Anda di halaman 1dari 100

Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja. Berkat pertolongan-Nya
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta tahun 2019 dapat hadir kembali menjumpai jemaat- jemaat
di wilayah sinode GKSBS. Adapun tema perayaan kita tahun ini adalah; “PELAYAN
PERDAMAIAN ”. Melalui tema ini diharapkan seluruh anggota jemaat dapat berperan dalam
mewujudkan perdamaian di tengah keluarga, gereja, masyarakat, dan lingkungan sekitar sesuai
dengan situasi dan kondisi di masing-masing jemat.

Panduan ini berisi :


1. Bahan khotbah untuk digunakan ibadah minggu maupun ibadah hari raya. Bahan khotbah
sengaja disajikan dalam bentuk khotbah jadi, namun demikian sangat diharapkan setiap
pengkhotbah dapat melengkapinya dengan contoh-contoh dan penerapan serta menyesuaikan
khotbah ini dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masing-masing jemaat. Sangat baik jika
di jemaat ada persiapan bersama ( sermon).
2. Bahan Sarasehan Paskah dan Bahan Sarasehan Pentakosta. Diharapkan bahan sarasehan
Paskah bisa digunakan dalam minggu pertama MPPP, sedangkan bahan sarasehan Pentakosta
digunakan untuk minggu terakhir MPPP.
3. Bahan Renungan keluarga/kelompok. Bahan ini bisa digunakan untuk renungan di masing-
masing keluarga atau bagi yang tidak terbiasa melakukan renungan keluarga, bisa dilakukan
dalam kelompok atau blok, bisa juga dilaksanakan dalam acara Pertsekutuan doa.
4. Bahan Pemahaman Alkitab. Bahan ini dapat digunakan untuk PA kategorial (Pemuda,
Remaja, Ibu, Bapak], bisa juga digunakan untuk PA kelompok/blok. Silahkan disesuaikan
dengan situasi kondisi masing-masing jemaat. Pertanyaan-pertanyaan disertakan untuk
didiskusikan dalam kelompok tersebut. Lagu-lagu bisa dipilih sendiri sesuai dengan
keberadaan masing-masing kelompok/blok.
5. Panduan Aktivitas MPPP, yang pelaksanaannya diharapkan dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi masing-masing jemaat. aktivitas ini bisa ditambahkan atau dikurangi. Di dalam
panduan aktivitas tersebut, salah satunya berisi tentang Aksi Puasa Paskah (APP). Konsep
puasa Paskah masih sama dengan panduan tahun-tahun sebelumnya. Amplop Aksi Puasa
Paskah dibagikan kepada jemaat dalam ibadah pembukaan (Ibadah Rabu Abu tanggal 6 Maret
2019) dan dikumpulkan pada Ibadah Paskah (tanggal 21 April 2019) Sedangkan penggunaan
hasil APP diatur sebagai berikut: 50% dikelola oleh jemaat setempat untuk berdiakonia kepada
anggota jemaat yang membutuhkan, 25 % dikelola klasis untuk program diakonia dan 25%
dikirimkan ke kantor sinode GKSBS.

Adapun jadwal kegiatan MPPP adalah sebagai berikut:


1. Pembukaan dilakukan pada ibadah Rabu Abu, tanggal 6 April 2019 dengan menggunakan
bahan khotbah pembukaan. Pada ibadah pembukaan dibagikan amplop Aksi Puasa Paskah
(APP).
2. Sarasehan Paskah dilaksanakan pada minggu-minggu awal MPPP sedangkan saresehan
Pentakosta dilakukan diakhir kegiatan MPPP 2019 dengan jadwal ditetapkan dan disesuaikan
oleh jemaat masing-masing.

1|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

3. Renungan dilaksanakan satu minggu sekali bisa dalam keluarga, persekutuan doa atau dalam
kelompok/blok.
4. Ibadah Kamis Suci atau Kamis Putih diselenggarakan tanggal 18 April 2019 dengan
menggunakan panduan .
5. Ibadah Jumat Agung dilaksanakan tanggal 19 April 2019 pada ibadah ini sebaiknya dilayankan
Perjamuan Kudus.
6. Ibadah Sabtu sunyi dilaksankan ibadah Taize.
7. Ibadah Paskah dilaksanakan tanggal 21 April 2019. Bagi jemaat yang tidak melaksanakan
Perjamuan Kudus pada hari Jumat Agung bisa melaksanakan Perjamuan Kudus pada Hari
Raya Paskah. Pada ibadah ini juga dikumpulkan persembahan Aksi Puasa Paskah (APP).
8. Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Ke sorga dilaksanakan tanggal 30 Mei 2019. Bila
memungkinkan ibadah bisa dilakukan di alam terbuka atau didalam ruangan yang didekorasi
sedemikian rupa sehingga dapat menolong umat menghayati peristiwa kenaikan Tuhan Yesus.
9. Sarasehan Pentakosta dilaksanakan pada hari Kamis atau Jumat, tanggal 13/14 Juni 2019
dengan menggunakan panduan sarasehan Pentakosta yang sudah disediakan.
10. Hari Raya Pentakosta, sekaligus penutupan MPPP 2019 dilasanakan pada tanggal 9 Juni 2019.
Akan baik jika setelah ibadah dilakukan jamuan kasih sesuai dengan kemampuan masing-
masing jemaat. Pada ibadah ini juga bisa dilakukan pengumpulan persembahan unduh-unduh.
Untuk itu sebaiknya diberitakan terlebih dahulu kepada seluruh anggota jemaat, supaya semua
jemaat terlibat.

Dalam proses penerbitan materi ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada MPK
TULANG BAWANG BARAT dan MPK TULANG BAWANG yang telah memfasiltasi
penulisan ini. Demikian juga dengan para penulis, yaitu; Pdt. Ardyo Wiyoso, S.Th,
Pnt.Y.Suyanto,S.Pd.,M.Pd (YS), Pdt. Pornomo Sidi, S.Si (Por), Pdt. Kuswanto, S.PAK (Kus), Pdt.
Y.Anang Wijokangko,S.Th.(YAW), Pdt Tresia TT, S.Si (Tere), Pdt. Darmawan Ginting Suka,S.Th
(DGS), Pnt. Supadmi Handayani, S.Th (SH), C.Pdt. Eri Rahmanto,S.Th (Eri), Pdt. Rekso
Darmojo, S.Si, Pdt. Joko Nawanto, S.Th. Kiranya pelayanan Bapak/Ibu/Saudara menjadi berkat
bagi banyak orang di Sinode GKSBS ini.

Akhirnya terima kasih atas dukungan semua pihak, kiranya panduan ini menjadi berkat bagi kita
sekalian. Selamat merayakan Paskah dan Pentakosta 2019, Tuhan Yesus memberkati.

Metro, Januari 2019


Salam & Doa
Majelis Pimpinan Sinode GKSBS

Pdt. A.T. Hariyanto, S.Pd., M. Div.


Sekretaris

2|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

DAFTAR ISI

Pengantar , hal 1
Kegiatan MPPP, hal 4 Kotbah Paskah I, 21 April 2019, hal 50
Kotbah Pembukaan MPPP, 6 Maret 2019, hal 6 Renungan Paskah I, hal 53
Sarasehan MPPP, hal 9 PA Paskah I, hal 55

Kotbah Pra Paskah I, 10 Maret 2019, hal 12 Kotbah Paskah II, 28 April 2019, hal 57
Renungan Pra Paskah I, hal 14 Renungan Paskah II, hal 60
PA Pra Paskah I, hal 15 PA Paskah II, hal 62

Kotbah Pra Paskah II, 17 Maret 2019, hal 16 Kotbah Paskah III, 5 Mei 2019, hal 64
Renungan Pra Paskah II, hal 18 Renungan Paskah III, hal 67
PA Pra Paskah II, hal 19 PA Paskah III, hal 69

Kotbah Pra Paskah III, 24 Maret 2019, hal 20 Kotbah Paskah IV, 12 Mei 2019, hal 71
Renungan Pra Paskah III, hal 23 Renungan Paskah IV, hal 73
PA Pra Paskah III, hal 24 PA Paskah IV, hal 74

Kotbah Pra Paskah IV, 31 Maret 2019, hal 25 Kotbah Paskah V, 19 Mei 2019, hal 75
Renungan Pra Paskah IV, hal 28 Renungan Paskah V, hal 77
PA Pra Paskah IV, hal 29 PA Paskah V, hal 78

Kotbah Pra Paskah V, 7 April 2019, hal 31 Kotbah Paskah VI, 26 Mei 2019, hal 79
Renungan Pra Paskah V, hal 35 Renungan Paskah VI, hal 82
PA Pra Paskah V, hal 36 PA Paskah VI, hal 83

Kotbah Pra Paskah VI, 14 April 2019, hal 37 KENAIKAN YESUS KRISTUS, Kamis 30 Mei
Kotbah Kamis Putih, 18 April 2019, hal 39 2019, hal 85
Kotbah Jumat Agung, 19 April 2019, hal 42
Liturgi Ibadah Sabtu Sunyi, TAIZE, hal 45 Kotbah Paskah VII, 2 Juni 2019, hal 85
Renungan Paskah VII, hal 90
PA Paskah VII, hal 91

Minggu PENTAKOSTA, 9 Juni 2019, hal 92


Sarasehan PENTAKOSTA, hal 95

KEGIATAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019

3|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Dalam Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019, selain diisi dengan materi pembinaan yang
disampaikan melalui bahan saresehan, kotbah, PA maupun renungan, Masa Perayaan Paskah dan
Pentakosta juga diisi dengan kegiatan atau aksi jemaat yang mengarah pada tema. Setiap jemaat
GKSBS diperkenankan menyusun aksinya selama Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta
sesuai dengan situasi jemaat, dapat berupa lomba-lomba, unduh-unduh atau yang lainnya
disamping usulan yang disampaikan oleh tim MPPP 2019. Beberapa usulan kegiatan Masa
Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019 yang dapat dilakukan oleh jemaat GKSBS adalah sebagai
berikut:

1. Aksi Puasa Paskah


Aksi ini sebenarnya sudah mulai mentradisi di lingkungan GKSBS. Aksi puasa dilakukan
dalam rangka untuk merendahkan hati dan semakin mendekatkan diri di hadapan Allah.
Aksi puasa idealnya dibarengi dengan doa dan perenungan. Misalnya fokus berdoa untuk
bangsa dan negara yang akan, sedang dan telah melakukan pesta demokrasi baik pemilihan
legeslatif maupun pemilihan presiden Republik Indonesia supaya bangsa dan negara
Indonesia tetap dalam keadaan damai.
Aksi puasa dilakukan oleh GKSBS dengan cara yakni setiap warga jemaat mengurangi
atau bahkan meniadakan kebiasaan hidupnya dan kemudian diwujudkan melalui
persembahan Aksi Puasa Paskah. Persembahan tersebut adalah wujud dari hasil puasa
selama 40 hari. Misalnya : Berpuasa dengan berpantang atau mengurangi konsumsi:
makan, minum, merokok, uang jajan, dsb, selama 40 hari, kecuali hari minggu.
Pengurangan konsumsi bisa diwujudkan dalam bentuk persembahan yang dikumpulkan
pada saat Paskah. Aksi Puasa Paskah ini dimulai dari Rabu Abu sampai Paskah. Anggota
majelis diharapkan menyediakan amplop bagai warga jemaat untuk pengumpulan aksi
puasa.

2. Kegiatan Pasang Spanduk Seruan menciptakan Damai


Mengingat Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019 terjadi pada masa pemilu di mana
eskalasi politik memanas dan dapat menimbulkan kekacauan, untuk itu jemaat sesinode
dapat membuat spanduk yang isinya menyejukan dan mengajak untuk menciptakan damai,
misalnya mengajak masyarakat supaya tidak terprovokasi dan tidak mudah menerima
kabar hoaks atau menyebarkan kabar Hoaks.

3. Kampanye Perdamaian.
Di era melenial sekarang ini sebagian besar warga jemaat sudah mempunyai handPhone,
smartPhone dengan segala fasilitasnya. Untuk itu pada Masa Perayaan Paskah dan
Pentakosta 2019, warga jemaat dihimbau untuk mengkampanyekan perdamaian melalui
media sosial yang dimilikinya.

4. Peduli Kasih
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019 juga dapat diisi dengan kegiatan peduli kasih,
Misalnya: mengunjungi dan memberi bantuan kepada sesama yang menderita, baik itu
saudara seiman maupun bukan seiman. Selain itu dapat juga dilakukan dengan berkunjung
ke Panti Jompo, Panti Asuhan maupun di Rumah Tahanan. Dengan demikian Perayaan
Paskah dan Pentakosta menjadi lebih bermakna.

4|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Demikian usulan kegiatan pada Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019. Dengan kegiatan ini
diharapkan semakin menambah semangat anggota jemaat dalam menghayati dan merayakan
Paskah dan Pentakosta tahun 2019 untuk mewujudkan damai. Tuhan memberkati.

KHOTBAH PEMBUKAAN MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


RABU ABU, 06 MARET 2019
5|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Warna Liturgi: Ungu


Bacaan: Matius 6:16-18

PUASA SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN SPRITUALITAS


PERDAMAIAN

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Tradisi puasa dalam perjalanan gereja reformatoris belum terlalu dikembangkan. Misalnya saja
Ibadah untuk mengawali minggu pra-paskah/ Rabu Abu saja belum banyak dilakukan. Salah satu
hal yang mendasar mengapa tidak melakukan praktek puasa adalah yang terpenting adalah
pembinaan dan pengembangan spiritualitas jemaat. Atau istilah lainnya yang penting adalah isi
bukan bentuk. Namun kalau kita boleh kritis terhadap hal yang mendasar tersebut, apakah kita
telah mampu mewujudkan harapan tersebut? Apakah anggota cepat tanggap terhadap penderitaan
sesama? Apakah kita sudah menghadirkan damai dalam kehidupan ini?. Nampaknya kita masih
jauh dari hal tersebut. Oleh sebab itu kita membutuhkan media untuk mengembangkan kehidupan
keimanan kita. Sehingga sangat tepatlah pada hari raya Abu ini kita sebagai komunitas jemaat
yang telah ditebus ini mulai berpuasa. Dalam teks bacaan pada saat ini, kita akan belajar
memahami arti puasa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus adalah sebagai berikut:

Dalam Teks Matius 6:1-18 Yesus mengajarkan kehidupan keimanan tentang tiga hal: Besedekah,
Berdoa dan Berpuasa. Adapun tahapan penjelasan adalah sebagai berikut:

 Matius 6:2 >...apabila engkau memberi sedekah, janganlah...


 Matius 6:5 >...apabila kamu berdoa, janganlah...
 Matius 6:16>...apabila kamu berpuasa, janganlah......

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Ketiga panggilan tersebut di atas bukanlah panggilan demonstratif yang memiliki pesan yang
sejajar. Ketiga panggilan tersebut di atas sebagai bentuk panggilan tersembunyi, tanpa harus
ditunjukan/ dipamerkan kepada orang lain.

Selanjutnya bagaimana kita melihat di Matius 6:16-18; pertama: Yesus mengajarkan kepada para
murid untuk menjalankan praktik puasa supaya tidak menjadi orang yang munafik (penuh dengan
kepura-puraan). Hal ini dilakukan banyak orang pada waktu itu untuk mencari pujian lewat puasa.
Puasa menjadi praktik kehidupan untuk mencari kedudukan yang terhormat. Saat berpuasa mereka
menunjukan raut muka yang muram, susah dan tidak carah sehingga orang lain akan maklum
bahwa mereka sedang berpuasa. Berbeda dengan sikap Yesus terhadap para murid ketika mereka
berpuasa:meminyaki kepala, cuci muka, supaya mereka tampak segar dan terhalang malakukan
aktifitas keseharian mereka.

Kedua: Puasa adalah upaya membangun kehidupan pribadi dengan Allah. Puasa bukan upaya
untuk dipamerkan kepada orang lain, tatapi suatu sikap yang dilakukan diam-diam supaya tidak
diketahui oleh orang lain. Dengan demikian hanya Allah yang mengetahui sehingga sikap kita
adalah ketulusan bukan untuk mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang lain.
6|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Ketiga: Puasa bukan sekedar menjalankan sikap kewajiban tetapi sebagai sebuah ketulusan untuk
beribadah kepada Tuhan. Sekalipun tidak ada orang yang tahu bahwa seseorang tersebut berpuasa,
Yesus menegaskan bahwa Bapa melihat yang tersembunyi itu dan memperhitungkannya. Artinya
adalah bahwa apa yang dilakukan oleh para murid tidak luput dari perhatian Allah.

Dalam teks Alkitab kita dapat menemukan berbagai praktik puasa, baik yang dilakukan secara
pribadi ataupun komunal:

 Sebagai ungkapan permohonan umat untuk mendapat belas kasih Allah ( 2 Samuel 1:11-
12, Ezra 8:21)
 Sebagai ketetapan agar umat semakin serius mendekatkan diri kepada Allah (Im 16:29-31)
 Sebagai ungkapan keseriusan diri dalam memelihara dan mengembangkan hidup rohani
bersama dengan Allah (Mat 4:2)

Secara garis besar spiritualitas umat Isrel dalam berpuasa hanya bertujuan mencari pujian dan
perhatian publik. Itu sebabnya mereka sering memamerkan puasanya dihadapan orang lain.
Mereka tidak menjadikan puasa sebagai media untuk secara serius merendahkan diri dihadapan
Allah. Karena itu Tuhan Yesus mengajar agar menerapkan tindakan berpuasa secara tersembunyi
atau tanpa pamer. Puasa dipahami bukan sekedar berpantang makan dan minum tetapi menjadi
suatu bentuk disiplin rohani guna merendahkan diri dihadapan Tuhan dan mengendalikan diri
pemusatan nafsu kedagingan. Puasa dijalani sebagai bentuk ibadah yang muncul dari hati yang
tulus, bukan sekedar mengikuti kewajiban keagamaan. Puasa juga bukan merupakan ukuran
kedalaman iman atau kesalehan seseorang. Melainkan sebagai aktifitas yang tersembunyi, tenang,
dan tidak demontratif atau tidak mencari pujia-pujian. Dengan menghadirkan atau membawa
suasana kesalehan yang demikian akan tentu menebarkan sikap dan prilaku yang membawa damai.

Jemaat yang mengasihi Tuhan,

Praktik puasa saat ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk:

 Pantang makan dalam waktu tertantu, menahan diri atau mengurangi/ tidak jajan,
mengurangi main game online, menahan diri tidak ber social media, dll.
 Puasa juga bukan sekedar tidak melakukan hal-hal tertentu, tetapi mendorong kita
melakukan apa yang selama ini lalai atau belum kita lakukan: menolong sesama dan
menolong korban bencana melalui dukungan dana hasil berpantang dan menahan diri dari
pemuasan kepentingan diri yang biasa sering kita lakukan dan mendekatkan diri kepada
Tuhan melaui ibadah dan hidup yang menjadi berkat bagi sesama.

Dalam kehidupan saat ini ada beberapa orang yang jatuh pada tindakan yang formalitas.
Melakukan tindakan baik supaya dipuji dan disanjung orang lain. Puasa seolah menjadi ukuran
kesalehan hidup. Puncak prestasi keimanan yang jika bisa menjalani puasa. Dengan demikian
banyak orang akan melihat mereka supaya mereka dihargai dan dihormati. Status sosial seolah
berubah jika sudah menunaikan ritual keagamaan ini. Padahal ini akan menjebak kita pada
rutinitas ibadah yang terlepas dengan pembaharuan hidup. Selanjutnya bisa juga membuat kita
terjatuh pada sikap egoisme diri dan tidak peka terhadap penderitaan, pergumulan dan kesusahan
sesama.

Jemaat yang mengasihi Tuhan,


7|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Dalam hidup bersama dengan orang lain, kita juga dapat melihat praktek orang-orang yang
berpuasa disekeliling kita yang dengan mudah berubah menjadi beringas dan gemar menghakimi
sesama yang dianggap sebagai “penggoda iman”. Menuntut orang untuk tidak berjualan makanan
dan minuman pada saat berpuasa, dengan alasan pengganggu ibadah puasa. Padahal puasa adalah
bertujuan agar manusia belajar mengendalikan nafsu. Karena apabila semua “godaan” ditiadakan
atau disingkirkan dengan ancaman dan kekerasan, sesungguhnya kita tidak akan pernah berhasil
mengendalikan diri. Tepatnya puasa tersebut hanya menghasilkan suatu konflik, sebab sama
sekali praktik yang demikian tidak menghasilkan pembaharuan hidup.

Puasa yang dijalankan dengan ketulusan, tersembunyi dan hanya Allah yang mengetahui maka
hasil dari puasa dapat digunakan untuk pembaharuan diri-sesama akan menuai bingkai-bingkai
kehidupan damai. Kesalehan hidup terjadi tanpa harus menyakiti dan melukai sesama. Dengan
berpuasa akan semkin mengembangkan dan meningkatkan kehidupan damai.

Akhirnya pada perayaaan Rabu Abu; dimana dahi kita ditoreh dengan abu melambangkan gema
pertobatan yang dinyatakan dalam kehidupan kita semua. Setiap kita adalah manusia yang tidak
pernah luput dari kekurangan dan dosa. Dengan ini kita berefleksi diri, kita dipanggil untuk
berpuasa dan menghadirkan damai ditengah kehidupan. Akhirnya Hanya Allah yang melihat. Dan
kita yakin apa yang kita lakukan tidak luput dari perhatian Allah. Tuhan memberkati. Amin ( Por)

Liturgi:
Pembimbing : Yoel 2:12-17
Berita Anugerah : 2 Korintus 5: 19-21
Persembahan : Maz 51:18-19

Nyanyian
 Pembukaan : KJ 144a
 Pujian : PKJ 127
 Penyesalan : KJ 29
 Peneguhan : PKJ 15
 Responsif : KJ 242
 Persembahan ; KJ 363
 Pengutusan : KJ 445

BAHAN SARASEHAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


Dilaksanakan minggu awal Prapaskah

PELAYAN PERDAMAIAN
8|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

MPPP tahun ini mengambil tema"Pelayan Perdamaian". Berdasarkan tema tersebut,kita akan
membahas hal-hal yang berkaitan dengan pelayan dan perdamaian.

I. Pelayan

Pertama-tama kita akan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pelayan. Pelayan merupakan
subyek atau pelaku pelayanan,maka beberapa aspek pelayanan akan kita pelajari bersama di sini.

A. Apakah Pelayanan itu?

Dalam Perjanjian Lama, pelayanan adalah tugas yang diemban oleh para imam dalam
ibadah keagamaan. Dalam Septuaginta dipakai kata "Leitourgein" dan "Latrenein"
(bandingkan dengan Ensiklopedi Alkitab Masa Kini/EAMK).

Dalam Perjanjian Baru kata pelayanan (Leitourgia) digunakan untuk menerangkan


pekerjaan keimaman ibadah Yahudi (Luk.1:23;Ib.9:21) dan menjelaskan pelayanan Yesus
Kristus yang lebih jauh, lebih agung (Ib.8:6)-EAMK.

Kata diakonia yang diterjemahkan kedalam Alkitab bahasa Indonesia dengan istilah
pelayanan, bukan lagi berkaitan dengan golongan imam, tetapi pelayanan yang dilakukan
oleh orang-orang percaya pada umumnya. Bukan pelayanan dalam ibadah-ibadah atau
persekutuan-persekutuan melainkan pelayanan kasih. Misalnya: memberi bantuan kepada
para janda dan yatim piatu.

B. Bagaimana pelayanan Yesus Kristus di dunia ini?

Yesus Kristus yang bersama Allah Bapa dan Roh Kudus menciptakan alam semesta, Raja
di atas segala raja yang berkuasa di sorga dan di bumi mau merendahkan diri datang ke
dunia dalam rupa manusia. Selama tiga setengan tahun Yesus mengajarkan kebenaran,
kebaikan dan berbuat kasih. Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan
untuk melayani (Mat.20:28). Dia tidak hanya berkata-kata tapi menjadi teladan utama
manusia dalam melayani dengan kasih. Dia yang selayaknya dilayani, malah melayani.
Yesus pernah membasuh kaki murid-murid-Nya, suatu pekerjaan yang biasa dilakukan
oleh budak/hamba pada waktu itu (lihat Yohanes 13:1-17). Tanpa membeda-
bedakan,Yesus melepaskan orang-orang yang terikat oleh kuasa kegelapan,
menyembuhkan orang-orang yang sakit serta memberi kelegaan kepada orang-orang yang
tertekan/berbeban berat. Dia melayani dengan kasih yang sempurna. Pada puncak
pelayanan-Nya,Yesus rela menderita sengsara dan mati di kayu salib untuk menebus dosa
dunia dan membebaskan dunia dari penderitaannya. Dengan penuh ketaatan, Dia
melaksanakan kehendak Bapa di surga.

II. Perdamaian

Perdamaian merupakan kebutuhan umat manusia dari zaman ke zaman. Semua orang merindukan
perdamaian. Perdamaian adalah sesuatu yang sangat “mahal”. Dalam sarasehan MPPP kita akan

9|Sinode GKSBS
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

bersama-sama bertukar pikiran dan pengalaman bagaimana penghayatan kita akan perdamaian .
Oleh sebab itu ada beberapa hal yang akan kita dalami bersama antara lain: Apakah perdamaian
itu? Bagaimana Yesus menjadi pendamai? Mengapa perdamaian itu penting bagi kita? Siapa yang
terpanggil untuk mewujudkan perdamaian tersebut? Bagaimana melayani perdamaian dalam
kehidupan kita saat ini?

A. Apakah Perdamaian itu?

Dalam KBBI perdamaian berarti penghentian permusuhan, perselisihan,dsb. Jadi damai


berarti terjadinya hubungan yang baik, rukun. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata damai
berasal dari bahasa Ibrani kpr ("mengadakan pendamaian",lihat Im.17:11) dan kata Yunani
hilaskomai ("Ia adalah pendamaian",lihat 1 Yoh.2:2). Secara umum, pendamaian mengacu
kepada karya Kristus yang menyelesaikan semua soal akibat dosa manusia, dan yang
memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan (-EAMK).

B. Bagaimana Yesus Menjadi Pendamai?

Penyebab ketidak-damaian adalah kejahatan dan dosa kita. Kejahatan dan dosa manusia
menyebabkan manusia tidak hidup berdamai dengan Allah dan sesama dan lingkungan
alam sekitarnya. Umat manusia tidak sanggup untuk melepaskan diri dari dosa dan
kejahatannya dengan segala daya upayanya sendiri. Oleh sebab itu Allah berinisiatif
memberikan pertolongan kepada umat manusia. Karena kasihNya yang begitu besar
kepada dunia ini, maka dengan cara yang unik dan luar biasa Allah melepaskan kita dari
dosa dan kejahatan kita (Yoh.3:16). Dia mengutus Yesus Kristus,AnakNya yang Tunggal
ke dalam dunia. Yesus harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan dunia.Melalui
kematianNya, kasih karuniaNya disediakan bagi dunia. Barang siapa yang percaya kepada
Yesus Kristus mendapatkan pengampunan dosa, pelepasan dan pemulihan. Yesus rela mati
untuk kita ketika kita masih berdosa (Roma 5:6). Dengan pengampunan tersebut kita
diperdamaikan dengan Allah dan sesama kita. Orang yang benar-benar percaya bahwa
Allah telah berdamai dengannya,akan dimampukan untuk berdamai dengan sesama dan
segala makhluk serta lingkungan sekitarnya. Jadi kedatangan Yesus ke dunia sangatlah
penting,karena Dia membawa misi "perdamaian".

C. Mengapa perdamaian itu penting bagi kita?

Perdamaian sangat penting bagi kita karena itulah wujud kehidupan yang tertinggi dalam
hubungan kita dengan Tuhan dan sesama, bahkan makhluk yang lain dan alam ciptaan
Tuhan. Kedamaian adalah kebutuhan hakiki segala makhluk. Tanpa kedamaian hidup ini
terasa hampa. Oleh karena itu setelah manusia pertama jatuh ke dalam dosa, Allah sejak
awal sudah merancang jalan penyelamatan agar hubungan yang rusak dipulihkan kembali
(band.Kej.3:15). Dan keselamatan kekal yang Allah janjikan kepada umat manusia itu
adalah agar semuanya dalam keadaan damai yang sempurna. Damai itu mulai di bumi
sampai di surga dalam kekekalan selama-lamanya.

D. Siapa yang terpanggil untuk mewujudkan perdamaian tersebut?

Setiap orang percaya atau orang Kristen seharusnya sudah yakin dirinya diperdamaikan
dengan Allah. Kita semua yang sudah menerima pendamaian itu terpanggil untuk
10 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

mewujudkan perdamaian di dunia ini. Kita adalah agen-agen perdamaian Tuhan. Kitalah
yang seharusnya menjadi pionir/yang pertama menjadi pelayan perdamaian.

E. Bagaimana Melayani Perdamaian Saat ini?

Saat ini kita sebagai bangsa, sedang menghadapi pemilu legislatif dan pilpres. Para calon
pemangku jabatan penting di negeri ini berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai
kemenangan yang diinginkannya. Demi mencapai kemenangan pribadi atau orang-orang
yang didukungnya banyak pihak yang membaut dan menyebarkan fitnah dan berita hoax,
kata-kata kasar serta ujaran kebencian melalui media mainstream,seperti televisi dan surat
kabar maupun melalui gedged. Banyak orang yang menanggapi hal-hal tersebut dengan
arif dan bijaksana,namun tidak sedikit yang meresponnya dengan ejekan,sindiran,kritik
pedas,tekanan dan kemarahan. Berbagai macam tanggapan dan opini publik/masyarakat
dapat menimbulkan kejengkelan,kemarahan,dendam dan tindakan-tindakan kejahatan. Juga
ada yang menimbulkan hubungan retak bahkan putus serta kemarahan massal. Banyak juga
yang menimbulkan isu "sara"(suku,antar golongan,agama dan ras). Dapat juga
menimbulkan terkikis atau hilangnya rasa aman,nyaman dan damai di tengah masyarakat.

Dalam situasi seperti ini, Kita harus meresponi dengan benar dan tepat. Kita terpanggil untuk
menjadi pembawa damai, menjadi pelayan perdamaian di mana dan kapan saja,terlebih pada saat
ini. Selamat menghayati Paskah dengan melaksanakan misi perdamaian. Amin.

Untuk pendalaman sarasehan disediakan pertanyaan-pertanyaan diskusi:

1. Apakah Saudara pernah menyadari sebagai seorang yang jahat dan berdosa di hadapan
Tuhan? Jelaskan.
2. Apakah Saudara sudah benar-benar percaya bahwa Saudara sebagai orang berdosa sudah
mendapatkan pengampunan atau penebusan dosa dari Tuhan Yesus? Jelaskan.
3. Apakah Saudara sudah mengalami pendamaian dengan Tuhan? Dan bagaimana dampaknya
dalam hubungan Saudara dengan Tuhan dan sesama saudara? Jelaskan (dapat diberi
contoh-contoh pengalaman hidup Saudara).
4. Bagaimana pengalaman saudara sehubungan dengan adanya ujaran kebencian dan berita
hoax di TV,HP,dll.? Jelaskan.
5. Apaka yang akan saudara lakukan agar perdamaian dalam kehidupan keluarga,Jemaat dan
masyarakat semakin terwujud? Jelaskan.

Khotbah Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019


MINGGU PRAPASKAH I, 10 MARET 2019
WARNA LITURGI UNGU
Bacaan Leksionari : Ulangan 26 : 1-11, Masmur 91: 1-2,9-16; Roma 10: 8b-13;Lukas 4 :1-13
Bacaan Khotbah : Ulangan 26 : 1-11

11 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

BERSYUKURLAH KARENA ALLAH PENOLONGMU

Saudara-saudara yang di kasihi Tuhan,

Dalam berbagai bencana yang menimpa negeri kita ini, gempa bumi di sertai tsunami, gunung
meletus, angin puting beliung, banjir bandang, tanah longsor, kapal tenggelam, kecelakaan
pesawat terbang, dan sebagainya. Kita sering menjumpai berbagai kisah yang mengharukan dari
mereka yang tertimpa bencana. Kisah tentang orang-orang yang masih bisa bertahan dalam situasi
yang berat, penderitaan dan kehilangan sanak-saudaranya serta harta bendanya. Orang-orang yang
bertahan atau yang selamat tentunya harus mengucap syukur kepada Tuhan, karena mereka lolos
dari maut. Meraka harus mampu mengingat dan mengakui dan mengucap syukur atas pertolongan
Tuhan Allah dalam peristiwa yang menimpanya.

