Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, jalur sepanjang 284,30
kilometer yang menghubungkan Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu itu menawarkan panorama
menakjubkan sepanjang jalan. Pemandangan itu dia sebut menyuguhkan kesan orang sedang
berada di Swiss dan diklaim bakal memikat siapapun yang melintas di jalur tersebut.
Megaproyek Jalan Trans Papua merupakan bagian dari agenda pemerataan pembangunan di
Papua sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 terkait Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Sosial.
Kementerian PUPR punya kewajiban membangun Jalur Trans Papua sebagai Jalan Lintas
Perbatasan dan menuju Lintas Batas, sebagaimana diatur dalam Perpres No.3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Basuki mengatakan, kendala yang dihadapi di Papua saat ini adalah terjadinya kesenjangan
antarwilayah dan kesenjangan antarpendapatan. Jalur penghubung disebut dapat mengurangi
kesenjangan antarwilayah.
Lihat juga:
TNI AD Kebut Pembangunan 278,6 Km Jalan di Papua
Dia mencontohkan, daerah Jayapura lebih maju daripada Kenyam. Untuk dapat menghubungkan
kedua wilayah itu dibutuhkan jalur penghubung sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan dan
mendapatkan kebutuhan masyarakat dalam harga murah.
"Kami akan dekati dengan menghubungkan antar wilayah, misalnya Wamena akan didekati ke
Mamugu. Sudah terhubung tingga jembatan yang dibangun saat ini," ujarnya.
Basuki juga menyebut Jalan Trans Papua bakal meminimalisasi penggunaan angkutan udara yang
membutuhkan biaya mahal.
Selain jalur tersebut, terdapat sembilan jalan Trans Papua yang sedang dalam masa pembangunan
baik di Papua maupun Papua Barat. Jalur pertama, Kwatisore (batas provinsi Papua)-Nabire (batas
kota) yang berjarak 203,32 km. Jalur kedua berada di Nabire-Wagete-Enarotali yang berjarak
275,50 km.
Jalur ketiga terhubung antara Enarotahlaga-mulia-wamena yang berjarak 513,40 km. Jalur
berikutnya, Wamena-Elelim-Jayapura yang berjarak 585 km. Kemudian ada pula jalur untuk
Kenyam-Dekai sekitar 275,83 km dengan Dekai-Oksibil 231,60 km.
Selanjutnya, jalur Oksibil-Waropko berjaraj 135,01 km, jalur Waropko-Tanah Merah-Merauke
berjarak 533,06 km dan jalur Wagete-Timika berjarak 222,43 km.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170305201507-269-197985/pemerintah-angkat-potensi-
wisata-di-jalan-trans-papua/
Rate This
Hutan hujan tropis yang masih tersisa di Papua Barat, mestinya dilindungi sebagai basis
Kebijakan pemerintah propinsi Papua dan Papua Barat membuka isolasi daerah dan mendorong
percepatan pembangunan dengan membangun jalan trans ditanah Papua, merupakan suatu strategi
pembangunan yang mesti didukung. Terlebih ketika jalan tersebut nantinya memberikan manfaat
ekonomi dan menumbuhkan inisiatif pelayanan pemerintah yang maksimal kepada rakyatnya yang
Apapun perdebatan yang muncul di masyarakat tentang nilai strategis proyek ini, mestinya arah
perdebatan dibawa pada konteks asas manfaat bagi masyarakat. Sebab pemerintah sepertinya sangat
yakin, bahwa di tengah carut marut degradasi fungsi ekologis hutan, dan lemahnya aspek kontrol
terhadap manajemen pengelolaan lingkungan di negeri ini, masih ada harapan untuk
Menurut Gubernur Papua Barat (Cahaya Papua, 26/08/08) panjang jalan yang akan dibangun adalah
1.625 Km dan dikerjakan oleh kontraktor asing dari China. Rencananya jaringan jalan ini akan
menghubungkan tujuh kabupaten di Papua Barat dan memasuki delapan fungsi hutan diantaranya
antara lain seperti memudahkan akses pemasaran hasil bumi milik masyarakat, mendorong
tumbuhnya transportasi rakyat antar kabupaten, mobilisasi warga untuk tujuan ekonomi, dan masih
banyak lagi. Secara politik proyek ini merupakan upaya merangkai pusat-pusat pemerintahan
Untuk nilai strategisnya secara ekonomi, pasti pemerintah propinsi dan para tenaga ahli lokal telah
mengasumsikan berapa besar keuntungan yang akan didapat dan berapa besar dana yang akan
dibelanjakan untuk proyek ini. Plus didalamnya juga berapa nilai sosial dan lingkungan yang mesti
dibayar.
