Anda di halaman 1dari 21

KOROSI

KOROSI
➢ Diartikan sebagai pencernaan logam oleh
keadaan sekitar yang dapat berupa udara
lembab, bahan kimia, air laut, gas dll. Oleh
korosi, logam berubah ke dalam garamnya,
oksida atau hidroksida.
BENTUK KOROSI :
1. Korosi menyeluruh
Pada korosi menyeluruh logam dicerna pada
seluruh permukaannya.
2. Korosi setempat atau korosi-bopeng
Bentuk korosi ini mencerna logam setempat
sehingga pada umumnya muncul bopeng-bopeng
kecil dalam bahan.
3. Korosi antar garis-hablur
Korosi ini terjadi sepanjang batas-hablur sebagai
akibatnya hablur-hablur terlepas satu sama lain.
Bentuk korosi ini sangat berbahaya karena tidak
tampak dari luar.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KOROSI :
1. pH dan konsentrasi larutan

2. Pengaruh oksigen dan pengoksidasi

3. Pengaruh suhu

4. Pengaruh dari kecepatan (agitasi)

5. Konsentrasi bahan-bahan korosif

6. Galvanic coupling

7. Film

8. Waktu kontak dengan lingkungan korosif

9. Zat pengotor
JENIS-JENIS KOROSI
1. Kerusakan Kavitasi (Cavitation Damage)
Kerusakan material yang disebabkan karena
adanya kavitasi dari cairan di dalam aliran fluida
pada fase antarmuka padat-cair. Terjadinya
gelembung-gelembung udara menyebabkan adanya
kerusakan lapisan film pelindung korosi.
2. Sel Konsentrasi (Concentration Cell)
Sel konsentrasi adalah sel galvanis dimana harga
emf sel disebabkan karena adanya perbedaan di
dalam konsentrasi atau lebih komponen-komponen
pada elektrolit
3. Korosi Erosi
Korosi erosi adalah suatu proses korosi yang
dipercepat oleh kecepatan aliran dari fluida dan
adanya abrasi fluida tersebut yang mengandung
partikel-partikel padatan.
4. Korosi Kelelahan (Corrosion Fatique)
Kerusakan material/logam karena keretakan yang
disebabkan adanya beban siklik dengan kehadiran
lingkungan yang korosif. Suatu material yang
telah mencapai keadaan lelah atau hendak
mencapai kondisi ini dapat dengan mudah
dipengaruhi oelh keadaan lingkungan yang korosif.
5. Fretting Corrosion
Kerusakan secara lokal antar muka pada material
yang berhubungan dipercepat oleh adanya gerakan
berubah secara teratur diantara permukaan yang
menyebabkan terjadinya gesekan (slip).
6. Korosi Galvanis
Korosi yang terjasi karena adanya dua
logam/material yan gbebreda jenis terdapat dalam
satu elektrolit.
7. Perusakan Karena Hidrogen
Perusaka logam secara mekanis karena adanya
hidrogen hasil produk korosi atau lingkungan
sumber hidrogen yang berdifusi ke dalam logam.
8. Korosi Mikrobiologis
Korosi logam yang disebakan oleh bakteri, jamur
dan moulds secara sendiri atau bersamaan dengan
cara langsung atau tidak langsung. Yang
dimaksud denagn cara langsung adalah misalnya
bakteri pemakan besi dan yang tak langsung
misalnya bakteri penghasil sulfat (sulvobrio)
damana asam sulfida atau sulfat kemudian akan
melakukan korosi terhadap logamnya.
9. Korosi Bintik-Bintik/Jamur (Pitting
Corrosion)
Korosi secara lokal dimana proses korosi terbatas
pada satu lokasi dan berusaha menembus keadaan
logam atau material yang bersangkutan.
10. Selective Attack (Leaching)
Proses ekstraksi dari beberapa komponen suatu
logam atau logam alloy dengan meninggalkan
logam sisa dalam alloy sehingga kekuatan
mekaniknya berubah, biasanya larutan
ekstraktornya adalah air.
11. Korosi Pada Temperatur Tinggi
Korosi yang sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer
beberapa campuran gas atau gas tunggal, logam air
dan garam-garam cair pada temperatur yang tinggi.
12. Korosi Tegangan (Stress Corrosion Cracking)
Keretakan atau patahnya suatu material sebelum
tecapainya tegangan optimum (utimate tensile strength)
karena interaksi peristiwa korosi dan tensile stress pada
permukaan baik itu merupakan applied maupun
residual stress. Korosi tegangan ini merupakan
kombinasi antara kondisi mekanis dan peristiwa kimia
yang mempengaruhi keadaan suatu material.
PENCEGAHAN KOROSI
PADUAN

➢ Dapat kita ambil contoh yaitu paduan baja


dimana baja tanpa campuran dapat dilumerkan
besama dengan khrom, nikel atau gabungan dari
padanya.
➢ Dengan penambahan ini, hablur-hablur
memperoleh sifat tertentu yang membuat baja
lebih tahan korosi.
LAPISAN PENUTUP
Non Logam Logam