Dalam Ulangan 26 : 1-11, mengingatkan kepada umat Tuhan yaitu umat Israel, bahwa orang-orang
Israel yang telah di selamatkan dari penderitaan di tanah perbudakan dan bertahan serta lolos
dalam perjalanan menuju negeri yang janjikan oleh Tuhan, dan di perbolehkan masuk dan
menduduki negeri yang di janjikan Tuhan Allah. Mereka harus mengelola tanah perjanjian itu
maka mereka harus menanggapi kebaikan Tuhan itu dengan memberikan persembahan hasil
pertama dari bumi yang di berikan Tuhan sebagai ucapan syukur. Mengapa umat Tuhan itu harus
mempersembahkan syukur dari hasil pertama? Karena Umat Tuhan harus mengingat dan
mengakui imannya di hadapan umum dan dihadapan Tuhan Allah tentang kasih dan pertolongan
Tuhan. Yaitu ketika mereka mengalami penganiayaan, penindasan, kesengsaraan dan kesukaran
di tanah Mesir selama bertahun-tahun. Bagaimana dulunya kehidupan mereka yang hidup
diperbudak di tanah mesir. Umat Israel berseru kepada Tuhan dan seruan tersebut di dengar oleh
Tuhan. Tuhan melakukan perkara yang sungguh luar biasa, yaitu membebaskan mereka dari
penderitaan di Mesir, bahkan membawa mereka ke tanah perjanjian yang penuh dengan susu dan
madu. Ada beberapa ketetapan, pesan atau perintah dari Tuhan Allah yang mengingatkan kembali
bangsa Israel, setelah menduduki tanah kanaan di harapkan tetap menunjukan sikap setia dan
beriman Kepada Tuhan Allah. Tuhan Allah yang telah memelihara dan menjamin masa depan
yang pasti bagi mereka yang setia dan percaya. Pesan tersebut sebagi berikut :

1. Bersyukur
Setelah umat Israel memasuki tanah kanaan diberikan tanggung jawab untuk mengelola
negeri itu, di mana kondisi alamnya sangatlah subur. Sehingga mayoritas Umat Israel mata
pencahariannya adalah bercocok tanam atau bertani. Artinya sektor utama di negri itu
adalah pertanian yang merupakan andalan dan memberikan kontribusi terbesar bagi
perekonomian umat Israel. Dalam hal pertanian hasil panen pertama pada umumnya
adalah hasil yang terbaik. Hasil pertama atau yang sulung, Itulah yang harus mereka
persembahkan terlebih dahulu kepada Tuhan. Yaitu yang pertama dan yang terbaik.
Mereka harus menyadari bahwa Tuhan adalah pemilik negeri itu, sedangkan status mereka
hanyalah sebagai pengelola, yaitu mengelola negeri yang dipercayakan kepadanya. Tuhan
telah menyediakan tanah itu kepada umatNya menyediakan benih dan memberikan
pertumbuhan. Maka Tuhan Allah berhak menerima hasil pertama atau persembahan sulung
dari umatnya. Setiap pekerjaan yang mereka kerjakan dan hasil pengelolaan negeri itu
dipersembahkan kepada Tuhan sebagai tanda rasa syukur, bukti kesetiaan dan ketaatan

12 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

kepada Tuhan atas pemeliharaan Tuhan. Hal ini harus di lakukan dan Tuhanlah yang harus
di utamakan oleh umatNya. (ay 1,2)

2. Hormat dan hidup kudus


Kanaan sebagai Tempat tinggal dan pekerjaan umat Israel adalah pemberian Tuhan. Sebab
itu umat Israel harus menunjukkan sikap hidup yang baik yaitu sikap taat, hormat, hidup
dalam kebenaran dan kekudusan di hadapan Allah. Secara kusus dalam memberikan
persembahan kepada Tuhan. Sebab persembahan bukanlah untuk membujuk Tuhan. Maka
memberikan persembahan harus dengan penuh rasa hormat, sopan santun, rendah hati dan
tidak sembarangan. Motivasi memberikan persembahan adalah memuliakan dan
mengagungkan Tuhan yang telah memimpin dan memberkati mereka. Persembahan
sebagai wujud sembah dengan memberikan harta kepada Allah yang mahatinggi,
mahakuasa dan mahakasih. Oleh karena itu sepatutnya umat Israel bersyukur, memberi
hormat dan hidup kudus.

Saudara-saudara yang di kasihi Tuhan,

Sebagai orang percaya kepada Kristus, kita juga telah mengalami karya Tuhan sepanjang
kehidupan kita. Yaitu kita telah memperoleh hidup dan keselamatan oleh kemurahan Allah melalui
Kristus. Kita telah di tebus dan di beli oleh kematian dan kebangkitanNya, sekarang kita menjadi
milikNya. Tanpa pertolongan Tuhan tidak ada seorangpun yang dapat menjadi umatNya dan
menikmati berkat-berkat dari Tuhan dalam kehidupan ini. Oleh karena itu kita harus bertanggung
jawab mengelola kehidupan kita, Selanjutnya kita harus hidup dengan rasa syukur, hormat dan
hidup kudus sebagai persembahan yang hidup kepada Tuhan. Mari kita mengingat dan mengakui
bahwa Allah telah menolong kita dari sejak kecil hingga dewasa hingga saat ini. Kita dapat
membuka mata dan hati kita untuk menghitung berkat Tuhan satu persatu, maka kita kagum oleh
kasihNya. Mari kita bersyukur atas pertolongan Tuhan dalam hidup kita sehari-hari dengan
memberikan persembahan syukur. Mari kita beribadah kepadaNya dengan penuh rasa hormat dan
selalu berjuang untuk hidup sesuai dengan FirmanNya. Tuhan memberkati kita. Amin. (Ardyo)

Liturgi:
Nat Pembimbing : Ibrani 4 : 16
Berita Anugerah : Yesaya 41 : 10
Nat Persembahan : Mazmur 30 : 4
Pujian :
1. PKJ 2
2. KJ 64 : 1-2
3. KJ 438 : 1-3
4. PKJ 282 : 1-2
5. KJ 439 : 1 –
6. PKJ 258 :1-2

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PRAPASKAH I
Bacaan : Mazmur 91 : 1-2; 9-16

13 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

AMAN DAN DAMAI DALAM LINDUNGAN TUHAN

Bacaan kita hari ini merupakan ungkapan pemazmur tentang janji Tuhan untuk setiap orang
percaya kepadaNya. Mazmur berbicara tentang perlindungan Tuhan kepada bangsa Israel dalam
perjalanan menuju tanah perjanjian. Kalau kita mau belajar dari perjalanan bangsa Israel, kita tahu
mereka banyak mengalami halangan, rintangan dan tantangan yang di hadapi ketika berada dalam
perjalanan di padang gurun. Musa mengakui dan menyakini bahwa Tuhan menjadi pelindungnya.
Ungkapannya Mazmur 91 : 1-2 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan
bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan “Tempat perlindunganku
dan kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai” Musa atau pemazmur sungguh percaya bahwa
kehidupannya secara pribadi maupun bangsa Israel hidup dalam perlindungan Tuhan. Musa
meyakini bahwa Lindungan Yang Mahatinggi dan naungan Yang Mahakuasa adalah lebih besar
dari pada halangan, rintangan, masalah atau tantangan dan pergumulan yang di hadapi bangsa
Israel. Tuhan itu Mahatinggi dan Mahakuasa melebihi apapun yang bangsa Israel alami.

Perlindungan Allah itu sungguh luar biasa, pada ayat 9-16 Tuhan memberikan janji tentang
lindunganNya. Tidak ada perlindungan yang lebih sempurna di banding dengan perlidungan
Tuhan. PerlindunganNya membuat hidup kita aman dan damai, karena Tuhan tempat perteduhan
dan kita tidak akan tertimpa malapetaka (ay 9,10) . Tuhan akan menyertai, meluputkannya,
memuliakannya, dipanjangkan umur kita, dicukupkannya serta di selamatkan(ay 15-16). Karena
janji Tuhan itu sangat nyata dan di wujudkan dengan diprintahkan malaikat-malaikatNya untuk
mejaga perjalanan hidup kita, menatang kita jangan terantuk kepada batu. Dengan
perlindungannya kita berani atau tidak takut untuk mengahadapi kehidupan (ay 11-13). Sungguh
perlindungan Tuhan itu membuat hidup kita aman dan damai.

Bagaimana supaya perlindungan Tuhan itu ada dalam kehidupan kita? Kalau kita
menginginkanNya maka hidup kita harus melekat dan berseru kepadaNya “Sungguh hatinya
melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia
mengenal nama-Ku” (ay 14). “Bila ia berseru KepadaKU, Aku akan menjawab,Aku akan
menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.” Aman dan damai
hidup kita jika kita mau hidup intim dengan Allah, memiliki hubungan atau persekutuan yang kuat
dengan Allah. Andalkan kekuatan dan kuasa Tuhan, Janganlah mengandalkan kekuatan manusia
atau kekuatan sendiri, maka perlindungan Tuhan akan selalu nyata dalam setiap hidup kita. Kita
harus berseru minta perlindunganNya. Kita harus sadar bahwa halangan, rintangan, tantangan
hidup kita selalu ada. Dalam kondisi bangsa kita yang tidak menentu, kejahatan di mana-mana,
bencana alam yang terjadi ledakan bom yang masih mengancam, kerusuhan bisa terjadi kapan
saja, apa lagi kita telah merasakan tahun politik dan semakin dekat pelaksanaan pesta demokrasi
dengan berbagai persoalannya. Kita tidak perlu takut karena Allah kita menjadi pelindung kita,
aman dan damai jika kita mau berlindung kepadaNya (Ardyo)

PEMAHAMAN ALKITAB MASA PRAPASKAH I GKSBS 2019


PA PRAPASKAH I, MARET 2019
Bacaan : Lukas 4 : 1-13

14 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Pengantar

Sebelum Firman Tuhan dibacakan , peserta diharapkan bisa berbagi pengalaman dengan dipandu
pertanyaan sebagai berikut :

Pernahkan hidup saudara dicobai oleh iblis? Apakah pada saat itu saudara tahu bahwa saudara di
cobai oleh iblis? Apa yang anda lakukan? Silahkan berbagi cerita.

(Pemandu memberikan kesempatan untuk 2- 3 peserta untuk menjawab atau berbagi pengalaman)

Pembacaan Firman: Lukas 4 : 1-13

Pertanyaan untuk Diskusi:

1. Menurut saudara apakah iblis juga punya kuasa? Jelaskan!


2. Apa yang di lakukan Tuhan Yesus ketika di cobai oleh iblis? Jelaskan!
3. Apa yang menjadi senjata Tuhan Yesus dalam menangkis semua cobaan dari iblis?
4. Bagaimana supaya kita bisa menang melawan pencobaan dari iblis dan komitmen apa
untuk bisa memperoleh kekuatan melawan pencobaan?
Untuk mengakhiri Pendalaman Alkitab ini, pemandu membacakan tambahan teks

Tambahan pendalam teks

Selama hidup kita tidak akan terlepas dari ujian dan pencobaan, karena dunia ini telah di kuasai
oleh dosa. Sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu bertentangan dengan kehendak Allah. Oleh
sebab itu setia orang percaya harus berjuang melawan pencobaan-pencobaan dan godaan dari iblis.
Untuk melawan pencobaan-pencobaan itu tidak mudah karena iblis juga punya kuasa. (.. roh
memang penurut, tetapi daging lemah (Matius 26 : 41)).

Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tetapi
kita harus percaya bahwa Tuhan berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar yaitu;
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ilah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi
kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu di cobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu di cobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar
sehingga kamu dapat menanggungnya”. (Korintus 10 : 13)

Bagaimana kita bisa menang melawan pencobaan dari iblis? Cara terbaik adalah harus melekat
pada Tuhan dan senantiasa tinggal di dalam FirmanNya. Tuhan Yesus telah memberi teladan yang
luar biasa bagaimana melawan pencobaan. Ketika di cobai tidak henti-hentinya Yesus
menggunakan Firman Allah sebagai senjata untuk mangalahkan setiap tipu muslihat iblis. Tiga
kali iblis berusaha menjatuhkan Yesus dengan harapan Yesus gagal dalam menggenapi rencana
Allah Bapa dalam hidupNya. Dan tiga kali pula Yesus membalas serangan iblis dengan Firman
Tuhan. ( Ardyo)

Khotbah Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019


MINGGU PRAPASKAH II, 17 MARET 2019
WARNA LITURGI UNGU
15 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan : Kejadian 15 : 1 – 12, 17 – 18

JANGANLAH KUATIR

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Kekuatiran adalah awal kegagalan. Karena kuatir orang berhenti, tidak mau memulai dan tidak
berinisiatif. Di dalam kekuatiran, iman bisa menjadi hilang, hati menjadi tawar dan pastinya
mudah gelisah. Itulah sebabnya firman Tuhan berkata, “jangan takut” merupakan kalimat yang
menentukan di dalam Alkitab. Jaman yang semakin berkembang banyak hal yang menjadikan
manusia kuatir. Rasa kuatir menyerbu dari berbagai arah. Mulai dari hoaks, ketidakadilan, SARA,
ekonomi, kebersamaan dan bahkan menjelang pemilu 2019 nanti. Semua yang dulu dianggap
aman, kini penuh ancaman.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Kekuatiran juga pernah dialami oleh Abram, ketika sampai usia lanjut ‘belum’ juga diberikan
keturunan. Sempat terpikir olehnya bahwa yang akan mewarisi rumah dan kekayaannya adalah
Eliezer, orang Damsyik.

Rasa kuatir yang dialami Abram ini juga melingkupi banyak orang percaya. Rasa kuatir itu
membuat orang beriman menjadi ragu terhadap Tuhan yang diimani.Karena itu, apa yang harus
kita lakukan agar kekuatiran itu tidak menghalangi kita? Melalui kisah perjanjian Allah dengan
Abram kita diajar untuk mengatasi kekuatiran itu.

1. Percaya sepenuhnya.
Abram percaya sepenuhnya kepada firman yang didengar dan yang tampak dalam
penglihatannya (4–6). Saat firman disampaikan dan saat penglihatan ditampakkan, Abram
percaya, kemudian rasa kuatirnya lenyap.

Salah satu alasan kita beribadah adalah untuk mendengar firman Tuhan. Tujuannya ialah agar
iman kita tumbuh kuat. Dengan mendengar firman kita kembali menyadari Kemahakuasaan
Allah. Dan melalui firman itu kita kembali diingatkan tentang janji pemeliharaan Tuhan.
Kecemasan berubah menjadi kepastian, kesesakan berubah menjadi kelegaan. Itulah sebabnya
saat firman Tuhan disampaikan, kita diberi waktu, hati, pikiran supaya kita dapat konsentrasi.
Ingat, kuasa gelap bekerja keras saat firman disampaikan. Dia menggerakkan kita agar menutup
hati dan menolak firmanNya. Dengan mengajak kita untuk berpaling ke gadget dan medsosnya
dan merampas pikiran kita. Itulah sebabnya, gadget harus dimatikan saat beribadah. Kita
bersyukur lahir dan hidup dijaman yang modern dengan teknologi komunikasi yang canggih.
Modernisasi diberbagai aspek membuat hidup kita menjadi mudah. Namun mari kita ingat,
produk modernisasi juga bisa menjadi berhala tatkala kita tidak mampu mengendalikannya.

2. Taat melakukan firman


Abram dengan totalitas taat melakukan firman yang didengarkan (7 – 11). Tuhan meminta
lembu betina, bukan lembu jantan. Selain dagingnya empuk sebentar lagi akan masuk usia
16 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

kawin dan menghasilkan anak-anak lembu. Lembu betina yang dipersembahkan Abram adalah
simbol persembahan terbaik. Abram tidak menawar, tetapi taat. Secara logika mungkin Abram
dan Sarai menghendaki korban lembu jantan. Tetapi sebagai suami dan kepala keluarga, Abram
sadar, jika dia taat, hartanya akan bertambah banyak, istrinya sehat bahagia dan perkenanan
Tuhan akan semakin berlimpah.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,


Mempersembahkan yang terbaik merupakan salah satu cara mensyukuri berkat Tuhan.
Mempersembahkan dengan berkorban merupakan bukti mempercayai pemeliharaan Tuhan
sekaligus cara terbaik melenyapkan ketakutan.

Peristiwa saat banyak berkat, kemudian lenyap tanpa kita sadari, dan hasil besar yang sudah di
depan mata tetapi tiba-tiba lenyap tanpa sebab yang jelas, dapat kita pakai sebagai cermin yang
memotivasi kita agar lebih sungguh-sungguh taat pada firmanNya yang kita dengarkan. Abram
taat dan dia mengalami mukjizat. Kandungan istrinya sehat dijamah Tuhan dan menghasilkan
keturunan.

Marilah di masa Pra-paskah ke II ini, kita diajar tidak boleh kuatir karena Tuhan selalu melindungi
umatNya. Oleh karena itu, selayaknya kita pun dituntut untuk mempunyai hubungan yang intim
dengan Dia. Abraham menunjukkan hal itu disaat dia peka mendengar suara Allah. Allah telah
menentukan terlebih dahulu apa yang akan terjadi di masa mendatang dalam setiap kehidupan
orang yang percaya kepadaNya.

Bila Tuhan telah menyertakan beberapa tanda dalam janjiNya kepada Abram, dan janjinya selalu
ditepati. Demikian juga dalam kehidupan kita pada saat ini. Tuhan juga akan tetap setia kepada
umatNya. Oleh karena itu jangan takut dan jangan kuatir, karena Kekuatiran akan menghambat
setiap berkat Tuhan yang akan diberikan bagi kita. Yakinilah bahwa Tuhan pasti menolong.
Kiranya pertolongan dan berkat Tuhan semakin memupuk tekat semangat kita dalam
menyongsong masa depan. Amin. (YAW)

Liturgi :
Nats Pembimbing : Maz. 62 : 6 – 9
Berita Anugerah : Mat. 3 : 8 – 10.
Nats Persembahan : Mat. 6 : 19 – 21
Nyanyian :
1. Pembukaan : Kj. 161
2. Pujian : Pkj. 258
3. Penyesalan : Pkj. 43
4. Peneguhan : Pkj. 125
5. Rensponsoria : Pkj. 241
6. Persembahan : Pkj. 271
7. Pengutusan : Kj. 163
RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019
RENUNGAN PRASPASKAH II
Bacaan : Mazmur 27 : 1 – 14

17 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

NANTIKANLAH TUHAN

Salah satu kegiatan hidup yang kurang menyenangkan adalah menanti. Sebab dengan menanti membuat
pikiran menjadi gelisah. Namun dalam hal ini justru Daud mengajak kita untuk menantikan Tuhan. Di
tengah pelariannya karena mau dibunuh oleh Saul dan pemberontakan oleh Absalom serta perang tujuh
tahun antara suku Yehuda dengan suku-suku di Israel lainnya, ia tetap menantikan pertolongan Tuhan.
Dalam keadaan yang tidak menguntungkan, ada perasaan kuatir dan ketidakadilan yang dialaminya,
pikirannya dan menantikan Tuhan (ay. 8). Baginya, Tuhan adalah terang dan keselamatannya, benteng
hidup yang mampu menyertai dan melindungi Daud (ay. 1, 4,5).

Saudara, banyak kita jumpai kesaksian para tokoh dalam Alkitab yang punya pengalaman dalam menunggu
pertolongan Tuhan. Sebagaimana Abraham dan Sara dalam menantikan keturunannya, dan pertolonganNya
dinyatakan hingga umur mereka lanjut. Sebenarnya Tuhan bisa saja memberinya secara langsung, namun
itu tidak dilakukanNya. Demikian halnya dengan pengalaman Daud. Pertolongan Tuhan tidak
dilakukanNya secepat kilat, namun butuh waktu Daud harus menunggunya. Pastinya, dibalik pertolongan
Tuhan yang harus dinantikan, Ia ingin umatNya tetap optimis dalam menatap masa depan. Bagaimana
dengan kita selama ini? Mampukah pikiran kita tetap menantikan pertolongan Tuhan di tengah kegiatan
hidup yang kita jalani? Amin. (YAW)

Tata Ibadah :
1. Pujian : Pkj. 41
Doa : Pembukaan
2. Pujian : Kj. 445
Renungan :
Doa : Syafaat, Penutup, Bapa Kami
3. Pujian : Pkj. 241

PANDUAN PA MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PRA PASKA II
Bacaan : Lukas 13 : 31 – 35

18 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

1. Penjelasan teks
Saat menuju Yerusalem, Yesus sudah mendapatkan ‘julukan’ Sang Pembuat Onar. Hal itu terjadi
karena sepertinya Herodes tidak suka kotanya dimasuki oleh Yesus. Maka untuk mencegahnya, ia
mengirim untuk menyampaikan nada yang berisi ancaman kepada Yesus agar Ia membatalkan
niatnya ke Yerusalem. Ancaman yang didengar Yesus tidaklah menggetarkan hatiNya, Ia tetap
menuju Yerusalem. Tekad dan semangat Yesus tidak mudah dihentikan oleh ancaman sekalipun.
Dia memberi tahu kepada para utusan Herodes bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk
mencegahNya, sekalipun Dia harus mati Yerusalem.

Perkataan Yesus ini juga menyiratkan kesedihan yang mendalam. Dia rindu mengumpulkan
penduduk kota itu seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya. Yerusalem adalah kota
megah, sebuah mahkota dari Tuhan yang dijanjikan kepada keturunan Abraham. Jika ada tempat
yang semestinya peka terhadap kehadiran Tuhan, tempat itu seharusnya Yerusalem. Sayangnya
tidak demikian. Yerusalem mempunyai sejarah panjang yakni membunuh nabi-nabi yang
memberitakan firman Tuhan. Kota yang seharusnya menjadi tanda kehadiran Tuhan justru diubah
menjadi simbol kekuasaan duniawi yang tidak dapat mentolelir nubuat penghakiman dan panggilan
pertobatan. Namun, Yesus bukan sebesar nabi yang memberitakan Kabar Baik. Dia adalah firman
Allah yang menjelma. Dia datang bukan hanya untuk memberitakan penghakiman dan pertobatan,
tetapi untuk menjadi penduduk tetap yang mewakili kehadiran ilahi. Allah sekarang tinggal di
antara manusia. (YAW)

2. Diskusi
a. Mengapa Yesus tetap melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem sekalipun Ia diancam oleh
utusan Herodes?
b. Bagaimana respon Yesus menanggapi ancaman itu?
c. Apa yang akan kita lakukan di masa kini jika diperhadapkan sebagaimana yang dialami Yesus?
d. Pesan apa saja yang dapat kita peroleh untuk kita terapkan pada saat ini?

Susunan acara:
Pembukaan
Nyanyian : Kj. 155
Doa
Nyanyian responsoria : PKJ. 79
Persembahan : Pkj. 131
Doa syafaat

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PRAPASKAH III, 24 MARET 2019
WARNA LITURGI UNGU

19 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

BACAAN: Yesaya 55:1-9

DENGARKANLAH TUHAN AGAR KAMU HIDUP

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,


Mulai pertengahan hingga akhir tahun 2018 lalu kemarau terjadi sampai beberapa bulan. Beberapa
daerah terjadi kekeringan dan kebakaran. Tidak sedikit orang menengadah ke langit, ada apa di
atas? tentu berharap segera turun hujan. Karena kemarau menimbulkan masalah dalam hidup
sehari-hari, pertumbuhan tanaman terganggu, sulit mendapatkan air untuk kebutuhan masak,
mencuci, dsb.

Pada saat masih menghadapi masalah kemarau, terjadi bencana secara beruntun. Dimulai gempa
bumi di daerah Lombok, kemudian gempa bumi lebih besar lagi karena Tsunami di Palu.
Mengakibatkan ribuan orang mati, bangunan dan infastruktur lainnya hancur. Aktivitas kehidupan
lumpuh di daerah ini. Derita akibat bencana alam belum berakhir pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke
dalam laut Tanjung Karawang pada akhir oktober. Semua penumpang mati tenggelam
mengenaskan. Dan pada akhir 2018 Gunung Anak Krakatau ‘batuk-batuk’ menimbulkan
gelombang Tsunami menerjang dan menyapu daerah Banten dan Lampung. Juga menimbulkan
banyak korban dan menyisakan penderitaan. Segenap bangsa Indonesia sedih, prihatin atas
bencana yang terjadi. Kita kembali menengadah ke atas, merenung dalam hati “apa makna dari
semua kejadian yang memilukan ini?”

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Penderitaan yang dialami bangsa kita pada akhir 2018 lalu juga pernah dialami oleh bangsa Israel.
Mereka menderita dalam waktu yang sangat lama ketika dibuang ke Babel. Pada saat-saat
menderita, Allah menawarkan keselamatan. Secara keseluruhan pasal 55 ini berbicara tentang
keselamatan yang terkait dengan penebusan, pembebasan, kebenaran dan keadilan. Tuhan
memberikan keselamatan secara cuma-cuma agar bangsa Israel menjadi saksi tentang kebaikan
dan menunjukkan bahwa kasih Tuhan tetap berlaku selama Ia mengikat perjanjian dengan nenek
moyang mereka.

Allah tidak membiarkan bangsa Israel menderita dalam pembuangan di Babel dengan menawarkan
kemurahan secara cuma-cuma. Ini adalah bukti kebaikan dan kesetiaan janji Tuhan. Nabi Yesaya
menyerukan undangan Tuhan kepada bangsa Israel yang sedang haus agar datang kepada sumber
air hidup: “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dst...(1-3). Yesaya
menggambarkan pertolongan Tuhan sebagaimana air yang sangat dibutuhkan pada saat haus.
Karena kekeringan merupakan “sesuatu” yang menakutkan bagi bangsa Israel. Mengingat daerah
Israel bergunung-gunung batu meskipun pada bagian timur tanah Israel di aliri sungai Yordan,
tetapi tetap sulit untuk mendapatkan air.

Kalau kemarau kemana mereka mendapatkan air? Tidak ada selain menengadah ke langit, mohon
pada Allah agar diberi hujan, tanaman dapat tumbuh baik menghasilkan panenan yang berlimpah
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan semua itu akan terpenuhi jika mereka tetap setia mentaati
perintah dan ketetapan Tuhan Allah. Kalau tidak, mereka akan mendapat kutukan. (bdk.Ul. 28:15).
Sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman nabi Elia dan raja Ahab. Allah mendatangkan
20 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

kekeringan dan kelaparan karena kejahatan dan dosa bangsa Israel yang sudah tidak lagi setia
kepada Tuhan, karena mereka menyembah kepada baal.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,


Sebagaimana makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar manusia agar tetap hidup.
Demikian juga Nabi Yesaya menyerukan Firman Tuhan untuk menyadarkan bangsa Israel dalam
penderitaan. Mereka yang sedang lapar dan haus spiritual, kehilangan relasi dengan Tuhan. Jiwa-
jiwa mereka yang sedang mengalami kelaparan dan merasa dahaga merindukan pembebasan dari
Tuhan.

Perhatikan, Nabi Yesaya hingga dua kali menyerukan “dengarkanlah”: “...Dengarkanlah Aku
maka kamu akan memakan yang baik...(ay.2) dan “...dengarkanlah, maka kamu akan hidup!...
(ay.3). Artinya “mendengarkan Allah”, penting. Karena cara mendapatkan makanan yang berasal
dari Tuhan bukan dengan membayar bukan pula dengan bekerja tetapi dengan mendengarkan.
Jika bangsa Israel mau mendengarkan Allah maka mereka mendapatkan kepuasan, kedamaian bagi
jiwa yang haus dan lapar. Mereka akan hidup jika bersedia mendengarkan Tuhan. Allah
memberikan dengan cuma-cuma.

Sesuatu yang dapat diperoleh secara cuma-cuma adalah keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan
kepada bangsa Israel pada masa itu. Melalui peristiwa ini Allah hendak meneguhkan ikatan
perjanjian abadi dengan nenek moyang bangsa Israel. Dan perjanjian tersebut kembali diteguhkan
kepada Daud (ay.3,4). Janji keselamatan ini menunjuk pada Kristus, Anak Daud, yang
berpengaruh dan berkuasa pada zaman yang akan datang. Nabi Yesaya bernubuat bahwa bangsa-
bangsa lain akan bertobat dan akan begabung dengan Israel yang sudah ditebus Allah.

Perjanjian ini berbeda dengan Hukum Taurat yang telah diturunkan di gunung Sinai kepada nenek
moyang Israel. Saat itu Allah meminta agar mereka mendengar dan mentaatinya (Ul.6:3). Tetapi
perjanjian yang akan datang adalah suatu perjanjian kasih setia, suatu perjanjian kekal yang telah
dijanjikan Tuhan kepada Daud. Ketika Tuhan berjanji kepada Daud, perjanjian itu belum terjadi.
Bahwa melalui keturunan Daud akan datang perjanjian kasih setia yang bersifat kekal.

Saudara, bagaimanakah seharusnya bangsa Israel agar mendapatkan keselamatan, agar dibebaskan
dari penderitaan dalam pembuangan itu ? Tuhan masih memberi kesempatan. Mereka harus
segera mencari Tuhan dan berseru mohon ampun. Tuhan masih berkenan menerima dan
mengampuni (6,7). Bangsa Israel harus segera bertobat di hadapan Tuhan. Mereka harus segera
menghentikan segala kejahatan. Mereka harus berubah menjadi taat dan setia kepada Tuhan.
Walaupun hidup mereka banyak kesalahan dan dosa yang sangat menjijikkan dan tidak layak lagi
bagi Tuhan. Tetapi karena kemurahan hati Tuhan, bangsa Israel masih diampuni. Sebab Tuhan
merencanakan dan menghendaki umat-Nya tetap selamat. Sungguh kebaikan Allah tidak terselami
oleh pikiran manusia (8-9) .

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


MPPP 2019 ini mari kembali menghayati kesengsaraan Yesus untuk membebaskan kita dari dosa.
Akhir-akhir ini bangsa kita mengalami beberapa kejadian yang memprihatinkan secara beruntun.
Gempa bumi, Tsunami, kecelakanan, kekerasan dan tindak kejahatan lainnya membuat banyak
21 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

orang yang menderita. Mungkin saat ini kita pun menderita terdampak semua masalah tersebut.
Kapankah semua itu akan berakhir? Apakah masih menengadahkan ke atas berharap akan
pertolongan Tuhan?

Pada saat menghadapi situasi yang sulit, kita berusaha menyelesaikan dengan cara yang tepat dan
benar jika tidak, akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar. Firman Tuhan ini memberi
secercah pengharapan, maka dengarkanlah Tuhan. Sebab janji keselamatan telah digenapi oleh
Yesus Kristus. Tuhan berkuasa membebaskan manusia dari cengkraman kuasa dosa dan maut yang
diberika-Nya secara gratis. Inilah bentuk cinta kasih Allah kepada manusia. Kita diundang untuk
menikmati anugerah-Nya tanpa bayaran.

Undangan ini mengingatkan bahwa di tengah kepenatan, susahnya hidup, banyaknya tantangan
baik dari dalam dan dari luar diri agar memberi waktu kepada kita untuk bersekutu denganTuhan.
Dengarkanlah Tuhan. Nabi Yesaya memberitahukan bahwa kasih setia Tuhan, kekal selama-
lamanya untuk mereka yang membutuhkan keselamatan. Tuhan memanggil kita menjadi saksi
bagi orang lain yang belum mengenal Kristus agar juga dapat menerima dan menikmati anugerah
Allah.

Saudaraku, terkadang Tuhan mengingatkan kita melalui berbagai permasalahan hidup dan kejadian
yang memilukan hati. Namun, Tuhan masih memberi kesempatan kepada setiap orang yang telah
meninggalkan-Nya. Kembalilah kepada Tuhan dengan mengakui semua dosa-dosa kita dan mohon
belas kasihan untuk pengampunan-Nya, sebab Dia masih dekat. Sebab rencana dan kehendak
Tuhan adalah semua umat yang dikasihi tetap berada di dalam keselamatan-Nya. Kasih dan
kemurahan Allah melampaui akal dan pikiran kita. Bahkan kuasa Tuhan jauh lebih hebat
dibandingkan gempa Tsunami sekalipun dan kasih pertolongan-Nya jauh lebih besar dari semua
permasalahan kita. Dengarkanlah Tuhan agar kita hidup. Amin. (DGS)

No. Nyanyian Nas Pembimbing Mazmur 42 : 2 – 4


1 KJ. 15 : 1, 3 Berita Anugerah Matius 11: 28 – 30
2 KJ. 27 : 1 – 3 Nas Persembahan Ulangan 6: 3
3 KJ. 53 : 1 – 3
4 KJ. 344 :1 – 4
5 PKJ. 145
6 PKJ. 187 : 1, 4

Renungan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019


RENUNGAN PRAPASKAH III
BACAAN: Matius 21:28-32
22 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN

Satu lagi pengajaran tentang kehidupan yang disampaikan Yesus melalui perumpaan tentang dua
orang anak. Si bapa menyuruh anak sulung bekerja di kebun anggur. Anak sulung mengiyakan,
tetapi tidak melakukan. Kemudian bapa menyuruh anak kedua. Namun anak kedua membantah,
tidak mau. Tetapi kemudian anak kedua ini menyesal selanjutnya melakukan yang disuruh
bapanya.

Perumpamaan ini merupakan gambaran kehidupan manusia sejak zaman Yesus dan saat ini. Ada
orang dengan mudah mengiyakan, namun tidak melakukan. Ada juga orang yang selalu saja protes
atau membantah lebih dulu, walau akhirnya menyadari dan menyesal kemudian melakukannya.
Inilah kenyataan hidup, lain yang dikatakan lain juga yang dilakukan.

Kehendak Bapa, mutlak dilakukan oleh segenap orang Kristen. Sebab bukti dari iman kita kepada
Yesus adalah melakukan kehendak-Nya. Oleh karena itu Yohanes mengajarkan tentang “jalan
kebenaran” yang harus dimengerti, dihayati dan diikuti. Meskipun hal ini sudah diketahui para ahli
Taurat, namun mereka tidak mempercayainya. Sebab iman mereka diperhadapkan dengan logika,
cara berpikir dan hal yang pasti, demikian penjelasan Yesus selanjutnya.

Penyesalan yang mengarah pada keinginan untuk melakukan apa yang dikatakan “Sang Guru”
adalah sikap yang sangat kita butuhkan saat ini. Mari koreksi diri: seberapa sering kita mengamini
perkataan-perkataan Tuhan Yesus, namun enggan melakukannya. Sudah saatnya manusia
menyesali sikap dan tindakan yang membangkang terhadap Tuhan. Sudah waktunya melihat yang
baik dan mendengar yang benar yang disampaikan Tuhan dalam kehidupan ini. Penyesalan yang
sungguh atas tindakan kemunafikan bahkan keberdosaan kita akan membuat kita merasa damai.
Serahkan seluruh hidup kita kepada pengasihan Tuhan untuk memimpin hidup kita.
Berbahagialah, karena sudah mau mendengar dan melakukan firman Tuhan. Amin. (DGS).