Namun membuat perkiraan hitungan dengan mengedepankan nilai strategis lain dari mega proyek ini,
rasanya belum dilakukan. Pernyataan-pernyataan manfaat proyek dari para pejabat pemerintah lebih
banyak disampaikan dalam bahasa manfaat yang bersifat umum. Padahal aspek ini harus dibicarakan
secara tuntas, karena proyek ini pengerjaannya akan memakan waktu lama dan menyerap energi
pemerintah (biaya, waktu dan personil), melewati hutan dan tanah yang memiliki nilai ekonomi dan
ekologi tinggi, dan mengambil hak adat warga asli atas tanah dan kekayaan alamnya.
Mengukur manfaat dari proyek ini beberapa tahun ke depan bagi masyarakat asli sudah tentu belum
dapat diramalkan. Walaupun pemerintah telah merancang konsep pemanfatan jalan serta
pembangunan lain untuk memfungsikan jalan tersebut secara konprehensif. Tetapi dampak awal yang
muncul dari proyek adalah terbukanya akses bagi pihak luar terutama investor skala besar untuk
mendorong terbentuknya pusat-pusat pemerintahan baru setingkat distrik, kampung dan kabupaten.
Dampak ini kalau tidak dikelola baik oleh pemerintah lewat sistem regulasi dan politik yang yang
Secara antropologi, proyek ini memberikan ruang yang besar untuk mencerabut sistem nilai adat
suku-suku/marga-marga yang masih menggunakan harmoni hidup dengan alam. Dan kemudian
memaksa mereka untuk bersaing di wilayah pasar, karena akses transportasi dan komunikasi yang
terbuka. Kondisi ini berbahaya sekali dalam konteks mempertahan manajemen pengelolaan bersama
masyarakat adat Papua atas tanah dan kekayaan alam. Sebab titik klimaks yang akan terjadi dengan
kondisi ini adalah nilai-nilai adat sebagai ikatan pemersatu suku dan marga asli akan hilang dan
tergantikan dengan munculnya kepentingan kepentingan sektarian untuk mengobral potensi kekayaan
lebih jauh harus dilihat kembali. Berapa banyak wilayah pemukiman dan pengelolaan milik warga lokal
yang dilewati atau bersentuhan langsung dengannya. Sebab sepertinya jalan ini hanya akan
mendorong tumbuhnya eksploitasi sumberdaya alam skala besar dan kemudian merusak tata ekologi
fungsi hutan karena melewati sebagian besar hutan tanpa pemukiman (8 fungsi hutan). Yang jelas
pemerintah harus mengalokasikan dana yang besar tiap tahun untuk perawatan jalan ketika proyek
ini selesai pembangunannya dan rakyat harus mengeluarkan biaya tinggi, jika mau melakukan
Pada kondisi keterpurukan ekonomi nasional akibat kesalahan negara menggadaikan sumberdaya
alam kepada pihak asing atas nama rakyat dan pembangunan, mestinya proyek ini dalam
pengerjaannya harus dinilai murni ekonomi. Meskipun resikonya pemerintah kesulitan pendanaan.
