Anda di halaman 1dari 17

TERAPI AKTIVITAS

KELOMPOK

Disusun Oleh

Alpani H
Fitri Meilani
Herkulanus Miko P
M.Zamil
Luciana R L
Ratna Yunita Manurung
Sumando Tampubolon
Yuliana Kerawing

Program Studi Profesi Ners


STIKes Dharma Husada Bandung
2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa

karena atas hidayahnya lah proposal kami dapat selesai dengan baik.

Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata

kuliah keperawatan jiwa di ruang Rajawali dengan judul proposal

TAK Prilaku Kekerasan.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Kelompok I
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PERILAKU KEKERASAN

I. TOPIK
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan Dan Melatih Cara
Fisik 1 : Tarik Napas Dalam

II. LANDASAN TEORI


1. Pengertian prilaku kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Berkowitz,
1993). Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua
yaitu perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995). Sedangkan
marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada suatu
perangkat perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (Berkowitz, 1993).
2. Penyebab Prilaku kekerasan
Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut ; (Keliat, 1997,
hlm 6)
a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang
lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.
Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari
ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang
dialami.
d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan
sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
3. Proses Marah
Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan pemicu
kemarahan.stressor yang kuat dapat menyebabkan mekanisme koping seseorang
tak adekuat sehingga terjadi penyimpangan perilaku kekerasan pada seseorang.
4. Gejala Marah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan
pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan
marah diantaranya sebagai berikut :
a. Perubahan Fisioligik : tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air besar
meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.
b. Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi wajah
tampak tegang, bila mengamuk kehilangan control diri.
c. Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga,
mengamuk, nada suara keras dan kasar.
5. Perilaku Marah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom bereaksi
terhadap sekresi
b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan
rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. Di
samping itu perilaku ini dapat juga untuk mengembangkan diri klien.
c. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku acting out untuk
menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan.
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan strees, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan
Sundeen, 1998, hlm 33)
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena
adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah
untuk melindungi diri antara lain ( Maramis, 1998, hlm 83 ) :
a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek
lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya, tujuannya
adalah untuk mengurangi ketagangan akibat rasa marah.

b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya


yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.

c. Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk


kealam sadar. Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya
yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.

d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan


melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya
sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

e. Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan, pada


obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan
emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat
hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai
bermain perang-perangan dengan temannya.

III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Klien dapat menyebutkan kemarahannya
Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah)
Klien dapat menyebutkan reksi yang dilakukan saat marah
Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
Klien dapat mengontrol marah dengan cara latih cara fisik 1 : tarik napas dalam
B. TUJUAN KHUSUS
Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa di lakukan klien
Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan
IV. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK
Klien yang sudah tenang dan kooperatif
Klien yang tidak terlalu gelisah
Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas
Kelompok.
Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
Kondisi fisik dalam keadaan baik
Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok

V. PROSES SELEKSI
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan
tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.

VI. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


1.Tempat Pertemuan
- Ruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
2.Waktu
- 20 menit
3.Jam atau waktu
- 10.00 10.20 wib
4.Jumlah anggota
Adapun jumlah seluruh anggota kelompok adalah 14 orang, yang terdiri dari :
Perawat : 8 orang
Pasien :4 orang
5. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

6. Perilaku yang diharapkan dari klien


Klien mampu :
menyebutkan kemarahannya
menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah)
menyebutkan reksi yang dilakukan saat marah
menyebutkan akibat perilaku kekerasan
mengontrol rasa marah dengan cara fisik 1 : tarik napas dalam

7. Rencana kegiatan
a. Persiapan
- Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah koorporatif
- Membuat kontrak dengan klien
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1. Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
3. Evaluasi/Validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
4. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
2. Menjelaskan aturan main sebagai berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

c. Tahap kerja
1. Mendiskusikan penyebab marah
Tanyakan pengalaman setiap klien
Tulis di papan tulis/flipchart/withboard
2. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab
marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
Tanyakan perasaan setiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
Tulis di papan tulis/flipchart/withboard
3. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah di lakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, menciderai/memukul orang lain dan memukul diri sendiri)
Tanayakan perilaku yang dilakukan saat marah
Tulis di papan tulis/flipchart/withboard
4. Membantu klien memilih perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk
diperagakan
5. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang
melakukankkekerasan)
6. Menanyakan perilaku klien setelah selesai bermain simulasi
7. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
Tanyakan akibat perilaku kekerasan
Tuliskan di papan tulis/flipchart/withtboard
8. Memberikan reinforcemen pada peran serta klien
9. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat
10. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang terjadi, dan
akibat dari perilaku kekerasan
11. Melatih klien mengontrol rasa marah dengan cara fisik 1 : tarik napas dalam
d. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif
2. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu
tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi serta akibat perilaku kekerasan
Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan
dan akibat yang belum diceritakan
3. Kontrak yang akan datang
Menyepakati belajar cara fisik 2 untuk mencegah perilaku kekerasan
Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