PANDUAN PA MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PRA PASKAH III
Bacaan : Keluaran 20:17

23 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

BUKAN IRI HATI MELAINKAN INGIN BERPRESTASI

Hukum ke-10 dari dasa titah diawali dengan kata “jangan mengingini” . Hukum ini tidak dapat
dipisahkan dari hukum-hukum sebelumnya. Sebagai hukum penutup, justru hukum ini berkaitan
dan merupakan akar masalah dari hukum-hukum yang lain. Bangsa Israel pernah berbuat
kesalahan. Karena ‘mengingini’ maka mereka membuat lembu emas untuk disembah. Karena
‘mengingini’ maka orang membunuh, berzinah, mencuri. Karena ‘mengingini’ jabatan maka
melakukan penyuapan dengan uang atau money politik, Karena ‘mengingini’ diluluskan maka
membayar mahal, karena ‘mengingini’ gelar (titel) maka membeli ijazah palsu, dan sebagainya.

Apakah ‘mengingini’ itu dapat disebut sebagai iri hati? Tidak selamanya. Dalam Yakobus 3:14
dan 16 ditunjukkan bahwa iri hati bukan sekedar ‘ingin’. Sebab Iri hati mengandung sikap
mementingkan diri sendiri yang diikuti oleh dusta, perlawanan terhadap kebenaran, kekacauan dan
segala macam perbuatan jahat. Maka tidak heran, ada anak tega memukul kawannya sendiri karena
iri hati dan ingin memiliki hp yang dimiliki kawannya tersebut. Ada pria tega membunuh suami
dari perempuan ‘yang diingininya’. Jelas segala perbuatan tersebut dilarang oleh Tuhan Allah dan
perbuatan yang melangggar hukum.

Tetapi milikilah semangat untuk berprestasi. Karena semangat berprestasi berangkat dari
keinginan untuk selalu menghasilkan yang terbaik tanpa merasa terganggu (baca: iri hati) bila
orang lain lebih baik. Tidak ada niat untuk menjatuhkan orang lain, tetapi justru tetap semangat
untuk membangun orang lain. Seseorang yang ingin atau mempunyai semangat berprestasi, ia
akan berusaha mempertahankan keberhasilan yang telah dicapainya. Dan juga selalu siap
membantu temannya yang mengalami kesulitan tanpa rasa takut maupun iri hati jika suatu saat
temannya lebih unggul dari dirinya.

Mengingat ingin berprestasi dengan iri hati, beti (beda tipis) maka kita harus selalu waspada.
Jangan sampai keinginan untuk berprestasi berbelok menjadi iri hati. Untuk menjaga agar tetap
fokus pada prestasi yang diinginkan, milikilah petunjuk Yakobus, yaitu menggunakan hikmat
Tuhan yang melahirkan lemah lembut, kemurnian, damai, keramahan, penurut, belas kasihan,
kebaikan, kejujuran dan keadilan (Yak.3:3,17). Berbahagilah karena punya keinginan untuk
berprestasi bukan iri hati, mampu selalu bersaing dengan gembira bahkan selalu siap untuk
menolong para pesaing. Tuhan memberkati. Amin.

Pertanyaan diskusi:
1. Keluaran 20:17 dan Ulangan 5:21, menyebutkan “jangan mengingini rumah sesamamu,.. atau
apapun yang dipunyai sesamamu” apakah akibatnya jika larangan Tuhan ini dilanggar?
2. Apa beda ‘ingin berprestasi’ dengan ‘iri hati’?
3. Berdasarkan Yakobus 3:13-17, sebutkan apa saja yang mengiringi iri hati dan yang tidak
mengiringi iri hati.
4. Bagaimana caranya agar keinginan untuk berprestasi tidak berbelok menjadi iri hati?

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PRAPASKAH IV, 31 MARET 2019
24 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

WARNA LITURGI UNGU


Bacaan: II Korintus 5:11-21

CIPTAAN BARU UNTUK MENJADI PELAYAN PENDAMAIAN

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Hasil teknologi telah banyak membantu manusia khususnya untuk berkomunikasi. Tetapi jika
tidak cerdas penggunaannya dapat berakibat buruk, misalnya melalui medsos (media sosial)
manusia saling menghujat dan mencela untuk memburukkan diri sesamanya. Bukankah sebagai
mahkluk sosial kita harus saling menghargai dan saling mengasihi? Ujaran kebencian semakin
seru memicu permusuhan antar sesama. Tuhan menghendaki umat-Nya agar dalam hidup bersama
saling berdamai.

Sebab Allah sudah menebus dan membeli kita dengan darah-Nya, bukan karena kita sudah cukup
baik, tetapi karena Tuhan mau menciptakan manusia yang baru di dalam diri kita. Paulus
menegaskan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor.5:17). Ciptaan baru di dalam Kristus
merupakan anugerah yang Allah berikan kepada setiap orang yang tinggal di dalam Kristus.
Namun, pertanyaannya: apakah anugerah ini sudah kita nyatakan di dalam hidup kita sehar-hari?”

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Mari kita pahami makna hidup baru menurut Paulus. Jika dicermati surat kedua kepada jemaat
Korintus ini, Paulus bersaksi tentang dirinya bahwa dia rasul Kristus yang sejati (lih: 2 Korintus
2:14-17; 4:1-2; 5:20; 6:4-10 dan 11:22-12:10). Penegasan Paulus ini bukan untuk
menyombongkan diri tetapi untuk membela diri terhadap orang-orang yang memfitnah dan
menjelekkan dirinya. Kelompok ini berusaha menghasut dan mempengaruhi umat Kristen agar
menolak ajaran dan diri Paulus. Dan Paulus menyebut mereka sebagai rasul-rasul palsu dan para
pekerja curang yang menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor.11:13-14) karena mencari
keuntungan bagi diri mereka dari firman Allah (2 Kor.2:17).

Paulus mengakui bahwa Allah mengetahui secara jelas seluruh isi hatinya, maka ia takut kepada
Tuhan. Dia meyakinkan jemaat Korintus agar dengan jernih menilai dirinya sebagai pelayan Injil
Kristus. Sebab semua yang dilakukan dengan tulus sebagai rasul Kristus, bukan untuk memuji
dirinya sendiri. Bukan pula untuk memegahkan diri secara lahiriah (sombong). Melainkan untuk
menyatakan diri sebagai tanda persekutuan secara batiniah dengan para rasul agar jemaat Korintus
mengetahui jati dirinya dan dapat memegahkan diri Paulus ketika jemaat berhadapan dengan
orang-orang yang memfitnah dan memburukkan dirinya.

Meskipun demikian Paulus menyadari bahwa dirinya dapat saja lepas kendali dalam melaksanakan
tugas yang diiembannya. Oleh karena itu dalam koridor pelayanan Allah ia selalu berusaha untuk
mengendalikan dirinya. Sebab tujuan pelayanannya bukan untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi
untuk kepentingan jemaat. Dan alasan yang mendasari semua tindakannya tersebut adalah karena
kasih Kristus yang menyelamatkan. Sebab peristiwa kematian Kristus merupakan karya yang
membawa kehidupan baru kepada semua orang. Maka dengan peristiwa tersebut Paulus berharap

25 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

agar setiap orang yang telah memperoleh hidup baru, bukan lagi hidup untuk diri sendiri
melainkan untuk Kristus yang telah bangkit.

Dalam hal memandang atau menilai orang lain Paulus memberikan dasar pemikiran baru yaitu
bertitik tolak dari Kristus. Jika sebelumnya Kristus dinilai menurut ukuran manusia, maka
sekarang Yesus dinilai menurut ukuran iman. Demikianlah seharusnya setiap orang menilai
sesamanya yaitu menurut ukuran iman. Arti menurut ukuran iman dalam hal ini bukan menunjuk
pada iman orang yang dinilai, tetapi pada kualitas iman dari orang yang menilai. Jelasnya
demikian: “aku memandang sesamaku (entah ia seiman atau tidak seiman dengan aku) tetapi
menurut imanku.” Sebagaimana yang diajarkan Yesus tentang sesama, yaitu kisah orang Samaria
yang baik hati (Luk.10:25-37). Contoh yang lain: Kristus memandang manusia untuk dikasihi
walaupun berdosa, demikian juga dengan orang beriman cara pandangnya pun harus demikian,
yaitu mengasihi orang berdosa. Tidak seperti yang terjadi pada orang yang tidak beriman yang
menggunakan ukuran manusia, misalnya; orang berdosa dijauhi dan dihukum.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Ciptaan baru memampukan kita untuk menilai dan bertindak sesuai menurut Kristus. Paulus
dengan yakin menyatakan bahwa siapapun yang ada (tinggal) di dalam Kristus, ia adalah cipataan
baru. Perhatikan: kata ‘adalah’ di sini bukan kata ‘menjadi’ atau ‘akan’ tetapi sudah terjadi.
Paulus menunjukkan keyakinan imannya yang penuh rahmat Allah bahwa melalui Yesus Kristus
yang lama sudah berlalu dan sesungguhnya yang baru sudah datang. Keyakinan iman yang penuh
ini merupakan daya kekuatan yang mampu mengubah dan memperbaharui kehidupan kita.

Karena pembaharuan hidup di dalam Kristus sudah nyata terungkap melalui karya pendamaian
baik antara Allah dan dunia, maupun antara manusia dengan sesamanya. Karya pendamaian inilah
yang diberitakan oleh Paulus sebagai pelayan pendamaian. Oleh karena itu Paulus menegaskan
bahwa ia dan para rasul adalah utusan-utusan Kristus yang dipanggil untuk menjadi pelayan
pendamaian agar setiap orang yang sudah hidup baru memberi diri dalam karya pendamaian Allah
di dalam Yesus Kristus.

Makna ‘ciptaan baru di dalam Kristus’ merupakan keyakinan iman yang penuh atas peristiwa
Yesus Kristus, terutama kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan keyakinan iman ini, kita sadar
bahwa pembaharuan yang telah terjadi di dalam hidup kita adalah karena karya Kristus semata.
Oleh karena itu kata kunci yang harus dipahami yakni “ada” atau “tinggal” di dalam Kristus. Hal
ini menegaskan perbedaan antara ‘orang yang memeluk agama Kristen’ dengan ‘pengikut Yesus
Kristus’. Banyak orang yang mengaku beragama Kristen tetapi belum tentu menjadi pengikut
Yesus yang sejati. Hal ini tampak dalam sikap, kata dan perbuatannya sehari-hari. Oleh karena itu
jadilah Pengikut Yesus yang membiasakan kebenaran Tuhan Yesus dan janganlah membenarkan
kebiasan buruk.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,


Pada masa sekarang ini banyak berita-berita bohong hoak , ujaran kebencian. Membenarkan diri
sendiri, kelompok sendiri atau pilihan sendiri dengan menjelek-jelekkan orang lain atau pihak lain
yang dianggap saingan. Tindakan yang demikian jelas menumbuhkan kebencian permusuhan
antar sesama dan pada gilirannya memecah belah keutuhan bangsa. Ingat, kita pengikut Yesus
26 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

yang sejati, jangan mau ikut-ikutan melakukan tindakan tersebut. Teladanilah sikap dan tindakan
Paulus, tetap mampu menguasai diri dengan takut kepada Tuhan untuk menyatakan kebenaran.

Jika Kristus telah mendamaikan manusia dengan Allah maka kita pun diutus menjadi pendamai
bagi sesama kita. Sebab hakikat diri sebagai ‘ciptaan baru’ sesunggungnya sudah mewujudnyata
pada kehidupan masa kini dan akan menjadi sempurna pada kehidupan masa depan dalam
persekutuan yang lestari dengan Allah Bapa di surga. Amin. (DGS).

No. Nyanyian Nas Pembimbing Mazmur 34:12-15


1 KJ.17:1,3 Berita Anugerah 1 Petrus 1:3-5
2 KJ.467:1-3 Nas Persembahan 1 Yohanes 3:16-18
3 KJ.376:1-3
4 KJ.329:1-2
5 PKJ.146
6 PKJ.216:1-3

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PRA PASKAH IV
27 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan: Roma 12:17-21

AZAS TIMBAL BALIK

Wajar dan adil jika membalas dengan tindakan yang sama kepada orang yang ‘kurang ajar’.
Memang, jika mengikuti naluri sebagai manusia wajar dan adil kalau kita memperlakukan orang
lain setimpal (sama) dengan perbuatannya kepada kita. Jika orang itu bersikap baik kepada kita
maka kita pun membalasnya dengan kebaikan. Demikian pula, jika dia berbuat jahat, maka kita
pun boleh memperlakukannya dengan jahat. Singkatnya, kebencian dibalas dengan kebencian, dst.
Awas...! ini prinsip duniawi jangan diikuti karena kita orang Kristen hidup berdasarkan ajaran
Tuhan Yesus.

Ajaran Kristen terkadang memang tidak masuk akal. Contohnya jika ditampar pipi kiri berikan
pipi kanan. Jika engkau dianiaya, ampuni dan berdoalah baginya. Demikian juga dalam setiap
ibadah minggu, kita sebagai jemaat Tuhan dituntun liturgi GKSBS untuk menjalankan hukum
kasih agar damai sejahtera Allah dapat dirasakan oleh sahabat maupun juga dapat dirasakan oleh
orang-orang yang memusuhi kita. Ajaran kejahatan harus dibalas kebaikan, memang tidak logis
sama sekali karena tidak ada rasa keadilan.

Bicara Kristen adalah bicara tentang Yesus Kristus. Bicara Yesus Kristus berarti bicara kasih,
penebusan, pengampunan dan keselamatan. Agar tercipta kedamaian berarti kita harus saling
mengasihi dan mau membalas dengan kebaikan pada setiap orang sekalipun kita diperlakukan
buruk. Satu hal yang unik dari Roma 12:21 “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi
kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” ini adalah sebuah ajakan membalas dengan tindakan
nyata yaitu kebaikan. Jika kita tulus mau mengampuni maka permusuhan pun segera berakhir.

Kalau mau jujur kadang-kadang hati kita sering dihinggapi perasaan jengkel dan marah. Ketika
orang lain berbuat jahat terhadap kita, kita tidak bisa terima dan ingin sekali membalasnya. Ketika
kita ditegur Firman Tuhan, kita malah bersungut-sungut. Jika hal ini terjadi lagi, jauhkanlah niat
kita untuk balas dendam. Itu bukan urusan kita, melainkan urusan Tuhan. Ampunilah dan doakan
mereka supaya Tuhan menjadikan mereka baik menurut cara-Nya, karena itulah perintah Tuhan
yang harus kita lakukan. Memang sangat sulit memaafkan orang yang memperlakukan kita dengan
buruk, tetapi jika kita sungguh-sungguh mau memaafkan, itu jauh lebih berharga di mata Tuhan.
Amin. (DGS)

PEMAHAMA ALKITAB MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PRAPASKAH IV
Bacaan : I Petrus 3:8-12
28 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

KASIH DAN DAMAI

Bahaya disintegrasi sudah kian nyata, kesatuan dan persatuan bangsa saat ini terancam. Jika kita
tidak waspada bangsa yang kita cintai ini akan jatuh kedalam kehancuran. Karena sikap egois
pribadi dan golongan semakin menguat. Sementara sikap seia-sekata, seperasaan, kasih sayang,
kerendahan hati (solidaritas) sebagai anak bangsa sudah mulai luntur. Satu terhadap yang lain
bukan lagi dilihat sebagai saudara atau kawan melainkan saingan, bahkan musuh yang harus
dimusnahkan. Oleh karena itu mari kita terima dan berlakukan nasihat Rasul Petrus ini.

Surat ini merupakan surat penggembalaan ditujukan kepada orang-orang Kristen yang mengalami
penderitaan tersebar di beberapa daerah. Rasul Petrus mengajar dan menasihati bagaimana orang
Kristen harus hidup untuk tetap ‘tunduk’ kepada Penguasa dan semua peraturannya yang
dipahaminya sebagai dari Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan (1 Ptr.2:13-17). Diharapkan orang-
orang Kristen senantiasa hidup berpengharapan membuktikan kemurnian iman dalam bersikap dan
berbuat baik pada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan 1 Petrus 3:8-12 ini ada tiga catatan penting, yaitu:


1. Ajakan, agar orang Kristen hidup sebagai pribadi khususnya dalam komunitas maupun di
tengah masyarakat, agar:
 Seia sekata: mengutamakan kesatuan dan menghindari segala bentuk perpecahan agar tetap
dapat bersatu untuk memuliakan Tuhan.
 Seperasaan: simpati dalam konteks bersama menderita sebagai anggota tubuh Kristus.
 Mengasihi dan menyayangi antar saudara sebagai bukti sebagai murid Yesus untuk
menunjukkan bahwa orang-orang percaya sudah dipindahkan dari kematian kepada hidup.
 Rendah hati sebagai sifat dasar orang percaya dengan meneladani Yesus Kristus yang telah
merendahkan diri-Nya untuk mengikat hubungan antar sesama dan untuk dapat membangun
kehidupan persekutuan.
2. Menerapkan teladan dari hidup Yesus, yaitu: tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, atau
caci maki dengan caci maki. Tetapi memberkati, karena untuk itulah kita dipanggil.
3. Hidup yang bermakna diwujudkan dalam mencintai kehidupan dengan cara:
 Menunjukkan kualitas hidup yang berguna baik bagi diri sendiri maupun berguna bagi
orang lain.
 Mengendalikan diri agar tidak mengucapkan perkataan yang jahat dan yang menipu, tidak
membalas kejahatan sehingga dapat mencegah kekerasan dan suasana damai dapat
diwujudkan sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus (bdk.Mat.5:9).

Keadaan bangsa kita sekarang ini sungguh memprihatinkan. Kekerasan terjadi dimana-mana.
Harga hidup manusia semakin rendah. Harkat dan martabat masyarakat kita telah tercabik-cabik
oleh ulah sebagian masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai kemanusiaan tidak lagi dijunjung, sementara
benih-benih kebencian terus bertaburan dimana-mana. Tuhan menentang setiap orang yang
berbuat jahat. Tetapi Tuhan senantiasa berkenan pada orang yang benar dan mendengarkan setiap
orang yang bermohon kepada-Nya. Amin. (DGS)

Pertanyaan diskusi:
29 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

1. Pernahkah Saudara sangat membenci seseorang? Mengapa Saudara membencinya? Pada


saat itu, apa yang saudara harapkan pada diri orang tersebut?
2. Pada ayat 8 merupakan kesimpulan agar kita menindaklanjutinya. Sebutkan langkah
kongkrit yang akan Saudara lakukan terhadap orang yang Saudara benci.
3. Menjelang Pemilu dan Pileg ini dalam pemberitaan dari berbagai sumber, muncul hoax ,
ujaran kebencian untuk menjatuhkan pihak tertentu. Pada ayat 12 menunjukkan peran dan
fungsi kita sebagai orang Kristen dan warga negara yang baik. Sebutkan langkah-langkah
yang akan Saudara lakukan dalam rangka mesukseskan pesta demokrasi tersebut.

KOTBAH MASA PENGHAYATAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PRA-PASKAH V, 7 APRIL 2019
WARNA LITURGI UNGU
Bacaan : Mazmur 126.
30 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Tujuan : Jemaat memiliki sikap optimis terhadap masa depan berbangsa dan
bernegara.

TUHAN TELAH MELAKUKAN PERKARA BESAR.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Ada tiga orang guru di sekolah mempunyai pandangan yang berbeda terhadap pekerjaannya
sebagai seorang guru. Apabila ditanya dengan pertanyaan yang sama, akan ada jawabannya
berbeda. Pertanyaannya adalah Apa yang anda lakukan pada saat anda mengajar di sekolah ?.
Dari pertanyaan ini, ada yang menjawab : aku sedang menjelaskan mata pelajaran kepada anak-
anak supaya mereka tidak kesulitan saat mereka ujian kelak. Guru yang lain menjawab aku sedang
mencari duit. Karena dengan mengajar aku dapat menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga
kami. Guru yang lain lagi menjawab aku sedang mecerdaskan anak bangsa sebagai pengganti
generasi tua. Hal itu berarti aku sedang melakukan perkara besar, yaitu mempersiapkan masa
depan bangsa.
Dari beberapa jawaban, ternyata pekerjaan seorang guru tidak sekedar menjelaskan mata pelajaran
atau mencari uang. Tetapi lebih dari pada itu, melakukan perkara besar, yaitu mempersiapkan
masa depan bangsa.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Mazmur 126 ini merupakan Nyanyian Ziarah dan terdapat dalam Mazmur 120 -134. Kata Ziarah
ini berarti naik, yaitu naik ke Yerusalem. Karena kota Yerusalem didirikan dan dibangun di atas
bukit dan Bait Allah berada di bukit yang bernama bukit Sion. Karena itu, Mazmur ini digunakan
oleh umat Israel khususnya laki-laki ketika mereka naik ke Yerusalem atau bukit Sion.
Penggunaan Mazmur ini dilakukan pada saat mereka beribadah merayakan salah satu dari tiga
hari raya yang harus dihadiri oleh seluruh orang laki-laki Israel. Pada saat umat Israel -khususnya
laki-laki- beribadah merayakan salah satu dari hari raya itu, dalam Mazmur 126 ini, diawali
dengan keadaan hati yang sukacita. Karena Tuhan telah memperlihatkan kekuasaan dan
kebesaranNya kepada umat Israel dan disaksikan oleh bangsa-bangsa sehingga ada orang yang
berkata : TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini! (ayat 2). Umat
Israelpun mengaku bahwa Tuhan telah memulihkan mereka dan melakukan perkara besar kepada
umat Israel (ayat 3). Mazmur 126:2-3 dengan ungkapan Tuhan telah melakukan perkara besar,
pemazmur hendak menceritakan tentang kembalinya umat Israel dari pembuangan di Babel dan
membangun kembali kota Yerusalem. Demikian juga pemazmur mengenang dan mengaku bahwa
pembebasan dari Mesir dan penyeberangan yang aman di laut Teberau merupakan perbuatan Allah
yang besar dan ajaib. Karena itulah mereka bersukacita yang diungkapkan dengan kata : Ketika
TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan mereka seperti orang bermimpi, mulut mereka penuh
dengan tertawa dan lidah mereka bersorak-sorai (ayat 1 dan 2 a)

Pada Mazmur 126 ini juga menceritakan tentang umat Israel yang berdoa dan berjuang pada saat
mereka memenuhi kehendak Allah untuk keluar dari penindasan bangsa-bangsa, yaitu peristiwa
penindasan Mesir dan peristiwa pembuangan Babel. Dalam doanya, pemazmur memohon kepada
Tuhan agar Tuhan memulihkan mereka seperti memulihkan batang air kering di tanah Negeb (ayat
4). Dalam konteks jaman itu, pada musim hujan, batang air yang kering secara tiba-tiba dapat
menjadi aliran air. Tentu saja, peristiwa ini merupakan peristiwa yang indah, besar dan ajaib.
31 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Apabila kita renungkan doa pemazmur ini, maka di dalam doanya ini pemazmur telah
mengungkapkan pengakuannya bahwa Tuhan sanggup dan berkuasa melakukan perkara besar,
ajaib dan indah. Demikian juga dalam hal berjuang. Dalam perjuangan ini, pemazmur membuat
dua perumpamaan (ayat 5-6). Pertama diumpamakan seperti orang-orang yang menabur dengan
mencucurkan air mata. Tetapi dengan iman dan keyakinan yang penuh kepada Allah, orang-orang
yang menabur itu akan menuai dengan bersorak sorai. Kedua diumpamakan seperti orang yang
berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih. Maka pasti orang itu pulang dengan sorak-
sorai sambil membawa berkas-berkasnya. Kedua perumpamaan dari pemazmur ini mengingatkan
umat Israel bahwa dengan iman dan keyakinan kepada Allah, pada saat perjuangan yang penuh
dengan penderitaan saat itu, umat Allah akan tetap hidup dalam penantian dan pengharapan. Kini,
pengharapan itu telah menjadi kenyataan bahwa Israel sudah kembali ke negeri mereka dan
membangun kembali Bait Allah serta beribadah kepada Allah. Dalam peristiwa pembebasan Allah
terhadap Israel baik peristiwa kembalinya Israel dari Mesir dan kembalinya Israel dari
pembuangan Babel bukan sekedar mengembalikan atau memulangkan umat atau membuat
sengsara umat di perjalanan. Tetapi, Tuhan Allah telah melakukan perkara besar kepada umatNya
(Israel). Bahwa Tuhan Allah akan menggenapi perjanjianNya tentang datangnya juru selamat dan
menjadikan umat Israel merdeka, ber-otoritas di antara bangsa-bangsa dan hidup damai sejahtera
serta beribadah kepada Allah.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Firman Tuhan saat ini menegur, mengingatkan dan meneguhkan kita bahwa sekecil apapun yang
kita lakukan apabila kita hayati, sebenarnya kita telah melakukan perkara besar. Sesuai dengan
keadaan kita saat ini bahwa tahun 2019 ini adalah tahun politik. Karena itu ada beberapa hal yang
dapat kita renungkan saat ini :
1. Berdoa merupakan hal yang penting dalam hidup kita. Bahwa dalam doa tidak sekedar
mengucapkan kata-kata indah yang didengar Tuhan Allah, tidak sekedar rutinitas bahwa orang
percaya itu wajib berdoa. Tetapi, doa akan dapat mengubah segala keadaan ketika Tuhan
mengabulkan doa kita. Dengan dikabulkannya doa kita, maka sesungguhnya Tuhan telah
melakukan perkara besar dalam hidup kita. Karena itu, saat kita berdoa untuk siapapun juga
hendaklah kita lakukan dengan sepenuh hati kita. Karena dengan doa, Tuhan melalui doa kita,
Ia telah melakukan perkara besar.
2. Pada saat yang sudah dijadwalkan, kita akan memilih pemimpin bangsa kita dengan cara
mencoblos gambar calon pemimpin bangsa, yaitu presiden-wakil presiden dan wakil rakyat.
Pada saat mencoblos itu kita tidak sekedar mencoblos gambar calon pejabat, tidak sekedar
melaksanakan amanat undang-undang. Tetapi kita telah melakukan perkara besar, yaitu
menentukan kehidupan masa depan bangsa. Makmur dan tidaknya suatu bangsa, aman dan
tidaknya suatu bangsa, kuat dan lemahnya suatu bangsa salah satunya adalah tergantung dari
pemimpinnya. Karena mencoblos gambar calon pejabat adalah sikap yang menentukan
kehidupan masa depan bangsa. Maka hendaklah kita tetap menggunakan hak pilih dan cerdik
ataupun bijak dalam memilih calon pemimpin bangsa atau pejabat negara.
3. Dengan hangatnya situasi politik saat ini, hendaklah kita melakukan perkara besar, yaitu
menciptakan dan menjaga kedamaian dan kebersamaan dalam masyarakat. Agama dan suku
boleh beda, partai boleh beda, apapun boleh beda. Tetapi kita tetap satu dalam Negara kesatuan
Republik Indonesia. Kekuatan suatu bangsa juga terletak pada kerukunan dan kesatuan bangsa.

32 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Saudara-saudaraku..Tuhan sanggup melakukan segala perkara besar. Pada saat ini, kita dipanggil
untuk berjuang melakukan segala perkara besar dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Amin. ( Rekso)

Bacaan Liturgi :
Nats Pembimbing : Filipi 3:10 -11.
Berita Anugerah : Yesaya 1:18-20.
Persembahan : Yohanes 7:47.
Nyanyian:
1. Pembukaan : PKJ 13
2. Pujian : KJ 341
3. Penyesalan : KJ 27.
4. Peneguhan : PKJ 205
5. Responsif : KJ 408
6. Persembahan : PKJ 148
7. Pengutusan : KJ 410.

RENUNGAN MASA PENGHAYATAN PASKAH DAN PENTAKOSTA GKSBS 2019


RENUNGAN PRA PASKAH V
Bacaan : 1 Korintus 13:4-5.

33 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

MEMENDAM SAKIT HATI DALAM WAKTU YANG LAMA, MENYIKSA BATIN SENDIRI.

Saudara-saudariku
Pada umumnya, setiap orang pernah mengalami kekecewaan. Apakah kekecewaan itu berat
ataupun ringan, kecil atau besar. Seseorang yang mengalami kekecewaan yang berat pada akhirnya
akan mengalami sakit hati. Karena, kekecewaan itu masalah hati, yang berawal dari kecil hati,
seiring dengan berjalannya waktu, pada akhirnya menjadi sakit hati. Ada beberapa penyebab sakit
hati ataupun kekecewaan yang berat dalam diri seseorang.
a. Kurangnya menghayati akan firman dan kuasa Tuhan dalam hidupnya. Mungkin ada orang
yang aktif dalam kegiatan gereja. Tetapi, kurang dalam menghayati firman Tuhan dan
kuasaNya. Keaktifan di gereja hanya dijadikan sebagai rutinitas belaka. Dampak yang terjadi
adalah kecewa, sakit hati, ngambek, putus asa dan lain sebagainya. Apalagi, kalau ada orang
yang tidak aktif dalam kegiatan gereja. Ia berpotensi mudah kecewa ataupun sakit hati.
b. Berharap kepada seseorang atau kepada sesuatu yang berlebihan. Karena harapannya sungguh-
sungguh ditanamkan dalam hatinya, sementara harapan itu tidak menjadi sebuah kenyataan
ataupun harapan tinggal harapan. Lalu berputus asa atau putus harapan. Saat terjadi putus
harapan inilah seseorang akan mengalami kekecewaan ataupun sakit hati.
c. Cinta juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kekecewaan ataupun sakit hati. Karena cinta
dapat membuat seseorang menangis dan tertawa, karena cinta seseorang bisa semangat dan
merana, karena cinta seseorang bisa berduka dan bahagia dan lain sebagainya. Dengan
demikian, cinta ternyata bisa membuat seseorang kecewa dan sakit hati.
d. Kekecewaan ataupun sakit hati dapat terjadi karena seseorang belum bisa menerima
kelemahan, kekurangan dan keberadaan orang lain dengan apa adanya. Seseorang itu masih
berpikiran sempit ataupun belum dapat berpikir luas dengan legowo menerima orang lain
dengan apa apanya. Lebih jelasnya, hal ini dapat digambarkan demikian : orang yang
berpikiran sempit digambarkan seperti segelas air rebusan sirih merah atau segelas air
brotowali. Pasti rasanya pahit. Demikianlah gambaran orang yang berpikiran sempit yang pada
akhirnya mudah sakit hati. Sebaliknya, orang yang berpikiran luas dapat digambarkan seperti
segelas air rebusan sirih merah atau segelas air brotowali dimasukkan ke dalam kolam renang
yang berukuran 10mX25 m. Pasti rasa pahit itu tidak ada lagi. Demikianlah gambaran orang
yang berpikiran luas yang tidak mudah sakit hati.

Sebenarnya masih banyak penyebab sakit hati tetapi tidak saya masukkan ke dalam renungan ini.
Bagi, pengguna renungan ini dapat menambahkan sendiri penyebab sakit hati lainnya. Yang perlu
kita perhatikan adalah, bahwa di dunia ini ada begitu banyak penyebab kekecewaan ataupun sakit
hati. Dampak dari sakit hati yang berlarut-larut ataupun berlama-lama akan mengakibatkan tidak
semangat dalam menjalani hidup, frustasi, penyakit badani, tidak damai sejahtera, berkurangnya
relasi, bahkan hidup ini terasa hampa. Dengan demikian, orang yang sakit hati berlama-lama
menyiksa batinnya sendiri. Karena itu, kita perlu “move on”, yaitu dengan sungguh menghayati
firman dan kuasa Tuhan Allah, memaafkan orang yang bersalah dengan kita, menerima orang lain
dengan apa adanya, berpikir luas dan hati yang legowo, dan lain sebagainya.

Saudara-saudariku...
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus dalam bacaan kita saat ini mengatakan :
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak
34 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Berdasarkan Firman Tuhan, marilah
kita menghayati karya Tuhan Yesus dalam Masa penghayatan paskah dan pentakosta ini. Biarlah
hidup kita semakin hari akan semakin menjadi pribadi yang sabar; murah hati; tidak cemburu,
tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Dengan
harapan kita akan memperoleh hati yang damai dan sejahtera. Kiranya, kehidupan yang damai dan
sejahtera itu dapat menjadikan orang lain di sekitar kita akan merasakan damai dan sejahtera juga.
Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Rekso)

Tata ibadah

 Pujian : PKJ 14.


 Doa
 Pujian : KJ 400
 Renungan
 Doa
 Pujian PKJ 216

PEMAHAMAN ALKITAB MASA PENGHAYATAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019.


PA PRA PASKAH V
Bacaan : Kejadian 41: 17-30.

MASA KELIMPAHAN DAN MASA KEKURANGAN

1. Penjelasan teks
35 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Dalam bacaan kita saat ini mengisahkan tentang Yusuf yang mengartikan mimpi Firaun, raja
Mesir. Ada dua mimpi Firaun itu,
Pertama ada tujuh lembu keluar dari sungai Nil yang gemuk badannya dan indah
bentuknya. Lembu-lembu ini makan rumput di tepi sungai itu (ayat 18). Tetapi kemudian
tampaklah juga keluar tujuh ekor lembu yang lain, kulit pemalut tulang, sangat buruk
bangunnya dan kurus badannya; tidak pernah Firaun melihat yang seburuk itu di seluruh
tanah Mesir (19). Kemudian lembu yang kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor lembu
gemuk yang mula-mula. Lembu-lembu gemuk ini masuk ke dalam perutnya. Tetapi
walaupun telah masuk ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikitpun tandanya :
bangunnya tetap sama buruknya seperti semula. Lalu Firaun terbangun atau terjaga dari
tidurnya .

