Anda di halaman 1dari 4

Pencegahan kemungkinan komplikasi perdarahan karena faktor-faktor sistemik :

1. Anamnesis yang baik dan riwayat penyakit yang lengkap


Kita harus mampu menggali informasi riwayat penyakit pasien yang memiliki
tendensi perdarahan yang meliputi :
bila telah diketahui sebelumnya memiliki tendensi perdarahan
mempunyai kelainan-kelainan sistemik yang berkaitan dengan gangguan
hemostasis (pembekuan darah)
pernah dirawat di RS karena perdarahan
spontaneous bleeding, misalnya haemarthrosis atau menorrhagia dari
penyebab kecil
riwayat keluarga yang menderita salah satu hal yang telah disebutkan di
atas, dihubungkan dengan riwayat penyakit dari pasien itu sendiri
mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti antikoagulan atau aspirin
Penyebab sistemik seperti defisiensi faktor
pembekuan herediter,misalnya von Willebrands syndrome dan
hemofilia
Kita perlu menanyakan apakah pasien pernah diekstraksi sebelumnya, dan
apakah ada riwayat prolonged bleeding (24-48 jam) pasca ekstraksi. Penting untuk
kita ketahui bagaimana penatalaksanaan perdarahan pasca ekstraksi gigi sebelumnya.
Apabila setelah diekstraksi perdarahan langsung berhenti dengan menggigit tampon
atau dengan penjahitan dapat disimpulkan bahwa pasien tidak memiliki penyakit
hemoragik. Tetapi bila pasca ekstraksi gigi pasien sampai dirawat atau bahkan perlu
mendapat transfusi maka kita perlu berhati-hati akan adanya penyakit hemoragik.
Bila ada riwayat perdarahan dalam (deep haemorrhage) didalam otot,
persendian atau kulit dapat kita curigai pasien memiliki defek pembekuan darah
(clotting defect). Adanya tanda dari purpura pada kulit dan mukosa mulut seperti
perdarahan spontan dari gingiva, petechiae.
Apabila riwayat kesehatan menunjukkan kecurigaan pada penyakit tertentu,
sebaiknya menghubungi dokter yang merawat sebelumnya, sebelum melakukan
perawatan. Bermacam-macam tes laboratorium bisa mengkornfirmasikan/
menyingkirkan masalah atau mengidentifikasikan bagian khusus yang menyebabkan
kegagalan mekanisme pembentukan beku darah yang terganggu, perawatan adalah
merupakan kerjasama antara dokter gigi dan dan dokter umum.
Tabel 1 Tes Koagulasi
Jenis Tes Nilai Normal Kegunaan
Waktu Perdarahan 2-7 menit Mengamati fungsi vascular dan
platelet, deteksi penyakit Wilebrand
Hitung Platelet 150.000-400.000/mm3 Deteksi trombositosis, trombositopenia
Waktu Protrombin 12-14 detik Lebih lama berkaitan dengan defisiensi
factor-faktor I,II,V,VII, X. Mungkin
abnormal pada penyakit hati, defisiensi
vitamin K, terapi warfarin sodium
(Coumadin), penggunaan aspirin, dan
anti-radang non-steroid lain.
Paruh waktu 60-70 detik Lebih lama, bila ada defisiensi factor
tromboplastin pembekuan darah kecuali factor VII
hemophilia.

2. Menghindari Pembuluh darah


Pengetahuan mengenai anatomi merupakan jaminan terbaik untuk menghadapi
kejadian yang tidak diharapkan yaitu perdarahan pada arteri atau vena. Region-regio
risiko tinggi adalah palatum dengan a. palatine mayor, vestibulum bukal molar
bawah dengan a. fasialis, margo jalanan dari a. buccalis dan region apical molar
ketiga yang terletak dekat dengan a. alveolaris inferior. Region mandibula anterior
juga merupakan sumber perdarahan karena vaskularisasinya sangat melimpah.
Keadaan patologi kadang-kadang juga mengakibatkan risiko perdarahan, missal;
hemangioma dan malformasi arterovenous adalah yang paling berbahaya. Secara
umum, adanya lesi yang tumbuh dengan cepat adalah potensial berbahaya karena
pertumbuhan tersebut memerlukan banyak suplai darah.
3. Tindakan untuk mengontrol perdarahan
Penanganan awal yang kita lakukan adalah melakukan penekanan langsung
dengan tampon kapas atau kassa pada daerah perdarahan supaya terbentuk bekuan
darah yang stabil. Sering hanya dengan melakukan penekanan, dengan tangan atau
tekanan tidak langsung dengan perban.
Jika ternyata perdarahan belum berhenti, dapat kita lakukan penekanan
dengan tampon yang telah diberi anestetik lokal yang mengandung vasokonstriktor
(adrenalin). Lakukan penekanan atau pasien diminta menggigit tampon selama 10
menit dan periksa kembali apakah perdarahan sudah berhenti. Bila perlu, dapat
ditambahkan pemberian bahan absorbable gelatine sponge dan Surgicel yang
diletakkan di alveolus.
Perdarahan yang sangat deras misalnya pada terpotongnya arteri, maka kita
lakukan klem dengan hemostat lalu lakukan ligasi, yaitu mengikat pembuluh darah
dengan benang atau dengan kauterisasi. Apabila tersedia, dapat digunakan
elektokoagulasi dari pembuluh yang diklem sehingga tidak perlu diikat untuk
perdarahan dari pembuluh darah yang kecil, atau rembesan.
Bila perdarahan dari jaringan keras (seperti arteri inferior dental atau vena), untuk
mengikat pembuluh darah sangat sulit. Tekanan dengan memasukkan ribbon gauze
dengan varnish Whitehead dapat dilakukan untuk mengatasi perdarahan dari jaringan
keras. Perdarahan pada pembuluh darah kecil di jaringan keras dapat diberikan Bone
Wax, dengan kompresi alveolar dengan alat tumpul seperti bchisel atau gauge.

Gambar 2. Penatalaksanaan Bleeding.


Bahan-bahan hemostatik:
Sepon gelatin penyerap (Gelfoam) yang menyerap darah dari aksi kapiler dan
menimbulkan beku darah.
Selulosa yang dioksidasi (Surgicel), yang secara fisik mempercepat
pembentukan bekuan darah.
Hemostat kolagen mikrofibrilar (Avitene, Helistat), yang memicu agregasi
platelet.
Trombin hewan topical (Trombinar, Trombostat) yang membekukan
fibrinogen dengan segera. Jangan melakukan penyuntikan.
Malam tulang (malam tawon) yang diletakkan pada daerah perdarahan di
tulang.

Dafpus:

Scully C. and Cawson, RA. 1998. Medical Problems in Dentistry. 4th ed. London.:
Wright.

Anda mungkin juga menyukai