Minyak dan gemuk Cara Termis


Bitumen Dishkoper
Plastik Diserardisasikan
Email Digalvanisasikan
Fosfat Memberi Pelat Stempel
Oksida
NON LOGAM
1. Minyak dan Gemuk
Melapis dengan lapisan minyak atau lapisan gemuk
dapat dilakukan dengan kuas atau dengan jalan
pencelupan. Akan tetapi kekuatan mekaniknya sangat
kurang. Penggunaannya pada bagian-bagian mesin dan
perkakas tertentu.
2. Bitumen
Bitumen adalah produk minyak bumi. Bitumen dapat
diterapkan dengan kuas, pencelupan dan penuangan.
Lapisan Bitumen tidak kuat dan oleh karena itu sering
diperkokoh dengan lapisan tali goni. Penggunaannya
pada tangki minyak, saluran gas, saluran air, dan
kabel saluran listrik di dalam tanah.
NON LOGAM
3.Plastik
Penerapan lapisan plastik dapat dilakukan dengan
beberapa cara.
Plastik termoplastis dapat dilumerkan, lalu produk
yang harus dilindungi dicelupkan atau dituangkan.
Poliester dapat diterapkan dengan kuas, disiram atau
dengan disemprotkan.
Polieten, PVC, Nilon diterapkan dengan cara sinter-
pusar dimana serbuk plastik yang sangat halus
digerakkan dengan kuat dengan aliran. Ke dalam
kabut serbuk plastik ini dimasukkan produk yang akan
dilindungi yang sebelumnya dipanaskan maka serbuk
plastik akan menempel pada permukaan produk
tersebut.
Penggunaan lapisan plastik adalah pada perkakas, bor,
kran, jepitan untuk akumulator dll.
NON LOGAM
4. Email
Email terdiri dari campuran kwarsa, felspar boraks dan
zat-zat lain. Produk tipis dengan email dan selanjutnya
dipanaskan ke dalam oven. Lapisan email mudah rusak
dan biasa digunakan untuk alat rumah tangga.
5. Fosfat
Produk digantungkan dalam cairan persenyawaan
fosfat yang dilumerkan. Produk yang biasanya berupa
baja diubah menjadi fosfat besi dan di atasnya dapat
melekat fosfat lainnya dari cairan. Cara ini disebut
difosfatkan, diparkerisasikan, diatramentasikan atau
dibonderisasikan. Tetapi cara ini tidak memberi daya
tahan korosi tetap sehingga pada umumnya
dipergunakan sebagai lapisan dasar untuk lapisan cat.
NON LOGAM
6. Oksida
Melalui jalan elektrolitis di atas alumunium dapat
diterapkan suatu lapisan oksida. Produk
alumunium digantung dalam cairan elektrolitis.
Cairan ini pada umumnya adalah suatu lapisan
larutan asam-belerang dalam air. Cara ini kita
sebut menganodisasikan atau mengeloksasikan.
Penggunaannya untuk kontruksi, alat-alat rumah
tangga, pendiang kamar mandi dsb.
LOGAM

1. Cara Termis
Produk dicelupkan ke dalam cairan logam yang
dilumerkan. Logam yang digunakan berupa seng,
timah dan timbel.
2. Diskhoper
Logam yang akan diterapkan dilumerkan dengan
pembakar khusus dan selanjutnya disemprotkan
oleh tekanan nyala api kepada produk yang
dilindungi. Logam yang biasa digunakan adalah
seng, timah, timbel, tembaga, dan alumunium.
Penggunaannya pada kontruksi, pelindung kabel,
dan sebagai penghantar dalam kondensator.
LOGAM

3. Diserardisasikan
Produk dipanaskan bersama dengan serbuk logam
yang akan diterapkan. Logam yang diterapkan
berupa seng, alumunium dan khrom.
Mengserardisasikan pada umumnya pada bagian-
bagian kecil dari baja seperti baut, mur, gelang
dsb.
4. Digalvanisasikan
Produk dilapisi dengan logam dengan jalan
elektrolis. Logam yang dipakai berupa seng,
tembaga, nikel, khrom, kadmium, timah, dan
perak.
LOGAM

5. Memberi Pelat Stempel


Logam pada suhu tinggi dikempa atau dicanai
pada produk. Logam yang dipakai berupa tembaga,
nikel, alumunium dan perak.
PERLINDUNGAN KATODIS
➢ Pemasangan anoda pembantu, yang mengambil
alih korosi atau menghubungkan tegangan
berlawanan sedemikian rupa hingga perbedaan
tegangan ditiadakan.
➢ Penggunaannya pada tangki dalam tanah, tiang
jembatan dsb. Dimana anoda pembantu seperti
magnesium dihubungkan secara listrik oleh
tanah yang lembab sendiri atau dihubungkan
dengan kawat tembaga pada konstruksi yang
harus dilindungi. Oleh karena magnesium
adalah lebih tidak mulia dari baja maka korosi
seakan-akan diambil alih oleh magnesium.

Anda mungkin juga menyukai