Kedua Setelah bangun, Firaun tidur lagi dan bermimpi lagi. Firaun melihat timbul dari
satu tangkai tujuh bulir gandum yang berisi dan baik. Tetapi kemudian tampaklah juga
tumbuh tujuh bulir yang kering, kurus dan layu oleh angin timur. Bulir yang kurus itu
memakan ketujuh bulir yang baik tadi. Firaun telah menceritakan hal ini kepada semua
ahli. Tetapi seorangpun tidak ada yang dapat menerangkannya kepadanya." Lalu kata
Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah memberitahukan
kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. Ketujuh ekor lembu yang baik itu
ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua
mimpi itu sama. Bahwa akan ada tujuh tahun masa kelimpahan. Ketujuh ekor lembu yang
kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh
bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun
kelaparan.

Inilah maksud perkataan Yusuf kepada Firaun : Allah telah memperlihatkan kepada Firaun
apa yang hendak dilakukan-Nya. Bahwa akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah
Mesir. Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan
itu di tanah Mesir. Karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini.

2. Bahan diskusi.
a. Kapan ada masa kelimpahan bagi kita dan kapan ada masa kekurangan bagi kita ?
b. Apa yang perlu kita lakukan pada masa kelimpahan dan apa yang kita lakukan pada masa
kekurangan ?.
c. Adakah program yang perlu dilakukan oleh gereja untuk menjawab persoalan kelimpahan
dan kekurangan ? Jelaskan?
d. Apakah ada pesan-pesan lain yang ditemukan dalam pembacaan teks untuk kita terapkan
dalam kehidupan kita pada saat ini selain yang sudah kita bicarakan di atas? Silahkan
berbagi cerita.
KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019
MINGGU PRA PASKAH VI, 14 APRIL 2019
Warna Liturgi: Merah
Bacaan: Lukas 19:28-40

YESUS YANG RENDAH HATI DAN TIDAK BERAMBISI

36 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Pada kesempatan ibadah kita saat ini kita dapat menyatakan syukur kita atas setiap pertolongan
dan penyertaan Tuhan atas kehidupan kita. Di hari minggu ini kita memasuki minggu prapakah ke
VI dan pada minggu ini kita akan bersama-sama merenungkan Firman Tuhan dengan tema Yesus
yang rendah hatu tidak berambisi

Berdasarkan tujuan dan survey Lukas bacaan kita saat ini adalah masa terakhir Yesus di
Yerusalem baik sebelum maupun sesudah Yesus di salibkan dan dibangkitkan, sehingga peristiwa
tersebut disebut sebagai pembukaan pekan suci. Dalam perayaan gerejawi minggu tersebut dikenal
sebagai minggu palma. Dengan memakai simbol daun palem dan melambai-lambaikannya sambil
berseru Hosana diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan
kemuliaan di tempat yang mahatinggi! Peristiwa tersebut merupakan kegembiraan bagi para murid
ketika Yesus dan para murid telah sampai di dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari bukit
Zaitun.

Sukacita yang mendalam mengiringi perjalanan Yesus masuk ke Yerusalem hal ini terjadi karena
mujizatNya terus dinyatakan kepada para muridNya baik dimasa pelayananNya sampai pada saat
hendak memasuki Yerusalem. Yesus memerintahkan dua orang murid untuk mengambil seekor
keledai yang tertambat di sebuah kampung. Keledai itu jelas bukan keledai liar tetapi pasti ada
pemiliknya, menariknya bahwa yang mempuyai keledai tersebut dapat merelakan keledainya di
bawa karena Tuhan memerlukannya. Dalam Injil yang lain menerangkan bahwa keledai itu hanya
di pinjam. Namun demikian tidak berarti bahwa itu bukan sebuah mujizat. Merelakan keledai yang
belum pernah ditunggangi oleh siapapun lalu di pinjam dan di tunggangi orang lain tentu tidak
mudah merelakannya, namun karena Tuhan memerlukannya maka hal itu terjadi. Lalu bagaimana
jika peristiwa itu terjadi dalam kehidupan kita saat ini? Dapatkah kita merelakan apa yang kita
miliki untuk dipakai Tuhan?

Jemaat yang dikasihi Tuhan.

Dalam ayat selanjutnya, Tuhan Yesus menaiki keledai yang dibawa oleh muridNya. Tuhan Yesus
datang ke Yerusalem dengan naik keledai, tidak dengan kuda yang adalah binatang kuat dan cepat
yang biasa di gunakan untuk berperang. Berbeda dengan keledai, yang lamban jalannya dan tidak
gagah. Hal ini mau menunjukan bahwa Yesus datang sebagai Raja yang rendah hati, sabar dan
tidak suka berperang. Sementara Yesus mengendarai keledai itu para murid menghamparkan
pakaiannya di jalan. Ketika Yesus dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun,
mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring
oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Murid-murid berteriak dengan berkata:
"Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan
kemuliaan di tempat yang mahatinggi!". Pada saat itu ada berapa orang Farisi yang turut dengan
orang banyak dan berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu." tetapi Yesus
menjawab: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak." Dari
jawaban Yesus ini, sebenarnya Yesus sangat sadar dan mengerti, bahwa diri-Nya mempunyai
kekuatan dan kekuasaan untuk melakukan sebuah tindakan pemberontakan ataupun perlawanan,
baik kepada orang farisi maupun kepada pemerintah Roma yang menjajah. Mengapa? Karena
Yesus pada waktu itu mempunyai massa atau pengikut yang jumlahnya sangat banyak. Dengan
mengatakan” Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak” hal ini mau menjelaskan bahwa
37 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

sekali komando saja oleh Yesus, maka orang farisi akan dilempari batu oleh para pengikutNya.
Tetapi walaupun ada kesadaran dalam diri Yesus yang mempunyai banyak kesempatan untuk
melawan dan mengadakan pemberontakan secara politik. Tetapi Yesus tidak menggunakan
kesempatan itu untuk memprovokasi atau menghasut pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang
tidak baik. Yesus tidak berambisi menjadi pemimpin politik, dan tidak bernafsu menjadi penguasa
politik pada waktu itu, walaupun para murid dan pengikutnya menyambut dan mengatakan bahwa
Yesus adalah Raja yang datang dalam nama Tuhan. Tetapi Yesus tidak tergoda untuk menjadi
Raja di dunia secara politis, Yesus hanya berfokus pada visi dan misi Allah pada diri-Nya, yaitu
melaksankan karya keselamatan Allah, melalui peristiwa penderitaan, kematian dan
kebangkitanNya untuk keselamatan umat manusia. Sehingga ditengah hiruk pikuk orang-orang
yang mendukung-Nya, kedatangan-Nya ke Yerusalem tidak mendatangkan keributan dan
kekacauan, melainkan dengan sikap rendah hati dan mengendalikan diri-Nya, Yesus datang di
Yerusalem, suasanapun terkendali.

Jemaat yang dikasihi Tuhan

Dari apa yang telah dilakukan Yesus tentu dapat kita contoh. Sebuah sikap rendah hati, sabar dan
mau mengendalikan diri serta tidak berambisi akan dapat menolong kita dalam menciptakan
suasana yang baik dan kondusif. Oleh karena itu dalam situasi hingar bingarnya perpoltikan di
Indonesia, kita juga diajar supaya mau bersikap sabar dan tidak mudah terhasut untuk melakukan
hal-hal yang tidak baik, serta mau mengendalikan diri. Yesus datang ke dalam dunia untuk
melaksankan Karya keselamatan Allah, membawa damai sejahtera melalui penembusan-Nya di
kayu salib. Mari kita sambut sang Raja damai dengan hati yang tulus, mari kita wartakan kepada
dunia bahwa Yesus adalah Raja damai dengan cara hidup mewujudkan damai di sekitar kita, mulai
dari keluarga, gereja, masyarakat dan di tengah bangsa dan bernegara yang sedang sakit ini. Tuhan
memberkati. (Eri)

Liturgi:
Pembimbing : Yesaya 50:4-9a
Berita Anugerah : Mazmur 31:10-17
Persembahan : Yunus 2:9
Nyanyian
 Pembukaan : KJ 161
 Pujian :KJ 162
 Penyesalan : PKJ 46
 Peneguhan : PKJ 198
 Responsif : PKJ 79
 Persembahan : PKJ 147
 Pengutusan : PKJ 131
KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019
KAMIS PUTIH, 18 APRIL 2019
Warna Liturgi: Putih
Bacaan: Yohanes 13:1-17

Meneladan Sikap Yesus Membuahkan Kebersamaan


38 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Apa yang kita pikirkan ketika kita membicarakan soal kebersamaan? Sebagian besar dari kita akan
berfikir bahwa kebersamaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan kegiatan itu
menyenangkan. Padahal kebersamaan dalam persekutuan bukan sekedar duduk atau melakukan
kegiatan bersama saja. Kebersamaan mengandaikan adanya kasih di dalamnya. Kebersamaan yang
indah akan terjalin ketika anggota-anggotanya mengembangkan sikap saling menghargai dan
menghormati satu terhadap yang lain. Kebersamaan hanya akan menjadi sebuah kata yang indah
kalau didalamnya tidak ada kerendahanhati dan penghargaan. Dari teks Yohanes 13:1-17 ini kita
belajar sikap Yesus sehingga berdampak bagi kebersamaan kita.

Kisah ini diawali dengan Yesus yang sudah tahu bahwa sudah saatnya Yesus kembali kepada Bapa
dan Yesus tetap mengasihi para murid-Nya sampai kesudahannya. Hal ini menununjukkan bahwa
kasih Yesus tidak dibatasi oleh kematian-Nya. Pemberitaan tentang kasih dan penderitaan Yesus
demi kasih-Nya menjadi kisah inti dari Injil Yohanes.

Kasih Yesus kepada para murid-Nya “dirusak” oleh iblis yang membisikkan rencana jahat kepada
Yudas Iskariot. Tindakan kontras Yesus dan Yudas merupakan kisah yang menarik karena
sebenarnya Yesus juga mengetahui apa yang akan dialami-Nya yakni pengkhianatan murid-Nya
(Yohanes 13:3). Dan sekalipun Yesus tahu akan hal itu, Yesus tidak mengurungkan niat-Nya
untuk tetap mengasihi.

Kasih yang sejati ditunjukkan dalam bentuk kerendahan hati. Bentuk kerendahan hati Yesus
diwujudkan dengan pembasuhan kaki para murid. Di dalam suasana seperti itu (Yesus tahu “nasib-
Nya” dengan penghianatan murid-Nya), Ia menanggalkan jubah-Nya, mengambil sehelai kain
lenan dan mengikatkan pada pinggang-Nya, menuangkan air ke dalam basi dan membasuh kaki
para murid-Nya dan menyeka kaki mereka dengan kain di pinggang-Nya. Di dalam tradisi orang
Yahudi, pembasuhan kaki biasanya dilakukan oleh hamba kepada tuannya. Dan Tuhan Yesus tidak
melakukan pekerjaan ini dengan setengah-setengah saja; seperti seorang pelayan yang sempurna,
Tuhan Yesus tidak hanya “membasuh” tetapi juga “menyeka” sampai bersih. Bila Yesus sebagai
guru dan Tuhan melakukan hal itu, berarti Ia menunjukkan sikap kehambaan. Ia memberi teladan
agar para murid saling merendahkan hati karena kerendahan hati adalah wujud kasih yang tulus.

Kisah pembasuhan kaki diwarnai dengan penolakan Petrus. Penolakan itu terjadi karena ia tidak
mengetahui makna pembasuhan itu. Yesus menjelaskan bahwa apa yang dilakukan-Nya itu akan
menjadi jelas pada akhir karya-Nya yakni seseorang baru menjadi murid-Nya bila sudah dibasuh.
Mendengar hal itu Petrus meminta agar ia tidak hanya dibasuh tetapi juga dimandikan. Akan
tetapi, Yesus menolak karena apa yang dilakukan-Nya merupakan pembasuhan ilahi pada siapa
yang bersama-sama dengan Dia sampai saat ini dan sepanjang waktu ini telah mengalami. Akan
tetapi, murid yang berhianat kepada-Nya tidak akan merasakan pembersihan itu. Oleh karena itu,
Yesus berkata, ”Tidak semua kamu bersih”.

Tindakan Yesus dalam perjalanan teks ini sering disebut sebagai “Kitab Kemuliaan” apa yang
dipahami orang pada umumnya tentang kemuliaan? Simaklah permintaan Yakobus dan Yohanes
dalam Markus 10:35-45! Kemuliaan identik dengan kebesaran, posisi dan kekuasaan. Itulah yang
disebut dengan kemuliaan oleh dunia ini. Jika dalam Injil lain Yesus menegaskan pemahamannya
dengan kata-kata, dalam Yohanes penegasan itu disampaikan dalam sebuah tindakan simbolis.
Lewat tindakan pembasuhan itu, kemulian dipahami justru dalam perendahan diri. Pembasuhan
yang telah dilakukan Yesus itu adalah keteladanan Tuhan yang melayani. Yesus adalah Guru dan
39 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Tuhan, tetapi sebagai Guru dan Tuhan Ia merelakan diri untuk melayani dengan sungguh dan
tulus. Bila sang Guru telah melakukan hal itu terlebih dahulu, maka para murid juga harus
meneladaninya. Sang Guru telah melayani, para murid pun dipanggil untuk saling melayani dalam
kerendahan hati. Dalam hal ini bukan berarti status sang Guru akan menjadi hilang. Justru pada
saat itu Yesus menambahkan dan memperkaya dengan sikap seorang hamba. Pada akhirnya Yesus
mengatakan : “ Aku telah memberikan teladan kepada kamu, suapaya kamu berbuat sama seperti
yang telah Kuperbuat kepadamu” (ayat 15).

Apa yang kita teladani dari ajaran Yesus tersebut adalah salah satu contoh sikap rendah hati.
Rendah hati apakah itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rendah hati adalah sifat
seseorang yang tidak sombong, tidak angkuh. Orang yang sombong atau angkuh adalah orang
yang senang menghargai diri secara berlebihan. Dengan demikian jelas bila orang sombong pasti
tidak mau menghargai orang lain? Bila tidak menghargai orang lain berarti tidak mengasihi dan
melayani orang lain pula.

Sering kali dalam kehidupan keberhasilan program-program pembangunan jemaat diliputi dengan
nilai kesombongan. Mislanya: dalam program pembangunan gereja: ketika sebuah program
renovasi atau pembangunan gereja sudah dilaksanakan dan hasilnya bangunan berdiri megah dan
indah, ada yang mengatakan “kalau tidak aku ini tentunya tidak terjadi”. Atau pun program
persekutuan jika kehadiran dan keterlibatan anggota jemaat semakin meningkat maka ada yang
mengatakan “kalau tidak aku ini tentunya tidak terjadi”. Kecendrungan dari perkatan ini adalah
mengabaikan anggota jemaat yang lain. Mengagungkan diri sendiri. Namun kalau program gereja
kurang berhasil kecendrungan menyalahkan orang lain. Atau ada yang iri atau dendam akan
keberhasilan dengan enggan bersedia memuji atau memberi penghargaan kalau ada karya atau
pekerjaan orang lain berhasil.

Pada suatu ada seorang pendeta yang bernama Dr Spence. Dia sangat populer dan gerejanya
penuh. Tetapi beberapa tahun kemudian anggota jemaat digereja tersebut mulai berkurang. Di
gereja yang berdekatan dengan gereja Dr Spence ternyata telah ada seorang pendeta muda yang
mulai menarik perhatian banyak orang. Pada suatu kebaktian petang hari di gereja Dr Spence
hanya melihat beberapa orang saja yang hadir. Pendeta Spence melihat warga yang sedikit itu
serta bertanya: “Kemanakah semua orang yang lain?” mereka terdiam dan ada hal yang seolah
disembunyikan. Kemudian sang pelayan gereja menjawab, “saya kira mereka telah pergi ke
gereja tetangga untuk mendengarkan pendeta muda yang baru itu” . Pendeta Spence diam sejenak,
lalu ia tersenyum dan berkata. “ Ya saya kira kita perlu ikut mereka.” Lalu ia turun dari mimbar
dan mengajak semua yang hadir waktu itu untuk masuk ke gereja tetangganya tersebut.

Diperlukan sikap rendah hati agar kita tidak terjebak dalam iri hati, panas hati dan dendam, kalau
kita mau mengingat bahwa keberhasilan orang lain adalah pemberian Allah kepadanya.

Kerendahan hati tentu sangat diperlukan dalam kehidupan saat ini. Dalam keseharian kita banyak
disesaki dengan orang-orang yang merasa diri lebih hebat dari yang lain. Prestasi diukur dengan
bisa manyampaikan kritik pedas yang menjatuhkan, melecehkan, memfitnah, dan lain sebagainya.
Demi terpilihnya dirinya untuk jadi pemimpin rela untuk merendahkan orang lain dengan tidak

40 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

mengatakan hal sebenarnya. Mulut akan terkunci untuk menyampaikan dan mendukung sebuah
prestasi orang lain.

Akhirnya mari kita menumbuhkan semangat teladan kerendahan hati yang ditunjukan Yesus ini.
Buah dari kerendahan hati dari masing-masing anggota jemaat akan mendorong semangat
kebersamaan yang utuh. Selanjunya jika kita mau dikatakan Pemimpin yang melayani dan rendah
hati beranilah dengan jujur mengakui dan bersedia memberikan pengharggan akan prestasi-
prestasi orang lain. Tuhan memberkati kita semua. (Por)

Liturgi:
Pembimbing : Keluaran 12:1-14
Berita Anugerah : 2 Korintus 5: 19-21
Persembahan : Maz 51:18-19

Nyanyian
 Pembukaan : KJ 144a
 Pujian : PKJ 127
 Penyesalan : KJ 29
 Peneguhan : PKJ 15
 Responsif : KJ 242
 Persembahan ; KJ 363
 Pengutusan : KJ 445

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


JUM’AT AGUNG, 19 APRIL 2019
Warna Liturgi: Putih
Bacaan: Ibrani 10:19-25

DENGAN PENGORBANAN TUHAN YESUS

41 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

MENGAJAK KITA UNTUK TEKUN BERSEKUTU

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Surat Ibrani merupakan suatu surat dalam Perjanjian Baru yang paling banyak memiliki misteri.
Kalau surat-surat lain secara spesifik menyebut siapa penulisnya dan kepada siapa surat ini
ditujukan, maka surat Ibrani tidaklah demikian. Kalau kita memperhatikan seluruh isi surat Ibrani,
maka kita akan banyak mendapati kutipan Perjanjian Lama. Jadi tampaknya, penulisnya dan juga
orang-orang yang kepadanya surat ini di alamatkan memiliki pengetahuan yang baik terhadap
perjanjian Lama.

Dari isi surat ini kita dapat mereka-reka pemahaman penulisnya mengenai kehidupan keagamaan.
Kehidupan keagamaan adalah jalan masuk kepada Allah atau jalan untuk berjumpa kepada Allah.
Agama merupakan sesuatu yang menyingkirkan rintangan sekaligus membuka pintu masuk ke
hadirat Allah yang kudus. Dan penulis dari Kitab Ibrani ini nampaknya yakin bahwa Yesus Kristus
adalah orang yang dapat membawa manusia masuk ke dalam hadirat Allah. Bagi penulis ada suatu
ungkapan yang sangat pokok yaitu: “marilah kita menghadap Allah”. Mari kita mencoba
mencermati tiap bagian teks ini:

Ayat 19-21,” ...oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat
yang kudus”. Penulis nampaknya ingin menyampaikan perbandingan bahwa perkara menghadap
dahulu dalam tradisi Perjanjian Lama bukan hal yang mudah. Bagi orang Ibrani atau Yahudi
“menghadap Allah” bukalah perkara yang mudah. Kita dapat membaca sulitnya dan takutnya umat
Israel menemui Allah yang maha kudus. Mereka takut hangus dan terbakar kalau bertemu muka
dengan muka dihadapan Allah. Maka kemudian dibutuhkan seorang imam yang bertugas menjadi
penghubung antara Allah dengan manusia. Imam inilah yang akan menyampaikan korban bakaran
dari manusia kepada Allah untuk memohonkan pengampunan dosa dan menaikan doa syafaat bagi
kebaikan umat. Imam juga menjadi penyambung lidah Allah untuk menyampaikan apa yang
dikehendaki untuk dilakukan umatNya. Hanya Imamlah yang dianggap orang yang dekat dan tidak
melanggar hukum Tuhan. Umat yang sering kali melanggar atau berdosa. Dosa sebagai
penghalang perjumpaan dengan Allah.

Namun perkara yang semula sangat sulit dan menakutkan itu kini berubah setelah Yesus Kristus
datang ke dunia dan berkarya bagi manusia. Allah telah berinisiatif lewat kematian anakNya yang
Tunggal, Yesus Kristus. Penghalang dosa dapat disiingkirkan. Karena darah Yesus sekarang kita
dapat menyingkirkan penghalang itu. Sehingga kita dapat bertemu langsung menghadap Allah
tanpa ketakutan tapi penuh dengan keberanian. Ingat bahwa saat Yesus dikayu salib apa yang
terjadi? Tirai Bait Allah terkoyak dan terbelah menjadi dua. Itulah tirai yang memisahkan ruang
kudus dan ruang maha kudus, penghalang yang memisahkan Allah dengan manusia. Dengan darah
Yesus, tirai itu sudah terkoyak. Hal ini menjadi perlambang: tidak ada lagi sekat yang
menghalangi perjumpaan manusia dengan Allah.

Penulis Ibrani menggambarkan Yesus, sebagai tabir dan Imam Besar yang baru. Seorang yang
ingin bertemu dengan dengan Allah dapat menyingkapkan tabir, yaitu diri Yesus yang sudah
dikorbankan menjadi penebus dosa. Kalau dulu manusia harus membawa korban bakaran sebagai
jalan bertemu dengan Allah, kini kita memiliki jalan yang baru yaitu Yesus Kristus yang sudah

42 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

menjadi “korban bakaran” bagi dosa-dosa kita. Selanjutnya sebagai Imam Besar yang baru: kalau
dulu Imam besar membawa darah korban bakaran untuk menghapus dosanya dan dosa umat, kini
Yesus membawa darahNya sendiri sebagai korban penebusan dosa. Kalau dulu, seorang imam
besar setiap tahun harus melakukan persembahan itu, dengan Yesus maka melakukan sekali untuk
selamanya. Dengan demikian kini kita punya pengantar yang begitu hebat yang mewakili kita
menghadap Allah, yang mempersembahkan tubuhnya sendiri sebagai korban yang menebus dosa-
dosa kita. Dengan demikian tidak ada lagi kesukaran, ketakutan dan kengerian akan murka Allah
bagi kita yang mau berjumpa dan beribadah kepada Allah.

Pada ayat 22: “...marilah kita menghadap Allah..” disini kita diajak untuk berbakti kepada Allah.
Betul sekarang ada kemudahan, bukan berarti kita melalaikannya. Selain itu, kini kita tidak perlu
lagi diliputi oleh ketakutan dan kecemasan ketika kita menghadap Allah, kita juga tidak diminta
untuk membawa korban bakaran sebagai penebusan dosa, tapi kini kita cukup dengan membawa
hati yang iklas dan keyakinan iman yang teguh.

Kita diajak untuk menyediakan waktu bagi Allah. Kini setiap saat kita dapat menghampiri dan
berjumpa denganNya, tidak lagi harus melalui imam-imam, tidak perlu menunggu setahun sekali
ketika imam besar memasuki ruang maha kudus. Setiap hari, pada akhir kerja atau ditengah-tengah
kesibukan kita bekerja, kita diingakkan untuk tidak lupa menghadap kepada Allah.

Ayat 23:” Marilah kita teguh berpegang pada pengharapan kita....”. Pada kalimat ini ingin
mengajak kepada kita agar kita jangan sampai melepaskan diri dari apa yang kita imani. Suara-
suara yang penuh ejekan dan kesinisan bisa saja datang karena kepercayaan kita kepada Yesus
Kristus, penderitaan dan kesusahan sebagai pengikut Kristus tentunya boleh datang silih berganti
dalam hidup kita, tetapi kita diminta tetap berpegang teguh dan mendatangkan kebaikan bagi
umatNya.

Ayat 24: “Dan marilah kita saling memperhatikan....”. artinya kita diingatkan untuk hidup bukan
untuk kepentingan diri sendiri, tetapi sebagai orang Kristen, kita juga hidup untuk orang lain.
Saling memperhatikan disini ditekankan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan
baik: jika ada teman yang lemah dan memerlukan pertolongan, maka kita wajib menolongnya dan
tidak melupakan begitu saja. Tentu ada harga yang harus dibayar, kita tidak dapat lagi memuaskan
keiingan kita pribadi sebebas-bebasnya, tetapi kita diminta untuk berkorba bagi sesama (waktu,
tenaga, uang, dll).

Ayat 25: “ Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah.....”. Disini kita
diingatkan bahwa betul kita tidak perlu datang menghadap Tuhan di bait Allah setiap kali
melakukan dosa untuk membawa korban penghapusan dosa, tetapi itu tidak berarti kemudian kita
tidak perlu lagi datang bersekutu dengan sesama di rumahNya yang kudus. Nampaknya ada
beberapa orang yang diingatkan dalam surat Ibrani ini yang telah meninggalkan kebiasaan
bersukutu. Mereka berfikir, kini mereka bisa langsung secara pribadi menghadap Allah , tidak
perlu datang ke rumah Tuhan, tidak perlu perlu pelayanan anggota majelis ataupun komisi.

Jemaat yang dikasihi Tuhan

Penulis surat Ibrani ini mengingatkan kepada kita juga bahwa tidak dipungkuri perkembangan
media sosial yang menayangkan khotbah-khotbah, kesaksian dan renungan sehingga seolah-olah

43 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

kalau sudah membaca Alkitab atau menyaksikan hal yang demikian tidak perlu lagi ibadah.
Akhirnya yang kita lupakan adalah semangat untuk bersekutu.

Selanjutnya bermunculan persekutuan-persekutuan di rumah-rumah dengan nuansa yang lebih


santai dan rileks, akhirnya ada anggota jemaat yang nampaknya sulit membedakan kebaktian di
gereja (Minggu). Semua dianggap bernuasa rohani dan dengan hadir di persekutuan rumahan
sudah tidak perlu lagi datang bersekutu- beribadah dan bergereja. Akhirnya bangku-bangku gereja
menjadi kosong dan ibadah minggu tidak diminati. Nampaknya ini pemisahan yang kurang tepat.
Baik ibadah di rumah ataupun gereja itu merupakan persekutuan umat Allah selama dilakukan
didalamnya adalah ibadah kepada Allah. Jadi ibadah minggu adalah salah satu bentuk persekutuan.

Ada juga beberapa alasan lainya mengapa ada anggota jemaat yang enggan datang bersekutu
dengan sesamanya: malu, (merasa dihakimi), pilih-pilih (termasuk siapa yang khotbah) malas dan
bosan.

Disini kita diingatkan bahwa salah satu tugas gereja adalah selain bersaksi dan melayani adalah
bersekutu. Dengan bersekutu banyak hal yang didapat ditanggung bersama: saling mengenal,
saling memperhatikan, saling membantu, saling melengkapi, saling menasehati dan menegur.

Dengan bersekutu umat Allah menjadi kuat dan mampu menghadapi tantangan dan penderitaan
dalam hidup pribadi maupun hidup sebagai anak Allah. Dalam persekutan itu terjadi saling
memberi dan menerima sehingga kelebihan kita dapat menutupi kekurangan yang lain. Demikian
juga kelebihan rekan-rekan kita dapat menutupi kekurangan kita. Amin (Por)

Liturgi:
Pembimbing : Masmur 22:1-6
Berita Anugerah : Yesaya 52: 13-15
Persembahan : Ibrani 13: 15-16

Nyanyian
 Pembukaan : PKJ 5
 Pujian : KJ 169
 Penyesalan : PKJ 179
 Peneguhan : KJ 183
 Responsif : KJ 177
 Persembahan ; PKJ 264
 Pengutusan : PKJ 282

LITURGI IBADAH SABTU SUNYI


Malam Perenungan Kesengsaraan Kristus
Ibadah Meditatif dengan Nyanyian Taize

44 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Pra Ibadah
-          Penjelasan Ibadah
-          Latihan lagu-lagu
-          Persiapan Pribadi

Nyanyian Pembuka
KJ 183:1-2
Solo Menjulang nyata atas bukit kala t’rang benderang salibMu, Tuhanku.
Dari sinarnya yang menyala-nyala memancar kasih agung dan restu. Seluruh
umat insan menengadah Ke arah cahya kasih yang mesra.
Bagai pelaut yang karam merindukan di ufuk timur pagi merekah.

Semua SalibMu, Kristus, tanda pengasihan mengangkat hati yang remuk redam,
membuat dosa yang tak terperikan di lubuk cinta Tuhan terbenam.
Di dalam Tuhan kami balik lahir, insan bernoda kini berseri,
teruras darah suci yang mengalir di salib pada bukit Kalvari.

Doa Pembuka
Yesus Kristus, Engkau datang untuk mengubah kami dalam citra BapaMu dan Bapa
kami, kiranya bukalah pintu gerbang kerajaanMu bagi kami. Yesus Kristus, cahaya hati kami,
Engkau mengetahui bagaimana hausnya dan keringnya kami, bukalah pintu gerbang kerajaanMu
bagi kami. Agar kami mendapat damaiMu, sehingga damaiMu dapat ku pancarkan. Dan
perkenankanlah kami untuk memujiMu dalam kesederhanaan kami. Amin.

Nyanyian Umat        

45 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Pembacaan Mazmur 31:2-5 + Alleluia 7

            

46 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Nyanyian Umat                                

Pembacaan Injil                   
Matius 27:57-66

Nyanyian Respon Injil                                 

Saat Hening (3-4 menit)
47 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Nyanyian Umat

Doa Pribadi
(Umat dapat berdoa dari tempat masing-masing)
Doa Umat (Syafaat)
Doa Bapa Kami
Nyanyian Umat        

48 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Doa Penutup
Ya Kristus, Engkau telah berkenan menanggung segala beban kami, sehingga segala yang
membebani kami menjadi hilang. Kami dapat mulai menapaki jalan baru dengan langkah yang
disinari oleh kasihMu. Kami berpaling dari kecemasan menuju kepercayaan, dari bayang-bayang
menuju aliran air yang jernih, dari keinginan kami menuju gambaran kerajaan surgawi
yang Engkau tunjukkan. Berkati kami dengan sumber cahayaMu agar kami mampu menjadi
pantulan wajahMu. Dan Tuhan, ingatlah kami dengan nama kami ketika nanti Engkau datang
kembali dalam kerajaanMu. Amin

Nyanyian Penutup   

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


49 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

MINGGU PASKAH I, 21 APRIL 2019


Warna Liturgi: Putih
Bacaan: Yohanes 20: 1-18

PASKAH MENYAMANGATI KITA UNTUK PEDULI

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Apakah yang kita rasakan ketika kita kehilangan sesuatu yang kita suka? Apakah itu perhiasan,
hewan, baik ayam, burung atau hewan lainnya yang kita punya? Apakah yang kita rasakan ketika
anak atau saudara kita hilang di tengah keramaian pasar? Tentu kita akan bingung, panik dan
sedih. Kitapun akan menceritakan kepada orang lain dan berjuang keras mencarinya supaya yang
hilang itu dapat ditemukannya kembali. Demikian pula yang terjadi pada diri Maria Magdalena
dalam peristiwa Paskah.

Dalam perikop bacaan kita pada saat ini dijelaskan bahwa hari pertama minggu itu ketika hari
masih gelap, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus. Ia melihat batu telah diambil dari kubur.
Kemungkinan besar Maria Magdalena masuk ke dalam kubur dan meihat bahwa mayat Yesus
tidak ada di tempat. Dalam benaknya ia berpikir bahwa Yesus telah hilang diambil orang. Situasi
ini menjadikan Maria Magdalena panik, sehingga ia berlari mendapatkan Petrus dan murid yang
lain. Ia menceritakan kepada Petrus dan Yohanes bahwa Tuhan telah diambil orang dari kubur dan
ia tidak tahu di mana mayat Yesus diletakkan

Mendengar cerita itu kemudian Petrus dan Yohanes berlari menuju ke kebur Yesus untuk mencari
kebenaran berita yang disampaikan oleh Maria Magdalena. Merekapun tidak menemukan mayat
Yesus di dalam kubur. Mereka hanya melihat kain kafan yang terletak di tanah dan juga kain peluh
yang dipakaikan di kepala Yesus, hanya kain peluh itu letaknya agak jauh dan menyamping dari
kain kafan dan sudah tergulung (sudah rapi). Ketika kita mengamati ada yang janggal dalam
peristiwa ini, mayat Yesus hilang tetapi kain peluh dalam keadaan tergulung (rapi). Ketika pencuri
datang melakukan aksinya biasanya situasi yang ditinggalkan adalah berantakan, tetapi tidak
demikian dengan situasi yang ada di kubur Yesus. Kain peluh dalam kondisi tergulung ( kondisi
rapi). Tetapi para murid Yesus percaya bahwa mayat Yesus telah hilang diambil orang, mereka
belum mengerti kalau Yesus telah bangkit. Mereka berpikir seperti itu karena selama itu mereka
belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.
Kemudian kedua murid itu pulang ke rumah meninggalkan dan membiarkan Maria seorang diri
berada di dekat kubur. Maria sangat terpukul dan berduka kehilangan mayat Yesus, sambil
menangis Maria menjenguk ke dalam kubur itu.

