Table 1. Nilai absorbansi dan konsentrasi larutan uji dan larutan standar kandungan ammonia B1
Table 3. Nilai absorbansi dan konsentrasi larutan uji dan larutan standar kandungan ammonia B2
Ammonia adalah produk sampingan yang toksik dari pengeluaran nitrogen secara metabolis
(deaminasi) dari protein dan asam nukleat (Campbell et al, 2004). Pada suhu dan tekanan normal
di suatu perairan, ammonia berada dalam bentuk gas dan membentuk kesetimbangan dengan gas
ammonium. Kesetimbangan antara gas ammonia dan gas ammonium ditunjukkan dalam
persamaan reaksi :
Kadar ammonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/L. kadar ammonia yang tinggi
dapatmengindikasikan adanya pencemaran bahan organic yang berasal dari limbah domestic atau
limbah industry (Effendi, 2003).
Uji amonia dengan menggunakan metode phenat menggunakan hipoklorit dan katalis sodium
nitropusida, serta diaanalisis dengan menggunakan spektrofotometer uv-vis. Kelebihan dari
metode ini adalah mempunyai sensitifitas yang tinggi dan dapat digunakan juga untuk analisis
ammonia dalam matriks air laut (Apriyanti et al, 2013). Metode ini akan menghasilkan intensitas
senyawa biru dari indofenol dan diukur pada spektrofotometer uv-vis dengan panjang gelombang
640 nm dengan kadar MDL (Method Detection Limit) antara 0,1-0,6 mg/L.
Hasil pengukuran kadar ammonia dengan metode fenat pada sampel air kran menyatakan bahwa
kadar ammonia pada semua sampel air kran berada pada batas aman untuk dikonsumsi. Baku
mutu nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, batas kadar ammonia yang terkandung dalam air yang dikonsumsi
adalah 1,5 mg/L (Kementerian Kesehatan, 2010).
Daftar pustaka
Apriyanti, D., Santi, V.I., Siregar, Y.D.I. 2013. Pengkajian Metode Analisis Amonia dalam Air
dengan Metode Salicylate Test Kit. Ecolab. Vol 7 (2) : 49-108.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2004. Biologi jilid 3: edisi 5. Jakarta : Erlangga.