8.Alat bantu yang digunakan


- Kapur/spidol
- Papan nama
- Buku catatan dan pulpen
- Handphone
- Jadwal kegiatan harian klien
9.Alokasi waktu
WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
10.00-10.05 Orientasi CO Leader
1. Salam terapeutik
2. Orientasi
3. Evaluasi validasi
4. Kontrak
10.05-10.15
Kerja Leader, fasilitator
1. Mendiskusikan penyebab marah
2. Mendiskusikan tanda dan gejala
3. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang
telah dilakukan klien
4. Memilih perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan klien
5. Mendiskusikan dampak/akibat dari perilaku
kekerasan
Melatih klien mengontrol rasa marah dengan
cara fisik 1 : tarik napas dalam
6. Memberikan reinforcement pada peran serta
klien

Terminasi
10.15-10.20 1. Evaluasi
2. Tindak lanjut Leader, co leader, observer
3. Kontrak yang akan datang
10. Pembagian tugas
a. Leader : sumando s. tampubolon
b. Co Leader : muhammad jamil
c. Fasilitator :
herkulanus miko
alpani
luciana
fitri
d. Observer :
kerawing
ratna

Leader :
Tugas :
1. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan menciptakan
situasi dan kondisi yang memungkinkan klien termotifasi untuk mengekspresikan
perasaannya.
2. Auxilergy Ego, yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
3. Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan dengan cara
memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan

Co Leader:
Tugas :
1. Membuka acara
2. Mendampingi leader
3. Mengambil posisi leader jika leader blocking
4. Menyerahkan posisi kembali kepada leader
5. Menutup acara diskusi
Fasilitator
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pesrta
2. Menuntun peserta apabila ada yang kurang jelas
3. Membantu dalam mengantisipasi masalah klien

Observer
Tugas :
1. mengidentifikasi kedalam kegiatan
2. mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
3. mengamati dan mencatat :
Jumlah anggota yang hadir
Siapa yang terlambat
Daftar hadir
Siapa yang memberi pendapat atau ide
Topik diskusi
4. Mencatat moddifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
5. memprediksi respon anggota kelompok pada sission berikutnya.
11. Setting tempat
A. Setting tempat

observer

klien

fasilitator

leader

co leader
12. Tata tertib dan Antisipasi Masalah
a) Tata tertib :
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2) Berpakaian rapid an bersih
3) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK
4) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama
5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut diganti
peserta cadangan.
5) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan.
Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah
dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta
cadangan.
6) Paserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
7) Peserta yang ingin mengajukan pernyataan, mengangkat tangan terlebih dahulu
dan berbicara setelah dipersilahkan.
b) Program Antisipasi
1) Usahakan dalam keadaan terapeutik
2) Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
3) Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada
peserta.
4) Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak
bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.
5) Bila ada anggota cadangan yang ingin keluar, bicarakan dan dimintai
persetujuan dari peserta TAK yang lain.
6) Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa,
dikeluarkan dari kelompok.
7) Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.
13. Kriteria evaluasi
Sesi TAK 1
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan psikologis.
MEMBERI TANGGAPAN TENTANG
Mempraktekkan
NAMA PENYEBAB Tanda Akibat
NO Prilaku cara mengontrol
KLIEN PK & prilaku
kekerasan PK dengan
gejala kekerasan
nafas dalam
1
2
3
4
5

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan pasien klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tandaV jika klien mampu dan
tanda X jika klien tidak mampu

Dokumentasi :
Dokumentasi tentang kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku
kekerasannya (karena tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang
dirasakan (gregetan dan deg-deg kan), perilaku kekerasan yang dilakukan
(memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan di bawa ke rumah sakit
jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua di rasakan selama
di rumah sakit.
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK simulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adalah mengetahui penyabab perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan

VII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Anna.(2004).Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai