TEKNOLOGI PROSES
Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal
dari binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Namun sejak adanya
peraturan tentang larangan perburuan atas ikan paus, sumber dan metode ini tidak lagi
digunakan. Berikut adalah reaksi antara lilin ester dengan natrium hidroksida
menghasilkan alkohol lemak dan sabun.
O O
R1 C OR2 + NaOH R2OH + R1 C ONa
Prepurifikasi
Glycerine
Hidrolisis Gliserin
Recovery
Fraksionasi
Asam lemak
Esterifikasi
Lilin ester
Hidrogenasi
fixed bed
Fraksionasi
+ 4 NaOH
1 2 3
(2) R CH2ONa + R ONa + 2R ONa R1 CH2OH + R2OH + 2R3OH
Dispersi
Pencucian
Destilasi
Alkohol lemak
Gambar 2.2 Diagram proses reduksi sodium menggunakan lemak dan minyak
1. Esterifikasi asam lemak dan alkohol lemak menghasilkan ester dan air.
RCH2OH + RCOOH RCH2COOR + H2O
Gas H2 Metanol
Gambar 2.4 Skema hidrogenasi katalitik dari asam lemak dan metil ester
Metil ester dapat diubah menjadi alkohol lemak dengan cara hidrogenasi
tekanan tinggi dan bantuan suatu katalisator. Pada Umumnya, katalisator yang
digunakan adalah khromit tembaga. Katalisator khromit tembaga juga mengkonversi
lemak tidak jenuh dengan ikatan ganda, sehingga hanya alkohol lemak saja yang
terbentuk. Jika alkohol lemak tidak terbentuk maka digunakan katalisator zinc.
Proses hidrogenasi dilaksanakan pada tekanan 25.000-30.000 KPa dan
temperatur 250-300 0C di dalam suatu kolom berbentuk pipa. Proses hidrogenasi
dengan tekanan tinggi ini terbagi 2 metode yaitu suspension process dan fixed bed
process.
Reaksi terjadi dalam fasa uap dimana umpan organik diuapkan dalam gas
hidrogen berlebih (20-25 mol) melalui pemanas sebelum melewati fixed catalyst bed.
Hidrogenasi berlangsung pada tekanan 20.000-30.000 kPa dan suhu 200 2500C.
Gambar 2.7 Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak Lurgi
2.1.7 Proses Ziegler Menggunakan Etilen
1. Hidrogenasi
2 Al(CH2CH3)3 + Al + 3/2 H2 3 HAl (CH2CH3)
2. Etilasi
3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 3 AlCH2CH3)3
2/3 dari hasil proses ini direcycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya
langsung masuk ke reaksi perkembangan.
3. Reaksi perkembangan
(CH2CH2)x+1H
Al(CH2CH3)3 + ( x + y + z ) CH2CH2 Al (CH2CH2)y+1H
(CH2CH2)z+1H
4. Oksidasi
R1 OR1
Al R2 + 1,5 O2 Al OR2
R3 OR3
5. Hidrolisa
OR1
Al OR2 AlO(OH) + R1OH + R2OH + R3OH
OR3
Proses oxo ( hidroformilasi ) terdiri dari reaksi antara olefin dengan campuran
gas H2 CO dengan katalis yang cocok. Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen pada
tahun 1938.
CH3
Yield olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan
bercabang. -Olefin tersebut berasal dari SHOP (Shell Higher Olefin Process) yang
merupakan reaksi oligomerisasi etilen. Olefin diproduksi secara luas dengan rantai
karbon yang bervariasi. Selanjutnya, alfa olefin dikonversi menjadi olefin linear
internal dengan proses yang cukup rumit yaitu isomerisasi, disproporsionasi, atau
methathesis. Proses SHOP Olefin dapat dilihat pada gambar 2.11
Perbedaan antara ketiga proses tersebut dapat di lihat pada tabel 2.1
CO2 : H2
Tekanan (Mpa) 20 30 5 10 24
Katalis Mangan
Gas H2
Paraffin
Caustic wash
NaOH + H2O
Exhaust
Hydrogenation gas NaOH
H2
Distillation
boric acid Distillation
H2
Air
Recycle of boric acid
Secondary alcohol
BPS, 2013, Jumlah Angkatan Kerja, TPAK, dan TPT. Dumai : Badan Pusat Statistik
Kota Dumai
Eckey, S.W, 1995, Vegetable Fat and Oil didalam minyak dan lemak pangan,
penerbit universitas Indonesia: Jakarta.
Hui, Y. H. Baileys, 1996, Industrial Oil and Fat Products, 5th edition, New York:
John Willey & Sons Inc 2.
Kemenperin, 2012, Ministry of Industry Republic of Indonesia. Jakarta: Kementrian
perindustrian.
Ufron, 2011, Studi Penentuan Lokasi Pelabuhan CPO ekspor dari wilayah sumatera
tengah. Fakultas Teknologi Kelautan. Imstitut Teknologi Sepuluh November
Surabaya.
Ullmann, 2007, Encyclopedia of Industrial Chemistry 7th edition, vol.A11, VCH
Verlagsgesellschaft, Weinheim