maxwell memprediksi secara matematik bahwa
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dan menjalar secara transversal.
Panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang dapat dilihat terletak antara 380
nm dan 760 nm; setiap panjang gelombang berkaitan dengan berbagai warna dari
cahaya. Beliau dapat membuktikan peristiwa polarisasi cahaya. Sampai abad
XIX, para ahli percaya akan teori gelombang bagi cahaya. Teori kospuskuler
tidak dianut lagi oleh karena tidak dapat menjelaskan sebagian besar hasil
observasi eksperimental.
Tahun 1900, Max Plank mengobservasi interaksi antara cahaya dan zat,
beliau kemudian mengembangkan teori quantum (kuantum) oleh karena
beberapa hal tidak dapat dijelaskan dengan teori gelombang. Teori kuantum
member prinsip dasar bahwa pertukaran energi antara radiasi elektromagnetik
dan zat selalu mempunyai ciri-ciri energi sendiri yang disebut kuanta (quanta)
dan setiap kuantum cahaya mempunyai beberapa partikel yang dikenal sebagai
foton.
A. Sumber cahaya
Secara garis besar sumber cahaya dapat dibagi dalam dua macam:
1. Cahaya alam (natural lighting)
Yang termasuk dalam cahaya alam adalah cahaya matahari yang
merupakan sumber cahaya utama dan dominan. Adapun cahaya matahari
tergantung kepada waktu siang hari, musim, cuaca berawan atau tidak.
4
2. Cahaya yang artificial (cahaya buatan)
Cahaya buatan ini meliputi cahaya listrik (cahaya fluorensen), cahaya
gas, lampu minyak dan lilin. Cahaya buatan ini sebagai sarana pelengkap
untuk penerangan ruangan dan sebagainya.
5
kuning. Sedangkan pada lampu fluoresen putih mempunyai distribusi
spectrum tinggi pada daerah sekitar 600 nm (Gabriel, 1988).
6
F = arus cahaya dalam lumen
A = luas bidang dalam m2
E = kuat penerangan dalam Luks.
d. Terang Cahaya
Besar kuat cahaya tiap cm2 dari luas permukaan sumber cahaya yang
dilihat(kalau sumber cahaya berupa bola maka luas permukaan yang dilihat
berupa luas lingkaran).
Rumus :
e=
e = terang cahaya dalam satuan (=stilb)
7
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
1. Ukur kuat penerangan terlebih dahulu tanpa hidup lampu, KPo= lux.
2. Persiakan peralatan lampu dan hubungkan dengan sumber tegangan.
3. Hidupkan 1 lampu dan ukur jarak antara lampu dengan luxmeter.
4. Ukur kuat penerangan dengan luxmeter. Usahakan luxmeter tegak lurus
dengan sumber cahaya. Ambil 3 kali percobaan. Sebut harga itu KP1=lux.
Harga kuat penerangan sebenarnya, KPS = KP1-KPo =lux.
5. Ubah jarak antara lampu dengan luxmeter dan catat berapa kuat penerangan.
Jarak-jaraknya yaitu 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, 100 cm, 120 cm, 140 cm.
6. Buat tabel data percobaan.
8
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Dari tabel hasil percobaan diatas dapat kita ketahui bahwa semakin jauh
jarak tegak lurus antara sumber cahaya (lampu neon) dengan luxmeter, semakin
kecil kuat penerangannya. Sedangkan semakin dekat jarak tegak lurus antara
9
sumber cahaya (lampu neon) dengan luxmeter, semakin besar kuat
penerangannya.
Pada jarak 20 cm kuat penerangan terbesar 140 lux, jarak 40 cm kuat
penerangan terbesar 90 lux, jarak 60 cm kuat penerangan terbesar 50 lux, jarak
80 cm kuat penerangan terbesar 40 lux, jarak 100 cm kuat penerangan terbesar
40 lux, jarak 120 cm kuat penerangan terbesar 12 lux, dan pada jarak 140 cm
kuat penerangan terbesar 11 lux.
Selain faktor jarak tegak lurus antara sumber cahaya dengan luxmeter,
faktor jumlah cahaya juga sangat berpengaruh terhadap besarnya kuat
penerangan. Semakin banyak jumlah sumber cahaya semakin besar kuat
penerangannya (KPs). Sedangkan makin sedikit jumlah sumber cahaya maka
kuat penerangannya semakin kecil.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Setelah mendapatkan data, kita masukkan data dalam tabel teori ketidakpastian
(tabel 2). Dengan menggunakan program Microsoft excel kita dapat menentukan x
terbaik dari hasil pengukuran sumber bunyi dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2
Kuat penerangan KPs
No Jarak rat x x terbaik
x1 x2 x3
1 20 140 140 140 140 58800 0 1400 lux
2 40 90 90 90 90 24300 0 900 lux
3 60 50 50 50 50 7500 0 500 lux
4 80 40 40 30 36,7 4100 3,33 36,73,33 lux
5 100 30 30 40 33,3 3400 3,33 33,33,33 lux
6 120 12 12 12 12 432 0 120 lux
7 140 10 11 10 10,3 321 0,33 10,30,33 lux
Dari tabel diatas dapar disimpulkan bahwa semakin jauh jarak antara sumber
cahaya dengan luxmeter maka semakin sedikit pula kuat penerangan dan nilai
terbaiknya.
13