Indikasi umum di masyarakat bahwa pemerintah akan memberikan kayu tebangan dari proyek ini
kepada kontraktor jalan sebagai salah satu bentuk pembayaran. Jika hal ini benar dan menjadi
kebijakan pemerintah, maka kebijakan model ini harus dianalisa kembali secara serius bersama DPR
Provinsi sebagai pemegang mandat rakyat. Agar nantinya pemerintah tidak mengalami kerugian yang
lebih besar setelah dampak negatif proyek ini bagi rakyat dan alam.
Pemberian tender proyek kepada kontraktor CCCGC, Ltd dari China, pastinya telah dipertimbangkan
secara baik oleh pemda propinsi karena telah secara langsung mengikat pemda pada aturan-aturan
kotrak kerja internasional. Konsekuensinya, dibutuhkan kapasitas manajerial yang lebih baik
(terutama kemampuan negosiasi dagang) dan kemauan politik yang kuat dari pemda untuk
meningkatkan nilai manfaat proyek bagi daerah dan melindungi kekayaan nasional. Dalam konteks
pemanfaatan SDA untuk menjaga pembangunan yang berkelanjutan, keberadaan proyek ini sangat
kontradiktif dengan semangat pemerintah pada waktu menyambut dan paskah konverensi Perubahan
Kemauan pemerintah untuk melakukan pinjam pakai kawasan (tepatnya, alih fungsi kawasan) harus
juga didudukan dalam porsi pembangunan yang sebenarnya. Yaitu konsep pembangunan yang
menjaga keseimbangan antara pemanfaatan jangka panjang dan perlindungan SDA. Tidak semua
kawasan konservasi harus ditabrak begitu saja, tanpa pertimbangan yang baik.
Mesti yang harus dilihat pemerintah adalah, berapa hutan kita yang masih tersisa dan memiliki nilai
startegis jangka panjang, dan hutan mana yang boleh dikonversi untuk tujuan pembangunan saat ini.
Kalau memang kawasan hutan konservasi (hutan lindung dan cagar alam, dsb) menjadi lintasan rute
jalan, pertanyaannya hutan yang mana lagi yang akan dijadikan fungsi pengganti. Oleh karenanya
pemerintah juga harus berpikir, disamping menggagas konsep pembangunan jalan trans Papua, harus
juga mendesain konsep tata ruang dan kelola kawasan hutan dan tanah yang bisa mereduksi
https://deateytomawin.wordpress.com/2009/09/08/jalan-trans-papua-dan-papua-barat/
Pasal 4 Pasal 4
1.Presiden Ripublik Indonesia 1. Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-undang Dasar. menurut Undang-undang Dasar.
2.Dalam melakukan kewajibannya
Presiden dibantu oleh satu orang Wakil 2. dalam melakukan kewajibannya
Presiden. Presiden dibantu oleh satu orang Wakil
Presiden.
Pasal 5 Pasal 5
1.Presiden memegang kekuasaan 1. Presiden berhak mengajukan
membentuk undang-undang dengan rancangan Undang-undang kepada
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. DPR.
2.Presiden menetapkan peraturan 2. Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan pemerintah untuk menjalankan
Undang-undang sebagaimana mestinya. Undang-undang sebagaimana mestinya.
Pasal 6 Pasal 6
1.Presiden adalah orang Indonesia Asli. 1. Calon Presiden dan Calon Wakil
2.Presiden dan Wakil Presiden dipilih Presiden harus seorang warga Negara
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
dengan suara terbanyak. pernah penerima kewarganegaraan lain
karena kehendaknya sendiri, tidak
pernah menghianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasamani
Pasal 7 untuk melaksanakan tugas dan
Presiden dan Wakil Presiden kewajiban sebagai Presiden dan Waklil
memegang jabatannya selama masa Presiden.
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih 2. Syarat-syarat menjadi Presiden dan
kembali. Wakil Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang-undang
Pasal 8 Pasal 7
Jika Presiden mangkat, berhenti atau Presiden dan Wakil Presiden
tidak dapat melakukan kewajiban memegang jabatan selama masa lima
dalam masa jabatnaya, ia diganti oleh tahun dan sesudahnya dapat dipilih
Wakil Presiden sampai habis waktunya. kembali dalam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kali masa jabatan.
Pasal 8
1. Jika Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajiban dalam masa
jabatnaya, ia diganti oleh Wakil
Presiden sampai habis waktunya.
2. Dalam hal terjadi kekosongan Wakil
Presiden selambat-lambat nya dalam
waktu enam puluh hari, Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuh
memilih Wakil Presiden dari dua calon
yang diusulkan Presiden.
3. Jika Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti , diberhentikan atau
Pasal 9 tidak dapat melakukan kewajiban
Sebelum memangku jabatannya, dalam masa jabatnaya bersamaan,
Presiden dan Wakil Presiden pelaksana tugas kepresidenan adalah
bersumpah menurut agama, atau menti Luar Negri, Menteri Dalam
berjanji, dengan sungguh-sungguh di Negeri, Menteri Pertahanan secara
hadapan Majelis Permusyawaratan bersama-sama. Selambat-lambatnya
Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat. tiga puluh hari setelah itu. Majelis
Pasal 10 Permusyawaratan Rakyat
Presiden memegang kekuasaan yang menyelenggarakan sidang untuk
tertinggi atas angkatan Darat, Angkatan memilih Presiden dan Wakil Presiden
Laut dan Angkatan Udara. dari dua pasang calon Presiden dan
Pasal 11 Wakil Presiden yang di usulkan partai
Presiden dengan persetujuan Dewan politik atau gabungan partai politik
Perwakilan Rakyat menyatakan perang, yang peket calon Presiden dan Wakil
membuat perdamaian dan perjanjian Presiden meraih suara terbanyak
denga negara lain. pertama dan kedua dalam pemilihan
sebelumnya, sampai habis masa
jabatanya.
Pasal 9
1. Sebelum memangku jabatannya,
Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama atau berjanji
dengan sungguh-sungguh dihadapan
Pasal 12 Majelis
Presiden menyatakan keadaan bahaya
Syarat dan akibatnya keadaan bahaya Pasal 10
ditetapkan dengan undang-undang. Presiden memegang kekuasaan yang
Pasal 13 tertinggi atas angkatan Darat, Angkatan
1.Presiden mengangkat Duta dan Laut dan Angkatan Udara
Konsul. Pasal 11
2.Presiden menerima duta negara lain. 1. Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian
denga negara lain.
Pasal 14 2. Presiden dalam membuat perjanjian
Presiden memberi grasi, amnesti,abolisi Internasional lainya yang menimbulkan
dan rehabilitasi. akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara dan
Pasal 15 mengharuskan perubahan dan
Presiden memberi gelaran, tanda jasa pembentukan undang-undang harus
dan lain-lain tanda kehormatan. dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Pasal 21 Pasal 22
1. Anggota-anggota Dewan Perwakilan 1.Dalam hal Ikwal kegentingan yang
Rakyat berhak memajukan rancangan memaksa, Presiden berhak menetapkan
undang-undang. peraturan pemerintah sebagai pengganti
undang-undang.
2. Jika rancangan itu, meskipun 2.Peraturan Pemerintah itu harus
disetujui oleh Dewan Perwakilan mendapat persetujuan Dewan
Rakyat, tidak disyahkan oleh Presiden, Perwakilan Rakyat dalam persidangan
maka rancangan tadi tidak boleh yang berikut.
dimajukan lagi dalam persidangan 3.Jika tidak mendapat persetujuan,
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. maka peraturan pemerintah tersebut
harus dicabut.
Pasal 22A
Pasal 22 Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara
1.Dalam hal ihwal kegentingan yang pembentukan undang-undang diatur
memaksa, Presiden berhak menetapkan dengan undang-undang.
peraturan pemerintah pengganti
undang-undang. Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
2. Peraturan pemerintah itu harus dapat dihentikan dari jabatanya, yang
mendapat persetujuan Dewan syarat-syarat dan tata cara diatur dalam
Perwakilan Rakyat dalam persidangan undang-undang.
yang berikut.
BAB VIIA
3. Jika tidak mendapat persetujuan, DEWAN PERWAKILAN DAERAH
maka peraturan pemerintah itu harus Pasal 22C
dicabut. 1. Anggota Dewan perwakilan daerah
dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum.
Pasal 22D
1. Dewan Perwakilan Daerah dapat
mengajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah,
sehubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengolahan
sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainya, serta yang berkaitan
dengan pertimbangan keuangan pusat
dan daerah.
BAB VIIB
PEMILIHAN UMUM
Pasal 22E
1. Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil setiap lima tahun sekali.
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan
dengan undang-undang.
Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara
diatur dengan undang-undang.
Pasal 23D
Negara memiliki bank sentral yang
susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab dan independensinya
diatur dengan undang-undang.
BAB VIIIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pasal 23E
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu badan pemeriksa
keuangan.
Pasal 23F
1. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
dipilih oleh anggota Dewa n Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan dewan perwakilan daerah
dan diresmikan oleh presiden.
2. Pimpinan Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.
Pasal 23G
1. Badan Pemeriksa Keuangan
berkedudukan di ibu kota negara dan
memiliki perwakilan disetiap provinsi.
Pasal 24A
1. Mahkamah Agung berwenang
mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadap
undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
Pasal 24B
1. Komisi Yudisial bersifat mandiri
yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
Pasal 24C
1. Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap
Undang- Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.
Pasal 25
Sjarat-sjarat untuk mendyadi dan untuk
diperhentikan sebagai hakim ditetapkan
dengan undang-undang.
BAB X BAB X
WARGA NEGARA WARGA NEGARA DAN
PENDUDUK
Pasal 26 Pasal 26
1.yang mendyadi warga Negara ialah 1.Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa ndonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang orang-orang bangsa lain yang disahkan
disyahkan dengan undang-undang dengan undang-undang sebagai warga
sebagai warga negara. negara.
2.Syarat-syarat yang mengenai 2.Penduduk ialah waraga negara
kewargaan negara ditetapkan dengan Indonesia dan orang asing yang
undang-undang. bertempat tinggal di Indonesia.
3.Hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang-
Pasal 27 undang.
1.Segala warga negara bersamaan Pasal 27
kedudukannya didalam hukum dan 1.Segala warga negara bersamaan
pemerintahan dan wadjib menjunjung kedudukannya didalam hukum dan
hukum dan pemerintahan itu dengan pemerintahan dan wadjib
tidak ada kecualinya. mendjundjung hukum dan
2.Tiap-tiap warga Negara berhak atas pemerintahan itu dengan tidak ada
pekerjaan dan penghidupan yang layak ketjualinya.
bagi kemanusiaan 2.Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerdyaan dan penghidupan yang
lajak bagi kemanusiaan
Pasal 28( sama ) 3.Setiap warga negara berhak dan wajib
Kemerdekaan berserikat dan ikut serta dalam upaya pembelaan
berkumpul, mengeluarkan pikiran negara.
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya Pasal 28 ( sama )
ditetapkan dengan undang-undang Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang
BAB XA
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
1. Setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.
Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum
yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
Pasal 28E
1.Setiap orang bebas memeluk agama
dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak
kembali.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
Pasal 28G
1. Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda
yang dibawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan
sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Pasal 28I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Pasal 32
1. Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia ditengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan
mesyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai
budayanya.****)
4. Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
Pasal 34 kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
1.Fakir miskin dan anak-anak terlantar berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
dipelihara oleh Negara kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.****)
Pasal 34
1.Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.****)
Pasal 36B
Lagu kebangsaan ialah Indonesia raya
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai
bendera bahasa dan lambing Negara
serta lagu kebangsaan di atur dengan
undang-undang.