Dalam suasana hati yang sangat berduka dan berbeban berat, Maria Magdalena disapa oleh dua
malaikat Tuhan yang menampakan diri dengan berpakaian putih yang duduk di tempat mayat
Yesus pernah dibaringkan. Maria Magdalena hanyut dalam kesedihan yang membuatnya tidak
mengetahui siapa yang ada di sekelilingnya. Ketika malaikat bertanya kepadanya: "Ibu, mengapa
engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu
di mana Ia diletakkan." Maria tidak tahu bahwa ada malaikat Tuhan di situ. Bahkan kehadiran
Yesus yang di dekatnya pun juga tidak diketahuinya. Walaupun ia melihat Yesus tetapi ia tidak
tahu bahwa itu adalah Yesus. Ketika Yesus menyapanya, Maria masih belum mengerti bahwa itu

50 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

adalah Yesus. Mengapa Maria masih belum bisa melihat Yesus? Pertama karena Maria hanyut
dalam kesedihan atau keputus asaan yang mendalam yang membuat pikiran dan cara pandangnya
menjadi tertutup, sehingga ia tidak menghiraukan kehadiran orang lain. Kedua karena Maria
belum memahami kitab suci bahwa Yesus akan bangkit dari kematian, sehingga ketika Yesus
menyapa Maria dengan berkata: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
Maria tidak tahu bahwa itu Yesus, Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Dalam
benak Maria, orang yang disangka penunggu taman ini kemungkinan tahu di mana Yesus
diletakan, sehingga dia berharap mendapatkan mayatNya kembali, sehingga Ia berkata: "Tuan,
jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku
dapat mengambil-Nya."

Ada sebuah perubahan besar yang terjadi pada diri Maria Magdalena, suasana duka berubah
menjadi sukacita. Ketika Yesus menyapa Maria Magdalena untuk kedua kalinya, sapaan tidak
dengan menyebut ibu, yang sifatnya adalah umum, tetapi sapaan yang kedua menyebut identitas
nama” Maria!”. Dengan menyebut nama Maria, menandakan bahwa yang menyapa sudah
mengenal yang disapa, demikian pula sebaliknya. Dengan sapaan ini, membuat Maria berpaling
dan berkata kerpada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Di sini nampak jelas
bahwa Maria Magdalena terkejut dan takjub ada perasaan gembira, sehingga ia ingin memegang
Yesus yang hidup, yang telah bangkit dari kematian. Tetapi Yesus melarang Maria memegang
diriNya, karena Yesus belum pergi kepada Bapa. Tetapi Yesus memerintahkan kepada Maria
untuk pergi kepada saudara-saudara-Nya dan mau mengatakan kepada mereka bahwa Yesus akan
pergi kepada Allah Bapa. Dalam ayat 17, Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang
Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan
katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada
Allah-Ku dan Allahmu."

Setelah mengalami perjumpaannya dengan Tuhan yang bangkit dan hidup, suasana suka cita
melingkupi Maria Magdalena, dan ia membawa suka cita itu kepada murid-murid Yesus. Maria
pergi dan berkata kepada murid-murid bahwa ia telah melihat Tuhan. Kata Maria: "Aku telah
melihat Tuhan!" selain itu Maria juga menceritakan perjumpaannya dengan Yesus yang telah
bangkit.

Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan.

Peristiwa Paskah adalah persitiwa kemenangan Tuhan atas maut. Kubur kosong yang disaksikan
oleh Maria Magdalena dan para murid menunjukan bahwa mayat Yesus tidak ada di tempat.
Sedangkan perjumpaan Yesus dengan Maria Magdalena mau menunjukan bahwa Yesus hidup,
Yesus bangkit dari kematian dan Yesus menang atas kematian. Inilah berita suka cita yang besar.
Kematian Yesus dan “hilangnya” mayat Yesus menjadi peristiwa yang mendukakan, seolah Yesus
tidak ada dan tidak berdaya, tetapi kebangkitan Yesus membawa kebahagian yang besar, karena
Yesus yang mati dan tidak berdaya itu telah menunjukan kuasaNya, Dia bangkit dari kematian-
Nya dan hidup. Yesus berkuasa atas maut !

Dalam peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian, juga mau mengajar kepada kita untuk mau
peduli kepada mereka yang mengalami penderitaan, kesedihan dan keputusasaan. Ketika Yesus
bangkit pada hari minggu, mengapa pada waktu itu Dia hanya mau menampakan diriNya kepada
Maria Magdalena? Mengapa Yesus tidak mau menampakan diri kepada Petrus dan Yohanes yang
51 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

pada saat itu juga berada di dalam kubur Yesus? Kita semua tahu bahwa dalam peristiwa kematian
dan “hilangnya” mayat Yesus yang paling terpukul dan sedih hatinya adalah Maria Magdalena.
Apa yang dilakukan oleh para murid Yesus melihat Maria sedih dan menangis? Mereka pergi
meninggalkan Maria Magdalena seorang diri di makam Yesus. Para murid Yesus tidak
menghiraukan kepedihan hati dan tangisan seorang perempuan. Mereka meninggalkan Maria
begitu saja, mereka hanya berfokus kepada peristiwa “hilangnya” mayat Yesus. Para murid Yesus
lupa bahwa dalam peristiwa itu ada seorang yang sedang shok karena kesedihan dan berbeban
berat yang mendalam, sampai dia tidak tahu ada yang hadir di dekat dirinya.

Kesedihan dan jeritan hati yang pedih dan menangis ternyata Tuhan yang mau mendengar. Tuhan
mau menghiraukannya. Kepedulian Tuhan yang bangkit ditunjukannya dengan hadir dan
menyapa Maria Magdalena. Sapaan Tuhan ini, menguatkan, menghibur dan mengubah situasi
duka menjadi suka cita. Inilah bentuk kepedulian Tuhan kepada mereka yang sedang berduka dan
mengalami penderitaan sehingga mereka mempunyai pengharapan dan mengalami damai
sejahtera.

Bapak, ibu, saudara saudariku yang dikasihi Tuhan.

Melalui peristiwa paskah pada saat ini, kita diajak untuk semakin mengimani bahwa Tuhan Yesus
yang mati telah bangkit dan hidup kembali. Kebangkitan Yesus membawa hidup kita dalam
pengharapan. Tuhan kita adalah Tuhan yang menang dan bukan Tuhan yang hilang. Yesus yang
hidup dan menang atas kematian senantiasa mau mendengar apa yang menjadi pergumulan hidup
kita. Tuhan yang hidup tentu dapat kita andalkan. Yesus yang hidup mengalahkan kuasa dosa
yaitu maut. Oleh karena itu mari kita senantiasa membawa Yesus di dalam kehidupan kita yang
senantiasa mengubah hidup kearah yang semakin baik, Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang
menang dan bukan Tuhan yang hilang. Demikian juga dalam peristiwa paskah pada saat ini, kita
diajar supaya kita menjadi pribadi yang peka terhadap mereka yang menderita seperti yang
dilakukan Yesus melalui kebangkitanNya, sehingga kehadiran kita boleh mendatangkan damai dan
suka cita bagi sesama. Dan orang lainpun juga melihat Tuhan berkarya melalui kita, sehingga
nama Tuhanlah yang dimuliakan. Selamat Paskah Tuhan memberkati. Amin. (JN)

Liturgi:
Pembimbing : Mazmur 118: 14-17
Berita Anugerah : Kisah Para Rasul 10: 37- 43
Persembahan : I Petrus 2: 5

Nyanyian
 Pembukaan :KJ 202: 1+4
 Pujian : KJ 194
 Penyesalan : KJ 27
 Peneguhan : PKJ 87
 Responsif : PKJ 91
 Persembahan : PKJ 145
 Pengutusan : PKJ 432
RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019
52 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

RENUNGAN PASKAH I
Bacaan: I Korintus 15:8- 10

DAMPAK KEBANGKITAN YESUS

Orang yang telah mati lalu bangkit hidup lagi secara nalar tidak bisa diterima, karena dianggap
tidak masuk akal. Pada umumnya kalau seseorang sudah mengalami kematian, maka tidak akan
hidup, karena organ tubuhnya tidak lagi berfungsi. Demikian juga dengan berita kebangkitan
Yesus dari kematian banyak yang menolaknya. Mengingat kematian Yesus terjadi dengan cara
yang sadis. Dianiaya, disiksa, digantung di atas kayu salib dan mati. Bukan hanya sampai disitu,
Yesus yang telah mati dan tubuhNya masih tergantung di kayu salib, perutnya lalu ditombak untuk
memastikan bahwa Dia telah mati, sehingga lambungnya berlobang dan mengeluarkan darah.

Tuhan Yesus Sang Mesias pernah bernubuat kepada para murid bahwa Anak Manusia harus
mengalami penderitaan, disalibkan, mati dan akhirnya bangkit pada hari ketiga terdengar jelas oleh
para Murid Yesus pada waktu itu. Kemudian apa yang telah dinubuatkan Yesus itu terjadi. Para
murid Yesus yang awalnya ragu dengan kebangkitan Yesus dengan mata kepala sendiri melihat
bahwa Yesus telah bangkit. Karena itu para murid Yesus bersaksi bahwa Yesus telah bangkit dari
kematian. Apa yang diberitakan oleh para murid Yesus tentu tidak mudah diterima oleh orang lain,
karena dianggap mustahil. Pikiran banyak orang tentang murid Yesus yang menyaksikan bahwa
para murid melihat Tuhan yang bangkit, hal itu dianggap halusinasi, dianggap kethok-kethoken
(basa jawa), karena para murid Yesus mempunyai ikatan emosi yang kuat dengan guru-Nya.
Mengingat Tuhan Yesus hidup bersama dengan para murid dianggap cukup lama, sehingga
bayangan hidup Yesus dalam pikirannya sangatlah kuat.

Lalu bagaimana dengan Rasul Paulus? Rasul Paulus juga memberitakan Yesus yang bangkit dari
kematian. Paulus memberitakan Yesus yang hidup. Siapa Rasul Paulus? Paulus adalah bukan
salah satu dari murid Yesus, Paulus yang dulunya bernama Saulus adalah penganiaya orang-orang
Kristen. Lalu mengapa dirinya bisa berubah arah, berbalik 180 derajad? Ya, karena Rasul Paulus
melihat dan menyaksikan sendiri bahwa Yesus itu hidup dan menampakan diri kepadanya. Oleh
karenanya dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus rasul Paulus kembali
menguatkan anggota jemaat Korintus yang meragukan kebangkitan Yesus dari kematian. Dengan
mengajarkan bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa, kemudian bangkit dari kematian dan
menampakan diri kepada para rasul dan banyak orang, serta menampakan diri juga kepadanya.
Penampakan diri kepadanya dipahami sebagai penampakan yang terakhir kalinya.

Dampak dari kebangkitan Yesus bagi Rasul Paulus dimana Yesus telah menampakan diri
kepadanya dihayati sebagai kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah inilah yang menjadikan
Rasul Paulus berubah arah mau mengikut Yesus dan mau bekerja keras dalam memberitakan Injil
kepada banyak orang. Rasul Paulus mengimani bahwa melalui Injil, keselamatan itu terjadi. Injil
bercerita tentang kematian Yesus untuk menebus dosa-dosa manusia. Yesus yang mati akhirnya
bangkit sehingga Yesus menang atas maut. Percaya atau beriman kepada Yesus bukanlah menjadi
sia-sia, karena pengampunan dosa itu terjadi dan kehidupan yang kekal telah disediakan oleh Allah
bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Dalam melakukan tugas dan karyanya Rasul Paulus
menghayati bahwa kasih karunia itu yang menyertainya sehingga dirinya menjadi hebat. Dan
Kasih Karunia itu adalah Yesus yang hidup yang telah memampukan dirinya.
53 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Percaya dan beriman kepada Yesus bagi kita tidak menjadi sia-sia. Hanya satu orang tokoh agama
di dunia yang bangkit dari kematian, yaitu Yesus. Yakinlah bahwa Yesus benar-benar hidup
hingga saat ini. Dia hidup dan menyertai hidup kita orang-orang yang percaya kepadaNya.
Keyakinan kita akan kebangkitan Yesus hendaklah membawa dampak perubahan hidup yang
semakin baik, seperti yang dialami oleh Rasul Paulus. Mau dan semakin semangat terlibat dalam
pelayanan gereja Tuhan. Karena melakukan pekerjaan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Tuhan
memberkati. Amin. (JN)

Tata Ibadah

 Pujian : PKJ 91
Doa : Pembukaan
 Pujian : PKJ 90
Renungan : I Korintus 15:1- 10
Doa : Syafaat, Penutupan, Bapa Kami
 Pujian : KJ 188

PANDUAN PA MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH I
BACAAN : Roma 6:3-11
54 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

MATI DAN BANGKIT BAGI KRISTUS

1. Penjelasan Teks
Yesus telah bangkit dan menang, apakah yang hendak kita lakukan? Dalam kebangkitan-
Nya, kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang baru sebab manusia lama kita telah turut
disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya. Namun ada satu perintah yang di
sampaikan oleh rasul Paulus agar setiap orang tidak lagi menghambakan diri lagi kepada
dosa. Tidak menghambakan diri kepada dosa ini berarti bahwa kita mau untuk
menyerahkan hidup kita kepada Allah. Praktik hidup berserah kepada Allah adalah
kehidupan yang menolak kehidupan dalam dosa. Sebab hidup yang diserahkan pada dosa
berarti hidup yang dikuasai oleh dosa.

Sebaliknya jika hidup tidak lagi menghamba kepada dosa maka yang harus dilakukan
adalah menjauh dari dosa dan melakukan tugas dan panggilannya sebagai milik Kristus
yakni; hidup dalam kebenaran, keadilan dan perdamaian. Keadilan dan perdamaian adalah
kehendak Allah bagi umat-Nya. Walaupun pada kenyataannya kehendak yang baik ini
sering dirusak oleh keinginan-keinginan dan hasrat manusia untuk memuaskan diri sendiri.
Atas hal inilah, Allah berinisiatif menyelamatkan umatNya. Melalui Yesus Kristus,
pengorbanan,dan kebangkitan-Nya menjadi pertanda bahwa Ia menang terhadap kekerasan,
kejahatan, kalaliman, kekejian, fitnah dan hal-hal lain yang disebut sebagai dosa.

Kita telah dibangkitkan dari dosa yang telah kita lakukan lalu apa yang harus kita lakukan?
Tugas kita adalah membawa berita perdamaian dan keadilan. Untuk menyampaikan
perdamaian yang pertama harus dilakukan adalah berdamai dengan diri sendiri yakni
dengan menjauhkan pikiran, perkataan, perbuatan yang menyimpang dari kebenaran.

Sebab sesungguhnya kita semua telah menang atas kuasa dosa. Sebab barangsiapa telah
dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Dan setiap orang yang telah
dibaptis dalam kematian-Nya turut dalam kebangkitan-Nya. Keselamatan hanya ada dalam
Kristus Yesus. ( Eri)

2. Diskusi
1. Apa yang dimaksud dengan baptis dalam perikop ini?
2. Bagaimana pendapat saudara mengenai ayat 7 dan 8? Bagaimana jika di luar Kristus?
3. Kebenaran seperti apa yang harus dilakukan mulai saat ini?
4. Apakah ada pesan lain yang kita tangkap melalui firman Tuhan pada saat ini, selain yang
kita diskusikan di atas?

Liturgi:

1. Pembukaan
2. Sambutan tuan rumah
Sebelum PA dimulai pemadu/pemimpin PA memberikan kesepatan kepada tuan rumah
untuk memberikan sambutan.
3. Prakata pembawa PA

55 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Pemandu memberikan tanggapan atas sambutan tuan rumah, lalu PA dimulai dengan di
awali doa atau menyanyi
4. Nyanyian: KJ 18
5. Doa
6. Pembacaan Firman Tuhan: Roma 6:3-11
7. Nyanyian Respon: PKJ 255
8. Persembahan
9. Doa Syafaat

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PASKAH II, 28 APRIL 2019
Bacaan Leksionari :Mazmur118;14-29, Wahyu 1;4-8, Yohanes 20;19-31
56 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Warna Liturgi :Putih


BACAAN :Yohanes 20;19-29

‘’DIUTUS UNTUK MENDATANGKAN DAMAI SEJAHTERA’’

Saudara-saudara yang tekasih dalam Yesus Kristus,


Dalam ibadah Minggu ini kita sama-sama akan merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita
baca dari Yohanes 20;19-29, dalam terang tema‘’ DIUTUS UNTUK MENDATANGKAN
DAMAI SEJAHTERA’’ Saudara saudaraku pernahkah saudara mendengar kabar yang datang
tiba-tiba dan sangat mengejutkan misal saja ‘’Mas, garwo panjenengan nembeh dipun tabrak
Trek!‘’ atau ‘’Mas bojomu mau ditabrak trek nembeh wae, tenan lo aku ra ngapusi!‘’. Seandainya
yang mendapat kabar ini adalah Bapak ibu saudara sekalian apakah langsung percaya ? apalagi
orang tersebut meyakinkan kita ‘’Sumpah Mas aku ra ngapusi ! ‘’

Saya sangat yakin tidak mungkin saudara saudara langsung percaya! pasti akan mencari bukti atau
kebenaranya, apalagi kalau kenyataannya tidak terbukti. Apa yang kita rasakan? Sukacita! ya pasti
Sukacita! Demikian juga dengan murid Tuhan Yesus, mereka belum meyakini kebangkitan Yesus
sebelum mereka melihat Yesus. Berita dari Maria Magdalena tidak begitu diyakini oleh para murid
yang menjadikan mereka mengalami situasi terpuruk, Demikian juga ketika para murid
memberitakan kepada Tuhan bahwa Yesus telah bangkit, Thomas juga tidak percaya.

Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan,


Sebelum kita bicara tentang kebangkitan Yesus yang menampakan diri kepada para murid-Nya,
kita akan belajar sedikit tentang kondisi kejiwaan para murid pada waktu itu. Mereka mengalami
titik lemah yaitu satu titik dimana mereka merasakan kepedihan, luka-hati, kecewa, patah
semangat, sedih dan ketakutan yang bercampur aduk menjadi satu dalam hati mereka, mengapa ?
Alasanya adalah ;
1. Seseorang yang selama ini mereka Puja,mereka agungkan ,mereka harapkan harus pergi
meninggalkan mereka, harus mengalami kematian dan yang lebih melukai mereka, Yesus
harus mati dianiaya, disiksa, disalib.
2. Bagi mereka Yesus adalah juru selamat dunia tetapi mengapa Yesus tidak mampu
menyelamatkan diri Nya dari siksaan,dari aniaya? mengapa?
3. Para murid mengalami ketakutan terhadap orang –orang Yahudi yang telah menyalibkan
guru mereka, karena mereka adalah pengikut-Nya yang kemungkinan besar juga dapat
perlakukan sama oleh orang Yahudi yang membenci Yesus.

Pertanyaan pertanyaan inilah yang mungkin muncul di dalam hati para murid pada waktu itu.
Mereka benar-benar “Semplah” atau patah hatinya. Mereka lupa bahwa Yesus pernah
mengatakan kepada mereka bahwa Yesus akan menderita sengsara, mati dan bangkit pada hari
ketiga untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mereka juga belum begitu percaya dengan berita
yang disampaikan oleh Maria Magdalena bahwa ia telah melihat Tuhan yang telah bangkit dari
kematian.
Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam Perikop bacaan kita hari ini dijelaskan, para murid mengalami ketakutan. Ketika hari mulai
malam pada hari pertama minggu itu para murid berkumpul dalam sebuah rumah dengan pintu-
57 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

pintu dalam kondisi terkunci rapat. Dalam situasi seperti ini kemudian hadirlah Yesus
menampakan diri kepada mereka dengan menyapa “ Damai Sehatera bagi kamu”. Situasi ini tentu
sangat mengejutkan mereka, mengapa? Karena dalam kondisi pintu yang tertutup rapat, Yesus bisa
masuk menjumpai mereka. Apakah Yesus berubah menjadi hantu, yang bisa menembus dinding?
Tentu tidak, karena Yesus mempunyai kuasa. Tetapi kemungkinan para murid mengalami
keraguan, apakah itu Tuhan atau hantu? Untuk meyakinkan bahwa yang hadir itu adalah Yesus,
maka Iapun juga menunjukan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Ketika para murid
melihat bahwa itu adalah Tuhan Yesus, mereka langsung mengalami suka cita yang luar biasa,
mereka mengalami kelegaan. Kemudian sekali lagi Yesus berkata kepada mereka "Damai
sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus
kamu." Kehadiran Yesus mendatangkan damai sejahtera bagi para murid. Damai sejahtera itu
terjadi karena pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah melalui peristiwa pengorbanan dan
kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. Damai sejahtera itu terjadi karena ada pemulihan relasi
antara manusia dengan Allah. Damai sejahtera itu terjadi karena kuasa maut telah dikalahkan oleh
kebangkitan Yesus. Ketika para murid mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan, merekapun diutus
oleh Tuhan. Diutus untuk mendatangkan damai sejahtera bagi yang lain. Mereka diutus untuk
mengabarkan berita tentang kebangkitan Tuhan yang membawa kepada damai sejahtera.
Selanjutnya dalam rangka pengutusan itu, para murid diperlengkapi oleh Yesus dengan kuasa Roh
Kudus yang diberikan kepada mereka, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh
Kudus. Dan Roh Kudus inilah yang akan memberikan petunjuk kepada para murid, bagaimana
mereka harus bersikap kepada yang lain.

Bapak ibu dan saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan,


Dalam perikop selanjutnya dijelaskan bahwa kabar kebangkitan Tuhan disampaikan oleh para
murid kepada Tomas yang tidak ada bersama-sama dengan mereka pada saat Yesus menampakan
diri-Nya. Mendengar berita itu Tomas tidak percaya sebelum ia membuktikan sendiri dengan
melihat bekas paku pada tangan Tuhan dan mencucukan jari pada lambungNya. Di lain
kesempatan ketika mereka berkumpul kembali dan Tomas ada bersama mereka. Tuhan Yesus
menampakan diri kepada mereka dan secara khusus Dia menyapa Tomas yang meminta bukti.
Ketika Tomas melihat Tuhan, maka ia berucap” Ya. Tuhanku dan Allahku” sebuah pengakuan
yang disampaikan Tomas menjadi sebuah pengakuan Iman dalam gereja hingga saat ini.

Saudara- saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Melalui kotbah minggu ini kita dikuatkan kembali bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan
menang atas maut, sehingga damai sejahtera Allah boleh senantiasa ada dalam hidup kita. Damai
sejahtera yang diberikan Tuhan untuk diberikan juga untuk dunia ini, oleh karena itu kita semua
diutus untuk mewartakan dan mewujudkan damai sejahtera di tengah-tengah lingkungan kita. Bila
kebangkitan Tuhan boleh menguatkan dan menyemangati kehidupan para murid. Demikian juga
kebangkitan Tuhan yang menguatkan iman kita membawa pada sikap hidup yang menguatkan dan
menyemangati mereka yang lemah dan sedang mengalami keputus asaan. Yakinilah bahwa ketika
kita diutus oleh Tuhan, Dia tidak membiarkan diri kita berjalan sendiri, tetapi Tuhan akan
memperlengkapi melalui kuasa Roh Kudus. Tuhan memberkati. Amin . (SH}.

LITURGI
58 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Nats Pembimbing : Mazmur 117 : 1-2


Berita Anugerah : Matius 28 : 18-20
Nats Persembahan : Mazmur 52 : 11

Nyanyian ;
1. Pujian PKJ 04:1-2
2. Pengakuan dosa KJ 26:1-3
3. Peneguhan KJ 40
4. Respon PKJ 203
5. Persembahan PKJ 145
6. Pengutusan PKJ 185

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PASKAH II
BACAAN : Wahyu 1: 4-8

59 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

ALLAH ADALAH ALFA DAN OMEGA

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Yesus Kristus,

Wahyu 1:4-6
Kitab Wahyu dialamatkan kepada tujuh jemaat yang ada di Asia {yang berlokasi di daerah Turki
bagian barat yang sekarang} Setiap jemaat tertentu terdiri atas kumpulan berbagai jemaat.
Barangkali jemaat ini telah dipilih karena mereka mewakili keseluruhan jemaat pada masa itu.
Karena kata ‘’Tujuh’’makna suatu keseluruhan yang lengkap. Apa yang telah difirmankan kepada
mereka telah dimaksudkan untuk segenap jemaat. Dengan kata kata lain “tujuh jemaat” itu
mewakili semua jemaat sepanjang jaman gereja ini. Bisa jadi “tujuh roh” itu mewakili
kesempurnaan dan pelayanan Roh kudus kepada jemaat (bd. Why 4:5; wahy 5:6; yes 11:2-3).
Yesus menjadi saksi yang setia dari seluruh kebenaran Allah yang pertama berkaitan akan
kebangkitanya yang sulung dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja dan Yesus
mengasihi kita dan menebus kita oleh darah-Nya menjadikan iman dan mempersembahkan semua
untuk kemulyaan –Nya.

Wahyu 1:7-8
Tujuan utama kitab wahyu adalah menggambarkan kemenangan kerajaan Allah ketika Kristus
datang kembali untuk mendirikan kerajaanNya di bumi. Peristwa –peristiwa akhir jaman sekitar
kedatanganNya itu juga dipaparkan (bd. Dan 7:13; Mat 24:29-30). Ini menyampaikan suatu
kemenangan eskatologis (akhir zaman) bagi orang yang setia, sambil mengajarkan bahwa sejarah
akan berakhir dengan jatuhnya hukuman atas sistem iblis dalam dunia ini (pasal Wahy 17:1-18:24)
dan dalam pemerintahan Kristus yang kekal dengan umat-Nya. (Wahyu 20:4,Wahyu 21:1-22),
Alfa adalah huruf pertama dari alfabet Yunani dan Omega adalah huruf terakhir. Allah itu kekal,
dan penciptaan sampai kesudahannya,Ia adalah Tuhan diatas semuanya ,Ialah yang akhirnya
menang atas kejahatan dan memerintah segala sesuatu (bd.Wahyu 22:13). Allah adalah Alfa dan
Omega, Allah itu kekal dari penciptaan sampai kesudahanya. Ia adalah Tuhan diatas segalanya,Ia
menang atas segala kejahatan dan memerintah atas segala sesuatu dari dulu sekarang dan selama-
lamanya.

Saudara –saudara yang terkasih di dalam Yesus Kristus,


Dalam kitab Wahyu ini Yohanes ingin mengajak kita semua untuk terus merenungkan betapa
Yesus Kristus begitu mengasihi kita dengan karya keselamatan yang dikerjakan diatas Kayu salib,
dan menang atas kematian /maut. Dia adalah Allah yang berkuasa ,Allah yang perkasa Allah yang
hebat atas segala apa yang di dunia,segala sesuatu ada dalam otoritas Allah. Kasih Allah terus
melimpah atas kita ,Dia mencipta,memberkati,memelihara,melindungi.bahkan terus memberi
hidup bagi kita,kita harus terus bersyukur dalam keadaan apapun.Agar kita terus bersyukur dalam
setiap keadaan ,hendaknya kit terus belajar :

1. Selalu mengingat Kasih Karunia Yesus Kristus.


Tuhan Yesus begitu mengasihi kita Dia merelakan diri dihina,disiksa,dan mati dikayu salib
karena dosa-dosa kita pengorbanan-Nya tidak ternilai, kasih-Nya tak terukur, cinta-Nya
besar tiada taranya.

60 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

2. Yesus Kristus telah menang, Yesus meraih kemenangan kerajaan Allah ini dapat menjadi
penghiburan bagi kita saat menghadapi segala penderitaan dalam hidup kita.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,


Melalui renungan hari ini kiranya kita dapat mendapat kekuatan yang baru di dalam Tuhan Yesus
Kristus, dengan Kuasa kebangkitan-Nya kita dimampukan untuk terus berjuang dengan sukacita,
karena Dialah Yesus Kristus Tuhan kita sebagai Alfa dan Omega yang selalu menyertai kita
sampai selamanya. Amin. (SH)

PEMAHAMAN ALKITAB MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH II
BACAAN : Mazmur 118 :14-29

61 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

TUHAN YESUS ITU BAIK DAN SETIA

PENGANTAR
Didalam kitab Mazmur berisi nyanyian pujian ,doa untuk pertolongan Allah.Dikitab ini juga
dinyatakan berbagai perasaan yang ada di hati manusia.antara lain dukcita, sukacita, keraguan dan
kepercayaan, hati yang terlukadan terhibur, keputusasaan dari pengharapan, kemarahan dan
ketenangan, keinginan balas dendam dan mengampuni, sebagai contoh doa dan pujian. Kitab
Mazmur ini mengajak para pembaca untuk berbagi di setiap kehidupanya. Kitab Mazmur ini
ditulis lebih dari satu orang dan dikumpulkan untuk digunakan dalam ibadat umat. Kitab Mazmur
menjadi kitab pujian dan buku doa yang pertama kali dipakai dalam ibadat di bait Allah di
Yerusalem. Kemudian kitab Mazmur digunakan dalam sinagoge sinagoge atau rumah ibadat orang
Yahudi juga digunakan oleh komunitas komunitas Kristen yang ada pada waktu itu. Mazmur
mungkin ditulis awal sejarah Israel tetapi ada yang ditulis setelah pembuangan di Babel. Ada tujuh
puluh tiga mazmur menyebutkan bahwa Daud penulisnya (masa pemerintahanya sekitar tahun
1010-970 SM) sebagian lagi ditulis oleh orang lain sesudah pemerintahan Daud.

Saudara saudaraku yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus,

Ayat 14-17
Berisi bagaimana Bangsa Israel merasakan pertolongan Tuhan dengan menyanyikan pujian yang
mengungkapkan Tuhan sebagai kekuatanku keselamatanku setelah ditolong mereka mengulangi
pujian yang dilantunkan Musa,Miriam,dan orang Ibrani ketika Allah menyelamatkan mereka dari
orang Mesir (Kolose 15:2)dan (Yesaya 12:2).

Ayat 18
Makna dari tidak menyerahkan aku kepada maut Tuhan tidak membiarkan Umat Tuhan kalah
oleh bangsa Mesir tetapi Tuhan menolong mereka dengan memberi kemenangan bagi mereka.

Ayat 19-20
Bukakanlah pintu gerbang kebenaran inilah pintu gerbang Tuhan yang dimaksud disini adalah
jalan masuk ke Bait Allah melakukan kebenaran oleh sebab itu disebut pintu masuk itu pintu
gerbang kebenaran .

Ayat 21-24
Nyanyian syukur atas atas pertolongan Tuhan yang memberi keselamtan,dan umat Kristen mula-
mula memandang Yesus sebagai contoh penting dalam hidup walaupun Dia sudah dibuang oleh
tukang- tukang bangunan tetapi umat menjadikan Yesus sebagai batu penjuru,batu yang diletakkan
pada pondasi bangunan.Apa yang dialami Yesus merupakanpenggenapan dari apa yang Allah
Rancangkan bagi dunia.

Ayat 25-26
Menaikan permohonan keselamatan ,kemujuran,berkat.

Ayat 27-29
62 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Mezbah adalah tempat memberikan persembahan kepada Tuhan Pemazmur memberikan


persembahan kepada Tuhan atas pertolongan Tuhan.

Saudara saudaraku yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus,


Setelah kita belajar dari konteks mazmur ini kita dibukakan banyak hal mengenai Allah yang
menolong ,menyelamatkan,penolong bagi umat Kristen mula-mula,yang kemudian mereka
ungkapkan melalui nyanyian dan pujian kepada Tuhan sebagai wujud syukur mereka. ( SH)

Pertanyaan Diskusi
1. Pernahkah saudara bersyukur kepada Tuhan ? Kapan ?, Dimana?, Mengapa ?
2. Mengapa kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan ?
3. Apa yang kita rasakan saat kita mampu bersyukur dalam setiap keadaan ?
4. Bagaimana cara kita mendidik putra putri kita bersyukur ?
5. Menurut bapak ibu dan saudara, apakah Allah yang dipuji umat Kristen mula-mula adalah
Allah yang sama yang kita puji dan sembah sekarang ?

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PASKAH III, 5 MEI 2019
Bacaan leksionari : Mazmur 30:1-13 , Wahyu 5:1-14, Yohanes 21 : 1-19,Kis 19:1-20.
Warna Liturgi: Putih
BACAAN : Yohanes 21 :1-14
63 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

TUHAN HIDUP DAN BANGKIT MEMBERIKAN PENGHARAPAN

Jemaat yang dikasih Tuhan Yesus Kristus,


Dalam ibadah minggu ini bacaan kita terambil dari injil Yohanes 21: 1-14,, merupakan peristiwa
kebangitan Tuhan Yesus yang dapat membawa perubahan bagi kehidupan para murid-murid
Tuhan Yesus Kristus. Ketika Yesus disalib dan mati lalu dikuburkan, kehidupan para murid-
muridNya, mengalami kemunduran, mereka bingung dan merasa ketakutan, oleh karena itu
mereka berkumpul dengan sembunyi pada suatu tempat. Tetapi keadaan mulai berubah ketika
Tuhan Yesus menampakkan diri yang pertama kepada murid-murid tampa Thomas diruangan
tertutup dan terkunci (Yoh 20 :19-23). Para murid merespon penampakan Yesus ini dengan
berkata kepada Tomas bahwa mereka telah melihat Tuhan Yesus bangkit dan hidup.Tuhan Yesus
menghendaki agar Tomas percaya bahwa Yesus benar-benar sudah bangit dari antara orang mati,
sebagai responnya atas penampakan Yesus ini, Tomas berkata “ya Tuhanku dan Allahku”
(Yohanes 20:28).Tomas benar-benar melihat Tuhan dan percaya bahwa Yesus telah bangit dan
Hidup.Bacaan kita minggu ini menceritakan tentang penampakkan Yesus yang ketiga kalinya.
Penampakkan ini terjadi di pantaindanau Tiberias yang akan kita renungkan dalam ibadah minggu
ini.Setiap penampakkan Yesus mempunyai tujuan dimana membuktikan bahwa Yesus sunggguh-
sungguh telah bangkit dan hidup dan memberikan pengharapan yang besar.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus.


Penampakan Tuhan Yesus di danau Tiberias adalah penampakkan Yesus yang ketigakalinya yang
dicatat oleh Yohanes. Murid-murid Yesus yaitu Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus,
Natanael, dan dua anak-anak Zebedeus dan dua orang muridNya yang lain berkumpul di danau
Tiberias sebagai ketaatan dan kesetiaan pada peritah Tuhan bahwa mereka sebenarnya merindukan
kehadiran penampakkan diri Yesus pada mereka. Ayat 2 ini Yohanes memberikan kesan pada nas
ini bahwa keberadaan murid-murid di tepi danau Tiberias sudah berlangsung lama. Akan tetapi
mereka belum melihat penampakkan diri Yesus.Akhirnya Simon Petrus mengambil inisiatif untuk
pergi kedanau menagkap ikan.Hal ini disambut oleh murid-murid yang lainnya, akhirnya mereka
pergi ketengah danau untuk menangkap ikan.Mereka dengan semangat menangkap ikan, tetapi
semalaman mereka ditengah mengkap ikan, tidak mendapatkan apa-apa.Padahal mereka sudah
bekerja keras semalaman dalam menjala tidak satupun ikan yang didapatkannya. Menjelang hari
mulai siang mereka akan mendarat ketepi pantai, tiba-tiba Yesus menampakkan diriNya dan
berkata Hai anak-anak adakah kamu mempunyai Laup pauk?, jawab mereka “ tidak ada “.Lalu
Yesus memerintahkan mereka untuk menebarkan jalanya dan akhirnya jala mereka penuh dengan
ikan-ikan yang sangat banyak sekali.Peristiwa penagkapkan ikan yang banyak ini mengingatkan
kembali kepada murid-murid ketika dulu Yesus menunjukkan mujijatnya dengan memenuhi jala
mereka dengah banyak ikan dan menyuruh mereka untuk menjadi penjala manusi (Lukas 5:10).
Maka dari itu ketika murid-murid melihat jala mereka penuh dengan ikan serta buka kebetulan,
begitu mereka menarik jala ke daratantelah tersedia api arang dan atasnya ada roti dan ikan (ayat
9), mereka sebenarnaya diingatkan kepada Yesus, maka dari itu ketika Yesus berkata “”marilah
dan sarapanlah” tidak ada satupun yang berani bertanya”siapakah Engaku?” karena sebenarnaya
mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan (ayat 12).Mereka merasakan bahwa yang ada diantara
mereka itu adalah Yesus Tuhan yang telah bangkit dan Hidup yang memberikan harapan kepada
mereka.
64 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Jemaat yang dikasihi Tuhan


Firman Tuhan yang kita renungkan ini memberikan pelajaran bagi kita semua sebagai orang
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Pelajaran yang dapat kita ambil dari firman Tuhan adalah
sebagaiberikut:

1. Tuhan Yesus Peduli kepada semua umat Tuhan.


Kehidupan yang penuh dengan tantangan sering membutakan hati dan pikiran kita untuk
merasakan dan melihat kasih dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus.Sering sekali banyangan
kegagalan, ketidakmampuan mengusai hidup, sehingga kita tidak lagi memiliki keberanian
untuk mengambil keputusan untuk hidup mengandalkan pengharapan pada Tuhan. Yang biasa
dilakukan orang pada umumnya bila orang sedang putus asa , mengalami kekecewaan, orang
akan menarik diri dari komunitasnya, orang tidak mau berkomunikasi dengan Tuhan dan
enggan datang kepada Tuhan.Hal ini yang dirasakan para murid-murid Yesus, ketika mereka
menyaksikan Yesus disalib mati, mereka benar-benar merasa ketakutan, merasa putus asa,
akan tetapi Tuhan Yesus Allah yang baik itu, bangit dan hidup menampakkan diriNya kepada
mereka dan membuat mereka percaya dan memiliki pengaharapan yang besar kepada Yesus.
Seperti yang dirasakan para murid karena campaur tangan Tuhan sehingga mereka merasakan
kehadiran Tuhan dalam setiap langkah dan kehidupan. Orang yang dalam komunitas Kristus
akan menjadi baru. Menjadi manusia baru berarti mempunyai hati yang baru dan pikiran yang
baru, untuk memandang hidup ini dengan segala persoalan, dengan cara yang memandang
Tuhan Yesus yang penuh dengan harapan. Sebab setiap orang yang yang berpengharapan
kepada Tuhan tidak akan kecewa. Tuhan itu peduli kepada semua umat manusia. Untuk itu
dalam keadaan letih,lesu, kecewa sekalipun dengan berbagai persoalan hidup kita mari kita
tetap berpengharapan kepada Tuhan, karena Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup akan selalu
menolong dan memberkati kita serta memberikan pengharapan.

2. PERCAYA PADA KUASA TUHAN.


Disetiap aspek kehidupan pada umumnya manusia sering mengandalkan kemampuannya
sendiri, merasa paling hebat, merasa mampu melakukan semuanya, padahal tanpa campur
tangan Tuhan manusia sebenarnya tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Orang
biasanya mudah terpengaruh percaya terhadap kuasa-kuasa dunia yang terkadang bertentangan
dengan kuasa Tuhan. Peristiwa penampakkan Yesus di danau Tiberias ini mengingatkan
kembali kepada para murid-murid Yesus agar disetiap aspek kehidupan selalu mengandalkan
kuasa Tuhan. Yesus menyuruh mereka untuk menebarkan jalanya kekanan, ketika murid-
murid menebarkan jalanya ternyata jalanya penuh dengan ikan. Hal ini membuktikan karena
kuasa Tuhan maka jala itu penuh dengan ikan. Dengan peristiwa itu Tuhan Yesus ingin
menunjukan kepada para murid-murid agar mereka sadar percaya bahwa Yesus yang bangkit
dan menampakkan diri itu adalah Tuhan yang berkuasa. Hanya karena kuasa Tuhanlah maka
jala itu penuh dengan ikan. Dan dapat kita lihat karena kuasaNya, para murid mendapatkan
berkat ikan yang banyak. Hal ini bisa terjadi karena para murid pecaya taat dan setia terhadapa
perintah Tuhan, sehingga kuasa Tuhan Menjadi nyata. Kita sebagai orang percaya melalui
firman Tuhan ini juga diingatkan agar dalam segala aspek kehidupan kita, janganlah kita
mengandalkan kemampuan kita sendiri, akan tetapi mari kita selalu mengandalakan
Tuhan.Kuasa Tuhan akan menjadi nyata kalau orang percaya bersedia taat dan setia terhadap
65 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Firman Tuhan dalam kehidpan sehari-hari.Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat
Tuhan, dan merenungkan taurat itu siang dan malam.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Kebangkitan Yesus memberikan pengharapan bahwa orang yang bertekun dalam kesetiaan kepada
Tuhan akan dimampukan untuk menjadi saksi atas kebangkitannya dengan mempersembahkan
hidupnya menjadi pewarta kabar baik bagi semua orang. Penampakkan Tuhan Yesus di danau
Tiberias ini juga mendorong dan mengingatkan kita sebagai orang percaya agar dalam setiap aspek
kehidupan selalu mengandalkan pada kuasa Tuhan dan berpengharapan hanya kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati. Amin. ( Kus)

LITURGI

Ayat Pembimbing : Mazmur 30:1-4

Berita Anugerah : Mazmur 1:1-3

Persembahan : Mazmur 30 :5-6.

Nyanyian

KJ 15: 1-2

PKJ 219 :1-2

PKJ 160 : 1-2.

KJ 340 :1-2.

PKJ 230 : 1 -4

KJ 438 :1-2.

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PASKAH III
BACAAN Wahyu 5:11-14

YESUS ADALAH ANAK DOMBA YANG LAYAK DIPUJI

66 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus

Bacaan Firman Tuhan dalam Wahyu 5 ayat 12 “katanya dengan suara nyaring :”Anak Domba
yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan
hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian”. Yohanes memperlihatkan pada orang percaya tentang
kuasa, kemuliaan, dan kekayaan Tuhan yang tak terjangkau. Kunci kehidupan hanya ada pada
Anak Domba yang disembelih yaitu Yesus Kristus. Maka kita tidak akan henti-hentinya
memanjatkan puji-pujian kepadaNya, dan segala mahluk menyembah dan memuliyakan Tuhan
Yesus sampai selama-lamanya.

Penglihatan ini diperhadapkan dengan kondisi jemaat mula-mula, maka mereka diharapkan untuk
kuat dan tabah menghadapi tekanan dan penganiayaan dari orang-orang anti Kristus. Sebab yang
dimiliki oleh orang kristen hanya kepada Dia penguasa kehidupan. Jika penglihatan ini
diperhadapkan dengan jaman sekarang kita harus dapat merenungkan keberadaan Tuhan dalam
hidup kita. Dalam pergumulan hidup yang kita hadapi , dalam usaha kehidupan kita, dalam
mencapai cita-cita, untuk meraih kebahagiaan. Apakah Tuhan yang menjadi dasar, sumber dan
tujuan kehidupan kita. Inilah yang bisa kita renungkan melalui nas ini. Bagaimanapun kuatnya
penolakan bahkan dengan berbagai cara dapat dilakukan oleh para anti Kristus yang mengikuti
perintah iblis merajalela dalam hidup ini, orang kristen tetaplah harus kuat dalam imannya kepada
Kristus. Sekalipun kita ini adalah orang kristen, namun dalam prakteknya bisa saja kita telah
mengesampingkan Tuhan dalam hidup ini. Bisa jadi diri kita yang kita puja, bukan Tuhan,. Bisa
pula orang mencari kebenaran menurut dirinya sendiri, bukan kebenaran Tuhan. Firman ini ingin
menegaskan kembali kepada kita agar kita yang percaya kepada Kristus ini dalam setiap
pergumulan tetap mengarah kepada kuasa dan kemuliaan Tuhan, sehingga kita dimampukan untuk
menyembah dan menghormati serta memuliakan Tuhan dalam hidup ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan

Yohanes melihat dan mendengar sejumlah besar malaikat-malaikat, mahluk-mahluk dan tua-tua
yang memuji Kristus, sebagai Anak Domba yang disembelih. Nyanyian pujian mereka adalah
seperti ini : Engkau layak menerima pengakuan dari segala sesuatu bahwa Engkau mempunyai
kuasa dan kekayaan dan hikmat dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian. Kristus
yang menampakkan diri sebagai ‘” Anak Domba “Allah membawa tanda-tanda bahwa Ia telah
disembelih, dikorbankan, sebagai tanda penyerahan dirinya mati disalibkan semata-mata hanya
untuk menebus dosa-dosa manusia. Maka hanya Dialah yang layak dan yang berkuasa serta
menang oleh karena kematiaanNya sebagai korban bagi manusia yang berdosa.

Penglihatan ini juga dinyatakan pada kita saat ini supaya kita dapat melihat kembali kehidupan
yang sedang kita jalani. Agar kita kembali kejalan yang benar, sesuai dengan kehendak Tuhan
yang berkuasa. Tuhan Yesus melalui pengorbanNya telah membuka jalan damai yaitu berdamai
dengan Allah, berdamai dengan sesama . Semuanya itu hanya melalui pertolongan kuasa Roh
Kudus, sudah seharusnya terjadi tranformasi dalam kehidupan setiap pribadi, dalam keluarga,
Jemaat sebagai tanda Allah telah hadir di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus melalui
pengorbananNya telah mendamaikan kita semua, Dialah yang layak kita sembah, kita puji dan kita
muliakan kekal selama-lamnya. AMIN. ( Kus)

67 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

PEMAHAMAN ALKITAB MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH III
Bacaan: MAZMUR 30 :1-13

Perhatian, jadilah pemandu yang menghidupkan partisipasi peserta PA untuk berbicara!


I. Pertanyaan pengantar
68 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Sebelum Firman dibacakah pemandu PA bertanya:


1) Sebutkan beberapa pergumulan hidup saudara?
2) Bagaimana perasaan saudara ketika saudara ditolong oleh orang lain?

II. Pembacaan Firman: MAZMUR 30:1-13


Pemandu PA mengajak peserta untuk membaca Mazmur 30:1-13 secara bergantian.

TUHAN ADALAH PENOLONG

PENJELASAN TEKS

Mazmur 30, berisi tentang ratapan dari seorang yang yang mengalami sakit parah. “Tuhan ,
Allahku, kepadaMu aku berteriak minta tolong ..., kepadaMu Tuhan aku berseru, dan kepada
Tuhanku aku memohon: apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke lobang
kubur?. Dapatkah debu bersyukur kepadaMu dan memberitakan kesetiaanMu? Dengarlah, Tuhan,
dan kasihanilah aku, Tuhan jadilah penolongku! (ayat 3a, 9-11). Pertolongan Tuhan yang pernah
dialami oleh pemazmur, itu menjadi kesaksian untuk meninggikan dan memuliakan nama Tuhan.
Melalui Mazmur ini, ia menceritakan betapa besar dan ajaibnya Tuhan didalam menolong
hidupnya. Dalam sejarah kehidupan pemazmur tercatat Tuhan membela dan menolongnya. Dalam
kelemahan dan kerendahan hatinya ia selalu memohon kepada Tuhan. Pemazmur berkata bahwa
hanya Tuhan satu-satunya penolong yang layak untuk dipuji.

Seiring dengan waktu berjalan, penderitaan menyentuh kehidupan pemazmur. Pemazmur


dihinggapi penyakit. Betapa beratnya penyakit yang dideritanya, sampai ia memposisikan
bagaikan orang yang sudah mati ( 4a). Bahkan melalui penyakit itu, ia menganggap dirinya seperti
orang yang berada di liang kubur (4b).Namun melalui kasih karunia Tuhan Pemazmur mengalami
pertolongan Tuhan dan disembuhkan oleh Tuhan. Hal ini terjadi karena pemazmur mengimani
bahwa Tuhan adalah penolong yang sejati, yang selalu mendengar seruan umatnya yang percaya
kepadanya.Namun dengan pertolongan Tuhan, pemazmur mengalami pemulihan dan kesembuhan
sehingga pemazmur bersaksi dan bersyukur. Pemazmur bersama dengan Tuhan, pemazmur
semakin menyadari bahwa kalau dia masih hidup itu merupakan kasih karunia Tuhan saja.
Pemazmur mengakui dan membuat suatu komitmen dalam dirinya, Tuhan adalah satu-satunya
penyelamat hidupnya.

Sekalipun Daud seorang raja, ia juga juga mengalami pergumulan dan kesulitan dalam hidupnya.
Hal ini menjadi contoh bahwa pergumulan dan kesulitan hidup dapat datang kepada siapa saja,
tanpa memandang kedudukan dan jabatan. Tetapi kita sebagai orang percaya jangan takut sebab
Tuhan menyertai kita dan akan selalu menjadi penolong yang setia.Tuhan telah berjanji tidak akan
meninggalkan dan membiarkan kita. Tuhan sanggup membela, dan memberikan kesembuhan serta
memberikan suka cita kepada kita. Apapun yang kita alami, persoalan yang terjadi,
pergumulan ,kesulitan hidup ini, mari kita serahkan kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati,
Tuhan sanggup menyelesaikan dan menolong kita. Amin. (Kus)

III.Diskusi

1. Ceritakanlah kesaksian saudara bahwa Tuhan selalu menolong dalam kehidupan saudara?

69 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

2. Bagaimana sikap saudara, jika saudara sakit tidak kunjung sembuh?


3. Sebutkan pergumulan dalam keluarga yang saudara hadapi dimasa sekarang ini, dan
ceritakan bagaimana solusinya.

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PASKAH IV, 12 MEI 2019
Warna Liturgi: Putih
Bacaan: Kisah Para Rasul 9: 36-43

70 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

HATI BERPENGASIHAN

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Banyak orang berusaha mengejar dan ingin mendapatkan kekayaan, pengaruh dan kekuasaan. Juga
dibidang spiritual, misalnya mujizat-mujizat Tuhan. Tetapi ada hal lain yang sangat penting
sekalipun nampaknya sederhana tetapi justru lebih manusiawi, yaitu hati yang berpengasihan.
Orang yang memiliki hati yang berpengasihan adalah orang yang memiliki kasih dan kebaikan,
penuh kepeduliaan/peka terhadap kebutuhan orang lain. Hidup yang sedemikian, tumbuh karena
memahami dan menghayati bahwa ia terlebih dahulu telah mengalami kebaikan dan dikasihi
Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Hati yang baik, peka, kasih kepada sesama, penting untuk Tuhan pakai menjadi saluran berkat-
Nya untuk orang lain yang membutuhkan. Seperti perikop yang kita baca hari ini mengenai
seorang perempuan di Yope yang bernama Tabita (dalam bahasa Yunani disebut Dorkas). Alkitab
tidak menyatakan apakah ia lajang, menikah atau menjanda, kaya atau miskin, atau apakah ia
memiliki anak; alkitab juga tidak menyebutkan silsilahnya. Tabita atau Dorkas adalah seorang
murid yang banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tabita dikenal baik oleh para janda
yang menjahit pakaian mereka. Pada masa itu, memesan dan membeli bahan, memotong,
memasang, mengubah dan menjahit pakaian atau jubah adalah usaha yang sederhana, kurang
disukai dan membosankan karena membutuhkan ketekunan dan memakan waktu yang lama.
Walaupun demikian, dia rela memberikan waktu dan usahanya untuk membantu orang lain. Tabita
adalah seorang perempuan yang memiliki hati berpengasihan, fisik dan spiritual yang kuat untuk
secara konsisten, serta pribadi yang mau peduli akan kebutuhan orang lain.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Dari kisahnya, Tabita yang banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah, tentunya Tabita
adalah seorang yang jauh dari konflik dengan orang disekitarnnya. Memperjuangkan dan menjaga
kedamaian dengan cara melayani kebutuhan orang lain. Oleh karena itu dapat dimaklumi, warga
Yope begitu mengasihi dan merasa sangat kehilangan ketika Tabita jatuh sakit dan meninggal.
Sehingga mereka menyuruh dua orang ke kota Lida untuk menjumpai Petrus dan meminta segera
datang ke Yope, meskipun jarak tempuh Yope ke Lida kurang lebih 17 km. Ketika Petrus tiba, dia
melihat bahwa para janda sangat sedih dengan kematian Tabita. Mereka menunjukkan kepada
Petrus pakaian yang dia buat untuk mereka dan memberi tahu tentang perbuatan baiknya. Lalu
Petrus menanggapi hal tersebut dengan meminta semua orang keluar dari ruangan dan kemudian
berlutut berdoa kepada Tuhan. Setelah berdoa, Petrus berpaling kepada Tabita dan berkata, “Tabita
bangunlah”. Tuhan secara ajaib memulihkannya menjadi hidup dan kemudian Petrus membawa
Tabita kepada orang-orang kudus dan janda. Hal itu tersiar ke seluruh Yope, sehingga banyak
orang yang menjadi percaya kepada Tuhan

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Tabita melayani kebutuhan para janda dengan menjahit pakaian untuk mereka. Dia memiliki hati
yang baik, welas asih, hati yang berpengasihan dan lembut untuk kebutuhan mereka. Melakukan
banyak sekali kebaikan dan memberi sedekah. Riwayat hidup dan mati Tabita merupakan inspirasi
dan teladan bagi kita untuk berusaha melayani orang lain, dengan talenta apapun yang telah
71 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

dikaruniakan Tuhan. Memperjuangkan dan menjaga kedamaian dengan cara melayani kebutuhan
orang lain sesuai talenta kita masing-masing. Walaupun talenta yang ada pada kita mungkin sangat
sederhana, asalkan dilakukan dengan sukacita dan ketulusan, akan berharga di mata Tuhan dan
sesama. Hidup dan mati kita untuk memuliakan nama Tuhan sebagai kesaksian iman yang berbuah
(berdampak), sehingga menjadikan Yesus Kristus nyata bagi orang dan mendorong mereka untuk
percaya kepada Tuhan. Oleh karena itu, tetaplah berbuat baik walaupun kebaikan kita tidak diingat
bahkan tidak disukai oleh orang. Kita adalah murid-murid Tuhan juga. Sebagai murid Tuhan, mari
kita jalani hidup ini sesuai dengan ajaran dari sang Guru kita dengan pertolongan Roh Kudus.
Tuhan Yesus memberkati. Amin. ( TTT)

Liturgi:
Nast Pembimbing : Galitia 6:9-10
Berita Anugerah : Yesaya 1:16-18
Persembahan : Ibrani 13:15-16

Nyanyian
 Pembukaan : KJ 3: 1,3
 Pujian : KJ 424: 1,2
 Penyesalan : KJ 467:1-3
 Peneguhan : KJ 39:1,2
 Responsif : PKJ 274:1-3
 Persembahan : PKJ 264: 1-3
 Pengutusan : PKJ 185: 1-3

72 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PASKAH IV
Bacaan: Mazmur 23

SYUKUR

Mazmur 23 mengungkapkan perilaku beriman yang paling mendasar. Orang beriman hidupnya
akan aman karena berserah pada Tuhan. Pemazmur menjadikan dirinya domba dan Tuhan sebagai
gembala. Pemazmur bersaksi bahwa Tuhan membuatnya tidak berkekurangan. Tuhan senantiasa
mencukupkan kebutuhan akan makanan dan minuman. Tuhan sebagai gembala juga membuat
jiwanya segar. Artinya pemazmur mengalami hidup yang bahagia, karena Tuhan menuntunnya
berjalan di jalan yang benar. Tuhan menolong pemazmur hidup di dalam kebenaran-Nya. Tuhan
juga senantiasa menjaga dari bahaya dan selalu memberkati dengan kebajikan dan kemurahan
sepanjang hidupnya. Sehingga pemazmur bersyukur dengan janji iman akan diam dalam rumah
Tuhan sepanjang masa. Karena itu, pemazmur tidak takut ketika berada dalam keadaan hidup yang
buruk.
Dalam hidup, pasti ada pergumulan. Ibarat domba, terkadang kita melewati semak belukar,
masuk jurang, berbelok untuk mencoba memakan tanaman beracun yang indah namun
memabukan dan mematikan. Namun Sang Gembala tidak pernah terlambat mengangkat kita
sebelum kita dimangsa oleh kuasa-kuasa dunia ini. Tuhan sebagai Sang Gembala selalu berpikir
tentang rumput yang hijau dan air yang jernih bagi gembalaan-Nya, asal domba-domba itu berada
dibelakang-Nya saat meretas jalan. Sebagai gembala, Tuhan tentu senantiasa menjaga dan
merawat kita. Karena itu, kita tidak perlu khawatir, termasuk saat menghadapi kesulitan. Tuhan
tetap memelihara dan menjaga.
Tuhan memberikan keteduhan dan berkat sampai berkelimpahan. Kita keliru jika
memandang berkat Tuhan hanya sebagai harta secara fisik (materi). Sukses dipekerjaan, anak-anak
yang diberkati Tuhan, cucu-cucu yang menjadi kebanggaan, kesehatan, umur panjang, keluarga
yang rukun dan damai, serta masih banyak lagi dan semuanya adalah berkat Tuhan. Dalam
keadaan yang bagaimanapun kebajikan dan kemurahan Tuhan selalu mengikuti kita. Oleh karena
itu, sebagai janji iman akan beribadah kepada Tuhan sepanjang hidup kita: kehadiran kita harus
jadi berkat, yang mendatangkan kebajikan dan kemurahan Tuhan bagi orang lain juga.
Tetaplah berjalan mengikuti kehendak Tuhan, maka Tuhan menjadi gembala, kita menjadi domba-
domba-Nya dan hidup dalam jaminan-Nya. Bukan nabi, bukan malaikat, tetapi Tuhan sendiri yang
menjamin hidup kita. Ini teramat luar biasa. Oleh karena itu, hanya ada satu kata, yang kita
ucapkan bukan hanya di bibir saja tetapi dari kedalaman hati: Syukur! Tuhan memberkati, amin.
( TTT)

Tata Ibadah
 Pujian : PKJ 7
Doa : Pembukaan
 Pujian : KJ 57
Renungan
Doa : Syafaat, Penutupan, Bapa Kami
 Pujian : KJ 415

73 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

PANDUAN PA MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH IV
Bacaan : Yohanes 10: 22-30

JANGANLAH BIMBANG MELAINKAN PERCAYALAH

PENJELASAN TEKS
Bacaan Alkitab hari ini melanjutkan pengajaran Yesus tentang dirinya sebagai Gembala yang baik
(Yoh.10:1-20). Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem. Hari
raya Pentahbisan Bait Allah adalah perayaan untuk memperingati bagaimana Allah telah
menolong bangsa Yahudi membebaskan negeri mereka dari Antiokhus IV Epifanes, raja Siria
yang menindas, yang mendirikan patung dirinya sebagai dewa di bait Allah, di Yerusalem pada
tahun 168 SM. Pentahbisan Bait Allah dilakukan setahun sekali. Yesus datang mengunjungi Bait
Allah dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Serambi Salomo adalah tempat
umum atau pendopo yang dibuat dari tiang-tiang dan batu besar di sebelah timur dan selatan
wilayah Bait Allah. Ketika orang-orang Yahudi melihat Yesus, mereka mengelilinginya dan
mengutarakan kebimbangan mereka atas jati diri Yesus sebagai Mesias yang dinantikan (ay. 24).
Di sini Yesus menjawab orang-orang Yahudi yang bimbang akan jati diri-Nya.. Yesus telah
menjawab dimana Kemesiasan-Nya dapat dilihat dari karya-karya ilahi-Nya, namun mereka tidak
percaya. Menurut Yesus, kebimbangan itu disebabkan karena mereka bukan domba-domba milik-
Nya, sehingga tidak mengenal Yesus sebagai gembala mereka.

Mereka adalah orang yang berada di luar anugerah Allah. Di luar anugerah Allah, tidak seorang
pun dapat mengenal dan percaya kepada Yesus Padahal domba biasanya mengenal gembalanya.
Domba tahu dan mengerti suara gembalanya, karena itu domba mau mengikuti gembalanya. Yesus
ingin menyadarkan mereka bahwa mereka adalah domba yang perlu mengenal, percaya dan
mematuhi diri-Nya sebagai Gembala yang baik. Yesus ingin agar domba-domba-Nya tidak hanya
hidup untuk mencari makan atau memenuhi kepentingan diri sendiri, melainkan mau
digembalakan dan menaati-Nya (ay. 25-27). Karya dan karsa Yesus hanya bisa dimengerti oleh
domba-domba milik-Nya sendiri, hanya mampu dimengerti oleh orang-orang yang dianugerahi
Allah untuk mengerti kebenaran rohani tersebut karena mereka adalah milik Allah yang
dipercayakan pemeliharaanya kepada Tuhan Yesus. Maka umat Allah akan terjamin
keselamatannya oleh karena Bapa dan Anak adalah satu (ay.28-30). ( TTT)

Pertanyaan Diskusi:
1. Mengapa orang-orang Yahudi bimbang akan jati diri Yesus dan dalam menantikan Mesias
padahal Yesus adalah Sang Mesias?
2. Pada saat apa saudara bimbang akan Yesus Kristus? Mengapa?
3. Darimana saudara tahu bahwa saudara adalah salah satu dari domba-Nya dan mengenal
Sang Gembala Agung?
4. Bilamana saudara mendengar suara-Nya, apa yang saudara lakukan?

Nyanyian:
PKJ 22; PKJ 198; PKJ 256; PKJ 149

74 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


MINGGU PASKAH V, 19 Mei 2019
WARNA LITURGI : PUTIH
BACAAN : Yohanes 13: 31-35

“SALING MENGASIHI CIRI KEHIDUPAN KRISTEN”

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 985) kata ‘saling‘ merupakan kata untuk
menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan. Sedangkan, kata ‘kehidupan’ menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1999: 400) berarti cara ( keadaan, hal ) hidup. Sedangkan kata ‘kristen’
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 601) berati agama yang disampaikan oleh Kristus
(Nabi Isa). Jadi, secara harfiah “Saling Mengasihi Ciri Kehidupan Kristen” berarti perbuatan
kasih yang berbalas-balasan merupakan ciri cara hidup Kristen (ciri cara hidup pengikut Kristus).

Namun, ‘Lain di bibir, lain di hati’. Artinya, apa yang dikatakan, berbeda dengan apa yang
dirasakan. Maksudnya, perbuatan kasih itu hanya pura-pura. Seperti yang dilakukan Yudas
Iskariot terhadap Yesus. Yang pada akhirnya Yudas Iskariot sebagai bendahara itu menjual Yesus
kepada orang Farisi dan para Imam untuk dibunuh. Di sini, terlihat jelas bahwa kasih Yesus
bertepuk sebelah tangan. Kasih Yesus yang tulus itu dibalas dengan kejahatan oleh Yudas Iskariot.

Kasih pura-pura juga dilakukan oleh Simon Petrus. Di depan Yesus dia mengatakan bahwa dia
ingin menyerahkan nyawanya untuk Yesus (Yoh 13: 37b), tetapi ketika Yesus ditangkap dan
dianiaya, Petrus tidak mengakui Yesus sebagai Gurunya. Bahkan dia mengatakan tidak mengenal
Yesus. Kasih Yesus yang tulus itu kembali hanya bertepuk sebelah tangan karena Simon Petrus
menyangkalnya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Di antara dua peristiwa inilah Tuhan Yesus kemudian memberikan “Perintah Baru” kepada murid-
murid-Nya. Perintah baru itu berbunyi:”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu
supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi.” (ayat 34). Jelas sekali bahwa Yesus menghendaki murid-murid-Nya hidup
saling mengasihi. Dan hidup saling mengasihi ini tidak boleh ditawar-tawar lagi, karena Yesus
mengatakan harus dalam perintah baru tersebut. Mengapa Yesus mengatakan harus dalam
perintah baru itu? Karena Yesus meyakini bahwa dengan hidup saling mengasihi itu semua orang
akan mengetahui bahwa mereka murid Yesus. Seperti yang Yesus katakan dalam ayat 35
:”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau
kamu saling mengasihi”

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus kristus,


Hidup saling mengasihi itu seperti apa? Dalam hal ini, Yesus memberikan contoh hidup saling
mengasihi pada ayat 31 dan 32 :”Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak
Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di
dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan
Dia dengan segera.”
75 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Yesus disebut sebagai Anak Manusia, yang diutus Allah Bapa untuk menjadi penebus dosa dunia.
“Sekarang Anak Manusia dipermuliakan” artinya, melalui proses penjualan Yesus kepada orang
Farisi oleh Yudas Iskriot, kemuliaan dari Allah diperoleh oleh Yesus. Nah, di dalam kemuliaan
Yesus tersebut, Allah dipermuliakan. Selanjutnya, Karena Allah dipermuliakan di dalam Yesus
maka Allah pun akan memuliakan Yesus di dalam diri-Nya. “Memuliakan Dia dengan segera”,
artinya, hal ini menunjuk kepada salib. Dan Tuhan Yesus melihat salib ini sebagai kemenangan-
Nya, meskipun seolah-olah Dia kalah karena mati di kayu salib itu.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Jelas sekali bahwa hidup saling mengasihi itu merupakan perbuatan kasih yang berbalas-balasan.
Kasih yang tulus dan tidak mementingkan diri sendiri. Kasih yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat yang dikasihi. Kasih yang saling menjaga, kasih yang saling menghargai, kasih yang
saling menghormati, kasih yang saling memberi dan menerima, kasih yang saling melindungi, dan
saling memotivasi dengan tanpa pamrih. “Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan
mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya.”

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Pada minggu Paskah V ini, kita diingatkan kembali oleh Tuhan Yesus, bahwa kita mempunyai
cara hidup yang berbeda dengan cara hidup kelompok yang lain. Cara hidup yang dimaksud
adalah perintah baru dari Tuhan Yesus, yaitu hidup saling mengasihi. Diyakini, bahwa dengan
kasih segala kesulitan yang kita hadapi pasti akan memperoleh jalan keluar yang terbaik. Dengan
cara hidup saling mengasihi ini menjadikan sesuatu yang berat menjadi ringan, sesuatu yang sulit
menjadi mudah. Ibarat sebuah pepatah, ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Artinya,
mengahadapi segala sesuatu, kita selalu bersama-sama dan saling percaya. “Saling Mengasihi
Ciri Kehidupan Kristen” A M I N [ YS ]

Liturgi
Nast Pemimbing : I Korintus 13: 4-8
Berita Anugerah : Yohanes 3: 16
Persembahan : Galatia 6: 1-2
Nyanyian
1. Pembukaan : KJ 14: 1-3
2. Pujian : PKJ 4: 1-2
3. Penyesalan : KJ 27: 1-2
4. Peneguhan : PKJ 19: 1-3
5. Responsif : PKJ 179: 1-2
6. Persembhn : KJ 403: 1-
7. Pengutusan : PKJ 165: 1-2

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PASKAH V
76 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan : Roma 12: 9-21

“MENGALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN”

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Pada masa sekarang ini kejahatan manusia marak terjadi di mana-mana. Di rumah, di jalan, di
kantor, di pasar, di tempat-tempat bermain anak, di sekolah, dan masih banyak lagi tempat lain
yang dapat digunakan untuk melakukan kejahatan. Kejahatan tersebut dilakukan oleh orang tua,
orang muda, maupun anak-anak. Baik laki-laki maupun perempuan. Dan dengan berbagi macam
jenis dan bentuk kejahatan. Hal seperti ini tentu saja membuat masyarakat menjadi resah, sehingga
damai sejahtera tidak dapat dirasakan.

Mengapa kejahatan terjadi? Kejahatan terjadi karena manusia atau seseorang telah dikuasai oleh
keinginan daging atau hawa nafsu, sehingga cara berpikirnya tidak sehat lagi, akhirnya dalam
kehidupannya mengutamakan dirinya sendiri ketimbang orang lain. Selanjutnya, orang yang
seperti itu cenderung melakukan sesuatu yang membuat orang lain tersinggung dan tidak nyaman
hidup bersama dengannya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Lalu bagaimana menghadapi orang yang berbuat jahat kepada kita? Dalam Roma 12: 19-21
memberikan nasihat kepada kita agar kita hidup dalam kasih. Dengan kasih segala kesulitan akan
mendapatkan solusi. Kita sebagai orang kristen janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan,
tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan (ayat 17). Kita sebagai orang kristen hidup dalam
perdamaian dengan semua orang (ayat 18). Jika orang yang jahat terhadap kita lapar, baiklah kita
memberinya makan, kalau dia haus kita memberinya minum. Dengan berbuat demikian, kita
memupukkan bara api di atas kepalanya (ayat 20). Artinya, orang yang jahat terhadap kita itu
akan menjadi malu karena kebaikan yang kita berikan kepadanya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan (ayat 21).
A M I N. [YS]

Tata Ibadah
Pujian : PKJ 27: 1-2
Doa : Pembukaan

Pujian : PKJ 15: 1

Renungan : Roma 12: 19-21


Doa : Syafaat, Penutup, Bapa Kami
Pujian : PKJ 128: 1-2

PANDUAN PA MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH V
77 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan : Filipi 2: 1-11

“BERSATU DAN MERENDAHKAN DIRI”

PENJELASAN TEKS

Ayat 1-4. Paulus membicarakan kebutuhan akan kesatuan yang lebih besar dan persekutuan yang
lebih kuat. dalam gereja Filipi, dan untuk seruannya itu, ia mengemukakan 4 alasan: (1) Dalam
Kristus ada segala nasihat menuju kesatuan; perpecahan adalah penolakan terhadap kehendak dan
tujuan Kristus. (2) Mereka yang telah mengenal berkat kasih wajib menwujudkannya terhadap
orang lain tanpa batas atau pandang bulu (band 1 Yoh 4:7-12). (3) Semua orang (percaya)
memiliki Roh yang sama, justru wajib bersama-sama menjadi satu. (4) Pengertian tentang belas
dan kasihan Allah harus mendorong mereka untuk menyatakannya kepada orang lain dalam kasih
mesra dan belas kasihan.

Ayat 5-8. Mengenai teladan Kristus. Paulus mengatakan bahwa untuk mengajarkan perihal
kerendahan hati ialah dengan memalingkan pikiran kawan-kawannya di Filipi kepada teladan
Kristus, supaya pikiran tentang Kristus yang merendahkan dan mengorbankan diri itu membentuk
sikap mereka. Pada ayat 7, Paulus menceritakan tiga langkah dalam perendahan Dirinya, yakni (1)
mengosongkan diri dari kemuliaan-Nya, (2) memilih bertindak sebagai hamba ketimbang sebagai
Tuhan atas segala sesuatu, dan (3) walaupun sungguh-sungguh Allah, mengenakan pada Dirinya
kemanusiaan kita.

Ayat 9-11. Tiga bait terakhir bicara tentang kemuliaan-Nya oleh Bapa sebagai imbalan dari
perendahan dan pengorbanan Dirinya (bnd.Ibrani 2: 9). Kepada-Nya diberikan nama di atas
segala nama. Yang dimaksud bukanlah gelar, melainkan kehormatan dan kekuasaan tertinggi atas
segala makhluk (bad Efesus 1:20-22).

Pertanyaan Diskusi

1. Menurut Bapak/Ibu/Saudara, mengapa kita perlu bersatu?


2. Manfaat apa yang dapat kita petik jika kita bersatu?
3. Apa maksud Paulus mengatakan: “sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu
sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan?”
4. Sampai saat ini, sejauh mana persatuan dalam jemaat Saudara?
5. Menurut Bapak/Ibu/Saudara, apakah ada hubungan antara bersatu dan merendahkan diri?
[ YS ]

Liturgi

1. Pembukaan
a. Sambutan tuan rumah
b. Prakata Pembawa PA
2. Nyanyian : PKJ 13:1-3; KJ 453:1-3

KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


MINGGU PASKAH VI, 26 Mei 2019
78 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan : Kisah Para Rasul 16:9-15

“BUAH KETAATAN PAULUS PADA PETUNJUK TUHAN”

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Dalam sejarah Alkitab,rasul Paulus tiga kali mengadakan perjalanan penginjilan. Dalam perjalanan
kedua,Paulus dan kawan-kawan merencanakan akan mengadakan kerjalanan penginjilan ke
Woilayah Asia. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Mereka melintasi saja tanah Frigia dan
Galatia,

Dan setelah sampai di Misia, mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia,tetapi Roh Kudus
melarangnya. Maka mereka tidak singgah di Misia,tetapi langsung meneruskan perjalanan ke
Troas. Di Troas,Paulus mendapat penglihatan dari Tuhan. Dalam penglihatan itu paulus melihat
ada seorang makedonia berdiri dan berseru kepadanya,katanya,”Menyeberanglah kemari dan
tolonglah kami”. Dari penglihatan tersebut mereka menyimpulkan bahwa Tuhan mengutus mereka
untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di Makedonia.Ya,dengan berbagai cara Tuhan dapat
menyatakan kehendak-Nya. Bahkan kehendak yang khusus/spesifik. Roh Kudus yang ada pada
kita akan meneguhkannya. Hati yang selalu dekat dengan Roh Kudus akan membuat keberanian
kita melangkah dengan tanpa bimbang dan ragu. Bagaimana respon Paulus dan kawan-kawan
terhadap kehendak Tuhan? Mereka menanggapi dengan sigap. Mereka membatalkan
keberangkatan ke Wilayah Asia dan mereka segera mencari kesempatan untuk berangkat ke
Makedonia.Segera…tidak berlambat-lambat. Ada kegairahan dalam melayani karena ada petunjuk
yang jelas dari Tuhan. Ada suka cita menyambut panggilan Tuhan.Melalui penglihatan tersebut
mereka melihat kebutuhan yang mendesak akan berita Injil bagi orang-orang di sana. “…
tolonglah kami!” Jadi para rasul peka pada kebutuhan orang-orang di Makedonia. Bukan
kebutuhan tentang hal sepele,tetapi kebutuhan yang sangat amat penting yaitu Injil.

Injil adalah berita suka cita tentang kasih Allah kepada dunia dalam Yesus Kristus.Injil
memerdekakan,memperdamaikan : memerdekakan manusia dari belenggu dosa,dari hukuman
kekal;memperdamaikan manusia dengan Tuhan dan dengan sesama serta segenap ciptaan.

Pertama-tama dalam perjalanan penginjilan ke Makedonia,sampailah mereka di kota Filipi,yang


adalah kota perantauan orang Roma.Banyak pensiunan militer Romawi yang tinggal di Filipi. Dan
mereka tinggal beberapa hari di sana. Di luar pintu gerbang kota itu mereka menyusuri sungai dan
menemukan tempat sembahyang orang Yahudi lalu mereka masuk dan duduk bersama-sama
perempuan-perempuan yang sedang ada di tempat itu. Mereka memberitakan Injil kepada mereka.
Diantara para perempuan itu ada seseorang yang bernama Lidia,dia seorang penjual kain ungu dari
kota Tiatira. Jadi Lidia adalah seorang yang kaya,karena menjual kain ungu yang sangat mahal.
Kain ini dicetak dengan tinta dari kulit kerang yang berwarna ungu,yang biasanya dicetak dalam
kain wool yang mahal. Kemungkinan besar dia simpatisan agama Yahudi, orang Yunani Romawi
yang beribadah kepada Allah yang disembah oleh orang Yahudi. Tuhan mengetahui ketulusan
hatinya dalam menyembah Allah sehingga Tuhan menolongnya agar dapat mengetahui lebih
dalam kasih Allah kepadanya.Maka Tuhan membuka hatinya sehingga pada saat Paulus berbicara
tentang Injil Yesus Kristus,Lidia memperhatikannya dengan seksama. Apa yang diberitakan

79 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Paulus dia dengarkan dengan sungguh-sungguh dan dapat meresap sampai ke dalam hatinya
sehingga dia mempercayai Injnil yang disampaikan oleh paulus. Terbukti sesudah itu, Lidia
dibaptis. Ternyata bukan hanya Lidia yang emenerima baptisan tetapi juga seisi rumahnya. Tidak
dijelaskan di sini berapa banyak yang dibaptis saat itu dan siapa saja mereka. Mungkin yang
dimaksud seisi rumahnya adalah anak-anaknya dan atau para pekerjanya,karena Lidia adalah
penjual kain ungu. Nama suaminya tidak disebutkan di sini,jadi kemungkinan pada saat itu dia
tidak menikah atau sebagai seorang janda.

Melalui pemberitaan Injil yang disampaikan rasul paulus ,Lidia percaya kepada Yesus Kristus
sehingga serta merta dia menerima dan mengalami kasih Kristus dalam hatinya. Dan dia
merespon kasih Yesus dengan berbuat kasih juga. Dia mendesak Paulus dan rombongan pelayan
Tuhan ini agar mau menumpang di rumahnya. Selama mereka tinggal beberapa hari di
Filipi,mereka tinggal di rumah lidia dan tentu dia juga dengan senang hati mencukupi segala
keperluan hidup mereka, khususnya kebutuhan makan dan minumnya. Jadi rumahnya menjadi pos
pelayanan Paulus dan kawan-kawan selama berada di kota itu. Kesungguhan hatinya untuk
menyatakan kasihnya diungkapkan dalam ajakannya,”Jika kamu berpendapat,bahwa aku sungguh-
sungguh percaya kepada Tuhan,marilah menumpang di rumahku.” Lidia mengetahui potensi
/kemampuan yang dia miliki dan dia mau mempergunakan dengan sebaik-baiknya pada saat
dibutuhkan. Itulah buah yang nyata dari imannya kepada Yesus Kristus,yang baru seumur jagung.
Bagaimana dengan kita?

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Apa makna kisah ini bagi kita saat ini? Kita sebagai bangsa Indonesia pada tanggal 17 April yang
lalu sudah melaksanakan pemilu kada dan pilpres. Dalam pemilu tersebut diwarnai dengan
berbagai berita hoax, ujaran-ujaran kebencian dan kata-kata kotor yang mengakibatkan,
kejengkelan, kemarahan, pertikaian, meskipun sebagian besar terjadi di medsos. Meskipun
demikian hal tersebut dapat menimbulkan rasa ketidak-damaian di hati banyak orang. Dan hal-hal
seperti di atas tidak berhenti hanya pada saat pemilu saja,namun nampaknya sudah “meracuni”
kehidupan banyak orang di Indonesia. Karena hal ini dilakukan terus-menerus menjadikan
terbentuknya karakter yang buruk. Marilah kita yang sudah dimerdekakan dan diperdamaikan oleh
Kristus melaui kematianNya di kayu salib,kita benar-benar mau terus-menerus menerima kasih
karunia tersebut. Dengan demikian dari dalam hati kita semakin dipenuhi dengan kasih dan damai
sejahtera Kristus. Jika kita sungguh-sungguh percaaya apa yang diberikan kepada kita,maka hal itu
akan nyata dalam hidup kita. Dalam bermedsos kita akan berbuahkan kasih dan perdamaian.
Marilah kita mau menjadi agen-agen kasih dan perdamaian di dunia medsos yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan kita setiap hari. Jadilah pembawa damai dengan ujaran-ujaran yang
bembangun dan membawa damai! Amin. (Endar)

Bacaan Liturgi :
 Nats Pembimbing : Mazmur 67
 Berita Anugerah : I Petrus 1: 3-4
 Persembahan : Amsal 3: 9-10

Nyanyian
80 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

 Pembukaan : PKJ 13
 Pujian : KJ 19
 Penyesalan :KJ 29
 Peneguhan : PKJ 129
 Responsif : KJ 260
 Persembahan : PKJ 264
 Pengutusan : PKJ 177

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PASKAH VI

81 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan: I Korintus 15: 55-48

HAI MAUT DI MANAKAH SENGATMU

Ketika kita merenung, siapakah manusia dihadapan Tuhan? Kita tahu bahwa Manusia pertama
diciptaan Tuhan dalam keadaan baik, tetapi karena dosa, manusia yang baik menjadi rusak.
Apakah dosa itu? dosa adalah sebuah sikap atau tindakan melawan Allah. Manusia dikatakan
berdosa ketika dirinya melanggar Firman Allah. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa
kecenderungan manusia selalu berbuat dosa. Dosa itu mencengkram kuat dan manusia tidak dapat
melepaskannya dengan kekuatan sendiri. Ketika dosa berkuasa maka hidup manusia tidak
berpengharapan, karena kuasa dosa adalah maut. Allah adalah kasih, Allah tidak menghendaki
manusia ditimpa oleh kebinasaan. Dengan jalan mengutus anakNya yang tunggal ke dalam dunia,
yaitu: Yesus Kristus yang melakukan penebusan dengan jalan menderita sengsara, disalibkan, mati
dan bangkit dari kematian. Kebangkitan Yesus inilah yang menjadi pengharpan hidup manusia
yang percaya. Sehingga melalui kebangkitan Yesus Rasul Paulus mengatakan” Hai maut di
manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"Sengat maut ialah dosa dan
kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan
kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku
yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Bagi kita yang telah menerima dan mengimani kemenangaan Tuhan atas maut. Kemenangan
Tuhan adalah kemenangan kita kita. Kita dipanggil untuk tetap berpegang teguh kepada iman kita
kepada Yesus Kristus yang telah bangkit, kita jangan mudah goyah oleh ajaran lain. Tetapi kita
harus membangun iman kita dengan jalan terus melakukan pekerjaan Tuhan serta selalu
persekutuan. Karena dengan demikian maka kehidupan iman kita akan terjaga dan berkat Tuhan
pun senantiasa ada mengiringnya. Tuhan memberkati. ( Eri)

Tata Ibadah

 Pujian : PKJ 14
Doa : Pembukaan
 Pujian : PKJ 198
Renungan :
Doa : Syafaat, Penutupan, Bapa Kami
 Pujian : PKJ 258

PEMAHAMAN ALKITAB MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH VI
82 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan : Wahyu 21:10,22 – psl.22:5

Pengantar

Roh Kudus menguasai Yohanes dan dalam rohnya dia melihat suatu penglihatan. Dari atas sebuah
gunung yang tinggi dan besar dia melihat kota Yerusalem baru turun dari surga,dari Allah. Allah
hadir di kota itu bukan di gedung Bait Allah seperti pada zaman Perjanjian Lama Allah
menyatakan diri ,hadir di Bait Allah. Di Yerusalem baru itu, Bait Allah adalah Allah sendiri
beserta Anak Domba,yaitu Yesus Kristus. Kemuliaan Allah dan Anak Domba menyinari kota itu
sehingga tidak diperlukan lagi cahaya matahari dan bulan. Mereka tidak memerlukan lampu
karena Tuhan sendiri yang menjadi terangnya.

Yerusalem baru menjadi berkat bagi bangsa-bangsa karena mereka berjalan dalam cahaya-Nya.
Mereka ikut menikmati cahaya kasih Tuhan. Karena kasih dan kebesaran Tuhan yang mereka
alami, Raja-raja mereka datang dengan penuh hormat kepada Allah. Mereka memmaba kekayaan
mereka untuk mengagungkan Allah.

Kehadiran Allah yang terus menerus sehingga cahaya kemuliaan Allah terus menerangi kota
itu,maka tidak ada kegelapan sama sekali. Pintu gerbang kota terus terbuka karena dalam terang
Allah yang sempurna tidak ada lagi kejahatan di sana. Penduduk kota itu hanya lah orang-orang
yang namanya tercantum di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Mereka adalah orang-orang
percaya dalam Yesus Kristus yang sudah menerima pembenaaran dan pengudusan serta
pengampunan dosa oleh darah-Nya yang sudah tercurah di kayu salib. Mereka sudah didaftar
namanya oleh Yesus Kristus agar masuk ke kota Yerusalem baru. Sedangkan orang-orang yang
tidak percaya dan mengikut Anak Domba,Yesus Kristus,tidak diperbolehkan masuk ke kota itu.
Yaitu mereka yang tetap dalam keberdosaannya :yang najis,yang melakukan kekejian atau dusta.

Keberadaan dalam kota tersebut semuanya sempurna. Dari takhta Allah dan Anak Domba
mengalir sungai dngan air kehidupan yang sangat jernih bagaikan kristal,jadi dapat dilihat
kejernihannya sampai ke dasarnya. Ada kehidupan yang abadi –di jalan-jalan ada pohon-pohon
yang terus berbuah dan bahkan dedaunannya dipergunakan untuk menyembuhkan bangsa-
bangsa,artinya bangsa-bangsa dipulihkan oleh kuasa dari surga.

Di sana tidak ada lagi laknat atau kutuk karena mereka tidak berbuat dosa lagi. Mereka senantiasa
dekat dan akrab dengan Tuhan. Mereka senantiasa menyembah Tuhan bahkan mereka dapat
melihat wajah-Nya. Mereka tidak tertekan dan tertindas,serta menderita,tapi mereka akan
memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya.

Itulah penghiburan Tuhan bagi Yohanes dan Jemaat-jemaat yang teraniaya, tertekan, tertindas
bahkan terancam maut karena mengikut Kristus dan memberitakan Injil Yesus Kristus. Mereka
diteguhkan untuk tetap percaya dan tidak goyah imannya karena kemuliaan sempurna menanti
mereka yang tetap setia sampai akhirnya.(Endar)

Pertanyaan-pertanyaan diskusi

83 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

1. Apakah Saudara sedang atau pernah mengalami tekanan,penindasan karena mengikut


Kristus? Jelaskan.
2. Apakah yang Saudara lakukan jika Saudara mengalami tekanan, penindasan atau aniaya
karena mengikut Kristus? Jelaskan.
3. Coba terangkan suasana Yerusalem baru yang digambarkan dalam perikop ini.
4. Apakah Saudara berpengharapan masuk ke dalam Yerusalem baru?Jelaskan.

KOTBAH MASA PENGHAYATAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


KENAIKAN TUHAN YESUS, KAMIS 30 MEI 2019
84 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

WARNA LITURGI PUTIH

Bacaan : Kisah Para Rasul 1:5-11.


Tujuan : Jemaat terlibat membangun perdamaian.

Menjadi saksi Tuhan Yesus.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saksi adalah seorang yang melihat dan mengetahui
sendiri suatu peristiwa. Berdasarkan penglihatan dan pengetahuan terhadap peristiwa yang
dimiliki itu, saksi dapat menceritakan atau memberitahukan kepada orang lain dengan benar sesuai
yang dilihat dan diketahui. Dalam sidang di pengadilan, saksi juga dibutuhkan untuk menceritakan
atau memberikan keterangan tentang peristiwa yang sebenarnya sebagai alat bukti yang sah.
Keterangan saksi dibutuhkan oleh hakim sebagai pertimbangan untuk menjatuhbkan vonis kepada
tersangka. Karena itu, saksi mempunyai peranan penting dalam memberikan keterangan terhadap
suatu peristiwa yang sebenarnya. Ada syarat menjadi saksi :
1. Melihat, mendengar dan mengetahui sendiri terhadap peristiwa yang sebenarnya. Kalau tidak
melihat, mendengar dan mengetahui sendiri serta paham terhadap peristiwa yang sebenarnya,
bagaimana saksi dapat memberi keterangan yang benar kepada orang lain. Ketika saksi
menyampaikan keterangan kepada orang lain melalui ucapan, tulisan dan tindakan. Maka
penerima informasi atau kesaksian dapat memahami dan percaya akan kesaksian itu. Pada
akhirnya, kesaksian itu menjadi dapat disaksikan kepada orang lain.
2. Saksi juga harus sehat jasmani dan rohani. Dengan sehat jasmani dan rohani, saksi dapat
menangkap apa yang mereka lihat, dengar dan mereka tahu serta menyampaikan keterangan
kepada pihak lain.

Dalam dunia hukum, kita juga mengenal saksi ahli, yaitu saksi yang tidak terlibat dalam perkara
yang disampaikan. Tetapi, saksi yang menyampaikan keterangan berdasarkan keahliannya untuk
menguatkan kebenaran suatu peristiwa.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Para murid Tuhan Yesus atau rasulNya menjadi saksi Tuhan Yesus Kristus. Bahwa para murid
Tuhan Yesus, telah melihat dan mengetahui sendiri akan karya Tuhan Yesus Kristus. Kesebelas
murid Tuhan Yesus dengan setia mengikuti perjalanan Tuhan Yesus selama berkarya di dunia ini.
Kemanapun Tuhan Yesus pergi melayani umatNya, para murid selalu ada dan pasti ada bersama
Tuhan Yesus. Dengan kesetiaan para murid Tuhan Yesus ini, mereka dapat melihat, mendengar
dan mengetahui sendiri terhadap apa yang terjadi, misalnya :
a. Mendengar
Para murid Tuhan Yesus mendengar apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Pada saat Tuhan
Yesus mengajar orang banyak, para murid Tuhan Yesus pasti mendengar bahkan
mendiskusikan dengan sesama murid juga dengan Tuhan Yesus. Para murid mendengar sendiri
secara langsung firman yang diberikan Tuhan Yesus kepada umatNya.

b. Melihat

85 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Para murid Tuhan Yesus tidak hanya mendengar firmanNya, tetapi juga melihat karya Tuhan
Yesus. Pada saat Tuhan Yesus menyembukan orang sakit, dari sakit demam sampai dengan
sakit kusta, para murid Tuhan Yesus melihat sendiri. Bahkan, pada saat Tuhan Yesus
membangkitkan orang mati, para muridpun melihat sendiri dan menyaksikan sendiri. Tidak
hanya itu saja, pada saat Tuhan Yesus disalibkan dan mati, mereka melihat sendiri dan
merasakan bagaimana ditinggal mati oleh seorang guru, merasakan tercerai berai dengan
teman-temannya. Tetapi pada saat Tuhan Yesus bangkit pada hari yang ketiga, para muridpun
melihat dan merasakan sendiri. Mereka bersukacita karena Tuhan Yesus hidup kembali dan
menampakkan diriNya kepada para muridNya. Bahkan karena kuasa kebangkitan Tuhan
Yesus, merekapun bersatu kembali sebagaimana layaknya saudara.
c. Mengetahui
Dalam perjalanan para murid bersama Tuhan Yesus, mereka sering kali bertanya dan Tuhan
Yesus menjawab. Dengan seringnya mereka berdiskusi dengan Tuhan Yesus, mereka menjadi
tahu tentang firman dan karya Tuhan Yesus. Bahkan dalam percakapan terakhir, menjelang
Tuhan Yesus naik ke Sorga, para muridpun bertanya kepada Tuhan Yesus. Mereka bertanya :
Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Tuhan Yesupun
menjawab : "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri
menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai
ke ujung bumi." (ayat 6-7). Dari percakapan akhir antara Tuhan Yesus dengan para muridNy,
menjelang Tuhan Yesus naik ke Sorga ini, menjadi jelas bahwa Tuhan Yesus menjadikan para
muridNya untuk menjadi saksi Tuhan Yesus. Mereka diutus untuk menjadi saksiNya sampai
ke ujung bumi dengan dilengkapi kuasa Roh Kudus. Karena, mereka sudah mendengar,
melihat dan mengetahui sendiri tentang firman dan karya Tuhan Yesus.

Setelah percakapan itu, terangkatlah Tuhan Yesus ke Sorga. Pada saat itu, para muridNya menatap
ke langit. Tetapi, ada dua orang berpakaian putih beridiri di dekat mereka dan berkata : "Hai
orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke
sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat
Dia naik ke sorga.". Perkataan dua orang ini hendak mengingatkan kembali tentang tugas dan
tanggung jawab mereka sebagai saksi Tuhan Yesus. Kesaksian itu tidak hanya tentang firman,
karyaNya, kematian dan kebangkitanNya. Tetapi, mereka juga menjadi saksiNya bahwa Tuhan
Yesus yang naik ke sorga, kelak akan datang kembali dengan cara yang sama seperti para
MuridNya melihat Dia naik ke sorga."

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Sebagai murid Yesus kita sudah menerima kesaksian para RasulNya yang tertulis di dalam
Alkitab. Karena itu, pada jaman sekarang ini, kita dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan Yesus
sekalipun dalam konteks yang berbeda. Dalam konteks jaman itu, para muridNya memberi
kesaksian dengan menyampaikan kepada orang banyak, dari daerah satu ke daerah lainnya dan
ditulis menjadi kitab suci. Pertanyaan kita : Bagaimana menjadi saksi Tuhan Yesus yang
bersumber dari kesaksian Para Rasul dalam konteks sekarang ? Untuk menjawab pertanyaan ini,
kita akan memperhatikan cerita singkat berikut ini :
Sebut saja namanya Dugel. Mohon maaf kalau ada di antara kita yang bernama Dugel. Mas Dugel
adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan. Ia seorang Kristen yang aktip di gereja, ia tidak

86 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

pernah absen dalam ibadah minggu, PA dan ibadah lainnya. Bahkan Mas Dugel mempunyai
talenta pandai berkata-kata dan keberanian untuk menyampaikan cerita yang bersumber dari
Alkitab kepada siapapun dan kapanpun. Pada siang hari, ia bercerita tentang kisah Tuhan Yesus di
perjalanan, di pasar, di rumah teman. Bahkan ia aktif meng-Up load-ayat kitab suci di media
sosial. Sungguh….walaupun namanya Mas Dugel, tetapi penampilannya nampak rohani baik di
dunia nyata maupun di dunia maya.

Demikian juga, pada saat di kantor, setiap hari Mas Dugel sering bercerita tentang Tuhan Yesus
dari kelahiran sampai dengan kenaikanNya ke sorga. Talenta pandai berkata-kata ia manfaatkan di
kantornya. Karena seringnya bercerita di kantor, tugas Mas Dugel sering tidak selesai, laporan
yang dibuat banyak yang salah dan laporannya sering ditolak oleh atasannya. Pada akhirnya, Mas
Dugel menjadi bahan perbincangan di kantornya : banyak cerita, sedikit kerja dengan hasil yang
tidak memuaskan atasannya. Karena sering keluar rumah untuk menceritakan tentang Tuhan
Yesus di luar rumah, anak dan isteri Mas Dugel tidak mendapat perhatian penuh. Akibatnya,
keluarga Mas Dugel berantakan dan nyaris tercerai-berai. Bahkan isteri yang sekarangpun adalah
isteri yang kedua setelah cerai dengan isteri pertamanya.

Dari kisah singkat ini, ternyata menjadi saksi itu tidak harus banyak berkata-kata. Tetapi, yang
lebih mengena dan kesaksian itu dapat tertulis dalam loh hati orang lain dengan perbuatan nyata,
hasil kerja yang baik, pelayanan yang baik, penuh kasih dan mengutamakan kualitas hidup.
Menjadi saksi Tuhan Yesus dengan cara tidak melupakan persekutuan jemaat dan mewujudkan
perbuatan nyata yang berguna bagi Tuhan Yesus dan sesama. Jika ada yang sedih, kita siap
menghibur, kalau kita menjumpai orang yang sedang berseteru, kita siap mendamaikan, kalau ada
yang kesulitan, kita siap memberi kemudahan, kalau ada yang lemah, kita siap memberi kekuatan,
kalau ada yang kekurangan-kita siap mencukupkan dan lain sebagainya.
Pada peringatan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga saat ini, kita diingatkan untuk menjadi saksi
Tuhan Yesus yang setia dalam persekutuan dan setia mewujudkan perbuatan nyata bagi Tuhan
Yesus dan sesama. Amin. (Rekso)

Bacaan Liturgi :
 Nats Pembimbing : Lukas 24:48
 Berita Anugerah : Yohanes 14:1-3.
 Persembahan : Ksah Para Rasul 2:44-45.

Nyanyian

 Pembukaan : PKJ 02
 Pujian : KJ 222B
 Penyesalan : PKJ 37.
 Peneguhan : PKJ 282
 Responsif : KJ 426
 Persembahan : PKJ 216
 Pengutusan : KJ 406
KHOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019
MINGGU PASKAH VII, 2 JUNI 2019
87 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Warna Liturgi : Putih


Bacaan : Kisah Para Rasul 16 : 16 – 34
Tujuan : Warga jemaat mampu bekerjasama dengan baik kepada semua pihak dalam
menyampaikan Kabar Baik.

BEKERJA SAMA DALAM MEWARTAKAN KABAR BAIK

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus


Dalam hidup sehari-hari ada ungkapan bijak yang berbunyi demikian : “Orang bodoh membuang
peluang, orang biasa menunggu peluang sedangkan orang pintar mencari peluang”. Ungkapan ini
sepertinya cocok untuk menyemangati setiap kita dalam melayani Tuhan. Bersama kita akan
belajar dari keteladanan Paulus dalam membangun kerjasama yang baik sebagaimana dalam
bacaan firman Tuhan saat ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus


Teks fiman Tuhan ini menceritakan awal mula pelayanan Paulus dalam mengabarkan Kabar Baik
(berita Injil) di kota Filipi. Sebuah kota penting dibagian Makedonia dan berpenduduk orang
Roma. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dalam kisahnya, diantaranya :
1. Membangun jembatan penghubung.
Pertama-tama yang dilakukannya adalah membangun jembatan penghubung agar Paulus bisa
masuk dan diterima di kota Filipi. Sebagai pribadi yang taat pada Tuhan setibanya di Filipi
Paulus dan Silas pergi ketempat sembahyang Yahudi. Di sana mereka menemukan seorang
perempuan yang bernama Lidia penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang adalah sama-sama
akan beribadah kepada Allah. Pertemuan ini menghasilkan buah yang baik, yakni Tuhan
membuka hati Lidia untuk mendengar apa yang dikatakan Paulus. Keterbukaan hati Lidia
dibuktikan ketika ia meminta Paulus untuk membaptis bersama seisi rumahnya.

2. Paulus memanfaatkan dukungan jemaat.


Ketika Lidia meminta Paulus dan Silas untuk menginap di rumahnya, mereka menyambutnya
dengan baik. Baginya hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik, di mana ada orang yang
bersedia menjadi ‘jembatan’ dalam pekerjaan untuk mewartakan Kabar Baik.

3. Siap menghadapi tantangan.


Dalam pekerjaan Tuhan, cepat atau lambat pasti akan ada tantangan yang dihadapi. Kali ini
Iblis memakai seorang perempuan yang mempunyai roh tenung untuk mengganggu pelayanan
Paulus dan Silas. Sepintas memang apa yang dikatakan oleh roh tenung itu benar dan
mengkonfirmasikan pelayanan Paulus. Namun roh jahat tidak dapat ditolelir karena mereka
tidak mau percaya dan menyembah Yesus. Dan pada akhirnya, Paulus mengusir roh jahat
tersebut.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus


Di tengah nilai-nilai kebersamaan semakin berkurang hari ini kita disemangati bahwa Yesus yang
bangkit mengutus kita untuk menjadi Paulus-paulus di masa kini. Oleh karena itu, mari kita peka
pada setiap kesempatan yang baik dengan mau membangun relasi dan melibatkan semua pihak
dalam melakukan pewartaan. Dengan tetap mengimani bahwa kebangkitanNya menguatkan kita
88 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

untuk siap menghadapi tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Kiranya kita
dimampukan, amin. (YAW)

Liturgi :
Nats Pembimbing : Maz. 51 : 12 – 13
Berita Anugerah :2 Tim. 4 : 2
Nats Persembahan :Rm. 12 : 1 – 2
Nyanyian :
1. Pembukaan :Pkj. 1
2. Pujian :Kj. 340
3. Penyesalan :Pkj. 92
4. Peneguhan :Kj. 426
5. Rensponsoria :Pkj. 183
6. Persembahan :Kj. 235
7. Pengutusan :240a

RENUNGAN MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


RENUNGAN PASKA VII
Bacaan :Yohanes 17 : 20 – 26

89 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

MENJADI PRIBADI YANG MEMPERSATUKAN

Bacaan kita ini merupakan bagian dari doa Yesus untuk para muridNya di sepanjang jaman.
Beberapa kali dalam doaNya, Yesus mendoakan agar setiap muridNya bersatu. Dari hal ini jelas
bahwa Yesus sangatlah memperhatikan apa yang akan dilakukan para murid di kemudian hari.
Kesatuan yang dimaksud bukanlah keseragaman atau semua orang Kristen harus berpikir dan
melakukan hal yang sama. Kesatuan justru akan terlihat indah di tengah keberagaman.

Pada umumnya, orang memang senang berkumpul dengan orang yang sama dengan mereka,
namun Tuhan memanggil kita bukan supaya kita merasa nyaman di tengah orang lain melainkan
untuk menyesuaikan diri dengan keberagaman tersebut. Betapa indahnya kesaksian gereja yang
mempunyai warga jemaatnya yang terdiri dari berbagai suku, budaya dan struktur sosial.

Kesatuan sebagai murid-muridNya bukan hanya untuk dipraktekkan di dalam gereja dan klasisnya
sendiri. Kesatuan yang dikehendaki Tuhan adalah kesatuan global yang mencakup luasnya dunia.
Jika kita mendengar adanya orang Kristen yang terkena bencana, janganlah kita tinggal diam.
Sebagai anggota tubuh Kristus, kita adalah satu dengan orang yang tertimpa bencana itu. Maka
seharusnya kita, bersama dengan orang Kristen lainnya, memberikan bantuan sebagai sebuah
pelayanan kepada saudara seiman yang tinggal disana. Kita harus bersukacita dengan mereka yang
bersukacita, menangis dengan mereka yang menangis dan melayani mereka yang membutuhkan,
entah mereka anggota gereja kita atau orang yang tidak kenal. Mari kita bersama mewujudkan
kesatuan orang percaya bagi pujian dan kemuliaan Tuhan. YAW
Tata Ibadah :
1. Pujian : Pkj. 7
Doa : Pembukaan
2. Pujian : Kj. 249
Renungan :
Doa : Syafaat, Penutup, Bapa Kami
3. Pujian : Kj. 188

PANDUAN PA MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


PA PASKAH VII
Bacaan : Mazmur 97

90 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

TUHAN ADALAH RAJA


1. Penjelasan teks
Dalam hidup sehari-hari yang dipahami tentang raja adalah (Jw. Gusti). Sebuah jabatan
yang mempunyai kekuasaan tertinggi pada suatu kerajaan. Dengan kekuasaan itu seorang
raja mempunyai pengaruh yang besar dalam lingkungan tertentu. Misalnya seperti di
Jogjakarta dan Surakarta.

Perikop bacaan kita ini adalah bagian dari doa Musa abdi Allah yang mengungkapkan
bahwa Tuhan adalah Raja yang Kudus. Raja yang kekuasaanNya melebihi raja bangsa-
bangsa di dunia ini.

Musa memerintahkan agar umat manusia : memuji dengan nyanyian syukur (3), dan sujud
menyembah hanya kepadaNya (5, 9). Mengapa kita harus sujud menyembah dan sujud
hanya kepadaNya? Karena Dia Raja yang mencintai hukum, menegakkan kebenaran dan
memberikan keadilan bagi umatNya (6 – 8).

2. Diskusi
a. Mengapa Musa memerintahkan kita agar memuji dan menyembah hanya kepada
Tuhan?
b. Bagaimana menegakkan keadilan dan memberi keadilan di masa kini? Jelaskan dan
berikan contohnya.
c. Apa dampaknya bagi kehidupan ketika keadilan itu ditegakkan? Berikan contoh
konkritnya!
d. Apakah ada pesan-pesan lain yang ditemukan dalam penggalian teks pada saat ini
selain yang sudah kita bicarakan? Kalau ada Silahkan dibagikan
(YAW)

KOTBAH MASA PERAYAAN PASKAH PENTAKOSTA 2019


MINGGU PENTAKOSTA, 9 JUNI 2019
WARNA LITURGI MERAH

91 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Bacaan Leksionari : Kejadian 11 : 1-9; Mazmur 104 : 24-34, 35b; Kisah Para Rasul 2 : 1-21;
Yohanes 14 : 8-17, 25- 27

Bacaan Khotbah : Yohanes 14 : 8-17, 25-27

BERSATU MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA KRISTUS

Saudara-saudara yang di kasihi Tuhan,

Kita patut mengucapsyukur melihat keadaan bangsa kita Indonesia yang semakin dikenal di dunia
luar karena kekayaan alam, kekayaan budaya, destinasi wisata, segala pertumbuhan ekonomi, yang
kita alami sekarang tentu sangat membahagiakan hati. Jika bangsa kita bisa bersatu mengelola
bangsa ini maka rakyat akan mengalami damai sejahtera. Namun bersama dengan itu, kenyataan
yang menyedihkan di tengah bangsa ini bahwa bangsa kita terpecah belah terjadi intoleransi dari
beberapa kelompok sangat tinggi, ketidakadilan bahkan hingga di pimpinan tertingginya,
kekuasaan politis yang diperebutkan demi keuntungan diri dan kelompoknya, kekayaan bangsa
kita dikuasi dan di nikmati oleh orang tertentu, jelas membuat kita sekaligus bersedih dengan
sangat mendalam. Kesejahteraan bangsa kita semakin hilang, kesatuan dan persatuan semakin
terkikis bahkan menjadi hilang. Damai sejahtera itu di butuhkan oleh kita semua.

Di tengah semua kenyataan yang ada, di manakah posisi gereja? Pertanyaan tentang posisi gereja
ini perlu dijawab, dan untuk menemukan jawaban, ada dua pertanyaan penting dalam kehidupan
ini: ‘Siapakah aku?’ dan ‘Mengapa aku di sini?’ Dalam hal ini: Siapakah Gereja? Dan Mengapa
gereja ada di dunia?

Saudara-saudara yang di kasihi Tuhan,

Semua orang memiliki cara pandang yang bisa jadi sangat berbeda-beda tentang bagaimanakah
keadaan damai sejahtera itu. Perbedaan itu membuat orang mengupayakan damai sejahtera dengan
cara yang mereka kenal. Maka bisa dimengerti untuk tujuan mulia demikian dengan cara yang
bahkan sangat bertentangan. Jalan yang berbeda untuk tujuan yang sama. Tidak jarang di tengah
upaya untuk mengupayakan damai sejahtera sesuai dengan yang mereka pahami, satu dengan yang
lain akhirnya malah menjadi bertentangan, bahkan sempat berkonflik.

Bacaan kita hari ini menunjukkan kepada kita bahwa Yohanes 14:27 “ Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang di berikan oleh dunia kepadamu...... Peran dan hakikat Yesus Kristus sebagai damai
sejahtera yang telah memberikan damai sejahtera kepada kita diwujudkan secara nyata dalam
karya penebusan-Nya. Dalam kurban salib-Nya Ia menumpahkan darah bukan hanya untuk
sekelompok orang melainkan untuk seluruh umat manusia. Hal ini dengan jelas menunjukkan
bahwa Kristus mengasihi semua manusia tanpa membeda-bedakan. Dengan demikian, Ia melalui
roh kudus mempersatukan semua orang di dalam diri-Nya agar mereka dapat hidup bersama dalam
damai sejahtera. Damai sejahtera yang di berikan oleh Tuhan Yesus harus di wujudkan secara
nyata oleh gerejaNya atau setiap orang percaya. Orang percaya atau Gereja harus bersatu untuk
memahami dan membawa damai sejahtera itu ke dalam dunia ini. Dengan peristiwa Pentakosta
atau turunya Roh kudus setiap orang percaya digerakan oleh kuasa Roh Kudus untuk bersatu
menjadi saksi Kristus yaitu membawa damai sejahtera Kristus. Pada ayat 12 mengatakan “Aku
92 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu ia akan melakukan juga


pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan , bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada
itu. ......”. Setiap orang percaya harus melakukan pekerjaan-pekerjaan Kristus yaitu membawa
damai sejahtera kristus di dunia ini. Karena Damai sejahtera yang berasal dari Kristus tidak sama
dengan yang di berikan dunia. Damai sejahtera dunia ini adalah damai sejahtera untuk diri sendiri,
kelompok tertentu dengan mengorbankan yang lainnya.

Ada Beberapa hal yang dapat kita pahami tentang damai sejahtera Kristus yaitu:

1. Damai sejahtera bukan untuk sekelompok orang saja, tetapi untuk semuanya, bahkan untuk
mereka yang sangat berbeda dengan kita. Ketika seseorang hanya mengupayakan damai
sejahtara untuk dirinya sendiri atau kelompoknya saja, bisa saja yang terjadi adalah saling
menjadi lebih tinggi daripada yang lain. Damai sejahtera bukan kontes atau perlombaan
adu hebat adu kekuatan, yang hebat dan kuat merasakan damai sehatera, sementara yang
lemah tertindas dan tersisih. Damai sejahtera justru adalah kesadaran untuk menjadi lebih
rendah, bahkan kerelaan menderita, demi kebaikan bersama tanpa kehilangan tujuan
mulianya. Hidup dalam kebersamaan,senasip dan sepenaggungan. Tidak merasa damai
sejahtera jika orang lain mengalami penderitaan, dan penndasan.
2. Upaya awal mengupayakan damai sejahtera adalah dengan menyadari siapakah diri kita.
Seperti Yesus tahu siapa diriNya, ...Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa
yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang diam
di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaaNya(Ayat 10). Bagi orang Kristen, hal ini
jelas: mereka atau kita adalah milik Kristus, sang juru selamat. Mereka yakin bahwa Yesus
adalah jalan menuju damai sejahtera. Maka apa yang di kerjakan oleh Kristus harus di
kerjakan oleh setiap orang percaya atau GerejaNya.
3. Dengan demikian setiapa orang percaya harus memiliki kesadaran tentang siapakah diri
kita tersebut, dan kesadaran berikutnya: Untuk apa saya hadir di dunia ini? Karena kita
adalah milik Kristus, maka yang harus kita upayakan pertama kali bukan kenyamanan diri
atau damai sejahtera diri sendiri, tetapi terwujudnya kehendak Kristus. Bukan apa yang kita
dapat, karena kita sudah mendapatkan kehidupan ketika kita mengenal Kristus. Dan Kristus
menjamin semuanya. Damai sejahtera bagi semua orang selalu lebih besar daripada diri
kita sendiri. Hal ini termasuk kemungkinan bahwa kita akan dianggap mungkin bukan
siapa-siapa, seperti apa yang dilakukan oleh Yesus tetapi Filipus tidak mengetahuinya (ay
8-9) tetapi kehadiran kita membuat situasi damai sejahtera. Dan dengan itu pun kita tidak
merasa lebih rendah, tetapi justru bahagia, karena tujuan hidup kita tercapai. Kehadiran
kita mendatangkan berkat. Kristus yang hadir di dunia bahkan hingga disalibkan dan
dianggap lebih rendah daripada penjahat, bahkan mati. Namun dengan itu orang akhirnya
mengenal Allah lebih baik. Bahwa Allah adalah kasih. Segala upaya perjuangan keadilan
penting didasari semangat ‘karena aku mengasihimu’ bukan semata-mata supaya
perjuanganku berhasil.
4. Dari dua kesadaran besar tersebut, maka akan lahir kesadaran berikutnya: Apakah yang
harus saya lakukan dalam waktu yang saya miliki? Jawabannya sederhana: wujudkan
ekumene dengan segenap ciptaan. Ekumene bukan sekadar tentang gereja dengan gereja,
tetapi juga gereja dengan umat beragama lain, dengan alam, dengan semua yang tinggal
beratap langit. Masing-masing mempunyai kelebihan, gunakan kelebihan itu bukan hanya

93 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

untuk hidup kita sendiri, tetapi gunakan kelebihan itu untuk kebaikan bersama. Jalan
pertama kali: duduklah bersama membicarakan apa yang baik untuk semua dan wujudkan
itu dengan cara melibatkan semuanya sesuai dengan bagiannya masing-masing.  Tidak ada
yang menguasai dan dikuasai, semua berjalan untuk tujuan mulia. Damai sejahtera tidak
akan bisa kita wujudkan sendiri, tetapi bersama.
5. Selain itu kita juga harus mengimanai bahwa permintaan Tuhan Yesus kepada Bapa,
supaya memberikan seorang Penolong yang lain untuk menyertai murid-murid-Nya sudah
dikabulkan. Penolong itu adalah Roh Kebenaran yang sudah dicurahkan melalui peristiwa
Pentakosta. Roh Kudus inilah yang akan menyertai para murid dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan Tuhan, termasuk di dalamNya mewujudkan damai sejahtera Allah.

Dengan Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini, mari kita bangkit, semangat Pentakosta ini
menjiwai kita kembali di tengah keadaan bangsa kita yang demikian, di sinilah peran orang
percaya atau gerejaNya. Gereja perlu bersatu di dalam dirinya. Selama gereja terus bertentangan
untuk hal-hal kecil, maka tujuan yang lebih besar itu tidak akan terwujud. Gereja juga perlu
bersatu dengan yang ada di luar dirinya. Batas antara gereja dan dunia melebur untuk tujuan
kehidupan. Bukan melebur untuk memberikan keuntungan bagi diri kita sendiri, tetapi melebur
supaya setiap orang bisa merasakan damai sejahtera, lahir dan batin di tanah Indonesia tercinta ini.
Setelah duduk bersama, caranya bisa dilakukan sesuai kekuatan masing-masing dan selalu dimulai
dari: karena aku telah dikasihi Tuhan, maka aku pun mengasihimu. Damai sejahtera Kristus ada
pada kita semua. Amin. ( Ardyo)

Nat Pembimbing : Mazmur 85 : 8-14


Berita Anugerah : Matius 5 : 9
Nat Persembahan : Kolose 3 : 15

Nyanyian :

1. PKJ 8 : 1-2
2. KJ 15 : 1,2,3
3. PKJ 100 : 1,2,3
4. PKJ 97 : 1-2
5. PKJ 265 : 1-
6. PKJ 274 : 1-2

SARASEHAN MASA PENGHAYATAN PASKAH DAN PENTAKOSTA 2019


SARASEHAN PENTAKOSTA

94 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Tujuan: Jemaat dapat memahami dan menerapkan model pendekatan menjadi pelaku
perdamaian dalam segala kasus dan peristiwa.

PELAYAN PERDAMAIAN

A. Makna pelayan perdamaian.


Sebenarnya kita semua sudah seringkali mendengar istilah Pelayan perdamaian. Karena,
dalam pembahasan Sarasehan Paskah, kita juga sudah membahas tentang tema ini. Tetapi,
tidak ada salahnya apabila kita saat ini kembali untuk membahas tentang pelayan perdamaian.
Untuk melakukan pembahasan istilah ini, kita awali dengan membahas kata Pelayan. Bahwa
pelayan itu adalah orang yang melayani sesuatu ataupun orang lain dengan cara tertentu. Bisa
juga diartikan bahwa pelayan adalah orang yang melakukan sesuatu bagi pihak lain dengan
cara yang tepat. Ada beberapa contoh untuk memperjelas tentang maksud istilah tersebut :
1. Pelayan toko, yaitu orang yang melayani para pembeli di tokonya atau melayani orang
yang sedang belanja. Dengan penuh keramahan dan sapaan lembut, orang yang sedang
belanja akan merasa nyaman dan krasan di tokonya. Dengan pelayanan yang dilakukan,
ada banyak orang yang datang untuk belanja kembali di tokonya.
2. Pelayan makanan dan minuman, yaitu orang yang melayani para tamu yang akan makan
dan minum di suatu tempat (rumah makan, di tempat pesta, dan lainnya). Dalam melayani
para tamu yang akan makan dan minum tentu saja tidak sekedar melayani. Tetapi, ada
cara yang dilakukan, yaitu berpakaian menarik dan sopan, ramah, tempatnya bersih,
higienis, dan lain sebagainya.
3. Pelayan Firman, yaitu orang yang melayani Tuhan untuk menyampaikan firmanNya
kepada jemaatNya. Tentu dalam menyampaikan Firman Tuhan dilakukan dengan cara
yang menarik agar firman yang disampaikan dapat menarik hati pendengarnya dan
diterima dengan sukacita. Cara yang dilakukan biasanya diawali dengan ilustrasi, dengan
gaya bicara yang khas, jika dimungkinkan menggunakan alat peraga. Tujuannya adalah
firman yang disampaikan dapat diterima dan dilakukan oleh JemaatNya.

Dari ketiga contoh tersebut, menjadi jelas bahwa pelayan perdamaian itu adalah orang yang
melayani perdamaian atau orang yang melakukan sesuatu untuk perdamaian. Mengapa perlu
dilakukan pelayanan perdamaian? Karena, dalam kehidupan kita masih dijumpai umat
manusia milik Tuhan yang mengalami keadaan kurang atau tidak damai. Apalagi, jikalau di
dalam kehidupan kita ini terdapat orang-orang yang suka tengkar ataupun berselisih dengan
memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang lain. Karena itu, dalam melayani perdamaian
dibutuhkan model pendekatan yang tepat supaya pelayanan perdamaian itu dapat tercapai.
Tingkat pencapaiannya adalah banyak orang yang tertolong dalam mewujudkan perdamaian
di dalam hidupnya. Tentu, kita belajr dari Tuhan Yesus. Bahwa Tuhan Yesus menjadi pelayan
perdamaian sudah mendamaikan antara Allah dengan umatNya dengan cara mengorbankan
diriNya sebagai tebusan yang sempurna bagi banyak orang.

B. Peristiwa seputar hari Pentakosta.


Dalam Bahasa Yunani, Pentakosta berarti lima puluh atau hari raya Tujuh Minggu. Karena
dirayakan tujuh Minggu setelah Paskah (Ulangan 16:9-10). Hari raya Paskah dan Pentakosta

95 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

dalam perayaan Yahudi merupakan perayaan pengumpulan panen. Dalam hari raya paskah,
umat Yahudi mempersembahkan hasil jelai yang pertama kepada Tuhan dan pada hari raya
pentakosta, umat Yahudi mempersembahkan roti yang dibuat dari gandum yang baru dituai.
Karena itu, pentakosta disebut hari raya pengumpulan hasil (Keluaran 23:16).

Pada hari Pentakosta inilah, para murid yang percaya kepada Tuhan Yesus kira-kira seratus
duapuluh orang termasuk para Rasul (Kis 1:14) berkumpul dalam suatu rumah di Yerusalem
milik salah satu dari antara mereka. Di dalam rumah inilah, mereka berkumpul dengan
bersama-sama menantikan kedatangan penghibur yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yesus.
Penulis Kisah Para Rasul, yaitu Lukas menceritakan bahwa para murid itu terlihat dalam
suasana rukun dan damai. Rasa cemburu dan mudah tersinggung seperti yang pernah terjadi
di masa lalu, sudah tidak ada lagi. Karena kuasa kabangkitan Tuhan Yesus dan janji Tuhan
Yesus tentang turunnya Penghibur, yaitu Roh Kudus, mereka penuh cinta kasih, mereka
sepakat, sehati sepikir dan persatuan dalam doa. Sikap yang demikian inilah menjadi nyata
bahwa tindakan tersebut adalah pekerjaan Roh Allah.

Pada saat mereka berkumpul pada hari Pentakosta itu, Tuhan Yesus menggenapi janjiNya,
yaitu mencurahkan Roh Kudus kepada para muridNya. Roh Kudus dicurahkan dalam rupa
angin dan api. Sekalipun terasa ada angin dan api, tetapi tidak ada benda-benda yang rusak
dan terbakar. Sebab, angin dan api itu bersifat rohani, yaitu Roh Kudus yang memenuhi hati
dan pikiran para muridNya. Para muridNya, “penuh” dengan Roh Kudus. Seluruh hati dan
pikiran mereka yang bersifat egois dan duniawi telah dilebur dan dilenyapkan oleh kekuatan
Roh yang maha kuasa dan kudus itu. Dengan kekuatan Roh Kudus itu, para muridNya sudah
tidak lagi memikirkan kebahagiaan sendiri, kepentingan mereka sendiri. Tetapi, memikirkan
kepeduliannya bagi Tuhan dan sesama mereka. Tiupan angin Roh Kudus itu sudah mengubah
cara pandang, cara berpikir dan merasakan serta bertindak dalam kehidupan mereka. Pada
masa lalu mereka melayani pikiran, hati dan kehendaknya sendiri. Tetapi kini, mereka
melayani pikiran, perasaan dan kehendak Kristus, yaitu melayani perdamaian dan kasih
kepada Allah dan sesama.

Pada masa lalu mereka pernah hidup tercerai berai dan egois yang pada akhirnya tidak ada
damai. Tetapi kini mereka damai dan sukacita karena pimpinan Roh Kudus, mereka menjalani
kehidupan dengan cara bersatu dan bersama-sama dengan ikatan kasih Kristus. Perkataan dan
prilaku mereka mencerminkan pikiran, perasaan dan kehendak Kristus, seperti pada Kisah
Para Rasul 2:42-47 :
1. Secara pengajaran para Rasul, mereka bertekun.
2. Secara jasmani (ekonomi) membangi-bagikan kepunyaan mereka, secara rohani, mereka
berdoa bersama.
3. Mereka tidak egois dan kompak. Karena, kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.
4. Mereka gembira, memuji Allah dan tulus hati dalam persatuan dan kesatuan
jemaat/perkumpulan/komunitas.
Pada Masa Paskah dan Pentakosta 2019 ini, kita dapat menghayati dan menemukan bahwa
Paskah dan Pentakosta membuahkan sikap hidup yang rukun-damai, sepakat, kasih-sukacita,
kepedulian dan kesatuan di dalam Tuhan Yesus. Sikap hidup yang demikian mencerminkan
sikap hidup yang penuh dengan damai dan sejahtera dengan Tuhan dan sesama. Karena itu,
96 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

pada akhir Masa Penghayatan Paskah dan Pentakosta ini kita dipanggil untuk menjadi
pelayan perdamaian di dalam setiap sendi kehidupan kita. Bagaimana menjadi pelayan
perdamaian itu ?

C. Metode pendekatan untuk menjadi pelayan pendamaian.


Menjadi pelayan perdamaian bukanlah hal yang mudah tetapi juga tidak terlalu sulit jikalau
kita bersedia belajar dan berlatih. Sulit dan tidaknya menangani kasus perdamaian, tergantung
bobot persoalan atau kasus yang terjadi. Karena itu, perlu menggunakan metode pendekatan
yang tidak hanya melihat apa yang terjadi. Tetapi perlu menganalisa apa penyebab utama
peristiwa itu terjadi dan bagaimana kita menyelesaikan persoalan tersebut. Metode
pendekatan untuk menjadi pelayan perdamaian yang kami usulkan adalah metode pendekatan
memahami batang, buah dan akar, yaitu :

a. Menentukan batang, yaitu menyebutkan siapa dan bagaimana ?


b. Buah, yaitu prilaku orang yang terlibat dalam cerita itu.
c. Akar, yaitu hasil analisa apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama persoalan itu dan
pembelajaran (refleksi)?. Dalam bagian ini dapat disebut juga mencari akar masalahnya.
Setelah mengetahui akar masalahnya, baru kita dapat menentukan jalan keluarnya.

Contoh persoalan yang mungkin dapat membantu kita untuk memahami akar permasalahan,
sebagai berikut :

Kisah ini adalah kisah fiktif, tetapi dapat mewakili beberapa kasus di sekitar kita. Ada seorang
anak yang nakal. Sebut saja namanya Dedek usia 11 tahun yang ditinggal oleh ayah dan
ibunya ke luar negeri sudah tiga tahun. Dedek tinggal bersama neneknya. Karena, ayah dan
ibunya menjadi tenaga kerja di luar negeri dengan memperpanjang kontrak. Maka Dedek
harus menambah waktunya untuk tinggal bersama neneknya.

Kenakalan Dedek terlihat, kalau jajan setiap hari menghabiskan uang sampai Rp 15.000.
Walaupun usia masih 11 tahun, sepulang sekolah Dedek bermain di lingkungan pasar di sore
hari sampai jam 18.30 wib dalam keadaan belum mandi. Karena rumahnya dekat pasar dan
pulangnya selalu agak malam. Kalau diingatkan neneknya, Dedek selalu membentak
neneknya dan semakin nakal. Dalam menjalankan tugasnya sebagai siswa, Dedek sering
tidak masuk sekolah bahkan enggan untuk melanjutkan sekolah. Peristiwa yang menimpa
Dedek ini tentu tidak membuat sang nenek damai, ada semecam perseteruan antara nenek dan
cucu bahkan antara nenek-cucu dengan kedua orang tua Dedek. Sang nenek takut dianggap
tidak mampu mendidik cucu dan nenek takut kalau dimarah ayah dan Ibunya Dedek

Melihat perilaku cucunya, sang nenek hanya melihat Dedek yang boros, Dedek yang sering
bermain sampai pulang malam, Dedek yang jarang sekolah. Pandangan nenek ini bukan
memandang masalah yang sebenarya. Tetapi masih dipermukaan permasalahan. Karena
melihat permukaannya, maka sang nenek hanya dapat berkata pada cucunya; kalau pulang
jangan malam-malam, uang jajannya di hemat dan seterusnya. Usaha dan nasihat nenek ini
sia-sia karena tidak menyentuh pada akar masalahnya.
Untuk memahami masalah yang sebenarnya, kita dapat memetakkan ciri-ciri peristiwa yang
terjadi. Dalam kasus ini kita dapat menentukan :
97 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

 Batangnya adalah Dedek tinggal bersama neneknya.


 Buahnya adalah bermain sampai malam, boros, enggan sekolah dan semakin nakal.
Sementara sang nenek takut dan selalu cemas,
 Akarnya adalah krisis perhatian dari ayah dan ibunya. Dedek tidak tinggal dengan
ayah dan ibunya. Di mata Dedek, ayah dan ibunya hanya sibuk mencari duit dan tidak
peduli dengan anaknya.

Dengan menemukan akar masalah yang terjadi, maka dalam kasus ini, jalan keluar (solusi)
yang dilakukan adalah ayah dan ibunya pulang dan memberi perhatian kepada anaknya.
Pembelajaran (Refleksinya) adalah Kehadiran orang tua yang memperhatikan anaknya dapat
memberi kehangatan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Perhatian tidak diukur dengan
banyaknya harta atau materi.

D. Bahan diskusi sebagai alat berlatih menarapkan metode pendekatan batang, buah dan akar.
Agar lebih cepat, diskusi dapat dibuat menjadi dua kelompok.
1. Masih ingatkah kita dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal 25 Oktober 2018 yang
lalu tentang kampanye Pilpres pak Prabowo Subianto di Boyolali. Saat itu, pak Prabowo
Subianto Capres nomor urut 2 yang sedang kampanye dan berpidato di Boyolali. Dalam
pidatonya sekitar satu jam, pak Prabowo Subianto menyinggung soal “Tampang
Boyolali”. Dalam sepotong ucapannya, beliau mengatakan bahwa “Wajah Boyolali” tak
bisa masuk hotel mewah. Kata-kata ini didengar oleh orang banyak yang jumlahnya
sekitar 400 orang. Pada saat mendengar perkataan ini, muncul berbagai reaksi dari
berbagai pihak, antara lain :
 Bupati Boyolali, yaitu pak Seno Samodro merasa tersinggung dan dihina oleh pak
Prabowo Subianto. Karena itu, pak Bupati Boyolali menyerukan agar masyarakat
Boyolali tidak memilih pak Prabowo Subianto saat Pilpres nanti. Pada akhirnya,
kubu pak Prabowo Subianto melaporkan Bupati Boyolali ke Bawaslu. Karena sudah
mempengaruhi warganya.
 Reaksi juga muncul dari kubu Pak Jokowi yang mengatakan bahwa politik Prabowo
adalah politik “Sontoloyo”. Karena, dalam masa Pilpres ini seharusnya adu gagasan,
adu prestasi tetapi yang terjadi bernuansa Sara, yaitu menghina salah satu golongan.
 Dari partai pendukung kedua kubu juga terjadi pro-kontra. Dari pendukung Jokowi
mengatakan bahwa ucapan Prabowo itu ucapan penghinaan yang seharusnya tidak
diucapkan oleh seorang pemimpin. Pak Prabowo itu tidak dapat menjaga lidahnya
sendiri, lalu bagaimana beliau bisa menjaga masyarakat Indonesia. Demikian juga,
dari kubu Prabowo yang mengatakan bahwa ucapan Prabowo adalah ucapan canda
supaya tidak tegang. Jadi, ucapan itu merupakan bahasa komunikasi bukan
bermaksud menghina.
Suasana politik saat itu memanas dan kegaduhan tak dapat dielakkan lagi bahkan
mungkin juga muncul kebencian yang dimulai dari ucapan seorang Prabowo dengan
kalimat : “Wajah Boyolali” tak bisa masuk hotel mewah.
Pertanyaan :
a. Apa batang dari cerita di atas ?
b. Apa buahnya dari cerita diatas ?
c. Apa akarnya dari cerita di atas ?
98 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

d. Apa solusi yang perlu dilakukan dan pembelajaran (refleksi) apa yang kita
dapatkan?

2. Pak Dika Rojanta usia 70 tahun mempunyai dua orang anak. Ia seorang pengusaha
properti yang punya rumah mewah, belasan hektare tanah di berbagai daerah strategis di
Bali, berbagai usaha besar lainnya, hingga kini cuma tinggal di rumah kontrakan. Semua
hartanya habis akibat ulah dua anaknya yang menjadi pecandu  narkoba kelas berat.
Dika Rejonta terkejut saat melihat anaknya tidak ada di rumah pagi itu. Padahal,
semalam pintu dan pagar rumahnya sudah digembok.

Dika kemudian mengetahui anaknya nekat loncat keluar rumah dari kamarnya yang
berada di lantai dua. “Waktu itu pertama ia merasakan ada yang aneh dengan anaknya.
Kok bisa dia loncat dari lantai dua ke luar. Dika Rejonta memang terkenal orang yang
sangat mapan. Usaha properti dan bisnis jual beli tanah, serta berbagai usaha lainnya
membuat kehidupan keluarga ini bisa dikatakan sangat mewah. Anaknya yang pertama
bernama Donnie (alm) dan anak keduanya Astrid Adriana ke sekolah mengendarai
mobil pribadi. Saat itu perilaku aneh tak hanya ditunjukkan anaknya yang masih SMP,
tetapi anak sulung Dika (alm Donnie Prawira) juga menunjukkan sikap yang aneh
kepada ayahnya. Awal mula ia mengetahui karena pak Dika sempat dipanggil oleh
Kepala Sekolah di tempat anaknya sekolah. Karena anaknya sudah lama tidak sekolah.
Padahal waktu itu akan ujian nasional. Pada akhirnya, ia mengajak anaknya untuk
sekolah lagi sampai lulus ujian.

Tetapi Dika benar-benar tidak menyadari anaknya menggunakan narkoba. Yang dapat ia
ingat bahwa uang yang ia taruh dalam sebuah tas sering berkurang. Mobil yang
dikendarai anaknya digadaikan. “Setelah dia lulus lalu kuliah, ternyata anaknya semakin
parah. Kemudian Dika dan isteri memanggil dan menanyai anaknya satu-persatu. Pada
akhirnya kedua anaknya mengakui bahwa mereka konsumsi dan benar-benar
kecanduan narkoba jenis heroin. Setelah tahu, mereka bingung apa yang harus
dilakukan. Karena perasaan gundah saat Dika tahu kedua anaknya menjadi pecandu
berat heroin, Dika dan isteri kemudian memutuskan untuk menghentikan seluruh
kesibukannya untuk masa depan anaknya. Mereka akhirnya mulai membawa Donnie
Prawira dan Astrid Adriana ke dokter-dokter dengan harapan kedua anaknya bisa
sembuh dari kecanduan narkoba. Karena tingkat kecanduan sudah sangat tinggi, dua
anak Dika tak juga lepas dari jeratan narkotika.

Sekitar tahun 1992, Dika kemudian mengajak kedua anaknya untuk menjalani proses
rehabilitasi. Waktu itu, satu-satunya tempat rehabilitasi yang sudah ada yaitu Yayasan
Kesehatan Bali (Yakeba). Setahun lamanya mereka dirawat di yayasan milik orang
Australia tersebut. Dika kemudian merasakan kedua anaknya sudah mulai membaik.
Untuk menghindari anaknya terjerat kembali ke dunia kelam, Dika kemudian membawa
kedua anaknya ke Melbourne University untuk kuliah dan sekolah. Dengan tujuan agar
anaknya tidak terkena pergaulan aneh lagi. Kemudian anaknya yang kedua juga sekolah
SMA di sana (Mebourne).” Tetapi, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Donnie
rupanya sering bermain judi, sehingga kerap menghabiskan duit kiriman orangtuanya.
99 | S i n o d e G K S B S
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2019

Akhirnya setelah diketahui, Dika mengajak anak pertamanya pulang ke Bali. Seiring
dengan kondisi kekayaan yang sudah semakin menipis, Dika mencoba memberikan hak
untuk anaknya mengelola usaha rent car mobil dan supliyer beras. Kedua usaha yang
dikelola Donnie bangkrut karena setiap modal yang diberikan kerap
dibelikan narkoba untuk pesta bersama teman-temannya. “Mobil-mobil semua habis
digadaikan bahkan anak keduanya yang masih sekolah di Melbourne masuk rumah sakit
karena over dosis. Ia kemudian memutuskan menengok anaknya yang kedua ke
Melbourne. Pada akhirnya anak keduanya kembali diajak ke Bali.

Downie dan Astrid kembali dibawa ke tempat rehabilitasi narkoba di Yayasan Peduli


Keluarga. Kegiatan di yayasan tersebut telah dilalui, tetapi yang namanya
narkoba ternyata bukan perkara mudah. Meski anaknya telah direhabilitasi, namun Dika
kembali merasakan ada yang aneh. Barang-barangnya di rumah satu persatu habis,
mulai dari tabung gas, televisi, tape, lemari, dan seluruh koleksi lukisannya dijual oleh
anak-anaknya untuk membeli narkoba. Kedua anaknya ternyata masih kecanduan berat.
Dika kemudian mengajak kedua anaknya ke berbagai yayasan, namun tetap tak berhasil
untuk menyembuhkan anaknya saat itu.

Dari 1994 sampai 2011, kedua anaknya masih menjadi pemakai narkoba. Harta
kekayaan Dika perlahan mulai habis, Donnie anak pertamanya yang kerap bermain judi
dan mentraktir teman-temannya pesta narkoba ternyata banyak memiliki utang di sana
sini. Karena itu, ia terpaksa menjual rumahnya di Jalan Wijaya Kusuma, Denpasar.
Rumahnya besar di sana. Parkirnya saja 5 hektare, karena kepepet rumahnya seharga Rp
1 miliar. Karena semuanya memang sudah habis untuk biaya sekolah, perawatan, dan
rehabilitasi anaknya. Tahun 2011, anak sulungnya tiba-tiba jatuh sakit dan akhirnya
meninggal. Waktu itu, Donnie yang sudah dalam keadaan koma masih bisa meminta
obat, namun ayahnya tidak memberikan. Setelah Donnie meninggal, dua bulan
kemudian giliran anak keduanya yang sakit dan dirawat di rumah sakit selama setahun.
Lepas dari rumah sakit pun anak keduanya mesti dirawat di rumahnya yang cuma
tempat kontrakan karena rumahnya telah dijual. (Sumber : Rumah Kontrakan, Rabu,
25 Juli 2018 09:49. tribun bali/I Wayan Erwin Widyaswara. Dika Rejonta saat ditemui
di Denpasar, Senin (23/7/2018). TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –

Dari kisah diatas, tentu membuat keluarga pak Dika Rojanta berduka dan bergundah
gulana bahkan menderita lahir dan batin. Pertanyaannya :

a. Apa batang dari cerita di atas ?


b. Apa buahnya dari cerita diatas ?
c. Apa akarnya dari cerita di atas ?
d. Apa solusi yang perlu dilakukan dan pembelajaran (refleksi) apa yang kita dapatkan?

100 | S i n o d e G K S B S

Anda mungkin juga menyukai