BAB XVI BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG- PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
UNDANG DASAR DASAR
Pasal 37 Pasal 37
1.Untuk mengubah Undang-Undang 1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-
Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada Undang Dasar dapat diagendakan
jumlah anggota Majelis dalam sidang Majelis Permusyawaratan
Permusyawaratan rakyat harus hadir. Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
2.Putusan diambil dengan persetujuan kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
sekurang-kurangnya 2/3 daripada Majelis Permusyawaratan Rakyat.****)
djumlah anggota yang hadir.
ATURAN PERALIHAN 2. Setiap usul perubahan pasal-pasal
Pasal 1 Undang-Undang Dasar diajukan secara
Panitia Persiapan Kemerdekaan tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
Indonesia mengatur dan bagian yang diusulkan untuk diubah
menyelenggarakan kepindahan beserta alasannya.****)
pemerintahan kepada Pemerintah
Indonesia. 3. Untuk mengubah pasal-pasal
Pasal II Undang-Undang Dasar,
Segala badan Negara dan peraturan sidang Majelis Permusyawaratan
yang ada masih langsung berlaku Rakyat dihadiri sekurang-kurangnya
selama belum diadakan yang baru 2/3 dari jumlah anggota Majelis
menurut Undang-Undang Dasar ini. Permusyawaratan Rakyat.****)
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil 4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal
Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan Undang-Undang Dasar dilakukan
Kemerdekaan Indonesia. dengan persetujuan sekurang-
Pasal IV kurangnya limapuluh persen ditambah
Sebelum Majelis Permusjawaratan satu anggota dari seluruh anggota
rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis
Dewan Pertimbangan Agung dibentuk Permusyawaratan Rakyat.****)
menurut Undang-Undang ini, segala
kekuasaannya dijalankan oleh Presiden 5. Khusus mengenai bentuk negara
dengan bantuan sebuah Komite Kesatuan Republik Indonesia tidak
Nasional. dapat
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan
yang ada masih tetap berlaku selama
belum
diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini.
ATURAN TAMBAHAN
1.Dalam enam bulan sesudah akhirnya Pasal II
peperangan Asia Timur Raja, Presiden Semua lembaga negara yang ada masih
Indonesia mengatur dan tetap berfungsi sepanjang untuk
menyelenggarakan segala hal yang melaksanakan ketentuan Undang-
ditetapkan dalam Undang-Undang Undang Dasar dan belum diadakan
dasar ini. yang baru menurut Undang- Undang
2.Dalam enam bulan sesudah Majelis Dasar ini.
Permusyawaratan rakyat dibentuk,
Majelis itu bersidang untuk menetapkan Pasal III
Undang-Undang Dasar. Mahkamah Konstitusi dibentuk
selambat-lambatnya pada 17 Agustus
2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung.
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditugasi untuk melakukan peninjauan
terhadap materi dan status hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk
diambil putusan pada sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun 2003.
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan UUD
ini, UUD RI Tahun 1945 Terdiri atas
pembukaan dan psal-pasal perubahan
tersebut diputuskan dalam rapat
paripurna MPR RI ke 6 (lanjutan) tgl 10
Agustus 2002 sidang tahunan MPR RI
dan mulai berlaku pada tgl ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
setelah amandemen (empat kali), ketentuan yang mengatur langsung lembaga
kepresidenan hanya 19 pasal dari 72 pasal (tidak termasuk tiga pasal aturan peralihan dan dua
pasal aturan tambahan), selain itu perubahan yang sangat signifikan adalah dengan dipilihnya
Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (pasal 6A),
sebelumnya dipilih oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara, setelah amandemen mekanisme
pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden yaitu melalui mekanime impeachment; melalui
proses konstitusional melalui Mahkamah Konstitusi dan DPR.
2.Saran
Dengan di amendemen setelah 4 kali berharap bangsa Indonesia lebih memahami UUD
1945 agar tidak ada lagi menyimpangan dan proses pembuatan UUD 1945 harus lebih
memperhatikan hal-hal dari segi teknis dan substansinya serta lebih teliti dalam menyikapi
perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis.
http://lakha702.blogspot.co.id/2014/09/perubahan-uud-1945-sesudah-dan-sebelum.html